Di susun oleh : Anggota kelompok 4 1. ANDRIYANI HASTUTI (E1Q 012 006) 2. FEBRI SUSANTI (E1Q 012 012) 3. MEI LINA WULANDARI (E1Q 012 027) 4. PUJIATI (E1Q 012 041) 5. SHANDY DWIRAHAYU PUTRI (E1Q 012 055) 6. SYAMSUL HAKIM (E1Q 012063) 7. ENY ANANDA HANDIANI (E1Q 013 010) 8. LALU MUHAMMAD NURWA (E1Q 013 022) 9. LALU RAUH AGUNG HARIADI (E1Q 013 023)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2014 2
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Sholawat serta salam semoga senantiasa selalu terlimpah kepada Rasulullah SAW. Penulis bersyukur kapada ilahi rabbi yang telah memberikan hidayah serta taufik-Nya kepada penulis sehingga makalah yang berjudul Mengajarkan Strategi-Startegi Belajar Dan Pengelolaan Tugas dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah (BP) Belajar dan Pembelajaran I dan selanjutnya akan didiskusikan didepan kelas. Penulis menyadari bahwa makalah yang penulis susun ini masih banyak kekurangan. Karena makalah ini disusun dan diselesaikan berdasarkan kemampuan penulis. Penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran dari para pembaca, yang tentunya merupakan masukan yang bersifat menbangun dan menyempurnakan makalah ini, demikan makalah ini dibuat, semoga dapat menyempurnakan pengetahuan bagi para pembaca sekalian.
Penulis Selasa ,10 Juni 2014
3
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR ...........................................................................................2 DAFTAR ISI..........................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah........................................................................4 B. Rumusan Masalah.................................................................................5 C. Tujuan Penulisan...................................................................................5 BAB II PEMBAHASAN Mengajarkan Strategi-Stategi Belajar 1. Pemilihan Strategi-Strategi Belajar Untuk Mengajar..........................6 2. Pemilihan Suatu Pendekatan Pengajaran............................................6 3. Pengajaran Langsung..........................................................................6 4. Pengajaran Terbalik.............................................................................7 Lingkungan Pembelajaran Dan Pengelolaan 1. Penciptaan Lingkungan Pembelajaran Yang Kaya..............................8 2. Penekanan Pentingnya Belajar Dengan Pengendalian Diri Sendiri.....8 3. Penggunaan Piranti Pemeroleh-Perhatian.............................................9 4. Pengelolaan Pekerjaan Kelas, Pekerjaan Rumah Dan Tugas Lain......10 5. Petunjuk-Petunjuk Umum Dalam Pemberian Tugas...........................13
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan.......................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Kita dapat menanyakan mengapa memasukkan suatu bahasan tentang startegi- startegi belajar dalam sebuah buku tentang pengajaran ? Salah satu jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan beberapa waktu yang lalu oleh Claire Weinstein dan Richard Meyer (1986) pada saat mereka menulis pengajaran yang baik meliputi mengajarkan siswa bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berfikir, dan bagaimana memotivasi diri mereka sendiri(h. 135). Banyak pendidik setuju dengan Weinstein dan Meyer bahwa mengajarkan siswa bagaimana belajar merupakan suatu tujuan pendidikan yang sangat penting dan merupakan tujuan utama. Mereka juga mengakui bahwa para pendidik tidak selalu melaksanakan dengan baik tugas untuk mewujudkan tujuan ini. Norman (1980) memerikan kelemahan guru dalam tugas ini, dan dia menghimbau untuk menyediakan lebih banyak waktu untuk mengajari siswa bagaimana belajar. Merupakan hal yang aneh apabila kita mengharapkan siswa belajar namun jarang mengajarkan mereka tentang belajar. Kita mengharapkan siswa untuk memecahkan masalah namun jarang mengajarkan mereka tentang pemecahan masalah. Dan, sama halnya kita kadang-kadang meminta siswa mengingat sejumlah besar bahan ajar namun jarang mengajarkan mereka seni menghafal. Sekarang tibalah saatnya kita membenahi kelemahan kita tersebut, tiba waktunya kita mengembangkan ilmu terapan tentang belajar dan pemecahan masalah. Kita perlu mengembangkan prinsip-prinsip umum tentang bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana memecahkan masalah dan kemudian mengemasnya dalam bentuk pelajaran yang siap diterapkan, dan kemudian memasukkan metode-metode ini dalam kurikulum.