You are on page 1of 19

1

2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Islam merupakan Agama pembawa berkah bagi semua umat manusia. Sebagai umat Islam,
kita ditutut untuk menjalankan lima ketentuan dari rukun Islam. Shalat merupakan suatu rukun
islam yang wajib dilaksanakan setelah mengucapkan dua kalimat shahadat. Selain itu, shalat juga
merakan tiangnya agama.
Dewasa ini ada saja umat Islam yang melalaikan kewajiban tersebut karena tidak mengetahui
apa pentingnya melaksanakan shalat (melalaikannya) dan tidak mengetahui cara-cara dalam
melasanakan shalat.
Untuk itu pada kesempatan kali ini, kami akan membahas Shalat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan shalat ?
2. Apa saja yang termasuk rukun shalat ?
3. Shalat itu dibagi menjadi berapa macam ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan shalat.
2. Untuk mengetahui apa saja yeng termasuk rukun shalat.
3. Untuk mengetahui shalat tiu dibagi menjadi berapa macam.





3

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SHALAT
Shalat adalah ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai
dengan takbir bagi Allah Taala dan disudahi dengan memberi salam.
B. KEDUDUKAN SHALAT DALAM ISLAM
1. Shalat dalam agama Islam merupakan tiang agama. Sesuai dengan sabda Rasulullah saw :


Artinya :
Pokok urusan ialah Islam, sedang tiangnya ialah shalat, dan puncaknya adalah
berjuang di jalan Allah.
2. Ialah ibadat yang mula pertama diwajibkan oleh Allah swt, dimana titah itu disampaikan
langsung oleh-Nya tanpa perantara, dengan berdialog dengan Rasulnya pada malam
miRaj.
3. Shalat adalah wasiat terakhir yang diamanatkan oleh Rasulullah saw kepada umatnya
sewaktu hendak meninggal. Belau bersabda dlam saat-saat ia hendak menghembuskan
nafasnya yang terakhir Jagalah Shalat shalat begitupun hamba sahayamu!
C. HUKUM MENINGGALKAN SHALAT
Meninggalkan shalat secara menyangkal dan menantang adalah kafir dan keuar dari
agama Islam dengan Ijma kaum muslimin. Adapun orang yang meninggalkannya sedang ia
masih beriman dan meyakini keharusannya, hanya ditinggalkan karena lalai atau alfa, bukan
Karena sesuatu halangan yang diakui oleh syara, maka hadits-hadits telah menegaskan bahwa
ia kafir dan wajib dibunuh.
Mengenai hadist-hadist yang menegaskan ini, salah satunya sebagai berikut :
4

Dari Buraida ra


Artinya :
Telah bersabda Rasulullah saw : Janji yang terikat erat antara kami
dengan mereka ialah shalat. Maka barang siapa yang meninggalkannya, berarti
ia telah kafir. (HR. Ahmad dan Ash Habus Sunan).
Akan tetapi ada perbedaan pendapat perihal orang yang meninggalkan shalat, namun
didalam hatinya tetap meyakini akan wajib melakukan shalat. Sebagian ulama berpendapat
bahwa orang tersebut masuk kategori kufr. Kufr disini adalah kufr ashghar (kufr kecil) yang
tidak mengeluarkan pelakunya dari Agama Islam.
D. YANG WAJIB MENEGAKKAN SHALAT
Yang wajib menegakkan shalat lima waktu ialah setiap orang muslim yang telah baligh
dan berakal sehat.

.
Dari Ali ra dari Nabi saw, beliau bersabda, Telah diangkat pena dari tiga
(golongan) : (pertama) dari orang tidur sampai ia terbangun (kedua) dari anak kecil
sampai ihtilam (bermimpi basah) dan (ketiga) dari orang yang gila hingga berakal sehat.
1




1
Abdul Azihim bin Badawi Al-Khalafi, AL-WAJID Ensliklopedi Fiqih Islam dalam Al-Quran dan As-Sunnah As-
Shahihah, (Jakarta: As-Sunnah, 2007), hal. 631 .
5

E. MACAM-MACAM SHALAT
1. Shalat Wajib
Dasar shalat wajib adalah firman Allah :
W-O1g~4 E_OUO- W-O>-474
E_OEEO- W-ONEO-4 E74`
4-ggO- ^j@
Artinya :
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang
yang rukuk

