Perbandingan Tiga Metode Prediksi secara Retrospektif dalam
Menilai Derajat Pneumonia Komunitas pada Pasien Lanjut Usia di
Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta Eddy Surjanto, Yusup Subagio Sutanto, Reviono, Harsini, Dwi Indrayati Pneumonia komunitas (community acquired pneumonia / CAP) adalah infeksi penyebab kematian tertinggi pada lanjut usia. Penelitian untuk membandingkan kemampuan tiga metode prediksi untuk CAP yang sahih dalam memprediksi angka kematian pada lanjut usia, yaitu 20 variabel pneumonia severity index (PSI), 6 poin skala CURB-65 dan CRB-65 yang sederhana. Tingkat kematian dan rawat inap ICU adalah 26,2% dan 27,4%. PSI, CURB-65 dan CRB-65 memberi hasil serupa, bidang di bawah kurva ROC (receiver operating characteristic) adalah 0,842 (0,753-0,930), 0,958 (0,908-1,008) and 0,959 (0,906-1,013). Ketiga metode prediksi memberikan hasil yang serupa dalam memprediksi derajat CAP pada pasien lanjut usia. Penerapan CURB-65 dan CRB-65 lebih mudah dari PSI. (J Respir Indo. 2013; 33:34-9) Metode prediksi, derajat CAP, lanjut usia. Retrospective Comparison of Three Predictive Methods in Assessing Severity of Community Acquired Pneumonia in Elderly at Dr. Moewardi Hospital Surakarta Abstract Background: Community-acquired pneumonia (CAP) is a leading infection in cause of death in elderly. The study was to compare the ability of three validated prediction methods for CAP to predict mortality in elderly: the 20 variable Pneumonia Severity Index (PSI), the 6-point CURB-65 scale and the simpler CRB-65. Methods: A retrospective study of 84 consecutive inpatients with CAP was performed in Dr. Moewardi hospital between January 2010 - October 2011. The patients were classified into three risk groups (low, intermediate, high) according to PSI, CURB-65 and CRB-65. The ability of the three rules to predict hospital mortality was compared. Results: The overall mortality and ICU admission rates were 26.2% and 27.4%. PSI, CURB-65 and CRB-65 performed similarly, the areas under ROC (receiver operating characteristic) curve were 0.842 (0.753-0.930), 0.958 (0.908-1.008) and 0.959 (0.906-1.013). Conclusion: All three predictive rules have a similar performance in predicting the severity of CAP in elderly. CURB-65 and CRB-65 are more applicable than PSI. (J Respir Indo. 2013; 33:34-9) Keywords: Predictive rule, severity CAP, elderly. Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Rumah Sakit Dr. Moewardi, Surakarta Abstrak Latar belakang : Metode : Metode retrospektif terhadap 84 pasien CAP rawat inap dilakukan di rumah sakit Dr. Moewardi Surakarta pada Januari 2010 sampai Oktober 2011. Pasien dikategorikan dalam 3 kelompok risiko (rendah, sedang dan tinggi) berdasarkan metode PSI, CURB-65 dan CRB-65. Hasil dari ketiga metode dalam memprediksi kematian dibandingkan. Hasil : Kesimpulan : Kata kunci : PENDAHULUAN Pneumonia komunitas (community acquired pneumonia / CAP) menjadi penyebab kematian karena infeksi di seluruh dunia, terutama pada lanjut usia (lansia). J umlah lanjut usia yang semakin meningkat akan meningkatkan pula penyakit kronik, berbagai keterbatasan fisik, serta peningkatan morbiditas, 1 mortalitas dan biaya perawatan penyakit akut. Pneumonia