You are on page 1of 11

TUGAS BST

Disusun Oleh :
AURA RACHMAWATI
1102009047
Pemimin! :
D"# H# Gun$%$n &u"n$e'i( S)# THT*&+
D"# ,l$n$n'$ M$hen'"$ -$.$( S)# THT*&+
DA+AM RA/G&A M,/GI&UTI &,PA/IT,RAA/ &+I/I&
BAGIA/ I+MU P,/0A&IT T,+I/GA( HIDU/G DA/ T,/GGORO&A/ RSUD
DR# S+AM,T( GARUT
1A&U+TAS &,DO&T,RA/ U/I2,RSITAS 0ARSI
2014
SINUS PARANASAL
Fungsi Sinus Paranasal
a. Sebagai pengatur kondisi udara (air conditioning)
Sinus berfungsi sebagai ruang tambahan untuk memanaskan dan mengatur
kelembaban udara inspirasi. Keberatan terhadap teori ini ialah karena ternyata tidak didapati
pertukaran udara yang definitif antara sinus dan rongga hidung. Lagipula mukosa sinus tidak
mempunyai vaskularisasi dan kelenjar yang sebanyak mukosa hidung. Volume pertukaran
udara dalam ventilasi sinus kurang lebih 11!! volume sinus pada tiap kali bernapas sehingga
di butuhkan beberapa jam udara total dalam sinus.
b. Sebagai penahan suhu (termal insulators)
Sinus paranasal berfungsi sebagai penahan (buffer) panas" melindungi orbita dan
fossa serebri dari suhu rongga hidung yang berubah#ubah.
c. $embantu keseimbangan kepala
Sinus paranasal berfungsi bila udara dalam sinus diganti dengan tulang" hanya akan
memberikan pertambahan berat sebesar 1% dari berat kepala" sehingga teori dianggap tidak
bermakna.
d. $embantu resonansi suara
Sinus mungkin berfungsi sebagai rongga untuk resonansi suara dan mempengaruhi
kualitas suara. &kan tetapi ada yang berpendapat" posisi sinus dan ostiumnya tidak
memungkinkan sinus berfungsi sebagai resonator yang efektif. &kan tetapi ada yang
berpendapat" posisi sinus dan ostiumnya tidak memungkinkan sinus berfungsi sebagai
resonator yang efektif. Lagipula tidak ada korelasi antara resonansi suara dan besarnya sinus
pada he'an#he'an tingkat rendah.
e. Sebagai peredam perubahan tekanan udara
(ungsi ini berjalan bila ada perubahan tekanan yang besar dan mendadak misalnya
pada 'aktu bersin atau membuang ingus.
f. $embantu produksi mucus
$ucus yang dihasilkan oleh sinus paranasal jumlahnya kecil dibandingkan dengan
mucus dari rongga hidung" namun efektif untuk membersihkan partikel yang turut masuk
dengan udara inspirasi karena mucus ini keluar dari meatus medius" tempat yang paling
strategis.
Muara Sinus Paranasal
)ada meatus medius yang merupakan ruang diantara konka superior dan konka
inferior rongga hidung terdapat suatu celah sempit yaitu hiatus semilunaris yakni muara dari
sinus maksila" sinus frontalis dan ethmoid anterior. )ada meatus superior yang merupakan
ruang diantara konka superior dan konka media terdapat muara sinus ethmoid posterior dan
sinus sfenoid.
Pemeriksaan Radiologi Sinus Paranasal
1. Pemeriksaan Foto Kepala
)emeriksaan foto kepala untuk mengevaluasi sinus paranasal terdiri atas
berbagaimacam posisi" antara lain*
a. (oto keala posisi anterior#posterior (&) atau posisi +ald'ell)
b. (oto kepala lateral
c. (oto kepala posisi ,aters
d. (oto kepala posisi Submentoverteks
e. (oto -hese
f. (oto basis kranii dengan sudut optimal
g. (oto proyeksi .o'ne
)emeriksaan foto polos kepala adalah pemeriksaan yang paling baik dan
paling utama untuk mengevaluasi sinus paranasal. Karena banyaknya unsur#unsur
tulang dan jaringan lunak yang tumpang tindih pada daerah sinus paranasal" kelainan
jaringan lunak" erosi tulang kadang sulit di evaluasi. )emeriksaan ini dari sudut biaya
cukup ekonomis dan pasien hanya mendapat radiasi yang minimal.
Semua pemeriksaan harus dilakukan dengan proteksi radiasi yang baik" arah
sinar yang cukup teliti dan digunakan fokal spot yang kecil. )osisi pasien yang paling
baik adalah posisi duduk. &pabila dilakukan pada posisi tiduran" paling tidak posisi
Waters dilakukan pada posisi duduk. /iusahakan untuk memperoleh hasil yang dapat
mengevaluasi adanya air fluid level dalam sinus#sinus. &pabila pasien tidak dapat
duduk" dianjurkan untuk melakukan foto lateral dengan film diletakkan pada posisi
kontralateral dengan sinar 0 hori1ontal.
)emeriksaan kepala untuk mengevaluasi sinus paranasal terdiri atas berbagai
macam posisi" antara lain*
a. (oto kepala posisi anterior#posterior (posisi Caldwell)
(oto ini diambil pada posisi kepala menghadap kaset" bidang midsagital kepala
tegak lurus pada film. )osisi ini didapat dengan meletakkan hidung dan dahi diatas
meja sedemikian rupa sehingga garis orbito#meatal (yang menghubungkan kantus
lateralis mata dengan batas superior kanalis auditorius eksterna) tegak lurus terhadap
film. Sudut sinar rontgen adalah 12 derajat kraniokaudal dengan titik keluarnya
nasion. (oto -ontgen ini digunakan untuk melihat kelainan pada bagian depan
maksila dan mandibula" gambaran sinus frontalis" sinus ethmoidalis" serta tulang
hidung.

