You are on page 1of 23

ZIEZOne

Berbagi Manfaat
Entries RSS | Comments RSS
To search, typ



Rumus Menghitung Derajat Luka Bakar
By Z I E
Postado Minggu, 30 Juni 2013 at 13.05



Definisi
Luka yang disebabkan oleh kontak langsung atau tak langsung dengan suhu tinggi seperti api, air panas, listrik,
bahan kimia dan radiasi.
6



1. Penyebab Luka Bakar
Penyebab LB dapat digolongkan dalam beberapa jenis :
3

1. Kobaran api di tubuh (flame)
2. Jilatan api ke tubuh (flash)
3. Terkena air panas (scald)
4. Tersentuh benda panas (kontak panas)
5. Akibat sengatan listrik
6. Akibat bahan kimia
7. Sengatan matahari (sun burn)
Sengatan matahari bagi kita tidaklah merupakan masalah besar dan jarang terjadi. LB akibat kobaran api dan jilatan
api sering terjadi pada orang dewasa sedangkan bayi dan anak-anak lebih sering tersiram air panas.
3

Kecelakaan akibat kompor/petromak yang meledak, drum, karbit meledak, kobaran api pada tangan yang dicuci
dengan bensin dan lain-lain sering terjadi. Minyak panas dan benda-benda panas sering menjadi sumber penyebab
LB pada ibu-ibu rumah tangga. Penelitian di Belanda

menunjukkan 70 %, kejadian LB terjadi di lingkungan rumah
tangga, 25% di tempat industri dan kira-kira 5% akibat kecelakaan lalu lintas.
Usia rata-rata penderita LB yang memerlukan perawatan di RS adalah 26,8 tahun dan umumnya pria (74,7%).
3





Perhitungan Luas Luka Bakar
Luas luka bakar dinyatakan sebagai presentase terhadap luas permukaan tubuh. Untuk menghitung secara cepat
dipakai Rule of Nine dari Wallace. Perhitungan cara ini hanya dapat diterapkan pada orang dewasa, karena anak-
anak mempunyai proporsi tubuh yang berbeda. Untuk keperluan pencatatan medis, digunakan kartu luka bakar
dengan cara LUND & BROWDER.
1,8

1. Perhitungan luas luka bakar berdasarkan Rule Of Nine oleh Polaski dan Tennison dari WALLACE :
1. Kepala dan leher : 9%
2. Ekstremitas atas : 2 x 9% (kiri dan kanan)
3. Paha dan betis-kaki : 4 x 9% (kiri dan kanan)
4. Dada, perut, punggung, bokong : 4 x 9%
5. Perineum dan genitalia : 1%


Pada keadaan darurat dapat digunakan cara cepat yaitu dengan menggunakan luas telapak tangan penderita.
Prinsipnya yaitu luas telapak tangan = 1% luas tubuh.
2. Perhitungan luas luka bakar menurut Lund dan Browder :
Area 0 1 5 10 15 dws
A : 1/2 bagian kepala 9,5 8,5 6,5 5,5 4,5 3,5
B : 1/2 bgn tungkai atas 2,75 3,25 4 4,25 4,5 4,75
C : 1/2 bgn tungkai bawah 2,25 2,25 2,75 3 3,25 3,5

Klasifikasi Luas Luka Bakar
Penderita LB dapat digolongkan berdasarkan dalamnya jaringan yang terbakar. Klasifikasi ini selalu dikaitkan
dengan luas permukaan tubuh yang terbakar dan kita kenal sebagai derajat luka bakar. Derajat luka bakar ditentukan
oleh kedalaman jaringan tubuh yang rusak oleh trauma panas dan tergantung oleh 2 faktor berikut :
3

1. Intensitas dan lamanya panas mengenai tubuh.
2. Rambatan panas pada jaringan (dipengaruhi oleh sifat lokal jaringan).
Jaringan yang tidak mampu merambatkan panas akan menderita kerusakan hebat (nekrosis) sebaliknya jaringan
yang dapat meneruskan panas ke jaringan sekitarnya yang cukup mengandung air akan cepat menurunkan suhu
sehingga kerusakan bisa lebih ringan.
3



