1

PENGANTAR REKAYASA SIPIL

TEAM PENGAMPU
Ir. DELAN SUHARTO, MT
Ir. DJOKO SARWONO, MT
2
3
GEOMATIKA PETA JALAN
4
SARANA - TRANSPORTASI
5
HUJAN- AIR- JALAN- SALURAN
6
BANGUNAN HIDROLIK
7
KELOK SEMBILAN
8
PRASANA JALAN
9
KELOK SEMBILAN
10
TOWER PDAM
11
RUPYANG
12
CAKUPAN MATERI
MENGENAL SISTEM REKAYASA SIPIL
LINGKUNGAN
MENGENAL PROSES ENGINERING
DESAIN
PENGANTAR DESAIN ANALYSIS
MENGKOMUNIKASIKAN HASIL
TEKNOLOGI KONSTRUKSI
PROFESI INSINYUR
13
PENDEKATAN
PENDEKATAN SISTEM
SISTEM ANALYSIS
SISTEM REKAYASA
REKAYASA ENGINERING
REKAYASA KONSTRUKSI
REKAYASA TRANSPORTASI
REKAYASA KEAIRAN
REKAYASA GEOTEKNIK
REKAYASA MANAJEMEN PROYEK
14
SISTEM KEGIATAN REKAYASA SIPIL
TINGKAT JARINGAN TINGKAT PROYEK

SISTEM
PENDATAAN




DATA BASE

PEMROGRAMAN
PERENCANAAN
PEMBIAYAAN
DESAIN
KONSTRUKSI
PEMELIHARAAN
REHABILITASI
RISET -- STUDI
15
PENDEKATAN SISTEM
TUJUAN UMUM
PRIORITAS
POKOK POKOK PENENTU KEBIJAKAN
TUJUAN JANGKA PANJANG
KEBIJAKAN MAKRO
RENCANA UMUM TATA RUANG (RUTR)
STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN POLA TATA
RUANG (SNPPTR), RENCANA TATA RUANG
WILAYAH PROPINSI (RTRWP), RENCANA TATA
GUNA LAHAN (RTGL)
16
POLA PEMANFAATAN - SNPPTR
KRITERIA DAN POLA PENGELOLAAN
BAGI KAWASAN YG HARUS DILINDUNGI, KAWASAN
BUDI DAYA, KAWASAN TERTENTU
POLA PEMANFAATAN RUANG NASIONAL,
TDR DR KAWASAN YG HRS DILINDUNGI; KAWASAN
BUDI DAYA KAWASAN YG DIANDALKAN;
KAWASAN TERTENTU
STRUKTUR RUANG NASIONAL
MENGGAMBNARKAN SISTEM KOTA & JARINGAN
PRASARANA WILAYAH ( TRANSPORTASI;
LISTRIK/ENERGI; AIR MINUM; AIR PERTANIAN;
INDUSTRI SERTA TELEKOMUINIKASI)
17
CONTOH
KAWASAN HUTAN LINDUNG; HUTAN
PRODUKSI
TATA GUNA RUANG KOTA
TATA GUNA AIR PERMUKAAN
TATA GUNA AIR TANAH
JARINGAN JALAN NASIONAL, PROPINSI,
KOTA/KABUPATEN
PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM
18
IDENTIFIKASI SISTEM KOTA BERDASAR
FUNGSI DALAM SNPPTR
PUSAT KEGIATAN NASIONAL ( PKN )
MELIPUTI KAWSAN SETINGKAT WILAYAH
PROPINSI
PUSAT KEGIATAN WILAYAH ( PKW )
MELIPUTI KAWSAN SETINGKAT WILAYAH
EKS KARESIDENAN
PUSAT KEGITAN LOKAL ( PKL )
MELIPUTI KAWSAN SETINGKAT WILAYAH
KOTA/KABUPATEN
19
PUSAT KEGIATAN NASIONAL
( PKN )
KOTA YG BEPOTENSI SBG PINTU
GERBANG KE KAWASAN/ WILAYAH YG
LEBIH LUAS MEMP. POTENSI UNTUK
MENDORONG DRH PENDUKUNGNYA
(HINTER-LAND)
MRPK PUSAT PELAYANAN JASA DG
SKALA NASIONAL (BBRP PROPINSI)
MRPK PST PENGOLAHAN/ PENGUMPU
LAN BARANG DG SKALA NASIONAL
20
MERUPAKAN SIMPUL TRANSPORTASI
MERUPAKAN PUSAT PELAYANAN JASA
PUBLIK
BEBERAPA PROPINSI SATU PKN
