Gambaran perjuangan melawan sang surya Regang ototmu Gambaran jerih payah mencari nafkah Sengatan ,,, matahari ,,, kau tak hiraukan Waktu ,,, demi waktu kau dimakan usia Ragamu yang lusuh Kau tetap gagah Hamparan ladang dan sawah Kau buat menjadi surga Aneka buah dan biji bijian Menjadi berkah kehidupan Keluarga kau nafkahi Dari keringat jerih payahmu Aku menjadi manusia karenamu Ayah ,,,, Aku kagum perjuanganmu Aku hormat suri tuladanmu Ayah ,,,, Aku akan mewariskan semangatmu Aku kan teruskan perjuanganmu
Remuknya Kacaku Sejenak kutertunduk Kembali menatap tanah dan batuan Menyala dengan bayang Dengan apa yang kau katakan Remuk kaca yang berbicara kepadaku yang meyakinkanku Kepadanya aku bercerita dan dia kini telah hancur Pujangga kelam yang karam dibebatuan karang Masuk dengan untai darimu Remuknya kacaku menyiasatkan hati ini tiada harap dan membisu Remuknya kacaku membawah kepastian tiadku dihatimu sedikit Remuknya kacaku menerbangkan angan dan mimpi yang tiada arti Remuknya kacaku memberi kepastia hatimu tiada untuku Tetapi percayalah daku akan salalu ada untuk curahanmu
Aku Terjaga
Aku terjaga dari kantuk malam ini, Menantang kesunyian dengan musik kalbu. Ku lihat langit hanya ada rembulan sendiri, Menatapku seperti orang yang merindu. Oh Tidak, mungkin ini hanya mimpi, Hanya hayalan yang sering kali menipu. Tak ada apapun, yang ada hanya sunyi sepi, Di tepian kota ditemani redupnya lampu.
Aku bosan akan suasana malam ini, Berjalan terus berjalan, mencari sedetik keramaian. Yang ku cari tak satupun ku temui, Yang ada hanya lukisan seniman jalanan. Ku raba dan ku coba untuk memaknai, Sekilas memang tak berarti namun sarat akan pengalaman. Jangan dicela tapi coba dimengerti, Beginilah jalan yang sama namun berbeda tujuan.
Detik demi detik berlalu, Waktu masih akan terus berjalan, Perlahan cahaya mulai mengusir gelap, Pagi pun datang dengan segala keramaiannya.
Maaf
Maaf jika aku bersalah Maaf jika aku membuat mu bersedih. Maaf jika aku tak seperti yang kau pinta Inilah aku apa adanya..
Kini aku bersalah.. Telah sia_siakan prasaan mu. Mungkin maaf ku tak bisa untuk mengobati rasa sakit mu.
Tapiii.. Kan ku coba perbaiki smua keadaan ini. Dengan ketulusan dan kesetiaan. Kan ku serahkan sgala yang aku punya, termsuk rasa syank ku. Kan ku beri cinta ku seutuh nya untuk mu. Samampu dan sebisa ku. Walaupun harus meninggalkan raga ini.
Namun. ijinkan aku untuk terus bersamaMu.. Dan jangan tinggalkan aku, Yang ku mau dirimu ada dan selalu bersama selamaya.
Senja Diguyur Hujan Senja diguyur hujan. Dalam dingin tak bertuan Kau layu dan kaku
Bila siang mulai hilang Kau rabah kelimpungan Dan tak tahu arah tujuan
Dibawah bintang berkilauan Kau tak tahu besar harapan Ditengah sinar benderang Kau tak sampai dihamparan
Terkekang dipikiran, Terbenam dalam perasaan Dan basah dalam kurungan
Begitu langit membiru Kau tak rajut impianmu Hingga api sukma mu Tertutup butiran debu
Entah samapai kapan kau mengerang. Sampai kapan kau maradang Dan tak terikat kekalutan? Senja diguyur hujan Bila tak segera beranjak Mungkin nanti akan besar derasan Rasa Jiwa
ini rasaku rasa yang bisu tak terucap kata rasa yang suci tercipta darimu untukmu rasa yang indah termekar dari kehangatan rasa yang kasih mengalir disela sela dahaga
ini jiwaku jiwa yang tuli tak mau mendenger sesuatu yang buruk tentangmu jiwa yang bodoh hanya menahan semua rasa ini jiwa yang penakut akan kesedihan dan airmatamu serta dukamu jiwa yang tulus mencintai, menyayangi dan mengasihimu jiwa yang fana namun ingin selalu ada dalam setiap suka dukamu
Walau Bertahan Takkan Berarti
Menatap langit tinggi kian menghitam, Yang jauh disana aku merindukan datang Ditepian hati aku dambakan Mati, Dihela nafas aku renungi.
Semua yang takkan pernah abadi Walau bertahan takkan berarti.
Diam ku ini hanya ingin sendiri, Bukan berarti aku tak bermimpi Kais kais awan yang kian mendekati Seperti ingin membawaku pergi.
Desir-desir angin arahkan kaki agar melangkah cepat ku pergi. Aku disini seakan terpatri dalam hidup yang aku jalani.
Kemanakah akhir dari semua ini akankah ku tenggelam dalam ilusi..
Lagi Lagi
Kaki melangkah mata tertuju Pandangan terhenti Pada sosok yang kudamba sangat Wajah itu,, ah aku bertemu Mata itu.. pemiliknya kurindukan Hati bergetar mata berpandangan Dag.. dig.. dug.. ah jantungku meronta Lagi-lagi rasa itu muncul Setelah kucoba tuk lupa Terpendam lama dan muncul Lagi.. Sekarang.. Lagi-lagi aku tak bisa berkata Cinta menggetarkan hati Ah ernyata aku masih cinta Lagi-lagi cinta sama dia Lagi dan lagi dia Aku cinta dia lagi Tepatnya masih cinta
Cerita Tanpa Tokoh
Ada cerita, kisah dan kenangan Tapi milik siapa ? Cerita siapa ? dan kenangan siapa ? Aku tak tau,, hufft ,, entah lah.. Tapi, semuanya ada tanpa tokoh pemainnya Ada cerita entah cerita siapa Ada kisah entah kisah tentang apa ? Ada juga kenangan yang entah siapa yang mengukirnya ? Dan aah,, Aku tak mengerti,, Apa ini ? Eh.. Juga ada cinta, cinta siapa ? Untuk siapa ? Rasa cinta terbang.. Melayang.. tidak di atas awan,, tidak di langit,, juga tidak di bumi,, Kesemuan menjalar ke segala arah Ke semua tempat.. Bingung,, Kenapa ini ? Cerita tanpa tokoh Ah Biarkan sajalah.
Air Mata Kesedihan
Tiap tetes air mata ini Mewakili tiap rasa yang tlah mati Terbelenggu dalam jiwa yang sunyi Tak mampu lagi hatiku ini Tuk membendung air mata yang mengalir Goresan luka hati yang dalam Membuat raga ini menjadi goyah Getaran jiwa ini bagaikan genderang Pikiran terbang dan pergi entah kemana Hanya tersisa raut wajah putus asa Yang dibajiri air mata Detik demi detik Tetes demi tetes Telah terlewati Luka yang tertoreh Lupakanlah ! Aku tak mau kehilangan Air mata yang bening Bagai tetes embun di pagi hari Yang indah berkilau Bagaikan sebuah intan permata
Tugas Bahasa Indonesia KLIPING KUMPULAN PUISI
Oleh. Nama : Tiara Wahyu Nafiri Kelas : XI Akutansi No. : 04