Bagan
(Klasifikasi LB)
1


Klasifikasi
Jaringan yang
rusak
Klinis
Tes Jarum
Pin prick
Waktu
Sembuh
Hasil
I Epidermis
Sakit
Merah
Kering
Hiperalgesi 7 hari Normal
II
Dangkal
Sebagian dermis,
folikel, rambut
dan kelenjar
keringat utuh
Sakit
merah/kuning,
basah, bula
Hiperalgesi
atau normal
7 14 hari Normal, pucat,
berbintik
Dalam Hanya kelenjar
keringat yang
utuh
Sakit
merah/kuning,
basah, bula
Hipoalgesi 14 31 hari Pucat,
depigmentasi,
rata, mengkilat,
rambut (-),
cicatrix,
hipertropi
III Dermis
seluruhnya
Tidak sakit, putih,
coklat, hitam,
kering
Analgesi 21 hari
persekundam
Cicatrix,
hipertropi

Untuk keperluan klinik terdapat juga klasifikasi yang didasari ketebalan luka kerusakan kulit dan perlu tidaknya
penderita LB mendapat perawatan intensif, yaitu :
3

1. Luka bakar sebagian tebal kulit (Partial thickness burn).
2. Luka bakar seluruh tebal kulit (full thickness burn).
Karena LB sangat bervariasi baik mengenai luas permukan tubuh maupun dalamnya jaringan yang terbakar, maka
perlu ditetapkan keadaan-keadaan yang memerlukan perawtan dan pengobatan di Rumah Sakit. Dalam hal ini dapat
dipakai patokan sebagai berikut :
3


1. LB kritis (perlu dirawat di RS dan mendapat pengobatan intensif
1. LB II > 30 % LPT
2. LB III > 10% LPT
3. LB dengan komplikasi pada asaluran nafas, fraktur, trauma jaringan
lunak yang hebat.
4. LB akibat sengatan listrik
5. LB III yang mengenai bagian tubuh yang kritis seperti muka, tangan
dan kaki.

2. LB sedang (perlu dirawat di RS untuk mendapat pengobatan yang
baik, biasanya tak seintensif LB kritis)
1. LB II dangkal > 15% LPT (dewasa); 10% LPT (anak-anak)
2. LB II dalam antara 15 30% LPT
3. LB III <>

3. LB ringan
1. LB I
2. LB II <>
3. LB III <>
2. Perubahan Anatomi Patologi pada Kulit dan Perubahan Fisiologi
1. Perubahan anatomi patologik pada kulit
Pada LB terjadi perubahan mikrosirkulasi kulit dan terbentuk edema. Trauma panas menghasilkan perubahan
karakteristik pada daerah yang terbakar, yaitu zone dengan sel-sel mati sehingga sifatnya irreversible (zona
koagulasi) dan daerah paling luar yang memperlihatkan hiperemia dimana kerusakan sel sangat minim dan paling
dini menunjukkan perbaikan (zona hiperemia). Diantara keduanya terdapat zona statis dengan gangguan pada sel
dan sirkulasi darah yang bersifat sementara. Tetapi zona statis ini sangat potensial untuk menjadi luka yang lebih
luas dan lebih dalam sehingga mengenai seluruh tebal kulit karena kondisi sel-selnya sangat peka terhadap infeksi
dan kekeringan yang menimbulkan kematian sel.
Dengan penanganan LB yang adekuat akan memberikan kesempatan kepada pembuluh darah untuk
menghilangkan sludging (pengendapan partikel padat dari cairan) dan hipoksia jaringan tidak berlarut-larut.

2. Perubahan Fisiologi
Cedera termis menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit sampai syok, yang dapat menimbulkan
asidosis, nekrosis tubular akut, dan disfungsi serebral. Kondisi-kondisi ini dijumpai pada fase awal / akut / syok
yang biasanya berlangsung sampai 72 jam pertama.
7

Pada LB timbul beberapa macam gangguan fisiologik yang akut sifatnya



1. Gangguan Cairan
Terjadi perpindahan cairan dan elektrolit dari intravaskular ke ekstravaskular dan penguapan air yang berlebihan
melalui permukaan kulit yang rusak.
Cairan dalam darah dan cairan ekstra sel dari bagian tubuh yang tidak terbakar pindah tempat masuk ke dalam
bagian tubuh yang mengalami edema dan ke dalam bula untuk kemudian sebagian melalui kulit yang rusak. Ini
menjelaskan bahwa pada syok LB selain hipovolemia juga terjadi kekurangan cairan ekstra sel dalam jaringan yang
sehat sehingga terjadi gangguan metabolisme sel yang memperberat syok.
3


I Orang normal : 15 21 cc/jam/m
2
LPT
Penderita LB : (25 % LB)
cc/jam/m
2
LPT
Panas yang hilang karena penguapan air
nsensible Loss

