SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Nama : Lis Prasetyo NIM : 5201401030 Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin S1 J urusan : Teknik Mesin
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2006 HALAMAN PENGESAHAN
ii Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada tanggal : Panitia ujian Ketua Sekretaris
Drs. Pramono Drs. Supraptono, M.Pd NIP. 131474226 NIP. 131126645 Pembimbing Anggota penguji Pembimbing I Penguji I
Lis Prasetyo, Hubungan Antara Beban Dengan Laju Pergerakan Material Conveyor Horizontal C Berbasis PLC (Programmable Logic Controlled). Skripsi. Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
Sistem kendali mesin menggunakan saklar magnet (Magnetic Controller) sudah mulai ditinggalkan, sebagian besar industri menggunakan sistem kendali yang ringkas, mudah penggunaannya, mudah memodifikasi kerjanya dan mempunyai keistimewaan dibandingkan dengan saklar magnet .Tahap awal penelitian, ditemukan bahwa sebagian besar industri menerapkan sistem kontrol menggunakan Programmable Logic Controlled (PLC) sebagai alat kontrol kerja produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membangun sebuah miniatur suatu mesin transfer menggunakan sistem kendali berbasis PLC yang dapat digunakan sebagai simulasi kerja pemindahan barang di suatu industri, selain itu juga untuk mengetahui bagaimana hubungan antara beban dengan laju pergerakan conveyor berbasis PLC. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relay yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional (Eko Putra, Agfianto. 2004:1). Pengguna membuat program dengan menggunakan Ladder program atau diagram tangga yang kemudian dijalankan oleh PLC. PLC menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada Instrument keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran yang diamati. Program yang digunakan untuk pembuatan Ladder Diagram bagi perintah PLC adalah menggunakan Program Syswin seri 3.2. Komponen utama sebagai perintah masukan PLC sebagai pemicu program adalah sensor LDR (Light Dependent Resistor) dan saklar ON/OFF. Sedangkan Output yang digunakan sebagai perintah lanjutan bagi masukan PLC adalah Relay sebagai pemicu kerja Motor AC dan Kerja Selenoid Valve untuk menggerakkan Silinder Pneumatik yang menggunakan jenis Double Active Cylinder (Cylinder Pneumatik Penggerak Ganda). Setelah melaksanakan perancangan dan pembuatan alat pemindah barang berbasis PLC, akan dilakukan penelitian tentang hubungan antara beban terhadap laju pergerakan material conveyor tersebut. Metode yang digunakan adalah metode Korelasi Produk Momen. Hasil penelitian membuktikan bahwa hasil pengujian hubungan antara beban dengan laju pergerakan material conveyor memiliki nilai Korelasi hubungan (r) -0,95 yang berarti memiliki taraf hubungan yang tinggi dan korelasi yang bersifat negative yaitu semakin tingi beban yang diberikan semakin lambat laju yang terjadi. Sistem kontrol conveyor horizontal C berbasis PLC perlu dikembangkan sehingga dapat lebih sempurna.
iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Segala tindakan hendaknya berpegang pada agama, dan janganlah bercerai berai. (QS.3 Ali Imran :103) Tolong-menolonglah dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa, dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa. ( QS.5 Al Maidah : 2) Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapatkan rahmat. ( QS.49 Al Hujurat : 10)
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk : Bapak dan Ibu yang selalu memberikan doanya untukku. Mas Agus, Mas Aris, Mbak Tin, Mbak Lilis dan Lita yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan kuliah . Widya Arini yang senantiasa mendampingi dalam susah dan senang hidupku juga atas kasih sayangnya selama ini.
v KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Soesanto, M.Pd, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. 2. Bapak Drs. Pramono, Ketua J urusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang. 3. Bapak Drs. Wirawan S, M.T, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Drs. Supraptono, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat selesai. 5. Bapak Drs. M Burhan RW, M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan bimbingannya. 6. Keluarga besar di Semarang yang telah memberikan doa dan dukungannya 7. Teman-teman Skripsiku (Andi K, Azwar A, Hanip, Limas, dan Sulis). 8. Teman-teman seperjuangan PTM01. 9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materiil selama penelitian ini berlangsung. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas jasa-jasa beliau yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini memberikan tambahan ilmu bagi yang membacanya.
Semarang, Maret 2006
Penulis
vi DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN J UDUL........................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii ABSTRAK .......................................................................................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv KATA PENGANTAR........................................................................................ v DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii DAFTAR TABEL............................................................................................... ix DAFTAR GRAFIK............................................................................................. x DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang......................................................................... 1 B. Pembatasan Masalah................................................................ 3 C. Permasalahan ......................................................................... 3 D. Penegasan Istilah...................................................................... 4 E. Tujuan Penelitian .................................................................... 5 F. Manfaat Penelitian................................................................... 5 G. Sistematika Skripsi................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori......................................................................... 8 B. Hipotesis................................................................................. 28
vii BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Proses Pembuatan Alat .......................................................... 29 B. Metode Penelitian ................................................................. 48 C. Menentukan Variabel ............................................................ 50 D. Metode Pengumpulan Data.................................................... 50 E. Metode Analisis Data............................................................. 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian...................................................................... 54 B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................ 59 C. Keterbatasan Penelitian.......................................................... 60
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ............................................................................... 61 B. Saran....................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 63 LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Indicator Status Pada CPM 1A............................................................. 22 Tabel 2. Ukuran nilai r korelasi dan interpretasinya.......................................... 52 Tabel 3. Data Hasil Pengujian Alat.................................................................... 56
ix DAFTAR GRAFIK
Grafik Hubungan Antara Beban Terhadap Waktu Tempuh Beban.................... 57 Grafik Hubungan Antara Beban Terhadap Laju Pergerakan Conveyor ............. 58
x DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 1 Diagram kerja tiga komponen utama sistem PLC. ............................ 10 Gambar 2. Diagram Blok Sistem PLC................................................................ 11 Gambar 3. Simbol Perangkat Masukan PLC...................................................... 12 Gambar 4. Contoh-contoh simbol perangkat keluaran....................................... 15 Gambar 5. Simbol Diagram Ladder LD dan LD NOT....................................... 17 Gambar 6. Simbol Diagram Ladder AND dan AND NOT ................................ 17 Gambar 7. Simbol Diagram Ladder OR dan OR NOT....................................... 18 Gambar 8. Simbol Diagram Ladder OUT .......................................................... 18 Gambar 9 Simbol Diagram Ladder AND LD..................................................... 19 Gambar 10. Simbol Diagram Ladder OR LD..................................................... 19 Gambar 11. Simbol Diagram Ladder TIMER dan COUNTER.......................... 20 Gambar 12. Roll Conveyor yang digunakan....................................................... 31 Gambar 13. Belt Conveyor dari atas................................................................... 32 Gambar 14. Rangka Conveyor............................................................................ 33 Gambar 15. Symbol Double Active Cylinder ...................................................... 34 Gambar 16. Selenoid Valve 5/2........................................................................... 34 Gambar 17. Rangkaian Kelengkapan PLC OMRON......................................... 38 Gambar 18. Rangkaian Penyaluran Udara Menuju Cylinder Pneumatik........... 39 Gambar 19. Tampilan awal program Syswin 3.2................................................ 40 Gambar 20. Tampilan Menu Awal Project Syswin 3.2....................................... 40 Gambar 21. Tampilan menghubungkan PLC dengan komputer ........................ 42 Gambar 22. Tampilan Menu Port Communication............................................ 42 Gambar 23. Tampilan Menu Monitoring Program Pada Saat PLC ON............. 43 Gambar 24. Tampilan Menu Monitoring Program Syswin 3.2.......................... 43 Gambar 25. Diagram Pengaturan Conveyor ....................................................... 45 Gambar 26. Barang yang dipakai ....................................................................... 49