PELABUHAN LAUT/ UDARA INTERNASIONAL
JARINGAN JALAN ARTERI NASIONAL
KAWASAN HUTAN LINDUNG, HUTAN PRODUKSI,
PERTANIAN
JARINGAN TELEKOMUNIKASI
JARINGAN AIR BERSIH, AIR PERTANIAN, AIR
INDUSTRI
JARINGAN DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK, BBM
21
PUSAT KEGIATAN WILAYAH
(PKW)
MENCAKUP KAWASAN BBRP
KOTA/KABUPATEN
MRPK PUSAT PELAYANAN/ JASA DG
SKALA BBRP KABUPATEN/KOTA
MRPK PUSAT PELAYANAN JASA PUBLIK
(PEMERINTAH/ YG LAIN) DG SKALA
BBRP KABUPATEN/KOTA
MRPK SIMPUL TRNASPORTASI DG
SKALA BBRP KAB./KOTA
22
PUSAT KEGITAN LOKAL ( PKL )
MENCAKUP KAWASAN BBRP
KECAMATAN
MRPK PUSAT PENGOLAN/ PENGUMPUL
BARANG/ HASIL PERTANIAN/
PERKEBUNAN
MRPK PUSAT/ SIMPUL TRANSPORTASI
SKALA BBRP KECAMATAN
BERSIFAT KHUSUS MENDORONG
PERKEMBANGAN STRATEGIS
23
Kecerobohan manusia atau bencana
Sumber : Detik.com
24
Akankah kehidupan menjadi langka
Sumber: Kompas
25
PEMBANGUNAN BERWAWASAN
LINGKUNGAN
PERTAMBAHAN PENDUDUK PESAT
(DIKAITKAN) DG PENURUNAN KUALIATAS
HIDUP & KEMUNDURAN KUALITAS
LINGKUNGAN
EKSPLOITASI BERLEBIHAN EKSPLORASI
SEIMBANG
FAKTOR POKOK PENYEBAB
PEMBANGUNAN/ INDUSTRI DG TEKNOLOGI YG
MENCEMARI (POLLUTING TECHNOLOGI)
KONSUMSI MEWAH/HEDONIS (AFFLUMENT
CONSUMTION) LIMBAH
KEBIJAKSANAAN YG KURANG TEPAT,
KEMISKINAN & MASALAH SOSIAL
26
BBRP AKIBAT/ DAMPAK PEMBANGUNAN
YG TDK MEMPERHATIKAN LINGKUNGAN
MUTASI GEN MANUSIA TERSELUBUNG
EFEK RUMAH KACA
HUJAN ASAM
LOBANG PADA LAPISAN OZON
PENCEMARAN OLEH LIMBAH
KEMEROSOTAN KUALITAS &
KUANTITAS SUMBER DAYA
27
MUTASI GEN MANUSIA
TERSELUBUNG
AKIBAT RADIASI NUKLIR
AKIBAT PENGGUNAAN BERBAGAI BAHAN
KIMIA
PENURUNAN DAYA TAHAN TUBUH
KERACUNAN
BIASANYA BERLANGSUNG LAMA
CONTOH AKIBAT BOM ATOM HIROSIMA
NAGASAKI, KASUS MINAMATA, BENCANA
CHERNOBYL.
28
EFEK RUMAH KACA
PENGGUNAAN BAHAN BAKAR FOSIL
CO2 (DLL) NAIK KE ATMOSFER
MEMBENTUK TABIR MENAHAN PANTULAN
PANAS MATAHARI KENAIKKAN
TEMPERATUR PERMUKAAN BUMI
MEMPENGARUHI IKLIM
NAIKNYA TEMPERATUR RATA RATA BUMI
ES DI KUTUP MENCAIR
29
HUJAN ASAM
POLUSI SO2, NO2, CO2, BEREAKSI
JADI ASAM SULFAT KONDENSASI
AWAN (ASAM NITRAT, ASAM
KARBONAT)
HUJAN ASAM
PH AIR TANAH < 5,6
KOROSIF
MENURUNKAN KESUBURAN TANAH
30
CONTOH LINGKUNGAN ASRI
31
LOBANG PADA LAPISAN OZON
LAPISAN OZON DI KETINGGIAN 20 km
PENGGUNAAN FREON, AEROSOL (CFC/
CLORO FLURO CARBON) STABIL
TERURAI JADI CLORINE ATAU CLORINE
MONOXIDE KATALISATOR DI RUANG
ANGKASA OZON (O3) JADI O2
RASIADI OLEH SINAR MATAHARI
LANGSUNG KE BUMI PEMICU BBRP
PENYAKIT (MIS KANKER)