570 kkal/liter penguapan




2. Gangguan Sirkulasi dan Hematologi
Resistensi perifer naik karena sistem arteriol mengalami vasokonstriksi disamping viskositas darah yang bertambah.
Hemokonsentrasi ini menimbulkan fenomena sludging yang mengakibatkan bertambah hebatnya gangguan sirkulasi
perifer sehingga oksigenasi dan perfusi jaringan sangat buruk.
3


3. Gangguan Hormonal dan Metabolisme
Perubahan pada fungsi ini posisi anterior bersifat neurogen dan tidak jelas apakah dipengaruhi oleh rangsangan
metabolik.
Sistem saraf simpatis terangsang akibat trauma yang cukup lama. Rasa nyeri, ketakutan dan kerusakan jaringan.
Pengaruh perubahan pola produksi dan sekresi berbagai hormon mengakibatkan adanya perubahan metabolik dalam
jaringan.
3


4.Gangguan immunologi
Netrofil-netrofil yang seharusnya memfagosintesa kuman-kuman, terperangkan dalam kapiler di zona stasis. Secara
bertahap penurunan daya tahan ini berkurang. Bila tubuh adekuat akan terjadi granulasi di zona stasis dan dapat
menahan pertumbuhan bakteri, tetapi bila tidak, pada saat penurunan kemampuan neutrofil dapat timbul sepsis LB.
3


3. Penatalaksanaan
Penalataksanaan (assessment) dan penanganan awal luka bakar berjalan simultan mengikuti kaidah standar
Advanced Trauma Life Support dari Komite Trauma American College of Surgeons. Pada survei primer dinilai dan
ditangani A, B, C dan D penderita
4

A (airway) : Jalan nafas, adalah sumbatan jalan atas (larinx, pharinx) akibat cedera inhalasi yang ditandai kesulitan bernafas atau suara
nafas yang berbunyi (stridor hoarness). Kecurigaan dibuat bila ditemukan oedem mukosa mulut dan jalan nafas,
ditemukan sisa-sisa pembakaran di hidung atau mulut dan luka bakar mengenai muka atau leher. Cedera ini harus
segera ditangani karena angka kematiannya sangat tinggi.
B (Breathing) : Kemampuan bernafas, ekspansi rongga dada dapat terhambat karena nyeri atau eschar melingkar di dada.
C (Circulation) : Status volume pembuluh darah Keluarnya cairan dari pembuluh darah terjadi karena meningkatnya permeabilitas
pembuluh darah (jarak antara sel endotel dinding pembuluh darah). Bila disertai syok (suplai darah ke jaringan
kurang), tindakannya adalah atasi syok lalu lanjutkan resusitasi cairan.
D (disability) : Status neurologis pasien.

1. Penanganan
Prinsip penanganan luka bakar adalah penutupan lesi sesegera mungkin, pencegahan infeksi, mengurangi rasa sakit,
pencegahan trauma mekanik pada kulit yang vital dan elemen di dalamnya, dan pembatasan pembentukan jaringan
parut.
5

1. Pertolongan I (Penanganan darurat di tempat kejadian)
1. Tidak panik, untuk memudahkan tindakan selanjutnya pertolongan diberikan untuk mengurangi akibat
yang terjadi kemudian.
2. Mengurangi berat luka bakar
1. Jauhkan benda panas : api dipadamkan (pakaian penderita ditanggalkan)
2. Dinginkan tubuh
Panas akan menetap pada kulit selama 15 menit dan akan menjalar ke bagian yang lebih dalam, menyiram dengan
air dingin 20 - 30 C dan bersih sangat menolong, karena :
menurunkan suhu, sehingga mengurangi dalamnya luka
mengurangi nyeri
mengurangi oedem
mengurangi kehilangan protein
3. Mengurangi rasa nyeri
Analgetik dapat diberikan secara oral atau suntikan (morfin / petidin) dan meletakkan bagian yang terbakar pada
posisi yang lebih tinggi.
4. Jalan nafas
Jalan nafas diperiksa, bila dijumpai obstruksi jalan nafas, lakukan pembersihan dan pemberian O
2
.
5. Mencegah shock
Pemasangan infus, luka bakar kurang dari 30% : 500 ml RL/jam; lebih dari 30% : 100 ml RL/jam.
6. Pengiriman penderita ke Rumah Sakit
Sesegera mungkin.
1,5,8