xi DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Diagram Ladder.............................................................................. 64 Lampiran 2. Kode Mnemonic.............................................................................. 66 Lampiran 3. Gambar Rangkaian I/O PLC CPM 1A............................................ 69 Lampiran 4. Gambar Rangkaian Kabel Motor AC............................................. 70 Lampiran 5. Gambar Rangkaian Kabel Alur Masukan PLC.............................. 71 Lampiran 6. Gambar Rangkaian Kabel Keluaran Pneumatik............................. 72 Lampiran 7. Gambar Rangkaian Kontruksi Conveyor........................................ 73 Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian.................................................................. 74 Lampiran 9. Surat Keterangan Permohonan Penelitian...................................... 75 Lampiran 10. Surat Keterangan Dosen Pembimbing.......................................... 76
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Teknologi berkembang pesat, agar negara kita tidak tertinggal jauh dengan negara yang lain maka sumber daya manusia Indonesia harus ditingkatkan kemampuannya dan selalu mengikuti perkembangan teknologi dunia sesuai dengan keahliannya masing-masing. Dengan demikian, mereka dapat mengaplikasikan IPTEK untuk kepentingan bangsa dan negara. Akhir-akhir ini sedang dikembangkan sistem pengendalian dan pengontrolan berbasis Programmable Logic Controlled (PLC). Seiring dengan lajunya perkembangan zaman yang terjadi pada saat ini, sistem kendali suatu mesin tidak menggunakan sistem pengendali konvensional/manual dengan kata lain menggunakan saklar magnet (Magnetic Controller), tetapi sebagian besar industi menggunakan PLC (Programmable Logic Controlled). PLC adalah suatu piranti yang memiliki saluran masukan (input), saluran keluaran (output). Output yang dihasilkan ditentukan oleh status input dan program yang dimasukkan ke dalamnya. PLC (Programmable Logic Controlled) juga merupakan alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian relai yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional (Eko Putra, Agfianto. 2004:1). PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya
2 Sistem PLC ini mempunyai keistimewaan pada penggunaannya di dalam rangkaian kerja dari conveyor, diantaranya (1) Wiring relatif sedikit, (2) Spare part mudah, (3) Maintenance relative mudah, (4) Pelacakan kesalahan sistem lebih sederhana, (5) Konsumsi daya relatif rendah, (6) Dokumentasi gambar sistem lebih sederhana dan mudah dimengerti, dan (7) Modifikasi sistem lebih sederhana. Sedangkan dalam sistem kendali konvensional atau dengan menggunakan saklar magnet (Magnetic Controller) mempunyai karakteristik yang lain yaitu (1) Wiring relatif komplek, (2) Spare part relatif sulit, (3) Maintenance membutuhkan waktu yang lama, (4) Pelacakan kesalahan sistem sangat komplek, (5) Konsumsi daya relatif tinggi, (6) Dokumentasi gambar lebih banyak, dan (7) Modifikasi sistem sangat sederhana. Berdasarkan keistimewaan penggunaan pengendali berbasis PLC di atas maka penulis akan mengangkat suatu pola penggunaan PLC sebagai pengendali dalam proses perpindahan barang dengan menggunakan conveyor dengan sistem pengendali berbasis PLC. Dengan judul yang ada penulis akan membuat sebuah miniatur sistem pengendali PLC pada mesin conveyor yang digunakan untuk memindahkan beban yang ada dari satu tempat ke tempat lain dengan conveyor yang menggunakan penggerak motor AC. PLC (Programmable Logic Controlled) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional (Eko Putra, Agfianto. 2004:1). PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan
3 tindakan sesuai yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya
B. Pembatasan Masalah Untuk memperjelas dari pokok permasalahan yang akan dibahas dalam pembuatan skripsi ini, maka perlu adanya pembatasan masalah: 1. Pembuatan satu program perangkat lunak (software) yang nantinya sebagai perintah di dalam PLC pada khususnya untuk pengendalian pendistribusian hasil produksi dengan memanfaatkan kerja conveyor. 2. Pembebanan pada mesin conveyor dengan pengendali PLC untuk mengetahui pengaruh variasi pembebanan terhadap kecepatan gerak motor penggerak sistem conveyor. 3. Untuk mengetahui pengaruh pembebanan pada conveyor terhadap laju putaran conveyor yang menggunakan penggerak motor AC pada penggerak conveyor C yang menggunakan PLC.
C. Permasalahan Untuk mengimbangi dan mengikuti persaingan industri yang semakin ketat dan meningkat, efisiensi produksi sangat dan dianggap sebagai kunci sukses dalam efisiensi dalam dunia industri. Masalah sistem pengendali dan pengontrolan sangatlah berperan penting di dalamnya, maka dibutuhkan efisiensi dari sistem pengendali tersebut.
4 Permasalahan yang akan diangkat dalam pembuatan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Adakah hubungan pembebanan pada mesin conveyor yang menggunakan pengendali berbasis sitem PLC dengan laju mesin conveyor dengan penggerak motor AC. 2. Apakah mesin conveyor berbasis sistem pengendali PLC dapat memindahkan beban yang ada ke tempat lain.
D. Penegasan Istilah Untuk menghindari salah penafsiran tentang judul skripsi ini, diperlukan penegasan istilah, yaitu sebagai berikut: 1. Hubungan : Keterkaitan antara hal yang satu dengan hal yang lain. 2. Beban : berarti muatan/benda (KBBI Edisi Kedua,1995:103), sedangkan dalam pandangan keteknikan berarti muatan atau benda yang mempengaruhi hal lain dalam sistem. 3. Pergerakan Material : perpindahan benda (beban) yang dipakai dari tempat yang satu ke tempat yang dituju. 4. Conveyor Horisontal Berbasis PLC : Alat untuk memindahkan barang yang terletak pada garis atau bidang yang sejajar dengan horizon atau garis yang mendatar yang melakukan operasi dengan piranti elektronik yang dirancang untuk beroperasi secara digital dengan menggunakan memori sebagai penyimpan intruksi-intruksi internal untuk menjalankan fungsi-fungsi logika
5 E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui adanya hubungan pembebanan pada mesin conveyor yang menggunakan pengendali berbasis sitem PLC dengan laju mesin conveyor dengan penggerak motor AC. 2. Untuk mengetahui mesin conveyor berbasis sistem pengendali PLC dapat memindahkan beban yang ada ke tempat yang lain.
F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut, diantaranya adalah (1) Memberikan alternatif setingkat lebih maju dari sebuah sistem pengendalian dengan menggunakan sistem pengendali berbasis PLC terhadap sistem pengendalian konvensional yang masih menggunakan Magnetic Controller. (2) Kontribusi terhadap mahasiswa, adanya motivasi yang lebih baik untuk menyelesaikan skripsi sehingga diperoleh pemahaman yang tinggi terhadap penelitian (skripsi) serta masa studi yang tepat waktu. (3) Bagi dunia industri merupakan sumbangan ide khususnya pada proses sistem pengendalian agar efisiensi dan optimalisasi hasil produksi yang menjadi tujuan dari produksi dapat terpenuhi. (4) Bagi pembaca diharapkan dapat dipakai menjadi referensi untuk disiplin ilmu yang ditekuni atau dipelajari. (5) Bagi dunia pendidikan merupakan salah satu aplikasi sistem pengendalian suatu mesin sehingga menjadi bahan praktikan dan mudah dipahami sekaligus dapat dipraktikkan oleh khalayak ramai.
6 G. Sistematika Skripsi Untuk memperjelas dalam penyusunan skripsi ini maka diperlukan sistematika yang jelas. Adapun sistematika yang digunakan adalah : Bab I Pendahuluan, dalam bab ini berisi alasan pemilihan judul Hubungan Antara Beban Dengan Laju Pergerakan Material Conveyor Horisontal C Berbasis PLC (Programmable Logic Controlled), Pembatasan masalah, Permasalahan, Penegasan istilah, Tujuan Penelitian, Manfaat penelitian, dan Sistematika skripsi. Bab II Landasan Teori Dan Hipotesis, dalam bab ini berisi teori-teori yang erat dengan permasalahan yang selanjutnya dijadikan sebagai acuan dalam pembahasan masalah. Serta berisi rancangan pembuatan conveyor berbasis PLC dengan pemindah barang menggunakan pneumatik. Selain itu bab ini juga berisi tentang hipotesis dari penelitian yang akan dikerjakan. Bab III Metode Penelitian, bab ini berisi metode yang digunakan dalam penelitian. Secara garis besar metode penelitian ini menjelaskan tentang teknik penentuan sample, metode pengumpulan data dan langkah-langkah metode analisis data. Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan, dalam bab ini berisi penyajian data dan analisis data dengan menggunakan metode yang digunakan sebagai analisis.
7 Bab V Kesimpulan Dan Saran, bab ini berisi ungkapan kembali pokok persoalan beserta hasilnya secara singkat serta berisi keinginan penulisan menyampaikan suatu gagasan yang belum tercapai dalam tujuan penelitian demi perbaikan. Dan bagian terakhir berisi daftar pustaka dan lampiran.
1 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori 1. PLC (Programmable Logic Controlled) Mengingat suatu industri akan membutuhkan hasil produksi semaksimal mungkin, sehingga untuk memenuhinya diperlukan peralatan kendali yang menunjang proses produksi maupun pendistribusiannya. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional (Eko Putra, Agfianto. 2004:1). PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (logic, 0 atau 1, hidup atau mati). Pengguna membuat program (dengan menggunakan ladder program atau diagram tangga) yang kemudian dijalankan oleh PLC yang bersangkutan. PLC menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada instrument keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran yang diamati. PLC adalah suatu piranti yang memiliki saluran masukan (input), saluran keluaran (output). Output yang dihasilkan ditentukan oleh status input dan program yang dimasukkan ke dalamnya. Input dapat berupa relai, limit switch, photo switch maupun proximity switch. Input dimasukkan kedalam program PLC kemudian akan menghasilkan output berupa relai-relai maupun kontaktor.
