PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bagi bangsa manapun pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dilaksanakan karena menentukan kemajuan sumber daya manusia yang dimilikinya. Bahkan menjadi penentu perkembangan bangsa itu sendiri. Peningkatan sumber daya manusia hanya dapat dilakukan melalui pendidikan. Hal ini selaras dengan apa yang dikemukakan oleh tokoh pendidikan John Dewey, Educational process has no end beyond itself, it is in its own an end, yang berarti proses pendidikan itu tidak akan pernah berakhir. Karena dalam kehidupan sebuah bangsa, pendidikan merupakan sebuah faktor penentu dalam kemajuan dan perkembangan bangsa tersebut. Kualitas sumber daya manusia yang dimiliki sebuah bangsa menentukan kualitas dari bangsa itu sendiri. Sejalan dengan gelombang arus Globalisasi, standar pendidikan Nasional mulai menjadi percaturan hangat di tengah masyarakat Indonesia. Banyak pro dan kontra terhadap standar pendidikan yang ada. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa problem dan tantangan pendidikan nasional dalam memasuki globalisasi harus dihadapi dengan pendekatan dan metode yang sesuai dengan kondisi masyarakat dan tuntutan perubahan di masa depan. Fenomena yang terjadi pada dunia pendidikan di era globalisasi ini adalah selalu tertinggal jika dibandingkan dengan perkembangan teknologi, informasi, dan dunia bisnis.
B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan globalisasi 2. Apa yang dimaksud dengan pendidikan nasional? 3. Apa tantangan globalisasi tentang pendidikan nasional?
BAB II PEMBAHASAN
A. Globalisasi 1. Pengertian Globalisasi Globalisasi telah menjadi sebuah kata yang memiliki makna tersendiri dan seringkali kita baca dan dengar. Banyak pengguna istilah globalisasi memahaminya berbeda dari makna yang sesungguhnya. Oleh karena itu, defenisi globalisasi tidak terikat dengan satu defenisi saja. Seorang ahli sosiologi, Selo Soemardjan mendefinisikan globalisasi adalah terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang sama. Globalisasi merupakan kecenderungan masyarakat untuk menyatu dengan dunia, terutama di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan media komunikasi massa. Selain itu, para cendekiawan Barat mengatakan bahwa globalisasi merupakan suatu proses kehidupan yang serba luas, tidak terbatas, dan merangkum segala aspek kehidupan, seperti politik, sosial, dan ekonomi yang dapat dinikmati oleh seluruh umat manusia di dunia. Globalisasi pada hakikatnya adalah proses yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan yang dampaknya berkelanjutan melampaui batas-batas kebangsaan dan kenegaraan. Mengingat bahwa dunia ditandai oleh kemajemukan (pluralitas) budaya maka globalisasi sebagai proses juga ditandai sebagai suatu peristiwa yang terjadi di seluruh dunia secara lintas budaya yang sekaligus mewujudkan proses saling memengaruhi antarbudaya. Pertemuan antarbudaya itu tidak selalu berlangsung sebagai proses dua arah yang berimbang, tetapi dapat juga sebagai proses dominasi budaya yang satu terhadap lainnya. Misalnya pengaruh budaya Barat lebih kuat terhadap budaya di negara Timur. Hal ini seperti yang dsimpulkan oleh seorang ahli bernama R. Robertson bahwa globalisasi adalah proses mengecilnya dunia dan meningkatnya kesadaran akan dunia sebagai satu kesatuan, saling ketergantungan dan kesadaran global akan dunia yang menyatu. Ahli lain bernama Martin Albrow mengatakan globalisasi menyangkut seluruh proses di mana penduduk dunia terhubung kedalam komunitas dunia yang tunggal, komunitas global.
2. Penyebab Globalisasi Menyikapi Kenyataan telah datangnya suatu era atau masa dimana dunia ini tampak kecil dan telah berubah menjadi datar, Thomas L. Friedman dalam bukunya The World is Flat menulis tentang beberapa faktor penyebabnya yaitu:
a. Runtuhnya Tembok Berlin Ketika tembok berlin runtuh pada tanggal 9 Nopember 1989. Suatu simbol pemisah antara dunia blok barat dan blok timur telah diruntuhkan sehingga dunia kini menyatu. Juga pada saat bersamaan muncul Sistem Operasi Windows yang membawa manusia hidup bersama dan saling berinteraksi satu sama lain.
b. Netscape went public Pada pertengahan tahun 1990 an perkembangan jaringan komputer berbasis Windows mencapai puncaknya. Pada saat ini diluncurkan suatu Web browser Netscape yang dapat membawa manusia untuk mendapatkan informasi dari seluruh dunia mengenai apapun, di manapun dia tinggal.
c. Informing Manusia dapat mencari informasi mengenai apa saja, dari mana saja. Hal itu dimungkinkan setelah dikembangkan Search Engine seperti Google, Yahoo atau MSN Search Engine. Dengan bantuan web browser maka kita dapat mencari informasi tersebut pada jaringan komputer dunia.