2. Penanganan di Rumah Sakit
1. Melakukan resusitasi dengan memperhatikan jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi, yaitu :
1. Periksa jalan nafas.
2. Bila dijumpai obstruksi, jalan nafas dibuka dengan pembersihan, bila perlu tracheostomi atau intubasi.
3. Berikan oksigen 100%.
4. Pasang IV line untuk resusitasi cairan, berikan cairan RL untuk mengatasi syok.
5. Pasang kateter buli-buli untuk memantau diuresis.
6. Pasang pipa lambung untuk mengosongkan lambung selama ada ileus paralitik.
7. Pasang pemantau tekanan vena sentral (CVP) untuk pemantauan sirkulasi darah.
2. Periksa cidera yang terjadi di seluruh tubuh secara sistematis untuk menentukan adanya cedera inhalasi,
luas dan derajat luka bakar. Dengan demikian jumlah dan jenis cairan yang diperlukan untuk resusitasi
dapat ditentukan. Terapi cairan diindikasikan pada LB II atau LB III dengan luas > 25%, atau bila pasien
tidak dapat minum. Terapi cairan dihentikan bila masukan oral dapat menggantikan parenteral. Tiga cara
yang lazim digunakan untuk menghitung kebutuhan cairan pada penderita luka bakar yaitu : metode Evans,
metoda Brook dan metoda Baxter.
1,2,5,8


Metoda Elektrolit Koloid Dextrose
Evans 1 cc/kgBB/%
(NaCl 0,9%)
1 cc/kgBB/%

2000 cc dws
1000 cc anak
2

Brook 1,5 cc/kgBB/%
( R.L )
0,5
cc/kgBB/%

2000 cc dws
1000 cc anak
2

Baxter 4 cc/kgBB/%
( R.L )


Dextrose untuk penggantian insensible water loss (IWL)




Cairan diberikan dalam tetes merata. Cara menghitung tetes, dipakai rumus :




Keterangan :
g : Jumlah tetes per menit
P : Jumlah cairan dalam cc
Q : Jam yang diperkirakan
24 jam I
Separuh kebutuhan jumlah cairan 24 jam I diberikan dalam 8 jam I (dihitung mulai saat kejadian LB).
Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya.
24 jam I I
Diberikan cairan sebanyak separuh kebutuhan jumlah cairan 24 jam I.
Pada hari ke III diberikan separuh jumlah cairan hari kedua.
1

3. Berikan analgetik. Analgetik yang efektif adalah morfin atau petidin, diberikan secara iv. Hati-hati dengan
pemberian IM (akibat sirkulasi yang terganggu akan terjadi penimbunan di dalam otot).
1,5

4. Lakukan pencucian luka setelah sirkulasi stabil. Pencucian luka dilakukan dengan melakukan debridement
dan memandikan pasien menggunakan cairan steril dalam bak khusus yang mengandung larutan antiseptik
(lokal) Betadine atau nitras argenti 0,5%.
1,2

5. Pemberian antibiotika pasca pencucian luka dengan tujuan untuk mencegah dan mengatasi infeksi yang
terjadi pada luka. Silver nitrate 0,5%, mafinide asetate 10%, silver sulfadiazin 1%, atau gentamisin sulfat.
1,2

6. Balut luka dengan menggunakan kasa gulung kering dan steril.
7. Anti tetanus : diberikan pada LB II dan III
Serum ATS : 1500 iu dewasa 750 iu anak-anak
Toxoid : 1 cc dewasa 0,5 cc anak-anak
Diberikan sebagai Booster atau imunisasi dasar
Booster 1 kali pemberian
sebagai imunisasi dasar : 3 x pemberian masing-masing dengan interval 1 bulan.
10


Indikasi Rawat Inap
1. Penderita syok atau terancam syok bila luas luka bakar > 10% pada anak atau > 15% pada orang dewasa.
2. Terancam edema laring akibat terhirupnya asap atau udara hangat.
3. Letak luka memungkinkan penderita terancam cacat berat, seperti pada wajah, mata, tangan, kaki atau
perineum.
1,5


2. Perawatan Luka
Dikenal dua cara merawat luka :
1. Perawatan terbuka (exposure method)
2. Perawatan tertutup (occlusive dressing method)
1

Keuntungan perawatan terbuka adalah mudah dan murah. Permukaan luka yang selalu terbuka menjadi dingin dan
kering sehingga kuman sulit berkembang. Kerugiannya bila digunakan obat tertentu, misalnya mitras-argenti, alas
tidur menjadi kotor. Penderita dan keluargapun merasa kurang enak karena melihat luka yang tampak kotor.
1,2