(Weinstein dan Meyer, h. 135). Alur berfikir Norman diatas mengandung pengertian yang mendalam dan memberikan argumen kuat untuk pentingnya pengajaran strategi. Pengajaran strategi berlandaskan pada dalil bahwa keberhasilan siswa, sebagian besar bergantung pada kemahiran untuk belajar secara mandiri dan memonitor belajar mereka sendiri. Ini menjadikan strategi-strategi mutlak diajarkan kepada siswa secara tersendiri, mulai dari kelas-kelas rendah sekolah dasar dan terus berlanjut sampai ke sekolah menengah dan 5
pendidikan tinggi. Siswa harus belajar tentang berbagai macam strategi yang ada dan bagaimana menggunakan strategi-strategi itu dengan benar.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana memilih strategi-strategi belajar untuk mengajar ? 2. Bagaimana memilih suatu pendekatan pengajaran ? 3. Apa yang dimaksud dengan pengajaran langsung ? 4. Apa yang dimaksud dengan pengajaran terbalik? 5. Bagaimana menciptakan lingkungan pembelajaran yang kaya? 6. Bagaimana menekankan pentingnya belajar dengan pengendalian diri sendiri? 7. Bagaimana menggunakan piranti pemeroleh perhatian ? 8. Bagaimana cara mengelola pekerjaan kelas, pekerjaan rumah dan tugas yang lain? 9. Apa saja petunjuk umum dalam pemberian tugas ?
C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui cara memilih strategi-strategi belajar untuk mengajar 2. Mengetahui cara memilih suatu pendekatan pengajaran 3. Mengetahui pengertian(definisi) dari pengajaran langsung 4. Mengetahui pengrtian(definisi) dari pengajaran terbalik 5. Mengetahui cara menciptakan lingkungan pembelajaran yang kaya 6. Mengetahui cara menekankan pentingnya belajar dengan pengendalian diri sendiri 7. Mengetahui cara menggunakan piranti pemeroleh perhatian 8. Mengetahui cara mengelola pekerjaan kelas, pekerjaan rumah dan tugas yang lain 9. Mengetahui petunjuk umum dalam pemberian tugas
6
BAB II PEMBAHASAN
MENGAJARKAN STRATEGI-STATEGI BELAJAR Sesungguhnya, keberhasilan siswa di sekolah, sebagian besar terletak pada kemampuannya belajar secara mandiri dan memonitor belajar mereka sendiri. Hal ini membuat strategi-strategi belajar yang dibahas terdahulu penting sekali diperkenalkan kepada siswa seawal mungkin mulai dari sekolah dasar dan berlanjut ke sekolah menengah dan pendidikan tinggi.
1. Pemilihan Strategi-Strategi Belajar Untuk Mengajar Penggunaan strategi strategi belajar secara efektif memerlukan pengetahuan deklaratif, prosedural, dan kondisional. Pengetahuan dekslaratif tentang strategi strategi termasuk juga bagaimana strategi itu didefinisikan sebagai minsal, siswa perlu mengetahui apakah catatan matriks itu dan mengapa mengapa jenis pembuatan catatan itu lebih efektif dalam mempelajari informasi yanng berbentuk teks .Pengetahuan prosedural siaswa juga memerlukan pengetahuan sehingga sehingga mereka dapat menggunakan berbgai macam strategi belajar secsrs efektif . Mengetahuai apakah peta konsep mungkin merupakan pengetahuan deksklaratif penting , namun pengetahuan itu tidaklah berguna kecuali siswa benar- benar dapat membuat suatu peta konsep.Akhirnya, pengetahuan kondisional dibutuhkan seingga siswa mengetahuhi kapan dan bagaimana menggunakan strategi tertentu .Sebagai contoh catatan matriks , sebagai misal, siswa perlu mengetahui kapan waktunya penting membuat catatan matriks dan kapan menggaris bawahi.
