You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akhir-akhir ini dalam era persaingan global pelanggan semakin cerdas dalam
memilih kebutuhan yang sesuai dengan keinginan mereka sehingga perusahaan dituntut
untuk dapat memberikan nilai lebih dalam memberikan pelayanan barang atau jasa yang
berkualitas kepada pelanggannya. Terwujudnya kualitas produk yang berkualitas itu
bergantung kepada kemampuan manajemen dalam melaksanakan fungsi-fungsi
pengendalian, perencanaan, pengorganisasian, serta pemecahan masalah. Untuk
melaksanakan fungsi-fungsi manajerialnya manajer ditutntut agar menjalin hubugan
dengan para bawahannya. Hubungan pekerjaan antara karyawan dan manajemen itu
membuat dampak penting untuk mencapai keefektifan suatu organisasi (Sunarto
2005:105).
Kefektifan organisasi dapat dicapai apabila kinerja manajerial dalam suatu
orgaisasi itu baik. Mahoney et.al (1963) melihat kinerja manajer berdasarkan pada
kemampuan manajer dalam tugas manajerialnya. Kinerja manajer meliputi kemampuan
manajer dalam: perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan,
pemilihan staff, negosiasi, perwakilan, dan kinerja secara menyeluruh oleh karena itu
kinerja manajerial menjadi aspek yang penting dalam menentukan kelanjutan hidup
perusahaan di era persaingan global ini.
Dalam perusahaan, kinerja manajerial dihubungkan dengan partisipasi dalam
penyusunan anggaran. Partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan tingkat
seberapa besar keterlibatan dan pengaruh manajer dalam proses penyusunan anggaran
suatu departemen atau bagiannya baik secara periodik maupun tahunan (Brownell, 1982).
Jika manajer ikut berpartisipasi dalam penyusunan anggaran maka akan terjadi
kesesuaian antara tujuan manajer dengan tujuan perusahaan, Dengan demikian jika terjadi
kesesuaian tujuan antara perusahaan dengan manajer, maka manajer akan berusaha lebih
keras dan berinisiatif ebih banyak untuk mencapai anggaran yang telah ditetapkan.
Anggaran merupakan komponen utama dalam perencanaan dan pengendalian
karena anggaran dapat berfungsi sebagai alat untuk mengatur orang-orang dalam
organisasi. Dahulu penganggaran dilakukan dengan sistem top-down, dimana rencana
dan jumlah anggaran telah ditetapkan oleh atasan/pemegang kuasa anggaran, sehingga
bawahan/pelaksana anggaran hanya melaksanakan program sesuai yang telah disusun.
Penerapan sistem anggaran seperti ini mengakibatkan kinerja bawahan/pelaksana
anggaran menjadi tidak efektif karena target yang ditetapkan adakalanya tidak sesuai
dengan realita yang seharusnya terjadi. Misalnya target yang ditetapkan terlalu tinggi
padahal sumberdaya yang diberikan tidak mencukupi untuk mencapai target tersebut
sehingga partisipasi anggaran lebih efektif untuk meningkatkan kinerja manajer.
Penelitian mengenai hubungan penganggaran partisipatif terhadap kinerja telah
dilakukan dengan berbagai hasil antara para peneliti. Penelitian Brownell (1982),
Ivancevich (1976), Bass dan Levitt (1963), Indriantoro (1993) dalam Sumarno (2005),
menemukan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara partisipasi dalam
penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Sedangkan Morse dan Reimer (1956),
Milani (1975), Kenis (1979), Brownell dan Hirst ( 1986) dalam Sumarno (2005)
menemukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja manajerial.
