You are on page 1of 52

MATA TENANG Page 1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Mata tenang atau mata putih yaitu tidak adanya pelebaran pembuluh darah
yang dikarenakan radang atau infeksi pada ekstraokuler. Sedangkan
penglihatan menurun adalah berkurangnya penglihatan atau gangguan pada
media penglihatan baik yang terjadi secara mendadak atau perlahan.
Penglihatan turun mendadak tanpa tanda radang ekstraokular dapat
disebabkan oleh beberapa kelainan. Kelainan ini dapat terlihat pada neuritis
optic, ablasio retina, obstruksi vena retina sentral, oklusi arteri retina sentral,
perdarahan badan kaca, amaurosis fugaks, dan koroiditis.
Penglihatan turun perlahan disebabkan beberapa penyakit seperti katarak,
glaucoma, retinopati, dan retinitis pigmentosa.
Untuk mengetahui letak dan kelainan dari penyakit-penyakit tersebut kita
harus memahami anatomi dan fisiologi dari mata.

MATA TENANG Page 2

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Anatomi dan Fisiologi Mata
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang
dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah
lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks
dipergunakan untuk memberikan pengertian visual. Mata manusia sebagai alat
indra penglihatan dapat dipandang sebagai alat optik yang sangat penting bagi
manusia. Struktur dan fungsi mata sangat rumit dan mengagumkan. Secara
konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan
perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang
kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak.

Organ luar
Bulu mata berfungsi menyaring cahaya yang akan diterima.
Alis mata berfungsi menahan keringat agar tidak masuk ke bola mata.
Kelopak mata ( Palpebra) berfungsi untuk menutupi dan melindungi
mata.

Organdalam
Bagian-bagian pada organ mata bekerjasama mengantarkan cahaya dari
sumbernya menuju ke otak untuk dapat dicerna oleh sistem saraf manusia.
Bagian-bagian tersebut adalah:
Kornea
Merupakan jendela paling depan dari mata dimana sinar masuk dan
difokuskan ke dalam pupil . Bentuk kornea cembung dengan sifat yang
transparan dimana kekuatan pembiasan sinar yang masuk 80 % atau 40
dioptri ,dengan indeks bias 1,38.
MATA TENANG Page 3

Kornea memiliki ketebalan 0,5mm dan terdiri dari:
- Epitel, suatu lapisan squamosa anterior yang menebal di perifer
pada limbus dimana lapisan ini bersinambung dengan konjungtiva.
Limbus mengandung sel germinativum atau stem sel.
- Membran Bowman, terletak di bawah membran basal epitel kornea
yang merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma
dan berasal dari bagian depan stroma. Lapisan ini tidak
mempunyai daya regenerasi.
- Stroma, dari serabut kolagen, substansi dasar dan fibroblas yang
menjadi dasar kornea. Bentuk serabut kolagen yang reguler dan
diameternya yang kecil menyebabkan transparansi kornea.
Keratosi merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblas
terletak diantara serat kolagen stroma. Diduga keratosit
membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan
embrio sesudah trauma.
- Membran Descement, merupakan membran aseluler dan
merupakan batas belakang stroma kornea yang dihasilkan sel
endotel dna merupakan membran basalnya. Bersifat sangat elastik
dan berkembang terus seumur hidup , mempunyai tebal 40um.
- Endotel, berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal,
besar 20-40um. Endotel melekat pada membran descement melalui
hemidesmosom dan zonula okluden.
Sklera
Merupakan bagian dinding mata yang berwarna putih. Tebalnya rata- rata
1 milimeter tetapi pada irensi otot, menebal menjadi 3 milimeter.
Pupil dan iris
Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kuantitas
cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan
melebar jika kondisi ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika
kondisi ruangan terang. Lebar pupil dipengaruhi oleh iris di
MATA TENANG Page 4

sekelilingnya.Iris berfungsi sebagai diafragma. Iris inilah terlihat sebagai
bagian yang berwarna pada mata.
Lensa mata
Lensa mata menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya pada retina.
Fungsi lensa mata adalah mengatur fokus cahaya, sehingga cahaya jatuh
tepat pada bintik kuning retina. Untuk melihat objek yang jauh (cahaya
datang dari jauh), lensa mata akan menipis. Sedangkan untuk melihat
objek yang dekat (cahaya datang dari dekat), lensa mata akan menebal.
Retina atau Selaput Jala
Retina merupakan suatu struktur sangat kompleks yang terbagi menjadi 10
bagian, terdiri dari fotoreseptor ( sel batang dan kerucut) dan neuron,
beberapa diantaranya (sel ganglion) bersatu membentuk serabut saraf
optik. Bertanggung jawab untukmengubah cahaya menjadi sinyal listrik.
Retina akan meneruskan rangsangan yang diterimanya berupa bayangan
benda sebagai rangsangan elektrik ke otak sebagai bayangan yang
dikenal. Pada Retina terdapat sel batang sebagai sel pengenal sinar dan sel
kerucut yang mengenal fekuensi sinar. Sel kerucut bertanggung jawab
untuk penglihatan siang hari.
Subgrup dari sel kerucut responsif terhadap panjang gelombang pendek,
menengah, dan panjang ( biru, hijau, merah). Sel-sel ini terkonsentrasi di
fovea yang menjadi pusat penglihatan. Sel batang untuk penglihatan
malam. Sel-sel ini sensitif terhadap cahaya dan tidak memberikan sinyal
informasi panjang gelombang (warna). Sel batang menyusun sebagian
besar fotoreseptor di retina bagian lainnya.
Saraf optik
Saraf penglihatan yang meneruskan rangsangan listrik dari mata ke
korteks visual untuk dikenali bayangannya. Kelainan refraksi dapat
terjadi karena adanya kelainan pada kelengkungan kornea dan lensa,
Indeks bias yang berkurang dan adanya kelainan pada sumbu mata
MATA TENANG Page 5



Palpebra
Palpebra melindungi mata dari cedera dan cahaya yang berlebihan.
Tdd : Palpebra superior dan inferior
Permukaan suferficial ditutupi oleh kulit dan permukaan dalam diliputi
oleh membran mukosa conjunctiva.
Conjunctiva membentuk ruang potensial yaitu saccus conjunctivalis.
sudut lateral fissura palpebra lebih tajam dari medial.
Sudut medial dan bola mata dipisahkan oleh rongga sempit (lacus
lacrimalis) dan terdapat tonjolan kecil ( caruncula lacrimalis)
MATA TENANG Page 6


Lapisan Bola Mata
Mata tertanam pada adiposum orbitae, terdapat 3 lapisan :
Tunika fibrosa :
Bagian posterior yang opak
Sclera
Bagian anterior yang transparan
Cornea
Tunika Vasculosa Pigmentosa :
Choroidea
Corpus Cilliary
Iris dan pupil
Tunika Nervosa : Retina





MATA TENANG Page 7

Otot-otot penggantung bola mata


Vaskularisasi bola mata

Ada 2 sistem vaskularisasi bola mata :
1. Sistem arteri siliar, terdiri dari :
Arteri siliaris anterior (9)
Arteri siliaris posterior brevis (7)
Arteri siliaris longus (4)
MATA TENANG Page 8

2. Sistem arteri Sentralis
Retina (12)

Persarafan


Saraf yang bertangung jawab terhadap mata manusia adalah saraf
optikus (Nervus II). Bagian mata yang mengandung saraf optikus adalah
retina. Saraf optikus adalah kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan
visual dari retina ke otak.


MATA TENANG Page 9


Sedangkan saraf yang menggerakkan otot bola mata adalah saraf
okulomotoris (Nervus III), saraf ini bertanggungjawab terhadap pergerakan
bola mata, membuka kelopak mata, dan mengatur konstraksi pupil mata.


Saraf lainnya yang mempengaruhi fungsi mata adalah saraf lakrimalis
yang merangsang dalam pembentukan air mata oleh kelenjar air mata.
Kelenjar Lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan
menghasilkan air mata yang encer.




MATA TENANG Page 10

Sistem cairan mata - Intraokular



Mata diisi dengan cairan intraokuolar, yang mempertahankan tekanan
yang cukup pada bola mata untuk menjaga distensinya. Cairan ini dibagi dua :
Humor aqueous (anterior lensa), Humor vitreus (posterior lensa & retina).
Humor aqueous berperan sebagai pembawa zat makanan dan oksigen
untuk organ di dalam mata yang tidak berpembuluh darah yaitu lensa dan
kornea, disamping itu juga berguna untuk mengangkut zat buangan hasil
metabolisme pada kedua organ tersebut. Adanya cairan tersebut akan
mempertahankan bentuk mata dan menimbulkan tekanan dalam bola
mata/tekanan intra okuler.