2. Pemilihan Suatu Pendekatan Pengajaran Proses mengajarkan siswa strategi-startegi belajar telah diteliti secara mendalam( Palinscar & Brown , 1989; Pressley et al., 1989, 1991 ). Dua pendekatan pengajaran utama yaitu pengajaran langsung dan pengajaran terbalik.
3. Pengajaran Langsung Pengajaran secara langsung juga dapat dikatakan sebagai model, dimana model ini menghendaki guru memberikan informasi latar belakang, mendemonstrasikan keterampilan yang di ajarkan, dan kemudian menyediakan waktu bagi siswa untuk latihan keterampilan tersebut dan siswa menerima umpan balik, tentang bagaimana 7
pelajaran yang mereka pelajari atau memberikan siswa suatu kesempatan untuk menggunakan strategi strategi secara mandiri dan kemudian mengevaluasi keberhasilan mereka dengan tugas tugas latihan yang di berikan oleh guru.
Tabel Urutan Topik Pelajaran Dan Kegiatan Untuk Latihan Strategi Elaborasi Menggunakan Pengajaran Langsung
Hari Topik Kegiatan Hari 1 Apakah yang di maksud elaborasi Penjelasan dan latihan terbimbing Hari 2 Mengapa menggunaka elaborasi Penjelasan dan latihan terbimbing Hari 3-4 Elaborasi yang baik menghasilkan banyak informasi Penjelasan dan latihan terbimbing Hari 5-6 Elaborasi yang baik mengorganisasiakan informasi Penjelasan dan latihan terbimbing Hari7- 8 Kapan mengelaboarsi dan kapan menggingat Penjelasan dan latihan terbimbing Hari 9-10 Latihan dalam menentukan mengelaborasikan atau menghapal pelajaran Latihan mandiri
4. Pengajaran Terbalik Pengajaran terbalik atau reciprocal teaching, pengajaran in lebih menghendaki guru menjadi model dan pembantu dari pada penyaji proses pebelajaran. Menurut Ann Brown dan Annemarie Paliscar (1985) guru dapat mengajarkan siswa keterampilan keterampilan kongnitif penting dengan menciptakan pengalaman pengalaman penting dengan menciptakan pengalaman belajar, pada kesempatan itu mereka memodelkan perilaku tertentu dan kemudian membantu siswa megembangkan keterampilan tersebut. Dengan menggunakan pengajaran terbalik, siswa diajarkan empat strategi pemahaman pengaturan-diri spesifik, yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklarifikasian, dan peramalan. Untuk mempelajari strategi-strategi ini, guru dan siswa membaca bacaan yang 8
ditugaskan dalam kelompok-kelompok kecil, dan guru memodelkan empat keterampilan keterampilan tersebut (merangkum bacaan, mengajukan pertanyaan, mengklarifikasi poin- poin yang sulit, dan meramalkan tulisan pada bagian berikutnya). Pada saat pelajaran berjalan, situasinya terbalik, yaitu siswa mengambil giliran melaksanakan peran guru dan memimpin diskusi untuk kelompok terseut. Sementara salah seorang siswa berperan sebagai guru. Guru memberikan dukunganumpan balik dan semangat ketika siswa belajar strategi-strategi tersebut dan membantu mereka saling mengajar satu sama lain. Contoh tentang bagaimana mengajarkan strategi bertanya berikut ini. T: Pertanyaan seperti apakah yang merupakan suatu pertanyaan yang baik tentang pesawat bisa terbang yang diawali kata mengapa? S: (tidak ada jawaban) T: Bagaimana kalau, Mengapa dinamakan pasawat terbang? atau T: Itu bagus. Lanjutkan terus. Berikut ini adalah sebuah contoh mengajarkan strategi merangkum. T: itu merupakan suatu kerja baik Ken, namun saya berpikir mungkin ada sesuatu yang perlu ditambahkan dalam rangkuman kita. Ada lebih banyak informasi yang menurut pendapat saya yang perlu kita masukkan. Alinea ini hampir seluruhnya tentang apa? S: Metode ketiga dari penguapan semu. (diadaptasi dari Palinscar & Brown, 1985).
