You are on page 1of 37

BAB II

TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar
2.1.1 Definisi
Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang
melibatkan bronkus / bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk
bercak-bercak (patchy distribution).
Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu
atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-
bercak Infiltrat (Whalley and Wong, 1!).
Bronchopneumina adalah frek"ensi komplikasi pulmonary,
batuk produktif yang lama, tanda dan ge#alanya biasanya suhu
meningkat, nadi meningkat, pernapasan meningkat ($u%anne &. Bare,
1').
Bronchopneumonia disebut #uga pneumoni lobularis, yaitu
radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, (irus, #amur dan benda-
benda asing ($yl(ia )nderson, 1*).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan
bah"a Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu
atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-
bercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri,(irus, #amur dan benda
asing.
2.1.2 Epidemiologi
Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir '+, pada
anak-anak di ba"ah umur - tahun dengan resiko kematian yang tinggi,
sedangkan di )merika pneumonia menun#ukkan angka 1', dari seluruh
penyakit infeksi pada anak di ba"ah umur . tahun.(1)
Infeksi saluran napas ba"ah masih tetap merupakan masalah
utama dalam bidang kesehatan, baik di negara yang sedang berkembang
maupun yang sudah ma#u. /ari data $0)1I2 3ealth $tatistic .++1
influen%a dan pneumonia merupakan penyebab kematian nomor ! di
Indonesia, nomor di Brunei, nomor 4 di 1alaysia, nomor ' di
$ingapura, nomor ! di 5hailand dan nomor ' di 6ietnam. 7aporan W38
1 menyebutkan bah"a penyebab kematian tertinggi akibat penyakit
infeksi di dunia adalah infeksi saluran napas akut termasuk pneumonia
*
dan influen%a. Insidensi pneumonia komuniti di )merika adalah 1.
kasus per 1+++ orang per tahun dan merupakan penyebab kematian
utama akibat infeksi pada orang de"asa di negara itu. )ngka kematian
akibat pneumonia di )merika adalah 1+ ,./i )merika dengan cara
in(asif pun penyebab pneumonia hanya ditemukan -+,. 9enyebab
pneumonia sulit ditemukan dan memerlukan "aktu beberapa hari untuk
mendapatkan hasilnya, sedangkan pneumonia dapat menyebabkan
kematian bila tidak segera diobati, maka pada pengobatan a"al
pneumonia diberikan antibiotika secara empiris.3asil $ur(ei :esehatan
;umah 5angga /epkes tahun .++1, penyakit infeksi saluran napas
ba"ah menempati urutan ke-. sebagai penyebab kematian di Indonesia.
/i $1< 9aru ;$=9 9ersahabatan tahun .++1 infeksi #uga merupakan
penyakit paru utama, -> , diantara penderita ra"at #alan adalah kasus
infeksi dan 11,! , diantaranya kasus nontuberkulosis, pada penderita
ra"at inap ->,> , kasus infeksi dan 1*,! , diantaranya kasus
nontuberkulosis. /i ;$=9 3. )dam 1alik 1edan -',> , kasus infeksi
dan .>,! , diantaranya infeksi nontuberkulosis. /i ;$=/ /r. $oetomo
$urabaya didapatkan data sekitar 1>+ pneumonia komuniti dengan
angka kematian antara .+ - '- ,. 9neumonia komuniti menduduki
peringkat keempat dan sepuluh penyakit terbanyak yang dira"at per
tahun.
2.1.3 Etiologi
9enyebab bronkopneumonia yang biasa di#umpai adalah ?
<aktor Infeksi
- 9ada neonatus ? $treptokokus grup B, ;espiratory $incytial
6irus (;$6).
- 9ada bayi ?
6irus ? 6irus parainfluensa, (irus influen%a, )deno(irus, ;$6,
2ytomegalo(irus.
8rganisme atipikal ? 2hlamidia trachomatis, 9neumocytis.
Bakteri ? $treptokokus pneumoni, 3aemofilus influen%a,
1ycobacterium tuberculosa, B. pertusis.
- 9ada anak-anak ?
6irus ? 9arainfluensa, Influensa 6irus, )deno(irus, ;$9
8rganisme atipikal ? 1ycoplasma pneumonia
Bakteri ? 9neumokokus, 1ycobakterium tuberculosa.
-
- 9ada anak besar @ de"asa muda ?
8rganisme atipikal ? 1ycoplasma pneumonia, 2. trachomatis
Bakteri ? 9neumokokus, B. 9ertusis, 1. tuberculosis.
<aktor Aon Infeksi.
5er#adi akibat disfungsi menelan atau refluks esophagus meliputi ?
- Bronkopneumonia hidrokarbon ?
5er#adi oleh karena aspirasi selama penelanan muntah
atau sonde lambung ( %at hidrokarbon seperti pelitur, minyak
tanah dan bensin).
- Bronkopneumonia lipoid ?
5er#adi akibat pemasukan obat yang mengandung
minyak secara intranasal, termasuk #eli petroleum. $etiap
keadaan yang mengganggu mekanisme menelan seperti
latoski%is,pemberian makanan dengan posisi hori%ontal, atau
pemaksaan pemberian makanan seperti minyak ikan pada anak
yang sedang menangis. :eparahan penyakit tergantung pada
#enis minyak yang terinhalasi. Benis minyak binatang yang
mengandung asam lemak tinggi bersifat paling merusak
contohnya seperti susu dan minyak ikan .
$elain faktor di atas, daya tahan tubuh sangat berpengaruh untuk
ter#adinya Bronkopneumonia. 1enurut sistem imun pada penderita-
penderita penyakit yang berat seperti )I/$ dan respon imunitas yang
belum berkembang pada bayi dan anak, malnutrisi energy protein
(109), penyakit menahun, pengobatan antibiotik yang tidak sempurna
merupakan faktor predisposisi ter#adinya penyakit ini.
2.1. Klasifi!asi
9embagian pneumonia sendiri pada dasarnya tidak ada yang
memuaskan, dan pada umumnya pembagian berdasarkan anatomi dan
etiologi. Beberapa ahli telah membuktikan bah"a pembagian
pneumonia berdasarkan etiologi terbukti secara klinis dan memberikan
terapi yang lebih rele(an.9embagian secara anatomis ?
- 9neumonia lobaris
- 9neumonia lobularis (bronkopneumonia)
- 9neumonia interstisialis (bronkiolitis)
- 9embagian secara etiologi ?
!
- Bakteri ? Pneumococcus pneumonia, Streptococcus pneumonia,
Staphylococcus pneumonia, Haemofilus influenzae.
- 6irus ? ;espiratory $ynctitial (irus, 9arainfluen%ae (irus,
)deno(irus
- Bamur ? 2andida, )spergillus, 1ucor, 3istoplasmosis,
2occidiomycosis, Blastomycosis, 2ryptoccosis.
- 2orpus alienum
- )spirasi
- 9neumonia hipostatik
2.1." #atogenesis
/alam keadaan sehat pada paru tidak akan ter#adi pertumbuhan
mikroorganisme, keadaan ini disebabkan oleh adanya mekanisme
pertahanan paru. 5erdapatnya bakteri di dalam paru merupakan
ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, sehingga mikroorganisme
dapat berkembang biak dan berakibat timbulnya infeksi penyakit.
1asuknya mikroorganisme ke dalam saluran nafas dan paru dapat
melalui berbagai cara, antara lain ?Inhalasi langsung dari udara)spirasi
dari bahan-bahan yang ada di nasofaring dan orofaring 9erluasan
langsung dari tempat-tempat lain 9enyebaran secara hematogen
1ekanisme daya tahan traktus respiratorius bagian ba"ah sangat efisien
untuk mencegah infeksi yang terdiri dari ? $usunan anatomis rongga
hidung Baringan limfoid di nasofaring Bulu getar yang meliputi sebagian
besar epitel traktus respiratorius dan sekret lain yang dikeluarkan oleh
sel epitel tersebut. ;efleks batuk. ;efleks epiglotis yang mencegah
ter#adinya aspirasi sekret yang terinfeksi. /rainase sistem limfatis dan
fungsi menyaring kelen#ar limfe regional. <agositosis aksi limfosit dan
respon imunohumoral terutama dari Ig ). $ekresi en%im @ en%im dari
sel-sel yang melapisi trakeo-bronkial yang beker#a sebagai antimikroba
yang non spesifik. Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka
mikroorganisme dapat melalui #alan nafas sampai ke al(eoli yang
menyebabkan radang pada dinding al(eoli dan #aringan sekitarnya.
$etelah itu mikroorganisme tiba di al(eoli membentuk suatu proses
peradangan yang meliputi empat stadium, yaitu ? ). $tadium I (* @ 1.
#am pertama/kongesti) /isebut hiperemia, mengacu pada respon
peradangan permulaan yang berlangsung pada daerah baru yang
terinfeksi.
4
3al ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan
permeabilitas kapiler di tempat infeksi. 3iperemia ini ter#adi akibat
pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast setelah
pengaktifan sel imun dan cedera #aringan. 1ediator-mediator tersebut
mencakup histamin dan prostaglandin. /egranulasi sel mast #uga
mengaktifkan #alur komplemen. :omplemen beker#a sama dengan
histamin dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos (askuler paru
dan peningkatan permeabilitas kapiler paru. 3al ini mengakibatkan
perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga
ter#adi pembengkakan dan edema antar kapiler dan al(eolus.