32
AKANKAH MANUSIA MENJADI SPESIES
YG HARUS DILINDUNGI ???
33
PENCEMARAN OLEH LIMBAH
LIMBAH INDUSTRI
POLUSI GAS BUANG
POLUSI SISA PRODUKSI
POLUSI AKIBAT KEGIATAN PORDUKSI
LIMBAH RUMAH TANGGA
KOTORAN IPAL (INSTALASI PENGOLAH AIR
LIMBAH) PENCEGAHAN /PENYEBARAN
(SUMBER) PENYAKIT
KEGIATAN SEHARI HARI SISTEM PEMBUANGAN
DAN PENGOLAHAN (ORGANIK DAN AN ORGANIK)
KEGIATAN
TRANSPORTASI POLUSI KENDARAAN, SUARA,
FIBRASI
34
JASA TRANSPORTASI YG HARUS
MENDAPAT PRIORITAS
35
KEMEROSOTAN KUALITAS & KUANTITAS
SUMBER DAYA
PEMANFAATAN SDA YG BERLEBIHAN
PEMNAFAATAN SDA HAYATI YG MELEBIHI
DAYA PULIH
PENGAMBILAN AIR TANAH > RECOVERY
SUMUR MAKIN DALAM, INTRUSI AIR LAUT KE
DARATAN
PENGAMBILAN BATU DI SUNGAI PROFIL
SUNGAI BERUBAH ARUS DERAS EROSI
SUNGAI
PERUBAHAN HUTAN ALAM HUTAN INDUSTRI
DRH PERUMAHAN KOEF. DASAR BANGUNAN
KECIL AIR PERMUKAAN MELIMPAS AIR
TANAH SUSUT
36
EKSPLORASI SDA YANG BEGINIKAH ???
37
PEMBANAGUNAN
BERWASAWASAN LINGKUNGAN
MANUSIA MERUPAKN BAGIAN TERPADU DARI
KEHIDUPAN SECARA KESELURUHAN
KOMPONEN BIOTIK dan/atau ABIOTIK
LINGKUNGAN HIDUP ALAMI (EKOSISTEM)
MANUSIA BELUM DOMINAN KESETIMBANGAN
WAKTU, JUMLAH MANUSIA, SIKAP HIDUP
(HEDONIS) MANUSIA MENDOMINASI
LINGKUNGAN HIDUP BUATAN HARUS TETAP
BERADA DALAM KESETIMBANGAN DG
LINGKUNGAN HIDUP ALAMI.
38
TUNTUTAN PEMBANGUNAN
SEJAK BERAKHIRNYA PDII
PEMBANGUNAN YG BERIMBANG (BALANCED
DEVELOPMENT)
PEMENUHAN KEBUTUHAN POKOK HIDUP
(BASIC NEEDS)
PEMERATAAN SOSIAL (SOCIAL
EQUATABILITY)
KUALITAS HIDUP ( QUALITY OF LIFE )
PEMBANGUNAN YG BERKESINAMBUNGAN
(SUSTAINBLE DEVELOPMENT)
39
LANGKAH YG PERLU DIAMBIL
1. INTEGRASI STUDI KELAYAKAN DG
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
2. PENGELOLAAN KUALITAS
LINGKUNGAN
3. MEMILIH TEKNOLOGI YG TEPAT
40
1.INTEGRASI STUDI KELAYAKAN DG
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PROYEK HRS DIRENCANAKAN DG
MEMPERHATIKAN DAMPAK AMNDAL
KELAYAKAN PROYEK
PARADIGMA LAMA : KELAYAKAN TEKNOLOGI
& KELAYAKAN FINANSIAL
PARAADIGMA BARU :
KELAYAKAN TEKNOLOGI & KELAYAKAN
FINANSIAL
KELAYAKAN LINGKUNGAN : DAMPAK HIDUP
SOSIAL; DAMPAK FISIK ( TERHADAP AIR, TANAH ,
UDARA) DAMPAK HAYATI (TUMBUHAN & HEWAN)
41
2. PENGELOLAAN KUALITAS
LINGKUNGAN
SAMPAI SEJAUH MANA LINGKUNGAN
BERUBAH AKIBAT PEMBANGUNAN
PERUBAHAN TERHADAP: KONSUMEN.
PRODUSEN, SUMBER DAYA FISIK,
SUMBER DAYA SOSIAL PENGELOLAAN
SHG KUALITAS SUMBER DAYA TIDAK
MEROSOT
RKL : RENCANA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
RPL : RENCANA PENANGANAN LINGKUNGAN
42
3.MEMILIH TEKNOLOGI YG TEPAT
TEKNOLOGI HEMAT PENGGUNAAN SDA
TEKNOLOGI HEMAT ENERGI
TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH DAUR ULANG
BAHAN YG AWET, BERUMUR PANJANG
TEKNOLOGI YG MENGGUNAKAN SDA TERBARUI
(RENAWABLE) OPTIMASI ENERGI SURYA, ENERGI
BIOMASA, ENERGI ANGIN, GELOMBANG AIR LAUT,
KOMPOS.
SUBTITUSI SDA HABIS DG SDA RENAWABLE
HINDARI MANIPULASI SELERA KONSUMEN
MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SESUAI KEBUTUHAN
TEKNOLOGI BEROREINTASI RAKYAT BANYAK (PADAT
KARYA)
43
PERENCANAAN
1. BERSIFAT MAKRO, MEMPERCEPAT
PERTUMBUHAN EKONOMI, MENIGKATKAN
KUALITAS HIDUP
2. MEMBUTUHKAN INFORMASI POTENSI YG
ADA, INFORMASI TUJUAN EVALUASI
PENYEDIA INFORMASI, POENGGUNAAN
SUMBER DAYA YG MEMBERI MANFAAT
OPTIMAL
3. KUMPULAN KEPUTUSAN, MEMPERSIAPKAN
TINDAKAN MASA YAD, USAHA
MEMPENGARUHI, MENGENDALIKAN,
KEGIATAN SELAMA KURUN WAKTU
TERTENTU
44
KEUNTUNGAN ADANYA
PERENCANAAN
1. ADANYA KEGIATAN YG TERATUR
SISTEMATIS
2. MEMPERHITUNGKAN PERKIRAAN
(FORECASTING)
3. PEMILIHAN METODE
4. ALTERNATIF
5. DASAR EVALUASI
6. DASAR PENYUSUNAN PRIORITAS
7. BATASAN PEMANFAATAN
45
1. ADANYA KEGIATAN YG
TERATUR SISTEMATIS