Sedangkan ayat dan hadis yang menjelaskan waktu-waktu shalat adalah sebagai berikut :
=}E:OO *.- 4-gO ]OOO;> 4-g4 4pO):>
^_ N.4 ;E^- O) V4OEOO-
^O-4 =Og=4N4 4-g4 4pNO)_;> ^g
Artinya :
Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan
waktu kamu berada di waktu subuh. Segala puji di langit dan di bumi dan di
waktu kamu berada pada petang hari dan di waktu kamu berada di waktu
Zuhur. (QS ar-Rum: 17-18).
Allah berfirman :
Ep) E_OUO- ;e4^~E O>4N
--gLg`u^- 4l4g 4>O~OE` ^@
Artinya :
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-
orang yang beriman. (QS an-Nisa : 103)
Allah berfirman juga :

g~4 E_OUO- ^O4OC jOOgE+-
LNe4 =}g)` ^1-- _ ^j

6


Artinya :
Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) (QS
Hud : 114)
Adapun penjelasan waktu-waktu kewajiban shalat berdasarkan hadis adalah
sebagai berikut : Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. Bahwa Rasulullah Saw . bersabda :
Jibril membawaku sekitar Baitullah. Kemudian dia shalat dzuhur bersamaku ketika
matahari mulia tergelincir atau ketika sedang panas-panasnya. Kemudian shalat Ashar
bersamaku ketika batang-bayang sesuatu berukuran sama. Kemudian shalat Maghrib
bersamaku ketika orang berpuasa berbuka. Kemudian shalat Isya denganku ketika merah
senja menghilang. Kemudian shalat Shubuh ketika makanan dan minuman diharamkan
bagi orang-orang yang berpuasa. Kemudian Shalat Dzuhur bersamaku ketika bayang-
bayang sesuatu berada di dasarnya saja, kemudian shalat Ashar bersamaku ketika
bayang-bayang sesuatu serupa dua kalinya. Kemudian shalat Maghrib bersamaku ketika
orang yang berpuasa berbuka. Kemudian shalat Isya bersamaku di sepertiga malam
pertama. Kemudian shalat bersamaku lagi ketika langit menguning. Kemudian Jibril
menoleh kepadaku dan berkata, Wahai Muhammad, ini adalah waktu seluruh nabi
sebelummu melaksanakan shalat kepada Allah.Yaitu, diantara dua waktu yang telah ku
jelaskan.
Hadis ini member penjelasan mengenai waktu-waktu shalat. Masih banyak hadis
yang menjelaskan makna tersebut, tetapi tidak mungkin disebutkan semua.
a. Shalat Shubuh
Pertama kali shalat yang diwajibkan kepada Nabi Saw dan di perintahkan untuk
mengerjakannya adalah Shalat Shubuh dan Maghrib. Beliau mengerjakan dua rakaat
diwaktu pagi dan dua rakaat di waktu malam.Hal ini berdasarkan pada firman Allah SWT
Dan bertasbihlah memuji tuhan mu di waktu petang dan pagi Q.S Ghafir:55. Sampai
kemudian beliau melakukan perjalanan kelangit di malam isra miraj lalu di wajibkan
shalat lima waktu kepada nabi kita.Sholat subuh pertama kali di perintahkan kemudian di
susun shalat dzhur.
2



2
Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, Fikih Shalat, (al-Miskyat, 2007),cet 1, hal. 12.
7


Keterangan Waktu Shalat Subuh
Sholat subuh di mulai dengan munculnya fajar kedua yanag tunjukan dengan
cahaya benderang di ujung langit timur dan perlahan-lahan lenyank mulai dari barat dari
pangkalnya,kemudian matahari mulai naik dan terlihat cakrawala,lalu cahayanya tersebar
di puncak-puncak gunumg dan hamparan padang pasir.Sedangkan waktu terakhirnya
adalah kekuningan cahaya yang menyenangkan setelah tampak matahari.Waktu di antara
keduanya sangat luas.
3