9enimbunan cairan di antara kapiler dan al(eolus meningkatkan #arak
yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka
perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering
mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin. B. $tadium II
(*> #am berikutnya) /isebut hepatisasi merah, ter#adi se"aktu al(eolus
terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh
pen#amu ( host ) sebagai bagian dari reaksi peradangan. 7obus yang
terkena men#adi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit,
eritrosit dan cairan, sehingga "arna paru men#adi merah dan pada
perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara al(eoli tidak ada atau
sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak, stadium ini
berlangsung sangat singkat, yaitu selama *> #am. 2. $tadium III (' @ >
hari) /isebut hepatisasi kelabu yang ter#adi se"aktu sel-sel darah putih
mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. 9ada saat ini endapan fibrin
terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan ter#adi fagositosis sisa-
sisa sel. 9ada stadium ini eritrosit di al(eoli mulai diresorbsi, lobus
masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit, "arna merah men#adi
pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti. /.
$tadium I6 (4 @ 11 hari) /isebut #uga stadium resolusi yang
ter#adi se"aktu respon imun dan peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin
dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh makrofag sehingga #aringan kembali
ke strukturnya semula.
2.1.$ %am&aran Klinis
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran
nafas bagian atas selama beberapa hari. $uhu dapat naik secara
mendadak sampai '-*+C2 dan mungkin disertai ke#ang karena demam
yang tinggi. )nak sangat gelisah, dispnea, pernafasan cepat dan dangkal
>
disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung dan
mulut. Batuk biasanya tidak di#umpai pada a"al penyakit,anak akan
mendapat batuk setelah beberapa hari, di mana pada a"alnya berupa
batuk kering kemudian men#adi produktif.
9ada pemeriksaan fisik didapatkan ? Inspeksi ? pernafasan
cuping hidung (D), sianosis sekitar hidung dan mulut, retraksi sela iga.
9alpasi ? $tem fremitus yang meningkat pada sisi yang sakit. 9erkusi ?
$onor memendek sampai beda )uskultasi ? $uara pernafasan mengeras
((esikuler mengeras) disertai ronki basah gelembung halus sampai
sedang.
9ada bronkopneumonia, hasil pemeriksaan fisik tergantung
pada luasnya daerah yang terkena.9ada perkusi toraks sering tidak
di#umpai adanya kelainan.9ada auskultasi mungkin hanya terdengar
ronki basah gelembung halus sampai sedang. Bila sarang
bronkopneumonia men#adi satu ( konfluens ) mungkin pada perkusi
terdengar suara yang meredup dan suara pernafasan pada auskultasi
terdengar mengeras. 9ada stadium resolusi ronki dapat terdengar
lagi.5anpa pengobatan biasanya proses penyembuhan dapat ter#adi
antara .-' minggu.
2.1.' #emeri!saan (a&oratori)m
a. &ambaran darah menun#ukkan leukositosis, biasanya 1-.+++ @
*+.+++/ mm' dengan pergeseran ke kiri. Bumlah leukosit yang tidak
meningkat berhubungan dengan infeksi (irus atau mycoplasma.
b. Ailai 3b biasanya tetap normal atau sedikit menurun
c. $inar E ? mengidentifikasi distribusi strukturalF dapat #uga
menyatakan abses luas/infiltrat, empiema(stapilococcus)F infiltrasi
menyebar atau terlokalisasi (bakterial)F atau penyebaran /perluasan
infiltrat nodul ((irus). 9neumonia mikoplasma sinar E dada
mungkin bersih.
d. )nalisa gas darah( )&/) ) menun#ukkan hipoksemia dan
hiperkarbia.9ada stadium lan#ut dapat ter#adi asidosis metabolik.
e. 9emeriksaan gram/kultur sputum dan darah ? diambil dengan biopsi
#arum, aspirasi transtrakeal, bronkoskopifiberotik atau biopsi
pembukaan paru untuk mengatasi organisme penyebab. :ultur
dahak dapat positif pada .+ @ -+, penderita yang tidak diobati.

f. B/7 ? leukositosis biasanya ada, meski sel darah putih rendah


ter#adi pada infeksi (irus, kondisi tekanan imun memungkinkan
berkembangnya pneumonia bakterial.
g. 9emeriksaan serologi ? titer (irus atu legionella, aglutinin dingin.
h. 70/ ? meningkat
i. 9emeriksaan fungsi paru ? (olume mungkin menurun (kongesti dan
kolaps al(eolar)F tekanan #alan nafas mungkin meningkat dan
komplain menurun, hipoksemia.
#. 0lektrolit ? natrium dan klorida mungkin rendah
k. Bilirubin ? mungkin meningkat
l. )spirasi perkutan/biopsi #aringan paru terbuka ?menyatakan
intranuklear tipikal dan keterlibatan sitoplasmik(216) (/oenges,
1)
2.1.* Diagnosis
/iagnosis ditegakkan berdasarkan ri"ayat penyakit dan
pemeriksaan fisik yang sesuai dengan ge#ala dan tanda yang diuraikan
sebelumnya disertai pemeriksaan penun#ang. 9ada bronkopneumonia,
bercak-bercak infiltrat didapati pada satu atau beberapa lobus. <oto
rontgen dapat #uga menun#ukkan adanya komplikasi seperti pleuritis,
atelektasis, abses paru, pneumotoraks atau perikarditis. &ambaran ke
arah sel polimorfonuklear #uga dapat di#umpai. 9ada bayi-bayi kecil
#umlah leukosit dapat berada dalam batas yang normal. :adar
hemoglobin biasanya normal atau sedikit menurun(1,.).
/iagnosis etiologi dibuat berdasarkan pemeriksaan mikrobiologi
serologi, karena pemeriksaan mikrobiologi tidak mudah dilakukan dan
bila dapat dilakukan kuman penyebab tidak selalu dapat ditemukan.
8leh karena itu W38 menga#ukan pedoman diagnosa dan tata laksana
yang lebih sederhana. Berdasarkan pedoman tersebut bronkopneumonia
dibedakan berdasarkan ?
Bronkopneumonia sangat berat ?
Bila ter#adi sianosis sentral dan anak tidak sanggup minum,maka anak
harus dira"at di rumah sakit dan diberi antibiotika.
Bronkopneumonia berat ?
Bila di#umpai adanya retraksi, tanpa sianosis dan masih sanggup
minum,maka anak harus dira"at di rumah sakit dan diberi
antibiotika.
1+
Bronkopneumonia ?
Bila tidak ada retraksi tetapi di#umpai pernafasan yang cepat ?
G !+ E/menit pada anak usia H . bulan
G -+ E/menit pada anak usia . bulan @ 1 tahun
G *+ E/menit pada anak usia 1 - - tahun.
Bukan bronkopenumonia ?
3anya batuk tanpa adanya tanda dan ge#ala seperti diatas, tidak perlu
dira"at dan tidak perlu diberi antibiotika. /iagnosis pasti dilakukan
dengan identifikasi kuman penyebab?
1. :ultur sputum atau bilasan cairan lambung
.. :ultur nasofaring atau kultur tenggorokan (throat s"ab),
terutama (irus
'. /eteksi antigen bakteri
2.1.+ Diagnosa Banding
Bronkiolitis
)spirasi pneumonia
5b paru primer
2.1.1, #enatala!sanaan
$ebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan u#i
resistensi tetapi hal ini tidak dapat selalu dilakukan dan memakan "aktu
yang cukup lama, maka dalam praktek diberikan pengobatan polifarmasi
maka yang biasanya diberikan?
a. 9enisilin -+.+++ =/kgBB/hari,ditambah dengan kloramfenikol -+-4+
mg/kgBB/hari atau diberikan antibiotik yang mempunyai spektrum
luas seperti ampisilin. 9engobatan ini diteruskan sampai bebas
demam *-- hari.
b. 9emberian oksigen dan cairan intra(ena, biasanya diperlukan
campuran glukose -, dan Aacl +., dalam perbandingan '?1
ditambah larutan :27 1+ m0I/-++ ml/botol infus.
c. :arena sebagian besar pasien #atuh kedalam asidosis metabolik
akibat kurang makan dapat diberikan koreksi sesuai denagn hasil
analisa gas darah arteri.
d. 9asien bronkopnemonia ringan tidak usah dira"at dirumah sakit.
11
9enatalaksanaan kepera"atan?
$eringkali pasien pneumonia yang dira"at di rumah sakit
datang sudah dalam keadaan payah, sangat dispnea, pernapasan cuping
hidung, sianosis, dan gelisah. 1asalah yang perlu diperhatikan ialah?
a. 1en#aga kelancaran pernafasan.
b. :ebutuhan istirahat.
c. :ebutuhan nutrisi dan cairan.
d. 1engontrol suhu tubuh.
e. 1encegah komplikasi/gangguan rasa aman dan nyaman.
f. :urangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit.
2.1.11 Kompli!asi
8titis media
Bronkiektase
)bses paru
0mpiema
2.1.12 #rognosis
$embuh total, mortalitas kurang dari 1 ,, mortalitas bisa lebih
tinggi didapatkan pada anak-anak dengan keadaan malnutrisi energi-
protein dan datang terlambat untuk pengobatan.
