You are on page 1of 104

SKRIPSI

ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH KOTA PALOPO


DALAM PENYELENGGARAAN E-GOVERNMENT
DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL


Skripsi Strata1
Jurusan Politik Pemerintahan
Program Studi Ilmu Pemerintahan





Oleh :

FAHRUDDIN JAYA
E 121 07 003


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
dengan berkah dan limpahan rahmat serta hidayahNya
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggaraan E
Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
salah satu tugas dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam
menyelesaikan pendidikan pada jenjang
S
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.
Manusia pilihan terbaik dalam peradaban zaman dikarenakan perjuangan
beliau memba
zaman yang bertaburkan aroma bunga firdaus. Semoga suri tauladan
beliau senantiasa mewarnai dan menafasi segala derap langkah dan
aktivitas kita.
perkuliahan
Hasanuddin
ternilai harganya.
yang sangat berarti bagi penulis tentang arti
Cobaan dan Kesabaran

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur penulis
dengan berkah dan limpahan rahmat serta hidayahNya
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggaraan E
Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
salah satu tugas dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam
menyelesaikan pendidikan pada jenjang
Studi Ilmu Pemerintahan, Jurusan Politik Pemerintahan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.
Salam dan sholawat kepada kerasulan Nabiullah Muhammad SAW.
Manusia pilihan terbaik dalam peradaban zaman dikarenakan perjuangan
beliau memba
zaman yang bertaburkan aroma bunga firdaus. Semoga suri tauladan
beliau senantiasa mewarnai dan menafasi segala derap langkah dan
aktivitas kita.
Dukungan dari berbagai pihak selama penulis
perkuliahan
Hasanuddin
ternilai harganya.
yang sangat berarti bagi penulis tentang arti
Cobaan dan Kesabaran
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur penulis
dengan berkah dan limpahan rahmat serta hidayahNya
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggaraan E
Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
salah satu tugas dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam
menyelesaikan pendidikan pada jenjang
tudi Ilmu Pemerintahan, Jurusan Politik Pemerintahan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.
lam dan sholawat kepada kerasulan Nabiullah Muhammad SAW.
Manusia pilihan terbaik dalam peradaban zaman dikarenakan perjuangan
beliau membawa panji risalah suci Islam dari zaman jahiliyah menuju
zaman yang bertaburkan aroma bunga firdaus. Semoga suri tauladan
beliau senantiasa mewarnai dan menafasi segala derap langkah dan
aktivitas kita.
Dukungan dari berbagai pihak selama penulis
perkuliahan pada Program
Hasanuddin hingga penulisan
ternilai harganya. Proses penulisan ini telah memberikan pengalaman
yang sangat berarti bagi penulis tentang arti
Cobaan dan Kesabaran
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur penulis
dengan berkah dan limpahan rahmat serta hidayahNya
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggaraan E
Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
salah satu tugas dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam
menyelesaikan pendidikan pada jenjang
tudi Ilmu Pemerintahan, Jurusan Politik Pemerintahan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.
lam dan sholawat kepada kerasulan Nabiullah Muhammad SAW.
Manusia pilihan terbaik dalam peradaban zaman dikarenakan perjuangan
wa panji risalah suci Islam dari zaman jahiliyah menuju
zaman yang bertaburkan aroma bunga firdaus. Semoga suri tauladan
beliau senantiasa mewarnai dan menafasi segala derap langkah dan
Dukungan dari berbagai pihak selama penulis
pada Program
hingga penulisan skripsi
Proses penulisan ini telah memberikan pengalaman
yang sangat berarti bagi penulis tentang arti
Cobaan dan Kesabaran yang selalu menghampiri penulis disetiap
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur penulis haturkan
dengan berkah dan limpahan rahmat serta hidayahNya
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi
Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggaraan E
Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
salah satu tugas dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam
menyelesaikan pendidikan pada jenjang Strata
tudi Ilmu Pemerintahan, Jurusan Politik Pemerintahan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.
lam dan sholawat kepada kerasulan Nabiullah Muhammad SAW.
Manusia pilihan terbaik dalam peradaban zaman dikarenakan perjuangan
wa panji risalah suci Islam dari zaman jahiliyah menuju
zaman yang bertaburkan aroma bunga firdaus. Semoga suri tauladan
beliau senantiasa mewarnai dan menafasi segala derap langkah dan
Dukungan dari berbagai pihak selama penulis
pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas
skripsi ini merupakan sumban
Proses penulisan ini telah memberikan pengalaman
yang sangat berarti bagi penulis tentang arti
yang selalu menghampiri penulis disetiap
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
kehadirat Allah
dengan berkah dan limpahan rahmat serta hidayahNya
Skripsi yang berjudul
Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggaraan E
Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
salah satu tugas dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam
Strata Satu
tudi Ilmu Pemerintahan, Jurusan Politik Pemerintahan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.
lam dan sholawat kepada kerasulan Nabiullah Muhammad SAW.
Manusia pilihan terbaik dalam peradaban zaman dikarenakan perjuangan
wa panji risalah suci Islam dari zaman jahiliyah menuju
zaman yang bertaburkan aroma bunga firdaus. Semoga suri tauladan
beliau senantiasa mewarnai dan menafasi segala derap langkah dan
Dukungan dari berbagai pihak selama penulis
i Ilmu Pemerintahan Universitas
ini merupakan sumban
Proses penulisan ini telah memberikan pengalaman
yang sangat berarti bagi penulis tentang arti Perjuangan,
yang selalu menghampiri penulis disetiap
kehadirat Allah SWT,
dengan berkah dan limpahan rahmat serta hidayahNya
yang berjudul
Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggaraan E
Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil merupakan
salah satu tugas dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam
Satu (S1) pada
tudi Ilmu Pemerintahan, Jurusan Politik Pemerintahan Fakultas Ilmu
lam dan sholawat kepada kerasulan Nabiullah Muhammad SAW.
Manusia pilihan terbaik dalam peradaban zaman dikarenakan perjuangan
wa panji risalah suci Islam dari zaman jahiliyah menuju
zaman yang bertaburkan aroma bunga firdaus. Semoga suri tauladan
beliau senantiasa mewarnai dan menafasi segala derap langkah dan
Dukungan dari berbagai pihak selama penulis
i Ilmu Pemerintahan Universitas
ini merupakan sumbangan yang tak
Proses penulisan ini telah memberikan pengalaman
Perjuangan, Tantangan,
yang selalu menghampiri penulis disetiap
iv
SWT, karena
sehingga
yang berjudul Analisis
Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggaraan E-
merupakan
salah satu tugas dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam
pada Program
tudi Ilmu Pemerintahan, Jurusan Politik Pemerintahan Fakultas Ilmu
lam dan sholawat kepada kerasulan Nabiullah Muhammad SAW.
Manusia pilihan terbaik dalam peradaban zaman dikarenakan perjuangan
wa panji risalah suci Islam dari zaman jahiliyah menuju
zaman yang bertaburkan aroma bunga firdaus. Semoga suri tauladan
beliau senantiasa mewarnai dan menafasi segala derap langkah dan
mengikuti
i Ilmu Pemerintahan Universitas
gan yang tak
Proses penulisan ini telah memberikan pengalaman
Tantangan,
yang selalu menghampiri penulis disetiap

v

tahapan penulisan ini. Oleh karena itu melalui kesempatan ini
sepatutnyalah penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada :
1. Ayahanda Jayahading dan Ibunda tercinta Saribunga, S.Pd., serta
saudara-saudaraku tersayang Muh. Chairul, S.E., Tenri Chaerani
Jaya, S.E., Dewi Chaeraty Jaya, dan Nurul Hafizah. Tak lupa
Keluarga Besarku yang selalu memberikan dukungan moral untuk
selalu menjadi lebih baik.
2. Bapak Prof. Dr. H. Juanda Nawawi, M.Si., Selaku Penasehat
Akademik, Dosen Pembimbing I dan Ketua Dewan Penguji.
3. Ibu Dr. Hj. Rabina Yunus, M.Si., Selaku Pembimbing II dan Dewan
Penguji.
4. Bapak A. Lukman Irwan, S. Ip, M. Si Selaku Sekertaris Dewan
Penguji.
5. Bapak Dr. H. A. Gau Kadir, MA. Selaku Dewan Penguji dan Ketua
Program Studi Ilmu Pemerintahan.
6. Bapak Dr. Muh Tamar, M.PSi. Selaku Dewan Penguji
7. Bapak Dr. Muhammad Al Hamid, M. Si selaku Ketua Jurusan Ilmu
Politik/Pemerintahan Fisipol Unhas
8. Pimpinan dan segenap Pengelola Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universiras Hasanuddin atas pelayanan dan bantuan kepada
penulis dalam pendidikan dan menyelesaikan skripsi ini.
9. Seluruh dosen pengajar yang selalu membina dan mentransfer ilmu
kepada penulis dari awal perkuliahan hingga penyelesaian studi dan
telah memberikan kontribusi ilmu dalam menambah wawasan, cara
berpikir yang dapat dijadikan bekal dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Pemerintah Kota Palopo pada umumnya dan Kepala Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo beserta staf/pegawai
pada khususnya atas sikap kooperatifnya selama kegiatan penelitian
dilaksanakan.
11. Senior-senor, adik-adik serta rekan-rekan mahasiswa ilmu
pemerintahan atas suasana kekeluargaan dan kebersamaan yang
telah tercipta selama mengikuti perkuliahan.
12. Sahabat-sahabat tercinta keluarga besar Renaissance 07 yang
selalu setia menemani salama mengikuti perkuliahan di Universitas
Hasanuddin.
13. Keluarga besar ASAL MULA CREW, Lantai 3 dan BLOK M 148 Crew
yang telah mendukung dan memberikan kontribusi yang sangat
besar dalam penyelesaian studi selama penulis berada di Makassar.
14. Semua teman, rekan, sahabat maupun pihak yang telah membantu
yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari pembaca akan sangat dihargai sehingga penyempurnaan dan
vi

perbaikan skripsi ini dapat dilakukan baik masa kini maupun di masa yang
akan datang.
Akhirnya dalam Doa penulis bermohon semoga semua bantuan
yang telah diberikan akan mendapatkan imbalan yang berlipat ganda dari
Tuhan Yang Maha Pengasih.
Makassar, November 2011

P E N U L I S


vii

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ ii
HALAMAN PENERIMAAN ............................................................ iii
KATA PENGANTAR ....................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xi
INTISARI ........................................................................................ xii
ABSTRAK ....................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian ............................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................ 5
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................ 6
1.4.1. Aspek Akademik/teoritik................................... 6
1.4.2. Aspek Praktis.................................................... 6

1.5. Kerangka Konseptual .................................................... 6
1.6. Metode Penelitian ......................................................... 11
1.6.1. Lokasi Penelitian ................................................ 11
1.6.2. Tipe Penelitian .................................................... 11
1.6.3. Teknik Pengumpulan Data ................................. 12
1.6.4. Informan ... 13
1.6.5. Analisis Data ....................................................... 13
1.6.6. Defenisi Operasional .......................................... 15
1.6.6.1. Dasar Kebijakan E-Government ............ 15
1.6.6.2. Perangkat E-Government ........... 16
1.6.6.3. Faktor Pendukung dan Faktor
Penghambat .. 16
viii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemerintah Daerah ...................................... 17
2.2. Kebijakan Publik............................................................. 21
2.2.1. Pengertian Kebijakan Publik .................... 21
2.2.2. Ciri dan Jenis Kebijakan Publik ................... 23
2.2.3. Proses Kebijakan Publik ............... 26
2.3. E-Government ...................................... 28
2.3.1. Pengertian E-Government .................... 28
2.3.2. Pengembangan E-Government ................... 29
2.3.3. Kerangka Arsitektur E-Government ............. 32
2.3.4. Kebijakan dan Strategi Pengembangan
E-Government .. 33
2.3.5. Kebijakan Anggaran Pengembangan
E-Government ....... 36
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
3.1. Deskripsi Umum Kota Palopo ...................................... 38
3.1.1. Kondisi Geografis ..................... 38
3.1.2. Luas Wilayah ..................... 39
3.1.3. Topografi dan Kelerengan ................... 41
3.1.4. Kondisi Demografis ................... 41
3.1.5. Kondisi Sosial Budaya ..................... 42
3.1.6. Kondisi Pemerintahan ..................... 45

3.2. Deskripsi Umum Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Palopo ........................................ 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Kebijakan E-Government Kota Palopo ......................... 55
4.2. Perangkat E-Government di Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kota Palopo ...................................... 64
4.2.1. Akses ...................... 64
4.2.2. Sumber Daya Manusia ..................... 67
4.2.3. Infrastruktur dan Aplikasi Dasar ............... 70
4.3. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat .. 72
4.3.1. Faktor Pendukung 72
4.3.1.1. Website Kota Palopo 72
4.3.1.2. Program Strategis DInas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kota Palopo Dalam
Penyelenggaraan E-Government . 76
4.3.2. Faktor Penghambat 82
4.4. Analisis SWOT 83
ix

BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ................................................................... 87
5.2. Saran ........................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA





















x

DAFTAR TABEL

TABEL URAIAN HALAMAN
Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan
Tahun 2010 42
Tabel 2 Fasilitas Peribadatan di Kota Palopo 43
Tabel 3 Fasilitas Pendidikan di Kota Palopo . 44
Tabel 4 Fasilitas Kesehatan di Kota Palopo .. 45
Tabel 5 Deskripsi Kepegawaian Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Palopo .. 53
Tabel 6 Deskripsi Perlengkapan & Peralatan
E-Government Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Palopo .. 72
Tabel 7 Statistik Pengunjung Website Kota Palopo . 75
Tabel 8 Analisis SWOT Kesiapan Pemerintah Kota Palopo
Dalam Penyelenggaraan E-Government di Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil . 84
Tabel 9 Matriks Analisis SWOT .. 86









xi

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR URAIAN HALAMAN
Gambar 1 Skema Kerangka Pikir . 10
Gambar 2 Kerangka Arsitektur E-Government .. 32
Gambar 3 Pengembangan Pelayanan Publik Melalui
Jaringan Komunokasi dan Informasi . 36
Gambar 4 Kerangka Perencanaan dan Pengalokasian
Anggaran ... 37
Gambar 5 Peta Administrasi Kota Palopo .. 40
Gambar 6 Struktur Organisasi Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kota Palopo Berdasakan
Perda No. 3 Tahun 2008 . 47
Gambar 7 Pengembangan Pelayanan Publik Melalui
Jaringan Komunokasi dan Informasi .. 58
Gambar 8 Struktur Organisasi Sekretariat Daerah Kota Palopo
Tahun 2002 2008 ... 61
Gambar 9 Struktur Organisasi Sekretariat Daerah
Berdasarkan Perda No. 2 Tahun 2008 .. 62
Gambar 10 Jaringan LAN Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Palopo ... 67
Gambar 11 Tampilan Website Kota Palopo .. 73
Gambar 12 Link Database e-KTP ... 79


xii

INTISARI

Fahruddin Jaya, Nomor Pokok E121 07 003, Program Studi Ilmu
Pemerintahan, Jurusan Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Menyusun skripsi dengan
judul Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam
Penyelenggaraan E-Government Di Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil, dibawah bimbingan Prof. Dr. H. Juanda Nawawi, M.Si sebagai
Pembimbing I dan Dr. Hj. Rabina Yunus, M.Si sebagai Pembimbing II.
Fokus penelitian ini adalah menganalisa kesiapan Pemerintah Kota Palopo
dalam penyelenggaraan E-Government. Masalah yang dikaji yaitu: Kebijakan
E-Government di Kota Palopo dan Perangkat E-Government di Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo.
Dasar Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif,
yang menghasilkan data deskriptif. Tipe penelitian yang digunakan adalah
tipe penelitian deskriptif analisis bertujuan memberikan gambaran secara
jelas tentang kesiapan penyelenggaraan E-Government di instansi
pemerintahan. Pengumpulan data dilakukan melalui Studi Kepustakaan dan
Studi Lapang berupa observasi langsung dan wawancara. Analisis data
digunakan adalah analisis SWOT. Dari analisis SWOT tersebut dapat
diidentifikasi beberapa masalah utama yang perlu mendapatkan perhatian
untuk dapat mencapai kondisi yang memungkinkan untuk membangun dan
mengembangkan e-Government, Strategi pengembangan e-Government
menurut prioritas selanjutnya dapat dibangun berdasarkan analisis SWOT
yang telah disusun, disesuaikan dengan kondisi riil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Palopo kurang
serius dalam penyelenggaraan E-Government baik ditingkat Pemerintah
Daerah maupun SKPD. Hal ini dibuktikan dengan belum adanya Rencana
Induk Pengembangan E-Government yang dapat menjadi langkah awal untuk
menciptakan Good Governance di Kota Palopo. Namun dengan adanya
Program Strategis Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang merupakan
program Nasional dalam menciptakan administrasi kependudukan yang tertib
dan terpadu dengan memanfaatkan penggunaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi yang menjadi salah satu bentuk tahap penyelenggaraan E-
Government secara nasional yang perlu mendapat perhatian lebih oleh
Pemerintah Kota Palopo untuk secepat mungkin menerapkan E-Government.



