Professional Documents
Culture Documents
Sumber : # ! $% $ &
'' ()* ' $+(
"
Koleksi Artikel dari Biasawae Community
Copyleft 2005 biasawae.com
Pendahuluan
Versi pendek dari tulisan ini, terbit di Koran Tempo, 12 September 2003. Ini merupakan memo
perintisan Linux di Indonesia berdasarkan ingatan/ memori/ pengalaman penulis saat bekerja di
Pusat Ilmu Komputer Universitas Indonesia (PUSILKOM UI). Tentu saja kurang akurat, namun
diharapkan dapat memberikan gambaran keadaan Linux pada khususnya, Unix secara umum,
dari era 1980-an hingga awal krisis moneter (krismon) tahun 1997.
Masalah ini mulai teratasi dengan sebuah sistem operasi yang lagi naik daun, yaitu UNIXTM.
Sistem UNIX ini dapat dijalankan pada berbagai jenis komputer. Selain beroperasi pada
komputer mini, UNIX pun dapat dioperasikan pada sebuah generasi komputer "super mikro",
yang berbasis prosesor 32 bit seperti Motorola MC68000. Ya: pada waktu itu, Motorola belum
terkenal sebagai produser Hand Phone!
Sistem berbasis UNIX pertama di Universitas Indonesia (1983) ialah komputer "Dual 83/20"
dengan sistem operasi UNIX versi 7, memori 1 Mbyte, serta disk (8") dengan kapasitas 20
Mbytes. Sistem tersebut tentunya sangat "terbatas" dibandingkan komputer zaman sekarang.
Namun, penelitian dengan memanfaatkan komputer tersebut, menghasilkan puluhan sarjana
S1 UI. Tema penelitian S1 pada saat tersebut berkisar dalam bidang jaringan komputer, seperti
pengembangan email (PESAN), alih berkas (MIKAS), porting UUCP, X.25, LAN ethernet,
network printer server, dan lainnya. Komputer "Dual 83/20" ini, kemudian lebih dikenal dengan
nama "INDOGTW" (Indonesian Gateway), karena pada akhir tahun 1980-an digunakan
"dedicated email" server ke luar negeri. Sistem INDOGTW ini beroperasi non-stop 24 jam
sehari, 7 hari seminggu.
Fungsi riset sistem tersebut di atas, digantikan oleh komputer baru "INDOVAX", yaitu DEC
VAX-11/750 dengan sistem unix 4.X BSD dengan memori 2 Mbytes, serta disk 300 Mbytes.
Pada waktu itu, sanga lazim menamakan satu-satunya VAX pada setiap institusi, dengan
akhiran "VAX". Contohnya: UCBVAX (Universitas Berkley), UNRVAX (Universitas Nevada
Koleksi Artikel dari Biasawae Community
Copyleft 2005 biasawae.com
Reno), DECVAX (DEC), ROSEVAX (Rosemount Inc), MCVAX (Amsterdam). Sistem ini pun
kembali menghasilkan puluhan sarjana S1 UI untuk berbagai penelitian seperti rancangan
VLSI, X.400, dan sejenisnya.
Untuk mewadahi para pengguna dan penggemar UNIX yang mulai berkembang ini, dibentuk
sebuah Kelompok Pengguna Unix (Unix Users Group) yaitu INDONIX. Kelompok yang dimotori
oleh bapak "Didik" Partono Rudiarto (kini pimpinan INIXINDO) ini melakukan pertemuan secara
teratur setiap bulan. Setiap pertemuan ini akan diisi dengan ceramah kiat dan trik UNIX, serta
sebuah diskusi/ tanya-jawab.
Komputer mini -- yang UNIX mau pun yang bukan -- dominan hingga pertengahan tahun 1980-
an. Komputer Personal (PC) masih sangat terbatas, baik kemampuannya, mau pun
populasinya. Bahkan hingga akhir 1980-an, PC masih dapat dikatakan merupakan benda
"langka" dan "mewah". Semenjak pertengahan 1980-an, muncul sistem komputer "super-mikro"
berbasis prosesor Motorola MC68000 dan sistem operasi Unix. Sejalan dengan ini, juga muncul
PC/AT berbasis prosesor Intel 80286 dan 80386 dengan sistem operasi XENIX/SCO UNIX.
Kehadiran prosesor Intel 80286 (lalu 80386) telah mendorong pengembangan sistem operasi
dengan nama "XENIX". Harga sistem yang relatif murah, berakibat kenaikan populasi sistem
Unix yang cukup signifikan di Indonesia. Aplikasi yang populer untuk sistem ini ialah sistem
basis data Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Pada awalnya, setiap sistem operasi Unix dilengkapi dengan kode sumber (source code).