ARAH PENCAPAIAN SASARAN
ARAH MASING MASING KEGIATAN
PEDOMAN BAGI PELAKSANAAN

46
2. MEMPERHITUNGKAN
PERKIRAAN (FORECASTING)
POTENSI & PROSPEK KEGIATAN
PERKEMBANGAN MANFAAT PROYEK YG
BERSIFAT TANGIBLE MAUPUN INTANGIBLE
47
3. PEMILIHAN METODE
MEMBERIKAN METODE YG TEPAT DAN
SISTEMATIK UNTUK MENGHADAPI
MASALAH:
ADANYA IMPLIKASI YG TERSEMBUNYI
ADANYA KEBUTUHAN SUMBER DAYA
TARGET PROYEK
48
4. ALTERNATIF
MENYEDIAKAN ALTERNATIF PILIHAN
BERDASAR PADA MASING MASING
KONDISI/ ASUMSI
49
5. DASAR EVALUASI
PERENCANAAN MEMBERI DASR UNTUK
PENGAWASAN/ EVALUASI
SETIAP PENRENCANAAN AKAN SELALU
BERPASANGAN DG DASAR DASAR
EVALUASI/ PENGAWASAN
EVALUAISI UNTUK MEMASTIKAN BAHWA
APA YG DIRENCANAKAN MENDAPATKAN
HASIL GUNA DAN BERDAYA GUNA
ATURAN ATURAN YG HARUS DITAATI
RENCNA KERJA & SYARAT (RKS),
SPESIFIKASI (SPEC.)
50
6.DASAR PENYUSUNAN
PRIORITAS
PERNACANAAN MENYAJIAKAN ALASAN
UNTUK PENYUSUNAN SKALA
PRIORITAS
URUT URUTAN BERDASAR KEPENTINGAN
URUT URUTAN BERDASAR PENDANAAN
PENTAHAPAN JIKA ADA KETERBATASAN
PENDANAAN.
51
7. BATASAN PEMANFAATAN
PERENCANAAN DALAM PELAKSANAAN
MEMBERI BATASAN UNTUK
PEMANFAATAN SDA
SDA DIMANFAATKAN SECARA EFEKTIF DAN
EFISIEN
ALTERNATIF PEMANFAATAN SDA YG
BERFUNGSI SEBAGAI KOMPLEMEN/
PENGGANTI
52
PEMBIAYAAN
DIPENGARUHI ORIENTASI PEMILIK
PROYEK
PROYEK PEMERINTAH BERTUJUAN
MEMAKSIMALKAN MANFAAT SOSIAL
DANA MASYARAKAT ( PAJAK, ASET NEGARA, HASIL
BUMI DLL), HIBAH, GRANT, DANA KOMERSIL
PROYEK SWASTA MEMAKSIMALKAN
KEUNTUNGAN (PROFIT ORIENTED)
DANA SENDIRI, DANA KOMERSIL
ASAL DANA BERPENGARUH PADA
SKIM PEMBIAYAAN PROYEK
ORIENTASI PROYEK JENIS ANALISIS
53
ANALISIS FINANSIAL
(FINACIAL ANALYSIS)
MENITIK BERATKAN PENDEKATAN
INDIVIDU (PRIVAT), PERSEROAAN DLL
ORIENTASI KEUNTUNGAN/ PRIVAT
RETURN
SKALA MIKRO DINIKMATI KALANGAN
TERBATAS (PENANAM MODAL)
54
ANALISIS EKONOMIS
(ECONOMIC ANALYSIS)
MENITIK BERATKAN PENDEKATAN
NEGARA
MENINJAU PROYEK DARI SISI
PEREKONOMIAN SECARA MAKRO
TOTAL PRODUKTIFITAS MASYARAKAT
ECONOMIC RETURN
SKALA MAKRO MANFAAT SOSIAL
PALING TINGGI
55
KEUNTUNGAN (BENEFIT)
MANFAAT YG DIPEROLEH DARI SUATU
PROYEK
DAPAT DINILAI DENGAN UANG ATAU YG
TIDAK DAPAT DINILAI DENGAN UANG
SECARA LANGSUNG MAUPUN TIDAK
LANGSUNG
56
JENIS BENEFIT
TANGIBLE BENEFIT : MANFAAT YANG
DAPAT DINILAI DENGAN UANG
INTANGIBLE BENEFIT : MANFAAT DARI
KEGIATAN PROYEK YG TIDAK DAPAT
DIHITUNG DG UANG.
57
BENEFIT
TANGIBLE
BENEFIT
INTANGIBLE
BENEFIT
DIRECT
BENEFIT
MENINGKATKAN
NILAI PRODUK
MENURUNKAN COST
INDIRECT
BENEFIT
MULTIPLIER EFFECT
ECONOMICS OF
SCALE
DYNAMIC
SECONDARY EFFECT
PERBAIKAN LINGKUNGAN
HIDUP
MENGURANGI KERAWANAN
MENINGKATKAN
KETAHANAN NASIONAL
58
PERBEDAAN ANALISIS FINANSIAL
& EKONOMIS
1. HARGA
MARKET PRICE, HARGA YG
BERLAKU SETEMPAT
DITERIMA OLEH
PENGUSAHA/ PROYEK
2. SUBSIDI
BESARNYA SUBSIDI MRPK
KERINGANAN
MENGURANGI BIAYA
MENAMBAH BENEFIT
(TIDAK DIPERHITUNGKAN)
1. HARGA
SHADOW PRICE, HARGA
BAYANGAN MRPK
OPORTUNITY COST
(BARANG MODAL YG
DIPERDAGANGKAN
INTERNASIONAL)
2. SUBSIDI
BESARNYA SUBSIDI MRPK
BIAYA SUBSIDI HRS
DITAMBAHKAN PD HARGA
PASAR DARI BARANG
MODAL PROYEK


