You are on page 1of 20

JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 1 - 20, ISSN 1412-0372

* Alumni Jurusan Teknik Elektro FTI, Universitas Trisakti




ANALISIS PERHITUNGAN LINK BUDGET INDOOR
ENETRATION WIDEBAND CODE DIVISION
MULTIPLE ACCESS (WCDMA) DAN HIGH
SPEED DOWNLINK PACKET ACCESS
(HSDPA) PADA AREA PONDOK INDAH


Indra Surjati, Yuli Kurnia Ningsih & Hendri Septiana*
Dosen-Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti
indra@trisakti.ac.id

Abstract
The indoor penetration manifested as macro cell system which is the extension of outdoor
signalling into indoor premises, can be implemented both by High Speed Downlink Packet
Access (HSDPA) and Wideband Code Division Multiple Access (WCDMA) as well in the
area of 3.5G related application. The significant parameters being used in this research
were Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) and Received Signal Code Power (RSCP).
The results showed that for data down linking operation the EIRP 58 dBm and the RSCP -
69.94 dBm for WCDMA, while the EIRP 56 dBm and the RSCP -71.64 dBm for HSDPA.
Furthermore, the drive test results showed for HSDPA running File Transfer Protocol (FTP)
application the RSCP -92.2 dBm with throughput 2,0Mbps, while for running Hyper Text
Transfer Protocol (HTTP) application the RSCP -95 dBm with throughput 1.9Mbps. The
drive test result for WCDMA showed the RSCP is -69.72 dBm with throughput 328 kbps.

Keywords: High Speed Downlink Packet Access (HSDPA), Wideband Code Division
Multiple Access (WCDMA), Hyper Text Transfer Protocol (HTTP), File
Transfer Protocol (FTP)

1. Pendahuluan
Pada saat ini kebutuhan terhadap komunikasi sangatlah tinggi, agar
tidak tertinggal akan informasi terbaru tanpa batas ruang dan waktu, maka
handphone (telepon genggam) adalah solusi yang tepat selain wireless
(tanpa kabel). Handphone dapat dibawa dimana saja kemana saja sejauh
ada sinyal yang mengcovernya didaerah tersebut.

Dengan adanya teknologi Wideband Code Division Multiple Access
(WCDMA) yang berbasis 3G dapat menikmati layanan voice, data maupun
video call (Mishra, 2004: 40) (Holma, 2004: 135).

Kebutuhan arus informasi berupa data yang cepat semakin
meningkat, operator sebagai penyedia jasa jaringan memperkenalkan






JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 1 -20, ISSN 1412-0372



2
teknologi High Speed Downlink Packet Access (HSDPA). Teknologi
HSDPA merupakan pengembangan dari teknologi telekomunikasi
WCDMA untuk meningkatkan kapasitas data yang lebih besar. Teknologi
ini memungkinkan operator untuk menawarkan layanan mobile broadband
yang canggih seperti akses internet kecepatan tinggi, dapat disertai dengan
fasilitas gaming atau download audio dan video dengan lebih cepat daripada
dengan menggunakan WCDMA (Holma, 2006: 98).

Teknologi HSDPA merupakan pengembangan dari teknologi
telekomunikasi WCDMA yang dikenal dengan istilah WCDMA evolved,
dengan tujuan meningkatkan kapasitas data yang lebih besar. Untuk
menghadirkan layanan HSDPA, operator memanfaatkan infrastruktur
jaringan WCDMA yang ada. Penerapan HSDPA dilakukan dengan
menyalurkan sinyal dari node B (base station 3G) WCDMA di luar gedung
ke dalam gedung (sistem macrocell). Cara tesebut dikenal dengan teknik
indoor penetration.

Sebelum pengembangan WCDMA menjadi HSDPA itu
diimplemetasikan harus dihitung dahulu kekuatan sinyal masing-masing
jaringan dengan cara menghitung link budget. Link Budget adalah suatu
perhitungan yang dipakai ketika tahap planning / perencanaan sebelum site
tersebut dibangun / diaktifkan sinyalnya. Link budget untuk WCDMA dan
HSDPA indoor penetration memberikan gambaran nilai radiasi antena,
yaitu Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) dan kekuatan sinyal yang
dihasilkan oleh antena yang disebut juga dengan istilah Received Signal
Code Power (RSCP).