menjadi penyebab kematian kelima pada lanjut usia, serta menjadi penyebab terbanyak kematian pada penderita demensia berat. Pneumonia pada lanjut usia susah terdiagnosis karena sering asimptomatik. Lansia sering hanya mengeluh badan terasa tidak enak, jarang mengeluhkan tanda dan gejala penyakit. Penurunan aktivitas fisik, penyakit penyerta, proses penuaan, dan status gizi kurang menjadi 2,3 penyebab lanjut usia rentan terjadi pneumonia berat. Pedoman metode prediksi derajat pneumonia telah dikeluarkan oleh berbagai organisasi internasional untuk menggolongkan CAP sesuai tingkat berat penyakit. Tujuan penggolongan derajat CAP untuk meningkatkan angka rawat inap pasien yang perlu dirawat dan menurunkan angka rawat inap pasien yang J Respir Indo Vol. 33, No. 1, Januari 2013 34 tidak perlu dirawat. Pneumonia severity index (PSI) dipergunakan luas di Amerika Utara, metode ini menggunakan 20 variabel untuk mengidentifikasi pasien risiko rendah atau perlu rawat inap. British Thoracic Society (BTS) tahun 2009 menganjurkan metode CURB-65 (mental confusion, blood urea level, respiratory rate, blood pressure, age 65 years). Metode prediksi berdasarkan parameter klinis tanpa 4-8 parameter laboratoris adalah metode CRB-65. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan efektifitas tiga metode prediksi derajat CAP (PSI, CURB-65, CRB-65) dalam memprediksi mortalitas dan mengevaluasi potensi penerapan ketiga prediktor tersebut untuk penetapan indikasi merawat dan memulangkan pasien di instalasi gawat darurat. Hipotesis penelitian ini ada perbedaan antara ketiga metode prediksi dalam memprediksi kematian di rumah sakit pasien lanjut usia dengan CAP. METODE Data diambil secara restrospektif dengan menggunakan catatan medik pasien yang dirawat dengan diagnosis pneumonia. Pasien adalah penderita pneumonia usia 60 tahun ke atas yang dirawat di bangsal paru rumah sakit Dr. Moewardi Surakarta mulai J anuari 2010 sampai dengan Oktober 2011. Pneumonia komunitas (community acquired pneumonia) adalah peradangan parenkim paru yang disebabkan mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit), bukan disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Diagnosis ditegakkan berdasarkan klinis (kondisi akut, sesak, demam, batuk produktif, sputum purulen), disertai infiltrat pada foto toraks pada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit 14 hari sebelum onset gejala. Pasien dengan CAP diklasifikasikan ke dalam risiko ringan, sedang dan berat menurut tiga metode prediksi (PSI, CURB-65, CRB-65). Ketiga metode prediksi dibandingkan kemampuan memprediksi kematian di rumah sakit. Kriteria dan kelas risiko masing masing metode prediksi ditunjukkan dalam tabel 1. Pasien usia 60 tahun ke atas yang dirawat dengan CAP dimasukkan dalam penelitian. Kriteria eksklusi adalah pasien dengan penurunan sistem imun berat (HIV/AIDS, kortikosteroid jangka panjang, imunosupresan), pasien TB aktif, dan pasien dengan riwayat mondok 14 hari sebelumnya. Data diperoleh dari catatan medik pasien. Pasien yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi dicatat karakteristik dasar dan outcome. Karakteristik dasar meliputi usia, jenis kelamin, perawatan dirumah, penyakit penyerta, gejala dan parameter