Sholat subuh lebih utama bila dilakukan di penghujung malam,berbeda dengan
pendapat Abu Hanifah yang menyatakan bahwa utama di laksanakannya ketika langit
sedang menguning.Kami berpendapat demikian berdasarkan hadis riwayat Aisyah
raKami adalah kelompok wanita di zaman Nabi SAW yang keluar untuk melaksanakan
sholat subuh bersama beliau.Kemudian kami kembali sambil bertudung dengan baju
kami sehingga tidak saling mengenal,karena gelapnya malam.(H.R Ahmad dan Nasai)
Fajar pertama tidak menjadi pembahasan terdampak,karena tidak terdampak pada haram
wajibnya sesuatu.Sebagai mana diriwayatkan dari ibnu Abas RA:Fajar terdiri dari dua.
Yang menghalalkan shalat dan mengharamkan makan dan minum adalah saat dia
menebar di puncak-puncak gunung. Fajar yang berpendal dilangit tidak bermakna apa-
apa,tidak menghalalkan dan tidak mengharamkan,sedangkan yang menyebar di puncak-
puncak gunung itulah yang mengharamkan.
b. Shalat Dzhur
Waktu sholat dzuhur di mulai ketika matahari mulai bergeser dan di akhiri ketika
bayangan segala sesuatu seukuran dengan sesuatu itu sendiri. Sholat dzuhur paling utama
di lakukan dengan segera kecuali jika cuaca terlalu panas dimana hendaknya menunggu
sedikit sejuk jika ingin keluar sholat berjamaah. Berdasarkan pada hadis Nabi SAW
tunggulah dingin disaat menunaikan sholat dzuhur,karena panas yang berlebihan
merupakan muntahan dari neraka jahanam.(H.R Bukhari an-Nasai Ibnu majah dan
Ahmad).
4


3
Ibid,hal 12-13
4
Ibid, hal 14
8

Penjelasan tentang bergesernya matahari berarti bila matahari masih di atas kepala
belum bergeser. Apabila sudah begeser, walaupun hanya sedikit,saat itu sudah masuk
waktu shalat dzhur. Sementara bila bayngan sesuatu seperti benda itu sendiri berarti akhir
dari sholat dzuhur dan awal shalat ashar.
5

c. Shalat Ashar
6

Waktu shalat ashar berakhir jika bayangan memanjang dua kali lipat,sedangkan
waktu darurat adalah sebelum matahari tenggelam. Kami telah menyebutkanya dan
paling waktu utama adalah menyegerakannya.
d. Shalat Maghrib
Adapun waktu shalat maghrib ketika matahri telah tenggelam,yaitu saat matahari
tenggelam atau tidak terlihat oleh pandangan mata. Pada saat itu berarti telah masuk
waku maghrib. Shalat maghrib mempunyai dua waktu : pertama ketika matahari
tenggelam dan yang kedua lenyapnya sinar lembayung senja yang merah.
7

e. Shalat Isya
Waktu shalat mempunyai dua nama : pertama atngamah dan yang kedua isya
terakhir.Nabi SAW bersabda orang-orang ajal menyalahkan mengalahkan kalian dan
member nama shalat ini dengan sebutan atngamah.(H.R Mulim,Abu Dawud dan Ahmad)
Waktu paling utama adalah mengakhirkannya di akhir waktu,yaitu sepertiga malam atau
separuh dri pertama,sebagai mana telah kami sebutkan.Lebih utama lagi bila sholat ketika
cahaya putih yang ada di barat telah menghilang dan tempatnya berubah gelap.Itulah
syafaq pertama.Maka,waktu yang tepat adalah mengakhirkannya sampai seper empat
malam,seper tiga,atau setengahnya.
8

2. Shalat Tathawwu/Shalat Sunnah.
a. Keutamaan Shalat Tathawwu.


5
Ibid, hal 15
6
Ibid, hal 22
7
Ibid, hal 22
8
Ibid, hal 23
9



Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi saw bersabda, sesungguhnya amalan yang
pertama kali dihisap pada hari kiamat (kelak) adalah sholatnya, jika shalatnya sempurna,
maka sungguh ia bahagia dan berhasil; namun jika shalatnya tidak benar, maka sungguh
ia menyesal dan rugi; jika amalan fardunya kurang, maka Rabb Tabarakta wa Taala
berfirman, Lihatlat adakah hamba-Ku (ini) memiliki amalan sunnah! Kemudian ia
lengkapi amalan fardunya dengannya, kemudian diperlakukan seperti itu seluruh
amalannya. (Shahih: Sahhih Nasai no:451 dan 452, Tirmidzi I: 258 no: 411 dan Nasai I:
232)
b. Dianjurkan Dilaksanakan di Rumah