MATA TENANG Page 11

Sirkulasi Aqueous Humor


Fisiologi mata
Gelombang cahaya dari benda yang diamati memasuki mata melalui
lensa mata dan kemudian jatuh ke retina kemudian disalurkan sampai
mencapai otak melalui saraf optik, sehingga mata secara terus menerus
menyesuaikan untuk melihat suatu benda (Suyatno,1995:159). Iris bekeja
sebagai diafragma, mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam
pupil. Pada keadaan gelap pupil membesar dan pada suasana terang pupil
akan mengecil. Mekanisme tersebut berjalan secara otomatis, jadi di luar
kesadaran kita. Pada saat yang sama ajakan saraf yang lainnya masuk lebih
jauh ke dalam otak dan mencapai korteks sehingga memasuki saraf kesadaran.
Sistem yang terdiri dari mata dan alur saraf yang mempunyai peranan penting
dalam melihat di subut alat visual. Mata mengendalikan lebih dari 90 % dari
kegiatan sehari-hari. Dalam hampir semua jabatan visual ini memainkan
peranan yang menentukan. Organ visual ikut bertanggung jawab atas
timbulnya gejala kelelahan umum
MATA TENANG Page 12

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Skenario
Mata Tenang
Seorang laki-laki berusia 56 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan penurunan ketajaman penglihatan. Tidak ada kelainan refraksi, tidak
ada riwayat mata merah dan riwayat trauma pada mata pun disangkal.
3.2 Permasalahan
1) Apa saja penyebab penurunan ketajaman penglihatan ?
a. Gangguan pada media refrakta yaitu kornea, humor aquos, lensa dan
korpus vitreum
b. Refraksi anomali, yaitu miopia, hipermetropia, astigmatisme
c. Gangguan pada sistem saraf
2) Apakah ada hubungan usia dengan keluhan yang dialami pasien?
Pada umur yang lebih dari 40 tahun, kemampuan lensa untuk berakomodasi
menurun dan elastisitas lensa menurun, sehingga melihat dekat bayangan
jatuh dibelakang retina.
3) Apa saja macam-macam kelainan refraksi?
Macam-macam kelainan Refraksi
Mata Myopia
Sering dikatakan rabun jauh, yaitu penurunan ketajaman penglihatan jauh jika
dibanding dengan orang normal. Penyebab myopia adalah sumbu bola mata
yang terlalu panjang atau daya bias lensa mata yang terlalu kuat. Keluhan
yang biasanya dirasakan oleh penderita myopia adalah buram dalam melihat
MATA TENANG Page 13

benda jauh, mata cepat lelah, pusing dan sering berair. Kelainan ini dapat
dikoreksi dengan pemberian kaca minus/ cekung.

Mata Hipermetrop.
Yaitu penderita dengan kelainan ini mengeluh ketajaman penglihatannya
kabur baik jauh maupun dekat. Penyebab Hipermetrop adalah sumbu bola
mata yang terlalu pendek atau daya bias lensa mata yang terlalu lemah.
Keluhan yang biasanya dirasakan oleh penderita hipermetrop adalah buram
dalam melihat benda jauh maupun dekat, mata cepat lelah, pusing dan sering
berair. Kelainan ini dapat dikoreksi dengan lensa plus / cembung. Keadaan ini
banyak timbul pada anak-anak, terutama anak yang lahir prematur, dengan
bertambahnya usia maka terjadi pertumbuhan bola mata sehingga ukuran
koreksi lensanya menurun.

Mata Asigmatisme.
Mata asigmatisme atau sering disebut juga mata cylindris yaitu kelainan
ketajaman penglihatan disebabkan karena penderita tidak dapat melihat sama
jelas pada gambar disatu bidang datar sehingga penderita biasanya merasa
MATA TENANG Page 14

berbayang dalam melihat benda jauh. Hal ini disebabkan karena tidak sama
kelengkungan kornea dan permukaan kornea yang tidak rata. Mata
asigmatisme dapat dikoreksi dengan lensa cylindris.

Kelainan refraksi pada mata astigmatisma


3.3 Penyakit-penyakit mata tenang dengan visus menurun mendadak

1. Neuritis Optik

a. Definisi
Neuritis optik adalah gangguan penglihatan yang disebabkan karena
peradangan pada saraf optik.
Neuritis optik terjadi akibat saraf optik yang merupakan jaras yang
membawa impuls penglihatan ke otak mengalami peradangan serta sarung
mielin yang membungkus saraf tersebut mengalami kerusakkan (proses ini
disebut juga demielinisasi). Terjadinya sangat khas pada salah satu mata
(70%) yang menyebabkan gangguan penglihatan yang cepat dan progresif
tetapi bersifat sementara. Sekitar 30% penderita terjadi pada kedua mata.
Neuritis optik cenderung menyerang dewasa muda dengan usia rata-rata 30-
an. Tujuh puluh lima persen penderita merupakan wanita.
Kerusakkan saraf terjadi pada bagian saraf optik yang letaknya di
belakang bola mata dan disebut juga neuritis retrobulbar serta sering dikaitkan
dengan penyakit sklerosis multipel. Peradangan saraf optik dan edema
(pembengkakan) terjadi akibat tekanan intrakranial pada tempat dimana saraf
masuk ke dalam bola mata. Peradangan di tempat tersebut disebut papilitis.
MATA TENANG Page 15


b. Penyebab dan gejala

Gejala-gejala neuritis optik adalah jika ditemukan satu atau lebih gejala
berikut ini:
- penglihatan kabur
- bintik/bercak buta, terutama pertengahan lapang pandang
- nyeri saat pergerakkan bola mata
- sakit kepala
- buta warna mendadak
- gangguan penglihatan pada malam hari
- gangguan ketajaman penglihatan
Neuritis optik sering diakibatkan oleh penyakit sklerosis multipel. Penyebab
lainnya adalah infeksi virus, jamur, ensefalomielitis, penyakit-penyakit
otoimun atau tumor yang menekan saraf penglihatan atau penyakit-penyakit
pembuluh darah (misalnya radang arteri temporal). Beberapa bahan kimia
beracun seperti metanol dan timah hitam dapat menyebabkan kerusakkan
saraf optik. Kerusakkan saraf optik dapat juga dikarenakan penyalahgunaan
alkohol dan rokok. Neuritis optik dapat juga disebabkan karena gangguan
sistem kekebalan tubuh
c. Diagnosis
Dokter mata akan memeriksa mata penderita dan menentukan
diagnosis neuritis optik. Pemeriksaan mata lengkap termasuk pemeriksaan
ketajaman penglihatan, pemeriksaan buta warna serta pemeriksaan retina dan
MATA TENANG Page 16

diskus optik dengan menggunakan oftalmoskop. Tanda-tanda klinis seperti
gangguan reaksi pupil jelas terlihat selama pemeriksaan mata tetapi pada
beberapa keadaan mata terlihat normal. Riwayat medis penderita dapat
digunakan untuk mengetahui apakah pernah terpapar kontak dengan bahan-
bahan beracun seperti timah hitam yang dapat menyebabkan neuritis optik.
Pemeriksaan lebih lanjut dengan menggunakan MRI (magnetic resonance
imaging) diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Dengan MRI dapat
dibuktikan tanda-tanda sklerosis multipel.

d. Terapi
Pengobatan neuritis optik tergantung pada penyebab yang
mendasarinya. Gangguan penglihatan yang disebabkan infeksi virus akan
membaik sendiri setelah diberikan pengobatan terhadap virus. Neuritis optik
yang disebabkan bahan-bahan beracun dapat diatasi bila sumber-
sumber/kontak dengan racun dihindari.
Pemberian kortikosteroid suntikan yang dilanjutkan dengan
pemberian oral pada penderita neuritis optik akibat sklerosis multipel sangat
cepat memperbaiki penglihatan penderita, tetapi masih diperdebatkan
penggunaanya untuk mencegah kekambuhan. Terapi Percobaan Neuritis
Optik menunjukkan bahwa steroid yang diberikan dengan suntikkan intravena
efektif untuk mengurangi serangan neuritis optik akibat penyakit sklerosis
multipel hingga 2 tahun, tetapi perlu penelitian lebih lanjut. Prednison yang
diberikan secara oral tampaknya dapat meningkatkan serangan berulang
neuritis optik sehingga terapi ini tidak dianjurkan.
e. Prognosis
Gangguan penglihatan yang disebabkan karena neuritis optik
biasanya bersifat sementara. Remisi (penyembuhan) spontan terjadi dalam
dua hingga lima minggu. Saat masa pemulihan, 65% - 80% ketajaman
MATA TENANG Page 17