2. Perencanaan HSDPA Indoor Penetration
Indoor penetration merupakan teknik penyaluran sinyal ke dalam
gedung dengan menggunakan node B di luar gedung. Indoor penetration
termasuk ke dalam tingkatan macrocell. Dimana, macrocell pada umumnya
dioperasikan pada daya output yang tinggi dengan antena Node B
ditempatkan pada puncak gedung atau pada posisi tinggi yang lain seperti
tower node B.

Macrocell digunakan untuk melayani coverage di luar gedung
akan tetapi jangkauannya dapat menembus kedalam gedung tergantung
dari desain yang diinginkan, seperti terlihat pada Gambar 1. Pada HSDPA
indoor penetration ini tidak diperlukan perangkat tambahan hanya perlu
mengubah parameter pada node B WCDMA yang sudah ada.






Indra Surjati, Yuli Kurnia Ningsih & Hendri Septiana. Analisis Perhitungan Link Budget Indoor



3











Gambar 1. Indoor Penetration

2.1. Perangkat I ndoor Penetration
Perangkat indoor penetration (seperti Gambar 2.) terdiri dari
beberapa komponen seperti menara atau tiang sangga (mast) yang cukup
tinggi dan terbuat dari batang baja, node B, serta antena yang ditempatkan
di atas menara atau tiang sangga tersebut. Tiang sangga sendiri tidak
berperan apa pun dalam proses pemancaran.




















Gambar 2. Perangkat indoor penetration

Concrete Office Buildings
0,5 1,5 km
BS






JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 1 -20, ISSN 1412-0372



4
Antena yang digunakan pada indoor penetration seperti yang
terlihat pada Gambar 3. adalah antena directional yang memiliki
karakteristik sektoral yang memancarkan dan menerima tingkat sinyal lebih
tinggi pada arah horizontal (lebar). Lebar antenna umumnya 15 - 30 cm dan
panjangnya hingga beberapa meter tergantung pada frekuensi operasi.


Gambar 3. Antena indoor penetration

Node B yang digunakan pada indoor penetration ini adalah Node B
Ultrasite Supreme. Node B Ultrasite Supreme ini merupakan Node B yang
didesain untuk Node B macrocell dan daya jangkau coverage dari Node B
Ultrasite Supreme ini mencapai jarak yang jauh, yakni 121 km. Gambar 4.
dibawah ini memperlihatkan bentuk fisik dari Node B Ultrasite Supreme



Gambar 4. Node B Ultrasite Supreme






Indra Surjati, Yuli Kurnia Ningsih & Hendri Septiana. Analisis Perhitungan Link Budget Indoor



5
2.2. Link Budget WCDMA dan HSDPA I ndoor Penetration
Link Budget adalah suatu perhitungan yang digunakan dalam
perencanaan jaringan. Merancang pengembangan WCDMA menjadi
HSDPA indoor penetration harus diperhitungkan kekuatan sinyal yang
diterima User Equipment (UE), loss dari peralatan, path loss, gain antena,
dan daya keluaran Node B.

Perhitungan link budget, diperlukan rekomendasi atau persetujuan
dari pihak operator baik dari segi material (technical spect) yang digunakan;
misalnya seperti feeder cable, jumper, tinggi antena node B, dan jarak dari
antena ke UE. Biasanya yang sudah ditentukan oleh pihak operator
(penelitian dilakukan di PT Telkomsel) yang sangat berpengaruh dalam
perhitungan link budget adalah frekuensi (Hz) dan Tx power (dBm), seperti
terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Standarisasi Perencanaan Frekuensi dan Tx Power PT. Telkomsel
Sistem Frekuensi (MHz)
Tx Power
(W)
Tx Power
(dBm)
WCDMA 1940 1945 (Up Link) 20 43
HSDPA 2130 2135 (Down Link) 14 41

Pada perhitungan link budget untuk HSDPA terdapat beberapa nilai
perhitungan yang sama dengan perhitungan link budget pada WCDMA,
karena HSDPA menggunakan jalur Radio Frequency (RF) milik WCDMA
dan tidak ada penambahan perangkat keras (hardware) dalam proses
pengembangan dari WCDMA ke HSDPA.

2.3. Loss
Loss merupakan salah satu hal yang mempengaruhi penghitungan
link budget. Karena pada umumnya, masing masing material (spect) yang
digunakan pada instalasi RF (Radio Frequency) mempunyai rugirugi / loss
yang berbedabeda. Dan semua rugirugi / loss itu tergantung dari jenis
material / spect .

