You are on page 1of 49

Dr.Luana N.

A,SpKJ
Kepribadian
Penampilan
Kesadaran dan kognisi
Alam perasaan atau emosi
Perilaku motorik atau konasi
Alam pikiran
Persepsi atau pengindera
Pembicaraan dan kemampuan berbahasa
Tilikan dan daya nilai sosial
KEPRIBADIAN
Corak kebiasaan individu utk bereaksi dan
menyesuaikan diri thd segala rangsang dari
dalam maupun dari luar dirinya => merupakan
suatu kesatuan fungsional yg khas utk individu
itu
Pola pikir, perasaan atau perilaku yg menetap
dan bertahan terus sepanjang waktu dan situasi
Ekspresi gaya hidup yg khas dari individu serta
cara berhubungan dg diri sendiri dan orang lain
(bersifat menetap dan pervasif)


Temperamen (tabiat): salah satu aspek
kepribadian yg berhubungan erat dg
konstitusi fisik, bawaan. Oleh karena itu sukar
dipengaruhi => lebih menetap
3 aspek temperamen:
1. Kelincahan (motilitas) => kondisi neuro-
musculo-skeletal
2. Daya hidup (vitalitas) => kead hormonal, SSO
3. Daya rasa (emosionalitas) => kead SSP dan
neurohormon

Karakter/watak: keseluruhan kead dan cara
bertindak thd suatu rangsangan; terus
berkembang dlm masa kehidupan; berkaitan
erat dg fungsi SSP dipengaruhi oleh faktor
eksogen (lingkungan, pengalaman,
pendidikan dan motivasi)
berwatak : kemauan yg teguh dan kukuh
tak berwatak : tak berpendirian, tanpa tujuan

Mood (suasana perasaan) secara keseluruhan
kepercayaan diri, ambisi dan aspirasi
kerohanian dan moralitasnya
hub sosial dg keluarga, teman & lingkungan
pola perilaku yg cendrung menetap, berkem-
bang sejak dini, sbg interaksi faktor konstitusi
& pengalaman hidup

Id : pleasure principle, kepuasan, tak kenal
waktu dan logika

Ego : reality principle bersifat sadar (proses
intelektual), prasadar (daya ingat), nir-sadar
(mekanisme pertahanan)

Superego : the source of conscience (hati
nurani), berkaitan dg norma, etik, agama

Introvert: memikirkan diri sendiri, peka thd
kritik, menahan ekspresi emosi, cepat
tersinggung, membesarkan kesalahan diri

Extrovert: melihat kenyataan dan keharusan
tak peka thd kritik, ekspresi emosi spontan,
tak banyak menganalisis dan kritik diri

Suatu proses yg didapat (acquired process),
biasanya pada usia dewasa, setelah :
stres berat atau berkepanjangan
deprivasi lingkungan yg ekstrem
gangguan jiwa yg parah
penyakit / cedera otak

suatu proses perkembangan yg timbul pd
masa kanak / remaja dan berlanjut pd masa
dewasa (diatas usia 18 th)

bukan kead sekunder dari gangguan jiwa lain
atau penyakit otak, meskipun dpt
mendahului dan timbul bersamaan dg
gangguan jiwa lain

Sikap dan perilaku yg amat tak serasi yg meli-
puti bbp bidang fungsi, mis: afek, kesadaran,
pengendalian impuls, cara memandang dan
berpikir, serta gaya berhubungan dg orang lain
berlangsung lama, tidak terbatas pada episode
penyakit
pervasif dan jelas maladaptif thd berbagai kead
pribadi dan sosial yg luas (norma sosial,
peraturan dan kewajiban)
menjurus kepd penderitaan pribadi yg berarti

Deviasi ekstrim dari cara2 kebanyakan
individu dari budaya tertentu dlm melakukan
persepsi, berpikir, merasakan, dan
berhubungan dg orang lain
respons yg tidak fleksibel thd sebagian besar
situasi sosial dan personal, shg menimbulkan
distres, gangguan kinerja dan fungsi sosial
kepribadian yg sulit, shg mengganggu
manajemen dari masalah keswa lain