Perawatan terbuka ini memerlukan ketelatenan dan pengawasan yang ketat dan aktif. Keadaan luka harus diamati
beberapa kali dalam sehari. Cara ini baik untuk merawat LB yang dangkal. Untuk LB III dengan eksudasi dan
pembentukan pus harus dilakukan pembersihan luka berulang-ulang untuk menjaga luka tetap kering. Penderita
perlu dimandikan tiap hari, tubuh sebagian yang luka dicuci dengan sabun atau antiseptik dan secara bertahap
dilakukan eksisi eskar atau debridement.
1,2

Perawatan tertutup dilakukan dengan memberikan balutan yang dimaksudkan untuk menutup luka dari
kemungkinan kontaminasi. Keuntungannya adalah luka tampak rapi, terlindung dan enak bagi penderita. Hanya
diperlukan tenaga dan biaya yang lebih karena dipakainya banyak pembalut dan antiseptik. Untuk menghindari
kemungkinan kuman untuk berkembang biak, sedapat mungkin luka ditutup kasa penyerap (tole) setelah dibubuhi
dan dikompres dengan antispetik. Balutan kompres diganti beberapa kali sehari. Pada waktu penggantian balut,
eskar yang terkelupas dari dasarnya akan terangkat, sehingga dilakukan debridement. Tetapi untuk LB luas
debridement harus lebih aktif dan dicuci yaitu dengan melakukan eksisi eskar.

3. Tindakan Bedah
Tindakan bedah selanjutnya pada penderita LB yang dapat melewati fase aktif adalah eksisi dan penutupan luka. Hal
ini sangat penting bila ingin menghindarkan kematian oleh sepsis dan akibat-akibat hipermetabolisme yang sulit
diatasi. Eksisi eskar dilakukan secara tangensial. Seluruh jaringan nekrotik dibuang, bila perlu sampai fascia atau
lebih dalam.
Keuntungan eksisi eskar dan penutupan luka yang dini adalah :
1

1. Keadaan umum cepat membaik.
2. Jaringan nekrotik sebagai media tumbuh bakteri dihilangkan.
3. Penyembuhan luka menjadi lebih pendek bila dilakukan skin graft.
4. Timbulnya jaringan parut dan kontraktur dikurangi.
5. Sensitivitas lebih baik.

4. Terapi Suportif
LB menimbulkan hipermetabolisme dengan akibat nitrogen balans (-). Hiperpigmentasi dimulai hari ke 4 selama 7
10 hari dengan formula :
1. Tinggi protein : 2-3 g/kgBB/hari
Tinggi kalori : 50-75 kal/kgBB/hari
2. Dewasa : 25 kal/kgBB + 40 kal % LB
Anak-anak : 40 kal/kgBB + 40 kal % LB
Kalorinya terdiri dari : 20% protein
50 60% KH
30 30% lemak
vitamin C 1.500 mg; B 50 mg
Riboflavin 50 mg; Niacide 500 mg (anak-anak dosis disesuaikan)
1

Pemeriksaan laboratorium
Hb, Ht, ureum dan kreatini, elektrolit darah.
Kultur dan sensitivitas luka bakar.
Produksi urin dan berat jenis.
1


Komplikasi
Infeksi. Infeksi merupakan masalah utama. Bila infeksi berat, maka penderita dapat mengalami sepsis.
Berikan antibiotika berspektrum luas, bila perlu dalam bentuk kombinasi. Kortikosteroid jangan diberikan karena
bersifat imunosupresif (menekan daya tahan), kecuali pada keadaan tertentu, misalnya pda edema larings berat demi
kepentingan penyelamatan jiwa penderita.
Curlings ulcer (ulkus Curling). Ini merupakan komplikasi serius, biasanya muncul pada hari ke 5 10. Terjadi
ulkus pada duodenum atau lambung, kadang-kadang dijumpai hematemesis. Antasida harus diberikan secara rutin
pada penderita luka bakar sedang hingga berat.
Pada endoskopi 75% penderita luka bakar menunjukkan ulkus di duodenum.
Gangguan Jalan Nafas. Paling dini muncul dibandingkan komplikasi lainnya, muncul pada hari pertama. Terjadi
karena inhalasi, aspirasi, edema paru dan infeksi.
Penanganan dengan jalan membersihkan jalan nafas, memberikan oksigen, trakeostomi, pemberian kortikosteroid
dosis tinggi dan antibiotika.
Konvulsi. Ia komplikasi paling unik, dan sering terjadi pada anak-anak. Konvulsi ini disebabkan oleh
ketidaknyamanan elektrolit, hipoksia, infeksi, obat-obatan (penisilin, aminofilin, difenhidramin) dan 33% oleh sebab
yang tak diketahui.
Komplikasi luka bakar yang lain adalah timbulnya kontraktur dan gangguan kosmetis.

