You are on page 1of 10

Pengertian Work Sampling

Work Sampling adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan
terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja/operator. Pada awalnya cara
ini dikembangkan di Inggris oleh seorang yang bernama L.H.C. Tippet di pabrik
tekstil di Inggris, tetapi karena kegunaannya cara ini kemudian dipakai di negara lain
secara lebih luas. Dari namanya dapat diduga bahwa cara ini menggunakan ilmu
statistik, tetapi pada sampling pekerjaan hal ini tampak lebih nyata.
Pengukuran waktu jam henti merupakan cara langsung karena dilakukan dengan
melakukan pengukuran secara langsung di tempat berjalannya pekerjaan. Bedanya
dengan cara jam henti adalah bahwa pada cara sampling pekerjaan pengamatan tidak
terus menerus berada ditempat pekerjaan melainkan mengamati (di tempat pekerjaan
hanya pada sesaat pada waktu yang ditentukan secara acak. sampling pekerjaan
dilakukan secara sesaat pada waktu yang ditentukan secara acak (!utalaksana, "#$#.
%etode sampling pekerjaan sangat cocok untuk digunakan dalam melakukan
pengamatan atas pekerjaan yang si&atnya tidak berulang dan memiliki waktu yang
relati& panjang. Pada dasarnya prosedur pelaksanaanya cukup sederhana, yaitu
melakukan pengamatan akti&itas kerja untuk selang waktu yang diambil secara acak
terhadap satu atau lebih mesin atau operator dan kemudian mencatatnya apakah
mereka ini dalam keadaan bekerja atau menganggur (!ritomo, "##'.
Kegunaan dan Langkah Sampling Pekerjaan.
!ampling pekerjaan mempunyai beberapa kegunaan lain di bidang produksi sampling
untuk menghitung waktu penyelesaian. (egunaan tersebut yaitu untuk mengetahui
distribusi pemakaian waktu sepanjang waktu kerja oleh pekerja atau kelompok kerja,
mengetahui tingkat peman&aatan mesin)mesin atau alat)alat di pabrik, menentukan
waktubaku bagi pekerja)pekerja tidak langsung dan dapat memperkirakan
kelonggaran bagi suatu pekerjaan (!utalaksana, "#$#.
!elanjutnya langkah dalam melakukan sampling pekerjaan tidak berbeda dengan cara
jam henti. Begitu pula langkah)langkahnya adalah menetapkan tujuan pengukuran,
yaitu untuk apa sampling pekerjaan dilakukan, yang akan menentukan besarnya
tingkat ketelitian dan keyakinan. *ika sampling ditujukan untuk mendapatkan waktu
baku, lakukanlah penelitian pendahuluan untuk mengetahui ada tidaknya sistem kerja
yang baik. *ika sebelum, perbaikan atas kondisi dan cara kerja harus dilakukan
dahulu. %emilih operator yang baik, bila perlu mengadakan latihan bagi para operator
yang dipilih agar bisa dan terbiasa dengan sistem kerja yang dilakukan. %elakukan
pemisahan kegiatan sesuai yang ingin didapatkan.%enyiapkan perlatan yang
diperlukan berupa papan pengamatan, lembar)lembar pengamatan, pena atau pensil
(!utalaksana, "#$#.
+ara melakukan sampling pengamatan dengan sampling pekerjaan juga tidak berbeda
dengan yang dilakukan untuk cara jam henti yaitu yang terdiri dari tiga langkah yaitu
melakukan sampling pendahuluan, menguji keseragaman data dan menghitung jumlah
kunjungan yang diperlukan. ,angkah ini dilakukan terus sampai jumlah kunjungan
mencukupi yang diperlukan untuk tingkat keyakinan yang diperlukan (!utalaksana,
"#$#.
