by : AtTocK PENDAHULUAN Sangat umum bagi pasien Intensive Care Unit (ICU) untuk membutuhkan sokongan nutrisi karena sebagian pasien telah mengalami suatu periode sakit dengan asupan nutrisi yang buruk dan terjadi penurunan berat badan. Pada hampir semua pasien yang sakit kritis, dijumpai anoreksia atau tidak sanggup makan karena kesadaran yang terganggu, sedasi, ataupun karena intubasi jalan nafas bagian atas. Tujuan sokongan nutrisi bagi pasien sakit kritis (The American Society for Parenteral and Enteral Nutrition) adalah !. "enyediakan sokongan nutrisi yang konsisten dengan kondisi medis pasien dan ketersediaan rute pemberian nutrisi. #. "en$egah dan mengatasi defisiensi makronutrian dan mikronutrien. %. "enyediakan dosis nutrien yang sesuai dengan metabolisme yang telah ada. &. "enghindari komplikasi yang berhubungan dengan teknik pemberian nutrisi. '. "eningkatkan out$ome pasien( mengurangi morbiditas, mortalitas dan )aktu penyembuhan. Sokongan nutrisi bagi pasien sakit kritis dapat se$ara enteral maupun parenteral. "asing*masing memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga penentuannya harus melihat dan mempertimbangkan semua aspek yang ada kasus per kasus. Selain itu jumlah, perhitungan kalori, jenis nutrien, serta saat pemberian juga mempengaruhi keadaan pasien se$ara keseluruhan. DEFINISI I. +utrisi ,nteral Pada pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formula nutrisi diberikan melalui tube ke dalam lambung (-astri$ tube.-*tube, +asogastri$ Tube.+-T) atau duodenum, atau jejunum. /apat se$ara manual maupun dengan bantuan pompa mesin. /osis nutrisi enteral biasanya berkisar antara !&*!0 kkal.kgbb. hari atau 12*324 dari tujuan yang hendak di$apai. #. +utrisi Parenteral +utrisi total atau tambahan melalui rute 5ena pada pasien yang tidak dapat mengkonsumsi kebutuhan nutrisi sehari*hari melalui rute enteral. NUTRISI ENTERAL Indikasi Pasien dengan malnutrisi berat yang akan menjalani pembedahan saluran $erna bagian ba)ah. Pasien dengan malnutrisi sedang*berat yang akan menjalani prosedur mayor elektif saluran $erna bagian atas. 6supan makanan yang diperkirakan tidak adekuat selama 7 '*3 hari pada pasien malnutrisi, 7 3*8 hari pada pasien yang tidak malnutrisi. 9ontraindikasi 6bsolut Pasien yang diperbolehkan untuk asupan oral non*restriksi dalam )aktu : 3 hari ;bstruksi usus Pankreatitis akut berat Perdarahan masif pada saluran $erna bagian atas "untah atau diare berat Instabilitas hemodinamik Ileus paralitik 9ontraindikasi <elatif ,dema dinding usus yang signifikan =istula high output (7022 m>.hari) Infus nutrisi pada proksimal anastomosis saluran $erna yang baru. 9euntungan Peningkatan berat badan dan retensi nitrogen yang lebih baik "engurangi frekuensi steatosis hepatic "engurangi insiden perdarahan gastrik dan intestinal "embantu mempertahankan integritas barier mukosa usus, struktur mukosa serta fungsi dan pelepasan hormon*hormon trofik usus. "engurangi risiko sepsis ?eberapa @at gi@i tidak dapat diberikan parenteral, seperti glutamin, arginin, nukleotida, serat (dan asam lemak rantai pendek yang dihasilkannya melalui proses degradasi usus), asam lemak dan mungkin juga peptide. "eningkatkan angka ketahanan hidup ?iaya lebih ringan ,rosi lubang hidung 9omplikasi 9omplikasi nutrisi enteral lebih sering terjadi pada pasien yang membutuhkan pera)atan intensif dibandingkan pada pasien yang sakitnya lebih ringan. a. 9omplikasi yang berhubungan dengan feeding tubes =aring (trauma, perdarahan, perforasi ruang retrofaringeal, abses), perforasi esofagus, pneumomediastinum, pneumothoraks, perdarahan pulmoner, pneumonitis klinis, efusi pleura, empiema, perforasi lambung, perforasi usus 9egagalan insersi <asa tidak enak Sinusitis 9esalahan memasukkan tube ;bstruksi tube 9omplikasi bedah dari gastrotomi dan yeyunostomi 6erofagi b. 9omplikasi yang berhubungan dengan $ara pemberian nutrisi enteral Infeksi nosokomial dari kontaminasi bakteri pada makanan +ausea, distensi abdomen dan rasa tidak enak <egurgitasi atau muntah 6spirasi pulmoner /iare Pseudo*obstruksi intestinal Interaksi dengan pengobatan enteral $. 