Kata Kunci : E-Government, Rencana Induk Pengembangan E-Government

xiii

ABSTRACT


Fahruddin Jaya, Principal Number E121 07 003, Government Science
Studies Program, Department of Political Science and Government Science,
Faculty of Social and Political Sciences, University of Hasanuddin. His thesis
with the title "Analysis of Municipal Government Readiness Palopo In E-
Government Implementation in Population and Civil Service", under the
guidance of Prof.. Dr. H. Juanda Nawawi, M. Si as the Supervising I and Dr.
Hj. Rabina Yunus, M. Si as the Supervisor II. The focus of this study is to
analyze the readiness of Palopo City Government in the administration of E-
Government. Issues that were examined, namely: E-Government Policy in the
City of Palopo and Devices E-Government in the Department of Population
and Civil City Palopo.
Basic research is used in this study is qualitative, which produce
descriptive data. This type of research used is descriptive research type of
analysis aims to provide a clear picture about the implementation of E-
Government readiness in government institutions. The data was collected
through literature studies and Field Studies of direct observation and
interviews. Analysis of the data used is the SWOT analysis. From the SWOT
analysis can be identified several major problems that need attention in order
to achieve conditions that allow to build and develop e-Government, e-
Government strategy for development according to priorities can then be built
based on SWOT analysis that had been developed, adapted to real
conditions.
The results showed that less serious Palopo City Government in the
administration of E-Government at both local governments and SKPD. This is
evidenced by the absence of the Master Plan for Development of E-
Government which can be the first step to creating good governance in the
City of Palopo. But with the Strategic Program of Population and Civil Service
who is a national program on population administration in creating an orderly
and integrated by exploiting the use of Information and Communication
Technology which became one of the implementation phase of the national
E-Government that deserve more attention by the City Government Palopo to
quickly implement E-Government.

Keywords: E-Government, Development Master Plan for E-Government
1


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan teknologi, informasi dan telekomunikasi saat ini sudah
dapat dirasakan dan dimanfaatkan oleh setiap masyarakat. Kemajuan yang
demikian pesat memudahkan komunikasi antar masyarakat di dunia.
Perkembangan tersebut juga mempengaruhi kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan bagi setiap warga negara
dan penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara yang disebut pelayanan publik.
Pemanfaatan teknologi, informasi dan telekomunikasi oleh pelaksana
pelayanan publik, memudahkan rangkaian pelayanan publik yang meliputi
penyimpanan dan pengelolaan informasi serta mekanisme penyampaian
informasi dari penyelenggara kepada masyarakat dan sebaliknya dalam
bentuk lisan dan tulisan serta disajikan secara manual maupun elektronik.
Selain itu pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam proses
pemerintahan akan meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan
akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan.
Dengan pertimbangan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi
yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang
bagi pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi dalam volume
1
2

yang besar secara cepat dan akurat, pemerintah harus segera melaksanakan
proses transformasi menuju E-Government. Melalui proses transformasi
tersebut, pemerintah dapat mengoptimasikan pemanfaatan kemajuan
teknologi informasi untuk mengeliminasi sekat-sekat organisasi birokrasi,
serta membentuk jaringan sistem manajemen dan proses kerja yang
memungkinkan instansi-instansi pemerintah bekerja secara terpadu untuk
menyederhanakan akses ke semua informasi dan layanan publik yang harus
disediakan oleh pemerintah. Dengan demikian seluruh lembaga-lembaga
negara, masyarakat, dunia usaha, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya
dapat setiap saat memanfaatkan informasi dan layanan pemerintah secara
optimal.
Pengembangan E-Government diseluruh jajaran pemerintah baik pusat
maupun daerah dimulai dengan diterbitkannya Instruksi Presiden Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan E-Government. Pengembangan E-Government merupakan
upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis
(menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan
publik secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan E-Government
dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan
pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi.
Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup 2 (dua) aktivitas
yang berkaitan yaitu sebagai berikut.
3

1. Pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses
kerja secara elektronis;
2. Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat
diakses secara mudah dan cepat oleh masyarakat di seluruh wilayah
negara.
Instansi pemerintah pusat dan daerah harus menyusun Rencana
Strategis Pengembangan E-Government di lingkungannya masing-masing
mulai dari penyusunan kebijakan, peraturan dan perundang-undangan,
standardisasi, panduan yang diperlukan, sesuai dengan kewenangan dan
kompetensi yang dimiliki. Rencana Strategis itu dengan jelas menjabarkan
lingkup dan sasaran pengembangan E-Government yang ingin dicapai;
kondisi yang dimiliki pada saat ini; strategi dan tahapan pencapaian sasaran
yang ditentukan; kebutuhan dan rencana pengembangan sumber daya
manusia; serta rencana investasi yang diperlukan. Untuk menghindari
pemborosan anggaran pemerintah, penyusunan rencana investasi harus
disertai dengan analisis kelayakan investasi terhadap manfaat sosial-
ekonomi yang dihasilkan.
Bedasarkan hasil Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kependudukan
dan Pencatatan Sipil di hotel Redtop Jakarta, tanggal 10-12 April 2011, yang
dihadiri oleh para Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten/Kota, Ketua DPRD Kabupaten/Kota, Walikota/Bupati dan Wakil
Walikota/Bupati, Kota Palopo merupakan salah satu dari 197 Kabupaten/Kota
4

di Indonesia yang menyatakan sanggup menerapkan pelayanan e-KTP
kepada penduduk di Tahun 2011.
Bagi 197 daerah yang menyatakan sanggup menerapkan e-KTP di
Tahun 2011, namun tidak dapat melaksanakan tepat waktu, maka
konsekuensi hukumnya adalah pelanggaran terhadap Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan dan Peraturan
Presiden Presiden nomor 35 Tahun 2010, serta konsekuensi pembiayaan
atas keterlambatan penerapan e-KTP tersebut menjadi tanggung jawab
Walikota/Bupati bersangkutan.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang akan menerapkan
e-KTP wajib untuk memahami dan melaksakan 3 (tiga) tahapan
penerapannya yaitu:
1. Penetapan program.
2. Persiapan penerapan.
3. Pelayanan dilapangan dengan tepat waktu..
Selain itu, Kepala Dinas juga wajib mempersiapkan POKJA (Kelompok
Kerja) untuk melaksanakan sosialisasi e-KTP kepada penduduk, mobilitas
penduduk wajib KTP ketempat pelayanan dan operasionalisasi pelayanan
teknis penerbitan e-KTP ditempat pelayanan.
Dari evaluasi delapan Kabupaten/ Kota yang akan ditunjuk Pemerintah
Pusat sebagai pilot project pelaksana e-KTP di Sulsel, Kota Palopo dinilai
paling siap. Keunggulan Palopo dibandingkan daerah lainnya di Sulsel, yaitu
5

jarak antara satu kecamatan dan kecamatan lain relatif dekat. Adapun 8
(delapan) Kabupaten/ Kota di Sulsel yang ditunjuk sebagai pilot project e-
KTP di Sulsel, yakni Palopo, Luwu Utara, Luwu Timur, Makassar, Selayar,
Bantaeng, Pinrang dan Sidrap.
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggaraan E-
Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
1.2. Rumusan Masalah
Dari paparan diatas maka penulis maka penulis merumuskan masalah
yang ingin diteliti dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana penyelenggaraan kebijakan E-Government di Kota Palopo?
2. Sejauh mana kesiapan perangkat penyelenggaraan E-Government di
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dasar kebijakan penyelenggaraan E-Government di
Kota Palopo.
2. Untuk mengetahui kesiapan perangkat penyelenggaraan E-Government
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota.



6

1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Aspek Akademik/Teoritik
Hasil Penelitian ini diharapkan akan berguna, baik dari aspek keilmuan
maupun aspek praktis. Dalam aspek teoritis manfaat penelitian ini adalah
sebagai berikut
1. Sebagai bahan studi perbandingan bagi peneliti selanjutnya mengenai
penyelenggaraan E-Government.
2. Sebagai salah satu konstribusi pemikiran ilmiah dalam melengkapi
kajian yang mengarah pada pengembangan ilmu pengetahuan
terutama yang menyangkut masalah penyelenggaraan E-Government.
1.4.2. Aspek Praktis
1. Sebagai masukan bagi Pemerintah Kota Palopo dalam
penyelenggaraan E-Government.
2. Sebagi bahan informasi bagi aparatur pemerintah dan masyarakat
Kota Palopo dalam menelaah lebih jauh mengenai penyelenggaraan
E-Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
1.5. Kerangka Konseptual
E-Government adalah sebuah transformasi. Ada dua transformasi yang
terjadi, yakni pertama konsep menjadi E-Gov itu sendiri, dari hanya gov, dan
kedua bagaimana mentransformasikan konsep tersebut menjadi empirik
(Priyatno dalam Akadun, 2009). Ketika penambahan electronic di depan kata
7

government maka seharusnya ada satu mental model yang harus berubah
secara total dalam pengadopsian E-Government ini.
Fokusnya bukan pada peralatan atau sarana yang menjadikan
elektronik, tapi perubahan paradigma pelayanan dam proses manajemen
yang seharusnya terjadi didalamnya.dengan demikian kata elektronik benar-
benar memiliki makna yang sesungguhnya, yakni satu terminologi baru,
karena fokus utamanya tetap pada peningkatan kinerja manajemen dan
pemberian pelayanan bukan pada teknologinya.
Untuk melakukan identifikasi terhadap kesiapan Pemerintah Kota
Palopo dalam penyelenggaraan E-Government di Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil, peneliti mendasarkan pada variabel berupa:
1. Dasar Kebijakan
Dasar kebijakan penyelenggaraan E-Government di Kota Palopo yaitu
INPRES No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan E-Government. Setiap instansi pemerintah pusat dan daerah
harus menyusun Rencana Strategis Pengembangan E-Government di
lingkungannya masing-masing. Rencana Strategis itu dengan jelas
menjabarkan lingkup dan sasaran pengembangan E-Government yang ingin
dicapai; kondisi yang dimiliki pada saat ini; strategi dan tahapan pencapaian
sasaran yang ditentukan; kebutuhan dan rencana pengembangan sumber
daya manusia; serta rencana investasi yang diperlukan. Untuk menghindari
pemborosan anggaran pemerintah, penyusunan rencana investasi harus
8

disertai dengan analisis kelayakan investasi terhadap manfaat sosial ekonomi
yang dihasilkan. Pengembangan E-Government harus dilaksanakan secara
harmonis dengan mengoptimalkan hubungan antara inisiatif masing-masing
instansi dan penguatan kerangka kebijakan untuk menjamin keterpaduannya
dalam suatu jaringan sistem manajemen dan proses kerja.
2. Perangkat E-Government
Perangkat E-Government merupakan segala bentuk sarana dan
prasarana yang menunjang pelayanan dan penyelenggaraan E-Government
di instansi terkait. Adapun perangkat E-Government yang menjadi variabel
dalam penelitian ini yaitu:
a. Akses, yaitu jaringan komunikasi, jaringan internet dan media komunikasi
lain yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk mengakses situs-situs
internet penyedia pelayanan publik tertentu yang mengintegrasikan proses
pengolahan dan pengelolaan informasi dan dokemen elektronik di instansi
terkait. Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengakses
informasi, mulai dari teknologi yang paling sederhana (loket, telepon, pos)
sampai yang paling mutakhir (faksimili, komputer, telepon seluler, televisi
interaktif). Pemilihan cara akses di setiap daerah/lokasi dapat berbeda,
tergantung pada kondisi infrastruktur jaringan komunikasi dan kesiapan
pemerintah serta masyarakat pengguna. Sejalan dengan kesiapan
pemerintah, diharapkan setiap lembaga pemerintah menyediakan layanan
publik yang dapat dengan mudah diakses melalui situs web.
9

b. Sumber Daya Manusia, yaitu pegawai yang mampu membangun sistem
pengelolaan dan pengolahan informasi, mengoperasikan serta
memperbaiki sistem dan infrastruktur pengelolaan dan pengolahan
informasi manakala terjadi kerusakan. Penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan teknologi informasi dan komunikasi bagi aparat pelaksana yang
menangani kegiatan bidang informasi dan komunikasi dan aparat yang
bertugas dalam memberikan pelayanan publik, maupun pimpinan
unit/lembaga, serta fasilitasi pendidikan dan pelatihan bagi calon pendidik
dan pelatih maupun tenaga potensial di bidang teknologi informasi dan
komunikasi yang diharapkan dapat mentransfer pengetahuan/
keterampilan yang dimiliki kepada masyarakat di lingkungannya.
Peningkatan kapasitas SDM dan penataan dalam pendayagunaannya,
dengan perencanaan yang matang dan komprehensif sesuai dengan
kebutuhan, serta pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan
berkelanjutan. Hal tersebut dilakukan melalui jalur pendidikan formal dan
non formal, maupun pengembangan standar kompetensi yang dibutuhkan
dalam pengembangan dan implementasi E-Government. Perubahan pola
pikir, sikap dan budaya kerja aparat pemerintah yang mendukung
pelaksanaan E-Government melalui sosialisasi/penjelasan mengenai
konsep dan program E-Government, serta contoh keberhasilan (best
practice) pelaksanaan E-Government.
10

c. Infrastruktur dan Aplikasi Dasar, yaitu semua sarana baik berbentuk
perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung
pengelolaan, pengolahan, transaksi dan penyaluran informasi. Infrastruktur
ini digunakan sebagai sarana untuk meletakkan portal-portal informasi dan
layanan publik secara on-line. Infrastruktur ini sekaligus digunakan sebagai
penghubung antar lembaga pemerintah, dan juga dapat digunakan
sebagai sarana untuk berbagi sumberdaya (resource sharing).
Berdasarkan penjelasan kerangka konseptual diatas, maka konstruksi
berpikir penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 1
Skema Kerangka Pikir











Pemerintah Kota Palopo INPRES No. 3 Tahun 2003
Perangkat E-Government
Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kota Palopo
1. Akses
2. SDM
3. Infrastruktur dan Aplikasi Dasar
Penyelenggaraan E-Government
Faktor Pendukung
Faktor Penghambat
11

1.6. Metode Penelitian
1.6.1. Lokasi Penelitian
Berdasarkan pada judul penelitian, maka penelitian ini dilaksanakan di
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo.
1.6.2. Tipe Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif
yaitu penelitian yang dilakukan dalam setting tertentu yang ada dalam
kehidupan riil (alamiah) dengan maksud menginvestigasi dan memahami
fenomena: apa yang terjadi, mengapa terjadi dan bagaimana terjadinya.
Penelitian dilakukan dengan pengamatan secara empirik untuk menemukan
apa permasalahan mendasar yang menyebabkan suatu masalah itu muncul
dan berusaha mencari formula yang tepat untuk menjawab atau mengatasi
permasalahan tersebut. Selain itu, landasan teori (studi kepustakaan / study
reseach) dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai
dengan fakta di lapangan. Landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan
gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan
hasil penelitian.
Hakekat dari penelitian ini adalah suatu upaya dalam pemecahan
masalah dengan jalan mencari, menemukan dan mengatasi atau mencari
solusi melalui peristiwa-peristiwa yang ada berdasarkan fakta yang ada
dilapangan yang merupakan penggambaran abstrak permasalahan.
12

Hasil penelitian dan pembahasan nantinya disajikan dalam bentuk
uraian kata-kata (deskripsi) dan analisis SWOT.
1.6.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan (Study Reseach)
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca literatur
yang berhubungan dengan topik yang dibahas dalam penelitian ini.
2. Studi Lapang (field research)
Studi lapang yang akan dilakukan bertujuan untuk memperoleh data-
data yang akurat mengenai objek yang diteliti dengan menggunakan
teknik-teknik berikut:
a. Observasi Langsung yaitu mengadakan kunjungan atau
pengamatan langsung terhadap lokasi penelitian dengan
beransumsi fenomena yang diamati tidak asli historis, beberapa
pelaku atau kondisi sosial yang berbagai yang relevan akan
tersedia untuk observasi.
b. Wawancara yaitu mengadakan tanya jawab langsung kepada
sejumlah informan untuk memperoleh informasi tentang fakta-fakta
dengan responden yang telah ditentukan.