Dari Jibril r.a. Bahwa Rasulullah bersabda, Apabila seseorang diantara kamu
selesai melaksanakan shalat di masjidnya, maka kerjakanlah sebagian dari
shalatnya (yaitu shalat sunnah) di rumahnya; karena sesungguhnya Allah
menjadikan sebagian shalatnya sebagai cahaya rumahnya.(Shahih Mukhtashashar
Muslim no: 375 dan Muslim I: 293 no: 778).
9

c. Klasifikasi Shalat Tathawwu Shalat Sunnah
Secara garis besar shalat Tathawwu terbagi menjadi dua; pertama shalat Tathawwu
muthlaqah (tidak terikat) dan kedua muqayyadah (terikat).
Shalat Tathawwu muqayyadah ialah shalat sunnah yang dikenakan dengan sebutan sholat
sunnah rawarib, baik yang qabliah maupun yang badiyah. Terbagi menjadi dua, yaitu
muakkadah ( yang sangat ditekankan), dan ghairu muakkadah ( tidak ditekankan).
1) Shalat sunnah rawatib muakkadah terdiri atas sepuluh rakaat. Penjelasannya adalah
sebagai berikut :

9
Abdul Azihim bin Badawi Al-Khalafi, op.cit., hal. 226.
10

a) Dua rakaat sebelum zhuhur. Menurut sekelompok ulama adalah empat rakaat
sebelum zhuhur. Maka, menurut mereka total shalat rawatib adalah dua belas rakaat.
b) Dua rakaat setelah zhuhur.
c) Dua rakaat setelah maghrib.
d) Dua rakaat setelah isya.
e) Dua rakaat selelum shalat subuh setelah terbit fajar.
Dalil yang menjalaskan shalat sunnah rawatib seperti rincian tersebut adalah hadits Ibnu Umar
Radhiallahu anhuma, ia berkata,

.
Aku menjaga dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sepupuh rakaat.
Dua rakaat sebelum zhuhur, dua rakaat setelahnya, dua rakaat selelah maghrib
di rumahnya, dua rakaat setelah isya di rumanya, dan dua rakaat sebelum subuh.
Itulah waktu waktu yang tidak bisa menghadap kepada Rasulullah. Hafshah
menyampaikan hadits kepadaku bahwa jika muadzin mengumandangkan adzan dan
fajar telah menyingsing, beliau shalat dua rakaat.Muttafaq alaihi al-Bukhari
(1180) (3/75) dengan lafalnya dan dari lafal : ... dari masing-masing
perawi. Muslim (1695) (3/252).
10

2) Adapun shalat sunnah rawatib ghairu muakkadah ialah dua rakaat sebelum ashar, dua
rakaat sebelum maghrib dan dua rakaat sebelum Isya :


Dari Abdullah bin Mughaffal bahwa Nabi bersabda, antara setiap adzan dan
iqomah ada shalat, antara adzan dan iqomah ada shalat, kemudian Beliau bersabda,
bagi siapa saja yang menghendaki. (Muttafaqun alaihi: Fathul Bari II: 110 no:

10
Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, Ringkasan Fikih Lengkap, (Jakarta: Darul Falah, 2005), hal. 161.
11

627, Muslim I: 573 no: 838, Aunul Mabud IV: 162 no:1269, Tirmidzi I: 120 no:
185, Nasai II: 28 dan Ibnu Majah I: 1162).
11

a) Bacaan Ayat Al-Quran Nabi Muhammad SAW Pada bagian Shalat Ini.


Dari Aisyah, ia berkata : Adalah Rosulullah bersabda, dua surat yang terbaik
yang dibaca pada dua rakaat qabliah shubuh ialah QUL HUWALLAHU AHAD
dan QUL YAA-AYYUHAL KAAFIRUUN, (Shahih : Shahih Ibnu Majah no: 944,
Shahih Ibnu Khuzaimah II: 163 no: 1114, al-Fathur Rabbani IV: 225 no: 987, dan
Ibnu Majah I: 363 no: 1150)
12
.

.)