9omplikasi yang berhubungan dengan isi makanan Aiperglikemia 6@otemia Aiperkarbia 6bnormalitas elektrolit /efisiensi @at gi@i spesifik (pada penggunaan jangka panjang) NUTRISI PARENETRAL Indikasi 9egagalan per$obaan nutrisi enteral dengan feeding tube usus halus dan kondisi saluran $erna seperti yang ter$antum dalam kontraindikasi nutrisi enteral 9ontraindikasi Aiperglikemi berat 6@otemi ,nsefalopati Aiperosmolalitas 6bnormalitas berat $airan dan elektrolit. 9omplikasi Aiperglikemi (mungkin karena fungsi imunitas yang terganggu), komplikasi akses 5ena (segera pneumothoraks, trauma 5askuler, hemothoraks( lambat infeksi, sepsis). BEBERAPA CARA MENGUKUR KEBUTUHAN NUTRISI !. Metabolic ChartIndirect Calorimetry !esting Energy E"penditure (<,,) B(konsumsi ;#)(%.8&) C (produksi C;#)(!.!!)D E !&&2. <umus ini menjadi kurang akurat pada pasien*pasien dengan =I;# 7&24. #. Persamaan Aarrison*?enedi$t ?asal ,nergy ,Ependiture (?,,) Pria 11 C B!%.3 E ?? (kg)D C B' E T? ($m)D B1.0 E umurD Fanita 1'' C B8.1 E ??D C B!.0 E T?D B&.3 E umurD ?? berat badan, T? tinggi badan Untuk penghitungan ?,,, harus disesuaikan dengan faktor*faktor metabolik, seperti demam, operasi, sepsis, luka bakar, dan lain*lain. %. #'*%2 kkal.kg ?? ideal.hari &. "engukur balan$e nitrogen dengan menggunakan urea urin #& jam dan dalam hubungannya dengan urea darah dan albumin. Tiap gram nitrogen yang dihasilkan menggunakan energi sebesar !22*!'2 kkal. BENTUK PEMBERIAN KALORI Terdapat % bentuk pemberian kalori, yaitu !. 9arbohidrat Sebanyak %2*324 dari total kalori dapat diberikan dalam bentuk karbohidrat. ?iasanya dalam bentuk glukosa, tetapi fruktosa dan sorbitol juga digunakan. Insulin mungkin perlu untuk mempertahankan konsentrasi glukosa darah dalam batas normal, terutama karena resistensi insulin sering timbul akibat stres tubuh. #. >emak Sebanyak #2*'24 dari total kalori dapat diberikan dalam bentuk lemak. Pasien sakit kritis sering lebih banyak menggunakan lemak sebagai sumber energi daripada glukosa. >emak juga menyediakan asam lemak esensial yang dibutuhkan sel. Trigliserida omega*1*polyunsaturated fatty a$id (PU=6) harus diberikan untuk men$egah defisiensi asam lemak esensial (minimal 34 total kalori). Trigliserida rantai panjang dan sedang dapat juga dipakai sebagai sumber energi( rasio yang tepat tergantung pada jenis produk dan rute pemberian. %. Protein Sebanyak !'*#24 dari total kalori dapat diberikan dalam bentuk protein atau asam amino, bergantung pada rute pemberian. 9ebutuhan mikronutrien juga harus dipertimbangkan( biasanya diberikan +atrium dan 9alium G! mmol.kgbb., dapat ditingkatkan jika terdapat kehilangan yang berlebihan. ,lektrolit lain seperti magnesium, besi, tembaga, seng, dan selenium, juga dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit. Pasien dengan suplementasi nutrisi yang lama membutuhkan penge$ekan kadar elektrolit*elektrolit ini se$ara periodik. ,lektrolit yang sering terlupakan adalah fosfat( kelemahan otot yang berhubungan dengan penggunaan 5entilator yang lama, dan kegagalan lepas dari 5entilator, dapat disebabkan oleh hipofosfatemia. "ikronutrien lainnya adalah 5itamin*5itamin yang larut dalam air ataupun lemak. Humlah kebutuhan yang tepat untuk 5itamin*5itamin spesifik ini masih belum jelas, )alau beberapa penelitian telah menunjukkan konsentrasi yang sangat rendah dalam sirkulasi Beber! Pe"y#$it d$% Pe%e"#&" Keb#t#&" N#tri'i ?eberapa penyulit di antaranya adalah pembatasan intake $airan total, intoleransi glukosa, fungsi ginjal yang terganggu, pengosongan lambung yang terlambat . berkurangnya absorpsi makanan, diare, dan puasa untuk pelaksanaan beberapa prosedur. St Te!t #"t#( Me%#$i N#tri'i E"ter$ Para dokter sering terlalu berhati*hati dalam menentukan saat pemberian nutrisi enteral. ?anyak yang mengatakan bah)a saat yang tepat untuk memberikan nutrisi enteral adalah jika bising usus telah terdengar( hal ini tidak tepat karena fungsi usus dapat $ukup normal )alaupun bising usus tidak terdengar. Pada nutrisi enteral, hindari kalori yang berlebihan, makanan yang hanya tinggal diserap (predigested food) dan o5erfeeding. Selain itu berikan makanan yang mengandung serat dan banyak 5itamin.Tidak ada bukti yang menyokong bah)a pemberian nutrisi enteral hendaknya dimulai dari jumlah ke$il, ke$uali pada pasien yang telah kelaparan dalam )aktu lama, karena risiko sindrom refeeding. Se$ara umum, pemberian nutrisi enteral harus $ukup sejak a)al. /iare dapat timbul pada pemberian makanan yang berlebihan, selain karena terapi antibiotika multipel, berkepanjangan dan tidak sesuai. /iare bukan indikasi untuk menghentikan nutrisi enteral dan sering akan hilang jika pemberian nutrisi enteral diteruskan. 