2.3.1. Cable Loss
Setiap kabel baik dari segi jenis dan juga merek mempunyai rugi-
rugi (loss) yang berbeda-beda. Semakin besar diameter kabel yang dipakai,
maka rugi-rugi (loss) yang didapat semakin kecil dan secara tidak langsung






JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 1 -20, ISSN 1412-0372



6
akan mempengaruhi daya yang dipancarkan oleh antena. Untuk besarnya
nilai loss pada masingmasing kabel per meter dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Loss pada Kabel Coaxial
Sistem Frekuensi ( MHz)
Cable
loss
(dB)
Cable
loss 7/8
(dB)
Cable
loss 1
(dB)
WCDMA
HSDPA
1940 1945 (Up Link)
2130 2135 (Down Link)
0,110 0,060 0,046

2.3.2 Jumper Loss
Jumper berfungsi untuk menghubungkan antara feeder / kabel
dengan antena. Pada ujung-ujung kabel jumper yang elastis terdapat sebuah
konektor. Tabel 3. memperlihatkan nilai loss jumper dan connector yang
digunakan.

Tabel 3. Loss jumper dan connector
Sistem Frekuensi ( MHz) Jumpper 7/8 Loss
WCDMA
HSDPA
1940 1945 (Up Link)
2130 2135 (Down Link)
0,42 dB / buah

2.3.3. Wall Loss / penetration loss
Dinding juga mempunyai rugi-rugi (loss), bahan dasar dinding
seperti Gypsum, Beam, wooden, glass, concrete atau tembok bata sekalipun
mempunyai nilai loss yang berbeda. Wall loss di asumsikan sebesar 18 dB
untuk indoor penetration, namun wall loss dapat dimasukkan nilainya
sesuai dengan bahan dasar tersebut. Untuk besarnya loss diperlihatkan pada
Tabel 4. dibawah ini.

Tabel 4. Wall Loss Berdasarkan Jenis Bahan
Bahan Dasar Dinding Wall Loss
Wooden / kayu 10.1 dB
Glass / kaca 2.2 dB
Concrete / beton 30.1 dB






Indra Surjati, Yuli Kurnia Ningsih & Hendri Septiana. Analisis Perhitungan Link Budget Indoor



7
2.3.4. Body Loss
Body loss pada WCDMA (untuk data) dan HSDPA adalah 0 dB.

2.3.5. Path Loss
Path Loss adalah loss yang terjadi ketika data / sinyal melewati
media udara dari antenna ke penerima dalam jarak tertentu. Path loss dapat
timbul disebabkan oleh banyak faktor, seperti kontur tanah, lingkungan
yang berbeda, medium propagasi (udara yang kering atau lembab), jarak
antara antena pemancar dengan penerima, lokasi dan tinggi antena.

Path loss merupakan komponen penting dalam perhitungan dan
analisis desain link budget sistem telekomunikasi. Perhitungan path loss
dengan menggunakan rumus Okumura-Hata model untuk urban area.
Model Hata didasarkan atas pengukuran empiris ekstensif yang dilakukan
di lingkungan perkotaan.

Dengan jarak antara mobile station ke base station dibuat teratur,
mulai dari jarak 0,1 km sampai dengan jarak 20 km. Persamaan Hata dapat
diringkas sebagai berikut:

L
Hata
(urban) [dB] = 69,55 + 26.16 x log (f) + [ 44,9 6,55 x log (hb) ] x
log (d) 13,82 x log (hb) A (hm) (1)

Dimana :
A (hm) [dB]= [11 x log (f) 0,7] x hm [ 1,56 x log (f) 0,8 (2)

Dengan :
L
hata
: Path loss (dB)
f : frekuensi (MHz)
hb : node B antenna height (m) = 30 m
d : jarak dari node B ke antenna mobile (km)
A (hm) : mobile antenna height gain correction factor
hm : mobile antenna height (m) = 1,5 m

2.4. Effective I sotropic Radiated Power (EIRP)
Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) atau Equivalent
Isotropic Radiated Power adalah nilai daya yang dipancarkan antena
directional untuk menghasilkan puncak daya yang diamati pada arah radiasi
maksimum penguatan antena. Rumus EIRP dapat dituliskan:

EIRP = Tx power (dBm) + Antena Gain (dBi) cable loss (dB) (3)






JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 1 -20, ISSN 1412-0372



8
Dimana:
EIRP = Effective Isotropic Radiated Power (dBm)
Tx Power (dBm) = transmitted power (dBm)

2.5. Received Signal Code Power (RSCP)
Dalam perhitungan link budget, setelah menghitung EIRP dapat
juga diketahui nilai dari kuat sinyal (signal strength) yang diterima oleh
UE. Pada WCDMA dan HSDPA, kuat sinyal atau Received Signal Code
Power (RSCP) yang diterima oleh pengguna UE berbanding terbalik
dengan jarak dari antena pemancar.