penglihatan penderita menjadi lebih baik. Prognosis jangka panjang
tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Jika serangan ini ditimbulkan
oleh infeksi virus maka akan mengalami penyembuhan sendiri tanpa
meninggalkan efek samping. Jika neuritis optik dipicu oleh sklerosis
multipel, maka serangan berikutnya harus dihindari. Tigapuluh tiga persen
penderita neuritis optik akan kambuh dalam lima tahun. Tiap kekambuhan
menyebabkan pemulihannya tidak sempurna bahkan memperburuk
penglihatan seseorang. Ada hubungan yang kuat antara neuritis optik dengan
sklerosis multipel. Pada orang yang tidak mengalami sklerosis multipel
maka separuh dari mereka yang mengalami gangguan penglihatan akibat
neuritis optik akan menderita penyakit ini dalam 15 tahun.
f. Pencegahan
Pemeriksaan mata secara teratur untuk menjaga kesehatan mata.
Pengobatan dini terhadap masalah penglihatan dapat mencegah kerusakkan
permanen pada saraf mata.
2. Ablasi Retina
a. Definisi
Ablasio retina adalah suatu keadaan dimana terjadi pelepasan sensoris
retina (sel batang dan kerucut) dari lapisan pigmen retina / RPE.
b. Etiologi
Penyebab penyakit ini antara lain karena faktor usia (insidennya meningkat
pada usia pertengahan atau lebih tua), akibat terdapatnya benda padat keras
yang masuk ke dalam mata atau bersifat herediter (biasanya terjadi pada
individu yang memiliki riwayat penyakit ini dalam keluarga). Penyebab lain
seperti akibat komplikasi diabetes mellitus serta penyakit inflamasi, tumor dan
trauma. Walaupun agak jarang, kondisi ini dapat merupakan penyakit
MATA TENANG Page 18

keturunan yang bahkan dapat terjadi pada bayi dan anak-anak.Ablasio retina
merupakan kelainan yang bersifat darurat dan perlu mendapat tindakan segera.
Karena bila tidak ditangani sedini mungkin dapat menyebabkan gangguan
penglihatan atau kebutaan.
Sebagian besar ablasio retina terjadi karena adanya satu atau lebih robekan
kecil atau lubang pada retina, kadang proses penuaan yang normalpun dapat
menyebabkan retina menjadi tipis dan kurang sehat, sehingga cairan yang
terletak antara lapisan epitel pigmen dan lapisan sel batang dan kerucut lambat
laun meluas ke bawah dan selalu mencari tempat terendah. Makin lama
cairan yang masuk makin banyak, ablasi semakin tinggi, retina akan menjadi
berlipat-lipat dan akhirnya seluruh retina terlepas, kecuali pada ora serrata dan
papil saraf optik.
Bila disebabkan karena penipisan retina atau penyusutan vitreus yang
biasanya terjadi seiring dengan bertambahnya usia atau akibat pertumbuhan
mata abnormal (penglihatan dekat), trauma dan inflamasi maka vitreus akan
terlepas dari retina dan meninggalkan satu atau lebih lubang di retina.
c. Klasifikasi
Dikenal 3 macam bentuk ablasio retina :
1. Ablasio retina regmatogenosa
2. Ablasio retina serosa atau eksudatif
3. Ablasio retina akibat traksi

i. Ablasio Retina Regmatogenosa
Ablasio retina dimana terjadi pemutusan total (suatu regma) di retina
sensorik. Gejala yang biasanya terjadi berupa fotopsia (melihat pijaran
api), melihat benda bergerak, kehilangan lapang pandan g perifer,
penglihatan sentral yang tidak jelas serta metamorfopsia.
MATA TENANG Page 19








Pada funduskopi didapatkan kelainan berupa
- Pigmen pada badan kaca
(tanda Shaffer)
- Retina terangkat berwarna
pucat dengan pembuluh
darah diatasnya
- Robekan retina berwarna
merah
- Retina tampak berwarna
susu, berkilauan, dengan
lipatan undulasi retina
ii. Ablasio Retina Serosa atau Eksudatif
Ablasio retina yang terjadi akibat terdapatnya timbunan cairan serosa atau
eksudat di bawah retina sensorik. Cairan dapat mengikuti hukum gravitasi
yaitu selalu mengikuti tempat terbawah dari mata.
Keluhan seperti berkurangnya lapang pandang dan metamorfopsia dapat
terjadi. Pada fundus okuli didapatkan kelainan seperti gambaran retina
yang halus, tembus cahaya dan menonjol seperti kubah, biasanya tidak
terdapat perdarahan kecuali bila terjadi vaskulopati retinal.
MATA TENANG Page 20


iii. Ablasio Retina Akibat Traksi
Terjadi akibat kontraksi pada korpus vitreus sehingga menarik jaringan
fibrovaskuler proliferatif (jaringan parut) dan retina dibawahnya kearah
anterior menuju dasar korpus vitreus. Penyakit ini terjadi perlahan-lahan
dan progresivitasnya ditentukan oleh proliferasi fibrovaskuler.
Gejala yang terjadi berupa berkurangnya penglihatan sentral dan dapat
menyebabkan kehilangan penglihatan bila tidak diobati.Pada funduskopi
diperoleh gambaran permukaan yang lebih konkaf, halus dan gambaran
pita memancar keluar dari korpus vitreus.

d. Diagnosis
Subjektif antara lain penderita mengeluh kilatan-kilatan cahaya beberapa
hari atau minggu sebelumnya (fotopsia), melihat tirai yang bergerak ke satu
arah, lambat laun tirai semakin turun dan menutup mata (terjadi ablasi total,
persepsi cahaya menjadi 0). pada beberapa kasus mungkin terjadi tanpa
kilatan-kilatan yang nyata tapi penglihatan seolah bergelombang atau berair
atau pada penglihatan pinggir terdapat bayangan hitam.
Objektif dengan oftalmoskop, didapatkan fundus okuli :
MATA TENANG Page 21

- Retina berwarna kehijauan dengan lipatan berwarna putih, tidak
bergelombang, retina yang lepas sedikit berubah warna menjadi abu-abu
seperti awan
- Gambaran koroid kadang masih terlihat (refleks merah)
- Pembuluh darah berwarna lebih gelap, lebih berkelok-kelok, refleks
cahaya (-)

e. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ablasio retina regmatogenosa dibedakan berdasarkan akut
dan kronik. Pada yang akut harus ditangani dalam waktu 24-48 jam dan yang
kronik dalam waktu 1 minggu setelah ditegakkan diagnosis.
Terapi yang dapat diberikan seperti fotokoagulasi laser bila ditemukan
robekan-robekan kecil dengan sedikit atau tanpa lepasnya retina dan cryopexy
yaitu membekukan dinding bagian belakang mata yang terletak di belakang
robekan retina, dapat merangsang pembentukan jaringan parut dan
merekatkan pinggir robekan retina dengan dinding belakang bola mata.
Pilihan lain untuk terapi ablasi retina regmatogenosa seperti prosedur buckling
sclera, retinopexy pneumatic dan tamponade minyak silicon intraocular.
Ablasio retina akibat traksi dapat diterapi dengan metode tamponade
minyak silicon dan pembedahan vitrektomi persplana. Sedangkan ablasio
retina serosa atau eksudatif penanganannya lebih sederhana dan biasanya
membaik spontan dengan penanganan yang sesuai pada kondisi tertentu.






MATA TENANG Page 22

3. Oklusi Arteri Retina Sentral

a. Definisi
Penyumbatan arteri retina sentral dapat disebabkan oleh radang arteri,
thrombus dan embolus pada arteri, spasme pembuluh darah, akibat
terlambatnya pengaliran darah, giant cell arthritis, penyakit kolagen, kelainan
hiperkoagulasi, sifilis dan trauma. Tempat tersumbatnya arteri retina sentral
biasanya di daerah lamina kribrosa. Emboli merupakan penyebab
penyumbatan arteri retina sentral yang paling sering. Emboli dapat berasal
dari perkapuran yang berasdal dari penyakit emboli jantung. Nodus-nodus
reuma, carotid plaque, atau emboli endokarditis.