Pada langkah sampling pendahuluan dilakukan sejumlah kunjungan yang banyaknya
ditentukan oleh pengukur, biasanya tidak kurang dari -.. Pada langkah pengujian
keseragaman data, didapatkan batas kontrol atas dan batas kontrol bawah. Batas
kontrol yang kita cari bisa kita dapatkan melalui rumus sebagai berikut/
dengan nilai P
"
didapatkan dengan rumus sebagai berikut/
%enghitung jumlah pengamatan yang diperlukan yaitu diperlukan tingkat ketelitian
dan tingkat keyakinan. *umlah pengamatan yang diperlukan untuk tingkat ketelitian
01 dan tingkat keyakinan #01 diketahui melalui rumus sebagai berikut/
Dimana k adalah konstanta, ! adalah tingkat ketelitian dan P didapatkan melalui
rumus sebagai berikut/
Waktu Baku Pengamatan Acak
(unjungan dilakukan dalam waktu yang ditentukan secara acak. Biasanya satu hari
kerja dibagi ke dalam satuan waktu yang besarnya ditentukan oleh pengukur.
Biasanya panjang satuan waktu tidak terlampau singkat dan juga tidak terlampau
panjang. Berdasarkan satuan waktu inilah saat)saat kunjungan ditentukan.
!elanjutnya dikatakan bahwa panjang satuan waktu tidak terlalu pendek dan juga
tidak terlalu panjang. Pertama kalinya sudah jelas, yaitu bila terlalu pendek misalkan
satu menit, kemugkinan mendapatkan dua atau lebih kunjungan berturut)turut setiap
satu menit sekali tentunya menyulitkan. (edua mudah pula dimengerti, yang akan
menyebabkan jumlah kunjungan per hari terbatas yang berarti akan menjadikan masa
pengamatan sampling pekerjaan lebih lama (!utalaksana, "#$#.
!eperti yang sudah diketahui bahwa studi sampling kerja akan dapat menjawab
beberapa hal yaitu persentase atau proporsi antara aktvitas dan idle, penetapan waktu
baku kegiatan. !eperti halnya dalam Stopwatch Time Study maka disini juga harus
diestimasikan terlebih dahulu performance rating dari operator yang diukur dan
waktu longgar yang ada (!ritomo, "##'.
Dalam penghitungan waktu baku, waktu kelonggaran dan &aktor penyesuaian sangat
menentukan. ,ebih mudahnya dapat dilakukan melalui urutan langkah dari rumus
sebagai berikut/
(elonggaran dapat ditentukan dari ' hal yaitu si&at kegiatan dari kegiatan kelonggaran
yang tidak selalu tampak sebagai kegiatan yang berdiri sendiri. %isalnya, untuk
menghilangkan rasa &atigue operator tidak selalu berhenti bekerja, tetapi juga dapat
dengan melambatkan kecepatan kerja. (edua adalah bahwa operator yang diukur
harus seorang yang melakukan kegiatan)kegiatan kelonggaran secara wajar, artinya
dia tidak bercakap)cakap terlampau banyak, sering minum atau ke kamar kecil karena
badan yang tidak sehat dan sebagainya. 2al ini adalah untuk menjamin agar
kelonggaran yang berakhirnya didapatkan merupakan kelonggaran yang sepantasnya
(!utalaksana, "#$#.
+ara schumard memberikan patokan penilaian melalui kelas)kelas performance kerja
dimana setiap kelas mempunyai nilai sendiri. Pengukur diberi patokan untuk menilai
performance kerja operator menurut kelas)kelas Superfast+, Fast, Fast, !"ellent dan
seterusnya. !eorang yang dipandang bekerja normal diberi nilai 3., dengan nama
performance kerja yang lain dibandingkan untuk menghitung &aktor penyesuaian.
Kelas penyesuaian
Superlast
Fast +
Fast
Fast #
!"ellent
$ood +
$ood
$ood #
%ormal
Fair +
Fair
Fair
&oor
"..
#0
#.
40
4.
$0
$.
30
3.
00
0.
50
5.
Peringkat Kinerja Operator (Performance ating!
Posted by &ariedpradhana on 6pril '0, '."'
Posted in/ 6nalisis Perancangan (erja dan 7rgonomi. 8agged/ 6P(97, de&inisi
pengukuran, pengukuran adalah, sampling pekerjaan, waktu baku. ' (omentar
"efinisi Pengukuran
Pengukuran adalah membandingkan besaran yang digunakan dengan besaran standar.
