You are on page 1of 24

PENGINDRAAN JAUH

Istilah :
Indonesia : Penginderaan Jauh (Indraja)
Inggris : Remote Sensing
Jerman : Fennerkundung
Perancis : Teledectection
Portugis : Sensoriamento
Rusia : Distantsionaya
Spanyol : Perception Remote


Definisi
Lillesand dan Kiefer (1990)
Indraja adalah ilmu atau seni untuk memeperoleh
informasi tantang obyek, daerah atau gejala dengan
jalan menagalisis data yang diperoleh dengan
menggunakan alat tanpa kontak langsung dengan obyek,
daerah atau gejala yang akan dikaji.
Lindgren (1985)
Indraja adalah teknik yang dikembangkan untuk memperoleh
dan menganalisis informasi tentang bumi.
Avery (1985)
Indraja merupakan upaya untuk memperoleh,
menemutunjukkan (mengidentifikasi) dan menganalisis obyek
dengan sensor dengan posisi pengmatan daerah kajian.
Welson dan Bufon
Indraja yaitu suatu ilmu, seni dan teknik untuk memperoleh
informasi tentang obyek, area dan gejala dengan
menggunakan alat dan tanpa kontak langsung dengan obyek,
area dan gejala tersebut.
Sistem Indraja
Sumber Energi Indraja
Sumber energi pasif : berupa sinar matahari
Yang dipengaruhi oleh :
Waktu (jam dan musim)
Lokasi
Kondisi cuaca
Gas dalam atmosfer (Jendela atmosfer)
Hamburan (releigh dan mie)
Sumber energi pasif : berupa energi buatan
manusia
- Gelombang suara
- Daya
- Gelombang gravitasi
- Gelombang seismik
Komponen Indraja
Sensor yaitu alat pengindra yang menerima
dan merekam tenaga yang datang dari
obyek yang ada dipermukaan bumi
Sensor meliputi sensor fotografi yang
menghasilkan foto udara melalui proses
kimiawi dan sensor elektronik yang
menghasilkan data visual atau
digital/numerik dalam bentuk sinyal elektrik
Wahana adalah sarana atau kendaraan
dimana sensor ditempatkan, berupa :
pesawat, layang-layang, satelit, balon,
burung
Resolusi spasial adalah kemampuan sensor
dalam merekam obyek terkecil

Hasil Indraja
Citra
Yaitu gambaran yang terekam oleh
kamera atau alat sensor
a. Citra foto
Gambaran yang dihasilkan dengan
menggunakan sensor kamera
b. Citra non foto (Citra satelit/digital)
Gambaran yang dihasilkan oleh
sensor bukan kamera atau berupa
satelit

Citra Foto/Foto Udara

Citra Satelit

Foto warna semu

Citra Foto
Berdasarkan spektrum elektromagnetik
1. Foto ultraviolet
2. Foto ortokromatik
3. Foto pankromatik
4. Foto inframerah asli
5. Foto inframerah modifikasi
Berdasarkan sumbu kamera
1. Foto vertikal
2. Foto agak condong
3. Foto sangat condong
Berdasarkan warna yang digunakan
1. Foto warna semu
2. Foto warna asli

Berdasarkan sistem wahana
1. Foto udara
2. Foto satelit
Berdasarkan jumlah dan jenis kamera
1. Foto tunggal
2. Foto jamak
a. foto multispektral
b. foto kamera ganda
c. foto udara yang dibuat dengan
satu kamera vertikal di bagian
tengah ditambah 2,4, atau 8
kamera condong di bagian tepi
Berdasarkan Sudut Liputan Kamera
1. Sudut kecil : sudut <6o
o
2. Sudut Normal / standar: sudut antara
60
o
75
o
3. Sudut Lebar : antara 75
o
100
o
4. Sudut Sangat lebar : sudut > 100
o



Citra Non Foto
Berdasarkan spektrum elektromagnetik
1. Citra inframerah thermal
2. Citra radar
3. Citra gelombang mikro
Berdasarkan sensor yang digunakan
1. Citra tunggal
2. Citra multispektral
a. citra return beam vidicom (RBV)
b. citra multispektral scanner (MSS)
Berdasarkan wahana yang digunakan
1. Citra dirgantara
2. Citra satelit
a. citra satelit NOAA (AS) dan citra
Meteor (Rusia) untuk cuaca
b. citra LANDSAT (AS), Soyus (Rusia),
SPOT (Perancis) untuk sumber daya bumi
c. citra Seasat (AS), MOS (Jepang) untuk laut
Perbedan Citra Foto dan Non foto
Variabel Pembeda Jenis Citra
Citra Foto Citra Non Foto
1. Sensor
2. Detektor