13

1.6.4. Informan
Informan adalah orang yang berada pada lingkup penelitian, artinya
orang yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar
penelitian. Adapun informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Walikota Palopo 1 Orang
b. Kepala Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Palopo 1 Orang
c. Sekretaris Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Palopo 1 Orang
d. Staff Dinas 1 Orang
e. Masyarakat 2 Orang
1.6.5. Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urusan data, mengorganisasikan
kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar (Patton, 2002 : 97).
Sesuai dengan analisis data yang dilakukan oleh penulis maka teknik yang
digunakan adalah analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)
sehingga dapat diketahui struktur serta tingkat strategis dari faktor-faktor
tersebut.
Analisis SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang
bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan
14

kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan
menurut kontribusinya masing-masing.
Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :
a. Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
organisasi atau program pada saat ini.
b. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan
dari organisasi atau program pada saat ini.
c. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang
diluar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi
dimasa depan.
d. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang
datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi
dimasa depan.
Dari analisis ini maka dapat dilakukan evaluasi diri untuk berbenah diri
membangun sistem e-Government yang handal dan terpadu. Selain itu,
dengan analisis SWOT tersebut dapat diidentifikasi beberapa masalah utama
yang perlu mendapatkan perhatian untuk dapat mencapai kondisi yang
memungkinkan untuk membangun dan mengembangkan e-Government.
Strategi pengembangan e-Government menurut prioritas selanjutnya dapat
dibangun berdasarkan analisis SWOT yang telah disusun, disesuaikan
dengan kondisi riil yang ada di Pemerintah Kota Palopo dan Dinas terkait.

15

1.6.6. Definisi Operasional
Definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada
karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau
mengubah konsep-konsep yang berupa konstruksi dengan kata-kata yang
menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji
dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain. Berdasarkan landasan teori
yang telah dikemukakan sebelumnya dan disesuaikan dengan teknik analisis
yang digunakan, maka dilakukan identifikasi dan definisi operasional
terhadap variabel-variabel yang akan diteliti, sebagai berikut :
1.6.6.1. Dasar Kebijakan E-Government
Dasar kebijakan penyelenggaraan E-Government di Kota
Palopo berupa peraturan dan perundang-undangan,
standarisasi, panduan yang diperlukan, sesuai dengan
kewenangan dan kompetensi yang dimiliki berdasarkan
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003
tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-
Government dan Keputusan Menteri Komunikasi Dan Informasi
Nomor : 57/Kep/M.Kominfo/12/2003 Tentang Panduan
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government
Lembaga.


16

1.6.6.2. Perangkat E-Government
Variabel-variabel yang digunakan peneliti untuk menganalisis
perangkat E-Government dalam kesiapan pemerintah Kota
Palopo dalam penyelenggaraan E-Government di Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil, sebagai berikut.
a. Akses, yaitu jaringan komunikasi, jaringan internet dan media
komunikasi lain yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk
mengakses situs-situs internet penyedia pelayanan publik
tertentu yang mengintegrasikan proses pengolahan dan
pengelolaan informasi dan dokemen elektronik di instansi
terkait.
b. Sumber Daya Manusia, yaitu pegawai yang mampu
membangun sistem pengelolaan dan pengolahan informasi,
mengoperasikan serta memperbaiki sistem dan infrastruktur
pengelolaan dan pengolahan informasi manakala terjadi
kerusakan.
c. Infrastruktur dan Aplikasi Dasar, yaitu semua sarana baik
berbentuk perangkat keras dan perangkat lunak yang
diperlukan untuk mendukung pengelolaan, pengolahan,
transaksi dan penyaluran informasi.
1.6.6.3. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

17


BAB II
TINJUAN PUSTAKA

2.1. Pemerintah Daerah
Pengertian Pemerintah Daerah menurut ketentuan umum Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas UU Nomor 32
Tahun 2004, Pemerintahan Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat
Daerah. Sedangkan pengertian Daerah Otonom yang selanjutnya disebut
Daerah adalah Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah
tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masayarakat dalam
ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dibandingkan dengan perspektif lama (menurut Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah),
maka dalam undang-undang yang mengatur tentang Otonomi Daerah yang
baru, Daerah memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat. Materi ini mengandung makna bahwa telah terjadi
perubahan fundamental dalam hal mengenai pengaturan Otonomi Daerah.
Kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat lokal
memiliki dimensi Desentralisasi Politik (Devolusi). Sedangkan dalam
perspektif lama, Otonomi Daerah dipandang sebagai penyelenggaraan
rumah tangga Daerah dari akibat adanya penyerahan urusan oleh
17
18

Pemerintah Pusat kepada Daerah. Perspektif ini desentralisasi yang
dijalankan oleh Pemerintah Daerah lebih bersifat Desentralisasi Administratif
(Dekonsentrasi).
Pemerintah selaku pemegang kekuasaan eksekutif dibedakan dalam
dua pengertian yuridis, yakni:
a. Selaku alat kelengkapan negara yang bertindak untuk dan atas nama
negara yang kekuasaannya melekat pada kedudukan seorang kepala
negara.
b. Selaku pemegang kekuasaan tertinggi atas penyelenggaraan
pemerintahan atau selaku administrator negara (pejabat atau badan atas
usaha negara)
Pemerintahan adalah berkenaan dengan sistem, fungsi, cara,
perbuatan, kegiatan, urusan, atau tindakan memerintah yang dilakukan atau
diselenggarakan atau dilaksanakan oleh pemerintah. Eksekutif adalah
cabang kekuasaan dalam negara yang melaksanakan kebijakan publik
(kenegaraan dan atau pemerintahan) melalui peraturan perundang-undangan
yang telah ditetapkan oleh lembaga legislatif maupun atas inisiatif sendiri.
Administrasi (negara) adalah badan atau jabatan dalam lapangan
kekuasaan eksekutif yang mempunyai kekuasaan mandiri berdasarkan
hukum untuk melakukan tindakan-tindakan, baik di lapangan pengaturan
maupun penyelenggaraan administrasi (negara).
19

Tugas pokok pemerintahan adalah pelayanan yang membuahkan
kemandirian, pembangunan menciptakan kemakmuran. Sedangkan Birokrasi
itu sendiri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Birokrasi patrimonial yang berfungsi berdasarkan nilai-nilai tradisional yang
tidak memisahkan antara tugas, wewenang, dan tanggung jawab dinas
dengan urusan pribadi pejabat.
b. Birokrasi modern (rasional) dicirikan dengan adanya spesialisasi, hukum,
pemisahan tugas dinas dan urusan pribadi.
Lebih jauh berkaitan dengan birokrasi publik di Indonesia, Miftah Thoha
memberikan catatan tentang restrukturisasi dan reposisi birokrasi publik.
Sekurangnya terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan, yaitu aspek
penegakan demokrasi, aspek perubahan sistem politik, dan aspek
perkembangan teknologi informasi.
1. Aspek Penegakan Demokrasi: Prinsip demokrasi yang paling urgen
adalah meletakkan kekuasaan pada rakyat dan bukan pada penguasa.
Oleh karena itu struktur kelembagaan pemerintah yang disebut birokrasi
tidak dapat lepas dari kontrol rakyat. Wujud kekuasaan dan peran rakyat
ialah bahwa pada setiap penyusunan birokrasi harus berdasarkan
undang-undang. Berdasarkan undang-undang, rakyat terlibat dalam
mendesain dan menetapkan lembaga-lembaga pemerintahan atau
birokrasi di pusat maupun di daerah.
20

2. Aspek Perubahan Sistem Politik: Era reformasi saat ini sungguh
menghadapi persoalan kondisi mental, sikap dan perilaku politik warisan
rezim terdahulu terutama dalam kerangka single majority Golongan
Karya. Pada masa orde baru semua posisi jabatan dalam organisasi
publik ditempati oleh kader-kader Golkar. Oleh karena itu tidak dapat
dibedakan manakah yang birokrat tulen dan manakah birokrat partisan
Struktur organisasi publik berkembang antara pejabat birokrasi dan
pejabat politik. Semua organisasi pemerintah dikaburkan antara jabatan
karier dan nonkarier, antara jabatan birokrasi dan jabatan politik.
3. Aspek Perkembangan Teknologi Informasi: Kemajuan jaman dan
perubahan global telah menjadikan cara kerja suatu birokrasi dengan
menggunakan teknologi informasi. Cara demikian telah menciptakan
birokrasi tanpa batas dan tanpa kertas Berdasarkan kondisi demikian,
maka tatanan organisasi akan berubah menjadi lebih pendek dan
ramping. Sesuai dengan asas demokrasi, kewenangan birokrasi menjadi
tidak hanya berada pada tataran penguasa melainkan tersebar dimana-
mana (decentralized). Birokrasi tanpa batas dan tanpa kertas telah
menjadikan birokrasi tidak lagi secara tegas mengikuti garis hirarki.
Struktur organisasi bersifat ad-hoc, komite, dan matrik akan menjadi
model organisasi mendatang, yang sering disebut sebagai organisasi
struktur logis (logical structure).

21

2.2. Kebijakan Publik
2.3.1. Pengertian Kebijakan Publik
Dalam literatur ilmu politik terdapat banyak batasan atau definisi
mengenai kebijakan politik yang masing-masing memberi penekanan yang
berbeda-beda. Hal ini dikarenakan setiap ahli mempunyai latar belakang
yang berbeda-beda. Faktor lain yang menyebabkan para ahli berbeda dalam
memberikan definisi kebijakan publik ini menurut Budi Winarno karena
perbedaan pendekatan dan model apakah kebijakan publik dilihat sebagai
rangkaian keputusan yang dibuat oleh pemerintah atau sebagai tindakan-
tindakan yang dampaknya dapat diramalkan.
Salah satu definisi mengenai kebijakan publik diberikan oleh Robert
Eyeston sebagaimana yang dikutip oleh Budi Winarno. Eyeston mengatakan
bahwa secara luas kebijakan publik dapat didefinisikan sebagai hubungan
suatu unit pemerintah dengan lingkungannya. Definisi yang sama juga
dikemukakan oleh Jones.
Definisi Jones tentang kebijakan publik tersebut oleh Sholichin Abdul
Wahab digunakan untuk memberikan definisi kebijaksanan negara. Konsep
yang ditawarkan ini mengandung pengertian yang sangat luas dan kurang
pasti karena apa yang dimaksud dengan kebijakan publik dapat mencakup
banyak hal.
Definisi lain tentang kebijkan publik diberikan oleh Thomas R. Dye
dalam Budi Winarno yang dinyatakan kebijakan publik adalah apapun yang
22

dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan dan tidak dilakukan. Walaupun
definisi Dye ini cukup akurat, namun sebenarnya belum cukup memadai
untuk mendeskripsikan kebijakan publik sebab kemungkinan masih terdapat
perbedaan yang cukup besar antara apa yang ingin dilakukan oleh
pemerintah dengan apa yang sebenarnya dilakukan. Di samping itu, konsep
ini bisa mencakup tindakan-tindakan seperti pengangkatan pegawai baru
atau pemebrian izin atau lisensi yang biasanya tindakan-tindakan tersebut
tidaklah dianggap sebagai masalah-masalah kebijakan karena sebenarnya
berada di luar kebijakan publik.
Sholichin Abdul Wahab mengajukan definisi dari W.I Jenkis yang
merumuskan kebijaksanaan publik sebagai a set of interrelated decisions
taken by a political actor or group of actors concerning the selection of goals
and the means of achieving them within a specified situation where these
decisions should, in prinsciple, be within the power of these actors to achieve
(serangkaian keputusan yang saling berkaitan yang diambil oleh seorang
aktor politik atau sekolompok aktor politik berkenaan dengan tujuan yang
telah dipilih beserta cara-cara untuk mencapainya dalam suatu situasi
dimana keputusan- keputusan itu pada prinsipnya masih berada dalam batas-
batas kewenangan kekuasaan dari para aktor tersebut).
Pendapat yang lain dikemukakan Chief J.O Udoji dalam Sholichin Abdul
Wahab. Udoji mendefinisikan kebijakan publik an sanctioned course of
action addressed to a particular problem or group of related problems that
23

affect society at large (suatu tindakan bersanksi yang mengarah pada suatu
tujuan tertentu yang saling berkaitan yang mempengaruhi sebagian besar
masyarakat).
2.3.2. Ciri dan Jenis Kebijakan Publik
a. Ciri Kebijakan Publik
Ciri kebijakan publik yang utama adalah apa yang oleh David Easton
disebut sebagai orang-orang yang memiliki wewenang dalam sistem politik,
yakni para tetua adat, para ketua suku, para eksekutif, para legislator, para
hakim, para administrator, para raja/ratu dan lain sebagainya. Mereka inilah
yang menurut Easton merupakan orang-orang yang dalam kesehariannya
terlibat dalam urusan-urusan politik dan dianggap oleh sebagian besar warga
sebagai pihak yang bertanggung jawab atas urusan-urusan politik tadi dan
berhak untuk mengambil tindakan-tindakan tertentu.
Implikasi dari pernyataan di atas adalah pertama, kebijakan publik
merupakan tindakan yang mengarah pada tujuan, bukan tindakan yang acak
dan kebetulan. Kebijakan publik dalam sisem politik modern merupakan
suatu tindakan yang direncanakan. Kedua, kebijakan pada hakikatnya terdiri
atas tindakan-tindakan yang saling berkait dan berpola yang mengarah pada
tujuan tertentu yang dilakukan oleh pejabat-pejabat pemerintah dan bukan
merupakan keputusan yang beridiri sendiri. Kebijakan tidak hanya berupa
keputusan untuk membuat undang-undang, melainkan diikuti pula dengan
24

keputusan-keputusan yang bersangkut-paut dengan implementasi dan
pemaksaan pemberlakuannya.
Ketiga, kebijakan bersangkut-paut dengan apa yang senyatanya
dilakukan pemerintah salam bidang-bidang tertentu, misalnya dalam
mengatur perdagangan, mengendalikan inflasi atau menggalakkan program
perumahan rakyat dan bukan sekedar apa yang ingin dilakukan oleh
pemerintah dalam bidang-bidang tersebut. Keempat, kebijakan publik
mungkin berbentuk positif, mungkin pula negatif. Dalam bentuknya yang
positif, mungkin akan mencakup beberapa bentuk tindakan pemerintah yang
dimaksudkan untuk mempengaruhi masalah tertentu, sementara dalam
bentuknya yang negatif, kemungkinan meliputi keputusan-keputusan pejabat
pemerintah untuk tidak bertindak atau tidak melakukan tindakan apapun
ketika campur tangan pemerintah sebenarnya diharapkan. Sudah barang
tentu tiadanya bentuk campur tangan/keterlibatan pemerintah dapat
membawa dampak tertentu bagi seluruh atau sebagian warga.
b. Jenis Kebijakan Publik
Banyak pakar mengajukan jenis kebijakan publik berdasarkan sudut
pandangnya masing-masing. James Anderson. Misalnya, menyampaikan
kategori tentang kebijakan publik tersebut sebagai berikut:
1). Kebijakan substansif versus kebijakan prosedural. Kebijakan
substantif yakni kebijakan yang menyangkut apa yang akan dilakukan
25

oleh pemerintah. Sedangkan kebijakan prosedural adalah bagaimana
kebijakan substantif tersebut dapat dijalankan.
2). Kebijakan distributif versus kebijakan regulatori versus kebijakan re-
distributif. Kebijakan distributif. Kebijakan distributis menyangkut
distribusi pelayanan atau kemanfaatan pada masyarakat atau
individu. Kebijakan regulatori adalah kebijakan yang berupa
pembatasan atau pelarangan terhadap perilaku individu atau
kelompok masyarakat. Sedangkan kebijakan re-distributif adalah
kebijakan yang mengatur alokasi kekayaan, pendapatan, pemilikan
atau hak-hak di antara berbagai kelompok dalam masyarakat.
3). Kebijakan material versus kebijakan simbolis. Kebijakan material
adalah kebijakan yang memberikan keuntungan sumber daya konkrit
pada kelompok sasaran. Sedangkan kebijkan simbolis adalah
kebijakan yang memberikan manfaat simbolis pada kelompok
sasaran.
4). Kebijakan yang berhubungan dengan barang umum (public goods)
dan barang privat (privat goods). Kebijakan public goods adalah
kebijakan yangbertujuan mengatur pemberian barang atau pelayanan
publik. Sedangkan kebijakan privat goods adalah kebijakan yang
mengatur penyediaan barang atau pelayanan untuk pasar bebas.