59
3. PAJAK
BESAR PAJAK
DIPERHITUNGKAN
DLM BIAYA PROYEK

4. UPAH
SEMUA UPAH
UPAH YANG
BERLAKU SETEMPAT
3. PAJAK
PAJAK MERUPAKAN
TRANSFER OF
PAYMENT TDK
DIPERHITUNGKAN
SEBAGAI BIAYA
4. UPAH
UPAH YG DIGUNAKAN
ADALAH SHADOW
WAGE/ UPAH
BAYANGAN (KONVERSI
DG MATA UANG
ASING)
60
5. BUNGA MODAL
BUNGA YG
DIBAYARKAN
KREDITOR
DIANGGAP SBG
BIAYA
BUNGA ATAS
MODAL PROYEK
TIDAK
DIANGGAP
SEBAGAI BIAYA
5. BUNGA MODAL
BESARNYA BUNGA
MODAL TDK DIPISAH
ATAU DIKURANGKAN DR
HASIL KOTOR (TDK
DIPERHITUNGKAN BIAYA
PROYEK)
JIKA INVESYASI
DIBEBANKAN PD SAAT
DIKELUARKAN TDK
DIANGGAP SBG BIAYA
JIKA INVESTASI MRPK
ARUS PELUNASAN PADA
MASA DATANG
DIANGGAP BIAYA
61
BIAYA PROYEK
SELURUH BIAYA YANG DIKELUARKAN
MENDATANGKAN PENGHASILAN (RETURN)
BIAYA INVESTASI
BIAYA YG DIKELUARKAN MULAI PROYEK
DILAKSANAKAN SAMPAI MULAI OPERASI
PENDIRIAN/ PEMBANGUNANAN BANGUNAN
PENGADAAN PERALATAN / MESIN
TENAGA KERJA
BIAYA OPERASIONAL
SELURUH BIAYA YG DIKELUARKAN SELAMA PROSES
PRODUKSI RUTIN DIKELUARKAN
PENGADAAN BAHAN BAKU, TENAGA KERJA
LISTRIK DAN AIR, BAHAN BAKAR
OVER HEAD, PEMELIHARAAN
PAJAK DLL
62
SUNK COST
BIAYA YG DIKELUARKAN PADA MASA LALU, SEBELUM
(BELUM TENTU) KEGIATAN DILAKSANAKAN
TDK DIPERHITUNGUKAN SBG BIAYA PROYEK (CONTOH :
BIAYA PENELITIAN, PENDAHULUAN STUDI KELAYAKAN)
DEPRESIASI (PENYUSUTAN)
PENGALOKASIAN BIAYA INVESTASI SUATU PROYEK
SETIAP TAHUN SEPANJANG UMUR EKONOMIS PROYEK
UNTUK MENJAMIN AGAR ANGKA BIAYA OPERASI DIMASUKAN
KE DALAM NERACA LABA RUGI
BUNGA MODAL
TIDAK DIPERHITUNGKAN SEBAGAI BIAYA INVESTASI
ANALISIS INVESTASI INGIN DIKETAHUI BERAPA PROSEN
KEUNTUNGAN YG AKAN DIPOEROLEH
BUNGA MODAL MENJADI PEMBANDING
CONTINGENCY (BIAYA LAIN LAIN)
KEMUNGKINAN ADANYA KESALAHAN / KETIDAKTEPATAN
DALAM MENGINVESTASI/ PENGELUARAN
63
PROYEK (CAKUPAN)
PENGERTIAN (UMUM)
TUJUAN EVALUASI
KEGUNAAN EVALUASI
IDENTIFIKASI PROYEK
ASPEK ASPEK DALAM EVALUASI
PROYEK
64
PENGERTIAN (DEFINISI UMUM)
1. RANGAKAIAN KEGIATAN/ AKTIFITAS,
DIRENCANAKAN DAN DILAKSANAKAN DALAM
BENTUK SATU KESATUAN UNTUK
MENDAPATKAN BENEFIT
2. ADANYA PENGGUNAAAN BIAYA/ SUMBER DANA
DALAM BENTUK BARANG MODAL, TANAH, BAHAN
MENTAH, BAHAN BAKU TENAGA KERJA DAN WAKTU
3. AKTIFITAS YG ADA AKAN MEMBERIKAN MANFAAT
UNTUK MASA YAD PENINGKATAN NILAI BARANG/
NILAI JUAL
4. KEGIATAN/ AKTIFITAS ADA AWAL DAN AKHIRNYA,
PENANAMAN INVESTASI PENGEMBANGAN
INVESTASI PEMETIKAN HASIL (DLAM PERIODE
TERTENTU)
65
TUJUAN EVALUASI
1. MENGETAHUI/MENILAI KELAYAKANNYA
2. TINGKAT KELAYAKAN BERAPA
BESAR BENEFIT YG DIDAPAT,
MENCAKUP APA SAJA, SIAPA SAJA.
3. SUMBER SUMBER PEMBIAYAAN
SKEMA PEMBIAYAAN
66
KEGUNAAN EVALUASI
DIGUNAKAN DALAM STUDI KELAYAKAN
(FEASIBILITY STUDY) PROYEK LAYAK
ATAU TIDAK DILAKSANAN
SEBAGAI BAHAN MENGAJUKAN KRIDIT
KE BANK
SEBAGAI BAHAN PERTIMBANGAN BAGI
PENENTU KEBIJAKAN PEMBANGUNAN,
OLEH PEMERINTAH, SWASTA, SUMBER
PEMBIAYAAN.
67
IDENTIFIKASI PROYEK
SASARAN IDENTIFIKASI
MENCARI DAN MENEMUKAN GAGASAN
ATAU SARAN SARAN MENGENAI RENCANA
PROYEK YG AKAN DILAKSANAKAN
UNTUK MERENCANAKAN LEBIH LANJUT
METODE IDENTIFIKASI
METODE PERMINTAAN, METODE SUMBER
DAYA, METODE TEKNOLOGI, METODE
PENGALAMAN
68
METODE PERMINTAAN
ADA PERMINTAAN (DEMAND) BARANG
& JASA PELUANG YG
MENGUNTUNGKAN
PEMEKARAN WILAYAH KOTA JASA
TRANSPORTASI, FASILITAS KOTA LAIN
ANGKUTAN BARANG MODA TRAILER
AIR PENGAIRAN SALURAN IRIGASI,
BENDUNG, BENDUNGAN
LAHAN TERBATAS RUMAH SUSUN
SAMPAH IPAL,
69
METODE SUMBER DAYA
ADANYA POTENSI SUMBER DAYA, SDA
MAUPUN MANUSIA OPTIMASI
DAERAH DG DEPOSIT BATU KAPUR
PABRIK SEMEN
WILAYAH SUBUR DIKEMBANGKAN
SEBAGAI DAERAH PERTANINAN
WILAYAH HUTAN HUTAN LINDUNG,
HUTAN PRODUKSI, HTI
70
METODE TEKNOLOGI
EFISIENSI BARANG MODAL, WAKTU,
KONTINUITAS PRODUK, RESIKO
PEKERJAAN
PERKEJAAN CUT & FILL BULLDOZER,
LODER, DUMP TRUCK
PENGASPALAN ASPHLALT FINISHER
GEDUNG TINGGI PONDASI TIANG
PANCANG,
71
METODE PENGALAMAN
BERDASAR PD PROYEK SEJENIS
DAMPAK YANG TIMBUL
PEMANFAATAN PERALATAN,
PENGGUNAAN TEKNOLOGI
PEMANFAATAN SDA,
PENANGANAN MASALAH
72
ASPEK ASPEK DALAM EVALUASI
PROYEK
SEMUA ASPEK YG DITINJAU TDK DPT BERDIRI
SENDIRI
DITINJAU SECARA SIMULTAN, DITENTUKAN
SESUAI PRIORITAS
ANTAR ASPEK YG DITINJAU AKAN SALING
PENGARUH MEMPENGARUHI
MENJADI MASUKAN DALAM SIKLUS
PERENCANAAN
MELIPUTI, ASPEK TEKNIS, ASPEK
ORGANISASI, ASPEK MANAGERIAL &
ADMINISTRASI, ASPEK KOMERSIAL, ASPEK
FINASIAL, ASPEK EKONOMI