Namun, hal tersebut tidak berlaku untuk negara non-US (terutama non Eropa) akibat regulasi
ekspor US. Sebagai alternatif Prof. Andrew S. Tanenbaum dari VU (Belanda) mengedarkan
sebuah sistem Operasi sederhana dengan nama "MINIX" (Mini Unix). Titik berat arah
pengembangan MINIX ialah sesederhana mungkin agar dapat dipelajari dengan mudah dalam
satu semester. Program Studi Ilmu Komputer Universitas Indonesia, tercatat pernah membeli
source code MINIX dua kali, yaitu versi 1.2 (1987) dan versi 1.5 (1999).
Sebagai penunjang mata kuliah Sistem Operasi, telah hadir MINIX (Mini Unix) yang bahkan
dapat dijalankan pada PC biasa tanpa HardDisk! Namun, MINIX memiliki dua keterbatasan
bawaan. Pertama, dititik-beratkan agar mudah dipelajari untuk keperluan pendidikan.
Akibatnya, dengan sengaja tidak dibuat canggih dan rumit. Kedua, (pada awalnya) MINIX harus
dibeli dengan harga lebih dari USD 100 per paket. Harga ini tidak dapat dikatakan murah
bahkan untuk ukuran kantong mahasiswa di luar negeri. Namun, MINIX telah digunakan di
Koleksi Artikel dari Biasawae Community
Copyleft 2005 biasawae.com
Program Studi Ilmu Komputer Universitas Indonesia FUSILKOM UI, FakUltas ILmu KOMputer
UI) sebagai bagian dari kuliah sistem operasi menjelang akhir tahun 1990an.
Besar kemungkinan, siapa pun pengguna MINIX saat itu (termasuk penulis), pernah memiliki
angan-angan untuk merancang sebuah kernel "idaman" pengganti MINIX yang dapat --
"dioprek", "dipercanggih", dan "didistribusikan" -- secara bebas. Tidak heran, Linus B. Torvalds
mendapat sambutan hangat ketika tahun 1991 mengumumkan kehadiran sebuah kernel
"idaman" melalui buletin USENET News "comp.os.minix". Kernel ini kemudian lebih dikenal
dengan nama Linux. Namun, Linux tidak langsung mendapatkan perhatian di UI.
Era 1990an
Belum jelas, siapa yang pertama kali membawa Linux ke Indonesia. Namun, yang pertama kali
mengumumkan secara publik (melalui milis pau-mikro) ialah Paulus Suryono Adisoemarta dari
Texas, USA, yang secara akrab dipanggil Bung Yono. Ketika 1992, bung Yono berkunjung ke
Indonesia membawa distro SoftLanding System (SLS) dalam beberapa keping disket. Kernel
Linux pada distro tersebut masih revisi 0.9X (alpha testing), dengan kemampuan dukungan
jaringan yang sangat terbatas. Pada awal tahun 1990-an, kisaran harga sebuah ethernet board
ialah USD 500; padahal dengan kinerja yang jauh dibawah board yang sekarang biasa
berharga USD 5.-. Dengan harga semahal itu, dapat dimaklumi, jika masih jarang ada
pengembang LINUX yang berkesempatan untuk mengembangkan driver ethernet.
Perioda 1992-1994 merupakan masa yang vakum. Secara sporadis, terdengar ada yang
mendiskusikan "Linux", namun terbatas pada uji coba. Kernel Linux 1.0 keluar pada tahun
1994. Salah satu distro yang masuk ke Indonesia pada tahun tersebut ialah Slackware (kernel
1.0.8). Distro tersebut cukup lengkap dan stabil sehingga merangsang tumbuhnya sebuah
komunitas GNU/ Linux di lingkungan Universitas Indonesia. Pada umumnya, PC menggunakan
prosesor 386 dan 486, dengan memori antara 4-8 Mbytes, dan hardisk 40 - 100 Mbyte.
Biasanya hardisk tersebut dibuat "dual boot", yaitu dapat dalam mode DOS atau pun Linux.
Slackware menjadi populer dikalangan para mahasiswa UI, karena pada waktu itu merupakan
satu-satunya distribusi yang ada :-). Banyak hal-hal baru yang "dioprek"/ "setup". Umpama:
yang pertama kali men-setup X11R4 Linux di UI ialah Ivan S. Chandra (1994).
Tahun 1994 merupakan tahun penuh berkah. Tiga penyelenggara Internet sekali gus mulai
beroperasi: IPTEKnet, INDOnet, dan RADnet. Pada tahun berikutnya (1995), telah tercatat
Koleksi Artikel dari Biasawae Community
Copyleft 2005 biasawae.com
Kehadiran internet di Indonesia merangsang tumbuhnya sebuah industri baru, yang dimotori
oleh para enterpreneur muda. Mengingat GNU/ Linux merupakan salah satu pendukung dari
Industri baru tersebut, tidak dapat disangkal bahwa ini merupakan faktor yang cukup
menentukan perkembangan GNU/Linux di Indonesia. Selama perioda 1995-1997, GNU/Linux
secara perlahan mulai menyebar ke seluruh pelosok Indonesia. Bahkan krismon 1997 pun tidak
dapat menghentikan penyebaran ini.