26

2.3.3. Proses Kebijakan Publik
Proses analisis kebijakan publik adalah serangkaian aktivitas intelektual
yang dilakukan dalam proses kegiatan yang bersifat politis. Aktivitas politik
tersebut nampak dalam serangkaian kegiatan, adopsi kebijakan,
implementasi kebijakan dan penilaian kebijakan. Sedangkan aktivitas
perumusan masalah, forecasting, rekomendasi kebijakan monitoring dan
evaluasi kebijakan adalah aktivitas yang lebih bersifat intelektual.
Adapun tahapan kebijakan publik yaitu:
a. Tahap Penyusunan Agenda Kebijakan
Dalam tahap ini ada 3 kegiatan yang perlu dilaksanakan:
1). Membangun persepsi di kalangan stakeholders bahwa sebuah
fenomena benar-benar dianggap sebagai masalah. Hal ini penting
karena bisa jadi suatu gejala yang oleh sekelompok masyarakat
tertentu dianggap sebagai masalah, tetapi oleh kelompok
masyarakat yang lainnya atau bahkan oleh para elite politik bukan
dianggap sebagai suatu masalah.
2). Membuat batasan masalah. Tidak semua masalah harus masuk
dalam penyusunan agenda kebijakan dan memiliki tingkat urgensi
yang tinggi, sehingga perlu dilakukan pembatasan terhadap
masalah-masalah tersebut.
3). Memobilisasi dukungan agar masalah tersebut dapat masuk dalam
agenda pemerintah. Memobilisaasi dukungan ini dapat dilakukan
27

dengan cara mengorganisasi kelompok-kelompok yang ada dalam
masyarakat, dan kekuatan-kekuatan politik, publikasi melalui media
massa dan sebagainya.
b. Tahap Formulasi dan Legitimasi Kebijakan
Pada tahap ini analisis kebijakan perlu mengumpulkan dan
menganalisis informasi yang berhubungan dengan masalah yang
bersangkutan, kemudian berusaha mengembangkan alternatif-alternatif
kebijakan, membangun dukungan dan melakukan negosiasi, sehingga
sampai pada sebuah kebijakan yang dipilih.
c. Tahap Implementasi Kebijakan
Pada tahap ini perlu memperoleh dukungan sumberdaya, dan
penyusunan organisasi pelaksana kebijakan. Dalam proses implementasi
sering ada mekanisme insentif dan sanksi agar implementasi kebijakan
tersebut berjalan dengan baik.
d. Tahap Evaluasi terhadap Implementasi, Kinerja dan Dampak Kebijakan
Tindakan (implementasi) kebijakan akan dihasilkan kinerja dan dampak
kebijakan, yang memerlukan proses berikutnya yakni evaluasi. Hasil evaluasi
tersebut berguna bagi penentuan kebijakan baru di masa yang akan datang,
agar kebijakan yang akan datang lebih baik dan berhasil.



28

2.3. E-Government
2.3.1. Pengertian E-Government
The World Bank Group mendefinisikan E-Government sebagai refers to
the use by government agencies of information technologies (such as Wide
Area Networks, the Internet, and mobile computing) that have the ability to
transform relations with citizens, businesses, and other arms of government.
E-Gov juga dapat dipahami sebagai penggunaan teknologi berdasarkan web
(jaringan), komunikasi internet, dan dalam beberapa kasus, merupakan
aplikasi interkoneksi untuk memfasilitasi komunikasi dan memperluas akses
ke dan dari pemberi pelayanan dan informasi pemerintah kepada penduduk,
dunia usaha, pencari kerja, dan pemerintah lain, baik instansional maupun
antar negara. Selain itu, untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kinerja
serta proses pelaksanaan pelayanan dan tugas pokok dan fungsinya.
Secara lebih mudah Indrajit (2006) menjelaskan, E-Government adalah
penggunaan teknologi oleh pemerintah (seperti: Wide Area Nertwork, internet
dan mobile computing) yang memungkinkan pemerintah untuk
mentransformasikan hubungan dengan masyarakat, dunia bisnis dan pihak
yang berkepentingan, dan dalam prakteknya, e-government adalah
penggunaan internet untuk melaksanakan urusan pemerintah dan
penyediaan pelayanan publik agar supaya lebih baik dan berorientasi pada
pelayanan masyarakat.
29

Secara umum, e-gov di definisikan sebagai : Pemerintahan elektronik
(juga disebut e-gov, digital government, online government atau
transformational government) adalah penggunaan teknologi informasi oleh
pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya,
urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. E-
Government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi
publik, untuk meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan
publik, atau proses pemerintahan yang demokratis. Model penyampaian yang
utama adalah Government-to-Citizen atau Government-to-Customer (G2C),
Government-to-Business (G2B) serta Government-to-Government (G2G).
Keuntungan yang paling diharapkan dari e-government adalah peningkatan
efisiensi, kenyamanan, serta aksesibilitas yang lebih baik dari pelayanan
publik.
2.3.2. Pengembangan E-government
Pengembangan e-government merupakan upaya untuk
mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis
(menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan
publik secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan e-government
dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan
pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi.

30

Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup 2 (dua) aktivitas
yang berkaitan yaitu :
1. Pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses
kerja secara elektronis;
2. Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat
diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah
negara.
Untuk melaksanakan maksud tersebut pengembangan e-government
diarahkan untuk mencapai 4 (empat) tujuan, yaitu :
1. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang
memiliki kualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas
serta dapat terjangkau di seluruh wilayah Indonesia pada setiap saat
tidak dibatasi oleh sekat waktu dan dengan biaya yang terjangkau oleh
masyarakat.
2. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk
meningkatkan perkembangan perekonomian nasional dan memperkuat
kemampuan menghadapi perubahan dan persaingan perdagangan
internasional.
3. Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan lembaga-
lembaga negara serta penyediaan fasilitas dialog publik bagi
masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam perumusan kebijakan
negara.
31

4. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan
efisien serta memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga
pemerintah dan pemerintah daerah otonom.
Berdasarkan sifat transaksi informasi dan pelayanan publik yang
disediakan oleh Pemerintah Daerah melalui jaringan informasi,
pengembangan E-Government dapat dilaksanakan melalui 4 (empat)
tingkatan, yaitu :
1. Tingkat 1 Persiapan
a. Pembuatan situs web sebagai media informasi dan komunikasi pada
setiap lembaga.
b. Sosialisasi situs web untuk internal dan publik.
2. Tingkat 2 Pematangan
a. Pembuatan situs web informasi publik yang bersifat interaktif.
b. Pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga lain.
3. Tingkat 3 Pemantapan
a. Pembuatan situs web yang bersifat transaksi pelayanan publik.
b. Pembuatan interoperabilitas aplikasi dan data dengan lembaga lain.
4. Tingkat 4 Pemanfaatan
Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat Government to
Government (G2G), Government to Business (G2B), Government to
Consumers (G2C).

32

2.3.3. Kerangka Arsitektur E-Government
Untuk menjamin keterpaduan sistem pengelolaan dan pengolahan
dokumen dan informasi elektronik dalam rangka mengembangkan pelayanan
publik yang transparan, pengembangan e-government pada setiap instansi
harus berorientasi pada kerangka arsitektur diberikut ini.
Gambar 2
Kerangka Arsitektur E-Government











Sumber : INPRES No. 3 Tahun 2003
Kerangka arsitektur e-government terdiri dari empat lapis struktur, yakni:
1. Akses. Jaringan telekomunikasi, jaringan internet, dan media komunikasi
lainnya yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk mengakses situs
pelayanan publik.
33

2. Portal Pelayanan Publik. Situs web Pemerintah pada internet penyedia
layanan publik tertentu yang mengintegrasikan proses pengolahan dan
pengelolaan informasi dan dokumen elektronik di sejumlah instansi yang
terkait.
3. Organisasi Pengelolaan dan Pengolahan Informasi. Organisasi pendukung
(back office) yang mengelola, menyediakan dan mengolah transaksi
informasi dan dokumen elektronik.
4. Infrastruktur dan Aplikasi Dasar. Semua prasarana, baik berbentuk
perangkat keras dan lunak yang diperlukan untuk mendukung
pengelolaan, pengolahan, transaksi, dan penyaluran informasi (antar back
office, antar portal pelayanan publik dengan back office), maupun antar
portal pelayanan publik dengan jaringan internet secara handal, aman, dan
terpercaya.
Struktur tersebut ditunjang oleh 4 (empat) pilar, yakni penataan sistem
manajemen dan proses kerja, pemahaman tentang kebutuhan publik,
penguatan kerangka kebijakan, dan pemapanan peraturan dan perundang-
undangan.
2.3.4. Kebijakan dan Strategi Pengembangan E-Government
Dalam lampiran Inpres No. 3 Tahun 2003, dengan mempertimbangkan
kondisi saat ini, pencapaian tujuan strategis e-government perlu dilaksanakan
melalui 6 (enam) strategi yang berkaitan erat yaitu sebagai berikut:
34

1. Mengembangkan sistem pelayanan yang andal, terpercaya serta
terjangkau masyarakat luas. Sasarannya antara lain, perluasan dan
peningkatan kualitas jaringan komunikasi ke seluruh wilayah negara
dengan tarif terjangkau. Sasaran lain adalah pembentukan portal informasi
dan pelayanan publik yang dapat mengintegrasikan sistem manajemen
dan proses kerja instansi pemerintah.
2. Menata sistem dan proses kerja pemerintah dan pemerintah daerah
otonom secara holistik. Dengan strategi ini, pemerintah ingin menata
sistem manajemen dan prosedur kerja pemerintah agar dapat mengadopsi
kemajuan teknologi informasi secara cepat.
3. Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal. Sasaran yang ingin
dicapai adalah standardisasi yang berkaitan dengan interoperabilitas
pertukaran dan transaksi informasi antarportal pemerintah. Standardisasi
dan prosedur yang berkaitan dengan manajemen dokumen dan informasi
elektronik. Pengembangan aplikasi dasar seperti e-billing, e-procurement,
e-reporting yang dapat dimanfaatkan setiap situs pemerintah untuk
menjamin keamanan transaksi informasi dan pelayanan publik. Sasaran
lain adalah pengembangan jaringan intra pemerintah.
4. Meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan industri
telekomunikasi dan teknologi informasi. Sasaran yang ingin dicapai adalah
adanya partisipasi dunia usaha dalam mempercepat pencapaian tujuan
35

strategis e-government. Itu berarti, pengembangan pelayanan publik tidak
perlu sepenuhnya dilayani oleh pemerintah.
5. Mengembangkan kapasitas sumber daya manusia, baik pada pemerintah
maupun pemerintah daerah otonom disertai dengan meningkatkan e-
literacy masyarakat.
6. Melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapan yang
realistik dan terukur Dalam pengembangan e-government, dapat
dilaksanakan dengan 4 (empat) tingkatan yaitu, persiapan, pematangan,
pemantapan dan pemanfaatan.
Agar pelaksanaan kebijakan pengembangan e-government dapat
dilaksanakan secara sistematik dan terpadu, maka penyusunan kebijakan,
peraturan dan perundang-undangan, standarisasi, dan panduan yang
diperlukan harus konsisten dan saling mendukung. Perumusan yang akan
dibuat perlu mengacu pada kerangka yang utuh, serta diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan pembentukan pelayanan publik, dan penguatan
jaringan pengelolaan dan pengolahan informasi yang handal dan tepercaya.
Seperti yang digambarkan dibawah ini, kerangka tersebut mengkaitkan
semua kebijakan, peraturan dan perundang-undangan, standarisasi dan
panduan, sehingga terbentuk landasan untuk mendorong pembentukan
kepemerintahan yang baik.



36

Gambar 3
Pengembangan Pelayanan Publik Melalui Jaringan Komunikasi dan Informasi










Sumber : INPRES No. 3 Tahun 2003
2.3.5. Kebijakan Anggaran Pengembangan E-Government
Pengembangan e-government memiliki lingkup kegiatan yang luas dan
memerlukan investasi dan pembiayaan yang besar. Sementara itu
ketersediaan anggaran pemerintah sangat terbatas dan masih harus
dipergunakan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang harus segera
diselesaikan. Oleh karena itu pengalokasian anggaran untuk pengembangan
e-government harus dilakukan secara hati-hati dan bertanggung jawab agar
anggaran yang terbatas itu dapat dimanfaatkan secara efisien dan dapat
menghasilkan daya ungkit yang kuat bagi pembentukan tata-pamong yang
baik. Dengan demikian diperlukan siklus perencanaan, pengalokasian,
pemanfaatan, dan pengevaluasian anggaran pengembangan e-government
37

yang baik, sehingga pelaksanaan strategi untuk pencapaian tujuan strategis
e-government dapat berjalan secara efektif.
Kesenjangan yang lebar antara besarnya kebutuhan anggaran dengan
keterbatasan anggaran yang dapat disediakan akan menimbulkan
pengalokasian anggaran yang buruk apabila arah dan prioritas penggunaan
anggaran tidak terdefinisi dengan baik, proses pengalokasian anggaran tidak
sistematik, dan praktek penganggaran yang tidak transparan karena
lemahnya persyaratan kelayakan pembiayaan. Untuk menghindarkan
pemborosan anggaran yang merupakan uang pembayar pajak, perlu
dikembangkan kerangka perencanaan dan pengalokasian anggaran seperti
tampak pada diagram di berikut.
Gambar 4
Kerangka Perencanaan dan Pengalokasian Anggaran







Sumber : INPRES No. 3 Tahun 2003

38

BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
3.1. Deskripsi Umum Kota Palopo
3.1.1. Kondisi Geografis
Secara Geografis, Kota Palopo terletak antara 2 5315 - 3 0408
Lintang Selatan dan 1200310 - 1201434 Bujur Timur. Luas wilayah
Kota Palopo sekitar 247,52 kilometer persegi atau sama dengan 0,39% dari
luas wilayah Propinsi Sulawesi Selatan.
Wilayah Kota Palopo sebagian besar merupakan dataran rendah
dengan keberadaannya diwilayah pesisir pantai Sekitar 62,85% dari total
luas daerah Kota Palopo, menunjukkan bahwa yang merupakan daerah
dengan ketinggian 0 - 500 mdpl, sekitar 24,76% terletak pada ketinggian
501 1000 mdpl dan selebihnya sekitar 12,39% yang terletak diatas
ketinggian lebih dari 1000 mdpl.Kedudukan geografis Kota Palopo berada
pada posisi strategis sebagai titik simpul jalur transportasi darat dan laut
poros Trans Sulawesi. Pada posisi ini Kota Palopo menjadi salah jalur
distribusi barang jalur darat dari Makassar dan Pare-Pare menuju Propinsi
Sulawesi Tengah, Kabupaten Luwu Utara, Luwu Timur, sedangkan pada jalur
transportasi laut Kota Palopo sudah menjadi salah satu pelabuhan laut
menuju kota-kota di wilayah Propinsi Sulawesi Tenggara.