Pada saat dialog seperti ini berlanjut, diharapkan bahwa siswa di dalam kelompok tersebut semakin lama akan mengambil lebih banyak tanggung jawab pengajaran dengan memberikan petunjuk dan memicu satu sama lain. Meskipun guru tetap guru tetap tinggal dalam kelompok tersebut, ia terutama berperan sebagai mediator, model dan pelatih, memberikan apa yang disebut Vigotsky scaffolding. Guru tersebut menumbuhkan pembelajaran pengendalian dengan cara setahap demi setahap menggeser tanggung jawab pengajaran kepada siswa dan tetap tinggal bersama siswa untuk membantu mereka memonitor berfikir dan strategi yang digunakan.
LINGKUNGAN PEMBELAJARAN DAN PENGELOLAAN Seperti halnya dengan setiap kegiatan pengajaran, memerlukan penciptaan dan pengelolaan suatu lingkungan belajar yang akan mempasilitasi tujua-tujuan pengajaran strategi, khususnya pembentukan pembelajaran mandiri atau pembelajaran yang mampu 9
mengatur diri-sendiri. Ini memerlukan penciptaan fisik yang kaya dengan rangsangan sensoris dan suatu lingkungan sosial bagaimana pentingnya untuk belajar berkomunikasi secara jelas dan penuh semangat kepada siswa. Guru perlu mengajarkan strategi-strategi belajar sangat penting secara sangat jelas kepada siswa mereka dan membantu siswa menggunakan strategi-strategi tersebut secara efektif. Akhirnya, siswa harus dijaga tetap bertanggung-jawab untuk ketuntasan dan penggunaan strategi-strategi tersebut seperti saat mereka sedang mempelajari pengetahuan dan keterampilan-keterampilan penting lainnya.
1. Penciptaan Lingkungan Pembelajaran Yang Kaya Suatu lingkungan yang kaya meningkatkan pembelajaran mandiri dan mengatur diri- sendiri. Papan bulletin peragaan yang menarik menyebabkan munculnya keingintahuan dan cocok sebagai motivator intuk penyelidikan mandiri. Lingkungan fisik tersebut seharusnya juga mengkomunikasikan dengan jelas kepada siswa pentingnya guru-guru meningkatkan pembelajaran mandiri. Guru yang efektif mewujudkan tujuan ini dengan memperagakan hasil karya siswa dan mendorong siswa untuk memperagakan karya mereka sendiri pada saat mereka berpendapat mereka telah melakukan suatu pekerjaan dengan baik. Penciptaan pusat-pusat pembelajaran bagi siswa-siswa yang baru menginjak usia anak-anak dan penyediaan banyak kesempatan bagi siswa-siswa yang telah menginjak usia lebih dewasa untuk membantu pilihan juga menunjukkan bahawa guru menghargai kemandirian, belajar dengan pengendalian diri-sendiri. Menyediakan sejumlah besar bahan dan pasokan yang dapat diakses bagi kebutuhan siswa juga bermanfaat. 2. Penekanan Pentingnya Belajar Dengan Pengendalian Diri Sendiri Lingkungan fisik memberi penekanan pentingnya guru-guru meningkatkan belajar dengan pengendalian diri-sendiri. Demikian pula apa yang diucapkan dan dilakukan guru.guru yang efektif tidak henti-hentinya mengingatkan siswa bahwa pelajaran kebanyakan memiliki dua tujuan : perolehan isi atau keterampilan yang diajarkan dan penguasaan strategi- strategi kognitif dan metakognitif yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas pembelajaran. Guru hendaknya mengkomunikasikan kepada siswa manfaat yang diperoleh dari belajar dengan pengendalian diri sendiri dan mendorong seluruh siswa menjadi pebelajar yang mandiri. apabila mungkin, guru hendaknya memperbolehkan siswa menjalankan kelas mereka sendiri, terlibat dalam kegiatan penutoran sebaya, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan lain yang memerlukan tindakan mandiri. 10