klinis, tekanan darah, nadi, frekuensi napas, suhu badan, kesadaran, saturasi oksigen, hasil laboratorium, analisa gas darah, dan radiologis. Variabel outcome meliputi lama rawat di rumah sakit, perawatan di intensive care unit (ICU), penggunaan ventilator mekanik serta mortalitas di rumah sakit. Analisis data menggunakan SPSS version 17.0 for windows. Deskripsi karakteristik dasar dan variabel klinis dengan frekuensi, persentase, mean dan standar deviasi. Uji Kruskal-Wallis untuk membandingkan variabel kontinu ganda dengan distribusi tidak simetris. Tabel 1. Kriteria dan kelas risiko menurut PSI, CURB-65 dan CRB-65 Metode/kriteria PSI Usia Perempuan Perawatan di rumah Kanker Penyakit hati Gagal jantung kronik Stroke Gagal ginjal kronik Gangguan kesadaran Pernapasan >30x/mnt Sistol <90 mmHg Suhu >40 / <35 Nadi >125 pH <7,35 PaO2 <60 Natrium <130 Ureum >64 mg/dL Glukosa >250 Hematokrit <30% Efusi Pleura CURB-65 Confussion Ureum >19 mg/dL Respiratory rate >=30 Sistol <90/diastol <=60 Usia >=65 CRB-65 Confussion Respiratory rate >=30 Sistol <90/diastol <=60 Usia >=65 Poin 1/tahun -10 10 30 20 10 10 10 20 20 20 15 10 30 10 20 20 10 10 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Skoring Poin/kelas 0/I <70/II 71-90/III 91-130/IV >130/V 0-1 2 3-5 0 1-2 3-4 Interpretasi Rendah Rendah Rendah Rendah Berat Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Dikutip dari (4-6) J Respir Indo Vol. 33, No. 1, Januari 2013 35 Kemampuan ketiga metode dalam memprediksi mortalitas dibandingkan sensitivitas, spesifisitas, nilai perkiraan positif, nilai perkiraan negatif, dan area dibawah kurva ROC (receiver operating characteristic). Nilai p <0,05 dianggap signifikan secara statistik. HASIL Karakteristik dasar 84 subjek penelitian tercantum pada tabel 2. Usia rata-rata subjek penelitian 71,107 (SD 7,932). Subjek laki-laki sebanyak 60,7%. Penyakit penyerta terbanyak adalah PPOK 19 orang (22,6%). Perbandi ngan mortal i tas di rumah saki t dan perawatan di ICU Tabel 3 menunjukkan distribusi pasien dan mortalitas di rumah sakit pada semua kelas risiko setiap metode prediksi. Berdasarkan jumlah skor pada PSI, CURB-65, dan CRB-65 masing-masing dikelompokkan ke dalam kategori risiko ringan, sedang dan berat menurut kriteria yang ditetapkan masing-masing metode prediksi (tabel 4). Angka mortalitas semakin tinggi pada kelompok risiko yang lebih berat. Ketiga metode prediksi menunjukkan hal yang serupa dengan tingkat kemaknaan statistik p<0,001. Mortalitas Usia Laki-laki Perempuan Perawatan di rumah Penyakit penyerta : Gagal jantung Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) Bronkiektasis Diabetes mellitus Asma Bekas tuberkulosis Stroke Keganasan Penyakit ginjal Penyakit hati Gambaran klinis : Nadi Tekanan darah sistol Tekanan darah diastol Suhu tubuh Frekuensi napas Glasgow coma scale (GCS) Laboratorium Leukosit Hematokrit Ureum Gula darah sewaktu (GDS) Natrium Ph PCO 2 SaO 2 FiO 2 AaDO 2 PaO2/FiO 2 Radiologis : 1 lobus Bilateral >1 lobus Efusi pleura Outcome : Meninggal Perlu ICU Ventilator Vasopresor Lama dirawat Tabel 2. Karakteristik dasar dan outcome pasien lanjut usia dengan CAP Karakteristik dasar Mean 71,107 101,845 126,988 80,393 37,187 30,310 13,595 14,076 36,219 