Prognosis
Morbiditas dan mortalitas penderita luka bakar berhubungan luas luka bakar, derajat luka bakar, umur, tingkat
kesehatan, lokalisasi luka bakar, cepat lambatnya pertolongan yang diberikan dan fasilitas tempat pertolongannya.
I. Permasalahan Pasca Luka Bakar
Setelah sembuh dari luka, masalah berikutnya adalah akibat jaringan parut yang dapat berkembang menjadi cacat
berat. Kontraktur kulit dapat mengganggu fungsi dan menyebabkan kekakuan sendi, atau menimbulkan cacat estetis
yang jelek sekali terutama bila parut tersebut berupa keloid. Kekakuan sendi memerlukan program fisioterapi yang
intensif dan kontraktur memerlukan tindakan bedah.
Pada cacat estetik yang berat mungkin diperlukan ahli ilmu jiwa untuk mengembalikan rasa percaya diri penderita,
dan diperlukan pertolongan ahli bedah rekonstruksi terutama jika cacat mengenai wajah atau tangan.
Bila luka bakar merusak jalan nafas akibat inhalasi, dapat terjadi atelektasis, pneumonia atau insufisiensi fungsi paru
pasca trauma.

J. Lampiran
Perubahan yang terjadi pada luka bakar
Renin angiotensin = Meningkat sebanding dengan luas LB, terutama pada anak-anak
ACTH Glukagon = Meningkat tes toleransi glukosa abnormal gula tetapi dalam puasa tidak
begitu meningkat
GH = Naik selama 2 minggu pertama kemudian agak turun (tetap di atas normal
sampai 6-8 minggu)
insulin = Sampai 2-3 minggu berkurang, kadar terendah dalam minggu pertama
Kortisol = Segera meningkat sampai 2-4 kali
Aldosteron = Naik, biasanya normal kembali setelah 1 minggu
Protein = Menurun dengan cepat dan untuk waktu lama
Albumin = Idem, sampai luka tertutup. Produksi berkurang dan katabolisme 2-3 kali dan
normal
Globulin = Menurun pada fase awal I lalu meningkat 5-7 kali. Katabolisme 2-3 kali
normal tapi produksi bertambah dengan cepat
IgG = Segera berkurang, diikuti dengan peningkatan yang lambat
IgM = Pada orang dewasa tidak banyak berubah, tetapi pada anak-anak perubahan
seperti pada IgG
Asam lemak bebas = Meningkat sebanding dengan luas LB tetapi tidak lama
Trigliserid = Idem
Kolesterol = Berkurang sebanding dengan luas LB
Fosfolipid = Idem
Eritrosit = Segera berkurang sebanding dengan luas dan adalam LB. Masa hidupnya
hanya 30% dan normal
Lekosit = Sejak awal meningkat dan berlangsung lama. Menurun pada keadaan sepsis
LB
Fibrinogen = Segera berkurang disusul dengan kenaikan untuk jangka waktu yang lama
Viskositas darah = Naik dengan cepat sesuai dengan nilai hematokrit
Cardiac Output = Menurun cepat sampai 20-40% kembali secara spontan dan perlahan 24-36
jam
Resistensi perifer = Meninggi dengan cepat dan turun perlahan-lahan

Resistensi pembuluh
pulmonal
= Meninggi dengan cepat dan turun perlahan-lahan
Fungsi paru
tanpapneumonia
= Menurun sebanding dengan beratnya LB, sekalipun tanpa trauma inhalasi
BSP = Terdapat retensi sebanding dengan luas LB, naik dengan cepat dan
berlangsung berminggu-minggu
SGOT, SGPT = Segera naik, mencapai puncaknya dalam 2-3 hari, berlangsung berminggu-
minggu. Akibat kerusakan hati
Fungsi ginjal = Menurun karena sirkulasi darah ke ginjal menurun. Fungsi kembali normal
dengan resusitasi adekuat
Penguapan air = LB yang mengenai sebagian tebal kulit dan daerah donor kulit menguapkan
air dengan kecepatan sedang LB yang mengenai seluruh tebal kulit
menguapkan air sangat cepat, besarnya 15-20 kali normal. Perhitungan klinis
: (25+%LB) x m
2
luas tubuh/jam
BAB III
RINGKASAN