b. Penyebab
Spasme pembuluh lainnya antara lain pada migren, keracunan alcohol,
tembakau, kina atau timah hitam. Perlambatan aliran pembuluh darah retina
terjadi pada peninggian tekanan intraocular, stenosis aorta atau arteri carotis.
Kelainan ini biasanya terjadi mengenai satu mata, dan terutama mengenai
arteri pada daerah masuknya di lamin kribrosa.
c. Gejala dan gambaran klinis
Pada oklusi retina sentral dimulai dengan penglihatan kabur yang
hilang timbul (amaurosis fugaks) dengan tidak disertai rasa sakit dan
kemudian gelap menetap. Penurunan visus yang mendadak biasanya
disebabkan oleh penyakit-penyakit emboli. Penurunan visus yang merupakan
serangan-serangan yang berulang dapat disebabka oleh penyakit-penyakit
spasme pembuluh atau emboli yang berjalan. Penyumbatan arteri retina
sentral akan menyebabkan keluhan penglihatan tiba-tiba gelap tanpa
terlihatnya kelainan pada mata luar. Pasien akan mengeluh penglihatannya
menurun yang kemudian menetap tanpa adanya rasa sakit. Reaksi pupil
menjadi lemah dengan pupil anisokoria. Pada pemeriksaan funduskopi akan
terlihat seluruh retina berwarna pucat akibat edema dan gangguan nutrisi pada
MATA TENANG Page 23

retina. Terdapat bentuk gambaran sosis pada arteri retina akibat pengisian
arteri yang tidak merata. Sesudah beberapa jam retina akan tampak pucat,
keruh keabu-abuan yang disebabkan edema lapisan dalam retina dan lapisan
sel ganglion. Pada keadaan ini akan erlihat gambaran merah ceri atau cherry
red spod pada macula lutea. Hal ini disebabkan karena tidak adanya lapisan
ganglion di macula, sehingga macula mempertahankan warna aslinya. Lama-
kelamaan papil menjadi pucat dan batasnya kabur.

d. Pengobatan
Pengobatan dini dapat dengan menurunkan tekanan bola mata dengan
mengurut bola mata, dan azetazolamid atau parasentesis bilik mata depan.
Vasodilator pemberian bersama antikoagulan dan diberikan steroid bila
diduga terdapatnya peradangan maka akan diberikan steroid. Pasien dengan
oklusi arteri retina sentral harus secepatnya diberikan O2.

e. Penyulit
Penyulit yang dapat timbul adalah glaucoma neovaskuler tergantung pada
letak dan lamanya terjadinya oklusi maka kadang-kadang visus dapat kembali
normal tapi lapang pandangan menjadi kecil.

4. Kekeruhan dan perdarahan corpus vitreus
Definisi
Kekeruhan badan kaca kadang-kadang terjadi akibat penuaan disertai
degenerasi berupa terjadinya koagulasi protein badan kaca. Hal ini biasanya
disertai dengan pencairan badan kaca bagian belakang. Akibat bagian depan
masih melekat erat maka akan terjadi gerakan-gerakan bergelombang seperti
hujan. Keadaan ini tidak banyak menggangu penglihatan.
Perdarahan pada badan kaca adalah suatu keadaan yang cukup gawat
karena dapat memberikan penyulit yang mengakibatkan kebutaan pada mata.
MATA TENANG Page 24

Perdarahan pada badan kaca dapat terjadi spontan pada diabetes mellitus,
rupture retina, ablasi badan kaca. Kelainan darah dan perdarahan juga dapat
memberikan perdarahan dalam badan kaca. Diabetes mellitus, hipertensi dan
trauma merupakan penyebab utama perdarahan badan kaca. Perdarahan badan
kaca yang disebabkan trauma dapat akibat trauma tumpul atau kontusi
jaringan dan suatu trauma tembus.
Perdarahan badan kaca akan menyebabkan turunnya penglihatan mendadak
lapang pandangan ditutup oleh sesuatu sehingga mengganggu penglihatan
tanpa rasa sakit. Perdarahan dalam badan kaca biasanya cepat sekali
menggumpal. Keadaan ini disebabkan susunan badan kaca disertai
terdapatnya bahan seperti tromboplastin di dalam badan kaca.
Pada pemeriksaan fundus tidak terlihat adanya reflex fundus yang
berwarna merah dan sering memberikan bayangan hitam yang menutup retina.
Perdarahan dalam badan kaca akan menyebar sesudah beberapa minggu,
dimana kemudian sel darah merah dimakan oleh sel lekosit dan sel plasma.
Perdarahan badan kaca pada diabetes mellitus dapat timbul tiba-tiba, yang
biasanya akan jernih dan diabsorpsi setelah beberapa minggu atau bulan,
walaupun demikian keadaan ini merupakan ancaman untuk terjadinya
perdarahan berulang.
Pengobatan berupa istirahat dengan kepala sakit lebih tinggi paling sedikit
selama 3 hari. Bila sedang minum obat maka hentikan obat seperti aspirin,
anti radang nonsteroid, kecuali bila sangat dibutuhkan. Darah dikeluarkan dari
badan kaca bila terdapat bersama ablasi retina atau perdarahan yang lebih
lama dari 6 bulan, dan bila terjadi glaucoma hemolitik.
Penyulit dapat terjadi bila terjadi reaksi proliferasi jaringan (retinitis
proliferans) yang akan mengancam penglihatan. Bila terbentuk jaringan parut
akan terjadi perubahan bentuk badan kaca yang dapat mengakibatkan
terjadinya ablasi retinitis. Retinitis proliferans bersifat ireversibel walaupun
perkembangan pembuluh darah telah berhenti.

MATA TENANG Page 25

5. Retinopati serosa sentral
Retinopati serosa sentral adalah suatu keadaan lepasnya retina dari lapis
pigmen epitel di daerah macula akibat masuknya cairan melalui membrane
bruch dan pigmen epitel yang inkompeten.
Retinopati serosa sentral dapat bersifat residif. Biasanya dijumpai pada
penderita laki-laki berusia antara 20 sampai 50 tahun. Didapatkan pada
perempuan hamil dan pada usia di atas 60 tahun.
Akibat tertimbunnya cairan di bawah macula akan terdapat gangguan
fungsi macula sehingga visus menurun disertai metamorfopsia, hipermetropia
dengan skotoma relative dan positif (kelainan pada uji Amster kisi-kisi).
Penglihatan biasanya diantara 20/20 sampai 20/80. Dengan uji Amster
terdapat penyimpangan garis lurus disertai dengan skotoma. Berkurangnya
fungsi macula terlihat dengan penurunan kemampuan melihat warna.
Pada funduskopi akan terlihat terangkatnya retina dapat sangat kecil dan
dapat seluas diameter papil. Lepasnya retina dari epitel pigmen akibat
masuknya cairan dari subretinal ini dapat dilihat dengan pemeriksaan
angiografi fluoresen.
Biasanya retinopati serosa sentral akan menyembuh setelah kira-kira 8
minggu dengan tidak terdapatnya lagi kebocoran. Pada keadaan ini cairan
subretina akan diserap kembali dan retina akan melekat kembali pada epitel
pigmen tanpa gejala sisa subjektif yang menyolok. Pada macula masih dapat
terlihat gambaran perubahan pada epitel pigmen.
Pengobatan retinopati serosa sentral adalah dengan melihat letak kebocoran
yang kadang-kadang tidak perlu dilakukan segera fotokoagulasi. Bila terjadi
penurunan visus akibat gangguan metabolism macula maka dapat
dipertimbangkan fotokoagulasi. Umumnya kelainan ini menghilang dengan
sendirinya setelah 6 sampai 8 minggu, biasanya akan hilang total setelah 4
sampai 6 bulan.


MATA TENANG Page 26

6. Amaurosis fugaks
Atau buta sekejap satu mata yang berulang. Gelap sementara selama 2
sampai 5 detik yang biasanya mengenai satu mata pada saat serangan dan
normal kembali sesudah beberapa menit dan jam, disertai dengan gangguan
kampus segmental tanpa rasa sakit dan terdapatnya gejala-gejala sisa.
Monocular amaurosis fugaks dapat terjadi akibat hipotensi ortostatik, spasme
pembuluh darah, aritmia, migren retina, anemia arthritis dan koagulopati.
Hilangnya penglihatan ini jarang total dan dapat merupakan gejala dini
obstruksi arteri retina sentral. Amaurosis fugaks merupakan tanda yang paling
sering pada insufisiensi arteri carotis atau terdpatnya emboli pada arteri
oftalmik retina.
Pada amaurosis fugaks biasanya tidak ditemukan kelainan fundus karena
pendeknya serangan. Pada fundus tidak terdapat kelainan dan kadang-kadang
terlihat adanya plak putih atau cerah atau suatu embolus di dalam arteriol.
Beda dengan dengan TIA (trancient iskemik attack) adalah pada TIA dapat
mengenai kedua mata. Diagnosis banding adalah dengan migren, papiledema,
myopia, anemia, polisitemia, hipotensi, dan kelainan darah.
Pengobatan penyakit karotis dengan aspirin 325 mg dan berhenti merokok.
Control diabetes atau hipertensi sebagai penyebab. Pada penyakit jantung
aspirin 325 mg 4x sehari dengan pertimbangan bedah jantung dan control
semua resiko yang berhubungan dengan arteriosklerosis. Biasanya diberi
salisilat dan obat untuk mobilisasi sel darah.