51,369 148,195 134,696 7,409 41,194 93,673 0,329 85,835 320,185 6,393 n (%) 51 (60,7%) 33 (39,3%) 24 (28,5%) 7 (8,3%) 19 (22,6%) 1 (1,2%) 5 (5,9%) 6 (7,1%) 9 (10,7%) 2 (2,4%) 4 (4,8%) 0 2 (2,4%) 22 (26,2%) 52 (61,9%) 10 (11,9%) 6 (7,1%) 22 (26,2%) 23 (27,4%) 23 (27,4%) 11 (13,1%) Standar deviasi 7,932 20,230 24,664 12,762 0,928 6,265 2,786 7,251 6,615 32,217 65,141 4,980 0,093 13,795 12,173 0,170 98,936 109,669 3,732 Rentang 60-90 68 - 180 80-190 40-110 35,0-39,4 20-50 4-15 3,5-40,1 16,7-57,1 11-183 39-413 116-142 7,080-7,560 18,4-94,0 0,0-99,7 0,19-1,20 3,0-562,0 73-497 0-16 J Respir Indo Vol. 33, No. 1, Januari 2013 36 kelompok risiko rendah menurut PSI 4,5%, CURB-65 0, CRB-65 4,5%. Pasien dikelompokkan ke dalam risiko rendah terbanyak pada CRB-65 56% dan PSI 46,4% sedangkan pada CURB-65 19%. Angka perawatan di ICU semakin meningkat sesuai dengan berat kelas risiko (tabel 4). Ketiga metode prediksi menunjukkan nilai p yang signifikan secara statistik dalam memprediksi perlunya perawatan di ICU. Angka perawatan di ICU pada kelompok risiko ringan adalah CURB-65 4,3% lebih rendah dibanding pada PSI 13% dan CRB-65 17,4%. Tingkat mortalitas PSI I II III IV V CURB-65 0 1 2 3 4 5 CRB-65 0 1 2 3 4 Tabel 3. Distribusi pasien dan mortalitas di rumah sakit pada setiap kelompok risiko ketiga metode prediksi Kelompok risiko J umlah pasien 0 (0,0%) 5 (6,0%) 34 (40,5%) 33 (39,3%) 12 (14,3%) 3 (3,6%) 13 (15,5%) 33 (39,3%) 16 (19,0%) 10 (11,9%) 9 (10,7%) 11 (13,1%) 36 (42,9%) 17 (20,2%) 11 (13,1%) 9 (10,7%) Mortalitas di rumah sakit 0 (0,0%) 0 (0,0%) 1 (4,5%) 12 (54,5%) 9 (40,9%) p=0,000 0 (0,0%) 0 (0,0%) 1 (4,5%) 3 (13,6%) 9 (40,9%) 9 (40,9%) p=0,000 0 (0,0%) 1 (4,5%) 2 (9,1%) 10 (45,5%) 9 (40,9%) p=0,000 PSI Rendah (I-III) Sedang (IV) Tinggi (V) Nilai p CURB-65 Rendah (0-1) Sedang (2) Tinggi (3-5) Nilai p CRB-65 Rendah (0-1) Sedang (2) Tinggi (3-5) Nilai p Tabel 4. Perbandingan outcome tiga metode prediksi 39 (46,4%) 33 (39,3%) 12 (14,3%) 16 (19%) 33 (39,3%) 35 (41,7%) 47 (56,0%) 17 (20,2%) 20 (23,8%) 1 (4,5%) 12 (54,5%) 9 (40,9%) p =0,000 0 (0,0%) 1 (4,5%) 21 (95,5%) p =0,000 1 (4,5%) 2 (9,1%) 19 (86,4%) p =0,000 3 (13,0%) 11 (47,8%) 9 (39,1%) p =0,000 1 (4,3%) 3 (13,0%) 19 (86,2%) p =0,000 4 (17,4%) 3 (13,0%) 16 (69,6%) p =0,000 Kelas risiko J umlah pasien Mortalitas di rumah sakit Rawat ICU Lama rawat di rumah sakit 6 (4,5 - 7,5) 7 (3,4 - 10,5) 7 (3 - 11) p =0,805 5 (3,5 - 6,5) 7 (6 - 8) 7 (2,5 - 11,5) p =0,441 7 (5,5 - 8,5) 9 (7,5 - 10,5 1 (0-4) p =0,000 Keterangan: * =cut off points sebagai batas antara risiko rendah pada setiap 7,8 metode skoring berdasarkan penelitian asal. Tabel 5. Sensitivitas, spesifisitas, nilai perkiraan positif dan negatif mortalitas di rumah sakit dari ketiga metode prediksi PSI >I II III IV * V CURB-65 0 1 2 3 4 5 CRB-65 0 1 2 3 4 > > > > > > > * > > > > * > Cut off point Sensitivitas NA 100 100 95,5 40,9 100 100 100 95,5 81,8 40,9 100 100 95,5 86,4 40,9 Spesifisitas NA 0,0 8,1 61,3 95,2 0,0 4,8 25,8 77,4 98,4 100 0,0 17,7 74,2 98,4 100,0 Nilai perkiraan positif NA 26,2 27,8 46,7 75,0 NA 27,2 32,4 60,0 94,7 100,0 NA 30,1 56,8 95,0 100,0 Nilai perkiraan negatif NA NA NA 97,4 81,9 NA NA NA 98,0 93,8 82,7 NA NA 97,9 95,3 82,7 pada kelompok risiko tinggi