Interaksi sinergis antara malnutrisi dan infeksi sudah lama
diketahui. Infeksi berat dapat memper#elek keadaan melalui asupan
makanan dan peningkatan hilangnya %at-%at gi%i esensial tubuh.
$ebaliknya malnutrisi ringan memberikan pengaruh negatif pada daya
tahan tubuh terhadap infeksi. :edua-duanya beker#a sinergis, maka
malnutrisi bersama-sama dengan infeksi memberi dampak negatif yang
lebih besar dibandingkan dengan dampak oleh faktor infeksi dan
malnutrisi apabila berdiri sendiri.
2.1.13 #en-ega.an
9enyakit bronkopneumonia dapat dicegah dengan menghindari
kontak dengan penderita atau mengobati secara dini penyakit-penyakit
yang dapat menyebabkan ter#adinya bronkopneumonia ini.
$elain itu hal-hal yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan
daya tahan tubuh kaita terhadap berbagai penyakit saluran nafas seperti ?
1.
cara hidup sehat, makan makanan bergi%i dan teratur ,men#aga
kebersihan ,beristirahat yang cukup, ra#in berolahraga, dll.
1elakukan (aksinasi #uga diharapkan dapat mengurangi kemungkinan
terinfeksi antara lain?
1. 6aksinasi 9neumokokus
.. 6aksinasi 3. influen%a
'. 6aksinasi 6arisela yang dian#urkan pada anak dengan daya tahan
tubuh rendah
*. 6aksin influen%a yang diberikan pada anak sebelum anak sakit.
2. 2 As).an Kepera/atan
1. /ata focus
a. /ata $ubyektif
)nak dikeluhkan re"el, tidak mau makan, sesak nafas, terdengar suara
grek-grek, orang tua menyatakan kurang paham tentang penyakit yang
diderita anaknya , anak mencret.
b. /ata 8byektif
9ernafasan cepat dan dangkal , pernafasan cuping hidung, cianosis, batuk
berdahak sputum purulen, penggunaan otot Bantu nafas, bunyi nafas
broncho(esikuler, ronchi, respirasi meningkat, peningkatan suhu
tubuh,penurunan nafsu makan, muntah malaise, penurunan berat badan
dan lain-lain.
.. 9engka#ian
a. ;i"ayat kesehatan
1) )danya ri"ayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya ? batuk,
pilek, demam.
.) )noreEia, sukar menelan, mual dan muntah.
') ;i"ayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas seperti
malnutrisi.
*) )nggota keluarga lain yang mengalami sakit saluran pernapasan
-) Batuk produktif, pernafasan cuping hidung, pernapasan cepat dan
dangkal, gelisah, sianosis
b. 9emeriksaan fisik
1) /emam, takipnea, sianosis, pernapasan cuping hidung
.) )uskultasi paru ronchi basah
') 7aboratorium leukositosis, 70/ meningkat atau normal
1'
*) ;ontgent dada abnormal (bercak, konsolidasi yang tersebar pada
kedua paru)
c. <actor fsikologis / perkembangan memahami tindakan
1) =sia tingkat perkembangan
.) 5oleransi / kemampuan memahami tindakan
') :oping
*) 9engalaman terpisah dari keluarga / orang tua
-) 9engalaman infeksi saluran pernafasan sebelumnya
d. 9engetahuan keluarga / orang tua
1) 5ingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit saluran pernapasan
.) 9engalaman keluarga tentang penyakit saluran pernafasan
') :esiapan / kemauan keluarga untuk bela#ar mera"at anaknya
e. )kti(itas / istirahat
&e#ala ? :elemahan, kelelahan, insomnia
5anda ? 7etargi, penurunan toleransi terhadap akti(itas
f. $irkulasi
&e#ala ? ;i"ayat gagal #antung kronis
5anda ? 5akikardi, penampilan keperanan atau pucat
g. Integritas 0go
&e#ala ? banyak stressor, masalah finansial
h. 1akanan / 2airan
&e#ala ? kehilangan nafsu makan, mual / muntah, ri"ayat /1
5anda ? distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan
turgor buruk, penampilan malnutrusi
i. Aeurosensori
&e#ala ? sakit kepala dengan frontal
5anda ? perubahan mental
#. Ayeri / :enyamanan
&e#ala ? sakit kepala nyeri dada meningkat dan batuk myalgia,
atralgia
k. 9ernafasan
&e#ala ? ri"ayat 9981, merokok sigaret, takipnea, dispnea,
pernafasan dangkal, penggunaan otot aksesori,
pelebaran nasal
1*
5anda ? sputum F merah muda, berkarat atau purulen 9erkusi F
pekak diatas area yang konsolidasi, gesekan friksi
pleural
Bunyi nafas ? menurun atau tak ada di atas area yang terlibat atau
nafas Bronkial
<ramitus ? taktil dan (okal meningkat dengan konsolidasi
Warna ? pucat atau sianosis bibir / kuku
l. :eamanan
&e#ala ? ri"ayat gangguan sistem imun, demam
5anda ? berkeringat, menggigil berulang, gemetar, kemerahan,
mungkin pada kasus rubeda / (arisela
m. 9enyuluhan
&e#ala ? ri"ayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol
kronis
'. /iagnosa kepera"atan dan inter(ensi
1) Bersihan #alan nafas tidak efektif
/apat dihubungkan dengan ?
Inflamasi trakeobronkial, pembentukan oedema, peningkatan
produksi sputum
Ayeri pleuritik
9enurunan energi, kelemahan
:emungkinan dibuktikan dengan ?
9erubahan frekuensi kedalaman pernafasan
Bunyi nafas tak normal, penggunaan otot aksesori
/ispnea, sianosis
Bentuk efektif / tidak efektif dengan / tanpa produksi sputum
:riteria 3asil ?
1enun#ukkan perilaku mencapai kebersihan #alan nafas
1enun#ukkan #alan nafas paten dengan bunyi nafas bersih, tak
ada dispnea atau sianosis
Inter(ensi ?
1andiri
:ali frekuensi / kedalaman pernafasan dan gerakan dada
)uskultasi paru catat area penurunan / tak ada aliran udara dan
bunyi nafas tambahan (krakles, mengi)
1-
Bantu pasien untuk batuk efektif dan nafas dalam
9enghisapan sesuai indikasi
Berikan cairan sedikitnya .-++ ml/hari
:olaborasi
Bantu menga"asi efek pengobatan nebuli%er dan fisioterapi
lain
Berikan obat sesuai indikasi ? mukolitik, ekspetoran,
bronkodilator, analgesik
Berikan cairan tambahan
)"asi seri sinar J dada, &/), nadi oksimetri
Bantu bronkoskopi / torakosintesis bila diindikasikan
.) :erusakan pertukaran gas dapat dihubungkan dengan
9erubahan membran al(eolar @ kapiler (efek inflamasi)
&angguan kapasitas oksigen darah
:emungkinan dibuktikan oleh ?
/ispnea, sianosis
5akikardi
&elisah / perubahan mental
3ipoksia
:riteria 3asil ?
1enun#ukkan perbaikan (entilasi dan oksigenasi #aringan
dengan &/) dalam rentang normal dan tak ada ge#ala distress
pernafasan
Berpartisipasi pada tindakan untuk memaksimalkan oksigen
Inter(ensi ?
1andiri
:a#i frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernafas
8bser(asi "arna kulit, membran mukosa dan kuku
:a#i status mental
)"asi status #antung / irama
)"asi suhu tubuh, sesui indikasi. Bantu tindakan kenyamanan
untuk menurunkan demam dan menggigil
9ertahankan istirahat tidur
1!
5inggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, nafas
dalam dan batuk efekti
:a#i tingkat ansietas. /orong menyatakan masalah / perasaan.
:olaborasi
Berikan terapi oksigen dengan benar
)"asi &/)
') 9ola nafas tidak efektif
/apat dihubungkan dengan ?
9roses inflamasi
9enurunan complience paru
Ayeri
:emungkinan dibuktikan oleh ?
/ispnea, takipnea
9enggunaan otot aksesori
9erubahan kedalaman nafas
&/) abnormal
:riteria 3asil ?
1enun#ukkan pola pernafasan normal / efektif dengan &/)
dalam rentang normal
Inter(ensi ?
1andiri
:a#i frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada
)uskultasi bunyi nafas
5inggikan kepala dan bantu mengubah posisi
8bser(asi pola batuk dan karakter sekret
/orong / bantu pasien dalam nafas dalam dan latihan batuk
efektif
:olaborasi
Berikan 8ksigen tambahan
)"asi &/)
*) 9eningkatan suhu tubuh
/apat dihubungkan ? proses infeksi
:emungkinan dibuktikan oleh ?
/emam, penampilan kemerahan
14
1enggigil, takikandi
:riteria 3asil ?
9asien tidak memperlihatkan tanda peningkatan suhu tubuh
5idak menggigil
Aadi normal
Inter(ensi ?
1andiri
8beser(asi suhu tubuh (* #am)
9antau "arna kulit
7akukan tindakan pendinginan sesuai kebutuhan

:olaborasi
Berikan obat sesuai indikasi ? antiseptik
)"asi kultur darah dan kultur sputum, pantau hasilnya setiap hari
-) ;esiko tinggi penyebaran infeksi
/apat dihubungkan dengan ?