Pada PT. Telkomsel terdapat ketentuan dalam merencanakan atau
mendesain teknik indoor penetration, dimana kuat sinyal minimum yang
harus diterima oleh UE pelanggan sesuai dengan Tabel 5.

Tabel 5. Standard nilai RSCP WCDMA dan HSDPA PT. Telkomsel
Category RSCP (dBm)
Good -75 x < -10
Average -85 x < -75
Poor -95 x < -85
Worst x -95

Kuat sinyal:
RSCP (dBm) = EIRP wall loss body loss path loss
(handover + fading margin) (4)

Dimana:
RSCP : Received Signal Code Power (dBm)
EIRP : Effective Isotropic Radiated Power (dBm)
fading margin : 10 dB ( ketentuan dari PT. Telkomsel )


3. Link Budget
Link budget adalah suatu perhitungan perencanaan jaringan,
didalamnya terdapat rugi rugi (loss). Loss perhitungan link budget ini
dapat dilihat dari spesifikasi material yang digunakan.






Indra Surjati, Yuli Kurnia Ningsih & Hendri Septiana. Analisis Perhitungan Link Budget Indoor



9
Loss ini berpengaruh terhadap sinyal output antena (RSCP) dan
besarnya throughput data yang diterima oleh user di dalam gedung dengan
menggunakan antena macrocell dimana antena mempunyai nilai Effective
Isotropic Radiated Power (EIRP) dan semuanya tergantung dari material
yang digunakan Node B sampai ke antena.

Perhitungan link budget dilakukan setelah survey site, membuat
estimasi loss, setelah itu barulah dilakukan analisis spesifikasi material yang
digunakan dari node B sampai ke antena. Setelah proses perhitungan maka
akan dilakukan pengukuran, kemudian proses analisis yang digunakan
untuk menarik kesimpulan.

3.1. Parameter Perhitungan Link Budget dan Spesifikasi Material
Sebelum menghitung link budget WCDMA downlink (untuk data)
dan HSDPA indoor penetration, perlu diketahui parameter parameter
yang berpengaruh perhitungan link budget dan analisis spesifikasi material
yang digunakan. Parameter yang mempengaruhi perhitungan link budget,
seperti Tabel 6. (Data PT. Telkomsel).

Tabel 6. Parameter yang berpengaruh pada perhitungan link budget
Parameter Nilai / satuan
Tx Power WCDMA
Tx Power HSDPA
20 W = 43 dBm
14 W = 41 dBm
Frequency 1940 MHz (up link)
2130 MHz (down link)
Wall loss / Penetration loss 18 dB
Antenna gain node B 18 dB
Tinggi antenna node B 30 m
Tinggi antenna MS (hm) 1,5 m
Fading margin 10 dB

Salah satu contoh jarak dari antena pada node B ke McDonald
(restoran cepat saji pusat perbelanjaan Pondok Indah Mall) dapat dilihat
pada Gambar 5.






JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 1 -20, ISSN 1412-0372



10


Gambar 5. Jarak dari antena pada node B ke McDonald

Dari Gambar 5. jarak antena ke McDonald adalah sejauh 600m
(0,6 km) dengan asumsi keadaan sekitar dari Node B ke lokasi McDonald
tidak ada penghalang gedung (Line of Sight). Spesifikasi material yang
digunakan juga dapat dilihat sesuai dengan Gambar 6.