Penelitian mengenai hubungan antara partisipasi penganggaran terhadap kinerja
manajerial merupakan penelitian bidang akuntansi manajemen yang masih dalam
perdebatan (Argyris, 1952; Milani, 1975; Kenis, 1979; Brownell 1981, 1982; Brownell
dan McInnes, 1986; Bernberg, et al., 1990) karena hasil penelitian mengenai hubungan
kedua variabel tersebut tidak konsisten Hal ini mengarahkan peneliti untuk melakukan
penelitian lebih lanjut untuk menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi penganggaran
partisipatif, dalam hal ini komitmen organisasi dan keadilan prosedural sebagai variabel
yang diangap dapat mempengaruhi partisipasi anggaran. Seperti yang disarankan oleh
Shield dan Shield (1998) bahwa penting tidak hanya untuk memahami dampak dari
penganggaran partisipatif, tetapi juga untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi penganggaran partisipatif itu sendiri.
Komitmen organisasi yang kuat akan mendorong individu berusaha keras
mencapai tujuan organisasi (Porter et. al., 1974). Komitmen organisasi yang tinggi akan
meningkatkan kinerja yang tinggi pula (Randall, 1990 dalam Sumarno 2005). Hasil
penelitian (Sumarno, 2005) juga membuktikan bahwa komitmen organisasi terhadap
hubungan partisipasi anggaran dan kinerja manajerial adalah positif dan signifikan.
Seseorang yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi terhadap suatu organisasi
membuat orang tersebut akan berusaha sebaik mungkin melakukan setiap aktivitasnya
demi kepentingan organisasi. Terutama bagi manajer, sebagai bagian penting dalam
sebuah organisasi, komitmennya terhadap organisasi sangatlah dibutuhkan agar setiap
tugas manajerial yang dilakukannya memberikan hasil yang baik sehingga tercapainya
tujuan organisasi, oleh karena itu komitmen organisasi tidak terlepas dari perencanaan
dalam partisipasi anggaran, sehingga para anggota merasa berkomitmen untuk
bertanggung jawab atas apa yang ia kerjakan dan berdampak meningkatkan kinerja
manajerial dalam suatu organisasi.
Keadilan prosedur dalam perusahaan (keadilan prosedural) sangatlah penting
dalam keefektivitasan dalam suatu organisasi, karena efek dari keadilan memberikan
dampak pada perililaku anggota organisasi dan kinerja anggota organisasi tersebut.
Keadilan prosedural juga merupakan sarana untuk menilai kinerja seseorang dan untuk
menentukan reward yang diterima seperti gaji dan promosi. Lind dan Tyler (1988)
mengemukakan bahwa keadilan prosedural berkaitan dengan apakah karyawan percaya
atau menganggap prosedur dan hasil telah adil, bukan apakah prosedur dan hasil telah
adil dalam pengertian yang lebih objektif, karena anggapan adil atau tidak adil menurut
seseorang itu berbeda-beda sehingga menurut (Thibaut dan Walker, 1975) menyimpulkan
bahwa keadilan prosedural dipengaruhi oleh sejauh mana pihak-pihak yang berselisih
diperbolehkan untuk bersuara dalam penyelesaian perselisihan hokum.
Lind dan Tyler (1988) dalam Arief dan Solihin (2004) menyatakan keadilan
prosedural hanya akan disebabkan oleh dua faktor yakni suara dan hasil dimana suara
dapat diartikan peran dalam kegiatan partisipatif dan hasil merupakan hasil dari kinerja
yang ingin dicapai. Peran keadilan prosedural dalam partisipasi anggaran penting karena
melalui partisipasi anggaran karyawan dilibatkan dalam proses penyusunan anggaran
sehingga keadilan prosedural yang diharapkan oleh bawahan dapat terpenuhi dengan
menyampaikan harapan dan aspirasinya. Hal ini akan mendorong kinerja yang lebih baik
karena bawahan dihargai dengan keterlibatannya dalam proses penyusunan anggaran
(Achmad, 2007)
Selain menguji pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial dan
faktor-faktor yang membentuk partisipasi anggaran, peran sistem akuntansi manajemen
dapat menjadi sumber informasi penting untuk membantu manajer mengendalikan
aktivitasnya, serta mengurangi ketidakpastian lingkungan dalam usaha mencapai tujuan
organisasi dengan sukses letje Nazaruddin (1998) dalam Solechan dan Setiawati (2009).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nazaruddin (1998) dalam Murtanto dan
Hapsari (2006), menyatakan bahwa dengan tingginya tingkat ketersediaan informasi
akuntansi manajemen pada suatu organisasi, kinerja manajerial akan semakin optimal.