:etidakadekuatan pertahanan utama
5idak adekuat pertahanan sekunder (adanya infeksi, penekanan
imun)
:emungkinan dibuktikan oleh ?
5idak dapat diterapkan tanda-tanda dan ge#ala-ge#ala membuat
diagnosa aktual
:riteria 3asil ?
1encapai "aktu perbaikan infeksi berulang tanpa komplikasi
1engidentifikasikan inter(ensi untuk mencegah / menurunkan
resiko infeksi
Inter(ensi ?
1andiri
9antau 556
)n#urkan klien memperhatikan pengeluaran sekret dan melaporkan
perubahan "arna #umlah dan bau sekret
/orong teknik mencuci tangan dengan baik
=bah posisi dengan sering
Batasi pengun#ung sesuai indikasi
7akukan isolasi pencegahan sesuai indi(idu
1>
/orong keseimbangan istirahat adekuat dengan akti(itas sedang.
:olaborasi
Berikan antimikrobal sesuai indikasi
!) Intoleran akti(itas
/apat dihubungkan dengan
:etidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
:elemahan, kelelahan
:emungkinan dibuktikan dengan ?
7aporan (erbal kelemahan, kelelahan dan keletihan
/ispnea, takipnea
5akikandi
9ucat / sianosis
:riteria 3asil ?
1elaporkan / menun#ukkan peningkatan toleransi terhadap
akti(itas yang dapat diukur dengan tak adanya dispnea, kelemahan
berlebihan dan 556 dalam rentang normal
Inter(ensi ?
1andiri
0(aluasi respon klien terhadap akti(itas
Berikan lingkungan terang dan batasi pengun#ung
Belaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan
perlunya keseimbangan akti(itas dan istirahat
Bantu pasien memilih posisi yang nyaman untuk istirahat / tidur
Bantu akti(itas pera"atan diri yang diperlukan
4) Ayeri
/apat dihubungkan dengan ?
Inflamasi parenkim paru
;eaksi seluler terhadap sirkulasi toksin
Batuk menetap
:emungkinan dibuktikan dengan ?
Ayeri dada
$akit kepala, nyeri sendi
1elindungi area yang sakit
9erilaku distraksi, gelisah
1
:riteria 3asil ?
1enyebabkan nyeri hilang / terkontrol
1enun#ukkan rileks, istirahat / tidur dan peningkatan akti(itas
dengan cepat
Inter(ensi ?
1andiri
5entukan karakteristik nyeri
9antau 556
)#arkan teknik relaksasi
)n#urkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama
episode batuk.
>) ;esti nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
/apat dihubungkan dengan ?
9eningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan
proses infeksi
)noreksia distensi abdomen
:riteria 3asil ?
1enun#ukkan peningkatan nafsu makan
Berat badan stabil atau meningkat
Inter(ensi ?
1andiri
Indentifikasi faktor yang menimbulkan mual atau muntah
Berikan "adah tertutup untuk sputum dan buang sesering mungkin
)uskultasi bunyi usus
Berikan makan porsi kecil dan sering
0(aluasi status nutrisi

) ;esti kekurangan (olume cairan
<aktor resiko ?
:ehilangan cairan berlebihan (demam, berkeringan banyak,
hiper(entilasi, muntah)
:riteria 3asil ?
Balance cairan seimbang
1embran mukosa lembab, turgor normal, pengisian kapiler cepat
Inter(ensi ?
.+
1andiri
:a#i perubahan 556
:a#i turgor kulit, kelembaban membran mukosa
2atat laporan mual / muntah
9antau masukan dan keluaran, catat "arna, karakter urine
3itung keseimbangan cairan
)supan cairan minimal .-++ / hari
:olaborasi
Berikan obat sesuai indikasi F antipirotik, antiametik
Berikan cairan tambahan I6 sesuai keperluan
1+) :urang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan
/apat dihubungkan dengan ?
:urang terpa#an informasi
:urang mengingat
:esalahan interpretasi
:emungkinan dibuktikan oleh ?
9ermintaan informasi
9ernyataan kesalahan konsep
:esalahan mengulang
:riteria 3asil ?
1enyatakan permahaman kondisi proses penyakit dan pengobatan
1elakukan perubahan pola hidup
Inter(ensi
1andiri
:a#i fungsi normal paru
/iskusikan aspek ketidakmampuan dari penyakit, lamanya
penyembuhan dan harapan kesembuhan
Berikan dalam bentuk tertulis dan (erbal
5ekankan pentingnya melan#utkan batuk efektif
5ekankan perlunya melan#utkan terapi antibiotik selama periode
yang dian#urkan.
2.3 Konsep Dasar 0arma!ologi
2.3.1 #engertian 0arma!ologi
.1
a. <armakologi dalam arti luas, adalah ilmu yang mempela#ari se#arah,
asal usul obat, sifat fisika dan kimia, cara mencampur dan membuat
obat, efek terhadap fungsi biokimia dan faal, cara ker#a, absorbsi,
distribusi, biotransformasi, dan ekskresi, penggunaan dalam klinik
dan efek toksiknya.
b. <armakologi dalam arti sempit, adalah ilmu yang mempela#ari
penggunaan obat untuk diagnosis, pencegahan dan penyembuhan
penyakit.
2.3.2 #engeta.)an Dasar Tentang O&at
a. 9engertian
8bat ? ialah semua %at, baik kimia"i, he"ani maupun nabati
yang dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan atau
mencegah penyakit maupun ge#ala-ge#alanya. Kat tersebut
berbentuk padat, cair, atau gas dan diberikan kepada pasien
dengan maksud tertentu sesuai dengan guna obat tersebut.
Indikasi ? ialah petun#ukyang diperoleh untuk menentukan cara
pengobatan mana yang harus diikuti.
:ontra Indikasi ? ialah petun#uk yang menyatakan adanya
bahaya atau pengaruh apabila obat diberikan.
1ekanisme ker#a obat ? ialah cara ker#a obat atau proses ker#a
obat di dalam tubuh.
/osis obat ? ialah ukuran tertentu dari suatu obat yang
disesuaikan dengan diagnose dan keadaan pasien.
0fek samping ? ialah efek atau pengaruh obat yang tidak ada
hubungannya dengan tu#uan utama pemberian obat.
5oEic effect ? ialah efek racun dari suatu obat terhadap tubuh.
;esep ? ialah perminttan tertulis dari dokter kepeda )poteker
atau asisten )poteker, supaya menyiapkan obat dan
menyerahkannya kepada pasien.
b. :egunaan obat
=ntuk menyembuhkan penyakit
=ntuk mencegah penyakit
=ntuk mengurangi rasa sakit
=ntuk menghambat perkembangan penyakit
=ntuk menambah kekuatan
..
=ntuk menambah nafsu makan
c. 1ekanisme ker#a obat
Beberapa mekanisme ker#a obat, dapat digolongkan sebagai berikut?
$ecara fisika
$ecara kimia"i
1elalui proses metabolisme
$ecara kompetisi (saingan)
2.3.3 #eran #era/at Dalam #engo&atan
1. 1elaksanakan pemberian obat kepada pasien sesuai program terapi
dengan menerapkan prinsip minimal * tepat 1 "aspada ?
a. 5epat 9enderita
/alam memberikan obat, harus memastikan dan
memeriksa identitas klien pada setiap kali pemberian obat.
)pakah obat yang diberikan sesuai dengan penderitanya.
b. 5epat 8bat
$ebelum memberikan obat pada klien, perlu membaca
kembali label obat serta interaksi obat dan memastikan kembali
bah"a klien menerima obat yang telah diresepkan sesuai dengan
penyakit yang derita.
/alam memberikan obat pada klien, sebaiknya
mengecek obat pada saat menerima resep, akan memberikan
pada klien dan pada saat pemberian pada klien agar tidak ter#adi
kesalahan memberikan obat.
c. 5epat /osis
1emastikan dan memeriksa dosis tertentu yang telah
diresepkan dokter untuk klien dengan penyakit tertentu agar
tidak ter#adi o(er dosis atau under dosis yang dapat
menimbulkan efek yang tidak dingin (efek skunder)
d. 5epat Waktu
1emberikan obat yang telah diresepkan pada "aktu-
"aktu tertentu serta memperhatikan kapan obat tersebut
diberikan, sebelum makan atau sesudah makan. 1isal? obat E
diberikan dengan dosis harian . E sehari sebelum makan
e. Waspada
Waspada terhadap efek samping yang ditimbulkan obat.
.'
.. 1engelola penempatan, penyimpanan, pemeliharaan, dan
administrasi obat di ruangan agar selalu tersedia, siap pakai, tidak
rusak, mudah ditemukan dan tidak kadalu"arsa.
'. 1emberikan penyuluhan berkaitan dengan obat yang digunakan,
meliputi khasiat obat, makanan yang boleh, dan tidak boleh selama
terapi, 0$8 obat dan cara mengatasi, kepatuhan obat, dampak
ketidakpatuhan, penghentian obat.
*. 1engamati dan mencatat efek samping, efek terapi, efek toksis dari
pengalaman klinis dan empiris beberapa pasien selama
menggunakan obat untuk bahan masukan dan laporan.
