You are on page 1of 2

DESIGN OF OBSTACLE TYPES OF BUBBLE COLUMN REACTOR FOR

BIODIESEL FUEL PRODUCTION BY NON-CATALYTIC PROCESS


Fajri Ilham
1
, Dyah Wulandani
2
, and Achmad Indra Siswantara
3

Department of Mechanical and Biosystem Engineering, Faculty of Agricultural Engineering and
Technology, Bogor Agricultural University, IPB Darmaga Campus, PO Box 220, Bogor, West Java,
Indonesia
Phone +62 812 20093993, e-mail: fajr_el@yahoo.co.id

ABSTRACT

Biodiesel is produced through the transesterification reaction of methanol with vegetable oils
such as soybean oil, rapeseed, palm, sunflower seeds or jatropha. Commonly, there are two methods
used in producing biodiesel; a non-catalytic and catalytic. One of application of non-catalytic method
of biodiesel production is the Superheated metanol vapor method (SMV)-Bubble Column. However,
the reaction rate of this method is very low. The reaction rate of biodiesel production could be
increased by adding a perforated plate (called obstacle) in the reactor, due to obstacle serves to
enlarge the contact surface area between methanol vapor and oil. The design of obstacle structures is
thought to affect the contact surface area between metanol vapor and oil. By using the Computational
Fluid Dynamics (CFD), the several types of obstacle will be simulated. The analysis of the design of
obstacles performed using Computational Fluid Dynamics (CFD) because the use of CFD in the
design analysis can reduce costs and shorten the time of research. CFD can also clearly describe the
shape and distribution of bubbles in the reactor, making it easier to analyze the performance of the
obstacles created. The simulation result shows that obstacle A3 has higher contact surface area than
other obstacles that is equal to 0.0257 m
2
. The verification of the simulation data has proven that the
obstacle (A3) results a higher total production compared to obstacle that has lower contact surface
area (obstacle DO7 with an average of 0.0200 m
2
surface contact area). For 5 hours time of
operation, the total biodiesel production using obstacle DO7 are 7.32 gram at the first production and
7.41 gram at the second production, while the total production of biodiesel by using A3 obstacle at
the first and second production are 7.74 gram and 8.7 gram respectively.

Keyword : biodiesel, obstacle, bubble column reactor, non-catalytic

1
Student of Mechanical and Biosystem Engineering Departemant, Faculty of Agricultural Technology,
Bogor Agricultural University.
2
Lecturer of Mechanical and Biosystem Engineering Departemant, Faculty of Agricultural
Technology, Bogor Agricultural University.
3
Lecturer of Mechanical Engineering Departemant, Faculty of Engineering, University of Indonesia.
FAJRI ILHAM. F14080105. Desain Tipe Obstacle pada Bubble Column Reactor untuk Produksi
Biodiesel Secara Non-Katalitik. Di bawah bimbingan Dyah Wulandani dan Achmad Indra
Siswantara. 2013