Gambar 6. Konfigurasi node B ke antena

3.2. Cable Loss
Dari Gambar 6. dapat dilihat, untuk menghubungkan antena ke
node B ultrasite supreme, antena tersebut dihubungkan oleh feeder / kabel
yang tertera pada Tabel 7.
AVA 5-50 36m
Coaxial cable 7/8, 50 ohm

= Directional
= 7/8 Feeder Cable
= Jumper (A5TDF-PS)






Indra Surjati, Yuli Kurnia Ningsih & Hendri Septiana. Analisis Perhitungan Link Budget Indoor



11
Tabel 7. Kabel yang diperlukan
Tipe kabel Panjang kabel Nilai loss Total loss
7/8 36 m 0,06 / m 2,16 dB
Jumper 7/8 + connector 2 buah 0,42 / buah 0,84 dB
(feeder loss dari antena ke RBS ultra Site Supreme) 3 dB

3.3. Hasil Perhitungan Link Budget Pada WCDMA
3.3.1. EIRP
Dari nilai cable loss yang telah dihitung, maka EIRP:

EIRP(dBm) = Tx Power (dBm) + Gain antenna (dBi) cable loss (dB)

= 43 dBm + 18 dBi 3dB

= 58 dBm

3.3.2. Wall Loss / penetration loss dan Body Loss
Wall loss adalah rugi-rugi yang terdapat pada material dinding
sehingga mengurangi kekuatan sinyal dari antena macrocell, nilai wall loss
yang ditentukan oleh PT. Telkomsel adalah sebesar 18 dB. Sedangkan nilai
body loss untuk WCDMA (untuk data) dan HSDPA adalah 0 dB karena
menggunakan data card.

3.3.3. Path Loss
Nilai path loss dapat menggunakan persamaan (1) sehingga:

L
Hata
(urban) [dB] = 69,55 + 26.16 x log (f) + [ 44,9 6,55 x log (hb) ] x
log (d) 13,82 x log (hb) A (hm)

Berdasarkan persamaan (1) tersebut, perlu dihitung nilai faktor
koreksi dari antena mobile station (A (hm)) terlebih dahulu dengan
menggunakan persamaan (2) dimana nilai tinggi antena mobile adalah 1,5
m sesuai dengan parameter yang terdapat pada Tabel 6.

A (hm) [dB] = 3,2 x [ log ( 1175 x hm )] 4,97

= 3,2 x [ log (1175 x 1,5)] - 4,97

= 28,75 dB






JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 1 -20, ISSN 1412-0372



12
Hasil perhitungan faktor koreksi dari antena mobile station (A
(hm)) diatas sebesar 28,75 dB, dan berdasarkan data dari PT. Telkomsel
pada Tabel 6, dengan nilai frekuensi (f) yang digunakan adalah 2130 MHz,
tinggi antena Node B (hb) 30 m dan tinggi antena mobile (hm) 1,5 m
dengan jarak dari node B ke McDonald sejauh 0,6 km, maka dapat
dimasukkan kedalam persamaan (1) sebagai berikut:

LHata (urban) [dB] = 69,55 + 26.16 x log (f) + [44,9 6,55 x log (hb)] x
log (d) 13,82 x log (hb) A (hm)

= 69,55 + 26.16 x log ( 2130) + [44,9 6,55 x log (30)]
x log (0,6) 13,82 x log (30) 28,75

= 99,64 dB

3.3.3. Handover dan Fading Margin
Pada WCDMA dan HSDPA indoor penetration tidak terjadi
perpindahan sinyal dari node B satu ke node B lain. Dengan demikian nilai
handovernya adalah 0 dB. Sedangkan fading margin adalah sinyal
komunikasi yang terkadang dipantulkan sekali bahkan beberapa kali
diantara gedung tersebut. Nilai fading margin diasumsikan sebesar 10 dB.

3.3.4. Received Signal Code Power (RSCP)
Received Signal Code Power (RSCP) merupakan nilai kuat sinyal
yang diterima oleh user. RSCP dapat dihitung dengan memasukkan semua
elemen yang telah di hitung, berdasarkan persamaan (4):

RSCP (dBm) = EIRP wall loss (penetration loss) body loss path loss
(handover + fading margin)

= 58 dBm 18 dB 0 dB 99,64 dB (0 dB + 10 dB)

= - 69,64 dBm

3.4. Hasil Perhitungan Link Budget Pada HSDPA
Perhitungan link budget untuk HSDPA terdapat beberapa nilai
perhitungan yang sama dengan perhitungan link budget pada WCDMA.
Nilai perhitungan yang sama adalah cable loss, wall loss, body loss, path
loss, handover dan fading margin.






Indra Surjati, Yuli Kurnia Ningsih & Hendri Septiana. Analisis Perhitungan Link Budget Indoor



13
Nilai EIRP dan RSCP pada HSDPA dihitung dengan menggunakan
nilai Tx Power sebesar 41 dBm. Bila dibandingkan dengan Tx Power
WCDMA, nilai Tx Power menurun sekitar 6 W.