:ompetensi pera"at dalam pemberian obat
No Kompetensi Keterampilan
1 1engka#i
keadaan
umum
pasien
kaitannya
dalam
penggunaa
n obat
a. 1emka#i pasien ri"ayat pengobatan
dan alergi.
b. 1engka#i kondisi umum pasien
berkaitan dengan efektifitas
farmakokinetik (absorbs, distribusi,
metabolism dan ekskresi).
c. 1engka#i diet yang berkaitan dengan
interaksi farmakokinetik obat.
d. 1engka#i tanggapan, ker#asama dan
penilaian pasien terhadap pemberian
obat.
e. 1engka#i tingkat pengetahuan pasien
terhadap tindakan pengobatan yang
diberikan.
. 1erencanakan
pemberian
obat kepada
pasien
untuk
mencapai
tingkat
efekti(itas
maksimal
a. 1erencanakan diet pasien sehubungan
dengan obat yang diberikan.
b. 1enetapkan "aktu pemberian obat
untuk memperoleh efektifitas terapi.
c. 1emprediksi efek, terapi toksisitas
dan 0$8 serta rencana penga"asan
dan penanggulangannya.
d. 1erencanakan penyuluhan kesehatan
yang diperlukan.
' 1elaksanakan
pemberian
a. Identifikasi progam terapi menu#u -
benar.
.*
obat sesuai
progam
terapi
b. 1emberikan obat.
1. 9eroral (ditelan).
.. $ub lingual (ba"ah lidah).
'. 9ersonde (melalui sonde).
*. 1emberikan obat parenteral.
Intra muskuler
Intra (ena
$ubkutan
Intrakutan
-. 9errektal (supositoria)
!. Inhalasi
4. 0fek lokal
9erkon#ungti(al.
9ernasal.
5etes telinga.
9ada luka (antiseptik).
5opical (dioleskan kulit).
c. 1elaksanakan penyuluhan obat pada
pasien pada saat terapi dan men#elang
pulang, meliputi?
0$8 yang mungkin timbul.
9enghentian obat.
:epatuhan obat, kaitannya dengan
penyembuhan.
0fek lain yang mungkin muncul
dan cara mengatasi.
2. Terapi O&at Dan 1airan
2..1 Ampisilin
Nama 2 3tr)!t)r Kimia
? )sam (.$,-;,!;)-!-L(;)-.-amino-.-fenilacetamidoM-
'-'-dimetil-4-okso- *-tia-1-a%abisikloL',.,+M-
heptana-.-karboksilat L!--'-*M (5rihidrat L4144-*>-
.-
.M). 21!31A'8*$
3ifat 0isi!o!imia ? )mpisilin berbentuk anhidrat atau trihidrat
mengandung tidak kurang dari ++ Ng tiap milligram
21!31A'8*$ dihitung terhadap %at anhidrat.
$ecara komersial, sediaan ampisilin tersedia dalam
bentuk trihidrat untuk sediaan oral dan garam
natrium untuk sediaan in#eksi. 9otensi ampisilin
trihidrat dan natrium penisilin dihitung berdasarkan
basis anhidrous. )mpisilin trihidrat ber"arna putih,
praktis tidak berbau , serbuk kristal, dan larut dalam
air. )mpisilin trihidrat mempunyai kelarutan dalam
air sekitar ! mg/m7 pada suhu .++2 dan 1+ mg/m7
pada suhu *+ +2. )mpisilin sodium ber"arna hampir
putih, praktis tidak berbau, serbuk kristal, serbuk
hidroskopis, sangat larut dalam air, mengandung
+., natrium klorida. 9elarutan natrium ampicilin
dengan larutan yang sesuai, maka 1+ mg ampicilin
per m7 memiliki p3 >-1+. Bika dilarutkan secara
langsung ampisillin trihidrat oral suspensi memiliki
p3 antara --4.-
Keterangan ? )mpisilin adalah aminopenisilin. 9erbedaan struktur
ampisilin dengan penicillin & hanya terletak pada
posis gugus amino pada alpha cincin ben%ena yang
terletak pada ; dalam inti penisilin.

%olongan4Kelas Terapi
)nti Infeksi
Nama Dagang
- )ctesin in# - )mbripen - )mcillin - )mpi
- )rcocillin - Bannsipen - Bimapen - Binotal
- Biopenam
-
Broada
pen
- 2inam - 2orsacillin
- /ancillin - /ecapen - 0rphacillin - 0tabiotic
- 0trapen - 3ufam - :alpicillin - :emocil
- 7actapen - 1edipen - 1egapen - 1etacillin
- 1ycill - 8picillin
-
9ampicil
lin
- 9arpicillin
- 9enbiotic - 9enbritin - 9incyn - 9olypen
- - ;oneEol - $anpicillin -
.!
9rimacil
lin
$tandacil
lin
- =nasyn - 6aricillin - 6iccillin - Jepacillin
- )krotalin
Indi!asi
9engobatan infeksi yang peka (non-betalaktamase-producting organisme)F bakteri
yang peka yang disebabkan oleh streptococci, pneumococci nonpenicillinase-
producting staphilocochi, listeria, meningococci; turunan H.Influenzae, salmonella,
Shigella, E.coli, Enterobacter, dan Klebsiella .Dosis5 1ara #em&erian dan (ama
#em&erian
DO3I3 ANAK 6
Infeksi ringan @ sedang? I.1., I.6.? 1++ -1-+ mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap !
#am. (maksimal?.-* mg/hari). 8ral? -+-1++ mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap !
#am (maksimal? .-* g/hari)
Infeksi berat/mengitis? I.1.,I,6? .++-*++ mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap ! #am
(maksimalF !-1. g/hari).
0ndocarditis profilaEis? &igi, mulut, saluran pernafasan atau esophagus? -+ mg/kg
digunakan '+ menit sebelum penerapan protokol, $aluran kemih, &I? pasien resiko
tinggi? -+ mg/kg (maksimal . g) digunakan '+ menit sebelum penerapan protokol.
9asien risiko tinggi? -+ mg/kg digunakan '+ menit sebelum prosedur operasi.
DO3I3 DE7A3A
/osis la%im?
8ral ? .-+ @ -++ mg tiap ! #am.I1.I6? -+-1++ mg/kg/hari setiap ! #am.
$epsis/meningitis? I1.I6? 1-+-.-+ mg/kg/.* #am dosis terbagi setiap '-* #am
(rentang?!-1.g/hari).
#EN8E3UAIAN DO3I3.
2l2r G-+ m7/menit? diberikan tiap ! #am. 2l2r 1+--+ m7/menit diberikan setiap !-
1. #am. 2l2r H1+ m7/menit diberikan setiap 1.-.* #am.
(ama pem&erian6
7ama pemberian ampicillin tergantung pada tipe dan tingkat kega"atan serta
tergantung #uga pada respon klinis dan bakteri penginfeksinya. $eperti contoh
umum #ika ampisillin digunakan untuk penanganan infeksi gonore maka ampicillin
diberikan tidak kurang dari *> @ 4. #am setelah pasien mengalami ge#ala infeksi
maupun sesuai temuan hasil u#i laboratorium. =ntuk infeksi persisten, kemungkinan
diberikan untuk beberapa minggu.
1ARA #E9BERIAN6
/isesuaikan dengan #eda "aktu yang telah ditetapkan untuk mempertahankan kadar
.4
obat dalam plasma. /iberikan dalam keadaan perut kosong untuk memaksimalkan
absorpsi (1 #am sebelum makan dan . #am setelah makan).
0arma!ologi
)bsorbsi? oral? -+,.
/istribusi? empedu, dan plasma #aringanF menembus ke cairan serebrospinal ter#adi
hanya ketika ter#adi inflamasi meningitis.
Ikatan protein? 1- @ .-,
5O eliminasi?
)nak @ anak dan de"asa? 1-1.> #am.
)nuria/);<?4-.+ #am.
5 maE? 8ral? 1-. #am
0ksresi? urin (+, bentuk utuh) dalam .* #am.
/ialisis? 1oderat diPlisis melalui 3emo atau peritonial dialisis? .+--+,
3ta&ilitas #en:impanan
)mpisilin kapsul, serbuk oral suspensi disimpan pada "adah kedap dengan suhu
antara 1--'+Q2, setelah mengalami pencampuran, ampisilin trihidrat disimpan dalam
lemari pendingin dengan suhu antara .->Q2 dan akan bertahan selama 1* hari, tapi
#ika disimpan dalam suhu ruangan maka akan bertahan selama 4 hari. )mpisilin
in#eksi, setelah mengalami pelarutan sebaiknaya digunakan kurang dari 1 #am setelah
pencampuran. $tabilitas ampisilin in#eksi setelah dilarutkan tergantung kenaikan
konsentrasinya, ampisillin peka sekali dengan cairan yang mengandung deEtrose,
karena akan mengakibatkan efek katalitik dan menghidrolisis obat.
Kontraindi!asi
:ontraindikasi untuk pasien yang hipersensitif terhadap amoksisilin, penisilin, atau
komponen lain dalam sediaan.
Efe! 3amping
$$9 ? /emam, penisilin encephalitis, ke#ang.
:ulit ? 0rythema multifom, rash, urticaria.
&I ? 7idah hitam berambut, diare, enterochollitis, glossitis, mual,
pseudomembranouscollitis, sakit mulut dan lidah, stomatitis, muntah.