3. Penggunaan Piranti Pemeroleh-Perhatian Suatu masalah yang terus menerus dihadapi seluruh guru dalam banyak seting adalah bagaimana mendapat perhatian siswa-siswi mereka. Akal sehat mengatakan kepada kita bahwa perhatian adalah penting, karena kecuali siswa menaruh perhatian, dapat terjadi sedikit pembelajaran. Perhatian juga penting ditinjau dari pandangan teoritik strategi- strategi pembelajaran. Seperti yang dibahas pada materi terdahulu, informasi masuk memory jangka pandek siswa melalui salah satu indera. sementara itu memori jangka pendek sangat terbatas, dan banyak rangsangan bersaing untuk mendapatkan perhatian individu. Oleh karena itu penting untuk mengupayakan pebelajar memusatkan perhatian pada rangsangan tertentu dan menyisihkan yang lain. Guru efektif menggunakan berbagai macam strategi untuk menarik dan mempertahankan perhatian siswa mereka. Perkembangan perhatian untuk suatu pelajaran, merupakan suatu cara guru menarik perhatian siswa-siswi mereka. Kegiatan pembangkitan perhatian diawal pelajaran membantu siswa melupakan dari benak mereka hal-hal lain yang telah mereka lakukan- pergantian guru di sekolah menengah, pergantian pelajaran di sekolah dasar, dan istirahat- dan mulai proses mengikuti pelajaran berikutnya. Guru juga menggunakan piranti perolehan perhatian lain sebagai sarana untuk membantu siswa siap mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau menghubunngkan dengan suatu anekdot untuk memancing minat dan untuk mengaktifkan dan memanggil kembali informasi yang relevan dari memori jangka panjang. Disamping itu, guru memikirkan cara-cara untuk membangkitkan keingin tahuan siswa dan merangsang seluruh indera mereka, termasuk meraba, mengecap, dan membau. Guru efektif mengetahui bahwa meminta anak meraba seekor kelinci pada awal suatu pelajaran tentang mamalia merupakan tindakan-tindakan yang kemungkinan besar menarik perhatian hampir seluruh siswa. Peragaan visual, demonstrasi, dan cerita-cerita menarik merupakan contoh lain tentang teknik-teknik yang dapat digunakan untuk memperoleh perhatian siswa dalam memeprsiapkan mereka mengikuti suatu pelajaran.
4. Pengelolaan Pekerjaan Kelas, Pekerjaan Rumah Dan Tugas Lain Mengajarkan siswa strategi-strategi belajar merupakan suatu cara pemberdayaan mereka untuk belajar dengan pengendalian diri sendiri. Meskipun demikian hendaknya diingat bahwa seperti halnya seluruh bentuk pembelajaran, perolehan strategi-strategi 11
belajar memerlukan latihan dalam hal ini latihan mandiri dalam bentuk pekerjaan kelasatau seatwork dan pekerjaan rumah. Jumlah waktu siswa diminta untuk bekerja secara mandiri adalah cukup banyak. Siswa usia anak-anak diharapkan menggunakan sekitar 15 sampai 30 menit setiap petang untuk pekerjaan rumah. Tiga puluh sampai 60 menit tiap kelas merupakan tugas pekerjaan rumah yang normal untuk siswa-siswa usia lebih dewasa. Karena begitu banyak waktu siswa dihabiskan dalam kegiatan belajar mandiri maka sangat penting agar tugas pekerjaan kelas, dan pekerjaan rumah meningkatkan tujuan- tujuan pembelajaran dengan pengendalian diri sendiri. Demikian juga siswa seharusnya menyikapai tugas-tugas mereka lebih sekedar mengerjakan tugas-tugas tersebut. Uraian berikut ini membahas bagaimana guru dapat menyusun dan mengelola bentuk-bentuk pembelajaran sekolah yang penting ini. Pekerjaan Kelas Pekerjaan kelas merupakan alat pengajaran yang memberikan siswa kesempatan latihan dan menerapkannya di sekolah. Pekerjaan kelas juga berguna sebagai suatu maksud pengelolaan, karena pekerjaan kelas merupakan suatu sarana untuk menjaga siswa terus terlibat dan sibuk. Tanpa memperdulikan maksud itu, sangat penting agar pekerjaan kelas disusun sedemikian rupa sehingga siswa tetap akan terlibat sehingga hasil pembelajaran mengalami tingkat keberhasilan tinggi, dan siwa menjadi pembelajar mandiri dan efektif. Suatu keuntungan bahwa begitu banyak penelitian yang telah dilakukan pada topic pekerjaan kelas yang menawarkan sejumlah panduan dan rekomendasi. Temuan dari sejumlah penelitian tersebut dirangkum dalam panduan seperti berikut (Emmer dkk, 1994; Weinstein & Wingnano, 1992). 1. Pekerjaan kelas paling cocok untuk latihan bahan-bahan yang sebelumnya telah diajarkan untuk sustu pelajaran yang akan segera diberikan. Pekerjaan kelas bukan merupakan cara efektif untuk belajar materi baru yang belum diajarkan. 2. Agar pekerjaan kelas efektif, adalah penting akan tersedianya bahan-bahan yang cukup. 3. Siswa perlu diyakinkan bahwa suatu tugas pekerjaan kelas memiliki manfaat nyata, bahwa pekerjaan kelas lebih dari sekedar membuat sibuk bekerja yang tujuannya mendapatkan jawaban yang benar. 12