Sebaliknya dengan rendahnya tingkat ketersediaan informasi akuntansi manajemen pada
suatu organisasi, kinerja manajerial kurang optimal.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten menetapkan Upah Minimum Provinsi
(UMP) tahun 2014 sebesar Rp1,325 juta. UMP 2014 yang ditetapkan ini seusai dengan
usulan dari Dewan Pengupahan Provinsi Banten melalui SK Gubernur No 561/Kep.553-
Huk/2013. UMP sebesar itu mengalami kenaikan sebesar Rp 155 ribu dibandingkan
UMP 2013 senilai Rp 1,170 juta. Kenaikan UMP ini secara tidak langsung juga membuat
Upah Minimal Kota/Kabupaten (UMK) di berbagai kota/kabupaten di Banten mengalami
kenaikan. Terdapat tujuh daerah di Provinsi Banten yang mengalami kenaikan UMK
untuk tahun 2014 berdasarkan SK Gubernur No 561/Kep.553-Huk/2013. Dalam SK
Gubernur Banten tersebut ditetapkan besaran UMK 2014 untuk ke tujuh kabupaten/kota
yakni Kabupaten Lebak Rp1.490.000, Kota Serang Rp2.166.000, Kabupaten Pandeglang
Rp1.418.000, Kota Tangsel Rp2.442.000, Kabupaten Tangerang Rp2.442.000, Kota
Cilegon Rp2.443.000, dan Kota Tangerang Rp2.444.301. kenaikan UMK setiap tahun
tersebut membuat Perusahaan merasa keberatan karena tingginya biaya yang dikeluarkan
untuk kegiatan operasionalnya. Pihak Manajemen harus berupaya mengalokasikan
perhitungan anggaran sebaik mungkin agar perusahaan tidak gulung tikar karena UMK
hanyalah upah pokok saja. Sedangkan komponen gaji terdiri dari beberapa elemen. Ada
uang makan, uang transport, uang shift, uang lembur, insentif produksi, yang besaran
maupun jenisnya tergantung dari kebijakan masing-masing perusahaan. Sehingga dalam
penyusunan anggaran harus melibatkan berbagai pihak agar penetapan anggaran dapat
mengefisiensi biaya dan menekan biaya-biaya operasional untuk kegiatan perusahaan
nantinya.
Dari masalah-masalah serta sedikit fenomena di atas penulis tertarik meakukan
penelitian untuk menemukan bukti empiris tentang Pengaruh Komitmen Organisasi
dan Keadilan Prosedural pada Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial
yang Dimoderasi oleh Informasi Akuntansi Manajemen
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitiannya AA Rachman (2014).