73
ASPEK TEKNIS
BERHUBUNGAN DENGAN PENERIMAAN
- PENGELUARAN BARANG & JASA
MENGUJI HUBUNGAN TEKNIS YG
TERJADI/MUNGKIN TERJADI
IDENTIFIKASI INFORMASI YANG HARUS
DIPENUHI/ DISEDIAKAN
74
ASPEK ORGANISASI
DIPENGARUHI SKALA PROYEK
HUBUNGAN ADMINISTRASI PROYEK
DENGAN ADMINISTRASI PEMERINTAH
MENGATUR/ MEMPERSATUKAN
SUMBER DAYA MANUSIA/ ALAM DALAM
POLA YANG SEDEMIKIAN RUPA
SEHINGGA OPTIMAL DALAM
MENCAPAI TUJUAN
75
ASPEK MANAJERIAL &
ADMINISTRASI
KEMAMPUAN STAF DALAM
MENJALANKAN ADMINISTRASI DAN
MENGAMBIL KEPUTUSAN
KEMAMPUAN STAF DALAM MENANGANI
MASALAH YANG TIMBUL SEBERAPA
CEPAT DAPAT DISELESAIKAN
76
ASPEK KOMERSIAL
DIPENGARUHI ORIENTASI PROYEK
MENYANGKUT MASALAH FAKTOR
PRODUKSI DAN PENGANALISISAN
PRODUK YANG DITAWARKAN
ELASTISITAS HARGA FAKTOR
PRODUKSI DAN HARGA PRODUK
PROYEK MASIH LAYAK
77
ASPEK FINANSIAL
MENYANGKUT MASALAH
PENGELUARAN DAN PENERIMAAN
KEMAPUAN PROYEK DALAM
MENGEMBALIKAN DANA YANG
DIKELUARKAN
KEMAMPUAN BERKEMBANG, SEHINGGA
SECARA FINANSIAL DAPAT BERDIRI
SENDIRI
78
ASPEK EKONOMI
SEJAUH MANA PROYEK MEMBERIKAN
KONTRIBUSI TERHADAP PEMBANGU-
NAN SECARA KESELURUHAN DARI
SISI NEGARA/ PEMERINTAH
79
PROSES DESIGN
IDE
KONSEP
DESAIN
STUDI
KELAYAKAN
PRA
DESAIN
DETAIL
DESAIN
PELAKSANAAN
OPERASIONAL/
PEMELIHARAAN
PROFESI INSINYUR TEKNIK SIPIL
LIFE DESAIN
PEMBERDAYAAN BANGUNAN
80
KONSEPTUAL
PERENCANAAN
&
PEMANTAPAN
IMPLEMENTASI
OPERSASI &
PEMELIHARAAN
RANGAKAIAN KEGIATAN UTAMA
81
KONSEPTUAL
PERUMUSAN GAGASAN
KERANGKA ACUAN
STUDI KELAYAKAN
LINGKUP PROYEK
INDIKASI BIAYA DAN JADUAL
82
PERENCANAAN & PEMANTAPAN
PENDALAMAN BBRP ASPEK PERSOALAN
DESAIN ENGINEERING & PENGEMBANGAN
JADUAL INDUK, ANGGARAN & INVESTASI
PENYUSUNAN STRATEGI
PENYELENGGARAAN & RENCANA PEMAKAIAN
SUMBER DAYA
PEMBELIAN DINI
83
IMPLEMENTASI
DESAIN ENGINEERING TERINCI
PEMBUATAN SPESIFIKASI & KRITERIA
PEMBELIAN PERALATAN DAN MATERIAL
PABRIKASI & KONSTRUKSI
INSPEKSI MUTU
UJI COBA
84
OPERASI DAN PEMELIHARAAN
OPERASI RUTIN
PENGAMATAN
PEMELIHARAAN
85
IPo
IPt
Umur rencana
Pembangunan Jalan Baru
Peningkatan Jalan
Perawatan Jalan
Penunjangan Jalan
Rehabilitasi Jalan
Contoh Diagram maintenance pada
Konstruksi Jalan
1: Batas mantap
2: Batas kritis
1
2
86
DESAIN
IDE: RUMAH
GEDUNG
JEMBATAN
BENDUNGAN
DLL

