Disusun oleh : Lutfhi Ardiansyah (125244020) Luthfy Maryara (125244021) DIV Manajemen Aset 2012
PROGRAM STUDI MANAJEMEN ASET JURUSA ADMININSTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG ENERGI PANAS BUMI BANDUNG
A. Latar belakang
Panas bumi didefinisikan sebagai panas yang berasal dari dalam bumi. Sedangkan energi panas bumi adalah energi yang ditimbulkan oleh panas tersebut. Panas bumi menghasilkan energi yang bersih (dari polusi) dan berkesinambungan atau dapat diperbarui. Sumberdaya energi panas bumi dapat ditemukan pada air dan batuan panas di dekat permukaan bumi sampai beberapa kilometer di bawah permukaan. Bahkan jauh lebih dalam lagi sampai pada sumber panas yang ekstrim dari batuan yang mencair atau magma. Untuk menangkap panas bumi tersebut harus dilakukan pemboran sumur seperti yang dilakukan pada sumur produksi minyak bumi. Sumur tersebut menangkap air tanah yang terpanaskan, kemudian uap dan air panas dipisahkan. Uap air panas dibersihkan dan dialirkan untuk memutar turbin. Air panas yang telah dipisahkan dimasukkan kembali ke dalam reservoir melalui sumur injeksi yang dapat membantu menimbulkan lagi sumber uap. Kebutuhan akan energi terbarukan sebagai pengganti energi yang tidak terbarukan sudah semakin mendesak. Oleh sebab itu, pengembangan dan eksplorasi energi terbarukan panas bumi, sebagai salah satu alternatif pengganti bahan bakar yang hampir punah, saat ini mutlak diperlukan. Sayangnya, kebutuhan pengembangan energi panas bumi itu memiliki banyak kendala berat. Selain modal dan biaya yang tidak sedikit dan perizinan yang berbelit, kekurang tersedianya para ahli profesional di bidang panas bumi, menjadi sejumlah kendala yang kerap ditemui dilapangan. Dan juga banyak yang belum mengetahui energi panas bumi. Baik sebagai sumber energi maupun sebagai sumber potensi penerimaan PNBP. Panas bumi sebagaimana didefinisikan dalam Undang-undang (UU) Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi, adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan. Bagaimana pengembangan energi panas bumi di Indonesia saat ini? Untuk pengembangan secara lebih intensif di seluruh Indonesia. Salah satu cara memanfaatkan energy panas bumi tersebut dengan cara mengubah energy panas bumi menjadi energy listrik dengan system Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Prinsip kerja PLTP sama saja dengan PLTU. Hanya saja uap uyang digunakan adalah uap panas bumi yang berasal langsung dari perut bumi. Uap panas bumi didapatkan dari suatu kantong uap di perut bumi. Tepatnya di atas lapisan batuan yang keras diatas magma dan mendapatkan air dari lapisan humus di bawah hutan penahan air hujan. Pengeboran dilakukan di atas permukaan bumi kantong uap tersebut, hingga uap dalam akan menyembur keluar. Semburan uap dialirkan ke turbin pengrerak generator, disini listrik akan terbangkitkan. Setelah menggerakkan turbin, uap akan diembunkan dalam kondensor menjadi air dan disuntikan kembali ke dalam perut bumi menuju kantong uap. Adapun mengenai prinsip kerja PLTP dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
B. Potensi Energi Panas Bumi di Kabupaten Bandung Kabupaten Bandung yang memiliki luas wilayah 176.239 ha, ternyata mengandung potensi energi panas bumi sebesar 2.681 megawatt (mW). Sementara yang sudah termanfaatkan (terinstall) mencapai 697 mW (26 persen), masing-masing di wilayah Kamojang, Wayang Windu, Darajat, Patuha, dan Area Cibuni. Energi yang berasal dari Kabupaten Bandung sudah mampu mensuplai kebutuhan energi listrik Jawa-Madura-Bali dan ini akan terus berkembang dengan adanya perluasan di area Kamojang, Wayang Windu dan Patuha dengan total rencana perluasan mencapai sekitar 360 mW. Bahkan sejak bulan Mei 2012, telah dimulai pembangunan PLTP Patuha Unit I dengan kapasitas 55 mW,
Potensi panas bumi digunakan untuk pemanfaatan secara langsung dan tidak langsung, penggunaan secara langsung baru dimanfaatkan untuk parawisata (pemandian air panas dan wisata alam), dan perlu dikembangkan untuk pemanfaatan secara langsung seperti untuk pengeringan teh, jamur dan lainnya. Sedangkan pemanfaatan tidak langsung yaitu untuk Pembangkit Tenaga Listrik, dari Sub total potensi panas bumi 1856 MWe baru terpasang 250 MWe di Kawasan Kamojang dan Wayang-Windu, dan potensi yang terdapat di Kawasan Kamojang akan ada penambahan kapasitasnya direncanakan 60 MWe, dan kawasan G. Patuha akan dibangun pembangkit tenaga listriknya yang direncanakan 300 MWe secara bertahap (sudah diakukan eksplorasi dan terdapat Sumur Bor panas bumi di kawasan ini). Permasalahan untuk pembangunan pembangkit tenaga panas bumi ini diperlukan investasi yang besar, serta masih belum stabilnya harga jual listrik. Sehingga terjadi keterlambatan dalam pembangunannya.
C. Rencana Pengembangan Energi Panas Bumi melalui PLTP
Dalam rencana pengembangan enegi panas bumi pemerintah melalui PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) akan melaksanakan program jangka panjang sampai 2025 yaitu : 1. Preliminary Survey 2. Exploration 3. Feasibility Study 4. Exploitation 5. Utilization
Untuk pengembangan lebih lanjut pihak akademisi mengajukan proposal yang direncanakan sebagai acuan dalam pengembangan energy panas bumi di Indonesia yaitu
Adapun hasil yang diharapkan dari program itu yaitu : 1. Pengurangan resiko eksplorasi dan eksploitasi 2. Optimasi pengembangan lapangan panas bumi 3. Pengembangan dan penggunaan teknologi yang memungkinkan digunakannya sumber energi panas bumi secara efisien 4. Pemeliharaan kelangsungan pasokan dan produksi (sustainability) 5. Peningkatan produktivitas sumur 6. Terwujudnya kemandirian dalam rancang bangun komponen PLTP skala kecil dan menengah. 7. Terwujudnya kemandirian dalam pengembangan instrumentasi dan perangkat lunak 8. Pemanfaatan sistim panas bumi temperatur sedang. Untuk pembangkit listrik dan pemanfaatan langsung (direct use), yaitu untuk peningkatan kwalitas produk pertanian, perikanan, untuk peningkatan kwalitas produk pertanian, perikanan, perkebunan.
Sumber: http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12870-Paper.pdf penelitian yang telah dilakukan di itb, rencana ke depan dan upaya untuk mensukseskan program pengembangan panas bumi di indonesia Lokakarya Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi ITB Bandung. 21 Januari 2011