!esuai dengan namanya, pengukuran waktu ini menggunakan jam henti atau
stopwatch sebagai alat utamanya. +ara ini sering digunakan karena merupakan cara
yang paling banyak dikenal, alasan lainnya yang menyebabkan metode ini sering
digunakan adalah kesederhanaan aturan)aturan pengukuran yang dipakai
(!utalaksana, '..3.
8eknik pengukuran waktu dibagi menjadi pengukuran secara langsung dan
pengukuran secara tidak langsung. Pengukuran secara langsung dilakukan di tempat
di mana pekerjaan yang bersangkutan dijalankan, termasuk di dalamnya cara jam
berhenti dan sampling pekerjaan. :ntuk pengukuran waktu secara tidak langsung,
perhitungan waktu dilakukan tanpa harus berada di tempat pekerjaan. Bisa dilakukan
dengan membaca tabel)tabel yang menggambarkan elemen)elemen gerakan, termasuk
di dalamnya data waktu baku dan data waktu gerakan (!utalaksana, '..3.
Pengukuran waktu kerja dilakukan terhadap beberapa alternati& sistem kerja, yang
terbaik diantaranya di lihat dari segi waktu, dicari dari sistem kerja yang
membutuhkan waktu penyelesaian tersingkat. Pengukuran waktu ditujukan juga untuk
mendapatkan waktu baku penyelesaian pekerjaan yaitu waktu yang dibutuhkan secara
wajar oleh pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan
dalam sistem kerja terbaik (!utalaksana, '..3.
Langkah#Langkah $e%elum &elakukan Pengukuran
:ntuk mendapatkan hasil yang baik, yaitu yang dapat dipertanggung jawabkan
maka tidak cukup sekedar melakukan beberapa kali pengukuran dengan
menggunakan jam henti, apalagi jam biasa. Banyak &aktor yang harus diperhatikan
agar akhirnya dapat diperoleh waktu yang pantas untuk pekerjaan yang bersangkutan
seperti yang berhubungan dengan kondisi kerja, cara pengukuran, jumlah pengukuran,
dll. Berikut langkah)langkahnya/ (elearning.janabadra.ac.id.
". Penetapan 8ujuan Pengukuran. Dalam pengukuran waktu, hal)hal yang
penting yang harus diketahui dan ditetapkan adalah peruntukan penggunaan
hasil pengukuran, tingkat ketelitian, dan tingkat keyakinan yang diinginkan
dari hasil pengukuran tersebut.
'. %elakukan Penelitian Pendahuluan. 8ujuan yang ingin dicapai dari
pengukuran waktu adalah memperoleh waktu yang pantas untuk diberikan
kepada pekerja dalam melakukan suatu pekerjaan. 8entu suatu sistem kerja
dengan kondisi yang telah ada selama ini termasuk di antara yang dapat
dicarikan waktu yang pantas tersebut. 6rtinya akan didapat juga waktu yang
pantas untuk menyelesaikan pekerjaan, namun dengan kondisi yang
bersangkutan itu.
-. %emilih ;perator. ;perator yang akan melakukan pekerjaan yang diukur
bukanlah orang yang begitu saja diambil dari tempat kerja. ;rang ini harus
memenuhi beberapa persyaratan tertentu agar pengukuran dapat berjalan
dengan baik dan dapat diandalkan hasilnya.
5. %elatih ;perator. <alaupun operator yang baik telah didapat, kadang)kadang
pelatihan masih diperlukan bagi operator tersebut terutama jika kondisi dan
cara kerja yang dipakai tidak sama dengan yang biasa dijalankan operator. 2al
ini terjadi jika yang akan diukur adalah sistem kerja baru sehingga operator
tidak berpengalaman menjalankannya.
0. %engurai Pekerjaan 6tas 7lemen Pekerja. Disini pekerjaan dipecah menjadi
elemen pekerjaan, yang merupakan gerakan bagian dari pekerjaan yang
bersangkutan. 7lemen)elemen inilah yang diukur waktunya. <aktu siklusnya
adalah jumlah waktu dari waktu setiap elemen ini. <aktu siklus adalah waktu
penyelesaian satu satuan produk sejak mulai bahan baku mulai diproses di
tempat kerja yang bersangkutan.