PSIKOPATOLOGI-DH 13
Deskripsi hasil observasi pd saat pemeriksaan:
Penampilan fisik: postur tubuh, rambut,
kebersihan diri, cara berpakaian, raut wajah,
kaca mata, gambaran lain yang mencolok
Sikap thd pemeriksa: kondisi statis dari pasien
terhadap pemeriksa, dapat berupa sikap:
indiferen, apatis, curiga, kooperatif, kaku,
negativistik, rigid, tegang, pasif, bermusuhan,
stereotipik dsb
KESADARAN
a. Kesadaran / Sensorium
Kondisi kesigapan mental individu dalam
menanggapi rangsangan dari luar / dalam diri
Sering merupakan pertanda kerusakan organik /
otak
1. Kompos mentis
Derajat optimal dari kesigapan mental individu
dalam menanggapi rangsangan dari luar / dalam
dirinya
Individu mampu memahami apa yang terjadi pada
diri / lingkungan seperti bereaksi secara memadai
2. Apatia
Derajat penurunan kesadaran respons lambat
terhadap rangsangan dari luar
Tampak acuh tak acuh terhadap situasi sekitar
3. Somnolensi
Derajat penurunan kesadaran yang cenderung
tidur
Respons lambat tampak selalu mengantuk
4. Sopor
Derajat penurunan kesadaran berat
Nyaris tidak berespons / minimal terhadap
rangsangan kuat
5. Koma
Derajat penurunan kesadaran berat tidak
bereaksi terhadap rangsangan sekuat apapun
6. Kesadaran berkabut
Perubahan kualitas kesadaran
Tidak mampu berpikir jernih & berespons
terhadap situasi sekitar
Individu tampak bingung, sulit memusatkan
perhatian & disorientasi
7. Delirium
Perubahan kualitas kesadaran & gangguan
fungsi kognisi luas
Perilaku fluktuasi gaduh gelisah / apatis
Disertai gangguan persepsi (Hal / Ilusi)
Sulit memusatkan, mempertahankan &
mengalihkan perhatian

8. Kesadaran seperti mimpi (Dream Like State)
Gangguan kesadaran kualitas epilepsi
psikomotor
Tidak menyadari apa yang dilakukan walau
tampak seperti melakukan aktifitas normal
Beda dengan sleep walking sadar bila
dirangsang


9. Twilight state
Gangguan kesadaran kualitas
Sering dengan halusinasi
Gangguan otak organik separuh sadar,
respons terbatas, impulsif, emosi labil

b. Kognisi
Kemapuan mengenal / mengetahui mengenai benda /
situasi yang terkait dengan pengalaman
pembelajaran & kapasitas intelegensi
Memori / daya ingat
Konsentrasi / perhatian
Orientasi
Kemampuan berbahasa
Berhitung
Visuospasial
Abstraksi
Intelegensi
c. Perhatian / Konsentrasi
Suatu usaha untuk mengarahkan aktifitas
mental pada pengalaman tertentu
Ketidak mampuan memusatkan,
mempertahankan dan mengalihkan perhatian
Jenis Gangguan :
1. Distraktibilitas :
Ketidak mampuan memastikan & mempertahankan
perhatian, mudah teralih oleh stimulus sekitar
2. Inatensi selektif
Ketidak mampuan memusatkan perhatian pada obyek /
situasi tertentu (biasa yang membangkitkan cemas)
3. Kewaspadaan berlebih (Hypervigilance)
Pemusatan perhatian yang berlebih terhadap stimulus
eksternal / internal individu terlihat tegang

d. Orientasi
Kemampuan individu untuk mengenali
obyek / situsi sebagaimana adanya
Personal
Ruang (spasial)
Waktu
e. Memori / Daya Ingat
Proses pengelolaan informasi perekaman,
penyimpanan & pemanggilan kembali
1. Amnesia
Ketidak mampuan mengingat sebagian / seluruh
pengalaman masa lalu.
Gangguan otak organik kontusio serebri
Gangguan psikologik stres pasca trauma
a. A.Retrograd hilang memori sebelum kejadian
b. A.Anterograd setelah kejadian

2. Paramnesia
Ingatan palsu
Faktor organik, psikologik (ganguan disosiasi).

Dementia
a. Konfabulasi
Ingatan palsu mengisi kekosongan memori Dementia
b. Deja Vu : Ingatan palsu terhadap pengalaman baru
c. Jamais Vu : X deja vu
d. Hiperamnesia
Ingatan mendalam & berlebihan terhadap suatu pengalaman
e. Screen Memory
Secara sadar menutupi ingatan / pengalaman traumatis dengan
yang lebih bisa di toleransi
f. Letologika
Ketidak mampuan bersifat sementara dalam menemukan kata
tepat untuk mendiskripsikan pengalaman stadium awal
dementia