DATA SURVEY: LOKASI
TANAH
MATERIAL
HUJAN/ BANJIR
DLL
87
PERHITUNGAN:
STRUKTUR
GEOTEKNIK
HIDRAULIK
TRANSPORTASI
MANAJEMEN


GAMBAR:
HASIL PERHITUNGAN DITAMPILKAN
MENJADI GAMBAR UNTUK DILAKSANAKAN.
ILMU-ILMU
TEKNIK SIPIL
88
DOKUMENTASI RANCANG BANGUN
A. SURVEY DAN INVESTIGASI

B. PERENCANAAN TEKNIS
89
A. SURVEY DAN INVESTIGASI
1. Survey dan Investigasi Pendahuluan
Data-data yang sudah ada
Letak dan kedudukan bangunan

2. Pengukuran dan Pemetaan Topografi
Pemetaan tempat dan kedudukan bangunan

3. Survey Meteorologi dan Hidrologi
Terutama untuk bangunan yang
berhubungan dengan air
90
4.Survey Data Geologi dan Geoteknik
Tempat dan kedudukan bangunan

5.Survey dan Investigasi Bahan Bangunan

6.Pengujian Bahan Bangunan

DATA-DATA TERSEBUT DIATAS DIGUNAKAN
UNTUK PERENCANAAN TEKNIS:
Didokumentasi dengan baik?
Sumber Data
Referensi?
91
1. Perhitungan Teknis
2. Gambar-gambar Rencana Teknis
3. Rencana Anggaran Pembiayaan
4. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
5. Laporan Akhir
Dasar pertimbangan perencaan teknis
Jadwal
Metode pelaksanaan
6. Dokumen Pelelangan
Gambar-gambar Teknis
RKS
92
B. PELAKSANAAN TEKNIS
1. Gedung
Rencana teknis pondasi
Rencana teknis struktur
2. Bendungan (Dam)
Rencana teknis pondasi
Rencana teknis bendungan
Rencana teknis bangunan pelimpah
Rencana teknis bangunan penyadap
Baja
Beton
Kayu
93
3. Jembatan
Rencana teknis pondasi
Rencana teknis pilar, abutment
Rencana teknis bangunan atas
Beton
Baja
Composite
Kayu
94
APA YANG DILAKUKAN INSINYUR?
THE ENGINEERS
MAKE THINGS HAPPEN



INSINYUR MEMBUAT SESUATU TERJADI
95
INSINYUR
Adalah seseorang dalam melaksanakan
profesinya mempergunakan pengetahuan
matematika dan pengetahuan alam
yang diperoleh dari pendidikan; pengalaman
dan pelatihan,
untuk secara ekonomis mengubah dan
mengembangkan suatu bahan; energi dan
berbagai sumber daya yang berasal dari
alam, menjadi produk lain
demi kesejahteraan; kenyamanan;
kesehatan; dan keselamatan umat manusia.
96
PRAKTEK KEINSINYURAN
Umumnya dilaksanakan secara kerjasama
dalam suatu tim.
Setiap anggota tim memberikan kontribusi
sesuai dengan keahlian yang dimilikinya
untuk memecahkan masalah dan mencapai
tujuan pekerjaan.
Contoh : Insinyur kimia terlibat desain,
pengembangan dan aplikasi proses
mengubah suatu bahan secara kimiawi dan
fisika, menjadi produk lain yang dipergunakan
untuk kepentingan industri dan komersial.
97
ASPEK KEMAMPUAN INSINYUR BERDASARKAN
ABET ENGINEERING CRITERIA 2000
1. Kemampuan menerapkan pengetahuan matematika;
ilmu pengetahuan dan engineering.
2. Kemampuan merancang dan melaksanakan eksperimen
(uji kembang). Termasuk menganalisis dan menafsirkan
data/ hasil uji.
3. Kemampuan merancang suatu komponen, proses dan
metoda untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan.
4. Kemampuan mengidentifikasi, memformulasi dan
memecahkan masalah-masalah engineering.
5. Kemampuan untuk berperan atau berkungsi dalam tim
kerja multi disiplin
6. Pemahaman terhadap tanggung jawab dan etika
profesional
98
7. Kemampuan berkomunikasi dengan efektif.
8. Emahaman terhadap dampak dari penyelesaian
penyelesaian engineering konteks sosial dan
global.
9. Kesadaran akan kebutuhan dan kemampuan
untuk memenuhinya dalam proses belajar
sepanjang hayat.
10. Pengetahuan terhadap permasalahan mutakhir.
11. Kemampuan menggunakan teknik-teknik,
ketrampilan; dan peralatan engineering modern
yang diperlukan dalam praktek engineering
ABET: Accreditation Board of Engineering &Technology
Badan Akreditasi Keinsinyuran dan Teknologi di Amerika Serikat
99
ORGANIZATION WEAKNESSES
[ QUOTED FROM UNIDO STUDY ]
Weak capacity for technology absorption an
development
Limited capability of human resources
Diffused responsibility for industrial policy
and promotion
Product research and process development
(R&D)
Relatively narrow focus of industry
associations
100
PRIORITAS KEINSINYURAN
KESELAMATAN (SAFETY)

KESEHATAN (HEALTH)

KELESTARIAN LINGKUNGAN
(ENVIRONMENTAL)