Dari Ibnu Abbas , Bahwa Rosulullah pernah membaca dua rakaat qabliah
shubuh, pada rakkat pertama QUULUU AAMANNA BILLAAHI WA MAA UNZILA
ILAINAA yang terdapat dalam surat al-Baqarah, dan pada rakaat yang kedua
membaca AAMANNAA BILLAAHI WASYAHAD BI ANNAA MUSLIMUUN.
( Shahih: Shahih NasaI no: 905, Muslim I 502 no: 727, NasaI II: 155 dan Aunul
Mabud IV: 137 no: 1246).
13

.
Dari Ibnu Masud, ia berkata, Tidak terhitung olehku berapa banyak Rosulullah
selalu membaca pada sua rakaat badiayah maghrib dan dua rakaat qabliyah

11
Abdul Azihim bin Badawi Al-Khalafi, op.cit., hal.227.
12
Abdul Azihim bin Badawi Al-Khalafi, op.cit., hal. 228.
13
Abdul Azihim bin Badawi Al-Khalafi, op.cit., hal. 229.
12

shubuh QUL YAA-AYYUHAL KAAFIRUUN dan ialah QUL HUWALLAHU AHAD.
(Hasan Shahih: Sahhih Tirmidzi no: 355 dan Tirmidzi I: 270 no:429).
14

3) Shalat Witir
a) Hukum dan Keutamaan
Shalat witir hukumnya sunnah muakkadah, Rasulullah sangat menganjurkan untuk
mengerjakannya :


Dari Ali, ia bertutur : sesungguhnya shalat witir tidak harus dikerjakan dan tidak
pula seperti shalat kamu yang wajib, namun Rasulullah melakukan shalat witir,
lalu besabda, Wahai orang-orang yang cinta kepada al-Quran, shalat witirlah,
karena sesunggunya Allah itu ganjil yang menyenangi (shalat) ganjil.(Shahih:
Shahih Ibnu Majah no: 959, Ibnu Majah I: 370 no: 1169, Tirmidzi I:282 no:452,
Nasai III: 228 dan 229 dalam dua hadits dan aunul Mabud IV: 291 no:1403
secara marfu saja).
15

b) Waktu shalat witir
Shalat witir boleh dikerjakan dalam rentang waktu antara bada shalat isya sampai
menjelang terbit fajar subuh. Namun yang paling afdal adalah sepertiga malam akhir :

.
Dari Aisyah, ia berkata, Rasulullah SAW shalat witir setiap malam, dari
pertengahannya, dan dari akhir malam, lalu shalat witirnya berakhir pada waktu
menjelang subuh. (Muttafaqun alaih: Muslim I: 512 no: 745 dan lafadz ini
baginya , Fathul Bari II:486 no:996 secara ringkas, Nasai III: 230, Aunul Mabud
IV: 312 no: 1422, Tirmidzi I: 284 no: 456 dan tambahan terakhir hanya ada pada
Turmidzi dan Abu Daud).
16

Barangsiapa yang meyakini bahwa dirinya tidak bisa melaksanakan sholat witir dia
akhir malam , maka ia sholat witir sebelum tidur, sebagaimana hadits yang diriwayatkan

14
Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, op.cit. hal 164.
15
Abdul Azihim bin Badawi Al-Khalafi, op.cit., hal. 230.
16
Abdul Azihim bin Badawi Al-Khalafi, Loc.cit.
13

Muslim dari hadits Jabir Rahiallahu anhu, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,
beliau bersabda,

.
Siapa diantara kalian semua khawatir tidak bisa bangun diakhir malam, maka
hendaklah melakukan shalat witir, lalu tidur. Dan barangsiapa yang yakain bawa
dirinya bisa bangun diakhir malam, maka hendaklah melakukan shalat witir di
akhirnya. Sesungguhnya tilawah diahir malam itu dihadiri dan disksikan malaikat
(rahmat). Dan yang demikian itu lebih utama.Muttafaq alaihi: al-Bukhari (996)
(2/626) dan Muslim (1734) (3/267) dengan lafal darinya.
17

c) Jumlah Rakaat:
Minimal shalat witir adalah satu rakaat dan sebanyak-banyaknya adalah sebelas atau
tiga belas rakaat, yang dilakukan per dua rakaat. Lalu melaksanakan salah satu rakaat
sebagai witirnya. Hal itu didasarkan perkataan Aisyah Radhiallahu Anha,


Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melaksanakan shalat malam sebanyak
sebelas rakaat dan melakukan witir dengan satu rakaat. Diriwayatkan Muslim
(1714) (3/259).
18

4) Shalat Dhuha (Shalat Awwabin)
a) Di Syariatkan shalat dhuha :


Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, kekasihku SAW berwasiat kepadaku tentang
tiga perkara: (pertama) berpuasa tiga hari apada tiap bulan, (kedua) dua rakaat
shalat dhuha, dan (tiga) agar saya shalat witir sebelum tidur malam. ( Shahih