3ematologi ? )granulositosis, anemia, hemolitik anemia, eosinophilia, leukopenia,
trombocytopenia purpura.
3epatik ? )$5 meningkat.
;enal ? Interstisisal nephritin (#arang)
;espiratory ? 7aringuela stidor
1iscellaneous ? )naphilaEis.
Intera!si
.>
; /engan 8bat 7ain ?
1eningkatkan efek toksik?
1. /isulfiran dan probene%id kemungkinan meningkatkan kadar ampisilin.
.. Warfarin kemungkinan dapat meningkatkan kadar ampisilin
'. $ecara teori, #ika diberikan dengan allopurinol dapat meningkatkan efek ruam.
1enurunkan efek?
/icurigai ampisilin #uga dapat menurunkan efek obat kontrasepsi oral.
/engan 1akanan ? 1akanan dapat menurunkan tingkat absorbsi ampisillin,
sehingga kemungkinan akan menurunkan kadar ampisillin.
#engar).
Ter.adap Ke.amilan 6 /ata keamanan penggunaan pada ibu hamil belum ada
sehingga 2/2 (center for disease controle and pre(ention) memasukannya pada
:elas faktor risiko B.
Ter.adap I&) 9en:)s)si 6 2/2 mengklasikasikan keamananya kategori B :arena
amoksisilin terdistribusi kedalam )$I (air susu ibu) maka dikha"atirkan amoksisilin
dapat menyebabkan respon hipersensitif untuk bayi, sehingga monitoring perlu
dilakukan selama menggunakan obat ini pada ibu menyusui.
Ter.adap Ana!;ana! 6 /ata tentang keamanan masih establish
Ter.adap <asil (a&oratori)m 6 Berpengaruh terhadap hasil pengukuran ?
3ematologi dan hepar.
#arameter 9onitoring
9engamatan rutin terhadap ? <ungsi gin#al (2l2r), <ungsi 3epar ($&95, $&85),
3ematologi. (3b), Indikator infeksi.($uhu badan, kultur ).
Bent)! 3ediaan
:apsul, $erbuk :ering $uspensi 8ral, $erbuk In#eksi
#eringatan
9ada pasien yang mengalami gagal gin#al, perlu penyesuaian dosis. 5ingkat ke#adian
ruam akibat penggunaan ampisilin pada anak @ anak sebanyak - @ 1+, kebanyakan
muncul pada 4-1* hari setelah penggunaan obat.
Kas)s Tem)an Dalam K.)s)s
Informasi #asien
=ntuk menghindari timbulnya resistensi, maka sebaiknya amoksisilin digunakan
dalam dosis dan rentang "aktu yang telah ditetapkan. 8bat digunakan dalam
keadaan perut kosong (1 #am sebelum makan atau . #am setelah makan). )mati #ika
ada timbul ge#ala 0$8 obat, seperti mual, diare atau respon hipersensiti(itas. Bika
masih belum memahami tentang penggunaan obat, harap menghubungi apoteker.
Bika keadaan klinis belum ada perubahan setelah menggunakan obat, maka harap
.
menghubungi dokter.
9e!anisme A!si
1enghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau lebih pada
ikatan penisilin-protein (9B9s @ 9rotein binding penisilinRs), sehingga menyebabkan
penghambatan pada tahapan akhir transpeptidase sintesis peptidoglikan dalam
dinding sel bakteri, akibatnya biosintesis dinding sel terhambat dan sel bakteri
men#adi pecah (lisis). 9onitoring #engg)naan O&at
7amanya penggunaan obat ? 1enilai kondisi pasien se#ak a"al hingga akhir
penggunaan obat. 1engamati kemungkinan adanya efek anafilaksis pada pemberian
dosis a"al.
%ENTA9I3IN 2..2
%olongan 6 )minoglikosida
Komposisi 6 &entamicin / &entamisin sulfat
Indi!asi 6 Infeksi &ram negatif (Pseudomonas, Proteus, Serratia) dan &ram
positif (Staphylococcus, infeksi tulang, infeksi saluran nafas, infeksi kulit dan
#aringan lunak, infeksi saluran urin, abdomen, endokarditis dan septikemia ,
penggunaan topical, dan profilaksis untuk bakteri endokarditis dan tindakan bedah.
Dosis5 1ara #em&erian dan (ama #em&erian
/osis diberikan secara indi(idu karena indek terapinya relatif sempit
Dosis )m)m 6
Bayi dan anak H - tahun ? .,- mg/kg BB setiap > #am secara i.(. atau i.m. )nak
G - tahun ? . - .,- mg/kg BB setiap > #am secara i.(. atau i.m.
Aote ? =sual dose yang lebih tinggi dan/atau frekuensi yang lebih tinggi (setiap !
#am) yang diberikan pada kondisi klinik secara selektif ( cystic fibrosis) data serum
le(el yang dibutuhkan
Ana! dan de/asa 6
Intratekal ? * @ > mg/hari
8ptalmik ?
$alep ? /ioleskan pada mata . @ ' kali sehari sampai setiap ' @ * kali
5etes mata ? 5eteskan pada mata yang sakit 1 @ . tetes setiap . @ * #am, naikan .tetes
setiap #am untuk infeksi parah
5opikal ?
$alep ? $alep dioleskan pada kulit yang sakit ' @ * kali sehari
/e"asa ? /iberikan secara i. (. atau i. m.
:onfensional ? 1 @ .,- mg/kg BB/ dosis setiap > @ 1. #am untuk mendapatkan kadar
puncak secara cepat pada terapi, dosis inisial yang lebih tinggi dapat diberikan
'+
dengan pertimbangan yang cermat untuk pasien #ika cairan ekstraseluler meningkat
(udem, syok
/osis tunggal ? * @ 4 mg/kg BB/dosis tunggal/hariF beberapa klinisi memberikan
rekomendasi dosis tersebut untuk pasien yang fungsi gin#alnya normal.
Indi!asi spesifi! 6
Bruselosis ? .*+ mg/hari i.m. atu - mg/kg BB/hari secara i. (. selama 4 hari. /apat
#uga dikombinasi dengan /oEyciclin
:olangitis ? * @ ! mg/kg BB/hari dikombinasi dengan )mpisilin
/i(ertikulitis (komplikasi) ? 1,- @ . mg/kg BB setiap > #am (kombinasi dengan
)mpisilin dan 1etronida%ol)
9rofilaksis endokarditis ? &igi, mulut, saluran nafas bagian, atas, saluran pencernaan,
saluran urin 1,- mg/kg BB dikombinasi dengan )mpisilin -+ mg/kg BB '+ menit
sebelum operasi
0ndokarditis atau se#enisnya (untuk infeksi &ram 9ositif) ? 1 mg/kg BB setiap > #am
(kombinasi dengan )mpisilin)
1eningitis 7isteria ? - @ 4 mg/kg BB/hari dikombinasi dengan 9enicillin selama 1
minggu
1eningitis Aeonatal, + @ 4 hari ?
Aeonatal dengan BB H .+++ gr ? ..- mg/kg BB setiap 1> @ .* #am.
Aeonatal dengan BB G .+++ gr ? .,- mg/kg BB setiap 1. #am
1eningitis Aeonatal, > @ .> hari ?
Aeonatal dengan BB H .+++ gr ? ..- mg/kg BB setiap > @ 1. #am.
Aeonatal dengan BB G .+++ gr ? .,- mg/kg BB setiap > #am
Inflamasi pel(ik ?
7oading /ose ? . mg/kg BB, selan#utnya 1,- mg/kg BB setiap > #am
)lternate therapy ? *,- mg/kg BB/hari
9lague (Sersinia pestis) ? - mg/kg BB/hari diikuti dengan posteEposture dengan
/oksisiklin.
9neumonia ? 4 mg/kg BB/hari dikombinasi dengan antipseudomonas beta laktam
atau 2arbapene
5ularemia ? - mg/kg BB/hari dibagi setiap > #am untuk 1 @ . minggu
Infeksi saluran =rin ?1,- mg/kg BB/dosis setiap > #am
Inter(al /osis pada penurunan fungsi gin#al
/osis kon(ensional ?
:lirens kreatinin GT !+ ml/menit ? diberikan setiap > #am
:lirens kreatinin *+ @ !+ ml/menit ? diberikan setiap 1. #am
:lirens kreatinin .+ @ *+ ml/menit ? diberikan setiap .* #am
'1
:lirens kreatinin H .+ ml/menit ? loading dose, kemudian monitor
/osis tinggi untuk terapi ? Inter(al diperpan#ang ( mis. setiap *> #am) pada pasien
dengan gangguan gin#al yang moderat (klirens kreatinin '+ @ - m7/menit) dan atau
dasar perhitungan pada serum le(el determination.
3emodialisa ?
/ilan#utkan dengan dialisa ? '+, lan#utan dari )minoglikosida dilaksanakan selama
* #am hemodialisa.F pemberian dosis selama hemodialisa dan follo" le(el.
5erapi lan#utan dengan 2ontinuous ambulatory peritoneal dialysis (2)9/) ?
9emberian melalui cairan 2)9/ ?
