You are on page 1of 1

CDK-192/ vol. 39 no. 4, th.

2012
300
BERITA TERKINI
T
erapi obat antihipertensi golongan
CCB (calcium channel blockers) dan
losartan menurunkan risiko gout pada
pasien-pasien hipertensi. Sedangkan
obat antihipertensi golongan lainnya seperti
diuretik, beta-blockers, angiotensin convert-
ing enzyme inhibitors dan obat golongan ARB
non-losartan disertai dengan peningkatan
risiko gout. Simpulan ini merupakan hasil pe-
nelitian yang dilakukan oleh Prof Hyon Choi
dkk. dari Section of Rheumatology and the Clini-
cal Epidemiology Unit, Boston University School
of Medicine, Boston, Amerika Serikat. Hasil pe-
nelitian ini telah dipublikasikan dalam British
Medical Journal online.
Hipertensi merupakan salah satu komorbi-
ditas gout. Menurut data US National Health
and Nutrition Examination Survey tahun 2007-
2008, 74% pasien gout menderita hipertensi.
Gangguan yang bersamaan ini diperkirakan
disebabkan patogenesis yang terjadi bersa-
maan, atau karena perubahan pada ginjal
akibat tekanan darah yang mengarah pada
penurunan ekskresi urat melalui urin. Pe-
nelitian-penelitian memperlihatkan adanya
hubungan antara risiko kejadian gout dengan
tekanan darah tinggi, peningkatan resistensi
vaskular sistemik dan penurunan ekskresi urat
melalui ginjal.
Beberapa obat antihipertensi dapat mening-
katkan kadar asam urat dalam darah dan
mungkin berkontribusi dalam peningkatan
risiko gout ini. Dari data yang ada, obat anti-
hipertensi golongan diuretik meningkatkan
risiko gout dan hiperurisemia sedangkan obat
golongan beta-blockers juga meningkatkan
kadar asam urat dalam penelitian-penelitian
pendek. Temuan ini berlawanan dengan hasil
penelitian yang menggunakan obat antihiper-
tensi golongan CCB dan losartan. Obat-obat
ini diketahui dapat menurunkan asam urat
dalam darah, sehingga pemberiannya diper-
kirakan dapat menurunkan kejadian gout. Un-
tuk memastikan hal tersebut, sebuah peneli-
tian dilakukan untuk mengetahui hubungan
tidak langsung antara penggunaan obat-obat
antihipertensi dengan risiko gout di antara
pasien-pasien penderita hipertensi.
Penelitian berupa analisis terhadap peneli-
tian-penelitian kontrol kasus, yang datanya
diambil dari praktik umum di Inggris antara ta-
hun 2000-2007. Data yang terkumpul adalah
24768 kasus gout berusia 20-79 tahun, diban-
dingkan dengan 50000 sampel acak sebagai
kontrol. Hasil akhir utama yang dinilai adalah
kejadian gout yang berhubungan dengan
penggunaan obat antihipertensi. Para peneliti
telah melakukan penyesuaian terhadap umur,
usia, indeks massa tubuh, jumlah kunjungan
ke dokter, asupan alkohol, hubungan dengan
obat-obat lain dan faktor-faktor komorbiditas.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa mul-
tivariate relative risks untuk kejadian gout yang
berhubungan dengan penggunaan antihi-
pertensi antara pasien-pasien hipertensi lebih
rendah di kelompok terapi CCB dan kelompok
terapi losartan dibandingkan dengan kelom-
pok terapi antihipertensi lainnya
Perbandingan risiko kejadian gout yang berhubungan
dengan terapi antihipertensi.
Terapi 95% CI
Calcium Channel Blockers 0,87 (0,82 0,93)
Losartan 0,81 (0,70 0,94)
Diuretik 2,36 (2,21 2,52)
Beta-blockers 1,48 (1,40 1,57)
Angiotensin Converting
Enzyme inhibitors
1,24 (1,17 1,32)
Non-losartan angiotensin II
receptor blockers
1,29 (1,16 1,43)
Hasil yang sama juga diperoleh untuk
pasien-pasien yang tidak menderita hi-
pertensi. Multivariate relative risks untuk la-
manya penggunaan CCB di antara pasien
penderita hipertensi adalah 1,03 untuk
penggunaan < 1 tahun, 0,88 untuk peng-
gunaan 1-1,9 tahun dan 0,75 untuk 2 ta-
hun (p<0,05 untuk trend). Sedangkan untuk
losartan adalah 0,98 untuk penggunaan < 1
tahun dan 0,87 untuk penggunaan 1-1,9 ta-
hun dan 0,71 untuk 2 tahun (p<0,05 untuk
trend).
Dari penelitian ini terlihat bahwa pemberian
CCB dan losartan pada pasien hipertensi di-
sertai dengan risiko gout yang lebih rendah
dibandingkan dengan obat-obat antihiper-
tensi lain. Sebaliknya, penggunaan diuretik,
beta-blockers, angiotensin cionverting enzyme
inhibitors dan obat golongan ARB non-losar-
tan, meningkatkan risiko gout.
SIMPULAN:
Hipertensi dan gout sering ditemukan
bersamaan. Selain patogenesis yang
mungkin berhubungan, para ahli mem-
perkirakan bahwa terapi yang diberikan
mungkin bisa meningkatkan risiko gout
pada pasien hipertensi.
Dari penelitian diketahui bahwa obat-
obat golongan CCB dan losartan ternyata
dapat menurunkan risiko gout, sedang-
kan penggunaan obat golongan diure-
tik, beta-blockers, angiotensin converting
enzyme inhibitors dan obat golongan
ARB non-losartan, disertai dengan pe-
ningkatan risiko gout.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
pasien yang sudah mengalami gout atau
berisiko tinggi sebaiknya diterapi dengan
obat antihipertensi golongan CCB atau
losartan. (YYA)
Terapi CCB dan Losartan
Menurunkan Risiko Gout Pasien Hipertensi
REFERENSI:
1. Choi HK, Mount DB, Reginato AM. Pathogenesis of gout. Ann Intern Med. 2005;143:499-516.
2. Medscape Cardiology. Antihypertensive Drugs and Risk of Incident Gout Among Patients With Hypertension. [Internet] [cited 2012 Feb 06]. Available from: http://www.medscape.com/
viewarticle/757006
3. Messerli FH, Frohlich ED, Dreslinski GR, Suarez DH, Aristimuno GG. Serum uric acid in essential hypertension: an indicator of renal vascular involvement. Ann Intern Med. 1980;93:817-21.
4. Reyes AJ. Cardiovascular drugs and serum uric acid. Cardiovasc Drugs Ther. 2003;17:397-414.
CDK-192_vol39_no4_th2012 ok.indd 300 4/10/2012 4:27:45 PM

You might also like