38
39

Kedudukan geografis Kota Palopo sebagai wilayah yang berada di
pesisir Teluk Bone dimana sebagian besar kebutuhan air bersih didukung
dengan keberadaan hutan yang sebagian besar berada di wilayah
Kabupaten Luwu dan Tana Toraja. Kondisi alam pada wilayah hulu
khususnya perbatasan dengan Kabupaten Luwu, Tana Toraja sangat
berpengaruh pada kondisi di Kota Palopo.
Secara administratif Luas Wilayah Kota Palopo kurang lebih 247,52
Km
2
, Luas wilayah ber-HPL/HGB yaitu 86,63 Km
2
, Luas Kawasan kumuh
yaitu 2,23 Km
2
dan Luas Kawasan Hijau yaitu 183,16 Km
2

Batas batas administrasi Kota Palopo sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Luwu
Sebelah Selatan : Kabupaten Luwu
Sebelah Timur : Teluk Bone
Sebelah Barat : Kabupaten Toraja Utara
3.1.2. Luas Wilayah
Luas wilayah administrasi Kota Palopo sekitar 247,52 kilometer persegi
atau sama dengan 0,39% dari luas wilayah Propinsi Sulawesi Selatan.
Dengan potensi luas wilayah seperti itu, oleh Pemerintah Kota Palopo telah
membagi wilayah Kota Palopo menjadi 9 Kecamatan dan 48 Kelurahan.



40














.








G
a
m
b
a
r


5

P
e
t
a

A
d
m
i
n
i
s
t
r
a
s
i

K
o
t
a

P
a
l
o
p
o

41

3.1.3. Topografi dan Kelerengan
Kondisi permukaan tanah kawasan perkotaan (kawasan Build-up Area)
cenderung datar, linier sepanjang jalur jalan Trans Sulawesi, dan sedikit
menyebar pada arah jalan kolektor dan jalan lingkungan di wilayah
perkotaan, sedangkan kawasan yang menjadi pusat kegiatan dan cukup
padat adalah di sekitar kawasan pasar (pusat perdagangan dan jasa), sekitar
perkantoran, dan sepanjang pesisir pantai, yang merupakan kawasan
permukiman kumuh yang basah dengan kondisi tanah genangan dan pasang
surut air laut.
Secara garis besar keadaan topografis Kota Palopo ini terdiri dari 3
variasi yaitu dataran rendah sepanjang pantai, wilayah perbukitan
bergelombang dan datar di bagian tengah, dan wilayah perbukitan dan
pegunungan di bagian barat, selatan dan sebagian di bagian utara.
3.1.4. Kondisi Demografis
Penduduk Kota Palopo menurut data Dinas Kependudukan Tahun 2010
telah mencapai 172.332 jiwa, terdiri dari laki - laki sebanyak 86.401 jiwa dan
perempuan sebanyak 85.931 jiwa. Sebaran penduduk terlihat tidak merata
dan cukup bervariasi, dimana terdapat 3 (tiga) kecamatan dengan kepadatan
penduduk terbilang padat jika dibandingkan dengan kecamatan lainnya,
ketigakecamatan dimaksud adalah Kecamatan Wara dengan jumlah
Penduduk 36.187 jiwa,Kecamatan Wara Timur dengan jumlah penduduk
sebanyak 35.186 jiwa dan Kecamatan WaraUtara dengan jumlah penduduk
42

sebesar 21.183 jiwa. Tiga Kecamatan dengan kepadatan sedangyaitu
Kecamatan Mungkajang dengan jumlah penduduk 9.081 jiwa, Kecamatan
Sendanamencapai 7.294 jiwa dan untuk Kecamatan Wara Barat sekitar
12.147 jiwa per desember 2010.
Tabel 1
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2010
No. Kecamatan
Jenis Kelamin
Jumlah
Penduduk
L P
1. Kecamatan Wara 18.033 18.154 36.187
2. Kecamatan Wara Utara 10.534 10.649 21.183
3. Kecamatan Wara Timur 17.571 17.615 35.186
4. Kecamatan Wara Barat 6.197 5.950 12.147
5. Kecamatan Wara Selatan 5.624 5.762 11.386
6. Kecamatan Sendana 3.733 3.561 7.294
7. Kecamatan Mungkajang 4.596 4.485 9.081
8. Kecamatan Bara 12.835 12.821 25.656
9. Kecamatan Telluwanua 7.278 6.934 14.212
T O T A L 86.401 85.931 172.332
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo
3.1.5. Kondisi Sosial Budaya
Masyarakat Kota Palopo pada dasarnya merupakan masyarakat yang
religius, beradat dan berbudaya, bersifat heterogen dan menghargai
kemajemukan dengan pola hidup perkotaan. Dilihat berdasarkan agama
yang dianut, penduduk Kota Palopo mayoritas beragama Islam.
43

Fasilitas peribadatan merupakan sarana penunjang yang dibutuhkan
untuk malakukan kegiatan keagamaan dan ritual bagi masyarakat. Jumlah
dan Jenis fasilitas peribadatan di Kota Palopo dapat dilihat pada Tabel di
bawah ini.
Tabel 2
Fasilitas Peribadatan di Kota Palopo Tahun 2010
No Jenis Fasilitas Peribadatan Jumlah (Unit) Persentase (%)
1. Mesjid 155 68,58
2. Mushalla/Langgar 7 3,10
3. Gereja 61 26,99
4. Pura 1 0,44
5. Vihara 2 0,88

JUMLAH 226 100,00
Sumber : www.palopokota.go.id

Dalam rangka menciptakan dan mempertahankan suasana yang
kondusif dan hubungan hormonis diantara pemeluk agama, maka
Pemerintah Kota Palopo telah membentuk Forum Komunikasi Umat
Beragama (FKUB), Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), dan
Forum Muspida Kota Palopo sebagaimana terealisasi melalui Pembentukan
Forum Komunikasi Masalah Aktualisasi yang melibatkan semua unsur
Muspida dan Unit Kerja terkait, berdasarkan SK. Walikota Palopo Nomor
: 163/III/2006 tanggal 18 Maret 2006.
44

Fasiltas Pendidikan sangat menentukan mutu dan tingkat pendidikan
masyarakat,oleh sebab itu memerlukan ketersediaan pelayanan yang tidak
hanya dari segi kuantitas tetap juga memperhatikan ketersediaan prasarana
pendidikan, tenaga pengajar serta kurikulum pendidikan yang disajikan.
Fasilitas pendidikan yang ada di Kota Palopo dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 3
Fasilitas Pendidikan di Kota Palopo Tahun 2010
No. Jenis Fasilitas dan Pendidikan Jumlah (Unit) Persentase (%)
1. TK Negeri / Swasta 38 21,23
2. SDN / Swasta/ MI 75 41,90
3. SLTP/ Swasta/ MTs 22 12,29
4. SLTA/ Swasta/ MA 31 17,32
5. Perguruan Tinggi / Akedemi 13 7,26
JUMLAH 179 100,00
Sumber : www.palopokota.go.id

Upaya untuk memenuhi pelayanan kesehatan kepada masyarakat
ditentukan oleh jumlah dan kualitas pelayanan faslitas kesehatan. Jumlah
dan kualitas yang dimaksud berkaitan dengan jumlah fasilitas,jangkauan,
pelayanan, tenaga dan peralatan medis. Fasilitas kesehatan yang ada dikota
palopo dalat dilihat pada tabel berikut.


45

Tabel 4
Fasilitas Kesehatan di Kota Palopo Tahun 2010
No Jenis Fasilitas Kesehatan Jumlah (Unit) Persentase (%)
1. Rumah Sakit 4 2,22
2. Puskesmas 9 5,00
3. Pustu 25 13,89
4. Rumah Sakit Bersalin 2 1,11
5. Apotik/Toko Obat 37 20,56
6. Dokter Praktek 55 30,56
7. Posyandu 48 26,67

JUMLAH 180 100,00
Sumber : www.palopokota.go.id

3.1.6. Kondisi Pemerintahan
Pelayanan pemerintahan Kota Palopo dalam tahun 2007, mengalami
peningkatan yang cukup pesat, terlihat dari responsifitas pemerintah
terhadap dinamika dan kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan
efesiensi pelayanan umum pemerintahan, sehingga pada tahun 2006
administrasi pemerintahan dimekarkan dari 4 Kecamatan menjadi 9
Kecamatan dan dari 28 Kelurahan menjadi 48 Kelurahan berdasarkan
Perda No. 3 Tahun 2005 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi Dan
Tata Kerja Pemerintah Kecamatan Dan Kelurahan Di Kota Palopo
Disamping itu sebagai upaya untuk meningkatkan efektifitas
pelayanan perizinan, Pemerintah Kota Palopo juga pada tahun 2007
telah melakukan pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu
46

(KPTSP) Kota Palopo sebagai upaya untuk memantapkan pelayanan dan
menunjang Visi Kota Palopo Menjadi Salah Satu Kota Pelayanan Jasa
Terbaik di Kawasan Timur Indonesia.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan pemerintahan, maka saat
ini unit kerja Pemerintah Kota Palopo terdiri dari 3 Sekertariat, 7 Badan,
16 Dinas, 4 Kantor dan 1 Inspektorat, dengan dukungan aparatur sumber
daya manusia berdasarkan golongan kepangkatan tahun 2008 berjumlah
4.474 orang terdiri dari 33 orang golongan I, 1.267 orang golongan II,
1.948 orang golongan III, dan 1.126 orang golongan IV. Dilihat
berdasarkan tingkat pendidikan yang ditamatkan PNS Kota Palopo terdiri
dari 82 orang Strata Dua, 1.847 orang strata satu, 846 Diploma I-III, 1.492
orang SMA, 49 orang SMP, dan 158 orang SD.
3.2. Deskripsi Umum Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Palopo
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo dibentuk
berdasarkan Perda No. 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi Dan
Tata Kerja Dinas Daerah Kota Palopo. Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintah Daerah
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang Kependudukan
dan Pencatatan Sipil yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya.


47

G
a
m
b
a
r

6

S
t
r
u
k
t
u
r

O
r
g
a
n
i
s
a
s
i

D
i
n
a
s

K
e
p
e
n
d
u
d
u
k
a
n

d
a
n

C
a
t
a
t
a
n

S
i
p
i
l

K
o
t
a

P
a
l
o
p
o


B
e
r
d
a
s
a
k
a
n

P
e
r
d
a

N
o
.

3

T
a
h
u
n

2
0
0
8
























K
e
l
o
m
p
o
k

J
a
b
a
t
a
n

F
u
n
g
s
i
o
n
a
l

S
E
K
R
E
T
A
R
I
S

K
A
.

S
U
B

B
A
G
I
A
N


K
E
U
A
N
G
A
N

K
A
.

S
U
B

B
A
G
I
A
N



P
E
R
L
E
N
G
K
A
P
A
N

D
A
N

K
E
P
E
G
A
W
A
I
A
N

K
A
.

S
U
B

B
A
G
I
A
N



P
E
R
E
N
C
A
N
A
A
N

D
A
N

P
E
N
Y
U
S
U
N
A
N

A
N
G
G
A
R
A
N

K
E
P
A
L
A

D
I
N
A
S

K
E
P
E
N
D
U
D
U
K
A
N

D
A
N

C
A
T
A
T
A
N

S
I
P
I
L

U
P
T
D

K
A
.

S
E
K
S
I



P
E
N
D
A
F
T
A
R
A
N

P
E
N
D
U
D
U
K


K
A
.

B
A
G
I
A
N



P
E
N
D
A
F
T
A
R
A
N

P
E
N
D
U
D
U
K

K
A
.

S
E
K
S
I


I
N
D
E
N
T
I
T
A
S

P
E
N
D
U
D
U
K


K
A
.

S
E
K
S
I



M
U
T
A
S
I

K
E
P
E
N
D
U
D
U
K
A
N



K
A
.

B
A
G
I
A
N



P
E
N
G
E
L
O
L
A
A
N

D
A
T
A

D
A
N

I
N
F
O
R
M
A
S
I

A
D
M
I
N
D
U
K


K
A
.

S
E
K
S
I


P
E
N
G
E
L
O
L
A
A
N

D
A
T
A

A
D
M
I
N
D
U
K

K
A
.

S
E
K
S
I



P
E
M
B
A
N
G
U
N
A
N

D
A
N

P
E
N
G
E
M
B
A
N
G
A
N

S
I
S
T
E
M

I
N
F
O
R
M
A
S
I

A
D
M
I
N
D
U
K


K
A
.

S
E
K
S
I



M
O
N
I
T
O
R
I
N
G
,

E
V
A
L
U
A
S
I

D
A
N

D
O
K
U
M
E
N
T
A
S
I

K
A
.

B
A
G
I
A
N


P
E
N
D
A
Y
A
G
U
N
A
A
N

D
A
T
A

P
E
N
D
U
D
U
K

K
A
.

S
E
K
S
I


P
E
R
K
E
M
B
A
N
G
A
N

K
E
P
E
N
D
U
D
U
K
A
N

K
A
.

S
E
K
S
I



P
R
O
Y
E
K
S
I

K
E
P
E
N
D
U
D
U
K
A
N


K
A
.

S
E
K
S
I



P
E
N
Y
E
L
A
R
A
S
A
N

K
E
B
I
J
A
K
A
N

A
D
M
I
N
D
U
K


K
A
.

B
A
G
I
A
N


P
E
N
C
A
T
A
T
A
N

S
I
P
I
L

K
A
.

S
E
K
S
I



K
E
L
A
H
I
R
A
N
,

K
E
M
A
T
I
A
N
,

P
E
N
G
A
N
G
K
A
T
A
N

A
N
A
K
,

P
E
N
G
A
K
U
A
N

A
N
A
K
,

P
E
N
G
E
S
A
H
A
N

A
N
A
K


K
A
.

S
E
K
S
I



P
E
R
K
A
W
I
N
A
N

D
A
N

P
E
R
C
E
R
A
I
A
N


K
A
.