2 Akan tetapi bukan berarti banyak relai dalam ukuran yang sangat kecil. Di dalam PLC berisi rangkaian elektronika digital yang dapat difungsikan seperti Normally Open (NO) dan bentuk kontak Normally Close (NC) relai. Bedanya dengan relai yaitu nomor kontak relai (NC atau NO) pada PLC dapat digunakan berkali-kali untuk semua instruksi dasar selain instruksi output. J adi dengan kata lain, bahwa dalam suatu pemrograman PLC tidak diijinkan menggunakan output dengan nomor kontak yang sama. a. Keistimewaan PLC Keistimewaan PLC dibandingkan dengan sistem kendali konvensional menggunakan Magnetic Contractor (MC) ada beberapa yang bisa dijadikan acuan dalam pemilihan system kendali dalam rangkaian kerja. Sistem PLC mempunyai keistimewaan pada penggunaannya di dalam rangkaian kerja dari conveyor, diantaranya (1) Wiring relatif sedikit, (2) Spare part mudah, (3) Maintenance relative mudah, (4) Pelacakan kesalahan sistem lebih sederhana, (5) Konsumsi daya relatif rendah, (6) Dokumentasi gambar sistem lebih sederhana dan mudah dimengerti, dan (7) Modifikasi sistem lebih sederhana. Sedangkan dalam sistem kendali konvensional mempunyai karakteristik yang lain yaitu (1) Wiring relatif komplek, (2) Spare part relatif sulit, (3) Maintenance membutuhkan waktu yang lama, (4) Pelacakan kesalahan sistem sangat komplek, (5) Konsumsi daya relatif tinggi, (6) Dokumentasi gambar lebih banyak, (7) Modifikasi sistem lebih sederhana.
3 b. Keuntungan dari PLC Menurut Factory Automatic Omron (CPM 1 Training Manual, 1997 : 9), keuntungannya adalah sebagai berikut (1) Waktu implementasi proyek dipersingkat, (2) Modifikasi lebih mudah tanpa biaya tambahan, (3) Biaya proyek dapat dikalkulasi secara akurat, (4) Training penguasaan teknik lebih cepat, (5) Perancangan dengan mudah diubah dengan software. Perubahan dan penambahan dapat dengan mudah dilakukan dalam software, (5) Aplikasi control yang luas, (6) Maintenance atau perawatan yang mudah, (7) Keandalan yag tinggi, (8) Perangkat controller standar, (9) Dapat menerima kondisi lingkungan industri yang berat. c. Sistem PLC Sistem PLC memiliki tiga komponen utama yaitu unit prosesor, bagian masukan/keluaran, dan perangkat pemrograman. Fungsi kerja dari ketiga komponen tersebut digambar secara diagram pada gambar berikut
Masukan sensor
Gambar 1. Diagram kerja tiga komponen utama sistem PLC Diagram kerja tiga komponen utama sistem PLC diatas, akan lebih dijelaskan lebih rinci dengan gambar diagram blok sistem PLC seperti terlihat pada gambar berikut: Unit Prosesor Devais Pemrograman Bagian masukan/keluaran Keluaran Kendali
4
PLC
Gambar 2. Diagram Blok Sistem PLC Urutan kerja dari gambar diagram blok diatas dimulai dari perangkat masukan yang akan memberikan sinyal pada modul masukan. Sinyal tersebut diteruskan ke prosesor dan akan diolah sesuai dengan program dibuat. Sinyal dari prosesor kemudian diberikan ke modul keluaran untuk mengaktifkan perangkat keluaran. 1) Perangkat dan Modul Masukan Perangkat masukan merupakan perangkat keras yang dapat digunakan untuk memberikan sinyal kepada modul masukan. Sistem PLC dapat memiliki jumlah perangkat masukan sesuai dengan sistem yang diinginkan. Fungsi dari perangkat masukan untuk memberikan perintah khusus sesuai dengan kinerja perangkat masukan yang digunakan, misalnya menjalankan atau menghentikan motor. Dalam hal tersebut seperti misalnya, perangkat masukan yang digunakan adalah push button yang bekerja secara Normally Open (NO) ataupun Normally
Prosesor Catu Daya Luar Modul Keluaran Perangkat Keluaran Modul Masukan Perangkat Masukan Pengisi P Catu Daya Dalam
5 Close (NC). Ada bermacam-macam perangkat masukan yang dapat digunakan dalam pembentukan suatu sistem kendali seperti misalnya : selector switches, foot switches, flow switches, proximity sensors dan lain-lain. Gambar 3 memperlihatkan simbol-simbol perangkat masukan yang sering digunakan pada sistem kendali.
Gambar 3. Simbol Perangkat masukan PLC Keterangan : a. NO Pushbutton c. NO Flow Switch b. NC Pushbutton d. NO Pressure Switch Modul masukan adalah bagian dari sistem PLC yang berfungsi memproses sinyal dari perangkat masukan yang kemudian memberikan sinyal tersebut ke prosesor. Suatu sistem PLC dapat memiliki beberapa modul masukan. Masing-masing modul dapat mempunyai jumlah terminal masukan tertentu, yang berarti modul tersebut dapat melayani beberapa perangkat masukan. Pada umumnya modul masukan ditempatkan pada sebuah rak. 2) Prosesor a. b. c. d.
6 Prosesor adalah bagian pemroses dari sistem PLC yang akan membuat keputusan logika. Keputusan yang telah dibuat berdasarkan pada program yang telah disimpankan pada memori. Prosesor adalah bagian dari Central Processing Unit (CPU) dari PLC yang akan menerima, menganalisa, memproses dan memberikan informasi ke modul keluaran. Di dalam CPU PLC dapat dibayangkan seperti kumpulan dari ribuan relai. Hal tersebut bukan berarti di dalamnya terdapat banyak relai dalam ukuran yang sangat kecil tetapi berisi rangkaian elektronika digital yang dapat difungsikan sebagai kontak NO dan NC relai. Memori berfungsi sebagai tempat di mana informasi tersebut disimpan. Ada bermacam-macam jenis serpih memori dalam bentuk Integrated Circuits (IC). Masing-masing jenis memori memiliki keuntungan dan kerugian dan dipilih untuk spesifikasi yang terbaik sesuai dengan aplikasinya. Salah satu jenis memori yang digunakan dalam CPU PLC adalah Random Access Memory (RAM). Satu kerugian dari jenis memori tersebut adalah diperlukannya catu daya untuk menjaga agar memori tetap bekerja. Pada aplikasi PLC diperlukan catu daya cadangan yang digunakan untuk menjaga agar isi dari memori tidak hilang apabila tiba-tiba catu daya hilang. RAM sering digunakan untuk keperluan memori karena RAM mudah diubah dengan cepat ketika di bandingkan dengan jenis memori yang lain. RAM disebut juga sebagai memori baca/tulis, karena dengan RAM dapat dibaca dan ditulis data untuk disimpan di RAM. Read Only Memory (ROM) adalah jenis memori yang semi permanen dan tidak dapat diubah dengan pengubah program. Memori tersebut hanya
7 digunakan untuk membaca saja dan jenis memori tersebut tidak memerlukan catu daya cadangan karena isi memori tidak hilang meskipun catu daya terputus. Programmable Read Only Memory (PROM) adalah jenis lain dari memori yang bekerja hampir menyerupai ROM, dengan satu pengecualian yaitu bisa diprogram. PROM di rancang untuk diisi dengan program yang terprogram. Apabila data dapat diubah, maka dapat diadakan pemrograman. Pemrograman ulang dari PROM, membutuhkan perlengkapan khusus yaitu PROM Programmer di mana PLC sendiri tidak dapat melakukannya. 3) Perangkat dan Modul Keluaran Perangkat keluaran adalah komponen-komponen yang memerlukan sinyal untuk mengaktifkan komponen tersebut. Pada sistem PLC dapat mempunyai beberapa perangkat keluaran seperti motor listrik, lampu indikator, sirine dan lain-lain. Gambar 2.8 memperlihatkan contoh-contoh simbol dari perangkat keluaran yang sering digunakan.