7. Uveitis posterior/koroiditis
Definisi :
Peradangan lapis koroid bola mata yang dapat dalam bentuk :
- Koroiditis anterior, radang koroid perifer
- Koroid areolar, koroiditis bermula di daerah macula lutea dan
menyebar ke perifer
MATA TENANG Page 27

- Koroiditis difusa atau diseminata, bercak peradangan koroid tersebar di
seluruh fundus okuli.
- Koroiditis eksudatif, koroiditis disertai bercak-bercak eksudatif
- Koroiditis juksta papil
Gejala dan gambaran klinis
- Penglihatan kabur terutama bila mengenai daerah sentral macula, bintik
terbang (floater), mata jarang menjadi merah,
- Pada mata akan ditemukan kekeruhan di dalam badan kaca, infiltrate
dalam retina

8. Amblioplia Toksik
Pada keracunan beberapa obat dapat terjadi kebutaan mendadak neuritis
optic toksik dapat terjadi pada keracunan alcohol atau tembakau, timah dan
bahan toksis lainnya. Biasanya terdapat tanda-tanda lapang pandangan yang
berubah-ubah.
Pada uremia dapat terjadi ambliopia uremik dimana penglihatan akan
berkurang. Berkurangnya penglihatan akibat keracunan alcohol
mengakibatkan ambliopia alcohol. Hilangnya penglihatan sentral bilateral,
akibat keracunan metal alcohol dan juga akibat gizi buruk.

3.4 Penyakit-penyakit mata putih dengan visus menurun perlahan
1. Katarak
a. Definisi
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan
penglihatan.



MATA TENANG Page 28










Gambar 2. Lensa yang mengalami katarak
b. Penyebab
1) Penyebab paling banyak adalah akibat proses lanjut usia/ degenerasi,
yang mengakibatkan lensa mata menjadi keras dan keruh. (Katarak
Senilis )
2) Dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok, sinar ultraviolet,
alcohol , kurang vitamin E , radang menahun dalam bola mata ,
polusi asap motor / pabrik karena mengandung timbale
3) Cedera mata , misalnya pukulan keras , tusukan benda ,panas yang
tinggi , bahan kimia yang merusak lensa ( Katarak Traumatik )
4) Peradangan / Infeksi pada saat hamil , penyakit yang diturunkan (
Katarak Kongenital)
5) Penyakit infeksi tertentu dan penyakit metabolik misalnya diabetes
mellitus ( Katarak komplikata )
6) Obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid, klorokuin,
klorpromazin,ergotamine, pilokarpin
c. Patomekanisme
Dengan bertambah lanjut usia seseorang maka nucleus lensa mata akan
menjadi lebih padat dan berkurang kandungan airnya , lensa akan menjadi
MATA TENANG Page 29

keras pada bagian tengahnya (optic zone) sehingga kemampuan
memfokuskan benda berkurang.
Dengan bertambah usia lensa juga mulai berkurang kebeningannya.
(Katarak Senilis). Penderita kencing manis (diabetes mellitus) yang gagal
merawat penyakitnya akan mengakibatkan Kandungan gula dalam darah
menjadikan lensa kurang kenyal dan bisa menimbulkan katarak (Katarak
Komplikata)
d. Gejala Klinis
Katarak berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri disertai
gangguan penglihatan yang muncul secara bertahap.
- Penglihatan kabur dan berkabut
- Fotofobia
- Penglihatan ganda
- Warna manik mata berubah / putih
- Kesulitan melihat di waktu malam
- Sering berganti kacamata
- Perlu penerangan lebih terang untuk membaca
- Seperti ada titik gelap didepan mata
- Melihat dekat jelas ( bersifat sementara )

gambar 3. Perbandingan lensa mata
MATA TENANG Page 30

Gejala Klinis katarak menurut tempat terjadinya sesuai anatomi lensa :
1. Katarak Inti / Nuclear
- Menjadi lebih rabun jauh sehingga mudah melihat dekat ,dan untuk
melihat dekat melepas kaca mata nya.
- Penglihatan mulai bertambah kabur atau lebih menguning , lensa akan
lebih coklat
- Menyetir malam silau dan sukar
2. Katarak Kortikal
- Kekeruhan putih dimulai dari tepi lensa dan berjalan ketengah
sehingga mengganggu penglihatan
- Penglihatan jauh dan dekat terganggu
- Penglihatan merasa silau dan hilangnya penglihatan kontra
3. Katarak Subscapular
- Kekeruhan kecil mulai dibawah kapsul lensa , tepat jalan sinar masuk
- Dapat terlihat pada kedua mata
- Mengganggu saat membaca
- Memberikan keluhan silau dan halo atau warna sekitar sumber
cahaya
-
Mengganggu penglihatan

e. Klasifikasi
1. Katarak kongenitalis
Adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera bayi lahir dan
bayi berusia kurang dari 1 tahun . Katarak kongenitalis bisa merupakan
penyakit keturunan (diwariskan secara autosomal dominan) atau bisa
disebabkan oleh:
- Infeksi kongenital, seperti campak Jerman
- Berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia.
Faktor resiko terjadinya katarak kongenitalis adalah:
- penyakit metabolik yang diturunkan
MATA TENANG Page 31

- riwayat katarak dalam keluarga
- infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan.
Kelainan utama terletak dinukleus lensa atau nukleus embrional
bergantung pada waktu stimulus kataraktogenik atau di kutub anterior
atau posterior lensa. Katarak kongenital dapat berbentuk katarak
lameral atau zonural, katarak polaris posterior (piramidalis
posterior,kutub posterior) polaris anterior (piramidalis anterior , kutub
anterior), katarak inti (katarak nuklearis) dan katarak sutural.
Untuk mengetahui penyebab katarak kongenital perlu dilakukan
pemeriksaan riwayat prenatal infeksi ibu seperti rubela pada kehamilan
trimester pertama dan pemakaian obat selama kehamilan .Bila katarak
disertai dengan uji reduksi pada urine yang positif , mungkin katarak
terjadi akibat galaktosemia. Pada pupil bayi akan terlihat bercak putih
atau leukokoria.
Penatalaksanaan
Tindakan pengobatan pada katarak kongenital adalah operasi :
- Operasi katarak kongenital dilakukan bila refleks fundus tidak tampak
- Biasanya bila katarak bersifat total , operasi dapat dilakukan pada usia
2 bulan atau lebih muda bila telah dapat dilakukan pembiusan.

2. Katarak Juvenil
Katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda , yang mulai
terbentuk pada usia kurang dari 9 bulan , katarak juvenil biasanya
merupakan kelanjutan katarak kongenital.
Penyulit penyulit pada penyakit katarak Juvenil :
1. Katarak Metabolik
- Katarak diabetik dan galaktosemik
- Katarak hipokalsemik
- Katarak defisiensi gizi
- Katarak aminoasiduria
MATA TENANG Page 32

- Penyakit Wilson
- Katarak berhubungan dengan kelainan metabolik lain
2. Otot
Distrofi miotonik ( umur 20 sampai 30 tahun )
3. Katarak traumatik
4. Katarak Komplikata
- Kelainan kongenital dan herediter
- Katarak degeneratif
- Katarak anosik
- Toksik
- Lain lain kelainan kongenital , sindrom tertentu.
- Katarak radiasi.
5. Katarak Senilis
Semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut
Bentuk katarak senilis :
a. Katarak nuklear
Inti lensa dewasa selama hidup bertambah besar dan menjadi sklerotik.
Lama kelamaan inti sel yang mulanya putih kekuning kuningan
menjadi coklat dan kemudian kehitam hitaman ( Katarak brunesen
atau nigra )
b. Katarak kortikal
Pada katarak kortikal terjadi penyerapan air sehingga lensa menjadi
cembung dan terjadi miopisasi akibat perubahan indeks refraksi
cahaya. Pada keadaan ini penderita seakan akan mendapatkan
kekuatan baru untuk melihat dekat pada usia yang bertambah.
c. Katarak Kupuliform
Katarak kupuliform dapat terlihat pada stadium dini katarak kortikal
atau nuklear. Kekeruhan terletak dilapis korteks posterior dan dapat
memberikan gambaran piring. Makin dekat letaknya terhadap kapsul
MATA TENANG Page 33

makin cepat bertambahnya katarak, Katarak ini sering sukar dibedakan
dengan katarak komplikata.
Stadium katarak senilis :
1. Katarak Insipien
Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruju menuju korteks
anterior dan posterior ( katarak kortikal ) , vakuol mulai terlihat di
dalam korteks
Katarak subkapsular posterior, kekeruhan mulai terlihat anterior
subkapsular posterior , celah terbentuk antara serat lensa dan korteks
berisi jaringan degeneratif (benda morgagni). Kekeruhan ini dapat
menimbulkan poliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama
pada semua bagian lensa , bila dilakukan uji bayangan iris akan
positif, pada permulaan hanya tampak bilapupil dilebarkan.