3ambar 1. )osisi +ald'ell
b. (oto kepala lateral
(oto lateral kepala dilakukan dengan kaset terletah sebelah lateral dengan
sentrasi diluar kantus mata" sehingga dinding posterior dan dasar sinus maksila
berhimpit satu sama lain. (oto -ontgen ini digunakan untuk melihat keadaan
sekitar lateral tulang muka" diagnosa fraktur dan keadaan patologis tulang tengkorak
dan muka.

3ambar 4. )osisi lateral
c. (oto kepala posisi Waters
)osisi ini yang paling sering digunakan. )ada foto 'aters" secara ideal piramid
tulang petrosum diproyeksikan pada dasar sinus maksilaris. $aksud dari posisi ini
adalah untuk memproyeksikan tulang petrosus supaya terletak diba'ah antrum
maksila sehingga kedua sinus maksilaris dapat dievaluasi seluruhnya. 5al ini
didapatkan dengan menengadahkan kepala pasien sedemikian rupa sehingga dagu
menyentuh permukaan meja. Bidang yang melalui kantus medial mata dan tragus
membentuk sudut lebih kurang 67 derajat dengan film. (oto 'aters umumnya
dilakukan pada keadaan mulut tertutup. )ada posisi mulut terbuka akan dapat menilai
daerah dinding posterior sinus sphenoid dengan baik. (oto -ontgen ini digunakan
untuk melihat sinus maksilaris" sinus ethmoidalis" sinus frontalis" rongga orbita"
sutura 1igomatiko frontalis" dan rongga nasal.
3ambar 6. )osisi ,aters
3ambar 6a. )osisi ,aters mulut terbuka 3ambar 6b. )osisi 'aters mulut tertutup
d. (oto kepala posisi Submentoverteks
)osisi submentoverteks diambil dengan meletakkan film pada verte8" kepala
pasien menengadah sehingga garis infraorbito meatal sejajar dengan film. Sentrasi
tegak lurus kaset dalam bidang midsagital melalui sella tursika ke arah verte8. 9anyak
variasi#variasi sudut sentrasi pada posisi submentoverteks" agar supaya mendapatkan
gambaran yang baik pada beberapa bagian basis kranii" khususnya sinus frontalis dan
dinding posterior sinus maksilaris. (oto ini bisa digunakan untuk melihat dasar
tengkorak" posisi kondilus" sinus sphenoidalis" lengkung mandibula" dinding lateral
sinus maksila" dan arcus 1igomatikus.
Gambar 4. Posisi Submentovertikal
e. )osisi Rhese
)osisi rhese atau oblik dapat mengevaluasi bagian posterior sinus etmoid"
kanalis optikus dan lantai dasar orbita sisi lain.
Gambar 4. Posisi rhese
f. (oto proyeksi Towne
)osisi towne diambil denga berbagai variasi sudut angulasi antara 6!#:! ke
arah garis orbitomeatal. Sentrasi dari depan kira#kira ; cm di atas glabela dari foto
polos kepala dalam bidang midsagital. )royeksi ini adalah posisi yang paling baik
untuk menganalisis dinding posterior sinus maksilaris" fisura orbita inferior" kondilus
mandibularis" dan arkus 1igomatikus posterior. (oto -ontgen ini digunakan untuk
pasien yang kondilusnya mengalami perpindahan tempat dan juga dapat
digunakan untuk melihat dinding postero lateral pada maksila.
Gambar 7. Posisi Towne
2. Pemeriksaan Tomogram.
)emeriksaan tomogram pada sinus paranasal biasanya digunakan
multidirection tomogram. Sejak digunakannya +.#Scan" pemeriksaan tomogram
penggunaannya agak tergeser. .etapi pada fraktur daerah sinus paranasal" pemeriksaan
tomogram merupakan suatu tehnik yang terbaik untuk menyajikan fraktur#fraktur
tersebut dibandingkan dengan pemeriksaan aksial dan coronal +.#Scan. )emeriksaan
tomogram biasanya dilakukan pada kepala dengan posisi &) atau Waters.
3. Pemeriksaan Komputer Tomograi !T"S#an
)emeriksaan +.#Scan sekarang merupakan pemeriksaan yang sangat unggul
untuk mempelajari sinus paranasal" karena dapat menganalisis dengan baik tulang#
tulang secara rinci dan bentuk#bentuk jaringan lunak. <risan aksial merupakan standar
pemeriksaan paling baik yang dilakukan dalam bidang inferior orbitomeatal (<=$)"
dengan irisan setebal 2 mm" dimulai dari sinus maksilaris sampai sinus frontalis.
)emeriksaan ini dapat menganalisis perluasan penyakit dari gigigeligi" sinus#sinus dan
palatum" terrmasuk ekstensi intrakranial dari sinus frontalis.
3ambar ;a. +.#scan potongan koronal