Gambar 4. Contoh-contoh simbol perangkat keluaran Keterangan : a. Simbol motor listrik b. Lampu Indikator c. Sirine/Alarm M a b c
8 PLC dapat memliki beberapa modul keluaran tergantung dari ukuran yang ada dan aplikasinya pada sistem kendali. Perangkat keluaran disambungkan ke modul keluaran dan akan aktif pada saat sinyal diterima oleh modul keluaran dari prosesor sesuai dengan program sistem kendali yang telah diisi ke memorinya. Catu daya yang digunakan untuk mengaktifkan perangkat keluaran tidak langsung dari modul keluaran tetapi berasal dari catu daya luar, sehingga modul keluaran sebagai saklar yang akan menyalurkan catu daya dari catu daya luar ke perangkat keluaran. 4) Catu Daya Sistem PLC memiliki dua macam catu daya dibedakan berdasarkan fungsi dan operasinya yaitu catu daya dalam dan catu daya luar. Catu daya dalam merupakan bagian dari unit PLC itu sendiri sedangkan catu daya luar yang memberikan catu daya pada keseluruhan bagian dari sistem termasuk di dalamnya untuk memberikan catu daya pada catu daya dalam dari PLC. Catu daya dalam akan mengaktifkan proses kerja pada PLC. Besarnya tegangan catu daya yang dipakai disesuaikan dengan karakteristik PLC. Bagian catu daya dalam pada PLC sama dengan bagian-bagian yang lain di mana terdapat langsung pada satu unit PLC atau terpisah dengan bagian yang lain. Catu daya dalam PLC adalah menggunakan 5) Pengisi Program Pemrograman PLC adalah memasukkan instruksi-instruksi dasar PLC yang telah membentuk logika pengendalian suatu sistem kendali yang diinginkan. Bahasa pemrograman biasanya telah disesuaikan dengan ketentuan dari pembuat
9 PLC itu sendiri. Dalam hal ini setiap pembuat PLC memberikan aturan-aturan tertentu yang sudah disesuaikan dengan pemrograman CPU yang digunakan pada PLC tersebut. Program yang digunakan dalam pemrograman PLC tergantung dari jenis atau merk PLC itu sendiri, karena PLC yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian menggunakan PLC merk Omron maka program yang digunakan adalah Syswin. Sedangkan seri Syswin yang digunakan adalah Syswin 3.2. Program yang akan dimasukkan ke dalam PLC sebagai perintah adalah menggunakan Diagram Tangga (Ladder Diagram). Ladder logic adalah bahasa pemrograman dengan bahasa grafik atau bahasa yang digambar secara grafik. Pemrogram dengan mudah menggambar skematik diagram dari program pada layar. Hal tersebut menyerupai diagram dasar yang digunakan pada logika kendali sistem kontrol panel di mana ketentuan instruksi terdiri dari koil-koil, NO, NC dan dalam bentuk penyimbolan. Pemrograman tersebut akan memudahkan pemrogram dalam mentransisikan logika pengendaliannya khususnya bagi para pemrogram yang telah memahami logika pengendalian sistem kontrol panel. Simbol-simbol tersebut tidak dapat dipresentasikan sebagai komponen tetapi dalam pemrogramannya simbol-simbol tersebut dipresentasikan sebagai fungsi dari komponen sebenarnya. Instruksi-instruksi yang digunakan pada pemrograman akan dibahas lebih lanjut pada sub bab dibawah ini. 6) Instruksi Dasar PLC dengan Menggunakan Ladder Diagram Semua instruksi (perintah program) merupakan instruksi dasar pada PLC. Pada akhir program harus terdapat instruksi dasar END yang oleh PLC
10 dianggap sebagai batas akhir dari program. Instruksi tersebut tidak ditampilkan pada tombol operasional programming console, akan tetapi berupa sebuah fungsi yaitu FUN(01). a) LD (Load) dan LD NOT (Load not)
Gambar 5. Simbol Diagram Ladder LD dan LD NOT Load adalah sambungan langsung dari line dengan logika pensakelarannya seperti sakelar NO sedangkan LD NOT logika pensakelarannya adalah seperti sakelar NC. Instruksi ini dibutuhkan jika urutan kerja pada suatu sistem kendali hanya membutuhkan satu kondisi logic saja untuk mengeluarkan satu keluaran a) AND dan AND NOT
Gambar 6. Simbol Diagram Ladder AND dan AND NOT Apabila memasukkan logika AND maka harus ada rangkaian yang berada di depannya, karena penyambungannya seri. Logika pensaklarannya AND seperti sakelar NO dan AND NOT seperti sakelar NC. Instruksi tersebut dibutuhkan jika urutan kerja pada suatu sistem kendali membutuhkan lebih dari satu kondisi logic yang harus terpenuhi semuanya untuk memperoleh satu keluaran. b) OR dan OR NOT
AND AND NOT LD LD NOT OR NOT OR
11
Gambar 7. Simbol Diagram Ladder OR dan OR NOT OR dan OR NOT dimasukkan seperti sakelar yang posisinya paralel dengan rangkaian sebelumnya. Instruksi tersebut dibutuhkan jika sequence pada suatu sistem kendali membutuhkan salah satu saja dari beberapa kondisi logic yang terpasang paralel untuk mengeluarkan satu keluaran. Logika OR logika pensakelarannya adalah seperti sakelar NO dan OR NOT logika pensakelarannya seperti sakelar NC. c) OUT
Gambar 8. Simbol Diagram Ladder OUT Out digunakan sebagai keluaran dari beberapa instruksi yang terpasang sebelumnya yang telah membentuk suatu logika pengendalian tertentu. Logika pengendalian dari instruksi OUT sesuai dengan pemahaman pengendalian sistem PLC yang telah dibahas diatas di mana instruksi OUT ini sebagai koil relai yang mempunyai konak di luar perangkat lunak. Sehingga jika OUT memperoleh sinyal dari instruksi program yang terpasang maka kontak di luar perangkat lunak akan bekerja. d) AND LD (AND Load)
Gambar 9. Simbol Diagram Ladder AND LD OUT
12 Penyambungan AND LD terlihat pada gambar tersebut diatas, dimaksudkan untuk mengeluarkan satu keluaran tertentu. e) OR LD (OR Load)
Gambar 10. Simbol Diagram Ladder OR LD Sistem penyambungannya seperti gambar di atas pada prisnsipnya sama dengan AND NOT, di mana untuk memberikan keluaran sesuai dengan instruksi yang telah terpasang pada gambar tersebut.
f) TIMER (TIM) dan COUNTER (CNT) Timer/Counter pada PLC Omron CPM 1 berjumlah 512 buah yang bernomor TC 000 sampai TC 127 (tergantung tipe PLC). J ika suatu nomor sudah dipakai sebagai Timer/Counter, maka nomor tersebut tidak boleh dipakai lagi sebagai Timer ataupun Counter yang lain. 1) Nilai Timer/Counter pada PLC bersifat countdown (menghitung mundur) dari nilai awal yang ditetapkan oleh program. Setelah hitungan mundur tersebut mencapai angka nol, maka kontak NO Timer/Counter akan bekerja. 2) Timer mempunyai batas antara 0000 sampai dengan 9999 dalam bentuk BCD (Binary Code Decimal) dan dalam orde sampai 100 ms. Counter mempunyai orde angka BCD dan mempunyai batas antara 0000 sampai dengan 9999.
13
TIMER
COUNTER
Gambar 11. Simbol Diagram Ladder TIMER dan COUNTER d. Bagian-bagian PLC CPU adalah otak dari PLC, merupakan tempat mengolah program sehingga sistem control yang telah didesain akan bekerja seperti yang diprogramkan. 1) Terminal Input Power Supplyadalah terminal untuk memberi tegangan sumber dari CPU ke Power Supply (100 sampai 240 VAC atau VDC) 2) Terminal Ground fungsional (Fungtional earth Terminal) Terminal Ground fungsional (Fungtional earth Terminal) adalah terminal yang harus masuk ground jika menggunakan tegangan sumber AC 3) Terminal Output power supply Satu buah CPM dengan tegangan sumber AC dengan dilengkapi output 24 V DC untuk mensuplai tegangan-tegangan. 4) Terminal masukan (terminal input) Terminal masukan (terminal input) adalah terminal yang menghubungkan kerangkaian input. Keterangan :
N =Nomor TIM/CNT
SV =Set Value
CP =Pulsa
R =Reset TIM N
SV
CNT N
SV CP R
14 5) Terminal keluaran (terminal output) Terminal keluaran (terminal output) adalah terminal yang menghubungkan kerangkaian output 6) Indikator PC Indikator yang menampilkan status opersi atau mode dari PC 7) Terminal Ground pengaman (protective out terminal) Terminal Ground pengaman (protective out terminal) adalah terminal pengaman ground untuk mengurangi resiko kejutan listrik 8) Indikator masukan Menyala saat terminal koresponden ON. 9) Indikator keluaran Menyala saat terminal output koresponden menyala ON. 10) Peripheral Port Penghubung antara CPU dengan PC atau peralatan peripheral lainnya. 11) Expansion I/O Penghubung CPU ke expansion I/O unit untuk menambah 12 input dan 8 output ekstra.
