You are on page 1of 11

Ayahku

Kelam hitam kulitmu


Gambaran perjuangan melawan sang surya
Regang ototmu
Gambaran jerih payah mencari nafkah
Sengatan ,,, matahari ,,, kau tak hiraukan
Waktu ,,, demi waktu kau dimakan usia
Ragamu yang lusuh
Kau tetap gagah
Hamparan ladang dan sawah
Kau buat menjadi surga
Aneka buah dan biji bijian
Menjadi berkah kehidupan
Keluarga kau nafkahi
Dari keringat jerih payahmu
Aku menjadi manusia karenamu
Ayah ,,,,
Aku kagum perjuanganmu
Aku hormat suri tuladanmu
Ayah ,,,,
Aku akan mewariskan semangatmu
Aku kan teruskan perjuanganmu

Remuknya Kacaku
Sejenak kutertunduk
Kembali menatap tanah dan batuan
Menyala dengan bayang
Dengan apa yang kau katakan
Remuk kaca yang berbicara kepadaku yang meyakinkanku
Kepadanya aku bercerita dan dia kini telah hancur
Pujangga kelam yang karam dibebatuan karang
Masuk dengan untai darimu
Remuknya kacaku
menyiasatkan hati ini tiada harap dan membisu
Remuknya kacaku
membawah kepastian tiadku dihatimu sedikit
Remuknya kacaku
menerbangkan angan dan mimpi yang tiada arti
Remuknya kacaku
memberi kepastia hatimu tiada untuku
Tetapi percayalah daku akan salalu ada untuk curahanmu








Aku Terjaga

Aku terjaga dari kantuk malam ini,
Menantang kesunyian dengan musik kalbu.
Ku lihat langit hanya ada rembulan sendiri,
Menatapku seperti orang yang merindu.
Oh Tidak, mungkin ini hanya mimpi,
Hanya hayalan yang sering kali menipu.
Tak ada apapun, yang ada hanya sunyi sepi,
Di tepian kota ditemani redupnya lampu.

Aku bosan akan suasana malam ini,
Berjalan terus berjalan, mencari sedetik keramaian.
Yang ku cari tak satupun ku temui,
Yang ada hanya lukisan seniman jalanan.
Ku raba dan ku coba untuk memaknai,
Sekilas memang tak berarti namun sarat akan pengalaman.
Jangan dicela tapi coba dimengerti,
Beginilah jalan yang sama namun berbeda tujuan.

Detik demi detik berlalu,
Waktu masih akan terus berjalan,
Perlahan cahaya mulai mengusir gelap,
Pagi pun datang dengan segala keramaiannya.






Maaf

Maaf jika aku bersalah
Maaf jika aku membuat mu bersedih.
Maaf jika aku tak seperti yang kau pinta
Inilah aku apa adanya..

Kini aku bersalah..
Telah sia_siakan prasaan mu.
Mungkin maaf ku tak bisa untuk mengobati rasa sakit mu.

Tapiii..
Kan ku coba perbaiki smua keadaan ini.
Dengan ketulusan dan kesetiaan.
Kan ku serahkan sgala yang aku punya, termsuk rasa syank ku.
Kan ku beri cinta ku seutuh nya untuk mu.
Samampu dan sebisa ku.
Walaupun harus meninggalkan raga ini.

Namun.
ijinkan aku untuk terus bersamaMu..
Dan jangan tinggalkan aku,
Yang ku mau dirimu ada dan selalu bersama selamaya.







Senja Diguyur Hujan
Senja diguyur hujan.
Dalam dingin tak bertuan
Kau layu dan kaku

Bila siang mulai hilang
Kau rabah kelimpungan
Dan tak tahu arah tujuan

Dibawah bintang berkilauan
Kau tak tahu besar harapan
Ditengah sinar benderang
Kau tak sampai dihamparan

Terkekang dipikiran,
Terbenam dalam perasaan
Dan basah dalam kurungan

Begitu langit membiru
Kau tak rajut impianmu
Hingga api sukma mu
Tertutup butiran debu