Prinsip penanganan luka bakar adalah penutupan lesi sesegera mungkin, pencegahan infeksi, mengurangi rasa sakit,
pencegahan trauma mekanik pada kulit yang vital dan elemen di dalamnya dan pembatasan pembentukan jaringan
parut. Derajat luka bakar ditentukan oleh kedalaman jaringan tubuh yang rusak oleh trauma panas dan tergantung
oleh :
1. Intensitas dan lamanya panas mengenai tubuh
2. Rambatan panas pada jaringan tubuh (dipengaruhi oleh sifat lokal jaringan)
Prognosis dan penanganan luka bakar terutama tergantung pada dalam dan luasnya permukaan luka bakar dan
penanganan sejak awal hingga penyembuhan.
Jaringan yang tidak mampu merambatkan panas akan menderita kerusakan hebat (nekrosis), sebaliknya jaringan
yang dapat meneruskan panas ke jaringan sekitar yang mengandung air akan cepat menurunkan suhu sehingga
kerusakan bisa lebih ringan.
DAFTAR PUSTAKA

1. A. Bambang Darwono; F. Sutoko, Protokol Pengelolaan Luka Bakar, Bagian Bedah, FK Undip/RS dr.
Kariadi.

2. Bisono, Pusponegoro AD; Luka, Trauma, Syok dan Bencana. Dalam : Syamsuhidajat R, Jong WD ed Buku
Ajar Ilmu Bedah, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1997 : 81-91.

3. Dr. Cornel Prawirawinata. Dasar-dasar Dalam Luka Bakar, PUSDALIN IDI.

4. Dr. I Nyoman Putu Riasa, SpBP. Memahami Luka Bakar, Penanggung Jawab Medis Unit Luka Bakar RS
Sanglah, Denpasar, Bali.

5. Moenadjat Y. Luka Bakar, Penatalaksanan Awal dan Penatalaksanaannya. Ramlim, Umbas R, Panigoro
SS, Kedaruratan Non-Bedah dan Bedah, Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2000 : 62-70.

6. Setiomiharja S. Luka Bakar. Dalam : Rekosprodjo S, Pusponegoro AD, Kartono D, Hutagalung EU,
Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Jakarta Bina Rupa Aksara, 1995, 435-42.

7. Sauer EW. Introduction. Naskah Burn Symposium and Workshop. Jakarta : Sub Bagian Bedah Plastik.
Bagian Ilmu Bedah, FKUI, 1997 : 18-25.

8. Charles W. Van Way III, Charles A, Buerk : Manual Ketrampilan Dasar Ilmu Bedah, Binarupa Aksara,
1990, 105-110.

9. JP. Masterton; Baileys, Emergency Surgery, eleventh edition, 1992 : 90 103.

10. Dr. Sumiardi Karakata; Dr. Bob Bachsinar, Dalam : Bedah Minor, Penerbit Hipocrates, 1992, 83 105.

11. Moenadjat, Yefta. 2002. Luka Bakar, Penatalaksanaan Awal dan Permasalahannya. Dalam: Ramli, M.,
Umbas, R., Panigoro, S.S.; Kedaruratan Non Bedah dan Bedah. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.











Tags: Materi Keperawatan


Related posts
Penatalaksanaan Keracunan
HARS ( Hamilton Anxiety Rating Scale )
Perawatan Luka Modern (modern wound care)
Fase Penyembuhan Luka
Rumus Menghitung IWL ( Insensible Water Loss )
Leave a comment
iklantext.com