RINGKASAN

Biodiesel adalah salah satu sumber energi yang berpotensi untuk menggantikan minyak bumi.
Biodiesel merupakan energi terbarukan yang diproduksi dengan menggunakan minyak nabati yang
sangat cocok untuk dikembangkan di Indonesia, karena bahan utama yang biasa digunakan untuk
pembuatan biodiesel seperti kelapa sawit, jarak pagar, tebu dan beberapa jenis tumbuhan lainnya
merupakan komoditas pertanian yang banyak tumbuh di Indonesia. Biodiesel adalah bahan bakar
yang ramah lingkungan karena dapat terdegradasi secara alami selain itu gas buang yang dihasilkan
tidak megganggu kesehatan karena kandungan senyawa sulfur dan aromatik yang terkandung di
dalamnya lebih rendah bila dibandingkan dengan diesel turunan minyak bumi.
Salah satu metode pembentukan biodiesel adalah secara non-katalitik metode Superheated
Methanol Vapor (SMV)-Bubble Column. Metode Superheated Methanol Vapor (SMV)-Bubble
Column memiliki laju reaksi lebih lambat daripada metode lainnya. Salah satu parameter yang dapat
meningkatkan laju reaksi yang terjadi pada bubble column reactor adalah meningkatkan luas
permukaan kontak antara minyak dan metanol (Yamazaki 2007, Joelianingsih 2006), yaitu dengan
cara meningkatkan jumlah dan memperkecil ukuran gelembung metanol. Wulandani (2010)
melaporkan bahwa pemasangan obstacle pada bubble column reactor merupakan salah satu cara
untuk menambah jumlah gelembung yang disemprotkan oleh nozzle. Desain tipe obstacle diduga
mempengaruhi luas permukaan kontak antara uap metanol dengan minyak. Melalui simulasi dengan
menggunakan metode Computational Fluid Dynamics (CFD) akan dianalisis beberapa tipe desain
obstacle. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mencari tipe obstacle agar diperoleh
peningkatan luas permukaan kontak untuk meningkatkan laju reaksi pembentukan biodiesel.
Analisis rancangan obstacle dilakukan dengan menggunakan Computational Fluid Dynamics
(CFD) karena penggunaan CFD dalam analisis rancangan dapat menghemat biaya produksi dan
mempersingkat waktu penelitan. CFD juga dapat menggambarkan secara jelas bentuk dan sebaran
dari gelembung di dalam reaktor, sehingga memudahkan dalam menganalisis kinerja dari obstacle
yang dibuat. Simulasi CFD yang dilakukan menggunakan 9 tipe rancangan obstacle yaitu N1, N2, N3,
N2+DO7, A1, A2, A3 dengan S dan DO7 sebagai pembanding.
Rata-rata luas permukaan kontak pada reaktor kosong (S) adalah sebesar 0.0081 m
2
, jauh lebih
rendah bila dibandingkan dengan reaktor kolom gelembung yang menggunakan obstacle. Pada
reaktor kolom gelembung yang menggunakan obstacle DO7, rata-rata luas permukaan kontak metanol
dan minyak adalah sebesar 0.0200 m
2
. Luas permukaan kontak pada reaktor kolom gelembung yang
menggunakan obstacle DO7 sedikit lebih besar daripada reaktor yang menggunakan obstacle N1, N2,
N3, dan DO7+N2 yaitu rata-rata luas permukaan kontak yang diperoleh adalah sebesar 0.0132,
0.0131, 0.0108, dan 0.0189 m
2
. Luas permukaan kontak pada reaktor kolom gelembung yang
menggunakan obstacle A1, A2, dan A3, jauh lebih tinggi daripada reaktor yang menggunakan
obstacle lain (DO7 dan N), yaitu sebesar 0.0250, 0.0254, dan 0.0257 m
2
. Penggunaan obstacle sangat
berpengaruh terhadap luas permukaan kontak metanol dan minyak.
Hasil simulasi reaktor diperoleh bahwa penggunaan obstacle A3 dapat meningkatkan luas
permukaan kontak yang lebih tinggi daripada yang lain. Oleh karena itu, maka dipilih obstacle A3
untuk selanjutnya dibuat dengan menggunakan bahan steinless steel S316 yang tahan terhadap reaksi
kimia pada suhu tinggi. Hasil perbandingkan produksi biodiesel menggunakan obstacle A3 dan DO7
diperoleh bahwa secara kuantitas penggunaan obstacle A3 dapat meningkatkan produksi biodiesel,
walaupun peningkatan laju reaksi tersebut masih belum signifikan. Total produksi biodiesel ketika
menggunakan obstacle DO7 adalah 7.32 gram pada ulangan pertama dan 7.41 gram pada ulangan
kedua, sedangkan total produksi biodiesel dengan menggunakan obstacle A3 pada ulangan pertama
adalah 7.74 gram dan 8.7 gram pada ulangan kedua. Dari hasil produksi biodiesel terbukti bahwa luas
permukaan kontak yang tinggi akan menghasilkan produksi biodiesel yang tinggi pula.

You might also like