Infeksi &ram@negati(e ? * @ > mg/7(* @ > mc/7) dari cairan 2)9/
Infeksi &ram@positif (mis. siergis) ? ' @ * mg/7 (mcg/7) dari cairan 2)9/
9emberian in#eksi dengan rute i. m. )tau i. (. $elama 2)9/.
/osis untuk 2lcr H1+ m7/menit dan follo" le(el
7an#utan melalui kontinius artero(enous atau (eno(enous hemofiltration ?
/osis untuk 2lcr 1+ - *+ m7/menit dan follo" le(el
9enyesuaian dosis pada penyakit hepar ? 1onitor konsentrasi dalam plasma
1ara pem&erian 6
1In#eksi i. m.atau i.(.
5etes mata
(ama pengg)naan 6
$esuai dengan aturan pada pemberian dosis
0arma!ologi
/idistribusikan melalui plesenta
6olume distribusi meningkat pada odem, asites dan menurun pada dehidrasi.
Aeonatus ? +,*- +,! per kg BB,
)nak +,' -+,'- /kg BB.
/e"asa +,.-+,' /kg BB
9rotein binding ? H '+ ,
Waktu paruh eliminasi ?
Infant ? umur H 1 minggu '-11,- #am. 1 minggu -! bulan '-',- #am.
/e"asa F 1,--' #am.
9asien dengan gangguan gin#al '!-4+ #am
:adar puncak serum ? i.m '+-+ menitF i.(. '+ menit setelah pemberian dengan infus
0kskresi ? =rin
3ta&ilitas #en:impanan
$tabilitas ?
$tabil selama '+ hari setelah kemasan ditusuk
'.
$tabil selama .* pada suhu kamar dalam campuran Aa2l fisiologis atau /eEtrosa -,
9enyimpanan ?
5idak ber"arna sampai kuning muda pada penyimpanan pada suhu ., - '+,
Bangan disimpan di refrigerator
Kontraindi!asi
3ipersensitif terhadap &entamisin dan )minoglikosida lain
Efe! 3amping
G 1+,
$usunan syaraf pusat ? Aeurotosisitas ((ertigo, ataEia)
Aeuromuskuler dan skeletal ? &ait instability
8tic ? 8totoksisitas (auditory), 8totoksisitas ((estibular)
&in#al ? Aefrotoksik ( meningkatkan klirens kreatinin) 1, @ 1+,
2ardio(askuler ? 0deme
:ulit ? rash, gatal, kemerahan H 1,
)granulositosis
;eaksi alergi
/yspnea
&ranulocytopenia
<otosensitif
9seudomotor 2erebral
5rombositopeni
Intera!si
Dengan O&at (ain 6 9enisilin, $efalosporin, )mfoterisin B, /iuretik dapat
meningkatkan efek nefrotoksik, efek potensiasi dengan neuromuscular blocking
agen
Dengan 9a!anan 6 3arus dipertimbangkan terhadap diet makanan yang
mengandung 2alcium, magnesium , potassium
#eringatan
Bangan digunakan pada pengobatan yang lama karena dapat berisiko toksik
pemberian yang lama yaitu penurunan fungsi gin#al, miastenia gra(is, hipokalsemia,
kondisi dengan depresi neuromuskuler transmitens
)minoglikosoda secara parenteral dapat menimbulkan nefrotoksisitas dan
ototoksisitas dapat secara langsung secara proporsional dengan #umlah obat yang
diberikan dan durasi pengobatanF tinnitus atau (ertigo adalah indikasi dari (estibular
in#uri dan mengancam hilangnya pendengaran.
''
2..3 U(3IKUR
INDIKA3I
=lkus duodenum aktif, pencegahan ulkus duodenum kambuhan, ulkus
lambung akut yang #inak, sindroma Kollinger-0llison.
#ER<ATIAN
:erusakan gin#al, keganasan lambung, hamil, menyusui.
Intera!si o&at 6
meningkatkan kadar 7ignokain, <enitoin, 5eofilin, Warfarin dalam darah.
mengurangi metabolisme hepatik dari antikoagulan tipe Warfarin,
<enitoin,
7idokain, 5eofilin.
E0EK 3A9#IN%
/iare, pusing, mengantuk terus/ketagihan tidur, ruam kulit, sakit kepala yang
bersifat re(ersibel, nyeri sendi, nyeri otot, keadaan kekacauan/kebingungan
yang bersifat re(ersibel, ginekomastia ringan, impotensi yang bersifat
re(ersibel, kebotakan, neutropenia/agranulositosis, trombositopenia, anemia
aplastik, demam, nefritis interstisial, hepatitis, pankreatitis.
KE9A3AN
)mpul .++ mg E - bi#i.
DO3I3
In#eksi intramuskular (I1) pada orang de"asa ? .++ mg tanpa dilarutan
disuntikkan tiap *-! #am.
Infus intra(ena (I6) ? .++ mg dilarutkan dalam 1++ ml in#eksi /ekstrosa
atau larutan I6 lainnya diinfuskan selama 1--.+ menit, diulangi tiap *-!
#am.1aksimal ? . gram/hari.
In#eksi I6 ? larutkan .++ mg dalam larutan in#eksi Aa2l sampai (olume
total .+ ml dan disuntikkan secara lambat paling sedikit selama . menit.
=langi tiap *-! #am. 9asien dengan gangguan gin#al ? .++ mg tiap 1. #am.
DI#<EN<IDRA9I 2..
Indi!asi 6
;hinitis alergika, rhinitis (asomotor
:on#ungti(itis alergika yang disebabkan oleh alergen atau makanan
=rtikaria dan angioedema yang ringan tanpa komplikasi
/ermatografisme
'*
;eaksi alergi terhadap darah atau plasma, dan reaksi anafilaksis,
sebagai tambahan dari epinefrin dan pengobatan dasar, setelah ge#ala
akut telah diatasi
1abuk per#alanan
9arkinsonisme (termasuk ge#ala ekstrapiramidal yang diakibatkan
obat-obatan) pada orang tua yang tidak dapat menerima obat yang
lebih kuat, serta kelompok umur lainnya dengan ge#ala yang ringan,
atau sebagai kombinasi dengan obat antikolinergik, sentral, atau bila
terapi oral tidak memungkinkan atau dikontraindikasikan.
Dosis 6
8ral ?
- /e"asa ? -+ mg atau .+ mg, '-*E sehari
- )nak ? - mg/kg/hari atau 1-+ mg/hari, sampai '++ mg/hari
9arenteral ?
=ntuk reaksi alergi ?
/e"asa ? 1+--+ mg I1 (dalam) atau I6 (1++ mg, bila dibutuhkan),
sampai *++ mg/hari
)nak ? - mg/kg/hari atau 1-+ mg/hari, sampai '++ mg/hari, I1
(dalam) atau I6, terbagi dalam * dosis
1ara #em&erian dan #en:es)aian Dosis 6
=ntuk mabuk per#alanan, obat diberikan '+ menit sebelum per#alanan,
diberikan sesudah makan, serta sebelum tidur.
Kontra Indi!asi 6
3ipersensiti(itas ? terhadap difenhidramin
&e#ala saluran pernafasan bagian ba"ah, termasuk asma
9engobatan bersama 1)8-inhibitor ? efek antikolinergik dari
difenhidramin diperhebat adau diperlama.
#er.atian 6
1engantuk, gangguan koordinasi ? peker#aan yang memerlukan
ke"aspadaan dan ketelitian dapat terganggu ? peringatkan penderita
terhadap hal ini.
9enderita usia lan#ut ? pusing, mengantuk, dan hipotensi lebih sering
ter#adi pada penderita diatas umur !+ tahun.
'-
)kti(itas Uatropine-likeV, antikolinergik ? pakailah dengan hati-hati
pada penderita dengan ri"ayat asma bronkial, peninggian tekanan
intraokular, hipertiroidisme, penyakit kardio(askuler atau hipertensi.
9enderita dengan resiko khusus ? pakailah dengan hati-hati pada
penderita glaukoma Unarro"angelV, tukak lambung, obstruksi
pilorodudenal, hipertrofi prostat atau obstruksi saluran kandung
kencing.
Efe! 3amping 6
:ardio(askuler ? 3ipotensi, sakit kepala, palpitasi, takikardi,
ekstrasistol.
3ematologi ? anemia hemolitik, trombositopenia, agranulositosis.
$$9 ? mengantuk, pusing, gangguan koordinasi, keletihan,
kebingungan, kecemasan, tremor, mudah tersinggung, insomnia,
euphoria, parastesis, (ertigo, tinnitus, labirintitis akut, histeri, neuritis,
ke#ang.
1ata ? gangguan penglihatan, diplopia.
$aluran pencernaan ? sebah, anoreksia, mual, muntah, diare,
konstipasi.
$aluran kencing ? sering kencing, sulit kencing, retensi urinal,
gangguan menstruasi.
$aluran pernapasan ? pengentalan sekresi bronkial, rasa berat di dada
dan "hee%ing, pilek.u
/ermatologi ? urtikaria, ruam kulit, fotosensiti(itas.
3ipersensiti(itas ? syok anafilaktik.
7ain-lain ? 1ulut, hidung, tenggorokan kering, menggigil, banyak
keringat.
#engg)naan &agi Ana!;ana! 6
(lihat indikasi). /ikontraindikasikan bagi bayi baru lahir atau prematur.