Entah samapai kapan kau mengerang.
Sampai kapan kau maradang
Dan tak terikat kekalutan?
Senja diguyur hujan
Bila tak segera beranjak
Mungkin nanti akan besar derasan
Rasa Jiwa

ini rasaku
rasa yang bisu
tak terucap kata
rasa yang suci
tercipta darimu untukmu
rasa yang indah
termekar dari kehangatan
rasa yang kasih
mengalir disela sela dahaga

ini jiwaku
jiwa yang tuli
tak mau mendenger sesuatu yang buruk tentangmu
jiwa yang bodoh
hanya menahan semua rasa ini
jiwa yang penakut
akan kesedihan dan airmatamu serta dukamu
jiwa yang tulus
mencintai, menyayangi dan mengasihimu
jiwa yang fana
namun ingin selalu ada dalam setiap suka dukamu






Walau Bertahan Takkan Berarti

Menatap langit tinggi kian menghitam,
Yang jauh disana aku merindukan datang
Ditepian hati aku dambakan Mati,
Dihela nafas aku renungi.

Semua yang takkan pernah abadi
Walau bertahan takkan berarti.

Diam ku ini hanya ingin sendiri,
Bukan berarti aku tak bermimpi
Kais kais awan yang kian mendekati
Seperti ingin membawaku pergi.

Desir-desir angin arahkan kaki agar melangkah cepat ku pergi.
Aku disini seakan terpatri dalam hidup yang aku jalani.

Kemanakah akhir dari semua ini akankah ku tenggelam dalam ilusi..










Lagi Lagi

Kaki melangkah mata tertuju
Pandangan terhenti
Pada sosok yang kudamba sangat
Wajah itu,, ah aku bertemu
Mata itu.. pemiliknya kurindukan
Hati bergetar mata berpandangan
Dag.. dig.. dug.. ah jantungku meronta
Lagi-lagi rasa itu muncul
Setelah kucoba tuk lupa
Terpendam lama dan muncul
Lagi..
Sekarang..
Lagi-lagi aku tak bisa berkata
Cinta menggetarkan hati
Ah ernyata aku masih cinta
Lagi-lagi cinta sama dia
Lagi dan lagi dia
Aku cinta dia lagi
Tepatnya masih cinta








Cerita Tanpa Tokoh

Ada cerita, kisah dan kenangan
Tapi milik siapa ?
Cerita siapa ? dan kenangan siapa ?
Aku tak tau,,
hufft ,, entah lah..
Tapi, semuanya ada tanpa tokoh pemainnya
Ada cerita entah cerita siapa
Ada kisah entah kisah tentang apa ?
Ada juga kenangan yang entah siapa yang mengukirnya ?
Dan aah,,
Aku tak mengerti,,
Apa ini ?
Eh..
Juga ada cinta, cinta siapa ?
Untuk siapa ?
Rasa cinta terbang..
Melayang.. tidak di atas awan,,
tidak di langit,, juga tidak di bumi,,
Kesemuan menjalar ke segala arah
Ke semua tempat..
Bingung,, Kenapa ini ?
Cerita tanpa tokoh
Ah Biarkan sajalah.

Air Mata Kesedihan

Tiap tetes air mata ini
Mewakili tiap rasa yang tlah mati
Terbelenggu dalam jiwa yang sunyi
Tak mampu lagi hatiku ini
Tuk membendung air mata yang mengalir
Goresan luka hati yang dalam
Membuat raga ini menjadi goyah
Getaran jiwa ini bagaikan genderang
Pikiran terbang dan pergi entah kemana
Hanya tersisa raut wajah putus asa
Yang dibajiri air mata
Detik demi detik
Tetes demi tetes
Telah terlewati
Luka yang tertoreh
Lupakanlah !
Aku tak mau kehilangan
Air mata yang bening
Bagai tetes embun di pagi hari
Yang indah berkilau
Bagaikan sebuah intan permata






Tugas Bahasa Indonesia
KLIPING KUMPULAN PUISI















Oleh.
Nama : Tiara Wahyu Nafiri
Kelas : XI Akutansi
No. : 04



SMK DIAN KARTIKA
SEMARANG

You might also like