3. Proses
perekaman
4. Mekanisme
perekaman
5. Spektrum
elektromagnetik
1. Kamera
2. Film

3. Fotografi/ki
miawi
4. Serentak

5. Spektrum
tampak
1. Nonkamera
2. Pita magnetik
dsb
3. Elektronik

4. Parsial

5. Spektra
tampak,
termal, gel.
Mikro

Interpretasi Citra
Yaitu upaya mengkaji foto udara atau foto satelit
guna menemutunjukkan dan menilai arti
pentingnya suatu obyek
Meliputi tahap :
1. Deteksi
Yaitu pengamatan suatu obyek
2. Identifikasi
Yaitu upaya memberi ciri terhadap obyek
yang telah dideteksi dengan menggunakan
keterangan yang cukup, seperti bentuk,
ukuran dan letak.
3. Interpretasi
Tahap pengumpulan keterangan yang
terdapat pada citra dengan cara
menyimpulkan isi obyek yang diamati.
4. Analisis
Bertujuan untuk mengelompokan objek
yang mempunyai ciri-ciri yang sama
5. Deduksi
Pemrosesn citra berdasarkan objek yang
terdpat pada citra ke arah yang lebih khusus
6. Klasifikasi
Meliputi deskripsi dan pembatasan
(delineasi) dari objek yang terdapat pada
citra
7. Idealisasi
Penyajian hasil interpretasi citra ke dalam
bentuk peta yang siap pakai
Teknik dan Analisis Interpretasi Indraja
a. Teknik
Teknik langsung
Interpretasi obyek yang tampak pada citra langsung
didefinisikan batas-batas obyek yang berbeda
Teknik tidak langsung
Interpretasi obyek yang tidak tampak pada citra, tetapi dalam
interpretasinya mengasosiasikan dengan obyek yang tampak.
b. Analisis
Analisi monokuler, adalah pengamatan berdasarkan mata
biasa tanpa menggunakan alat khusus, dengan mengamati
foto udara dengan kaca pembesar dan meja sinar untuk
melihat transparan dan slide
Analisi stereoskopik, dengan menggunakan dua lembar citra
pasangan stereo dengan alat stereoskop sehingga gambar
nampak tiga dimensi
Tingkat Keberhasilan Interpretasi Tergantung pada
Jam terbang (pengalaman)
Penguasaan medan
Jenis citra
Pemahaman budaya setempat
Unsur Interpretasi Citra
1. Rona adalah tingkat kegelapan dan tingkat
kecerahan obyek pada citra dalam wujud hitam
putih
Yang mempengaruhi rona :
a. karakteristik obyek
b. bahan yang digunakan
c. pemrosesan emulsi
d. cuaca
e. letak obyek dan waktu pemotretan
2. Warna adalah wujud yang tampak oleh mata
dengan mengunakan spektrum lebih sempit dari
spektrum tampak
3. Bentuk merupakan varaibel kualitatif yang
memberikan kerangka suatu obyek

4. Ukuran adalah atribut onyek yang berupa jarak,
luas, tinggi lereng dan volume
5. Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada
citra
6. Pola merupakan ciri yang menandai banyak
obyek kebutuhan manusia dan beberapa obyek
alamiah
7. Bayangan bersifat menyembuyikan detail atau
obyek yang berada di daerah gelap
8. Situs adalah letak suatu obyek terhadap obyek
lain
9. Asosiasi adalah keterkaitan antara obyek yang
satu dengan obyek lainnya
10. Konvergensi bukti ialah penggunaan beberapa
unsur interpretasi citra sehingga lingkupnya
menjadi semakin ke arah satu kesimpulan
tertentu

Contoh Konvergensi Bukti
KELAPA
NIPAH
SAGU
ENAU
SAWIT
SAGU
ENAU
NIPAH
ENAU
SAGU
SAGU
Metode Pengindraan Jauh
6 tahap menurut Prof. Sutanto :
1. Perumusan masalah dan tujuan
2. Evaluasi kemampuan
3. Pemilihan prosedur
4. Persiapan meliputi : menyaipakan
data acuan, data indraja, data
mosaik dan orientasi medan
5. Interpretasi data
6. Penyajian laporan

Pemanfaatan Indraja
Bidang Kelautan (Seasat, MOSS)
1. Pengamatan sifat fisis laut
2. Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang
3. Pemetaan perubahan pantai, abrasi dan sedimentasi, dll
Bidang Hidrologi (Landsat, SPOT)
1. Pengamatan DAS
2. Pengamatan luas daerah dan intensitas banjir
pemetaan pola aliran sungai dan studi sedimentasi sungai,
dll
Bidang Klimatologi (NOAA, Meteor, GMS)
1. Pengamatan iklim suatu daerah
2. Analisis cuaca
3. Pemetaan iklim dan perubahannya, dll
Bidang Sumber Daya Bumi dan Lingkungan
(Landsat, SOYUZ, SPOT)
1. Pemetaan penggunaan lahan
2. Mengumpulkan data kerusakan lingkungan
3. Mendeteksi lahan kritis
4. Pemantauan distribusi SDA
5. Pemetaan untuk keperluan HANKAM
6. PPW, dll
Bidang angkasa Luar (Ranger, Viking, Luna,
Venera)
1. Penelitian tentang planet
2. Pengamatan benda-benda angkasa, dll

You might also like