You are on page 1of 3

The social and economic costs of schizophrenia are disproportionately high relative to its incidence and

prevalence. As pointed out above, estimates by the who and the woeld bank indicate that schizophrenia
accounted for 2,6 percent of the burden of disease in 1990 in the developed countries and for 0,8
percent in the developing countries. The total material cost of schizophrenia is disproportionately high
relative to the population point prevalence of the disease or lifetime morbidity risk. In developed
countries, the direct costs of schizophrenia, incurred bg hospital or community-based treatment,
supervised accommodation, and related services, amount to 1,4 to 2,8 percent of the national health
care expenditure and to up to one fifth of the direct cost aff all mental disorders. Although estimates of
the indirect costs of schizophrenia vary greatly depending on the method of analysis and the underlying
assumptions, those costs are likely to be comparable in scale to the direct costs, considering lost
productivity and employment, the economically devastating long-term impact of the illness on the
patients family other caregivers opportunity costs, the increased mortality of people with
schizophrenia, the costs to the criminal justice system, and other issues related to public concerns about
safety. Estimates based on the epidemiological

Biaya sosial dan ekonomi skizofrenia amat tinggi relatif terhadap insiden dan prevalensi . Sebagaimana
disebutkan di atas , memperkirakan dengan siapa dan bank dunia menunjukkan bahwa skizofrenia
menyumbang 2,6 persen dari beban penyakit pada tahun 1990 di negara-negara maju dan 0,8 persen di
negara-negara berkembang. Biaya total material skizofrenia tidak proporsional relatif tinggi terhadap
prevalensi titik populasi penyakit atau risiko morbiditas seumur hidup . Di negara maju , biaya langsung
skizofrenia , rumah sakit yang dikeluarkan bg atau pengobatan berbasis komunitas , diawasi akomodasi ,
dan jasa terkait , jumlah yang 1,4 sampai 2,8 persen dari pengeluaran kesehatan nasional dan hingga
seperlima dari biaya langsung aff semua gangguan mental . Meskipun perkiraan biaya tidak langsung
skizofrenia sangat bervariasi tergantung pada metode analisis dan asumsi yang mendasari , biaya
tersebut cenderung sebanding dalam skala ke biaya langsung , mengingat kehilangan produktivitas dan
ketenagakerjaan , dampak jangka panjang menghancurkan ekonomi dari penyakit pada keluarga biaya
pengasuh kesempatan pasien lain, peningkatan mortalitas orang dengan skizofrenia , biaya untuk sistem
peradilan pidana , dan isu-isu lain yang berkaitan dengan kekhawatiran publik tentang keselamatan .
Perkiraan didasarkan pada epidemiologi yang

Skizofrenia merupakan suatu sindroma klinis dari berbagai keadaan psikopatologis yang sangat
mengganggu yang melibatkan proses pikir, emosi, persepsi dan tingkah laku. Skizofrenia merupakan
golongan psikosa yang ditandai dengan tidak adanya pemahaman diri (insight) dan
ketidakmampuan menilai realitas (RTA).

Kata skizofrenia pertama kali diidentifikasi pada 1908 oleh ahli psikiatri Swiss, Eugen Bleuer, untuk
mendeskripsikan sekumpulan gangguan mental yang dikarakteristikkan sebagai pikiran (phrenia)
yang pecah (schizo
Istilah skizofrenia pertama kali didefinisikan oleh ahli psikiatri Swiss, Eugen Bleuer yaitu berasal dari
kata phrenia yang artinya pikiran dan schizo yang artinya pecah. Konsep skizofrenia Bleuer
didasarkan pada gambaran sekumpulan gangguan jiwa yang disebut demensia prekoks oleh ahli
psikiatri Jerman, Emil Kraepelin, pada 1896.

Stressor psikososial dapat digolongkan sebagai berikut:
c. Hubungan interpersonal
Adanya konflik antarpribadi merupakan sumber stress bagi seseorang yang bila tidak dapat
diperbaiki maka seseorang akan jatuh sakit.
d. Pekerjaan dan Keuangan
Stress pekerjaan misalnya seseorang yang kehilangan pekerjaan, pensiun, pekerjaan yang terlalu
banyak, pekerjaan tidak cocok, mutasi dan jabatan. Kondisi sosial ekonomi yang tidak sehat
misalnya pendapatan jauh lebih rendah daripada pengeluaran, terlibat hutang, kebangkrutan
usaha, warisan dan lain sebagainya merupakan sumber stress.

e. Lingkungan hidup
Kondisi lingkungan sosial dimana seseorang itu hidup. Stressor lingkungan hidup antara lain
masalah perumahan, pindah tempat tinggal, penggusuran dan hidup dalam lingkungan yang
rawan kriminalitas. Rasa tidak aman dan tidak terlindungi membuat jiwa seseorang tercekam
sehingga mengganggu ketenangan dan ketentraman hidup yang lama-kelamaan daya tahan tubuh
seseorang akan turun dan pada akhirnya akan jatuh sakit.


i. Penyakit fisik atau cidera
Penyakit dapat menjadi sumber stres yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang
terutama penyakit kronis.

j. Faktor keluarga
Sumber stres bagi anak remaja yaitu hubungan kedua orang tua yang kurang baik, orang tua yang
jarang dirumah, komunikasi antara anak dan orang tua tidak baik, perceraian kedua orang tua,
salah satu orang tua menderita gangguan kejiwaan dan orang tua yang pemarah. Permasalahan
yang dihadapi orang tua misalnya tidak memiliki anak, kebanyakan anak, kenakalan anak, anak
sakit dan hubungan yang tidak baik antara anggota keluarga. Permasalahan tersebut diatas bila
tidak dapat diatasi oleh yang bersangkutan maka seseorang akan jatuh sakit.

You might also like