7,626,221

ADMIN
Zie El Khairi

Buat Lencana Anda
LIST ZOne
Another Download File
1. Al Qur'an In Word 2007
2. Download Cristiano Ronaldo The Movie
3. Download Dany's Virtual Drum " Cara Praktis Bermain Drum Di PC atau Laptop Anda "
4. Download Idm dan KeyPatch / Password " Install berlaku selamanya tanpa registrasi lagi
"
5. Download Jetaudio 8.0.17 Plus VX Free
6. Download Windows 7 Free
7. Mengembalikan File Yang Terhapus Permanen
8. Mengubah Format File Dengan Format Factory
9. Tutorial Cara Download File Melalui Ziddu
Asuhan Keperawatan
1. Asuhan Keperawatan Apendisitis
2. Asuhan Keperawatan Benigna prostate hiperplasi ( BPH )
3. Asuhan Keperawatan Chronic kidney disease (CKD)
4. Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
5. Asuhan Keperawatan Fraktur Cruris
6. Asuhan Keperawatan HIPERTENSI
7. Asuhan Keperawatan Hematemesis Melena
8. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Bayi Baru Lahir
9. Asuhan Keperawatan Osteomielitis
10. Asuhan Keperawatan Pada Abses Mandibularis
11. Asuhan Keperawatan Pada Atresia Ani
12. Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia
13. Asuhan Keperawatan Pada Gagal Ginjal Akut
14. Asuhan Keperawatan Pada Hernia Inguinalis
15. Asuhan Keperawatan Pada RHEMATOID ARTRITIS
16. Asuhan Keperawatan Pneumonia
17. Asuhan Keperawatan Prolaps Uteri
18. Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragic
19. Asuhan Keperawatan Stroke Non Hemoragic
20. Asuhan Keperawatan TB Paru
21. Asuhan Keperawatan Tonsilitis
22. Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan CHF
Bisnis
1. Bisnis Online Mudah Dan Gratis Mendapatkan Pasive Income
2. Bisnis PTC Rp.200 / klik " Berkah Klik "
Download Ebook
1. Download Buku Cinta Brontosaurus by Raditya Dika
2. Download Ebook 7 Keajaiban Rezeki by Ippho "Right" Santosa
3. Download Ebook Diagnosa Keperawatan
4. Download Ebook Konsep Dasar Keperawatan
5. Download Kambing Jantan by Raditya Dika
Materi Keperawatan
1. Analisa SWOT
2. Anatomi Tulang Manusia
3. ETIKA DAN NILAI KEPERAWATAN
4. Fase Penyembuhan Luka
5. HARS ( Hamilton Anxiety Rating Scale )
6. Konsep Dasar Keperawatan
7. Manajemen Keperawatan
8. Penatalaksanaan Keracunan
9. Perawatan Luka Modern (modern wound care)
10. Rumus Menentukan Jumlah Tetesan Infus
11. Rumus Menghitung Derajat Luka Bakar
12. Rumus Menghitung IWL ( Insensible Water Loss )
13. Rumus Transfusi Darah
MusIc
1. Download Album Alesana "A Place Where The Sun Is Silent"
2. Download Album As I Lay Dying " Awakened " 2012 - New !!
3. Download Album Avenged Sevenfold " Hail To The King " 2013 - New !!
4. Download Album Avenged Sevenfold "Nightmare"
5. Download Album Bruno Mars "Earth To Mars"
6. Download Album Bullet For My Valentine " Temper Temper"
7. Download Album Children Of Bodom " Halo Of Blood " 2013 - New !!
8. Download Album Close Head " Pertama Dan Terakhir " 2011
9. Download Album Dream Theater "a dramatic turn of events"
10. Download Album Endank Soekamti " Angka 8 "
11. Download Album Good Charlotte " Cardiology " 2010
12. Download Album Kompilasi X-Factor Indonesia 1
13. Download Album Lamb Of God " Resolution " 2012
14. Download Album Maroon 5 "Overexposed"
15. Download Album Netral " Unity " 2012
16. Download Album Rock After School 2005
17. Download Album Rocket Rockers " Tons Of Friends "
18. Download Album Simple Plan " Get Your Heart On " 2011 - New !!
19. Download Sungha Jung Acoustic Guitar Cover Colection Mp3 - New !!
Perniagaan
1. CA FACE CARE - New !!
2. Qweena Skincare - New !!
Seputar Dunia Kerja
1. Download Soal CPNS 2013
2. Home Care
3. Sukses Ujian Tes CPNS, Sudah Banyak Yang Membuktikan Keberhasilannya !! - New !!
Stikes Yarsi Mataram
1. AKBID Stikes Yarsi Mataram
2. Pemecah Rekor IPK Sempurna " 4.00 " Profesi Ners 2012 - 2013 Stikes Yarsi Mataram -
New !!
3. Profesi Ners STIKES YARSI MATARAM 2012-2013
4. Sejarah Singkat Stikes Yarsi Mataram - New !!

By Saung Web
Berbagi Manfaat
Rekomendasikan, Follow, dan Like yah Sobat.
ZIEZOne
----

Follow this blog
----
Powered By Blogger Widget and Get This Widget


Feedjit
Blog Top Sites

top sites

















Copyright 2010 ZIEZOne. All Rights Reserved.
Xhilaration theme by Dreamweaver. Converted by O Pregador sponsored by O Pregador.
Desing Downloaded From Free Blogger Templates | Free Website Templates | Free PSD
Graphics

You might also like