Hal tersebut dilakukan agar power yang digunakan untuk HSDPA
tidak mempengaruhi kuat sinyal pada jaringan WCDMA. Karena secara
trafik, pengguna layanan WCDMA masih lebih dominan dibandingkan
dengan pengguna layanan HSDPA.

3.4.1. EIRP
Sesuai dengan data pada Tabel 6. nilai Tx Power sebesar 41 dBm,
dan gain antena node B sebesar18 dBi serta cable loss yang telah dihitung
sesuai Tabel 7. sebesar 3 dB, maka EIRP bedasarkan persamaan (3):

EIRP(dBm) = Tx Power (dBm) + Gain antenna (dBi) cable loss (dB)

= 41 dBm + 18 dBi 3dB

= 56 dBm

3.4.2. Received Signal Code Power (RSCP)
Dalam menghitung nilai RSCP pada HSDPA, nilai wall loss, body
loss, handover, fading margin dan path loss untuk HSDPA nilainya sama
dengan nilai loss yang terdapat pada WCDMA.

Dimana wall loss sebesar 18 dB, body loss dan handover sebesar 0
dB, nilai fading margin 10 dB, dan nilai path loss sesuai dengan
perhitungan pada link budget WCDMA sebesar 99,64 dB dapat dimasukkan
pada persamaan (4) sebagai berikut:

RSCP (dBm) = EIRP wall loss (penetration loss) body loss path loss
(handover + fading margin)

= 56 dBm 18 dB 0 dB 99,64 dB (0 dB + 10 dB)

= - 71,64 dBm

Pada Tabel 8. memperlihatkan hasil perhitungan link budget
WCDMA dan HSDPA indoor penetration.






JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 1 -20, ISSN 1412-0372



14
Tabel 8. Hasil perhitungan link budget WCDMA dan HSDPA
Parameter
WCDMA
Indoor Penetration
HSDPA
Indoor Penetration
EIRP 58 dBm 56 dBm
RSCP - 69,64 dBm - 71,64 dBm

Dari perhitungan link budget untuk jaringan WCDMA dan jaringan
HSDPA indoor McDonald area PIM 2 dengan menggunakan node B diluar
gedung, dapat direalisasikan. Tampak bahwa pengembangan dari jaringan
WCDMA ke jaringan HSDPA, keduanya tidak saling mempengaruhi pada
sisi kekuatan sinyal.

3.5. Drive Test
Drive test merupakan pengukuran kualitas jaringan telekomunikasi,
salah satunya adalah mengukur kekuatan sinyal langsung di lokasi dimana
jaringan WCDMA dan HSDPA sudah diaktifkan. Hasil drive test penting
untuk ditampilkan dan merupakan proses akhir perencanaan pembangunan
jaringan WCDMA dan HSDPA untuk melihat level kekuatan sinyal yang
sudah diimplementasikan dan hasilnya akan dibandingkan dengan nilai
perhitungan link budget. Jika nilainya cukup dekat maka dapat dikatakan
perhitungan itu baik dan cukup akurat.

3.5.1. Hasil Pengukuran Drive Test WCDMA
Drive test pada WCDMA ini menggunakan satu atau lebih
handphone yang terhubung dengan laptop dan menggunakan Software
Nemo Outdoor & Nemo Analyst. Hasil drive test RSCP WCDMA downlink
(untuk data) dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil pengukuran RSCP WCDMA
RSCP (dBm) Throughput (bps)
- 72, 12 284329
- 71, 32 302547
-70, 88 326231
- 68, 24 350426
- 66, 02 380240






Indra Surjati, Yuli Kurnia Ningsih & Hendri Septiana. Analisis Perhitungan Link Budget Indoor



15
Tabel 10. memperlihatkan ringkasan hasil pengukuran dan
perhitungan WCDMA.

Tabel 10. Hasil perhitungan dan hasil pengukuran RSCP WCDMA
RSCP (dBm) WCDMA Throghput (bps)
Hasil Pengukuran ( terbaik ) - 66, 02 380240
Hasil Pengukuran ( terburuk ) - 72, 12 284329
Rata rata -69.72 328755
Standard PT. Telkomsel -70 384000
Hasil Perhitungan - 69,64

Dari Tabel 10. terlihat nilai RSCP tidak jauh berbeda, yaitu -66,02
dBm dengan nilai pada perhitungan link budget pada Tabel 8, yaitu sebesar
-69,64 dBm. Nilai -66,02 dBm merupakan nilai yang baik dan sesuai
dengan nilai RSCP yang diharapkan oleh PT. Telkomsel, yakni sebesar 70
dBm. Selain itu terdapat nilai dibawah nilai hasil pengukuran pada link
budget yaitu -72,12 dBm, namun nilai RSCP tersebut masih dalam batas
nilai toleransi yang diharapkan oleh PT. Telkomsel. Nilai RSCP ratarata
yang didapat adalah sebesar -69.72 dBm dengan throughput data rata rata
yang diperoleh sebesar 328 kbps.