CURB-65 95,5%, CRB-65 86,4% dan pada PSI 40,9%. Mortalitas tertinggi PSI terdapat pada kelas risiko sedang 54,5%. Angka perawatan di ICU kelompok risiko berat pada CURB-65 82,6% dan CRB-65 86,4% lebih tinggi daripada PSI 49,1%. Perbandingan lama rawat di rumah sakit Lama rawat di rumah sakit pada PSI dan CRB-65 tidak signifikan secara statistik. Lama rawat pada CRB- 65 lebih lama pada kelompok risiko sedang (9 hari) J Respir Indo Vol. 33, No. 1, Januari 2013 37 signifikan secara statistik. Perbandingan akurasi prediktif Tabel 5 menunjukkan sensitivitas, spesifisitas, nilai perkiraan positif dan negatif mortalitas di rumah sakit dari ketiga metode prediksi. Ketiga metode prediksi menunjukkan sensitivitas yang tinggi untuk setiap kelas risiko yang berbeda-beda. Sensitivitas pada cut off point batas antara risiko rendah dan tinggi adalah 95,5. Ketiga metode prediksi mempunyai nilai perkiraan negatif yang tinggi dan nilai perkiraan positif yang rendah pada setiap cut off point. Kurva ROC (receiver operating characteristic) untuk mortalitas di rumah sakit masing-masing metode prediksi ditunjukkan pada gambar 1. PEMBAHASAN Metode prediksi untuk memprediksi derajat berat CAP penting untuk membuat keputusan klinis dalam menentukan pasien perlu rawat jalan atau rawat inap. Penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan diantara PSI, CURB-65 dan CRB-65 dalam memprediksi mortalitas CAP pada lanjut usia di rumah sakit Dr. Moewardi. Lansia dengan CAP memerlukan perhatian dan penanganan khusus. Pneumonia pada lanjut usia sering menunjukkan tanda dan gejala klinis yang tidak spesifik, agen penyebab yang berbeda, penyakit penyerta, jaminan sosial yang rendah dan angka mortalitas yang tinggi. Keputusan untuk memondokkan pasien tanpa memperhatikan derajat berat pneumonia pada lanjut usia akan meningkatkan terjadinya infeksi nosokomial bagi lanjut usia. Penggunaan metode prediksi dapat menekan angka rawat inap yang tidak 9 perlu. Ketiga metode prediksi mempunyai nilai perkiraan negatif yang tinggi tetapi nilai perkiraan positif rendah. Hal tersebut sesuai dengan penelitian- penelitian sebelumnya. Ketiga metode ini dapat 10-12 digunakan untuk menyingkirkan pneumonia berat. Metode prediksi ini dapat mendeteksi kelompok risiko rendah dan membantu membuat keputusan memondokkan atau memulangkan pasien di unit gawat darurat. Perbedaan mortalitas pada kelompok risiko rendah sedikit. Pasien teridentifikasi ke dalam kelompok risiko rendah sebanyak 46,4% pada PSI dan 56% CRB-65. Hal tersebut berarti sekitar 46-56% pasien seharusnya adalah pasien rawat jalan menurut PSI dan CRB-65. Pasien kelompok risiko rendah pada CURB-65 hanya 12,6%, sehingga PSI dan CRB-65 dapat lebih berguna untuk mendeteksi pasien yang perlu rawat jalan. Ketiga metode prediksi ini mempunyai nilai perkiraan positif yang rendah untuk menentukan pasien risiko tinggi, sehingga kurang baik untuk menentukan indikasi rawat inap. Metode CRB-65 lebih sederhana dan cepat karena tidak memerlukan parameter laboratorium, sehingga lebih dapat diterapkan di unit gawat darurat. Lama rawat pada kelompok risiko berat lebih pendek karena pada penelitian ini sebagian besar subjek penelitian pada risiko berat meninggal kurang dari tiga hari perawatan. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif, perlu penelitian prospektif 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1 - Specificity S e n s i t i v i t y PSI CURB-65 CRB-65 Reference line Gambar 1. Kurva ROC (receiver operating characteristic metode skoring yang berbeda dalam memprediksi kematian di rumah sakit. PSI CURB-65 CRB-65 Hasil tes variabel Area 0,842 0,958 0,959 95% Cl 0,753-0,930 0,908-1,008 0,906-1,013 Nilai p <0,001 <0,001 <0,001 Tabel 6. Area di bawah kurva ROC J Respir Indo Vol. 33, No. 1, Januari 2013 38 dengan jumlah sampel yang lebih besar. KESIMPULAN Pneumonia severity index (PSI), CURB-65, dan CRB-65 mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang sama bagus dalam memprediksi beratnya dan mortalitas pneumonia komunitas pada usia lanjut di rumah sakit. Metode CRB-65 dan CURB-65 lebih dapat diterapkan karena jumlah poin yang dinilai lebih sedikit sehingga memudahkan petugas kesehatan dalam menerapkannya. Metode CRB-65 tidak memerlukan parameter laboratorium sehingga bisa digunakan dengan cepat di instalasi gawat darurat. DAFTAR PUSTAKA 1. Sligl W, Eurich DT, Marrie TJ , Magindar SR. Age still matters prognosticating short and long term mortality for critically ill patients with pneumonia. Crit Care Med. 2010; 38: 2126-32. 4. Fine. Pneumonia severity index. N Engl J Med. 1997;336: 243-50. 5. Aujesky D, Auble TE, Yealy DM, Stone RA, Obrosky DS, Meehan TP, et al. Prospective comparisons of three validated prediction rules for prognosis in 2. Demand media inc. Pneumonia in elderly. [Online]. 2011 [Cited 2011 Dec 10]. Available from: URL: http://www.pneumonia-elderly.html. 3. Nursing homes. Pneumonia and the elderly. [Online]. 2010 [Cited 2011 Desember 10]. Available from: URL: http://nursing-homes.aplaceformom. com/articles/pneumonia-in-the-elderly. community-acquired pneumonia. Am J Med. 2005; 118: 384-92. 6. Lim WS, Eerden MMVD, Laing R, Boersma WG, Karalus N, Town GI, et al. Defining community acquired pneumonia severity on presentation to hospital an international derivation and validation study. Thorax. 2003; 58: 377-82. 7. Lim WS, Baudouin SV, George RC, Hill AT, J amieson C, J eune IL, et al. British thoracic society guidelines for the management community acquired pneumonia in adult update 2009. Thorax. 2009; 64:155. 8. Mandell LA, Wunderink RG, Anzueto A, Bartlett J G, Campbell GD, Dean NC, et al. Infectious diseases society of america / american thoracic society consensus guidelines on the management of community-acquired pneumonia in adults. Clin Infect Dis. 2007; 44:S2772. 9. J anssens J P, Krause KH. Pneumonia in the very old. Lancet Infect Dis. 2004; 4:11224. 10. Neill AM, Martin IR, Weir R. Community acquired pneumonia: Aetiology and usefulness of severity criteria on admission. Thorax. 1996; 51: 1010-6. 11. Lim WS, Eerden MMVD, Laing R. Defining community acquired pneumonia severity on presentation to hospital: An international derivation and validation study. Thorax. 2003; 58: 377-82. 12. Aujesky D, Auble TE, Yealy DM. Prospective comparison of three validated prediction rules for prognosis in community-acquired pneumonia. Am J Med. 2005;118:384-92. J Respir Indo Vol. 33, No. 1, Januari 2013 39