/apat menimbulkan eksitasi pada anak kecil, o(erdosis dapat
menimbulkan halusinasi, ke#ang atau kematian.
#engg)naan &agi I&) <amil dan 9en:)s)i 6
:eamanannya belum terbukti bagi ibu hamil. /ikontraindikasikan bagi
ibu menyusui, karena meningkatkan resiko efek samping antihistamin
pada bayi. 9enderita sebaiknya tidak menyusui bila terpaksa memakai
obat ini.
'!
A9INO0I(I 2.."
Komposisi ? )minophylline/)minofilin.
Indi!asi ? 1enghilangkan W mencegah ge#ala-ge#ala asma W
bronkhospasme yang bersifat re(ersibel yang berhubungan dengan
bronkhitis kronis W emfisema.
Kontra Indi!asi ? 5idak dian#urkan untuk anak berusia kurang dari 1.
tahun.
#er.atian ? 9asien dengan penyakit #antung berat, hipoksemia (keadaan
kadar oksigen darah yang menurun) parah, gagal #antung kongestif,
penyakit hati, usia lan#ut, hipertensi, atau hipertiroidisme.
Intera!si O&at ? klirens 5eofilin dikurangi oleh 0ritromisin dan
makrolida lainnya, dan $imetidin.
Efe! 3amping ? &angguan saluran pencernaan, takhikardia, berdebar, W
gemetar.
2..$ NO=A(%IN
Komposisi 6 1etami%ole Aa
Indi!asi 6 Ayeri hebat yang berhubungan dengan sakit kepala, sakit gigi,
post op, nyeri akut dan kronik karena spasme otot polos.
Dosis 6 5ablet T de"asa dan rema#a G1- tahun 1tablet, maksimal *E/hari F
)mpul T de"asa dan rema#a G1- tahun .-- ml I1/I6 dosis tunggal,
maksimal 1+ ml/hari
#em&erian O&at 6 Berikan sesudah makan
Kontra Indi!asi 6 3ipersensitif terhadap metami%ol, pira%olon. 9orifiria
hepatik atau defisiensi &!9/ kongenital. 3amil dan laktasi
#er.atian 6 )sma bronkial atau infeksi saluran napas kronik, hipersensitif
terhadap obat antirematik dan analgesik. 9enderita yang memberikan reaksi
seperti bersin, mata berair, "a#ah kemerahan #ika minum minuman
beralkohol. &angguan hematologi. 5ablet -++ mg? anak H1- tahun. In#eksi ?
penderita yang memiliki 5/ H 1++ mm3g atau gangguan sirkulasi.
Efe! 3amping 6 Barang, diskrasia darah dan syok. )granulositis.
9embengkakan pada "a#ah, gatal, rasa tertekan pada dada, takikardi, rasa
dingin pada ekstremitas.
'4
Intera!si O&at 6 /apat menurunkan kadar siklosporin dalam dalam plasma.
/apat meningkatakan efek dari alkohol.
Kemasan 6 5ablet -++ mg E -+ E 1+ F )mpul -++
2..' =ITA9IN A
Indi!asi 6 $uplementasi (itamin ) dosis tinggi (.++.+++ $I atau lebih
rendah) yang dilakukan secara berkala kepada anak, dimaksudkan untuk
menghimpun cadangan (itamin ) dalam hati, agar tidak ter#adi
kekurangan (itamin ) dan akibat buruk yang ditimbulkannya, seperti
Eeroptalmia, kebutaan dan kematian. 2adangan (itamin ) dalam hati
dapat digunakan se"aktu-"aktu bila diperlukan. 9emberian kapsul
(itamin ) .++.+++ $I kepada anak usia 1-- tahun dapat memberi
perlindungan selama ! bulan, tergantung berapa banyak (itamin ) dari
makanan sehari-hari dikonsumsi oleh anak dan penggunaannya dalam
tubuh.
Dosis 6 .++.+++ $I
O>er Dosis 6 3iper(itaminosis )? $uatu kondisi dimana (itamin ) dalam
darah atau #aringan tubuh begitu tinggi sehingga menyebabkan timbulnya
ge#ala-ge#ala yang tidak diinginkan. 3iper(itaminosis akut? disebabkan
karena pemberian dosis tunggal (itamin ) yang sangat besar, atau
pemberian berulang dosis tunggal yang lebih kecil tetapi masih termasuk
dosis besar karena dikonsumsi dalam periode 1-. hari. 3iper(itaminosis
) akut? pada bayi dan anak biasanya ter#adi dalam "aktu .* #am. 9ada
beberapa anak, mengkonsumsi dosis '++.+++ I= atau lebih dapat
menyebabkan mual, muntah dan sakit kepala. 9enon#olan ubun-ubun
dapat ter#adi pada bayi umur G1 tahun yang mengkonsumsi dosis yang
sangat besar, tetapi ini ringan dan akan hilang seketika dalam "aktu 1-.
hari. 9engobatannya adalah menghentikan suplementasi (itamin ) dan
pengobatan asimptomatis. 3iper(itaminosis kronis ? disebabkan karena
mengkonsumsi dosis tinggi yang berulang-ulang dalam "aktu beberapaa
bulan atau beberapa tahun. :eadaan ini biasanya hanya ter#adi pada orang
de"asa yang mengatur pengobatannya sendiri. 3iper(itaminosis kronis ?
pada anak-anak usia muda dan bayi biasanya menyebabkan anoreksia
(tidak nafsu makan), kulit kering, gatal dan kemerahan, peningkatan
tekanan intrakranial, bibir pecah-pecah, tungkai dan lengan lemah dan
membengkak. 9engobatannya adalah menghentikan suplementasi (itamin
'>
) dan pengobatan simptomatis, disamping itu hendaknya terhadap
kemungkinan penyakit lain yang dapat merupakan penyebab.
Komposisi 6 /alam makanan, retinol adalah bentuk (itamin )
#engg)naan pada 7anita <amil 6 )da kemungkinan ter#adi resiko
pada #anin, bila si ibu mengkonsumsi (itamin ) dalam #umlah yang
berlebihan, terutama pada trisemester pertama. 3asil percobaan binatang
menun#ukkan ter#adi cacat ba"aan, baik akibat hipo(itaminosis maupun
hiper(itaminosis ) selama kehamilan, tetapi pada manusia hasil tersebut
secara statik tidak bermakna. 1eskipun demikian, mengingat adanya data
tentang akibat tersebut diatas, baik pada manusia maupun he"an, bagi
"anita-"anita subur yang mungkin sedang hamil (misalnya bila telah
lebih ! bulan setelah kelahiran bayi terakhir), sebaiknya hanya
mengkonsumsi (itamin ) dengan kadar secukupnya sa#a. 6itamin ) dosis
tinggi tidak dian#urkan untuk diberikan pada "anita hamil. =ntuk
men#aga kesehatan dapat diberikan dosis kecil, yaitu yang tidak melebihi
1+.+++ per hari.
%olongan 6 6itamin
2..* KA;EN 3B
Komposisi 6 9er 7 Aa -+ m0I, : .+ m0I, 2l -+ m0I, lactate .+ m0I,
glocose .4 g
Indi!asi 6 1enyalurkan atau memelihara keseimbangan air dan elektrolit
pada keadaan dimana asupan makanan peroral tidak mencukupi atau tidak
mungkin
Dosis 6 /e"asa dan anak X' tahun atau BB X1- kg -++-1+++ ml pada 1E
pemberian secara I6 drip
Kontra Indi!asi 6 3iperkalemi, oliguria, penyakit )ddison, luka bakar
berat dan a%otemia. :elebihan Aa, sindrom malabsorpsi glukosa-
galaktosa, cedera hati yang berat, aritmia #antung.
#er.atian 6 &agal #antung kongestif, gagal gin#al, edema paru, dan
#aringan perifer, pre-eklamsi, hipertensi, post-traumatik, sepsis berat,
asidosis, obstruksi saluran kemih, /1
Efe! 3amping 6 )lkalosisF odema otak, paru, periferF intoksikasi air dan
hiperkalemi, tromboflebitis
Intera!si O&at 6 2a
Kemasan 6 7arutan infus -++ ml
2..+ KA;EN B
'
Komposisi 6 9er 7 Aa '+ m0I, : > m0I, 2l .> m0I, lactate 1+ m0I,
glucose '4,- g
Indi!asi 6 $uplai cairan dan elektrolit untuk bayi dan anak H' tahun atau
BB H1- kg
Dosis 6 /osis disesuaikan menurut kondisi, umur, dan BB
Kontra Indi!asi 6 Aa berlebih, penyakit hati berat, sindrom malabsorpsi,
glukosa-galaktosa, aritmia #antung, hiperkalemia, oligiria, penyakit
)ddison, luka bakar berat dan a%otemia
#er.atian 6 &agal #antung kronik, edema perifer dan pulmoner,
gangguan fungsi gin#al, pre-eklamsia, hipoproteinemia, stadium pasca
traumatik dini, sepsis berat, asidosis, berkurang pengeluaran urine karena
penyakit obstruksi saluran kemih, /1
Efe! 3amping 6 0dema serebral, pulmonal dan periferF intoksikasi cairan
ter#adi pada infus yang berlebihan khususnya pada bayi baru lahir dan
neonatusF tromboflebitis
Kemasan 6 7arutan -++ ml
*+

You might also like