You are on page 1of 5

Dasar-Dasar Proses Permesinan

Label: mesin
Proses permesinan atau machining (Diktat Lab Sistem Manufaktur, 2005)
adalah terminologi umum yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah proses
penghilangan material. Proses permesinan dibagi menjadi dua yakni :


1. Traditional Machining : turning, milling, drilling, grinding, dll.
2. Non-traditional machining: chemical machining, ECM, EDM, EBM,
LBM, machining dari material non-metallic.

Proses machining merupakan proses yang banyak digunakan untuk proses
pembentukan produk, hal ini dikarenakan proses permesinan memiliki keunggulan-
keunggulan dibanding proses pembentukan lainnya (casting, powder
metallurgy,bulk deformation) yaitu:

1. Keragaman material kerja yang dapat diproses
* Hampir semua logam dapat dipotong
* Plastik dan plastik komposit juga dapat dipotong
* Ceramic sulit untuk dipotong (keras & getas)

1. Keragaman geometri potong

* Fitur standar: lubang, slot, step dll
* Fitur non-standar: tap hole, T slot

1. Keakuratan dimensi
1. Toleransi hingga 0.025mm
2. Permukaan potong yang baik
1. Kekasaran permukaan hingga 0.4 mm

Jenis- Jenis Proses Permesinan beserta prinsip kerjanya
Proses permesinan (Diktat Lab Sistem Manufaktur, 2005) merupakan proses
manufaktur dimana objek dibentuk dengan cara membuang atau meghilangkan
sebagian material dari benda kerjanya. Tujuan digunakan proses permesinan
ialah untuk mendapatkan akurasi dibandingkan proses-proses yang lain seperti
proses pengecoran, pembentukan dan juga untuk memberikan bentuk bagian dalam
dari suatu objek tertentu. Adapun jenis-jenis proses permesinan yang banyak
dilakukan adalah: Proses bubut (turning), proses menyekrap (shaping dan
planing), proses pembuatan lubang (drilling), proses mengefreis
(milling), proses menggerinda (grinding), proses menggergaji (sawing),
dan proses memperbesar lubang (boring)

1. Proses Bubut (Turning)
Proses bubut (turning) merupakan proses produksi yang melibatkan bermacam-
macam mesin yang pada prinsipnya adalah pengurangan diameter dari benda kerja.
Proses-proses pengerjaan pada mesin bubut secara umum dikelompokkan menjadi
dua yaitu: proses pemotongan kasar dan pemotongan halus atau semi halus. Jenis
mesin ini bermacam-macam dan merupakan mesin perkakas yang paling banyak
digunakan di dunia serta paling banyak menghasilkan berbagai bentuk komponen-
komponen sesuai peralatan. Pada mesin ini, gerakan potong dilakukan oleh benda
kerja dimana benda ini dijepit dan diputar oleh spindel sedangkan gerak makan
dilakukan oleh pahat dengan gerakan lurus. Pahat hanya bergerak pada sumbu XY.

2. Proses Menyekrap ( Shaping dan Planning)
Pada proses permesinan ini hanya dapat memotong menurut garis lurus dengan
jenis/tipe pemotongan yang sama dan selalu memotong hanya dalam satu arah,
sehingga langkah balik merupakan langkah terbuang (waktu terbuang). Proses
menyekrap menggunakan tool yang lebih keras dari benda kerja.

a. Shaper

Shaper adalah mesin yang digunakan untuk memproduksi benda yang memilki
dimensi relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan planer. Gerak potang pada
mesin shaper dilakukan oleh pahat yang melekat pada ram, sedangkan gerak makan
dilakukan oleh benda kerja (meja).

b. Planer

Planer adalah mesin yang digunakan untuk memproduksi benda yang besar dan
berat. Gerak potong dilakukan oleh benda kerja, sedangkan gerak makan dilakukan
oleh pahat.

3. Mesin Gurdi (Drilling Machine)

Pada mesin Gurdi pahat potong yang digunakan berupa twist drill yang terdiri dari
dua atau lebih pahat potong tunggal, sehingga dikelompokkan sebagai pahat
bermata potong banyak. Gerakan memotong dan memahat dilakukan oleh pahat.