Gambar 6. Katarak insipien
2. Katarak Intumesen







Gambar 7. Katarak intumesen
MATA TENANG Page 34

Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang
degeratif menyerap air.
Masuknya air kedalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi
bengkak dan besar yang akan mendorong iris sehingga bilik mata
menjadi dangkal dibanding dengan keadaan normal. Pencembungan
lensa ini dapat memberikan penyulit glaukoma.
Katarak intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat
dan mengakibatkan miopia lenticular. Pada keadaan ini dapat terjadi
hidrasi korteks sehingga lensa akan mencembung dan daya biasnya
akan bertambah yang akan memberikan miopisasi.
Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa disertai
peregangan jarak lamel serat lensa.

3. Katarak Imatur

gambar 8. Katarak imatur

Katarak belum seluruh lapis lensa,hanya sebagian lensa yang keruh,
akan bertambah volume lensanya akibat meningkatnya tekanan
osmotik bahan lensa yang degeratif, Pada stadium ini terjadi hidrasi
korteks yang mengakibatkan lensa menjadi cembung sehingga
memberikan perubahan indeks refraksi dimana mata akan menjadi
miopi. Kecembungan ini akan mengakibatkan pendorongan iris
MATA TENANG Page 35

kedepan sehingga bilik mata depan akan semakin sempit dan dapat
menimbulkan hambatan pupil sehingga terjadi glaukoma sekunder. Uji
bayangan iris pada keadaan ini positif.
4. Katarak Matur







Gambar 9. Katarak matur
Kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa, kekeruhan ini dapat
terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila proses degenerasi
berjalan terus menerus akan terjadi pengeluaran air bersama sama
hasil desintegrasi melalui kapsul , didalam stadium ini lensa akan
berukuran normal, iris tidak terdorong kedepan dan bilik mata depan
akan mempunyai kedalaman normal kembali. Lensa berwarna putih
keruh akibat perkapuran menyeluruh karena deposit kalsium.Bila
dilakukan uji bayangan iris akan terlihat negatif.
5. Katarak Hipermatur

Gambar 10. Katarak hipermatur
MATA TENANG Page 36

Katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut , lensa menjadi cair
dan dapat keluar melalui kapsul lensa. Masa lensa yang berdegenerasi
keluar dari kapsul lensa sehingga lensa menjadi mengecil , berwarna
kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan
lipatan kapsul lensa, kadang kadang pengerutan berlanjut sehingga
hubungan dengan zonula Zinn menjadi kendor. Bila proses berjalan
terus disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks yang
berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar sehingga korteks akan
memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai nukleus yang
terbenam didalam korteks lensa karena lebih berat (keadaan ini disebut
Katarak Morgagni). Uji bayangan iris memberikan gambaran
pseudopositif.

Perbedaan Stadium Katarak Senilis
Insipien Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan
Lensa
Normal Bertambah Normal Berkurang
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik Mata
Depan
Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut
Bilik Mata
Normal Sempit Normal Terbuka
Shadow
Test
Negatif Positif Negatif Pseudopositif
Penyulit - Glaukoma - Uveitis + Glaukoma

MATA TENANG Page 37

6. Katarak Komplikata







Gambar 11. Katarak komplikata
Merupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti radang, dan proses
degenerasi seperti ablasi retina ,retinitis pigmentosa , glaucoma, pasca bedah
mata, dapat juga disebabkan penyakit system endokrin seperti diabetes
mellitus, hipoparatiroid, galaktosemia dan miotonia distrofi ).
Katarak komplikata memberikan tanda khusus dimana mulai katarak
selamanya didaerah bawah kapsul atau pada lapis korteks, kekeruhan dapat
difus , pungtata ataupun linier, dapat berbentuk rosete,reticulum dan biasanya
terlihat vakuol.
Bentuk katarak komplikata :
a. Kelainan pada polus posterior mata
Terjadi akibat penyakit koroiditis , retinitis pigmentosa , ablasio retina,
kontusio retina dan myopia tinggi yang mengakibatkan kelainan badan
kaca, biasanya kelainan ini berjalan aksial yang biasanya tidak berjalan
cepat didalam nucleus sehingga sering terlihat nucleus lensa tetap jernih.
b. Kelainan pada polus anterior bola mata
Biasanya akibat kelainan kornea berat ,iridosiklitis , kelainan neoplasma
dan glaukoma. Pada iridosiklitis akan mengakibatkan katarak
subskapularis anterior.
Katarak komplikata yang disebabkan Diabetes Mellitus,dapat terjadi dalam 3
bentuk :
MATA TENANG Page 38

a. Pasien dengan dehidrasi berat ,asidosis dan hiperglikemia nyata, pada
lensa akan terlihat kekeruhan berupa garis akibat kapsul lensa
berkerut.Bila dehidrasi lama akan terjadi kekeruhan lensa, kekeruhan
akan hilang bila terjadi rehidrasi dan kadar gula normal kembali.
b. Pasien diabetes juvenil yang tidak terkontrol , dimana terjadi katarak
serentak pada kedua mata dalam 48 jam , bentuk dapat snow flake atau
bentuk piring subkapsular.
c. Katarak pada pasien diabetes dewasa dimana gambaran secra histologik
dan biokimia sama dengan katarak pasien non diabetik.
7. Katarak Traumatik
Paling sering akibat cedera benda asing dilensa atau trauma tumpul terhadap
bola mata.Lensa menjadi putih segera setelah masuknya benda asing karena
lubang pada kapsul lensa menyebabkan humor aqueus dan kadang korpus
vitreus masuk kedalam struktur lensa.
Pasien mengeluh penglihatan kabur secara mendadak. Mata menjadi merah ,
lensa opak dan mungkin terjadi perdarahan intra okular, apabila humor aqueus
dan korpus vitreus keluar dari mata , mata menjadi sangat lunak.
Penatalaksanaan
1. Benda asing yang masuk harus segera dikeluarkan atau setelah
peradangan mereda.
2. Diberikan antibiotik sistemik dan Topikal kortikosteroid topikal untuk
memperkecil terjadinya infeksi dan uveitis
3. Atropin Sulfat 1 % untuk menjaga pupil tetap berdilatasi dan mencegah
pembentukkan sinekia posterior.
2. Glaukoma
a. Definisi
Peningkatan tekanan di dalam mata (intraocular pressure) adalah salah
satu penyebab terjadinya kerusakan syaraf mata (nervus opticus) dan
menunjukkan adanya gangguan dengan cairan di dalam mata yang terlalu
MATA TENANG Page 39

berlebih. Ini bisa disebabkan oleh mata yang memproduksi cairan terlalu
berlebih, cairan tidak mengalir sebagaimana mestinya melalui fasilitas
yang ada untuk keluar dari mata (jaringan trabecular meshwork) atau
sudut yang terbentuk antara kornea dan iris dangkal atau tertutup sehingga
menyumbat/ memblok pengaliran daripada cairan mata.
Sebagian orang yang menderita glaukoma namun masih memiliki
tekanan di dalam bola matanya normal, penyebab dari tipe glaukoma
semacam ini diperkirakan adanya hubungan dengan kekurangan sirkulasi
darah di daerah syaraf/nervus opticus mata. Meski glaukoma lebih sering
terjadi seiring dengan bertambahnya usia, glaukoma dapat terjadi pada
usia berapa saja. Risiko untuk menderita glaukoma diantaranya adalah
riwayat penyakit glaukoma di dalam keluarga (faktor keturunan), suku
bangsa, diabetes, migraine, tidak bisa melihat jauh (penderita myopia),
luka mata, tekanan darah, penggunaan obat-obat golongan cortisone
(steroids).
Tekanan bola mata pada glaukoma tidak berhubungan dengan
tekanan darah. Tekanan bola mata yang tinggi akan mengakibatkan
gangguan pembuluh darah retina sehingga mengganggu metabolisme
retina, yang kemudian di susul dengan kematian saraf mata. Pada
kerusakan serat saraf retina akan mengakibatkan gangguan pada fungsi
retina. Bila proses berjalan terus, maka lama-kelamaan penderita akan
buta total.
b. Etiologi
Penyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intra okular ini,
disebabkan:
1. Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar.
MATA TENANG Page 40

2. Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau
di celah pupil (glaukoma hambatan pupil).
3. Penyakit keturunan.
4. Glaukoma dapat timbul akibat penyakit atau kelainan dalam mata
(glaukoma sekunder).
5. Glaukoma dapat diakibatkan penyakit lain di tubuh.
6. Glaukoma dapat disebabkan efek samping obat.
Glaukoma merupakan penyakit yang tidak dapat dicegah, akan tetapi `
bila diketahui dini dan diobati maka glaukoma dapat diatasi untuk
mencegah kerusakan lanjutnya.
c. Klasifikasi Vaughen untuk glaukoma adalah sebagai berikut:
1. Glaukoma primer.
Glaukoma dengan etiologi tidak pasti, dimana tidak didapatkan kelainan
yang merupakan penyebab glaukoma. Glaukoma ini didapatkan pada
orang yang telah memiliki bakat bawaan glaukoma seperti:
Bakat dapat berupa gangguan fasilitas pengeluaran cairan mata atau
susunan anatomis bilik mata yang menyempit.
Mungkin disebabkan kelainan pertumbuhan pada sudut bilik mata
depan (goniodisgenesis), berupa trabekulodisgenesis, irisdogenesis
dan korneodisgenesis dan yang paling sering berupa trabekulo
disgenesis dan goniodisgenesis.
Glaukoma bersifat bilateral, yang tidak selalu simetris dengan sudut
bilik mata terbuka ataupun tertutup, pengelompokan ini berguna untuk
pelaksanaan dan penelitian.
Glaukoma sudut primer dibagi menjadi dua, yaitu :
Glaukoma primer sudut terbuka (glaukoma kronis)
MATA TENANG Page 41

Glaukoma sudut terbuka primer adalah glaukoma yang penyebabnya
tidak ditemukan dan ditandai dengan sudut bilik mata depan yang
terbuka.
Gambaran klinik:
Berjalan perlahan dan lambat
Sering tidak disadari oleh penderitanya
Glaukoma primer sudut tertutup (sempit)
Glaukoma sudut tertutup adalah glaukoma primer yang ditandai
dengan sudut bilik mata depan yang tertutup, bersifat bilateral dan
herediter.
Sudut sempit dengan hipermetropia dan bilik mata dangkal berbahaya
memakai obat antihistamin dan antispasme.
Pembagian Glaukoma sudut tertutup:
a. Akut
Glaukoma ini terjadi apabila terbentuk iris bombe yang menyebabkan
sumbatan sudut kamera anterior oleh iris perifer dan akibat pergeseran
diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen
posterior mata.
b. Subakut
Ciri-ciri klinis: Nyeri unilateral berulang , Kemerahan
c. Kronik
Ciri-ciri klinis: Peningkatan tekanan intraokular, sinakia anterior
perifer meluas
d. Iris plateau
MATA TENANG Page 42

Iris plateau adalah suatu kelainan yang jarang dijumpai kedalaman
kamera anterior sentral normal tetapi sudut kamera anterior sangat
sempit karena insersi iris secara kongenital terlalu tinggi.
2. Glaukoma sekunder
Glaukoma sekunder merupakan glaukoma yang diketahui penyebab
yang menimbulkannya. Kelainan mata lain dapat menimbulkan
meningkatnya tekanan bola mata. Glaukoma timbul akibat kelainan di
dalam bola mata, yang dapat disebabkan:
- Kelainan lensa, katarak imatur, hipermatur dan dislokasi lensa.
- Kelainan uvea, uveitis anterior.
- Trauma, hifema dan inkarserasi iris.
- Pascabedah,blokade pupil, goniosinekia.
3. Glaukoma kongenital
Glaukoma kongenital, khususnya sebagai glaukoma infantil
(buftalmos), adalah glaukoma akibat penyumbatan pengaliran keluar
cairan mata oleh jaringan sudut bilik mata yang terjadi oleh adanya
kelainan kongenital. Kelainan ini akibat terdapatnya membran
kongenital yang menutupi sudut bilik mata pada saat perkembangan
bola mata, kelainan pembentukan kanal schlemm dan saluran keluar
cairan mata yang tidak sempurna terbentuk.
4. Glaukoma Absolute
Glaukoma absolute merupakan stadium akhir glaukoma, dimana sudah
terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan
fungsi lanjut. Pada glaukoma absolute,kornea terlihat keruh, bilik mata
dangkal, papil atrofi dengan eksvakasi glaukomatosa, mata keras
seperti batu dan dengan rasa sakit. Sering mata dengan buta ini
mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan
MATA TENANG Page 43

penyulit berupa neovaskularisasi pada iris, keadaan ini memberikan
rasa sakit sekali akibat timbulnya glaukoma hemoragik.
d. Patofisiologi
Studi terbaru mendeteksi terhadap antibody seorang pasien dengan
tekanan normal dan unsur pokok glaucoma. Terlihat juga perbedaan yang
sangat signifikan antara riwayat antibody terhadap tekanan normal
penderita glaucoma dan subjek control cairan mata.
Pada glaukoma simpleks ditemukan perjalanan penyakit yang lama
akan tetapi berjalan terus sampai berakhir dengan kebutaan yang disebut
sebagai glaukoma absolute. Karena perjalanan penyakit demikian maka
glaukoma simpleks disebut sebagai maling penglihatan.
e. Gejala klinis
Gejala glaukoma umumnya agak sulit diketahui, karena sering tidak
disadari oleh penderitanya atau dianggap sebagai tanda dari penyakit lain
sehingga kebanyakan penderita datang ke dokter mata dalam keadaan
yang lanjut dan bahkan sudah buta. Selain itu, hal ini diperparah oleh
minimnya pengetahuan penderita dan keluarganya terhadap penyakit
glaukoma.
1. Pada jenis glaukoma akut, penderita akan mengalami nyeri yang sangat
hebat pada mata, sakit kepala, hingga mual muntah. Penglihatan
dirasakan menurun drastis dan mata terlihat merah. Keadaan ini disebut
glaukoma akut yang terjadi akibat peningkatan TIO yang mendadak.
2. Pada jenis glaukoma kronik penderita jarang mengeluhkan mata, karena
umumnya peningkatan tekanan yang terjadi telah berlangsung lama dan
mata penderita telah beradaptasi. Keadaan ini sangat berbahaya, penyakit
berjalan terus sedangkan penderita tidak menyadarinya.
- Sakit kepala ringan
MATA TENANG Page 44

- Hilang penglihatan berangsur-angsur, yamg diawali dengan
penyempitan lapang pandang tepi, Pada akhirnya akan terjadi
penyempitan lapang pandang yang menyebabkan penderita sulit
melihat benda-benda yang terletak di sisi lain ketika penderita melihat
lurus ke depan (disebut penglihatan terowongan).
- Penglihatan menjadi kabur atau berkabut
- halo
- Pada Glaukoma Kongenital :
- Bola mata membesar
- Edema atau kornea keruh akibat endotel kornea sobek
- Bayi tidak tahan sinar matahari
- Mata berair
- Silau
- Menjauhi sinar dengan menyembunyikan mata.
f. Diagnosis
Pada penderita glaukoma ditentukan beberapa gejala tergantung pada
jenis glaukoma tersebut. Penderita sering ditemukan mengalami mual,
muntah, sakit hebat di mata dan di kepala, perasaan mual dengan muntah,
dan bradikardia.
Gambaran klinis yang sering ditemui antara lain:
1. Bradikardia akibat refleks okulo kardiak
2. Mual dan muntah yang kadang-kadang akibat rasa sakit yang berat
terdapat gejala gastrointestinal
3. Sakit hebat di mata dan di kepala karena iris bengkak dan meradang,
papil saraf optik hiperemis
4. Bilik mata depan di dalamnya normal akibat terjadinya pengecilan
lensa pada katarak hipermatur
MATA TENANG Page 45