3. %enyiapkan Perlengkapan Pengukuran. !etelah kelima langkah di atas
dijalankan dengan baik, tibalah sekarang pada langkah terakhir sebelum
melakukan pengukuran, yaitu menyiapkan perlengkapan yang diperlukan, hal)
hal tersebut adalah/
a. *am 2enti
=aitu mempunyai sebuah jarum penunjuk, bila tombol 6 ditekan jarum akan berputar
dan berhenti jika tombol B ditekan. 8ombol + ber&ungsi untuk mengembalikan jarum
ke skala nol.
b. ,embaran),embaran Pengamatan
,embaran),embaran Pengamatan digunakan untuk mencatat hasil)hasil pengukuran.
6gar catatan ini baik biasanya lembaran)lembaran itu disediakan sebelum pengukuran
dengan kolom dan baris yang memudahkan pencatatan dan pembacaan kembali.
c. Pena dan Pensil
Disiapkan untuk mencatat segala yang diperlukan pada lembaran)lembaran
pengamatan.
d. Papan Pengamatan
Dipakai sebagai alas lembaran pengamatan sehingga memudahkan pencatatan.
+ontoh bentuk papan yang baik, yaitu bersi&at ergonomic.
&elakukan Pengukuran Waktu
Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu)waktu kerja baik
setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat)alat yang telah disiapkan. Bila
operator telah siap di depan mesin atau tempat kerja lain yang waktu kerjanya akan
diukur. Pengukur memilih posisi untuk tempat operator berdiri mengamati dan
mencatat. Posisi ini hendaknya sedemikian rupa sehingga operator tidak terganggu
gerakan)gerakannya atau merasa canggung karena merasa terlampau diamati
(!utalaksana, '..3.
2al yang pertama dilakukan adalah pengukuran pendahuluan. 8ujuan melakukan hal
ini adalah agar nantinya mendapatkan perkiraan statistical dari banyaknya
pengukuran yang harus dilakukan untuk tingkat)tingkat ketelitian dan keyakinan yang
diinginkan. Pengukuran pendahuluan pertama dilakukan dengan melakukan beberapa
buah pengukuran yang banyak ditentukan oleh pengukur, biasanya "3 kali atau lebih.
!etelah pengukuran tahap pertama ini dijalankan, selanjutnya dijalankan tahap)tahap
kegiatan menguji keseragaman data dan menghitung jumlah pengukuran yang harus
dilakukan. Bila jumlah pengukuran yang dilakukan belum mencukupi, dilanjutkan
dengan pengukuran tambahan, yaitu mengukur lagi untuk >mengejar? jumlah
minimum yang diperlukan. :ntuk kecermatan, setelah pengukuran memenuhi syarat
kecukupan data seperti yang telah dihitung, dilakukan lagi uji keseragaman data dan
perhitungan kecukupan data. Bila kali ini data yang ada terhitung cukup, barulah
pengukuran dihentikan (!utalaksana, '..3.
'ingkat Ketelitian dan 'ingkat Keyakinan
Pada pengukuran)pengukuran ini adalah waktu sebenarnya dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan. Pengukuran yang ideal tentunya dilakukan
pengukuran)pengukuran yang sangat banyak, karena demikian diperoleh jawaban
yang pasti. 8etapi hal ini jelas tidak mungkin karena keterbatasan waktu, tenaga, dan
tentunya biaya. @amun, sebaliknya jika dilakukan hanya beberapa kali pengukuran
saja, dapat diduga hasilnya sangat kasar. Dengan demikan yang diperlukan adalah
jumlah pengukuran yang tidak membebankan waktu, tenaga, dan biaya yang besar
tetapi hasilnya dapat dipercaya. *adi walaupun jumlah pengukuran tidak berjuta kali,
tetapi jelas tidak hanya beberapa kali saja (!utalaksana, '..3.
Dengan tidak dilakukannya pengukuran yang banyak sekali, pengukur akan
kehilangan sebagian kepastian akan ketetapan/rata)rata waktu penyelesaian yang
sebenarnya, hal ini harus disadari oleh pengukur. 8ingkat ketelitian dan tingkat
keyakinan adalah pencerminan tingkat kepastian yang diinginkan oleh pengukur
setelah memutuskan tidak akan melakukan pengukuran yang sangat banyak. 8ingkat
ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu
penyelesaian sebenarnya. 2al ini biasanya dinyatakan dalam persen atau dari waktu
penyelesaian sebenarnya, yang seharusnya dicari. 8ingkat keyakinan menunjukkan
besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian
tadi, inipun dinyatakan dalam persen (!utalaksana, '..3.