1. Memori segera detik sampai menit
2. Memori baru beberapa hari terakhir
3. Memori menengah beberapa bulan
4. Memori Panjang beberapa tahun
Emosi adalah :
Suatu perasaan yang di hayati secara sadar
bersifat kompleks melibatkan pikiran,
persepsi & perilaku individu
1. Mood :
Suasan perasaan yang menetap bersifat pervasif & bertahan
lama
a. Eutimia :
Rentang normal : penghayatan perasaan yang luas & serasi dengan
irama hidupnya
b. Hipotimia
Suasana perasaan diwarnai dengan kesedihan & kemurungan
c. Hipertimia
Suasana perasaan dengan semangat & kegairahan berlebihan :
Hiperaktif & energik
d. Disforia
Suasana perasaan yang tidak menyenangkan
2. Afek :
Respons emosional saat kini, dapat dilihat dari
ekspresi wajah, pembicaraan, gerak gerik
tubuh Emosi sesaat
a. Afek Serasi : serasi antara ekspresi emosi & suasana
hati
b. Afek Tidak serasi : X serasi
c. Afek Tumpul : penurunan ekspresi emosi tatapan
kosong, irama suara monoton, bahasa tubuh kurang
d. Afek Mendatar
e. Afek Luas : rentang normal ekspresi emosi luas,
variasi beragam & serasi
Ragam perbuatan manusia yang dilandasi
motif & tujuan tertentu serta melibatkan
seluruh aktifitas mental individu
Respons total individual terhadap situasi
kehidupan
Ekspresi perilaku individual yang terwujud
dalam ragam aktifitas motorik
1. Stupor katatonia
Penurunan aktifitas motorik secara ekstrim gerak lambat
hingga tidak bergerak & kaku seperti patung
2. Furor Katatonia
Agitasi motorik yang ekstrim : kegaduhan motorik tidak bertujuan
tanpa motif & tidak di pengaruhi oleh stimulus eksternal
3. Katalepsia
Mempertahankan sikap tubuh dalam posisi tertentu & lama
4. Fleksibilitas Cerea
Sikap tubuh yang dapat di atur tanpa perlawanan : seperti lilin
1. Dereistic, tidak logis, magis
Normal : mimpi ; Abnormal : psikosis
2. Gangguan Bentuk / arus pikir
a. Asosiasi longgar
Arus pikir dengan ide berpindah2 dari 1 subyek
ke subyek lain & tidak berhubungan sama sekali
b. Inkoherensia
Pikiran / kata keluar bersama2 tanpa hubungan
yang logis hasil disorganisasi pikir
c. Flight of Ideas
Pikiran yang begitu cepat, pemindahan konstan dari
1 ide ke ide lain tapi tidak parah mungkin masih
dapat mengikuti jalan pikirannya
d. Sirkumstansial
Pembicaraan yang tidak langsung sehingga lambat
mencapai point akibat keterpakuan belebih pada
detail & petunjuk
e. Tangensial
Ketidak mampuan mencapai tujuan secara langsung
& sering tidak mencapai point yang diharapkan

Gangguan yang terjadi adalah pada buah
pikiran / keyakinan bukan pada cara
penyampaian
1. Miskin isi pikir
Informasi sedikit karena ketidak jelasan,
pengulangan yang kosong / frase yang tidak
dikenal
2. Waham / Delusi
Suatu perasaan / keyakinan / kepercayaan yang keliru
tentang kenyataan eksternal, tidak konsisten, tidak bisa
diubah lewat penalaran / penyajian fakta
a. Waham Bizarre
Keyakinan keliru, mustahil & aneh
(mahluk angkasa luar menanamkan elektoda di otak manusia)
1. Thought Echo
Isi pikir dirinya yang berulang / bergema dalam kepalanya
2. Thought Insertion / withdrawl
Isi pikiran asing masuk / diambil dari pikirannya
3. Thought Broadcasting
Isi pikiran tersiar keluar (hingga orang lain mengetahuinya)
Bersifat mistik / mukjisat
4. Delusion of Control
Waham tentang dirinya dikendalikan oleh sesuatu kekuatan dari luar
5. Delusion of Influence
Dirinya di pengaruhi kekuatan luar
6. Delusion of Passivity
Dirinya tidak berdaya & pasrah terhadap kekuatan dari luar
7. Delusional Perception
Bersifat mistik / mukjisat
b. Waham Sistematik
Keyakinan yang tergabung dalam 1 tema / kejadian (orang dikejar polisi
/ mafia)
c. Waham Somatik
Melibatkan fungsi tubuh (yakin otaknya meleleh)