Pada tahun 1996, pernah ada sebuah milis linux yang dapat dikatakan kurang begitu sukses.
Anggota dari milis tersebut ialah:
PS: Sekarang mah... saya menggunakan distro bikinan sendiri: DeDe atau De2! Juga, turut
mendukung DeAl atau Debian Alternatif.
Koleksi Artikel dari Biasawae Community
Copyleft 2005 biasawae.com
Referensi:
[KMP000418A] Kompas Online. 2000. Semakin Seru Pertarungan di Ajang Sistem Operasi.
Jakarta, April 18. [WAS: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0004/18/IPTEK/sema07.htm].
URL Terkait
Open Source Software -- Keinginan Mulia dan Kenyataan Dilapangan
Router Sederhana
Linux Indonesia
UICS-55 (1995)
CATATAN: Dokumen ini ditulis pada tahun 1995 yang lalu. Isinya mungkin sudah tidak akurat
lagi.
UICS-55
Pengarang: R.M. Samik-Ibrahim (ibrahim<@>ogah.cs.ui.ac.id)
Organisasi: SARAK - PAU Ilmu Komputer
Menggantikan: -
Ref. Silang: -
Revisi:
Revisi 1.00: Aug 2, 1995: UICS-55
Revisi 0.02: Aug 1, 1995: update
Revisi 0.01: Apr 11, 1995: update
Revisi 0.00: Apr 05, 1995: start RMS
*********
* Linux *
*********
Daftar Isi
A. Abstrak
B. Pendahuluan
C. Sejarah Linux
D. Distribusi dan Perangkat Keras
E. Contoh Penggunaan
F. Penutup
Koleksi Artikel dari Biasawae Community
Copyleft 2005 biasawae.com
G. Pustaka
A. Abstrak
B. Pendahuluan
Sistem operasi UNIX atau turunannya, pada tahun 1980-an, lebih banyak
dikembangkan dengan menggunakan prosesor keluarga Motorola MC68000.
Namun, tercatat juga beberapa sistem berdasarkan prosesor Intel
seperti SCO XENIX, Coherent, XINU, dan Minix.
C. Sejarah Linux
Secara garis besar, Andy menyayangkan dua hal pokok yaitu penggunaan
konsep sistem operasi tahun 1970-an (monolitik) dan orientasi pada
prosesor tertentu. Secara 'ketus' Linus menjawab bahwa unjuk-kerja
kernel menjadi jauh lebih cepat jika monolitik dan menggunakan
kode rakitan (assembler). Jangka waktu pengembangannya pun jauh
lebih cepat. Yang lebih penting ialah program-program yang sudah
ada, mudah di-port ke Linux.
Sejak dikeluarkannya versi 1.0 pada bulan Maret 1994, Linux tidak lagi
dianggap sebagai produk beta test. Berikutnya, versi 1.0.9 (Juni 1994)
dapat dikatakan merupakan versi Linux yang stabil dan lengkap. Pada
versi 1.1.54 (November 1994), telah digunakan sistem "windows"
X11R6 distribusi XFree-86 versi 3.0.
Pada pertengahan April 1995, kernel Linux telah mencapai versi 1.2.4.
Besar kemungkinan, pada saat makalah ini dibaca, telah ada kernel
yang lebih mutakhir lagi.
D.1 Distribusi
atau pun melalui CDROM dari sumber yang sama. Distribusi tersebut
dikemas dalam paket-paket dengan ukuran sekitar 1.4 Mbyte, sehingga
dapat dengan mudah diedarkan melalui disket ukuran 3.5''.
Berikut, daftar sebagian perangkat lunak yang datang dengan distribusi
Slackware:
E. Contoh Penggunaan
E.1. X-terminal
sudah dapat diterapkan pada pada tahun ajaran 1995/1996 yang akan
datang.
Linux tidak memiliki driver stavil untuk high speed serial seperti
V.35, T1, E1, dan seterusnya. Akibatnya, tidak dapat digunakan untuk
router berkinerja tinggi.
Dari sisi perangkat lunak, hingga kini belum ada yang mengembangkan
paket-paket yang "bersahabat" setara "Microsoft Office." Hal ini
menyulitkan masyarakat awam untuk menggunakan Linux.
F. Penutup
Kita bolah memulai dengan menjadi pengguna Linux yang baik. Namun
sebagai bangsa yang besar, tidak mustahil pada suatu saat Indonesia
menjadi salah satu sentra pengembangan Linux yang terkemuka.
Koleksi Artikel dari Biasawae Community
Copyleft 2005 biasawae.com
G. Pustaka
[Jack94] Jackson, I., et. al., Linux Frequently Asked Questions with Answers
(FAQ), ditulis pada newsgroup comp.answers, 13 Juli 1994.