5. Kelopak mata edem dengan blefarospasme, terlihat injeksi siliar yang
berat, kornea juga terlihat keruh dan pada dataran belakangnya
menempel lensa yang luksasi.
g. Penatalaksanaan
Macam terapi yang dapat diberikan kepada pasien glaukoma :
1. Medication / Obat-obatan:
Pemberian obat-obatan baik berupa tetes mata maupun tablet sebagai
tindakan pengobatan awal bertujuan untuk segera menciptakan
keadaan tekanan bola mata yang normal atau cukup rendah untuk
memelihara agar saraf optik tidak tertekan dan dengan demikian akan
mencegah semakin meluasnya kerusakan lapang pandang.
2. Laser treatment / Tindakan laser
Laser Trabekuloplasty dan Laser Iridotomi adalah suatu cara untuk
membuat agar pengaliran aqueous humor selalu dalam keadaan lancar
sehingga tekanan bola mata selalu dalam batas yang diinginkan.
3. Surgery / Tindakan pembedahan.
Trabekulectomi atau iridektomi, membuat saluran kecil dari bilik mata
belakang tembus ke bilik mata depan dan kesaluran di sudut bilik mata
agar cairan bola mata dapat mengalir secara lancar.
Pemberian terapi menurut jenis glaukoma yang diderita :
1. Glaukoma Sudut Terbuka
Obat tetes mata biasanya bisa mengendalikan glaukoma sudut terbuka.
Obat yang pertama diberikan adalah beta bloker (misalnya timolol,
betaxolol, carteolol, levobunolol atau metipranolol), yang
kemungkinan akan mengurangi pembentukan cairan di dalam mata.
Juga diberikan pilocarpine untuk memperkecil pupil dan meningkatkan
MATA TENANG Page 46

pengaliran cairan dari bilik anterior. Obat lainnya yang juga diberikan
adalah epinephrine, dipivephrine dan carbacol (untuk memperbaiki
pengaliran cairan atau mengurangi pembentukan cairan).
Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek
sampingnya tidak dapat ditolerir oleh penderita, maka dilakukan
pembedahan untuk meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior.
Digunakan sinar laser untuk membuat lubang di dalam iris atau
dilakukan pembedahan untuk memotong sebagian iris (iridotomi).
2. Glaukoma Sudut Tertutup
Minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan
menghentikan serangan glaukoma. Bisa juga diberikan inhibitor
karbonik anhidrase (misalnya acetazolamide). Tetes mata pilocarpine
menyebabkan pupil mengecil sehingga iris tertarik dan membuka
saluran yang tersumbat.
Untuk mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta
blocker.
Setelah suatu serangan, pemberian pilocarpine dan beta blocker serta
inhibitor karbonik anhidrase biasanya terus dilanjutkan.
Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan biasanya
diberikan manitol intravena (melalui pembuluh darah). Terapi laser
untuk membuat lubang pada iris akan membantu mencegah serangan
berikutnya dan seringkali bisa menyembuhkan penyakit secara
permanen. Jika glaukoma tidak dapat diatasi dengan terapi laser,
dilakukan pembedahan untuk membuat lubang pada iris. Jika kedua
mata memiliki saluran yang sempit, maka kedua mata diobati
meskipun serangan hanya terjadi pada salah satu mata.
3. Glaukoma Sekunder.
MATA TENANG Page 47

Pengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya. Jika
penyebabnya adala peradangan, diberikan corticosteroid dan obat
untuk melebarkan pupil. Kadang dilakukan pembedahan.
4. Glaukoma Kongenitalis
Untuk mengatasi glaukoma kongenitalis perlu dilakukan pembedahan.

h. Pencegahan
Pencegahan kebutaan akibat glaukoma:
1. Pada orang yang telah berusia 20 tahun sebaiknya dilakukan pemeriksaan
tekanan bola mata berkala secara teratur setiap 3 tahun.
2. Bila terdapat riwayat adanya glaukoma pada keluarga maka lakukan
pemeriksaan ini setiap tahun.
3. Secara teratur perlu dilakukan pemeriksaan lapang pandangan dan tekanan
mata pada orang yang dicurigai akan timbulnya glaukoma.
4. Sebaiknya diperiksakan tekanan mata, bila mata menjadi merah dengan
sakit kepala yang berat.

3. Retinopati
Merupakan kelainan pada retina yang tidak disebabkan radang.
Kelainan yang berhubungan dengan penurunan penglihatan yang menurun
perlahan seperti retinopati akibat anemia, diabetes mellitus, hipotemsi,
hipertensi, dan retinopati leukemia.
Cotton wool patches merupakan gambaran eksudat pada retina akibat
penyumbatan arteri prepapil sehingga terjadi daerah nonperfusi di dalam
retina.
Terdapat pada hipertensi, retiopati diabetes, penyakit kolagen, anemia,
penyakit Hodgkin dan keracunan monooksida.
MATA TENANG Page 48

a. Retinopati anemia
Pada anemia dapat terlihat perubahan berupa perdarahan dalam dan
superficial, termasuk edem papil. Gejala retina ini diakibatkan anoksia
berat yang terjadi pada anemia. Anoksia akan mengakibatkan infark retina
sehingga tidak jarang ditemukan pula suatu bercak eksudat kapas. Makin
berat anemia akan terjadi kelainan yang makin berat.
b. Retinopati diabetes mellitus
Retinopati diabetes adalah kelainan retina (retinopati) yang ditemukan
pada penderita diabetes mellitus. Retinopati akibat diabetes melitus lama
berupa aneurismata, melebarnya vena, perdarahan dan eksudat lemak.
Retinopati diabetes merupakan penyulit penyakit diabetes yang paling
penting, karena insidennya cukup tinggi yaitu mencapai 40-50% penderita
diabetes dan prognosisnya yang kurang baik terutama bagi penglihatan.
Retinopati merupakan gejala diabetes melitus utama pada mata, diamana
ditemukan pada retina :
- Kerusakan progresif pada retina akibat diabetes menahun
- Kelainan ini bisa terjadi pada penderita diabetes yang mendapatkan
insulin maupun yang tidak
Ada 2 jenis:
- non proliteratif
- proliferatif

Klasifikasi retinopati diabetes:
- Derajat I Terdapat mikroaneurisma dengan atau tanpa eksudat lemak
- Derajat II Terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak
dengan atau tanpa eksudat lemak
MATA TENANG Page 49

- Derajat III Terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak
terdapat neovaskularisasi dan proliferasi
c. Retinopati Hipertensi
- Kelainan retina dan pembuluh darah retina akibat tekanan darah tinggi
- Kelainan pembuluh darah dapat berupa spasme, percabangan pembuluh
darah, fenomena crossing atau sklerose pembuluh darah
Klasifikasi retinopati hipertensi
- Stadium 1 : terdapat penciutan setempat pembuluh darah arteri
- Stadium 2 : penciutan umum pembuluh darah arteri, pembuluh darah
arteri tegang, percabangan tajam dan kecil
- Stadium 3 : lanjutan dari stadium 2 disertai dengan eksudat wol-katun,
perdarahan retina
- Stadium 4 : stadium 3 dengan udem papil, adanya eksudat star figure di
daerah makula lutea

d. Retinopati Leukimia
- Leukimia merupakan neoplasma ganas sel darah putih, yang
penyebabnya tidak diketahui, dan dapat berjalan akut
- Sering terjadi pada usia kurang dari 5 tahun atau diatas usia 50 tahun
- Retinopati ditemukan atau terdapat pada 2/3 penderita leukimia
- Dapat mengenai seluruh jaringan mata
- perdarahan konjungtiva dan corpus viterus
- infiltrasi pada konjungtiva, koroid, sklera, dan fovea makula

e. Retinitis Pigmentosa
- Degenerasi sel epitel retina (sel batang) dan atrofi saraf optik,
menyebar tanpa gejala peradangan
- Bercak dan pita halus yang berwarna hitam
- Berjalan progresif yang onset bermula sejak masa kanak-kanak
MATA TENANG Page 50

- Gejala sukar melihat di malam hari, lapang pandangan menjadi
sempit, penglihatan sentral menurun sampai terjadinya buta warna
- Funduskopi akan terlihat penumpukan pigmen perivaskular di bagian
perifer retina, arteri menciut, sel dalam corpus vitreus, dan papil pucat

















MATA TENANG Page 51

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada pasien di skenario mengeluh ketajaman penglihatannya menurun,
dan mata tenang atau mata putih yaitu tidak adanya pelebaran pembuluh darah
yang dikarenakan radang atau infeksi pada ekstraokuler.
Ada beberapa penyakit yang dapat menyebabkan ketajaman penglihatan
terganggu yaitu penglihatan turun mendadak tanpa tanda radang ekstraokular
dapat disebabkan oleh beberapa kelainan. Kelainan ini dapat terlihat pada
neuritis optic, ablasio retina, obstruksi vena retina sentral, oklusi arteri retina
sentral, perdarahan badan kaca, amaurosis fugaks, dan koroiditis.
Penglihatan turun perlahan disebabkan beberapa penyakit seperti
katarak, glaucoma, retinopati, dan retinitis pigmentosa.










MATA TENANG Page 52


DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Sidarta. 2004. Ilmu Penyakit Mata, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta.

Ilyas, Sidarta. Atlas ilmu penyakit mata, Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto, 2001

Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem Edisi 2.
Jakarta: penerbit buku kedokteran. EGC

Vaughan, D. dan Asbury, T., Alih bahasa Waliban dan Bondan Heriono, dalam
: Oftalmologi Umum, cetakan IV, Widya Media, 1996, hal 168-175.

You might also like