B. Pendidikan Nasional 1. Pengertian Pendidikan Nasional Pada dasarnya pengertian pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata didik dan mendapat imbuhan pe dan akhiran an, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan. Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Sedangkan pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
2. Tujuan Pendidikan Nasional a. Tujuan Pendidikan Nasional dalam UUD 1945 (versi Amandemen): (1) Pasal 31, ayat 3 menyebutkan, Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. (2) Pasal 31, ayat 5 menyebutkan, Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
b. Tujuan Pendidikan Nasional dalam UU Sisdiknas: Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
c. Tujuan Pendidikan Menurut UNESCO: Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. Berangkat dari pemikiran itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui lembaga UNESCO (United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization) mencanangkan empat pilar pendidikan baik untuk masa sekarang maupun masa depan, yakni: (1) learning to Know, (2) learning to do (3) learning to be, dan (4) learning to live together. Dimana keempat pilar pendidikan tersebut menggabungkan tujuan-tujuan IQ, EQ dan SQ.
C. Tantangan Global Tentang Pendidikan Nasional Encyclopedia of Psychology of Education (2002: 282) menjelaskan, pendidikan merupakan upaya mulia dalam rangka menghilangkan kebodohan dan memanusiakan manusia sebagaimana dikatakan Immanuel Kant bahwa manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan, Man Can Become Man Through Education Only. Pendidikan yang diharapkan untuk mengubah dan membentuk pribadi peserta didik yang beradab (civilized), berakhlaq mulia serta berkepribadian yang cerdas tetap saja dilanda polemik berantai. Masih banyak permasalahan yang dihadapi, satu diantaranya yaitu kesalahan framework yang berasal dari pendidik itu sendiri. Dalam skala global, Prof Har Tiar menyatakan dalam Koran Kompas 13/10/2006, bahwa ada delapan masalah pendidikan yang harus menjadi perhatian, yaitu menyangkut kebijakan pendidikan, perkembangan anak Indonesia, guru, relevansi pendidikan, mutu pendidikan, pemerataan, manajemen pendidikan dan pembiayaan. Ia mencontohkan perkembangan anak sebagai salah satu titik sentral dari proses pendidikan anak. Hampir tidak ada penelitian pengembangan tentang anak Indonesia secara psikologis, antropologis, filsafat dan pedagogis. Pada kenyataannya masih banyak ditemukan problem dalam pendidikan nasional yang sangat dipengaruhi oleh globalisasi, sehingga belum bergerak ke arah yang lebih baik. Karena itu, para pendidik harus berbenah diri untuk selalu beradaptasi dengan perkembangan zaman, agar menghasilkan pendidikan yang diharapkan sebagai agen perubahan. Seperti moralitas siswa sudah sejak lama menjadi perbincangan para pengelola pendidikan, dari masyarakat hingga pemerintah. Tapi sampai saat ini belum juga ada rumusan yang jelas untuk menghentikan laju kenakalan siswa di era globalisasi ini. Media informasi dan komunikasi yang saat ini menjadi tren masyarakat, telah menyentuh semua lapisan, termasuk para pelajar. Kondisi ini menjadi pemicu semakin rusaknya moral siswa. Perilaku siswa tidak lagi didasari etika, akhlak yang baik, sehingga mereka melakukan tindakan sesuai dengan keinginan hawa nafsu. Mereka berbuat tanpa memandang itu benar menurut agama dan syariah atau sah menurut tatakrama, adat istiadat masyarakat. Mereka lebih memilih hidup nyentris dan kontroversial.
BAB III KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa dalam berbagai takaran dan ukuran dunia pendidikan kita belum siap menghadapi globalisasi. Belum siap tidak berarti bangsa kita akan hanyut begitu saja dalam arus global tersebut. Kita harus menyadari bahwa Indonesia masih dalam masa transisi dan memiliki potensi yang sangat besar untuk memainkan peran dalam globalisasi khususnya pada konteks regional. Inilah salah satu tantangan dunia pendidikan kita yaitu menghasilkan SDM yang kompetitif dan tangguh. Yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini adalah visioning, repositioning strategy, dan leadership. Tanpa itu semua, kita tidak akan pernah beranjak dari transformasi yang terus berputar-putar. Dengan visi jelas, tahapan-tahapan yang juga jelas, dan komitmen semua pihak serta kepemimpinan yang kuat untuk mencapai itu, tahun 2020 bukan tidak mungkin Indonesia juga bisa bangkit kembali menjadi bangsa yang lebih bermartabat dan jaya sebagai pemenang dalam globalisasi. DAFTAR PUSTAKA
Tirtarahardja, Umar. 2005. Pengantar pendidikan. Jakarta: rineka cipta http://kukuhsilautama.wordpress.com/2011/03/31/pendidikan-nasional-menghadapi- tantangan-global-2/ diakses pada tanggal 9 Juni 2014. http://www.majalahgontor.net/index.php?option=com_content&view=article&id=395:pendid ikan-nasional-dan-tantangan-global&catid=67:dirasah&Itemid=129 diakses pada tanggal 9 Juni 2014. http://www.bakharuddin.net/2012/06/tantangan-pendidikan-hadapi-globalisasi.html diakses pada tanggal 9 Juni 2014.