4. Siswa memerlukan instruksi yang jelas tentang apa yang harus mereka lakukan dan bagaimana mereka melakukannya . strategi-strategi kognitif yang berhubungan dengan penyelesaian tugas belajar tersebut hendaknya dijelaskan. 5. Penting bagi guru untuk memonitor kemajuan siswa pada tugas-tugas pekerjaan kelas dan memastikan mereka menyelesaikan tugas-tugas tersebut dengan benar. Pekerjaan kelas menghendaki siswa bekerja dengan kecepatannya sendiri. Mereka tidak mendapatkan banyak manfaat atas arahan guru mereka dan arahan meminta mereka tetap dalam tugas. Konsekwensinya, selama pekerjaan kelas tidak menutup kemungkinan bagi siswa unuk melamun, berbicara dengan teman di sampingnya, atau sama sekali tidak mengerjakan tugas tersebut. Pengelolaan pekerjaan kelas yang efektif harus disertai dengan aturan-aturan yang harus diikuti. Sebagai contoh, seorang guru perlu menentukan kapan boleh berbicara dan kapan tidak boleh. Jika guru sedang menggunakan pekerjaan kelas untuk menjaga agar siswa tetap sibuk sehingga ia dapat menangani kelompok tertentu, maka yang terbaik umumnya adalah melarang berbicara antara sesame siswa yang sedang bekerja secara mandiri. Sebaliknya, apabila apabila siswa-siswa mengerjakan suatu tugas dalam kelompok-kelompok kooperatif, justru mereka diharapkan untuk berbicara atau berdiskusi. Pekerjaan rumah Pekerjaan rumah dianggap penting kerena banyak pendidik dan orang tua yakin pekerjaan rumah merupakan sarana yang efektif untuk menambah waktu belajar untuk meningkatkan hasil belajar. Sementara itu, hasil penelitian tentang hal tersebut masih belum jelas. Pada saat Hariss Cooper (1989) menelaah ulang penelitian tentang pengaruh pengaruh pekerjaan rumah , antara lain ia menentukan temuan berikut: Pengaruh pekerjaan rumah pada hasil belajar paling besar untuk siswa sekolah menegah atas. Kurang kuat namun masih positif untuk siswa sekolah menengah pertama, dan tidak ada pengaruh pada kelas- kelas tinggi sekolah dasar Pekerjaan rumah yang berhubungan dengan pembelajaran sederhana lebih efektif dari pada yang berhubungan dengan tuggas tugas kompleks. Pekerjaan rumah yang di fokuskan pada latihan isi yang di ajarkan sebelumnya atau persiapan untuk pelajaran pelajaran yang segera di berikan lebih efektif daripada pekerjaan rumah yang berhubungan dengan materi baru. 13
Penelitian ini mengukakan bahwa sementara pekerjaan rumah mungkin berguna bagi sebagian siswa. Pekerjaan rumah ini hendaknya tidak dipandang sebagai suatu pemecahan atas keterbatasan waktu yang dirasakan guru pada jam sekolah. Demikian juga pekerjaan rumah tidak diberikan asal-asalan dengan tanpa perencanaan. Brikut ini beberap panduan panduan umum untuk tugas pekerjaan rumah. Guru hendaknya memberikan pekerjaan rumah sedemikain rupa sehingga siswa dapat mengerjakan dengan berhasil . Pekerjaan rumah hendaknya tidak mencakup kelanjutan pengajaran tetapi lebih merupakan lanjutan latihan dari bahan yang di peroleh atau persiapan untuk pelajaran hari- hari berikutnya. Guru hendaknya menekankan bahwa pekerjaan rumah merupakan suatu kesempatan untuk melatih dan monitor. Orang tua seharusnya di informasikan tentang tingkat keterlibatan yang di harapkan dari mereka. Guru harus memberikan umpan balik pada pekerjaan rumah. Banyak guru sekedar memeriksa untuk mengetahuai apakah pekerjaan rumah itu di kerjakan .