&elakukan Perhitungan Waktu Baku
*ika pengukuran)pengukuran telah selesai, yaitu semua data yang didapat memiliki
keseragaman yang dikehendaki, dan jumlah telah memenuhi tingkat)tingkat ketelitian
dan keyakinan yang diinginkan, maka selesailah kegiatan pengukuran waktu.
,angkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut sehingga memberikan waktu
baku. +ara untuk mendapatkan waktu baku dari data terkumpul itu adalah sebagai
berikut/ (!utalaksana, '..3.
a. 2itung waktu siklus, yang tidak lain adalah waktu penyelesaian rata)rata selama
pengukuran.
b. 2itung waktu normal.
<n A <s B p
c. 2itung waktu baku
<b A <n C (<n B D
(eterangan / <s A waktu siklus
EFi A jumlah nilai data
@ A jumlah data
<n A waktu normal
p A penyesuaian
<b A waktu baku
D A kelonggaran
'ujuan &elakukan Penyesuaian
(etidakwajaran dapat saja terjadi misalnya bekerja tanpa kesungguhan, sangat cepat
seolah)olah karena diburu waktu, atau alasan menjumpai kesulitan seperti kondisi
ruangan yang buruk. !ebab)sebab itu dapat mempengaruhi kecepatan kerja yang
berakibat terlalu singkat atau terlalu panjangnya waktu penyelesaian. *adi, tujuan dari
penyesuaian adalah untuk menentukan harga rata)rata waktu dan harus
menormalkannya dengan melakukan penyesuaian (!utalaksana, '..3.
Penyesuaian dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata)rata atau waktu elemen
rata)rata dengan suatu harga p yang disebut &aktor penyesuaian. Bila operator bekerja
di atas normal atau terlalu cepat, maka harga p nya akan lebih besar dari ", bila
dipandang di bawah normal maka harga p nya akan lebih kecil dari harga ", dan bila
operator bekerja dengan wajar maka harga p nya sama dengan ". %enurut konsep
yang dikemukakan oleh ,awry %aynard dan !tegemarten melalui cara penyesuaian
westinghouse bahwa ada empat &aktor yang menyebabkan kewajaran atau tidak dalam
bekerja yaitu keterampilan, usaha, kondisi kerja, dan konsistensi (!utalaksana, '..3.
(ara &enentukan )aktor Penyesuaian
+ara pertama yaitu cara persentasi, dimana &aktor penyesuaian sepenuhnya ditentukan
oleh pengukur melalui pengamatannya selama melekukan pengukuran. *adi sesuai
dengan pengukuran pengamat menentukan harga p yang menurutnya akan
menghasilkan waktu normal bila harga ini dikalikan dengan waktu siklus. +ara ini
merupakan cara yang paling sederhana maka segera pula terlihat terdapat kekurangan
ketelitian sebagai akibat dari kasarnya cara penelitian. %aka dikembangkan cara lain
yang lebih objekti& seperti cara shumard di mana memberikan patokan)patokan
penilaian melalui kelas)kelas performance kerja di mana setiap kelas mempunyai nilai
sendiri)sendiri. (elas)kelas tersebut seperti menurut kelas superfastC, fast, fast),
e"cellent dan seterusnya. Berbeda dengan cara shumard, cara westinghouse
mengarahkan penilaian pada empat &aktor yang dianggap menentukan kewajaran atau
tidak dalam bekerja seperti keterampilan, usaha, kondisi kerja, dan konsistensi
(!utalaksana, '..3.
+ara terakhir yaitu objekti&, dengan memperhatikan dua &aktor kecepatan kerja dan
tingkat kesulitan pekerjaan yang dipandang secara bersama dapat menentukan berapa
harga p untuk mendapatkan waktu normal. Disini pengukur melakukan penilaian
keseluruhan yaitu menilai semua &aktor yang dianggap berpengaruh sekaligus
(!utalaksana, '..3.