15 Tabel 1. Indikator status pada CPM 1A INDIKATOR STATUS KETERANGAN ON Power sedang disuplai ke Program Consule Power (Hijau) OFF Power tidak dihubungkan ke Program Consule ON Program Consule sedang mengoperasikan mode RUN atau monitor RUN (Hijau) OFF Program Consule ada dalam mode program atau kesalahan total terjadi ON Kesalahan fatal terjadi (Program Consule berhenti operasi) Flashing Kesalahan yang tidak fatal terjadi (Program Consule meneruskan operasi) ERROR/ Alarm (Merah) OFF Mengindikasikan operasi normal ON Data sedang ditransfer lewat terminal peripheral COMM (Orange) OFF Data tidak ditransfer lewat terminal peripheral
e. Spesifikasi dan Karakteristik PLC Pada pembuatan rancang bangun miniatur sistem pemindah barang dengan menggunakan PLC ini, yang akan digunakan adalah PLC dengan spesifikasi dan karakteristik sebagai berikut : 1) Spesifikasi Merek : OMRON Sysmac series CPM 1A
16 Model : 20 CDR A Tegangan Suplai : 100 - 240 V AC Frekwensi : 50 -60 Hz Daya : 30 VA Arus Input : 5 mA / 12 mA Tegangan Output : 24 V DC (RCS), 250 V AC (GEN)
2) Karakteristik Metode kontrol : Metode penyimpan program Bahasa pemrograman : Ladder Diagram menggunakan program Syswin 3.2 Panjang Instruksi : 1 set setiap instruksi (1-5) word / instruksi Kapasitas program : 2048 words Max I/O point : 50 Output : 8 buah Input : 12 buah Kecepatan : 0,72 - 16,2 Ms
2. Penggerak Conveyor Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan penggerak conveyor yang akan digunakan sebagai penggerak. Hal utama yang paling mendasar adalah untuk mendapatkan putaran yang stabil, sehingga dapat diketahui RPMnya. Untuk mendapatkan putaran yang sesuai dan untuk
17 menghasilkan putaran yang stabil, maka dalam penelitian ini kami menggunakan motor AC sebagai penggerak dan Gear Reducer sebagai pengurang putaran dan penyetabil putaran. Spesifikasi yang kami gunakan untuk motor AC adalah memiliki daya 0,5 HP/Pk dan memiliki rasio putaran permenit yaitu 1400 rpm. Sedangkan Gear Reducer yang kami gunakan adalah yang memiliki perbandingan 1:20, diharapkan dengan Gear Reducer ini kita akan mendapatkan putaran yaitu sekitar 80-100 rasio putaran permenitnya. 3. Pneumatik Istilah pneumatik berasal dari Yunani, yaitu Pneuma yang berarti napas atau udara. Istilah pneumatik selalu berhubungan dengan teknik penggunaan udara bertekanan, baik tekanan di atas 1 atm atau kurang dari 1 atm. Sehingga Pneumatik dapat diartikan sebagai teknik penggerak, pengaturan, penghubung, pengembalian dan perentang yang mengambil gaya dan penggeraknya dari udara mampat. Udara mampat sendiri adalah atmosfer yang diisap oleh Kompresor dan dimampatkan dari tekanan normal (0,98 bar) sampai tekanan yang lebih tinggi (biasanya antara 4 sampai dengan 10 bar). 4. Kompresor Kompresor berfungsi untuk menghisap udara atmosfir kemudian dimampatkan ketabung penyimpan hingga tekanan tertentu. Sistem kontrol pneumatik beroperasi menggunakan media udara bertekanan dengan volume dan tekanan udara yang sesuai sistem tersebut. Dalam hal ini Kompresor disebut juga sebagai pompa vakum.
18 5. Pengaruh Beban terhadap Laju Dalam penelitian ini yang akan menjadi topik utama pembahasan adalah bagaimana pengaruh Beban terhadap Laju pada miniature conveyor yang berbasis PLC pada alat penelitian ini. Untuk menghindari salah penafsiran tentang hal tersebut, maka diperlukan penegasan istilah sebelum masuk ke landasan teori mengenai hal tersebut. Yaitu: a. Beban, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti barang yang dibawa atau muatan yang dibawa. Dalam penelitian ini beban berarti muatan yang mempengaruhi kerja bagian lain. Satuan beban yang digunakan adalah Kg. b. Laju, sebelum kita memahami istilah laju kita juga harus dapat membedakan antara pengertian laju dan kecepatan, dan mengapa dalam penulisan skripsi ini digunakan istilah laju bukan menggunakan istilah kecepatan. Istilah laju dalam Fisika karangan Giancoli, menyatakan seberapa jauh sebuah benda berjalan dalam suatu selang waktu tertentu, atau dapat diartikan bahwa laju rata-rata adalah jarak yang ditempuh sepanjang lintasannya dibagi waktu yang diperlukan untuk untuk menempuh jarak tersebut (Giancoli, 2001:25). Berdasarkan rumus dapat ditulis demikian; Laju rata-rata = diperlukan yang uh waktu temp uh jarak temp
Sedangkan kecepatan didefinisikan sebagai sebuah vektor yang berhubungan dengan waktu yang diperlukan untuk perpindahan sesuatu (Giancoli. 2001:25). Dalam hal ini pengertian perpindahan berarti perubahan posisi benda. Berdasarkan rumus dapat ditulis sebagai berikut;
19 Kecepatan rata-rata = diperlukan yang uh waktu temp n perpindaha
Untuk memperjelas pengertian tersebut dapat dilihat dari contoh berikut; Seseorang berjalan 70 m ke Timur dan 30 m ke barat. J arak total yang ditempuh adalah 70 +30 =100 m, tetapi besar perpindahannya hanya 40 m, misalkan perjalanan ini memerlukan waktu 70 detik maka; Laju rata-rata = waktu jarak = 70 100 m/s =1,4 m/s Kecepatan rata-rata = waktu n perpindaha = 70 40 m/s =0,57 m/s. Dalam penelitian ini objek yang akan dijadikan sebagai bahan analisis adalah variasi beban yang berjenjang terhadap berapa lama conveyor itu memindahkan barang. Berdasarkan waktu yang diperoleh dari hasil eksperimen menggunakan mesin conveyor berbasis PLC ini, kita akan mengetahui hubungan penambahan beban terhadap laju pergerakan mesin conveyor berbasis PLC. 6. Kerangka Berpikir Dalam pembuatan Conveyor ini, masing-masing sistem akan dikendalikan oleh PLC OMRON CPM 1A. Hal ini dapat direalisasikan karena PLC ini memilki fasilitas hardware maupun software. Dengan fasilitas tersebut, PLC ini dapat menghasilkan keluaran arus sebesar 24 volt dan kuat arus sebesar 0,2 Ampere. Untuk dapat mengeluarkan sinyal tersebut diperlukan suatu program yang akan menjalankan sinyal keluaran yang diinginkan. Sebuah mesin Conveyor dapat dijalankan secara otomatis dengan menggunakan PLC CPM 1 A sesuai
20 variasi dengan mengubah arus yang terhubung pada masing-masing output. Kombinasi arus yang terhubung ke masing-masing komponen tersebut dapat dihasilkan oleh PLC dengan cara memberikan program sesuai pola gerakan atau variasi waktu yang diinginkan. Karena sinyal keluaran dari PLC masih terlalu kecil untuk dapat menggerakkan conveyor secara keseluruhan, sehingga diperlukan suatu interface sebagai penambah tenaga keluaran PLC. Perencanaan pembuatan program untuk menggerakkan conveyor ini adalah kombinasi antara waktu untuk menggerakkan motor dan menghentikan motor serta variasi waktu untuk menggerakkan silinder pneumatik untuk melakukan pemindahan barang di dalam siklus kerja conveyor. Untuk kombinasi kerja antara pemberhentian motor, pergerakan motor dan juga penggerak pneumatiknya diberikan penundaan waktu atau jeda sehingga barang yang digunakan sebagai objek dalam conveyor dalam keadaan diam dahulu sebelum dipindahkan. B. Hipotesis Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti data yang terkumpul (Suharsimi, Arikunto. 2002:64). Sedangkan dalam buku Metodologi Penelitian Pendidikan karangan Yatim Riyanto, Hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian (Frankel dan Wallen). Dari judul penelitian yaitu Hubungan Antara Beban Dengan Laju Pergerakan Conveyor Horisontal C Berbasis PLC (Programmable Logic Controlled) Menggunakan Pneumatik dapat dikategorikan bahwa hipotesis yang akan digunakan adalah menggunakan hipotesis tentang
21 hubungan yang bersifat sejajar tidak timbal balik. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada kerangka berfikir sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah: 1. Ada pengaruh beban terhadap laju pergerakan material pada conveyor berbasis PLC. 2. Tidak ada pengaruh penambahan beban terhadap laju pergerakan material pada conveyor berbasis PLC.