17
Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, op.cit. hal. 154.
18
Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, op.cit. hal. 155.
14

Muktashar Muslim no: 367, Muslim I: 499 no: 721, Aunul Mabud IV: 310 no:
1419).
19

b) Jumlah Rakaat
Jumlah raat pada shalat dhuha minimal dua rakaat dan maksimal delapan rakaat
sebagaimana diterangkan dlam sebuah hadits :


Dari Ummu Hani, Bahwa Nabi saw pada saat Fathu (penaklukan) kota mekah
mandi di rumahnya, lalu shalat dhuha delapan rakaat. (Muttafaqun alaih. Fathul
Bari III: 51 no: 1176, Muslim I: 226 no 71 dan 336, Aunul Mabud IV: no 170 no:
1277, Turmidzi I: 295 no: 472, Nasai I: 126).
20

c) Waktu yang paling utama:


Dari Zaid bin Arqam, ia berkata : Rasulullah saw pergi ke penduduk Quba disaat
mereka mengerjakan shalat dhuha, lalu beliau bersabda, Shalat awwabin adalah
shalat yang dikerjakan panas tanah diwaktu dhuha menyengat kaki anak unta.
(Shahih: Mukhtashar Muslim no: 368 dan Muslim I: 561 no: 144 dan 748).
21

5) Shalat Thahur
Shalat sunnah sesudah berwudhu ini didasarkan pada hadits sebagai berikut :


Dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi saw berkata kepada bilal ketika usai shalat
shubuh, ya Bilal, (tolong) jelaskan kepadaku amlan yang paling engkau cintai yang

19
Abdul Azihim bin Badawi Al-Khalafi, op.cit., hal.241
20
Abdul Azihim bin Badawi Al-Khalafi, Loc.cit.
21
Abdul Azihim bin Badawi Al-Khalafi, op.cit., hal. 242.
15

biasa engkau laksanakan dalam Islam? Sebab, sejatinya aku telah mendengar
suara hentakan kedua sandalmu dihadapanku di surga. Jawabnya. Aku tidak
pernah mengamalkan amalan yang paling kusenangi, (melainkan) bahwa tidaklah
aku bersuci dengan sempurna, baik malam hari maupun siang hari, kecuali pasti
telah bersuci itu aku shalat seberapa banyak yang telah ditentukan kepadaku agar
aku shalat. (Muttafaqun alaihi : Fathul Bari III: 34 no. 1149 dan Muslim IV:1910
no. 2458).
6) Shalat Istikharah
Sahalat ini dianjurkan bagi setiap orang yang hendak mengerjakan urusan penting, lalu
mereka memohon kepada Allah agar memilih yang terbaik unutk mereka, sebagaimana
yang dijelaskan dalam hadits dibawah ini:


Dari Jabir r.a, ia berkata Nabi s.a.w. pernah mengajarkan kami istikharah dalam
semua urusan (penting) sebagaimana beliau ajarkan kami surah al-Quran, beliau
bersabda, Apabila seorang diantara kamu hendak mengerjakan suatu perkara
(penting), hendak ia shalat dua rakaat yang buakan shalat fardhu, kemudian
ucapkanlah, Allahumma, ya Allah, sesungguhnya aku minta engkau pilihkan yang
baik dalam pengetahuan-Mu, dan aku minta kekuatan kepada-Mu dengankekuatan-
Mu dan aku minta kepada-Mu karunia yang luas, karena sesungguhnya Engkau
berkuasa sedang aku tidak berkuasa, Engkau mengetahui sedang aku tidak
mengetahui, dan Engkau yang mengetahui perkara-perkara ghaib, Ya Allah, kalau
Engkau mengetahui bahwa urusan ini baik bagiku, buat agamaku, kehidupanku,
16