)ungsi Kelonggaran
(elonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan
rasa fatigue, dan hambatan)hambatan yang tidak dapat terhindarkan. (etiga hal ini
merupakan hal)hal secara nyata dibutuhkan oleh pekerja dan yang selama pengukuran
tidak teramati, diukur, dicatat ataupun dihitung. (arenanya sesuai pengukuran dan
setelah mendapatkan waktu normal, kelonggaran perlu ditambahkan (!utalaksana,
'..3.
Kelonggaran untuk Ke%utuhan Pri%adi
8ermasuk ke dalam kelonggaran kebutuhan pribadi disini adalah, hal)hal seperti
minum sekedarnya, ke kamar kecil, bercakap)cakap dengan teman sekerja sekedar
untuk menghilangkan kejenuhan dalam bekerja. Besarnya kelonggaran yang diberikan
untuk kebutuhan pribadi seperti itu berbeda)beda dari suatu pekerjaan ke pekerjaan
lainnya, karena setiap pekerjaan mempunyai karakteristik sendiri)sendiri dengan
>tuntutan? yang berbeda)beda. Penelitian yang khusus perlu dilakukan untuk
menentukan besarnya kelonggaran ini secara tepat seperti dengan sampling pekerjaan
ataupun secara &isiologis. Berdasarkan penelitian ternyata besarnya kelonggaran ini
bagi pekerja pria berbeda dari pekerja wanita misalnya untuk pekerjaan)pekerjaan
ringan pada kondisi)kondisi kerja normal pria memerlukan ')',0 dan wanita 01
(persentase ini adalah dari waktu normal (elearning.janabadra.ac.id.
Kelonggaran untuk &enghilangkan asa Fatigue
Gasa fatigue tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi baik jumlah
maupun kualitas. (arenanya salah satu cara untuk menentukan kelonggaran ini adalah
dengan melakukan pengamatan sepanjang hari kerja dan mencatat saat)saat di mana
hasil produksi menurun. 8etapi masalahnya adalah kesulitan dalam menentukan pada
saat)saat di mana menurunnya hasil produksi disebabkan oleh timbulnya rasa fatigue
karena masih banyak kemungkinan lain yang dapat menyebabkannnya (!utalaksana,
'..3.
*ika rasa fatigue telah datang dan pekerja harus bekerja untuk menghasilkan
performance normalnya, maka usaha yang dikeluarkan pekerja lebih besar dari
normal dan ini akan menambah rasa fatigue. Bila hal ini berlangsung terus pada
akhirnya akan terjadi fatigue total yaitu, jika anggota badan yang bersangkutan sudah
tidak dapat melakukan gerakan kerja sama sekali walaupun sangat dikehendaki. 2al
ini jarang terjadi karena berdasarkan pengalaman pekerja dapat mengatur kecepatan
kerjanya sedemikian rupa, sehingga lambatnya gerakan)gerakan kerja ditunjukkan
untuk menghilangkan rasa fatigue ini (!utalaksana, '..3.
Kelonggaran untuk *am%atan#*am%atan 'ak 'erhindarkan
Dalam melaksanakan pekerjaannya, pekerja tidak akan lepas dari berbagai
>hambatan?. 6da hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengobrol yang berlebihan
dan menganggur dengan sengaja ada pula hambatan yang tidak dapat dihindarkan
karena berada di luar kekuasaan pekerja untuk mengendalikannya. Bagi hambatan
yang pertama jelas tidak ada pilihan lain selain menghilangkannya, sedangkan bagi
yang terakhir walaupun harus diusahakan serendah mungkin, hambatan akan tetap ada
dan karenanya harus diperhitungkan dalam perhitungan waktu baku. Beberapa contoh
yang termasuk ke dalam hambatan tak terhindarkan adalah/ (!utalaksana, '..3.
". %enerima atau meminta petunjuk kepada pengawas.
'. %elakukan penyesuaian)penyesuaian mesin.
-. %emperbaiki kemacetan)kemacetan singkat seperti mengganti alat potong
yang patah.
5. %engasah peralatan potong.
0. %engambil alat)alat atau bahan)bahan khusus dari gudang.
<aktu @ormal A 8otal waktu H per&ormans rating (1
<aktu !tandard A <aktu normal C 1 allowances H waktu normal

You might also like