4. Mesin Freis (Milling Machine)
Pada proses Freis, prinsip dasar yang digunakan adalah terlepasnya logam (geram)
oleh gerakan pahat yang berputar. Mesin ini dapat melakukan pekerjaan seperti
memotong, membuat roda gigi, menghaluskan permukaan, dan lain-lain. Prinsip
kerja dari proses milling adalah pemotongan benda kerja dengan menggunakan
pahat bermata majemuk yang dapat menghasilkan sejumlah geram. Benda kerja
diletakkan di meja kerja kemudian, dipasang pahat potong dan disetel kedalaman
potongnya. Setelah itu, benda kerja didekatkan ke pahat potong dengan pompa
berulir, untuk melakukan gerak memakan sampai dihasilkan benda kerja yang
diinginkan.

5. Mesin Gerinda (Grinding Machine)

Prinsip kerja dari menggerinda adalah menggosok, menghaluskan dengan gesekan
atau mengasah, biasanya proses grinding digunakan untuk proses finishing pada
proses pengecoran. Mesin gerinda dibedakan menjadi beberapa macam antara lain:

a. Face Grinding jenis serut (reciprocating table), biasanya digunakan untuk
design sindle vertikal, untuk roda gigi, dan untuk pengerjaan permukaan datar.

b. Face Grinding jenis meja kerja putar (rotating table) yang digunakn
untuk pengerjaan luar seperti memperbaiki cxetkan dan permukaan panjang.

c. Gerinda silindris ( Cylindrical Grinding ) gerinda ini digunakan untuk
mengerinda permukaan silindris, meskipun demikian pekerjaan tirus yang
sederhana dapat juga dikerjakan. Gerakan silindris dapat dikelompokkan menurut
metode penyangga meja kerja, yaitu gerinda dengan pusat dan gerinda tanpa pusat.

6. Gergaji (Sawing)

Mesin gergaji adalah suatu mesin yang sangat sederhana dan banyak digunakan
untuk memotong logam atau non logam.

7. Mesin pembesar lubang (Broaching)

Proses Broaching pada dasarnya hampir sama dengan proses gergaji, hanya berbeda
pada bentuk pahat potongnya. Jika pada mesin gergaji pemakan atau pemotong
benda kerja oleh satu sisi pahat, tetapi pada mesin broaching pada keseluruhan dari
sisi pahat potong.

Prinsip Kerja Mesin Milling dan Turning
Menurut (kalpakjan,2005) proses permesinan yang akan digunakan dalam modul II
kali ini, lebih banyak mengenai mesin miling dan mesin turning. Berikut ini
merupakan prinsip kerja dari kedua mesin tersebut

* Prinsip Kerja Mesin Milling

Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak
utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan
diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel
mesin milling.

Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang bertugas
untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan
pemotongan.Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang
telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan
pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun
cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.

* Prinsip Kerja Mesin Turning

Menurut (kalpakjan,2005) mesin ini mempunyai gerak utama berputar dan
berfungsi sebagai pengubah bentuk dan ukuran benda kerja dengan cara menyayat
benda tersebut dengan suatu penyayat. Posisi benda kerja berputar sesuai dengan
sumbu mesin dan pahat diam, bergerak ke kanan, ke kiri searah dengan sumbu
mesin menyayat benda kerja.

Mesin bubut mendapatkan dayanya pada kepala tetap melalui sabuk V banyak dari
motor yang dipasang dibawah dari pengendali pada ssisi kepala tetap salah satu dari
27 kecepatan, yang diatur dalam kemajuan geometris yang logis, dapat diperoleh.
Dilengkapi dengan pencekam dan rem listrik untuk start, menghentikan atau
menyentakkan benda kerja.