S
E
K
S
I



P
E
R
U
B
A
H
A
N

N
A
M
A
,

S
T
A
T
U
S

K
E
W
A
R
G
A
N
E
G
A
R
A
A
N


48

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Kependudukan dan Pencatatan
Sipil;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Kependudukan dan
Pencatatan Sipil;
d. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Tugas Pokok Jabatan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Palopo berdasarkan Peraturan Walikota Palopo No. 8 Tahun 2009
adalah sebagai berikut :
a. Kepala Dinas; membantu Walikota dalam melaksanakan wewenang
Otonomi dan pembantuan di bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil
serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota.
b. Sekretaris; membantu Kepala Dinas dalam merencanakan Program Kerja
Dinas, memberikan Pelayanan Teknis Administrasi kepada Kepala Dinas
dan seluruh satuan organisasi dalam lingkup Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil, membimbing, mengendalikan dan mengawasi Sub Bagian
Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian, Sub Bagian Keuangan, Sub
49

Bagian Perencanaan dan Penyusunan Program serta melaksanakan
tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
c. Sekretariat terdiri atas :
1). Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian; mengelolah
urusan surat menyurat, urusan rumah tangga, urusan perlengkapan
dan urusan administrasi kepegawaian serta melaksanakan tugas
yang diberikan oleh Sekretaris.
2). Sub Bagian Keuangan; membuat dan mengkoordinasikan
penyusunan, perubahan, perhitungan anggaran Dinas dan
mengelolah administrasi keuangan serta melaksanakan tugas lain
yang diberikan oleh Sekretaris.
3). Sub Bagian Perencanaan dan Penyusunan Program; membuat dan
mengkoordinasikan penyusunan perencanaan dan penyusunan
program serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
Sekretaris.
d. Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk; melaksanakan pendaftaran dan
pencatatan penduduk, Nomor Induk Kependudukan, Kartu Keluarga, Kartu
Tanda Penduduk, Mutasi Penduduk, membimbing, mengendalikan dan
mengawasi Seksi Identitas Penduduk, Seksi Mutasi Penduduk, Dan Seksi
Pendaftran Penduduk serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Dinas. Bidang Pendaftaran Penduduk terdiri atas :
50

1). Seksi Identitas Penduduk; mengumpulkan data penduduk,
merumuskan pemberian identitas penduduk serta melaksanakan
tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk.
2). Seksi Mutasi Kependudukan; pendaftaran penduduk pindah datang,
mengkoordinasikan dengan instansi terkait, memperifikasi, validasi
dan coklik serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Pendaftaran Penduduk.
3). Seksi Pendaftaran Penduduk; pengelolaan pencatatan biodata
penduduk, melakukan pemutakhiran data base kependudukan dan
tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pendaftaran
Penduduk.
e. Kepala Bidang Pencatatan Sipil; melaksanakan pencatatan peristiwa
penting kependudukan, melakukan pembinaan, verifikasi, validasi, coklik,
pelaporan, mendokumentasikan dan melaksanakan tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Dinas. Bidang Pencatatan Sipil terdiri atas :
1). Seksi Kelahiran, Kematian, Pengangkatan Anak, Pengakuan Anak
dan Pengesahan Anak; melakukan pencatatan verifikasi, validasi,
coklik terhadap pelaporan dan persyaratan mendokumentasikan
serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Pencatatan Sipil.
2). Seksi Perkawinan dan Perceraian; membina dan melakukan
pencatatan terhadap perkawinan dan perceraian, memperifikasi,
51

validasi, coklik, mendokumentasikan dan melaporkan serta
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Pencatatan Sipil.
3). Seksi Perubahan Nama dan Status Kewarganegaraan;
melaksanakan pembinaan, pencatatan perubahan nama dan status
kewarganegaraan, memperifikasi, validasi, coklik terhadap
pencatatan, medokumentasikan dan pelaporan pencatatan serta
tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pencatatan Sipil.
f. Kepala Bidang Pengelolaan Data dan Informasi Administrasi
Kependudukan; pembinaan pencatatan biodata penduduk penerbitan NIK,
KK, dan KTP serta dokumen identitas lainnya serta tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Bidang
Pengelolaan Data dan Informasi Administrasi Kependudukan terdiri atas :
1). Seksi Pengelolaan Data Administrasi Kependudukan; melakukan
penginputan biodata penduduk, memperifikasi, validasi, coklit,
pencatatan biodata penduduk serta melaksanakan tugas yang
diberikan oleh Kepala Bidang Pengelolaan Data dan Informasi
Administrasi Kependudukan.
2). Seksi Pembangunan dan Pengembangan Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan; pembinaan, penyediaan sarana dan
prasarana jaringan SIAK dan melaksanakan peningkatan sumber
daya manusia serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
52

Kepala Bidang Pengelolaan Data dan Informasi Administrasi
Kependudukan.
3). Seksi Monitoring, Evaluasi dan Dokumentasi; melaksanakan
pemantauan, pengelolaan informasi administrasi Kependudukan dan
Catatan Sipil, evaluasi kebijakan kependudukan dan Catatan Sipil,
proyeksi penduduk dan analisis dampak kependudukan dan
mendokumentasikan hasil pengelolaan administrasi kependudukan
dan catatan sipil serta melaksanakan tugas lain yang dibeikan oleh
Kepala Bidang Pengelolaan Data dan Informasi Administrasi
Kependudukan.
g. Kepala Bidang Pendayagunaan Data Adminduk; mengelolah data dan
pendayagunaan ADMINDUK dan proyeksi data kependudukan serta
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Bidang
Pendayagunaan Data Adminduk terdiri atas :
1). Seksi Proyeksi Kependudukan; pendayagunaan data adminduk untuk
pembangunan segala sektor serta melaksanakan tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Bidang Pendayagunaan Data Adminduk.
2). Seksi Perkembangan Kependudukan; pelaksanaan proyeksi dan
analisa dampak, kependudukan dan pelaporan indikator
kependudukan serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Bidang Pendayagunaan Data Adminduk.
53

3). Seksi Penyerasian Kebijakan Administrasi Kependudukan;
melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait, merumuskan
kebijakan adminduk, penyerasian data adminduk dan tugas-tugas
lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pendayagunaan Data
Adminduk.
h. Unit Pelaksana Teknis Dinas ( UPTD ).
i. Kelompok Jabatan Fungsional.
Adapun deskripsi lengkap tentang kepegawaian Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kota Palopo dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5
Deskripsi Kepegawaian Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo
No. Deskripsi Jumlah
1.

Jenis Kepegawaian


PNS 39 Orang
Honorer 53 Orang
2.

Jenis Kelamin

* Laki laki 47 Orang
* Perempuan 45 Orang
3.
Pendidikan

* SMA 57 Orang

* Diploma 6 Orang

* S1 26 Orang

* S2 3 Orang
4.

Umur

20 - 30 Tahun 32 Orang

31 - 40 Tahun 22 Orang

41 - 50 Tahun 30 Orang
> 50 Tahun 8 Orang
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo
54

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penyelenggaraan E-Government sangat diperlukan karena sejumlah
pertimbangan terkait adanya tuntutan akan terbentuknya kepemerintahan
yang bersih, transparan, dan mampu menjawab tuntutan perubahan secara
lebih efektif. Melalui E-Government diharapkan akan meningkatkan efisiensi,
efektivitas dan percepatan pelayanan publik selain membuka kesempatan
yang semakin luas kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam
mendiskusikan, mengkritisi, dan menganalisis keputusan politik dan tindakan
administrasi publik. Kemajuan teknologi informasi melalui internet telah
membuka kesempatan yang semakin luas hubungan antara politik, birokrasi
dan masyarakat. Masyarakat dapat terlibat secara langsung dalam proses
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kebijakan publik.
Pengembangan E-Government diseluruh jajaran pemerintah baik pusat
maupun daerah dimulai dengan diterbitkannya Instruksi Presiden Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan E-Government. Pengembangan E-Government merupakan
upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis
(menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan
publik secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan E-Government

54
55

dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan
pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan
kesiapan Pemerintah Kota Palopo dalam penyelenggaraan e-Government di
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Hal tersebut cukup menarik
perhatian peneliti sebab Administrasi Kependudukan merupakan salah satu
penunjang pelaksanaan e-Government dan dalam waktu dekat akan
diberlakukan e-KTP di Kota Palopo.
Dalam proses pengumpulan data dalam penelitian ini, selain melalui
studi kepustakaan, peneliti juga melakukan observasi langsung dan
wawancara kepada informan yang dianggap memiliki kompotensi dalam
penyelenggaraan e-Government untuk mendapatkan informasi yang valid
dan akurat.
Penelitian yang dilakukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kota Palopo ini berlangsung selama 1 bulan. Namun seiring keperluan
pengembangan data dan padatnya jadwal kerja mengharuskan peneliti untuk
menambah waktu penelitian.
4.1. Kebijakan E-Government Kota Palopo
Perkembangan teknologi informasi memegang peranan penting dari
segenap kegiatan, apalagi bangsa kita akan memasuki era baru yang
ditandai dengan keterbukaan dan persaingan bebas. Era baru itu, akan
berpengaruh tidak saja di bidang ekonomi, tetapi juga dalam segi-segi
56

kehidupan kita yang lebih luas lagi. Untuk menghadapinya, kita dituntut untuk
membangun ketangguhan nasional di segala bidang. Tentunya, ketangguhan
nasional itu hanya mungkin terwujud jika semua pelaku pembangunan
mempunyai kesiapan yang dapat diandalkan dan dipertanggungjawabkan.
Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang lebih baik atau pelayanan
prima menjadikan Pemerintah Kota Palopo mau tak mau harus mengikuti
perkembangan teknologi yang menjanjikan efisiensi yang tinggi dan
pelayanan yang lebih baik.
Pemerintah Indonesia juga telah menerbitkan INPRES No. 3 Tahun
2003 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan E-Government yang
merupakan salah komitmen pemerintah terhadap penyelenggaraan Good
Government dan strategi nasional dalam rangka perkembangan dan
kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi.
Adapun amanat dari INPRES No. 3 Tahun 2003 yaitu setiap instansi
pemerintah pusat dan daerah yaitu sebagai berikut:
1. Menyusun Rencana Strategis Pengembangan E-Government di
lingkungannya masing-masing. Rencana Strategis itu dengan jelas
menjabarkan lingkup dan sasaran pengembangan e-government
yang ingin dicapai; kondisi yang dimiliki pada saat ini; strategi dan
tahapan pencapaian sasaran yang ditentukan; kebutuhan dan
rencana pengembangan sumber daya manusia; serta rencana
investasi yang diperlukan.
57

2. Untuk menghindari pemborosan anggaran pemerintah, penyusunan
rencana investasi harus disertai dengan analisis kelayakan investasi
terhadap manfaat sosial-ekonomi yang dihasilkan.
Model penerapan E-Government di setiap lembaga pemerintah disusun
dalam bentuk Rencana Induk Pengembangan E-Government Lembaga dan
memuat tahapan pengembangan dan penerapan E-Government dalam
bentuk :
1. Kerangka Pemikiran Dasar Lembaga (E-Government Conceptual
Framework);
2. Cetak Biru Pengembangan (E-Government BluePrint);
3. Solusi Pentahapan Pengembangan (E-Government Roadmap);
4. Rencana Implementasi (E-Government Implementation Plan);
Rencana Induk Pengembangan E-Government Lembaga di Instansi
Pusat dan Daerah tetap berada dalam kerangka dan bagian dari penerapan
E-Government secara nasional.
Dalam rangka menunjang pengembangan dan pelaksanaan E-
Government Menteri Komunikasi Dan Informasi menetapkan Panduan
Rencana Induk Pengembangan e-Government Lembaga dalam menunjang
penyelenggaraan e-Government yang selanjutnya terperinci dalam
Keputusan Menteri Komunikasi Dan Informasi No.
57/KEP/M.KOMINFO/12/2003 tentang Panduan Penyusunan Rencana Induk
Pengembangan E-Government Lembaga.
58

Agar pelaksanaan kebijakan pengembangan E-Government dapat
dilaksanakan secara sistematik dan terpadu, penyusunan kebijakan,
peraturan dan perundang-undangan, standardisasi, dan panduan yang
diperlukan harus konsisten dan saling mendukung. Oleh karena itu
perumusannya perlu mengacu pada kerangka yang utuh, serta diarahkan
untuk memenuhi kebutuhan pembentukan pelayanan publik dan penguatan
jaringan pengelolaan dan pengolahan informasi yang andal dan terpercaya.
Seperti digambarkan berikut ini, kerangka tersebut mengkaitkan semua
kebijakan, peraturan dan perundang-undangan, standardisasi, dan panduan
sehingga terbentuk landasan untuk mendorong pembentukan
kepemerintahan yang baik.
Gambar 7
Pengembangan Pelayanan Publik Melalui Jaringan Komunikasi dan Informasi









Sumber : INPRES No. 3 Tahun 2003
59

Dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu
ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antar
susunan pemerintahan dan antar pemerintahan daerah, potensi dan
keanekaragaman daerah, peluang dan tantangan persaingan global dengan
memberikan kewenangan yang seluas-luasnya kepada daerah disertai
dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah
dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara. Amanat
Undang-Undang ini menunjukkan bagaimana pentingnnya efisiensi dan
transparansi, sehingga e-government sangat sejalan dengan pengamalan
Undang-Undang dimaksud.
Walikota Palopo, Drs. H. P. A. Tenriadjeng, M.Si, secara institusi sangat
mendukung pelaksanaan E-Government di lingkup dinas dan SKPD Kota
Palopo.
Kami (Pemerintah Kota Palopo) sangat mendukung dan akan selalu
memberikan respon positif terhadap peningkatan mutu, efesiensi, dan
efektivitas pelayanan publik sesuai dengan aturan yang berlaku.
(wawancara tanggal 10 Agustus 2011)

Namun sayangnya hal tersebut tidak sejalan dengan pelaksanaan
teknis dan sampai sekarang belum dilakukan penyusunan Rencana Strategis
Pengembangan E-Government Kota Palopo. Selain itu, tidak adanya Dinas
atau UPTD yang bertanggung jawab dengan INPRES No.3 Tahun 2003,
60

mengakibatkan proses persiapan dan penyelenggaraan E-Government di
Kota Palopo menjadi terbengkalai.
Pada struktur organisasi sekretariat daerah kota palopo tahun 2002
2007, Bagian INFOKOM Sekretariat Daerah yang mempunyai fungsi sebagai
pengelolah dan penyelenggara urusan pemerintah dan pelayanan umum di
bidang teknologi, informasi dan komunikasi. Bagian ini memiliki sub bagian
sebagai berikut:
1). Sub Bagian Humas dan Infokom
2). Sub Bagian PDE (Pengolahan Data Elektronik)
3). Sub Bagian Sandi dan Telekomunikasi























61

Gambar 8
Struktur Organisasi Sekretariat Daerah Kota Palopo
Tahun 2002 - 2008















Sumber : Bagian Tata Pemerintahan SEKDA Kota Palopo
Dengan diterbitkannya Perda No. 2 Tahun 2008 Pembentukan,
Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palopo yang mengacu pada PP No.41
Tahun 2007 tentang Kelembagaan Organisasi Perangkat Daerah terjadi
Sekretaris Daerah
Assisten II Assisten I Assisten III
Bagian
Umum
Bagian
Keuangan
Bagian
INFOKOM
Sub Bagian
HUMAS &
INFOKOM
Sub Bagian
PDE
Sub Bagian
Sandi &
Telekomunikasi
Walikota
Wakil Walikota
62

perubahan Struktur Organisasi Dalam Lingkup Sekretariat Daerah Kota
Palopo sebagaimana terlihat dalam gambar berikut:
Gambar 9
Struktur Organisasi Sekretariat Daerah
Berdasarkan Perda No. 2 Tahun 2008















Sumber : Bagian Tata Pemerintahan SEKDA Kota Palopo
Berdasakan Perda tersebut, Sub Bagian Informasi dan Komunikasi
dipindahkan menjadi Bidang pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Sekretaris Daerah
Assisten II Assisten I Assisten III
Walikota
Wakil Walikota
Bagian
Umum
Bagian
Keuangan
Bagian
INFOKOM
Sub Bagian
HUMAS
Sub Bagian
Protokol
Sub Bagian
Sandi &
Dokumentasi
63

Informatika sedangkan Sub Bagian PDE kini berada dibawah naungan
BAPPEDA Kota Palopo.
Andi Rahmat, S. Sos, mantan Kepala Bagian INFOKOM tahun 2008
dan Kepala Bagian PDE BAPPEDA 2008-2010 yang sekarang menjabat
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil menegaskan bahwa E-
Government di Kota Palopo harusnya dapat terealisasi dan terorganisir lebih
baik.
Saya sangat kecewa dengan mundurnya implementasi E-Government
di Kota Palopo. Padahal sewaktu di Infokom, semua rencana strategis
tersebut telah tersusun dengan baik. Bahkan di setiap SKPD akan
dihubungan dalam sebuah jaringan. Fasilitas umum lainnya telah kami
bangun akses internet. Tapi akhirnya semua anggaran terbuang sia-sia.
Saya juga pernah mengusulkan agar dibentuk UPTD untuk mngurusi
dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan E-Government di Kota
Palopo tapi tidak pernah direspon. (wawancara tanggal 8 September
2011)
Pemerintah Kota Palopo yang pernah memberikan free hotspot (akses
jaringan internet gratis) dibeberapa pusat keramaian dan aktivitas
masyarakat antara lain Taman Baca, Pujasari dan Lagota Plaza kini tak ada
lagi. Hal ini diakibatkan oleh minimnya anggaran dan biaya perawatan
infrastuktur sehingga provider penyedia layanan internet tersebut
menghentikan kerjasamanya dengan Pemerintah Kota Palopo.





64

4.2. Perangkat E-Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kota Palopo
Dalam penelitian ini, peneliti mengkhususkan fokus penelitian pada
perangkat E-Government berupa:
4.2.1. Akses
Akses merupakan pondasi awal penyelenggaraan E-Government.
Akses dalam penyelenggraan E-Government berupa jaringan telekomunikasi,
jaringan internet dan media komunikasi lainnya yang dapat digunakan dalam
mengakses portal pelayanan publik.
Dalam penelitian ini, yang menjadi pokok pembahasan yaitu
sejauhmana Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dalam membangun
akses yang memadai guna mendukung penyelenggaraan E-Government,
salah satunya yaitu jaringan komputer.
Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan
peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data
bergerak melalui kabel-kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan
pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data,
mencetak pada printer yang sama dan bersama-sama menggunakan
hardware/software yang terhubung dengan jaringan. Setiap komputer, printer
atau periferal yang terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan
komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node.