Gambar 8b. CT-scan potongan aksial
<risan melalui bidang <=$ dapat menyajikan anatomi paranasalis dengan baik
dan gampang dibandingkan dengan atlas standar cross section. /apat juga mempelajari
nervus optikus dan mengevaluasi orbita. 9idang <=$ berjalan sejajar dengan paltum
durum" sebagian dasar orbita" sebagian besar dasr fossa kranialis anterior (dasar sinus
nasalis" sinus#sinus etmoidalis" dan orbita). /alam hal ini gampang sekali
membandingkan sisi kanan dan sisi kiri. )ada irisan ini dapat memperlihatkan volum"
penyakitkelainan jaringan lunak diantara tulang#tulang atau erosi yang kecil.
Ineksi sinus paranasal
<nfeksi pada sinus paranasal sangat sering terjadi dengan gejala klinis yang nyata.
>ang paling sering adalah rhinitis dan sinusitis sebagai komplikasi.
)ada sinusitis bakterial gambaran foto polos sinus paranasal seringkali
memperlihatkan gambaran yang asimetris" dimana sinus paranasal terserang secara
unilateral. Sedangkan pada sinusitis alergika daerah sinus paranasal yang terserang selalu
simetris" biasanya disertai poliposis nasal.
3ambar ?. Sinusitis pada (oto ,aters
)ada sinusitis maksilaris" gamabaran foto polos sinus sphenoidalis tampak
normal" tetapi apabila dilakukan pemeriksaan bakteriologik :7%#72% kasus
memperlihatkan infeksi yang sama pada sinus spheoidalis.
)ada kasus#kasus sinusitis sphenoid" kira#kira 2!% foto polos sinus sphenoidalis
yang normal" tapi apabila dilakukan pemeriksaan +.#Scan" maka tampak kelainan pada
mukosa berupa penebalan. )ada sinusitis tampak *
1. penebalan mukosa
4. air fluid level (kadang#kadang)
6. perselubungan homogen pada satu atau lebih sinus paranasal
@. penebalan dinding sinus dengan sleklerotik (pada kasus#kasus kronik)
)ada sinusitis" mula#mula tampak penebalan dinding sinus" dan yang paling
sering adalah sinus maksilaris" sedangkan pada sinusitis kronik juga terdapat penebalan
dinding sinus yang disebabkan karena timbulnya fibrosis dan jaringan parut yang
menebal. )ada foto polos tidak dapat membedakan keduanya" dimana yang tampak
hanya penebalan dinding sinus. .etapi +.#scan dengan penyuntikan kontras daat
membedakan keduanya" dimana apabila terjadi enhance menunjukkan adanya inflamasi
aktif" tetapi bila tidak terjadi enhance biasanya jaringan fibrotik dan jaringan parut.
)ansinusitis adalah suatu keadaan dimana terdapat perselubungan pada seluruh
sinus#sinus" biasanya sering terjadi pada kasus#kasus sinusitis. 9ila disebabkan karena
infeksi bakteri" dilakukan terapi konservatif dimana gejala klinis akan menghilang dalam
1#4 minggu. .etapi bila perselubungan tersebut masih tetap ada sampai 4#6 minggu
setelah terapi konservatif perlu dilakukan pemeriksaan +.#scan. 5al#hal yang mungkin
terjadi pada kasus tersebut" ialah*
a. Kista retensi yang luas
b. )olip yang mengisi ruang sinus
c. )olip antrakoana
d. $assa pada kavum nasi yang menyumbat sinus
e. $ukokel
f. .umor

You might also like