1 BAB III METODE PENELITIAN
A. Proses Pembuatan Alat Dalam proses pembuatan Conveyor berbasis PLC diperlukan beberapa alat dan bahan yang menunjang pembuatannya. Selain pembuatan perangkat keras (hardware) yang berwujud conveyor beserta penggeraknya dan memerlukan bahan yang cukup banyak dan juga dengan biaya yang tidak sedikit, dalam proses pembuatannya juga diperlukan pembuatan perangkat lunak (software) yaitu program yang dimasukkan ke dalam CPU PLC sebagai bagian pengendali pergerakan conveyor berbasis PLC tersebut. Rincian dari proses pembuatan ini adalah sebagai berikut: 1. Alat dan bahan Dalam perencanaan pembuatan Conveyor berbasis PLC ini alat yang digunakan adalah PLC CPM-1 OMRON, las listrik beserta kelengkapannya, tachometer untuk mengukur putaran motor, kelengkapan alat reparasi berupa obeng, kunci pas dan ring. Alat yang lain adalah mesin bubut untuk pembuatan perlengkapan Conveyor, compressor sebagai penggerak pneumatic, stopwatch sebagai pengukur waktu perpindahan barang, dan bor listrik Sedangkan bahan yang dibutuhkan dalam perencanaan pembuatan conveyor adalah kelengkapan elektronika pengerak Conveyor, berupa Resistor, Kapasitor, Dioda, Transistor, Potensiometer, Transformator, Relai, dan MCB (Miniature Circuit Breaker), lalu sensor untuk masukan PLC, berupa LDR (Light Dependent Resistor), juga pneumatik (Double Active Cylinder) sebagai alat pemindah barang,
2 motor AC sebagai penggerak Conveyor, Roll Conveyor, Belt Conveyor, dan besi yang digunakan sebagai pembuatan rangka Conveyor 2. Perencanaan Desain Perangkat Keras Perencanaan perangkat keras ini bertujuan untuk pembuktian dan aplikasi secara nyata dan riil dari proses sistem pengendali yang berbentuk sebuah miniatur, sehingga dapat dipahami dengan mudah dan jelas. Adapun perencanaannya adalah sebagai berikut: a. Conveyor Komponen utama dari Conveyor yang dibuat ini adalah Roll Conveyor yang berfungsi sebagai tempat berputarnya Belt (ban berjalan), bahan terbuat dari pipa besi ataupun bisa diganti menggunakan pipa alumunium yang memilki beban yang lebih ringan daripada besi dengan massa yang sama. Adapun Roll yang digunakan memiliki data teknis sebagai berikut: 1) Roll Conveyor Panjang : 20 cm Diameter : 4.5 cm
Gambar 12. Roll Conveyor yang digunakan
3 2) Gear (Pulley) Adapun roda yang dipasang pada poros roll yang melewati diameter dalam dari Bearing berfungsi untuk menghubungkan Belt ke pulley motor penggerak yang akan memutar roll pertama, sehingga belt atau ban berjalan pada Conveyor akan bergerak memutar. 3) Belt Conveyor Belt Conveyor adalah sebuah sabuk yang terbuat dari ban yang digunakan sebagai landasan barang yang akan dipindahkan menggunakan Conveyor ini. Belt ini dihubungkan dengan roll conveyor yang telah ada, sehingga apabila roll berputar maka belt sebagai ban penghubung juga akan bergerak sesuai arah gerak roll conveyor. Dikarenakan kami kesulitan untuk memesan belt conveyor ini maka kami menggunakan ban yang biasanya digunakan untuk pemasangan slave yaitu Bandrefill. Adapun belt yang digunakan dalam pembuatan miniature Conveyor berbasis PLC ini memiliki 3 jenis yang didasarkan pada panjang belt tersebut yaitu panjang belt Conveyor A 160 cm, panjang belt Conveyor B 70 cm, panjang belt Conveyor C 140 cm. Sedangkan lebar belt adalah sama yaitu 15 cm (ukuran terbesar Bandrefill berdasar survey yang dilakukan di pasar J ornathan Semarang). Tebal masing-masing belt conveyor adalah 5 mm
4
Gambar 13. Belt Conveyor dari atas 4) Belt Penghubung Motor dengan Conveyor Belt penghubung ini digunakan untuk meneruskan putaran dari motor AC dengan Roll penggerak Conveyor, dihubungkan antara pulley pada motor dengan pulley pada roll Conveor yang berhubungan langsung dengan motor AC. Belt Pulley ini memiliki ketebalan 1 cm. 5) Rangka Conveyor Merupakan dudukan atau tempat dari bearing, roll maupun ban berjalan dan pulley yang terbuat dari besi siku. Dudukan atau tempat ini terdiri dari 3 model yang memiliki panjang berbeda-beda,yaitu : 160 cm,140 cm dan 70 cm. Proses dari pembuatan rangka ini dilakukan dengan menggunakan proses pengelasan yang kemudian dilakukan proses penghalusan dan proses pengecetan. Gambar keseluruhan dari Conveyor ini dapat dilihat pada gambar berikut:
5
Gambar 14. Rangka Conveyor b. Pneumatik Silinder Hidrollik (Actuator) adalah bagian dari pneumatik yang berbentuk silinder memanjang. Silinder yang digunakan dalam conveyor ini berfungsi untuk memindahkan barang dari conveyor satu ke conveyor yang lain. Sedangkan Silinder yang digunakan adalah Double Active Cylinder (Silinder Pneumatik Penggerak Ganda) yang memiliki kerja bolak-balik. Mengapa pilihan kami menggunakan Double Active Cylinder (Silinder Pneumatik Penggerak Ganda) bukan Single Active Cylinder (Silinder Pneumatik Penggerak tunggal) padahal fungsi kerjanya hanya digunakan untuk satu arah saja dikarenakan adalah belum adanya spesifikasi yang ada untuk Single Active Cylinder (Silinder Pneumatik Penggerak tunggal) yang memilki panjang silinder sekitar 20 cm. Sedangkan spesifikasi yang digunakan untuk Double Active Cylinder (Silinder Pneumatik Penggerak Ganda) ini adalah sebagai berikut: Panjang silinder adalah 20 cm, Diameter silinder yang digunakan adalah 2,5 cm, dan Tekanan kompresor penggerak silinder adalah sekitar 6 bar.
6
Gambar 15. Symbol Double Active Cylinder Solenoid valve berfungsi sebagai pengatur masukan udara dari compressor menuju kebagian silinder Pneumatik sehingga dapat memberikan tekanan pada silinder pneumatik.
Gambar 16. Selenoid Valve 5/2 Sedangkan dudukan pneumatik adalah sebagai tempat yang dibuat untuk meletakkan pneumatik. Dudukan dibuat dengan menggunakan plat besi Rangkaian penyalur udara tekanan dari kompresor berfungsi untuk menghubungkan udara yang dikeluarakan oleh compressor sehingga dapat digunakan untuk menggerakkan silinder pneumatik. Adapun alat yang digunakan antara lain penyaring udara compressor, selang udara, napel penghubung untuk solenoid dan silinder valve.
7 c. Rangkaian pengendali Pada rangkaian pengendali terdapat beberapa komponen yang saling melengkapi. Diantaranya adalah Sensor Cahaya. Komponen utama dari rangkaian sensor cahaya ini adalah LDR (Light Dependent Resistor). LDR ini memiliki karakteristik bahwa bila ada cahaya yang jatuh padanya maka nilai tahanannya akan berkurang dan akan naik tahanannya apabila intensitas cahayanya berkurang. Prinsip kerja dari rangkaian LDR ini adalah LDR akan ditembak cahaya terus- menerus oleh cahaya, apabila ada benda yang memotong cahaya tersebut maka nilai tahanan LDR tersebut akan naik dan rangkaian bekerja untuk mengaktifkan relai dan memberi pulsa pada counter yang ada pada CPU PLC. Dalam prinsip kerja rangkaian yang ada, apabila nanti barang yang akan dipindahkan dengan menggunakan conveyor ini menyentuh cahaya yang ditembakkan secara terus-menerus pada LDR terhalang cahaya oleh barang tersebut maka sensor cahaya yang terhubung dengan PLC tersebut akan memberikan informasi untuk memberi perintah pada bagian lain sesuai dengan order kerja yang ada pada CPU PLC. Sensor cahaya ini nanti akan memiliki 2 jenis kerja yaitu memutus arus yang menuju motor AC sehingga motor menjadi berhenti dan mengalirkan arus menuju motor AC sehingga motor bekerja (motor hidup). Sensor ini diletakkan pada jalur yang dilewati barang hasil produksi yang dipindahkan melalui conveyor ini. Komponen lainnya adalah Penggerak Motor AC. Untuk menggerakkan roll conveyor ini diperlukan alat penggerak yang dapat menggerakkan conveyor.