dan buat hari kemudahanku-atau ia mengucapkan, baiak dalam urusan yang dinia
maupun akhirat-maka berikanlah dia kepadaku. Jika engakau mengetahui bahwa
urusan ini tidak baik bagiku buat agamaku dan penghidupanku dan hari
penghabisanku-atau ia mengucapkan , baik dalam urusan yang segera maupun
yang tidak- maka maka palingkanlah dia dariku dan palingkanlah aku darinya,
dan tentukan kepadaku kebaikan itu, walau dimanapun adanya, kemudian
jadikanlah aku orang yang ridha kepada (pemberian) itu. kemudian menyebutkan
kebutuhannya. (Shahih: Shahih Ibnu Majah no: 1136, Fathul Bari XI: 183 no 6382,
Aunul MaBud Iv: 396 no: 1524, Tirmidzi I: 298 no: 478, Ibnu Majah I: 440
no:1383, dan Nasai VI: 80)
7) Qiyamul Lail (Shalat Malam)
Qiyamul lail adalah adalah shalat yang amat dianjurkan Allah dan Rasulnya dan termasuk
ciri-ciri orang-orang yang bertakwa kepada Allah, sebagaimana difirmankan dalam QS.
Adz-Dzaariyat: 15-19 :

(
: - )
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam taman-taman (surga) di
mata air-mata air, sambil diambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Rabb
mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang
selalu berbuat baik; mereka sedikit sekali tidur dalam waktu malam; dan diakhir
malam mereka memohon ampun (kepada Allah). Dan pada harta-harta mereka da
hak unutk orang-orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak
mendapat bagian. (QS. Adz-Dzariaatiyat: 15-19).


17

Dari Abu Malik al-Asyari ra dari Nabi saw, bersabda, Sesungguhnya di dalam
surga terdapat banyak kamar yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalamnya dan
bagian dalamnya dapat dilihat dari bagian luarnya yang Allah Taala persiapkan
untuk orang yang memberi makan (orang miskin), yang bertutur kata dengan lemah
lembut, yang tekun berpuasa (sunnah), dan rajin shalat malam disaat orang orang
pada tidur nyenyak. (Hasan : Shahihul Jamius Shaghir no: 2123).
a) Lebih ditekankan bila dlam bulan Ramadhan :


Dari Abu Huarairah ra, ia berkata : Rasulullah saw sangat menganjurkan qiyamu
ramadhan, tanpa memerintah dengan keras (tanpa mewajibkannya), yaitu beliau
bersabda, Barangsiapa yang melaksanakan qiyamu ramadhan karena (dorongan) iman
dan mengaharapkan pahala di sisi Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu. (Muttafaqun alaih: Muslim I : 523 no: 174 dan 759, Fathul Bari IV: 250 no: 2009
secara marfu saja, Aunul Maud IV: 245 no: 1358, Tirmidzi II: 151 no: 805, Nasai IV:
156).
b) Qiyamu Ramadhan disyariatkan dikerjakan secara berjamaah :


Dari Aisyah ra, bhawa Rasulullah saw pada suatu malam shalat di masjid , lalu
banyak sahabat yang meniru shalat beliau, kemudian pada malam kedua beliau
shalat (lagi) dan sahabat semakin banyak, kemudian pada malam ke tiga atau
keempat para sahabat sudah berkumpul (dimasjid), namun Rasulullah saw tidak
sudi keluar menemui mereka (di masjid). Maka tatkala subuh tiba, beliau bersabda,
Sungguh aku mengetahui apa yang kalian lakukan, tiada satu pun yang
18

menghalangiku untuk keluar (shalat) kalian, melainkan aku khawatir shalat ini
difardukan atas kalian. Dan ini terjadi pada bulan Ramadhan. (Muttafaqun
alaih: Muslim I: 524 no: 761, Fathul Bari III : 10 no: 1129 dan Aunul Mabud IV:
247 no:1360)
c) Pada selain bulan Ramadhan dianjurkan melaksankan qiyamul lail bersama keluarga:

: -

- .


Dari Saad bahwa Rasulullah saw bersabda, Apabila seorang suami
membangunkan keluarganya di malam hari, lalu mereka berdua shalat-atau shalat
dua rakaat dengan berjamaah niscaya dituliskan ke dalam golongan laki-laki
dan perempuan yang tekun berdzikir kepada Allah. (Shahih: Shahih Ibnu Majah
no: 1089, Aunul Mabud IV: 194 no: 1295 dan Ibnu Majah I: 423 no: 1335).
















19





Kesimpulan


Shalat merupakan ibadah maghdoh yang wajib di laksanakan oleh seluruh umat
Islam. Sebagai perwujudan penghambaan umat kepada sang pencipta Allah SWT. Dalam
melaksanakannya tidak hanya terbatas pada yag wajib saja, tetapi juga pada shalat yang
bersifat sunnah. Shalat sunnah ini melatih seluruh umat islam agar memelihara shalat
yang wajib.

You might also like