5. Petunjuk- Petunjuk Umum Dalam Pemberian Tugas Tidak memandang apakah suatu tugas harus di kerjakan sebagai pekerjaan kelas atau pekerjaan rumah, empat prinsif berikut ini akan membantu siswa dalam perjalan mereka menjadi pebelajaran mandiri yang efektif. 1. Membuat tugas bermakna, Jelas, dan Menantang Salah satu tantangan yang paling sukar yang dihadapi guru ketika memberikan pekerjaan kelas atau pekerjaan rumah adalah menjaga siswa tetap terlibat. Untuk mempertahankan keterlibatan siswa hendaknya guru memperhatikan beberapa hal: Pertama-tama, pekerjaan yang ditugaskan untuk dikerjakan secara mandiri bermakna dan memiliki tujuan jelas. Siswa perlu mengetahui apa yang harus dikerjakan, mengapa mereka mengerjakan pekerjaan itu, dan apa yang dibutuhkan. Linda Andeson (1985) menunjukkan bahwa guru jarang menaruh perhatian pada tujuan pekerjaan kelas atau strategi belajar. Sebaliknya guru menekankan pada arahan procedural. Sebagai contoh guru dapat menghabiskan waktu banyak menjelaskan kepada siswa di mana menulis nama di kertas atau bagaimana menyusun jawabannya. 14
Guru hendaknya mempertimbangkan hal itu secara seksama dan menjelaskannya kepada siswa. 2. Menganekaragamkan Tugas- tugas Keanekaragaman menambah daya tarik tugas kelas dan rumah. Siswa kemungkinan besar tetap terlibat dan mengerjakan tugas mereka lebih bervariasi dan menarik daripada rutin tapi monoton.
3. Menaruh Perhatian pada Tingkat Kesulitan Apabila siswa diharapkan untuk bekerja secara mandiri, tugas tersebut seharusnya memiliki tingkat kesulitan yang menjamin memilki tingkat keberhasilan tinggi. 4. Memonitor kemajuan siswa Pemonitoran hendaknya meliputi pengecekan untuk apakah siswa memahami tugas mereka. Pemonitoran ini juga termasuk pengecekan pekerjaan siswa dan memberikan umpan-balik. Guru hendaknya menyediakan waktu 5 sampai 10 menit untuk berkeliling di antara siswa untuk memastikan mereka memahami tugas tersebut. Meskipun mengoreksi menghabiskan waktu, adalah penting hasil pekerjaan siswa untuk dikoreksi dan memberinya umpan-balik.
15
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan Pengajaran yang baik meliputi mengajar siswa bagaimana belajar atas kemampuannya sendiri, yaitu mengajarkan bagaimana mengingat, bagaimana berfikir, bagaimana memotivasi diri sendiri, bagaimana menjadi siswa yang dapat mengendalikan diri sendiri. Tujuan utama pengajaran strategi adalah untuk menghasilkan pebelajar yang dapat mengendalikan diri-sendiri yang didefinisikan sebagai individu yang dapat : (1) secara teliti mendiagnose suatu situasi pebelajaran tertentu (2) memilih suatu strategi belajar untuk memecahkan suatu masalah belajar yang dihadapi (3) memonitor keefektifan strategi tersebut dan (4) cukup termotivasi untuk terlibat dalam situasi pembelajaran sampai pembelajaran itu tuntas.
16
DAFTAR PUSTAKA
Blaustein, D., Butler, L., Mathias, W., Hixson, B. 1999. Lesson Plan, Science, An I ntroduction to the life, Earth, and Physical Sciences . New York : Glencoe/McGraw- Hill.
McLaughlin, Charles W . & Thompson, Marilyn. 1997. Lesson Plan, Physical Science . New York : Glencoe/McGraw-Hill.