3.5.2. Hasil Pengukuran Drive Test HSDPA
Drive test HSDPA menggunakan pengukuran kuat sinyal pada satu
user disatu titik/tempat dengan download application throughput
menggunakan 2 jalur, yaitu File Transfer Protocol (FTP) Server dan Hyper
Text Transfer Protocol (HTTP).

File Transfer Protocol (FTP) adalah sebuah protokol internet yang
berjalan di dalam lapisan aplikasi yang merupakan standar untuk
pentransferan dokumen (file) komputer antar mesin-mesin dalam sebuah
internetwork. Sedangkan HyperText Transfer Protocol (HTTP) adalah
protokol yang dipergunakan untuk mentransfer dokumen (file) dalam
World Wide Web (WWW).

Peralatan yang digunakan pada drive test untuk jaringan HSDPA
antara lain adalah handphone yang telah diinstall software Tems






JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 1 -20, ISSN 1412-0372



16
Investigation, kabel teks dan kabel data serta data card yang dimasukkan
ke dalam laptop yang telah diinstall software Nemo Analys.

Tabel 11. memperlihatkan perangkat yang digunakan pada drive test
HSDPA indoor penetration

Tabel 11. Perangkat yang digunakan pada drive test HSDPA
Equipment type Datacard Novotel Merlin XU870
Call Type HSDPA / Packet Service
Network Telkomsel
FTP Server 221.132.192.22
HTTP Games.softpedia.com
Download file size FTP Server : 46 MB, HTTP: 379 MB

3.5.2.1. Hasil Pengukuran Drive Test HSDPA Dengan FTP Server
Hasil drive test RSCP untuk HSDPA download application dengan
jalur FTP server dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil pengukuran RSCP HSDPA dengan FTP Server
RSCP (dBm) Ec/No (dB) CQI Throughput (bps)
- 99,0 - 14,0 11,2 644996
- 95,0 - 12,0 17,1 2067842
- 91,2 - 11,5 18,2 2275374
- 89,6 - 10,5 19,2 2388784
- 86,2 - 9,5 21,7 2861279

3.5.2.2. Hasil Pengukuran Drive Test HSDPA Dengan HTTP
Untuk hasil pengukuran download dengan menggunakan HTTP,
dapat dilihat pada Gambar 7.






Indra Surjati, Yuli Kurnia Ningsih & Hendri Septiana. Analisis Perhitungan Link Budget Indoor



17


Gambar 7. Hasil pengukuran RSCP HSDPA untuk download dengan
HTTP

Tabel 13. memperlihatkan hasil pengukuran RSCP HSDPA dengan HTTP

Tabel 13. Hasil Pengukuran RSCP HSDPA dengan HTTP
Download via HTTP
RSCP (dBm) Ec/No (dB) Average Throughput (bps)
-95 -12 1,9 Mbps






JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 1 -20, ISSN 1412-0372



18
Dari hasil drive test RSCP HSDPA indoor penetration dengan FTP
server (pada Tabel 12.) dan HTTP (pada Gambar 7. dan Tabel 13.), pada
kondisi radio yang sama dimana nilai Ec/No adalah -12 dB dan nilai RSCP
yang diterima sebesar -95 dBm, didapat hasil throughput yang berbeda.
Download menggunakan FTP server didapat nilai throughput sebesar 2
Mbps, sedangkan dengan HTTP didapat nilai throughput 1,9 Mbps.

Jadi throughput download menggunakan FTP server lebih baik
dibandingkan dengan menggunakan HTTP. Karena pada FTP server untuk
mendownload file menggunakan jaringan lokal itu sendiri (Network
Telkomsel). Sedangkan pada HTTP tidak menggunakan jaringan lokal,
sehingga bisa link ke berbagai macam web sites atau diakses oleh
sembarang orang (google, yahoo, dan lain sebagainya).