8 Pada penelitian ini digunakan motor AC yang memiliki tenaga 0.5 HP. Motor ini akan bekerja apabila mendapat perintah dari rangkaian CPU PLC untuk melakukan kerja. Perintah yang didapat berasal dari sensor yang dipasang pada conveyor tersebut, begitu juga untuk mematikan kerja motor juga menggunakan sensor. PLC (Programmablle Logic Controlled) juga terdapat dalam rangkaian pengendali. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (logic, 0 atau 1, hidup atau mati). Pengguna membuat program (dengan menggunakan ladder program atau diagram tangga) yang kemudian dijalankan oleh PLC yang bersangkutan. Spesifikasi karakteristik PLC yang akan digunakan dalam pembuatan conveyor ini : a) Spesifikasi Merek : OMRON Sysmac series CPM 1A Model : 20 CDR A Tegangan Suplai : 100 - 240 V AC Frekwensi : 50 -60 Hz Daya : 30 VA Arus Input : 5 mA / 12 mA Tegangan Output : 24 V DC (RCS), 250 V AC (GEN)
9 I IN NP PU UT T T TE ER RM MI IN NA AL L O OU UT TP PU UT T T TE ER RM MI IN NA AL L I IN NP PU UT T I IN ND DI IC CA AT TO OR R O OU UT TP PU UT T I IN ND DI IC CA AT TO OR R S ST TA AT TU US S I IN ND DI IC CA AT TO OR R P PE ER RI IP PH HE ER RA AL L P PO OR RT T b) Karakteristik Metode kontrol : Metode penyimpan program Bahasa pemrograman : Ladder Diagram Panjang Instruksi : 1 set setiap instruksi (1-5) word / instruksi Kapasitas program : 2048 words Max I/O point : 50 Output : 8 buah Input : 12 buah Kecepatan : 0,72 - 16,2 Ms Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada instrument keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran yang diamati.
Gambar 17. Rangkaian Kelengkapan PLC OMRON
10 Pengendali penggerak pneumatik pada rangkaian ini digunakan untuk mengatur kapan pneumatik akan bekerja pada rangkaian Conveyor. Pneumatik yang digunakan dalam rangkaian ini berfungsi untuk memindahkan barang dari Conveyor A ke Conveyor B dan dari Conveyor B ke Conveyor C.
Gambar 18. Rangkaian Penyaluran Udara Menuju Cylinder Pneumatik Pembuatan box panel sebagai pelindung bagian pengendali berfungsi sebagai pelindung bagian pengendali sehingga bagian pengendali ini dapat terlindungi dari bagian-bagian lain conveyor ini. 3. Perencanaan Perangkat Lunak Perangkat lunak ini nantinya akan digunakan untuk mengendalikan kerja dari pergerakan conveyor yang berbasis PLC ini. Berikut ini program yang akan digunakan dalam pembuatan dalam desain pembuatan conveyor. a. Diagram Ladder Diagram ini dibuat untuk rancangan atau desain system pengendalian pada PLC yang kemudian diagram Ladder ini dibuat dalam data mnemonic untuk ditransfer ke CPU PLC melalui Programing Consule atau melalui Kabel Data computer. Biasanya Ladder ini dibuat setelah dibuatnya rangkaian konvensional dan disadur ke dalam Ladder diagram, sehingga mempermudah dalam mendesain
11 suatu rancangan pengendali. Pada system pengendali conveyor berbasis PLC, diagram Laddernya menyusul setelah rangkaian telah terpasang semua. b. Memasukkan Program Syswin 3.2 ke dalam PLC 1) Apabila mengaktifkan Syswin 3.2 akan memunculkan gambar program seperti di bawah ini:
Gambar 10. Tampilan awal program Syswin 3.2 Mulailah dengan menu File New Project, sehingga akan dimunculkan kotak dialog sebagai berikut:
Gambar 11. tampilan menu awal project Syswin 3.2
12 Lakukan seting seperti pada gambar di atas. Mulailah melakukan penggambaran diagram Ladder, lihat Ringkasan tombol/shortcut. 2) Setelah melakukan pembuatan program, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah dengan melakukan koneksi/hubungan antara PLC dengan computer, untuk memindahkan program yang telah jadi ke dalam PLC. Alat yang dibutuhkan untuk melakukan pemindahan program adalah: Adapter Port Periphereal dan kabel penghubung Port RS-232 C. 3) Beberapa perintah program yang penting dan perlu dipahami pada saat PLC dalam status terhubung dengan computer: a) Connect Merupakan perintah program untuk menyambungkan antara computer dengan PLC. b) Up load Program Merupakan perintah untuk melihat isi program yang sudah ada dalam PLC. c) Down Load Program Merupakan perintah untuk mentransfer program yang telah dibuat ke dalam PLC. d) Mode Dalam perintah Mode ini terdapat 3 pilihan kerja bagi PLC yaitu: 1. Monitor Perintah untuk melihat kondisi PLC pada saat bekerja.
13 2. Run Perintah untuk menjalankan program yang telah ditransfer ke dalam PLC 3. Stop Perintah untuk menghentikan program yang sedang dijalankan di PLC. 4) Memasukkan Program ke dalam PLC Mengatur komunikasi serial dengan PLC melalui menu Projects Communications (lakukan seting seperti gambar berikut):
Gambar 12. Tampilan menghubungkan PLC dengan computer Untuk melakukan koneksi dengan PLC gunakan Online Connect ! (tombol-tombol berikut hanya aktif jika sudah On-line)
Gambar13. Tampilan Menu Port Communication Keterangan: a) Communications Connect: untuk melakukan koneksi dengan PLC yang bersangkutan;
14 b) PLC Mode: untuk memilih mode kerja dari PLC yang bersangkutan, jika diklik akan dimunculkan pilihan:
Gambar 14. Tampilan menu monitoring program pada saat PLC ON c) Monitoring: untuk melakukan monitoring kerja PLC melalui komputer, contoh tampilan:
Gambar 15. Tampilan Menu monitoring Program Syswin 3.2 d) Online Edit: digunakan untuk penyuntingan ladder secara online b. Tabel Mnemonic Apabila pemrograman PLC yang dilakukan dengan menggunakan Programming Consule maka diagram Laddernya harus diteerjemahkan dulu ke dalam table mnemonic untuk transfer program dari Programming Consule ke CPU PLC.
15 4. Kerangka Berpikir Alur Kerja Conveyor Berbasis PLC Dalam pembuatan Conveyor ini, masing-masing sistem akan dikendalikan oleh PLC OMRON CPM 1A. Hal ini dapat direalisasikan karena PLC ini memilki fasilitas hardware maupun software. Dengan fasilitas tersebut, PLC ini dapat menghasilkan keluaran arus sebesar 12 volt. Untuk dapat mengeluarkan sinyal tersebut diperlukan suatu program yang akan menjalankan jalannya sinyal keluaran sesuai yang diinginkan. Sebuah mesin Conveyor dapat dijalankan secara otomatis dengan menggunakan PLC CPM 1 A sesuai variasi dengan mengubah arus yang terhubung pada masing-masing output. Kombinasi arus yang terhubung ke masing-masing komponen tersebut dapat dihasilkan oleh PLC dengan cara meberikan program sesuai pola gerakan atau variasi waktu yang diinginkan. Karena sinyal keluaran dari PLC masih terlalu kecil unutk dapat menggerakkan conveyor secara keseluruhan, sehingga diperlukan suatu interface sebagai penambah tenaga keluaran PLC. Perencanaan pembuatan program untuk menggerakkan conveyor ini adalah kombinasi antara waktu untuk menggerakkan motor dan menghentikan motor serta variasi waktu untuk menggerakkan silinder pneumatik untuk melakukan pemindahan barang di dalam siklus kerja conveyor. Untuk kombinasi kerja antara pemberhentian motor, pergerakan motor dan juga penggerak pneumatiknya diberikan penundaan waktu atau jeda sehingga barang yang digunakan sebagai objek dalam conveyor dalam keadaan diam dahulu sebelum dipindahkan.