d. Waham paranoid
Waham kebesaran
Dirinya sangat kuat, berkuasa / besar
Waham kejar (persekutorik)
Korban dari usaha untuk melukai, menggagalkan
orang berkomplot merugikan, mencederai dirinya
Waham rujukan
Meyakini tingkah laku orang lain akan membahayakan
/ jahat terhadap dirinya


e. Waham Cemburu
f. Waham Erotomania
Merasa seseorang begitu mencintainya

3. Obsesi
Suatu ide kuat menetap seringkali tidak
rasional biasa disertai kompulsi untuk
melakukan perbuatan, tidak dapat
dihilangkan dengan usaha logis,
berhubungan dengan kecemasan.
4. Kompulsi
Kebutuhan & tindak patologis untuk
melaksanakan suatu impuls, jika ditahan
akan timbul kecemasan

5. Fobia
Ketakutan patologis / irasional yang persisten, berlebihan & selalu
terjadi berhubungan dengan stimulus / situasi spesifik
a. Fobia Spesifik : Terbatas pada obyek / situasi khusus (takut laba2, ular)
b. Fobia Sosial : Ketakutan dipermalukan di depan publik (takut
berbicara, tampil, makan di depan umum)
c. Akrofobia : Ketakutan berada di tempat tinggi
d. Agorafobia : Ketakutan ditempat terbuka, ramai, sulit melarikan diri
e. Klaustrofobia : Ketakutan di tempat sempit
f. Ailurofobia : Ketakutan pada kucing
g. Zoofabia : ketakutan pada binatang
h. Xenofobia : ketakutan pada orang asing
i. Fobia jarum

Proses mental yang merupakan pengiriman stimulus fisik menjadi
infor psikologis sehingga stimulus sensorik dapat diterima secara
sadar
1. Depersonalisasi
Perasaan subyektif yang merasa dirinya (tubuhnya) sebagai
Tidak nyata / khayal
2. Derealisasi
Perasaan subyektif yang merasa lingkungannya menjadi asing /
tidak nyata
3. Ilusi
Persepsi yang keliru / menyimpang dari stimulus eksternal yang
nyata
4. Halusinasi
Persepsi yang keliru, tidak berhubungan dengan stimulus
eksternal yang nyata
a. Hal Hipnagogik
Terjadi saat orang mulai tertidur
b. Hal Hipnapompik
saat orang mulai bangun tidur
c. Hal Audiotorik
d. Hal Visual
e. Hal Penciuman
f. Hal Percakapan
g. Hal Taktil

Kemampuan seseorang untuk menilai realitas
Menentukan persepsi, respons emosi &
perilaku dalam berelasi dengan realitas
kehidupan

Kekacauan perilaku, waham, halusinasi
Gangguan RTA
Daya Nilai :
Kemampuan untuk menilai situasi secara
benar & bertindak sesuai dengan situasi
tersebut

Tilikan :
Kemampuan seseorang untuk memahami sebab sesungguhnya dan arti dari suatu situasi
1. Tilikan Derajat 1
Penyangkalan total terhadap penyakitnya
2. Tilikan Derajat 2
Ambivalensi terhadap penyakitnya
3. Tilikan Derajat 3
menyalahkan faktor lain sebagai penyebabnya
4. Tilikan Derajat 4
Sadar dirinya sakit, butuh bantuan, tapi tidak memahami penyebab sakitnya
5. Tilikan derajat 5
Sadar sakitnya & faktor penyebabnya tapi tidak menerapkan dalam perilaku
6. Tilikan derajat 6
Menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motivasi untuk mencapai
perbaikan


TERIMA KASIH

You might also like