You are on page 1of 12

Oleh: Hj.

Haslinda
Struktur modal adalah perimbangan jumlah
uang jangka pendek yang bersifat permanen,
utang jangka panjang, saham preferen dan
saham biasa
Struktur modal merupakan bagian dari
struktur keuangan
1. Pendekatan Laba Bersih (Net Income)
2. Pendekatan Laba Operasi Bersih (Net Operating
Income)
3. Pendekatan Tradisionil

Pendekatan laba bersih (NI) mengasumsikan bahwa
investor menilai laba perusahaan dg tingkat
kapitalisasi (ke) konstan dan perusahaan dapat
meningkatkan jumlah utangnya dgn tingkat biaya
utang (kd) yg konstan pula.karena kd dan ke
konstan maka semakin besar jumlah utang yg
digunakan perusahaan.








E = nilai pasar saham biasa perusahaan yaitu sebesar harga
perlembar saham dikalikan dgn jumlah saham yang
beredar.
D = nilai pasar utang perusahaan
V = penjumlahan nilai modal sendiri (E) dan nilai utang (D)

EBIT = laba sebelum bunga dan pajak disebut juga laba
operasi bersih (NOI)
Kd = tingkat bunga utang perusahaan atau biaya utang.
Ke = biaya modal sendiri atau tingkat keuntungan yang
diisyaratkan atas saham biasa



Pendekatan laba operasi bersih (NOI) dgn
mengasumsikan bahwa investor memiliki reaksi
yang berbeda thd penggunaan utang oleh
perusahaan
Pendekatan ini pertama mengasumsikan biaya
utang konstan dan kedua penggunaaan utang
yang semakin besar oleh pemilik modal sendiri
dilihat sebagai peningkatan resiko perusahaan.

Pendekatan Tradisional banyak dianut oleh para
praktisi dan akademisi.Pendekatan ini
mengasumsikan hingga satu leverage tertentu
resiko perusahaan tidak mengalami
perubahan.shg ke dan kd relatif konstan. Namun
setelah laverage tertentu biaya utang dan biaya
modal sendiri akan meningkat. Nilai perusahaan
mula-mula meningkat dan akan menurun sebagai
penggunaan utang yang semakin besar.


































































Pendekatan ini mengasumsikan :
Resiko bisnid perusahaan dapat diukur dgn
standar deviasi laba sebelum bunga dan
pajak
Semua investor memiliki harapan yang sama
ttg laba perusahaan dan tingkat resiko
perusahaan
Saham dan obligasi diperdagangkan dalam
pasar modal yang sempurna

Informasi selalu tersedia bagi semua investor
dan diperoleh tanpa mengeluarkan biaya
Tidak ada biaya transaksi dan investor
bersikap rasional
Investor dapat melakukan diversifiksi
investasi secara sempurna
Tidak ada pajak pendapatan perseorangan
Investor atau individu maupun institusi dapat
meminjam dgn tingkat bunga yang sama
sebesar tingkat bunga bebas resiko.
MM memperkenalkan teori struktur modal
dgn asumsi tidak ada pajak pendapatan
perusahaan. Sehingga MM berpendapat
bahwa nilai perusahaan tidak tergantung
atau tidak dipengaruhi oleh struktur modal
Perusahaan A
(Unelevated Firm)
Perusahaan B
(Levated Firm)
Laba operasi bersih
(NOI=EBIT)
Bunga utang (7,5 %)
Rp100.000,00 Rp100.000,00
22.500,00
Laba sebelum pajak
Pajak penghasilan (0%)
Rp100.000,00 Rp77.500,00
Laba bersih setelah
pajak
Nilai perusahaan
Rp100.000,00
Rp1.000.000,00
Rp77.500,00
Rp1.075.000,00
Nilai Perusahaan A(Vu):




E = Rp1.000.000,-

Vu = Du + Eu
Vu = Rp 0 + Rp1.000.000,-
Vu = Rp1.000.000,-


Nilai Perusahaan B (Vl):






El = Rp775.000,-

Vl = El + Dl
Vl = Rp775.000,- + Rp300.000,-
Vl = Rp1.075.000,-



Dari perhitungan di atas, tampak bahwa
sebelum proses arbitrase, nilai perusahaan
yang memiliki leverage lebih tinggi dari pada
nilai perusahaan yang tidak memiliki
leverage

You might also like