Peneliti tertarik untuk menguji kembali variabel-variabel dalam hubungan antara
partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial, karena peneliti-peneliti terdahulupun
menemukan perbedaan dalam hasil penelitiannya masing-masing. Perbedaaan dengan
penelitian sebelumnya adalah terletak pada objek penelitiannya, dimana dalam penelitian
AA Rachman (2014) itu adalah menguji faktor-faktor pemicu partisipasi anggaran
terhadap kinerja manajerial di pemerintahan/sektor publik, namun dalam penelitian ini
ingin menguji kembali variabel-variabel tersebut dalam perusahan manufaktur yang
berada di provinsi banten. Mengingat perusahaan manufaktur di banten tumbuh
berkembang dengan pesat sehingga menarik untuk diteliti apakah ada perbedaan hasil
yang signifikan dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian AA Rachman bahwa hanya
sistem informasi akuntansi sajalah yang tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial
atau sebaliknya, mengingat terdapat perbedaan karakteristik antara sektor publik dan
swasta.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian yang telah dijelaskan di latar belakang, maka
permasalahan yang dapat diidentifikasi penulis adalah sebagai berikut:
a) Apakah komitmen organisasi yang tinggi dapat meningkatkan Partisipasi
anggaran
b) Apakah keadilan prosedural yang tinggi dapat meningkatkan partisipasi anggaran
c) Apakah komitmen organisasi yang tinggi dapat meningkatkan kinerja manajerial
d) Apakah keadilan prosedural yang tinggi dapat meningkatkan kinerja manajerial
e) Apakah Partisipasi anggaran yang tinggi dapat meningkatkan kinerja manajerial
f) Apakah Partisipasi anggaran yang tinggi dapat meningkatkan kinerja manajerial
yang dimoderasi oleh informasi akuntansi manajemen
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan:
a) Untuk mengetahui apakah komitmen organisasi yang tinggi dapat meningkatkan
Partisipasi anggaran
b) Untuk mengetahui apakah keadilan prosedural yang tinggi dapat meningkatkan
partisipasi anggaran
c) Untuk mengetahui apakah komitmen organisasi yang tinggi dapat meningkatkan
kinerja manajerial
d) Untuk mengetahui apakah keadilan prosedural yang tinggi dapat meningkatkan
kinerja manajerial
e) Untuk mengetahui apakah Partisipasi anggaran yang tinggi dapat meningkatkan
kinerja manajerial
f) Untuk mengetahui apakah Partisipasi anggaran yang tinggi dapat meningkatkan
kinerja manajerial yang dimoderasi oleh informasi akuntansi manajemen
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
a) Bagi Peneliti, sebagai masukan untuk pengetahuan dan wawasan mengenai
hubungan variabel anteseden partisipasi terhadap kinerja manajerial yang
dimoderasi oleh sistem akuntansi manajemen
b) Bagi perusahaa manufaktur di provinsi Banten, untuk memberikan manfaat serta
masukan dalam penerapan penyusunan partisipasi anggaran yang baik untuk
perbaikan kinerja perusahaan di masa yang akan dating
c) Bagi bidang akademis, penelitian ini berharap menjadi bahan refrensi untuk
penelitian selanjutnya dalam bidang yang sama dan sebagai kontribusi untuk
pengembangan ilmu akuntansi manajemen dan penganggaran perusahaan
1.5 Sistematika Penulisan
Penelitian ini akan disusun dengan sistematika yang dibagi dalam 5 bab, bab I
merupakan pendahuluan yang akan membahas fenomena empiris yang menjadi latar
belakang penelitian. Selanjutnya bab tersebut akan menguraikan perumusan masalah,
tujuan serta manfaat penelitian yang dilakukan. Bab II berisi tinjauan pustaka yang
menjadi acuan pemahaman teoritis dalam penelitian ini, review penelitian terdahulu dan
kerangka pemikiran teoritis serta pengembangan hipotesis penelitian. Bab III akan
menguraikan metode yang digunakan dalam penelitian ini, yang antara lain meliputi
Disain Penelitian, Populasi, Unit Analisis, Ukuran Sampel, Teknik Sampel, Respon Rate
dan Jumlah Responden, Variabel Penelitian dan Definisi Variabel Operasional dan
Instrumen Penelitian, serta teknik analisis data. Kemudian bab IV merupakan
pembahasan dan hasil penelitian, bab ini akan membahas deskripsi hasil pengolahan data,
pengujian hipotesis dan penjelasan yang mendukung dalam rangka pengambilan
kesimpulan penelitian. Adapun bab V berisi kesimpulan dan saran bagi penelitian-
penelitian selanjutnya, serta keterbatasan-keterbatasan dari hasil analisis penelitian.

You might also like