65

Jenis - jenis jaringan komputer antara lain sebagai berikut:
a. Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN), merupakan jaringan lokal di dalam sebuah
gedung yang mampu menjangkau radius beberapa ratus meter. LAN
digunakan untuk menghubungkan komputer (workstation) dalam kantor dan
memakai bersama sumberdaya (resource), misalnya printer dan saling
bertukar informasi. Dengan fasilitas tersebut, semua komputer (client) yang
terhubung dapat melakukan transaksi data secara langsung.
b. Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN
yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama
dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya
berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara,
bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel.
c. Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis
yang luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri
dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-
program (aplikasi) pemakai.


66

d. Internet (Inter-Network)
Internet (Inter-Network) adalah sebutan untuk sekumpulan jaringan
komputer yang menghubungkan situs akademik, pemerintahan, komersial,
organisasi, maupun perorangan. Internet menyediakan akses untuk layanan
telekomnunikasi dan sumber daya informasi untuk jutaan pemakainya yang
tersebar di seluruh dunia. Layanan internet meliputi komunikasi langsung
(email, chat), diskusi (Usenet News, email, milis), sumber daya informasi
yang terdistribusi (World Wide Web, Gopher), remote login dan lalu lintas file
(Telnet, FTP), dan aneka layanan lainnya.
e. Jaringan Nirkabel (Wireless Network)
Jaringan nirkabel adalah komunikasi antar sistem komputer tanpa
menggunakan kabel. Jaringan nirkabel ini sering dipakai untuk jaringan
komputer baik pada jarak yang dekat (beberapa meter, memakai
alat/pemancar bluetooth) maupun pada jarak jauh (lewat satelit). Jenis
jaringan yang populer dalam kategori jaringan nirkabel ini meliputi: Jaringan
kawasan lokal nirkabel (wireless LAN/WLAN), dan Wi-Fi. Jaringan nirkabel
biasanya menghubungkan satu sistem komputer dengan sistem yang lain
dengan menggunakan beberapa macam media transmisi tanpa kabel,
seperti: gelombang radio, gelombang mikro, maupun cahaya infra merah.
Akses yang tersedia di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Palopo sangat mendukung untuk menerapkan E-Government. Selain
menggunakan fasilitas akses internet yang disediakan oleh Telkom, semua
67

komputer yang ada di Dinas Kpendudukan dan Catatan Sipil telah terhubung
secara LAN (Local Area Network) sehingga mempermudah dalam transaksi
data, penggunaan data bersama dan berbagi data (data sharing).
Gambar 10
Pola Jaringan LAN Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo













Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo

Selain telah terhubung secara LAN, terdapat fasilitas wifi yang dapat
dimanfaatkan oleh setiap pegawai dan masyarakat yang berkunjung ke
Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo.
4.2.2. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia (SDM) baik sebagai pengembang, pengelola
maupun pengguna e-government merupakan faktor yang turut menentukan
68

bahkan menjadi kunci keberhasilan pelaksanakan dan pengembangan e-
government.
Untuk itu, perlu upaya peningkatan kapasitas SDM dan penataan dalam
pendayagunaannya, dengan perencanaan yang matang dan komprehensif
sesuai dengan kebutuhan, serta pelaksanaannya dilakukan secara bertahap
dan berkelanjutan. Hal tersebut dilakukan melalui jalur pendidikan formal dan
non formal, maupun pengembangan standar kompetensi yang dibutuhkan
dalam pengembangan dan implementasi egovernment.
Upaya pengembangan SDM yang perlu dilakukan untuk Mendukung E-
Government adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya
informasi serta pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi
(e-literacy), baik di kalangan pemerintah dan pemerintah daerah
otonom maupun di kalangan masyarakat dalam rangka
mengembangkan budaya informasi ke arah terwujudnya masyarakat
informasi (information society).
b. Pemanfaatan sumberdaya pendidikan dan pelatihan termasuk
perangkat teknologi informasi dan komunikasi secara sinergis, baik
yang dimiliki oleh lembaga pemerintah maupun non
pemerintah/masyarakat.
c. Pengembangan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
bagi lembaga pemerintah agar hasil pendidikan dan pelatihan
69

tersebut sesuai dengan kebutuhan pengembangan dan pelaksanaan
e-government.
d. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknologi informasi dan
komunikasi bagi aparat pelaksana yang menangani kegiatan bidang
informasi dan komunikasi dan aparat yang bertugas dalam
memberikan pelayanan publik, maupun pimpinan unit/lembaga, serta
fasilitasi pendidikan dan pelatihan bagi calon pendidik dan pelatih
maupun tenaga potensial di bidang teknologi informasi dan
komunikasi yang diharapkan dapat mentransfer
pengetahuan/keterampilan yang dimiliki kepada masyarakat di
lingkungannya.
e. Peningkatan kapasitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
jarak jauh (distance learning) dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi secara optimal untuk pemerataan atau
mengurangi kesenjangan SDM di bidang teknologi informasi dan
komunikasi antar daerah.
f. Perubahan pola pikir, sikap dan budaya kerja aparat pemerintah yang
mendukung pelaksanaan egovernment melalui sosialisasi/penjelasan
mengenai konsep dan program e-government, serta contoh
keberhasilan (best practice) pelaksanaan e-government.
g. Peningkatan motivasi melalui pemberian penghargaan/apresiasi
kepada seluruh SDM bidang informasi dan komunikasi di pemerintah
70

pusat dan daerah serta masyarakat yang secara aktif
mengembangkan inovasi menjadi karya yang bermanfaat bagi
pengembangan dan pelaksanaan e-government.
Sejauh ini, DIKLAT pemberdayaan dan peningkatan kemampuan
pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi telah beberapa kali
dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil bekerjasama dengan
Pemerintah Kota Palopo maupun Ditjen DUKCAPIL Departemen Dalam
Negeri.
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo telah beberapa
kali mengadakan pendidikan dan Pelatihan dalam peningkatan mutu
dan kualitas Sumber Daya Manusia. Hal tersebut sangat menunjang
efesiansi dan efektivitas pelayanan publik nantinya. Selain itu, kami
(Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo) beberpa kali
mengikuti DIKLAT tingkat Provinsi maupun Nasional.
(Drs. Sunarding, S.H, M.Si/Sekretaris Dinas Kpendudukan dan Catatan
Sipil, wawancara tanggal 15 Agustus 2011)
4.2.3. Infrastruktur dan Aplikasi Dasar
Pengembangan e-government di suatu lembaga pemerintah, dilandasi
oleh 4 (empat) infrastruktur utama, meliputi :
a. Suprastruktur e-government yang memuat antara lain kepemimpinan
manajemen lembaga (e-leadeship), sumberdaya manusia (human
resources) dan peraturan di tingkat lembaga yang terkait dengan
pengembangan e-Government (regulation).
b. Infrastruktur jaringan yang memuat antara lain protokol komunikasi,
topologi, teknologi dan keamanan.
71

c. Infrastruktur informasi yang memuat antara lain struktur data, format
data, metode berbagi data (data sharing) dan sistem
pengamanannya.
d. Infrastruktur aplikasi yang memuat antara lain aplikasi layanan publik,
aplikasi antar muka (interface), dan aplikasi back office.
Seluruh infrastruktur tersebut akan dibangun dalam satu kerangka
berpikir yang utuh, yang selanjutnya dikembangkan menjadi cetak biru
pengembangan e-government di setiap lembaga pemerintah.
Konsep pengembangan infrastruktur diarahkan kepada pemanfaatan
semaksimal mungkin sumberdaya informasi yang telah ada sebagai modal
utama dalam mengembangkan e-government. Pengembangan e-government
pada setiap lembaga, selain akan meningkatkan pemanfaatan sistem
informasi yang dimiliki, juga diharapkan meningkatkan layanan publik dan
operasional pengelolaan pemerintahan secara lebih efektif dan efisien.
Selain memiliki pimpinan yang e-leadership, perlengkapan dan
peralatan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sudah sangat
memadai untuk penyelenggaraan E-Government.
Saat ini Alat Kelengkapan Pendukung Kinerja dan Pelayanan kepada
masyarakat sudah sangat memadai. Hal tersebut kiranya dapat menjadi
acuan untuk membangun dan melaksanakan E-Government sehingga
pelayanan publik menjadi lebih efisien dan efektif.
(Harnantiwiryo, S.E/Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Penyusunan
Program Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo,
wawancara tanggal 15 Agustus 2011)

72

Deskripsi tentang perlengkapan dan peralatan E-Government di Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo dapat dilihat dalam tabel
berikut.
Tabel 6
Deskripsi Perlengkapan & Peralatan E-Government
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo
No.
Jenis
Pelengkapan/Peralatan
Kondisi
Jumlah
Baik Rusak
1. Komputer 20 Unit 1 unit 21 unit
2. Laptop 5 Unit - Unit 5 Unit
3. Printer 11 Unit - Unit 11 Unit
4. Wireless 1 Unit - Unit 1 Unit
5. Modem 1 Unit - Unit 1 Unit
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo
4.3. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
4.3.1. Faktor Pendukung
1. Website Kota Palopo
Faktor Pendukung kesiapan Pemerintah Kota Palopo dalam
Penyelenggaraan E-Government yaitu telah memiliki website pemerintah
daerah. Situs web pemerintah daerah merupakan salah satu strategi didalam
melaksanakan pengembangan E-Government secara sistematik melalui
tahapan yang realistik dan terukur. Situs web Pemerintah Daerah dapat
digunakan untuk semua instansi publik (pemerintah) yang menggunakan
73

internet sebagai media untuk penyebaran informasi serta memberikan
layanan kepada masyarakat, dan instansi atau perusahaan swasta.
Gambar 11
Tampilan Website Kota Palopo

Sumber : http://www.palopokota.go.id/
74

Pembuatan situs web pemerintah daerah merupakan tingkat pertama
dalam pengembangan e-Government di Indonesia dengan sasaran agar
masyarakat Indonesia dapat dengan mudah memperoleh akses kepada
informasi dan layanan pemerintah daerah, serta ikut berpartisipasi di dalam
pengembangan demokrasi di Indonesia dengan menggunakan media
internet.
Badan Koordinasi Kehumasan Departemen Komunikasi dan Informatika
(Bakohumas Depkominfo) RI Pusat menetapkan website resmi Pemerintah
Kota Palopo (www.palopokota.go.id) sebagai juara lima pada
penganugerahan media humas tahun 2009 tingkat nasional yang digelar di
Kota Jogjakarta, tanggal 2829 Oktober.
Berdasarkan hasil penilaian Bakohumas, selanjutnya ditetapkan 5 juara,
yakni juara 1 diraih website Kota Jogyakarta, juara II Website Kabupaten
Kutai Kartanegara, juara III website Kabupaten Musi Rawas juara IV website
Kabupaten Sumenep dan juara V website Kota Palopo. Untuk Indonesia
Timur, website Pemerintah Palopo yang paling terbaik, sekaligus mewakili
Indonesia timur. Kriteria penilaian antar lain :
a. Kemudahan akses website,
b. Ketersedian kontak dan informasi sebagai komunikasi dua arah,
c. Penempatan informasi berdasarkan teknik yang benar,
d. Keterbacaan (halaman tidak terlalu panjang dan berita tidak terlalu
panjang),
75

e. Desain grafis yang sesuai dengan harapan khalayak/pengguna,
kesesuaian isi dengan target audience,
f. Tata bahasa,
g. Korelasi judul dengan isi,
h. Originalitas gagasan,
i. Pengembangan dan pengemasan pesan.
Website Kota Palopo saat ini masih dikelolah oleh Bagian INFOKOM
Sekretariat Daerah Palopo. Melalui website tersebut dapat diperoleh
informasi umum tentang Kota Palopo dan e-Procurement (tender secara
online dan transparan).
Dengan adanya website Kota Palopo, proses tender menjadi lebih baik
dan transparan. Jadi tidak ada lagi manipulasi hasil tender.
(Haeril Lutfi/pengusaha, wawancara tanggal 10 September 2011)
Menurut beberapa masyarakat bahwa website tersebut menampilkan
berita dan informasi yang kurang update (terbaru).
Website Kota Palopo merupakan salah satu bentuk pelayanan
informasi kepada masyarakat yang ingin mengetahui informasi umum
tentang Kota Palopo. Namun informasi mengenai Perda, info
kependudukan dan informasi penting lainnya kurang update. Info Kota
Palopo masih ada yang menggunakan data tahun 2008.
(Muh. Chairul/warga, wawancara tanggal 10 September 2011)
Dilihat dari segi pengunjung, website ini selalu dikunjungi oleh para
pengguna internet setiap harinya. Statistik pengujung dapat dilihat dari tabel
berikut ini.


76

Tabel 7
Statistik Pengunjung Website Kota Palopo
Akses Tanggal 30 September 2011
Pengunjung Hari Ini 21 Pengunjung
Pengunjung Kemarin 66 Pengunjung
Pengunjung Bulan Ini 1.405 Pengunjung
Pengunjung Bulan Lalu 1.672 Pengunjung
Total Kunjungan 3.532.581 Pengunjung
Sumber : http://www.palopokota.go.id/


2. Program Strategis Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Palopo Dalam Penyelenggaraan E-Government
1) Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK), adalah sistem
informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, untuk
memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan. Penerapan
SIAK secara khusus dimaksudkan untuk menyelenggarakan administrasi
kependudukan yang tertib dan terpadu, bersifat universal, permanen, wajib,
dan berkelanjutan. SIAK menyediakan data dan informasi mengenai
pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil secara akurat, lengkap, mutakhir,
dan mudah diakses sebagai acuan bagi perumusan kebijakan dan
pembangunan.
Tujuan pengelolaan kependudukan adalah untuk membuat masyarakat
nyaman dalam bertempat tinggal di suatu kawasan. Semakin padat atau
tinggi pertumbuhan penduduk akan berpengaruh terhadap standar hidup,
77

tingkat pengangguran, sosial, budaya dan juga ekonomi. Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil sebagai lembaga pelayanan publik,
mempunyai tugas yang sangat berat untuk melaksanakan kebijakan-
kebijakan pengelolaan kependudukan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Penduduk dan Pencatatan Sipil Daerah
merupakan tonggak sangat penting untuk memulai pengelolaan
kependudukan secara lebih profesional. Keikut-sertaan masyarakat
mempunyai peranan sangat penting karena bagaimanapun baiknya
manajemen pengelolaan kependudukan, kalau tidak diimbangi dengan
kesadaran masyarakat untuk tertib, administrasi kependudukan akan
merupakan pekerjaan yang sia-sia.
Salah satu bentuk pengelolaan kependudukan adalah dengan
melaksanakan tertib administrasi kependudukan. Implementasinya antara
lain adalah dengan cara dilakukannya razia KTP di tempat keramaian
ataupun ke tempat yang diindikasikan potensi terjadi banyak pelanggaran
kependudukan. Hal ini untuk memberi shock therapy kepada masyarakat,
sehingga masyarakat menyadari pentingnya identitas, karena merupakan
bukti diri (legitimasi) otentik bagi penduduk WNI ataupun WNA bahwa
seseorang diakui sebagai penduduk di suatu daerah.
Penerapan SIAK mengharuskan penggunaan NIK (Nomor Induk
Kependudukan) secara nasional. NIK bersifat unik yang masing-masing
78

orang tidak akan sama dan dibawa sampai meninggal. SIAK memfasilitasi
pengelolaan informasi administrasi kependudukan di setiap tingkatan wilayah
kependudukan.
Penerapan SIAK akan banyak memberikan keuntungan, baik bagi
masyarakat maupun negara. Contoh keunggulan SIAK antara lain:
a. Memiliki database kependudukan terpusat yang sewaktu-waktu dapat
diintegrasikan secara Nasional sebagai bagian dari program
Kependudukan Nasional.
b. Dengan memiliki database kependudukan maka dapat diintegrasikan
untuk kepentingan lain seperti statistik, pajak, imigrasi dan sebagainya.
c. Dengan memiliki SIAK terintegrasi di RT/RW, Kelurahan/Desa,
Kecamatan, Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil, maka mobilisasi
penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya dapat teridentifikasi dengan
baik.
d. Dengan adanya SIAK, maka hal ini telah mengacu kepada Standarisasi
Nasional, yang mencakup:
1). Nomor Pengenal Tunggal (NIK);
2). Blanko Standar Nasional (KK, KTP, Buku Register Akta Catatan Sipil;
3). Formulir-formulir Standar Nasional (termasuk kodefikasinya).