KESEJAHTERAAN DAN KENYAMANAN
(WEALTH-PROSPERITY)
101
ETIKA PROFESI
Suatu ikatan moral, yang mendorong
tumbuhnya sikap untuk melayani dan
mendahulukan kepentingan masyarakat,
yang melampaui ikatan kewajiban pada
pemberi kerja atau atasan.
102
KODE ETIK
Kumpulan aturan yang disusun oleh
masyarakat profesi untuk melindungi para
anggotanya dari tindakan
yang dapat merugikan atau
membahayakan
anggota lain, klien atau
masyarakat stakeholder.
103
LANDASAN ETIKA PROFESIONAL
Integritas moral
Kesatuan
Kejujuran dan keandalan [ truthfullness &
trustworthyness]
Self respect; sense of honor or dignity; self control;
keberanian dan good judgement
Rasa tanggung jawab
Akuntabilitas dan tindak sukarela
Tuntutan moral dan agama
Tuntutan keselamatan dan lingkungan
104
TANGGUNG JAWAB PROFESSIONAL
Kemampuan mengerahkan diri sendiri
menghasilkan yang terbaik
Kemampuan menghayati dan memenuhi
kepentingan umum
Kemampuan bekerjasama secara tim
Kemampuan spesifik, yang dilanasi kemampuan
intelektual dan ketrampilan teknis, berupa
kompetensi dan kesiapan melaksanakan
pekerjaan yang dipilihnya secara kreatif
105
KODE ETIK INSINYUR PROFESIONAL
CATUR KARSA SAPTA DHARMA
INSINYUR INDONESIA
PERTAMA, PRISIP PRINSIP DASAR
1. MENGUTAMAKAN KELUHURAN BUDI
2. MENGGUNAKAN PENGETAHUAN DAN
KEMAMPUAN UNTUK KESEJAHTERAAN
MANUSIA
3. BEKERJA SECARA SUNGGUH-SUNGGUH
UNTUK KEPENTINGAN MASYARAKAT
4. MENINGKATKAN KOMPENSASI DAN
MARTABAT BERDASARKAN KEAHLIAN
PROFESIONAL KEINSINYURAN.
106
KEDUA TUJUH TUNTUTAN SIKAP
1. INSINYUR INDONESIA SENANTIASA MENGUTAMAKAN
KESELAMATAN, KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
2. INSINYUR INDONESIA SENANTIASA BEKERJA SESUAI DENGAN
KOMPETENSINYA,
3. INSINYUR INDONESIA HANYA MENYATAKAN PENDAPAT YANG
DAPAT DIPERTANGGUNG JAWABKAN
4. INSINYUR INDONESIA SENANTIASA MENGHINDARI TERJADINYA
PERTENTANGAN
5. INSINYUR INDONESIA SENATIASA MEMBANGUN REPUTASI
PROFESI BERDASARKAN KEMAMPUAN MASING MASING
6. INSINYUR INDONESIA SENANTIASA MEMEGANG TEGUH
KEHORMATAN, INTEGERITAS DAN MARTABAT PROFESI.
7. INSINYUR INDONESIA SENANTIASA MENGEMBANGKAN
PROFESIONALNYA.
107
TANTANGAN SAAT INI
GLOBALISASI
LIBERALISASI & DERUGULASI
KEMAJUAN TEKNOLOGI &
PENINGKATAN
SKALA EKONOMI

108
TUGAS POKOK INSINYUR INDONESIA
1. Menciptakan budaya teknologi dan memelihara
etika profesi agar para insinyur selalu menjaga
integeritas dan akuntabilitasnya
2. Membina dan mengembangkan kerjasama
dengan lembaga legislasi, pemerintah, perguruan
tinggi, lembaga riset industri dan dunia usaha,
mengenai hal hal yang dibutuhkan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta pembinaan profesi keinsinyuran
3. Membina dan mengembangkan kerjasama
dengan asosiasi profesi keinsinyuran dalam negri
maupun negara lain, baik secara bilateral
maupun multi lateral
109
4.Membina dan mengembangkan kemampuan/
kompetensi profesional para insinyur secara terus
menerus agar senantiasa sesuai dg prinsip & standar
kerja profesional yang berlaku secara internasional
5.Memperjuangkan aspirasi dan melindungi
kepentingan para insinyur agar hak dan kewajiban
profesionalnya dapat terpenuhi dalam rangka
berperan secara aktif dalam pembangunan nasional.
6.Menyelenggarakan sistem sertifikasi Insinyur
Profesional agar para insinyur dapat diakui dan
mendapat penghargaan berdasarkan profesionalnya.
7.Menyelanggarakan sistim advokasi di bidang
keinsinyuran
110
TUJUAN PERSATUAN INSINYUR
INDONESIA ( PII )
1.Memupuk jiwa korsa insinyur Indonesia,
meningkatkan semangat persatuan nasional
dan mendarma baktikan keahliannya
kepada Bangsa dan Negara dalam rangka
mewujudkan cita cita bangsa.
2.Menciptakan iklim yang dapat mendorong
penguasaan pengembangan- pemanfaatan
ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi
untuk menigkatkan kesejahteraan
masyarakat.
111
3. Mengerahkan segala upaya agar menjadi
organisasi profesi keinsinyuran tingkat
dunia
4. Membina dan mengembangkan kegiatan
yang dapat mendorong terciptanya iklim
untuk tumbuh dan berkembangnya insinyur
Indonesia
5. Membentuk wahana pengembangan dan
pemeliharaan Kompetensi Profesi
Keinsinyuran Indonesia yang diakui dunia
internasional dengan menyelenggarakan
Sistem sertifikasi Insinyur Profesional.
112
Lahan GOR
113
Lumpur Lapindo
114
Gunung Terbakar
115
116
Merapi
117
Kenalilah Lingkungan Kita
SUMBER : KOMPAS