3.6. Analisis Hasil Perhitungan dan Hasil Pengukuran HSDPA
Tabel 14. memperlihatkan ringkasan hasil drive test RSCP HSDPA
dengan FTP dan HTTP, serta hasil perhitungan link budget HSDPA.

Tabel 14. Ringkasan Hasil Perhitungan dan Pengukuran RSCP HSDPA
RSCP (dBm) Throughput

Hasil
Drive test

FTP
terbaik - 86,2 2.8 Mbps
terburuk - 99,0 644 kbps
Rata - rata -92,2 2,0 Mbps
HTTP - 95,0 1,9 Mbps
Standard PT. Telkomsel -70 3.6 Mbps
Hasil Perhitungan - 71,64

Dari Tabel 14. hasil download dengan FTP server nilai RSCP
terbaik adalah -86,2 dBm dengan throughput data sebesar 2,8 Mbps. Nilai
RSCP ini berbeda dengan nilai perhitungan link budget yaitu sebesar -71,64
dBm dan merupakan nilai yang tidak sesuai dengan nilai RSCP yang
diinginkan oleh PT. Telkomsel, yakni sebesar 70 dBm, namun nilai
tersebut masih dalam batas yang diharapkan oleh PT. Telkomsel. Untuk
nilai rata rata RSCP yang diterima adalah sebesar -92,2 dBm dengan
throughput rata rata 2,0 Mbps.






Indra Surjati, Yuli Kurnia Ningsih & Hendri Septiana. Analisis Perhitungan Link Budget Indoor



19
Nilai RSCP sebesar -95 dBm yang termasuk dalam kategori nilai
terburuk karena tidak sesuai dan jauh dari nilai yang diharapkan dari
perhitungan link budget yaitu di bawah nilai -71,64 dBm. Hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor seperti power node B yang telah diatur
sedemikian rupa (perubahan parameter yang dilakukan pada node B),
besarnya rugi-rugi yang terdapat pada material dinding sehingga
mengurangi kekuatan sinyal dari antenna macrocell pada proses penyaluran
sinyal, jarak dari node B ke lokasi pengukuran, adanya gedung gedung
tinggi disekitar lokasi pengukuran, pengaruh radio kondisi dan kondisi
coverage area yang kurang baik.


4. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dan analisis yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Dari perhitungan link budget indoor penetration di McDonald area PIM
2, untuk WCDMA didapat nilai EIRP 58 dBm dan nilai RSCP -69,64
dBm, sedangkan untuk HSDPA, didapat nilai EIRP 56 dBm dan RSCP
sebesar -71,64 dBm.
2. Dari hasil drive test RSCP pada WCDMA, didapat RSCP ratarata
sebesar -69.72 dBm dengan throughput 328 kbps dan nilai RSCP
tersebut mendekati nilai perhitungan pada link budget sebesar -69,64
dBm.
3. Drive test RSCP pada HSDPA menggunakan HTTP, didapat RSCP
sebesar -95 dBm dengan throughput sebesar 1.9 Mbps, sedangkan
dengan FTP didapat RSCP sebesar -92,2 dBm dengan throughput 2,0
Mbps.
4. Hasil drive test RSCP HSDPA menunjukkan bahwa dengan kondisi
yang sama (nilai Ec/No sebesar -12 dB dan RSCP sebesar -95 dBm),
throughput yang dihasilkan lebih baik menggunakan FTP server
sebesar 2.0 Mbps, sedangkan pada HTTP sebesar 1.9 Mbps. Karena
pada FTP server untuk mendownload file menggunakan jaringan lokal
itu sendiri (Network Telkomsel), sedangkan pada HTTP tidak
menggunakan jaringan lokal, sehingga bisa link ke berbagai macam
web sites.


Daftar Pustaka
1. Mishra, Ajay R. Fundamental of Cellular Network Planning and
Optimisation: 2G/2.5G/Evolution to 4G. England: John Wiley &
Sons, Ltd. 2004.






JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 1 -20, ISSN 1412-0372



20
2. Holma, Harri and Toskala, Antti. WCDMA for UMTS: Radio Access for
Third Generation Mobile Communications, Third Edition. England:
John Wiley & Sons, Ltd. 2004.
3. Holma, Harri and Toskala, Antti. HSDPA / HSUPA for UMTS: High
Speed Radio Access for Mobile Communications. England: John Wiley
& Sons, Ltd. 2006.

You might also like