79

2) e-KTP (electronic KTP)
e-KTP atau KTP Elektronik adalah dokumen kependudukan yang
memuat sistem keamanan / pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun
teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional.
Penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum
Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap
penduduk dan berlaku seumur hidup.
Gambar 12
Link Database e-KTP

Sumber: www.e-ktp.com
Nomor NIK yang ada di e-KTP nantinya akan dijadikan dasar dalam
penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen
identitas lainnya (Pasal 13 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Adminduk)
80

Fungsi dan kegunaan e-KTP adalah :
a. Sebagai identitas jati diri
b. Berlaku Nasional, sehingga tidak perlu lagi membuat KTP lokal untuk
pengurusan izin, pembukaan rekening Bank, dan sebagainya;
c. Mencegah KTP ganda dan pemalsuan KTP;
d. Terciptanya keakuratan data penduduk untuk mendukung program
pembangunan.
Penerapan KTP berbasis NIK (Nomor Induk Kependudukan) telah
sesuai dengan pasal 6 Perpres No. 26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP
berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional Jo Perpres No. 35
Tahun 2010 tentang perubahan atas Perpres No. 26 Tahun 2009 yang
berbunyi :
1). KTP berbasis NIK memuat kode keamanan dan rekaman elektronik
sebagai alat verifikasi dan validasi data jati diri penduduk;
2). Rekaman elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi
biodata, tanda tangan, pas foto, dan sidik jari tangan penduduk yang
bersangkutan;
3). Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk disimpan dalam data
base kependudukan;
4). Pengambilan seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dilakukan pada saat pengajuan permohonan
KTP berbasis NIK, dengan ketentuan : Untuk WNI, dilakukan di
81

Kecamatan; dan Untuk orang asing yang memiliki izin tinggal tetap
dilakukan di Instansi Pelaksana.
5). Rekaman sidik jari tangan penduduk yang dimuat dalam KTP
berbasis NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berisi sidik jari
telunjuk tangan kiri dan jari telunjuk tangan kanan penduduk yang
bersangkutan;
6). Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
7). Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perekaman sidik jari diatur
oleh Peraturan Menteri.
Bedasarkan hasil Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kependudukan
dan Pencatatan Sipil di hotel Redtop Jakarta, tanggal 10-12 April 2011, yang
dihadiri oleh para Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten/Kota, Ketua DPRD Kabupaten/Kota, Walikota/Bupati dan Wakil
Walikota/Bupati, Kota Palopo merupakan salah satu dari 197 Kabupaten/Kota
di Indonesia yang menyatakan sanggup menerapkan pelayanan e-KTP
kepada penduduk di Tahun 2011.
Kami (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo) telah
melaksanakan pemutakhiran data kependudukan dan nomor induk
kependudukan terbaru. Peralatan e-KTP juga telah kami terima dan
kami pasang di 9 (Sembilan) Kecamatan yang ada di Kota Palopo. Saat
ini perangkat server ditiap kecamatan telah tersambung koneksinya ke
Data Center Kementerian Dalam Negeri.
82

Saat ini e-KTP hanya digunakan sebagai tanda pengenal. Kiranya
dalam waktu dekat e-KTP dapat segera digunakan sebagai database
administrasi kependudukan lainnya.
(A. Rahmat, S.Sos, wawancara tanggal 23 September 2011)
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo telah menetapkan
POKJA untuk pelaksanaan e-KTP di Kota Palopo. POKJA ini langsung dalam
pengawasan Kepala Dinas demi efektivitas dan efisiensi pelayanan. POKJA
tersebut juga telah dibekali dengan pelatihan teknis perekaman data
penduduk dalam pelayanan e-KTP dan akan ditempatkan di masing-masing
kantor Kecamatan.
Sebagai salah satu daerah pelayanan e-KTP, Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Palopo dan Operator pelayanan di Kecamatan wajib
memenuhi target perekaman data kependudukan dengan batasan waktu dan
kuota penerbitan e-KTP yang ditentukan oleh Kementerian Dalam Negeri.
4.3.2. Faktor Penghambat
Faktor penghambat penyelenggaraan E-Government di Kota Palopo
antara lain:
1. Belum adanya penyusunan model Rencana Induk Pengembangan E-
Government yang memuat tahapan pengembangan dan penerapan E-
Government.
2. Penggunaan dan penguasaan teknologi informasi dikalangan Pegawai
masih minim sehingga masih perlu dilakukan DIKLAT yang berorientasi
83

pada pentingnya penyelenggaraan E-Government dalam pelayanan
publik.
4.4. Analisis SWOT
Ada beberapa komponen pokok yang akan dianalisis yaitu kebijakan E-
Governmenet, Akses, Sumber Daya Manusia dan Infrastruktur dan Aplikasi
Dasar. Komponen tersebut dianalisis letak kekuatannya (Strengths),
kelemahannya (Weaknesses), peluang (Opportunities) dan tantangan
(Threaths).
Dari analisis ini maka dapat dilakukan evaluasi diri untuk berbenah diri
membangun sistem e-Government yang handal dan terpadu. Selain itu,
dengan analisis SWOT tersebut dapat diidentifikasi beberapa masalah utama
yang perlu mendapatkan perhatian untuk dapat mencapai kondisi yang
memungkinkan untuk membangun dan mengembangkan e-Government.
Strategi pengembangan e-Government menurut prioritas selanjutnya dapat
dibangun berdasarkan analisis SWOT yang telah disusun, disesuaikan
dengan kondisi riil yang ada di Pemerintah Kota Palopo.
Analisis SWOT berikut ini adalah hasil penelitian dengan pengumpulan
data melalui wawancara, observasi dan dokumen-dokumen pendukung yang
memfokuskan pada kesiapan Pemerintah Kota Palopo dalam
penyelenggaraan E-Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kota Palopo.

Tabel 8
Analisis SWOT Kesiapan Pemerintah Kota Palopo dalam Penyelenggaraan E-Government
di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Komponen Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
Kebijakan
E-
Government
Inpres No.3 Tahun
2003
Belum adanya
Rencana Induk
Pengembangan E-
Government.
Otonomi daerah
memungkinkan
pembuatan peraturan
pelaksanaan E-
Government pada
tingkat Pemerintah
Kota.
Tuntuan kepastian
hukum akan produk
dari E-Government.
Akses 1. Tersedianya jaringan
telekomunikasi,
jaringan internet, dan
media komunikasi
lain yang dapat
dimanfaatkan oleh
setiap Pegawai dan
Masyarakat.
2. Ada keinginan untuk
mengintegrasikan
data-data untuk
kepentingan
pelayanan publik
lewat jaringan.
Penyediaan dana
untuk menangani
provider layanan
internet yang minim.

Teknologi jaringan
sudah murah dan
mudah didapat.
1. Masyarakat suka
mendapatkan
informasi yang
terpasang di Web.
2. Investor lebih
tertarik pada
pemerintahan yang
memanfaatkan
Teknologi Informasi
dan Komunikasi
84
Komponen Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
Sumber
Daya
Manusia
1. Pimpinan memiliki e-
leadership.
2. Terdapat SDM yang
peduli dengan
pengembangan e-
Government.

1. Penguasaan dan
penggunaan
teknologi informasi
masih rendah.
2. Kurangnya tenaga
ahli yang kompoten di
bidang komputer.
3. Kurangnya tenaga
administrator ataupun
operator jaringan
yang handal.
1. Banyak sumber dan
narasumber untuk
proses
pembelajaran di
bidang teknologi
informasi dan
komunikasi.
2. Terdapat tenaga ahli
yang kompeten
dengan
pengembangan E-
Government.
Kurangnya
penguasaan dan
pemanfaatan
teknologi informasi
akan mengakibatkan
tertinggal dari daerah
lain
Infrastruktur
dan
Aplikasi
Dasar
1. Jumlah komputer
yang memadai dan
mendukung akses
internet.
2. Website pernah
masuk 5 besar
Website Terbaik
Tingkat Nasional


1. Kurangnya
perawatan
infrastuktur.
2. Informasi/data antar
aplikasi belum
terintegrasi.
1. Harga komputer
semakin murah dan
mudah didapat
dipasaran.
2. Teknologi Informasi
semakin siap pakai
dan berdaya guna.
Perkembangan
infrastuktur teknologi,
informasi dan
telekomunikasi yang
sangat pesat
berdampak pada
kebutuhan
infrastuktur yang
canggih dan modern.

85
Tabel 9
Matriks Analisis SWOT



Eksternal

Internal
Peluang (O) :
1. Teknologi informasi dan komunikasi
dapat mengefektifkan pelayanan kepada
masyarakat.
2. Banyak sumber dan narasumber untuk
proses pembelajaran di bidang teknologi
informasi dan komunikasi.
Tantangan (T) :
1. Perkembangan teknologi informasi yang
sangat cepat.
2. Dinamika masyarakat yang menuntut
terciptanya Good Governance.
Kekuatan (S) :
1. Terdapat SDM yang peduli dengan
pengembangan E-Government.
2. Akses dan infrastuktur yang cukup
memadai.

S1-O1 : Manfaatkan e-leadership pimpinan
yang peduli dengan e-Government dalam
pemanfaatan teknologi informasi untuk
mengefektifkan pelayanan kepada
masyarakat
S2-O1 : Manfaatkan akses dan infrastruktur
untuk mengefektifkan pelayanan kepada
masyarakat
S1-T1 : Manfaatkan e-leadership pimpinan
agar mengarahkan SDM untuk mengikuti
perkembangan teknologi informasi yang
terbaru
S2-T2 : Memanfaatkan ketesedian akses
dan infrastruktur untuk pelayanan yang
cepat, tepat dan terpadu, serta
ketersediaan informasi yang akurat dan
informatif
Kelemahan (W) :
1. Belum adanya Rencana Induk
Pengembangan E-Government.
2. SDM yang menguasai dan
menggunakan teknologi informasi
masih rendah dan belum merata.

W1-O2 : Melakukan kerjasama dalam
pengadaan Rencana Induk Pengembangan
E-Government.
W2-O2 : mengadakan DIKLAT yang
berorientasi pada realisasi
penyelenggaraan E-Government.
W2-T1 : SDM diberi penguasaan teknologi
informasi yang terbaru melalui pendidikan
formal maupun informal.
W2-T2 : Tingkatkan kemampuan SDM yang
terampil dalam penggunaan teknologi
informasi untuk mengefektifkan pelayanan
kepada masyarakat

86
87

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis yang dilakukan, maka
peneliti berkesimpulan sebagai berikut:
1. Pemerintah Kota Palopo belum memiliki Rencana Induk Pengembangan
E-Government Lembaga dan Perda yang mengatur tentang
penyelenggaraan dan peleksanaan E-Government.
2. Perangkat E-Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kota Palopo sudah sangat memadai dalam penyelenggaraan E-
Government.
3. Website Pemerintah kota Palopo adalah salah satu bentuk
penyelenggaraan E-Government berdasarkan sifat transaksi informasi
dan pelayanan publik. Situs web pemerintah daerah merupakan strategi
dalam melaksanakan pengembangan E-Government secara sistematik
melalui tahapan yang realistik dan terukur. Situs web Pemerintah
Daerah dapat digunakan untuk semua instansi publik (pemerintah) yang
menggunakan internet sebagai media untuk penyebaran informasi serta
memberikan layanan kepada masyarakat, dan instansi atau perusahaan
swasta.


87
88

4. Program Strategis Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yairu SIAK
(Sistem Informasi dan Administrasi Kependudukan) dan e-KTP
(elektronik KTP) merupakan program nasional dalam menciptakan
administrasi kependudukan yang tertib dan terpadu dengan
memanfaatkan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang
menjadi salah satu bentuk tahap penyelenggaraan E-Government
secara nasional.
5.2. Saran
Berbagai temuan yang terungkap pada penelitian ini menunjukkan
adanya beberapa hal yang perlu mendapatkan proporsi perhatian Pemerintah
Kota Palopo dalam kesiapan penyelenggaraan E-government. Berikut ini
disarankan beberapa hal sebagai bahan rekomendasi untuk tujuan praktis
maupun akademis:
1. Merumuskan dan membuat Rencana Induk Pengembangan E-
Government yang memberikan landasan berpikir, standarisasi,
pentahapan dan implementasi bagi pengembangan E-Government
Pemerintah Kota Palopo yang komprehensif, efisien, efektif dan
terpadu.
2. Data dan informasi pada situs Website Pemerintah Kota Palopo kiranya
dapat lebih kembangan dan menggunakan data/berita terkini (update)
sehingga para pengguna jaringan internet dan pengunjung (user) situs
89

website tersebut dapat memperoleh data dan informasi yang mereka
perlukan.
3. Dengan adanya Program Strategis Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil, informasi administrasi kependudukan dapat menjadi data kolektif
dalam penyelenggaraan Good Governance sehingga dapat
meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan publik yang efesien, efektif,
dan transparan.
4. Diperlukan kajian dan penelitian yang lebih lanjut terhadap SKPD lain
yang berada di Pemerintahan Kota Palopo sehingga penyelenggaraan
E-Government dapat segera terealisasi.



DAFTAR PUSTAKA


Agustino, Leo. 2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik, Bandung: CV.
Alfabeta
Akadun. 2009. Teknologi Informasi Administrasi, Bandung: CV.
Alfabeta
Labolo, Muhadam. 2010. Memahami Ilmu Pemerintahan: Suatu Kajian,
Teori, Konsep dan Pengembangannya, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Indrajit, R.E.O. 2006. Electronic Government Strategi Pembangunan
dan Pengembangan Sistem Pelayanan Publik Berbasis
Teknologi Digital, Yogyakarta: Penerbit Andi
Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernologi (Ilmu Pemerintahan Baru),
Jakarta: PT. Rineka Cipta
. 2005. Kybernologi (Sebuah Rekonstruksi Ilmu
Pemerintahan), Jakarta: PT. Rineka Cipta
Rahardjo, B. 2001. Membangun E-Government (Makalah), URL:
www.cert.or.id/~budi/articles/e-gov-makassar.doc akses Juni
2011
Subyantoro, Arief. FX. Suwarto. 2007. Metode & Teknik Penelitian
Sosial, Yogyakarta: Penerbit Andi
Syakrani. Syahriani. 2009. Implementasi Otonomi Daerah dalam
Perspektif Good Governance, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Media Online Pemerintah Kota Palopo. Palopo, Berlakukan Elektronik
KTP 2011, URL:
http://palopokota.go.id/?page=detilberita&bid=2555 akses Juni
2011
Tribun Timur. September, KTP Elektronik Belaku di Palopo, URL:
http://202.146.4.121/read/artikel/144247/sitemap.html akses
Juni 2011
Palopo Pos. Agustus, Pelayanan e-KTP Diterapkan, URL:
http://www.palopopos.co.id/?vi=detail&nid=41719 akses Juni
2011



Seputar Indonesia. Kemendagri Nilai Palopo Paling Siap, URL:
http://www.seputar-
indonesia.com/edisicetak/content/view/390964/ akses Juni 2011
http://www.beritanet.com/Business/Entrepreneurship/Pelayanan-Lebih-
Baik-E-Government.html diakses pada Juni 2011


Dokumen Perundang undangan
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah
Keputusan Menteri Komunikasi dan Informasi Nomor :
57/KEP/M.KOMINFO/12/2003 tentang Panduan Penyusunan
Rencana Induk Pengembangan E-Government Lembaga
Peraturan Daerah Kota Palopo Nomor 3 Tahun 2008 Tentang
Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota
Palopo
Peraturan Daerah Kota Palopo Nomor 2 Tahun 2008 Tentang
Pembentukan, Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah
Dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palopo
Peraturan Walikota Palopo Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Tugas
Pokok dan Rincian Tugas Jabatan Pada Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kota Palopo

You might also like