6nggapan bah)a pada pankreatitis akut tidak boleh diberi nutrisi enteral untuk mengistirahatkan pankreas juga akhir*akhir ini dianggap tidak benar, bahkan pasien akan lebih baik jika diberi nutrisi se$ara enteral. 9ekurangan nutrisi enteral selama sakit kritis juga berhubungan dengan penurunan besar dalam konsentrasi lipid bilier yang akan berangsur*angsur menjadi normal kembali setelah nutrisi enteral selama ' hari. 9emungkinan hilangnya stimulasi enteral pada pasien ICU menyebabkan metabolisme lipid pada hati terganggu. IMMUNONUTRITION Immunonutrition adalah nutrisi lengkap yang mengandung unsur protein (arginin, glutamin dan kasein), karbohidrat (dekstrin dan fruktosa), lemak (minyak jagung dan minyak ikan), @at, 5itamin*5itamin, dan berma$am*ma$am mineral. Falaupun manfaat immunonutrition $ukup menjanjikan, penggunaan nutrisi tersebut masih kontro5ersial. 6rginin, salah satu @at dalam immunonutrition, dapat mengganggu fungsi jantung jika diberikan dalam dosis berlebihan. -lutamin, suatu asam amino non*esensial, jika diberikan dalam dosis besar malah dapat mengganggu saluran $erna.#% /osis glutamin yang dianjurkan adalah 2.#*' g.kgbb..hari. /osis ini aman, murah, dapat ditoleransi tubuh dengan baik, meningkatkan keseimbangan nitrogen tubuh serta fungsi barier usus. /efisiensi glutamin sering timbul pada pasien sakit kritis karena hiperkatabolisme yang terjadi. /efisiensi glutamin dapat menyebabkan peningkatan translokasi bakteri atau toksin, risiko sepsis, morbiditas dan mortalitas, lama ra)at di ICU atau rumah sakit, serta penurunan akti5itas makrofag pada dinding usus. -lutamin dalam dosis yang dianjurkan juga dapat menurunkan pre5alensi syok, infeksi, jumlah hari menggunakan 5entilator, mortalitas, lama pera)atan, dan biaya. Penggunaan suplementasi glutamin pada pasien ICU telah diteliti oleh Italian So$iety of ,nteral and Parenteral +utrition (SI+P,). 9elompok ini menyimpulkan bah)a suplementasi glutamin aman tetapi masih belum jelas apakah melalui enteral lebih menguntungkan daripada melalui parenteral. Pemberian immunonutrition bagi pasien kritis memang masih banyak diperdebatkan. Penilaian dan pengambilan keputusan harus dilakukan dengan berbagai pertimbangan setelah melihat kasus per kasus. Tindakan yang diberikan pun harus fleksibel jika kondisi pasien berubah se)aktu*)aktu. PENUTUP Pemberian nutrisi di ICU, terutama nutrisi enteral, membutuhkan penelitian mendalam lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih reliable dan men$akup berbagai aspek. Selain itu, masih banyak kontro5ersi yang masih membutuhkan ja)aban agar penanganan pasien ICU makin baik yang akan menurunkan morbiditas, mortalitas, masa penggunaan 5entilator, lama pera)atan, dan biaya. +utrisi enteral dalam banyak hal memang lebih baik daripada nutrisi parenteral tetapi harus tetap )aspada terhadap risiko komplikasi. Penghitungan atau perkiraan jumlah kebutuhan nutrisi juga penting karena jumlah yang kurang dapat memperburuk malnutrisi yang telah dialami pasien. Tetapi jumlah yang berlebihanpun dapat membahayakan, terutama pada pasien kritis. Saat yang tepat untuk memulai pemberian nutrisi enteral merupakan hal penting yang membutuhkan pertimbangan masak. "enurut penelitian terkini, pemberian a)al nutrisi enteral pada pasien yang telah teresusitasi dengan baik dan hemodinamiknya stabil, memberikan out$ome yang menggembirakan. Pemberian immunonutrition pun harus dengan penuh pertimbangan karena jika berlebihan dapat membahayakan, terutama pada pasien kritis. Immunonutrition yang mengandung @at*@at nutrisi yang terlalu banyak atau kompleks dapat menimbulkan efek merugikan karena sebagian @at*@at tersebut dapat berinteraksi satu sama lainnya dan menimbulkan efek negatif