Ekor tetap dari pembubut dapat disetel sepanjang bangku untuk menampung
panjang stok yang berbeda. Dilengkapi dengan pusat yang dikeraskan, yang dapat
digerakkan masuk dan keluar oleh penyetel roda dan dengan ulir pengencang di
dasarnya yang digunakan untuk menyetel penyebarisan pusatnya dan pembubutan
tirus. Sekrup pengarah terletak agak dibawah dan sejajar terhadap jalur bangku,
memanjang dari kepala tetap sedemikian rupa sehingga dapat diputar balik dan
dihubungkan atau dilepas dari kereta luncur selama operasi pemotongan. Ulir
pengarah hanya untuk pemotongan ulir saja dan harus dipisahkan kalau tidak
dipakai untuk mempertahankan ketepatannya. Tepat dibawah ulir pengarah
terdapat batang hantaran.

Rakitan kereta luncur mencakup peletakan majemuk, sadel, pahat dan apron.
Karena mendukung dan memandu pahat potong maka harus kaku dan dikonstruksi
dengan ketepatan tinggi. Tersedia dua hantaran tangan untuk memandu pada
gerakan arah menyilang. Engkol tangan yang atas mengendalikan peletakan
majemuk, dank arena peletakannya dilengkapi denga busur derajat penyetel
putaran, maka dapat ditempatkan dalam berbagai kedudukan sudut untuk membuat
tirus pendek. Roda tangan kedua digunakan untuk menggerakkan kereta luncur
disepanjang landasan, biasanya untuk menarik kembali keduduka semula setelah
ulir pengarah membawa sepanjang pemotongan. Bagian dari kereta luncur yang
menjulur di depan dari pembubut disebut apron. Pada permukaan apron
dipasangkan berbagai roda dan tuas kendali.

Jenis Jenis Mesin Milling dan Turning
Mesin miling dan turning, dapat terbagi menjadi beberapa jenis atau macam proses.
Jenis-jenis dari proses milling dan turning antaralain dapat dijelaskan sebagai
berikut.

* Jenis-jenis Mesin Miling

Ada 4 tipe dari mesin milling secara umum, yaitu :

1. Knee and column
Terdiri atas 2 bagian yaitu vertical spindle dimana benda kerja berputar pada meja
horizontal dan horisontal spindel yang kedudukan spindelnya terpasang mendatar
pada kepala mesin.
Spindle Head adalah bagian dari mesin miling yang berfungsi sebagai tempat untuk
memasang tool holder (arbor) dan memutar cutter untuk menyayat benda kerja.

2. Bed type

Digunakan untuk mengisi kebutuhan pengerjaan benda kerja yang berat dan besar
( 90-900 kg). Bed type memiliki ciri-ciri antaralain tanpa sandle sehingga gerak
meja hanya horizontal, spindle carrier dapat digerakkan naik turun, cutter dapat
dilepas dan dipasang dengan menyetel spacer.

3. Planer type

Memiliki prinsip kerja yaitu pahat potongan tidak diam, berputar dan bermata
potong banyak

Digunakan untuk mengerjakan benda kerja yang besar dan berat.

4. Special type
Special type sendiri terbagi atas 2 macam yaitu climb milling atau down milling

dengan prinsip kerja yaitu pada permukaan datar, pahat potong bergerak ke bawah
menembus material benda kerja, sehingga dimulai dengan pemotongan yang besar
dan diakhiri pada ketebalan geram nol. Sedangkan pada suatu pahat vertikal gaya
putaran pahat seakan-akan mendorong benda kerja ke arah gerak meja.

* Jenis-jenis Mesin Turning

Secara garis besarnya, maka mesin turning dapat diklasifikasikan menjadi 5 macam,

yaitu : Engine Lathe, Relieving Lathe, Facing Lathe (Vertikal Boring dan
Turning
Machines), Turret Lathe, Automatic Lathe.

Masing-masing jenis mesin tersebut mempunyai guna dan tujuan tertentu, misalnya
untuk engine lathe, ditujukan untuk mengerjakan pekerjaan yang bersifat produksi
kecil (job order), sedangkan untuk produksi yang tinggi memakai automatic lathe.
Engine lathe merupakan turning konvensional sedangkan automatic lathe sudah
terotomasi. (www.geocities.com/hari_seputro/mesin_cnc)

You might also like