16 S ensor 1 S ensor 2 S ensor 3 S ensor 4 T ombol P ause T ombol R eset Motor 1 0 INP U T O UT P UT P L C 0 1 T IME R Motor 1 berhenti 2 T IME R P neumatik 1 maju P neumatik 1 mundur 3 Motor 2 4 T IME R Motor 2 berhenti T IME R Motor 3 P neumatik 2 maju P neumatik 2 mundur 5 6 Motor 3 berhenti 1 2 3 4 5 7
Gambar 19. Diagram Pengaturan Convenyor
5. Langkah Kerja Conveyor Berbasis PLC a. Benda yang dijadikan sebagai beban, pertama-tama bekerja menyentuh sensor pertama yang diletakkan diujung conveyor A, benda yang mengenai sensor tersebut akan memberikan input masukan ke PLC untuk mengerakkan motor penggerak conveyor A. b. Kemudian benda berjalan menuju kearah sensor barang 2 yang diletakkan masih pada jalur conveyor A. Sensor bekerja apabila benda mengenai sensor
17 tersebut, kerja yang terjadi pada sensor 2 ini akan mengaktifkan empat macam keluaran PLC. 1) Mengaktifkan timer untuk menonaktifkan kerja motor 1, motor 1 akan mati karena timer yang ada pada prosesor PLC bekerja berdasar dari masukan yang diterima oleh PLC. Waktu motor mati di set menjadi 2 detik. 2) Mengaktifkan timer untuk menggerakkan katup maju selonoid sehingga silinder Pneumatik akan maju ke depan untuk mendorong benda berpindah tempat ke conveyor B. Keluaran PLC yang digunakan terletak pada output no 1. 3) Karena menggunakan Double Active Cylinder yang membutuhkan pergerakan maju dan mundur maka pneumatik yang sudah maju diberikan masukan untuk solenoid membuka katup buang pneumatik sehingga silinder akan bergerak menutup balik. Keluaran PLC yang digunakan terletak pada output no 2. 4) Mengaktifkan kerja motor pada conveyor B sehingga motor bergerak terlebih dahulu sebelum pneumatik bekerja maju dan mundur untuk memindahkan barang. c. Setelah barang berpindah dari conveyor A ke conveyor B, barang yang ada tersebut juga akan mengaktifkan sensor ketiga yang terletak di conveyor B. Sensor tersebut juga akan mengaktifkan 4 keluaran PLC yang ada dalam keluaran no 4, 5 dan 6. dan satu keluaran yang ada dalam timer dalam PLC.
18 1) Mengaktifkan timer untuk menonaktifkan kerja motor 2, motor 2 akan mati karena timer yang ada pada prosessor PLC bekerja berdasar dari masukan yang diterima oleh PLC. Waktu motor mati di set menjadi 2 detik. 2) Mengaktifkan timer untuk menggerakkan katup maju selonoid sehingga silinder Pneumatik akan maju ke depan untuk mendorong benda berpindah tempat ke conveyor C. Keluaran PLC yang digunakan terletak pada output 4. 3) Karena menggunakan Double Active Cylinder yang membutuhkan pergerakan maju dan mundur maka pneumatik yang sudah maju diberikan masukan untuk solenoid membuka katup buang pneumatik sehingga silinder akan bergerak menutup balik. Keluaran PLC yang digunakan terletak pada output no 5. 4) Mengaktifkan kerja motor pada conveyor C sehingga motor bergerak terlebih dahulu sebelum pneumatik bekerja maju dan mundur untuk memindahkan barang. d. Kemudian barang tersebut akan mengaktifkan sensor 4 yang terletak pada bagian akhir conveyor C. Sensor ini akan menonaktifkan kerja motor yang menggerakkan conveyor C. e. Dari semua penundaan waktu yang terjadi pada saat sensor barang bekerja adalah dengan menggunakan PLC. Penundaan dan program yang ada dalam CPU PLC ini dibuat dengan menggunakan diagram Ladder.
19 f. Ladder Diagram yang digunakan sebagai masukan perintah PLC dimasukkan ke dalam memori PLC dengan mengunakan program Syswin 3.2. (Ladder Diagram terlampir). B. METODE PENELITIAN 1. Material Spesimen Penggunaan material spesimen dalam penelitian ini menggunakan beban yang mempunyai titik berat ditengah dan tidak terpusat pada titik atas ataupun bawah. Balok dari kayu dipilih sebagai beban yang akan digunakan dikarenakan titik beratnya terletak ditengah, sehingga diharapkan saaat didorong oleh pneumatik barang akan berpindah dengan posisi yang sama. Besar barang yang dipakai tergantung dari berat beban yang dipakai.
Gambar 20. Barang yang dipakai.
2. Alur Penelitian Alur penelitian intinya sama dengan gambar flowchart. Awal mula sistem pada conveyor horisontal A dinyalakan lewat pemrograman PLC yang telah dibuat melalui Diagram Ladder. Saat tombol start dipencet sistem conveyor dalam keadaan stand by. Beban diletakkan pada sensor 1 yang kemudian akan
20 menggerakkan motor pada conveyor B. Mulailah penghitungan waktu setelah motor menggerakkan conveyor. Beban mengenai sensor 2, sensor akan mengirim pesan untuk menghentikan motor sesaat setelah mengenai sensor 2 tepat didepan pneumatik. Disitulah akhir dari penghitungan waktu yang dimulai dari barang terkena sensor 1 yang menggerakkan motor.
3. Waktu dan Tempat penelitian Penelitian akan dilakukan pada J anuari-Februari 2006 di Laboratorium Pneumatik E9 Lt.2 Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang.
C. Menentukan Variabel Variabel merupakan objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian penelitian (Suharsimi Arikunto. 1998:98). Variabel adalah suatu besaran utama yang merupakan faktor yang tidak tetap atau gejala-gejala yang dapat berubah-ubah yang terdapat dalam permasalahan yang hendak dicari jawabannya. Dalam penelitian mengenai pengaruh beban terhadap laju pergerakan conveyor ini, varibel yang dijadikan sebagai objek penelitian dibedakan berdasar pada fungsinya dibagi menjadi 3 macam, yaitu: 1. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pengaruh penambahan beban terhadap conveyor berbasis PLC dengan pemindah barang menggunakan pneumatic.
21 2. Variabel Terikat atau Tak Bebas Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu laju pergerakan conveyor berbasis PLC dengan pemindah brang menggunakan pneumatic. 3. Variabel Kontrol Variable control dalam penelitian ini adalah putaran motor penggerak oleh CPU PLC dan masukan untuk PLC berupa sensor yang ada. D. Metode Pengumpulan Data Dalam rangka memperoleh data yang diperlukan, maka metode yang dipergunakan adalah dengan metode eksperimen yang dilakukan pada miniature conveyor berbasis PLC dengan pemindah barang menggunakan pneumatik. Data yang dikumpulkan sebagai bahan analisis adalah jarak perpindahan barang dan waktu yang diperlukan selama barang/beban berpindah. E. Metode Analisis Data Dalam penelitian mengenai Hubungan Antara Beban Dengan Laju Pergerakan Material Conveyor Horisontal C Berbasis PLC (Programmable Logic Controlled), adalah suatu penelitian yang mencari ada tidaknya hubungan antara penambahan beban terhadap laju pergerakan conveyor jadi analisis data yang digunakan adalah menggunakan penelitian korelasi. Penelitian korelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan, dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan tersebut (Suharsimi Arikunto:1998:;251). Sedangkan dalam pengolahan datanya menggunakan rumus Product Moment. Penggunaan analisis data menggunakan product moment
22 digunakan untuk mengetahui seberapa jauh hubungan antara pembebanan dengan laju pergerakan conveyor. Untuk mengetahui seberapa hubungan antara variabel yang dicari, analisis yang digunakan adalah menggunakan rumus Product Moment Simpangan,rumusnya : r xy = ( )( ) ( ) { } ( ) { } 2 2 2 2
Y Y N X X N Y X XY N
Di mana : r xy = koefisien korelasi antara variabel x (beban) dan variabel y (laju pergerakan) Analisis data merupakan cara mengolah data untuk mengetahui hasil akhir penelitian. Penelitian ini mengunakan analisis deskriptif yaitu mengamati langsung hasil eksperimen kemudian menyimpulkan dan menentukan hasil penelitian. Tabel 2. Ukuran nilai r korelasi dan interpretasinya. Nilai r Interpretasi Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Tinggi Cukup Agak rendah Rendah Sangat rendah (tak berkorelasi) (Sutrisno Hadi, 2001:275)
23 1. Teknik Penyajian Data Untuk mencapai tujuan penelitian sesuai dengan yang diharapkan dalam penyusunan skripsi ini dan untuk diperoleh suatu kesimpulan maka data yang telah terkumpul akan dianalisis dengan analisis sebagai berikut: a. Memeriksa dan meneliti data-data yang telah terkumpul untuk menjamin apakah data tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. b. Mengkategorikan data-data yang sesuai dengan kriteria serta hal-hal yang diperlukan dalam suatu pendataan. Penyajian data penelitian ini dipergunakan metode deskriptif kualitatif yaitu dengan menggambarkan kenyataan yang terjadi bersifat umum dan kemungkinan masalah yang dihadapi serta solusinya. 2. Metode Analisis Data Data yang diperoleh kemudian disajikan berdasarkan analisis. Secara umum analisis data yang digunakan adalah secara kualitatif yaitu analisis yang tidak didasarkan pada perhitungan statistik yang berbentuk kuantitatif (jumlah) akan tetapi dalam bentuk pernyataan dan uraian yang selanjutnya akan disusun secara sistematis dalam bentuk skripsi.
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Penelitian Penelitian ini menghasilkan data-data yang berupa angka dalam tabel, grafik, serta hasil dari koefisien korelasi, juga ada foto kegiatan penelitian 1. Pengujian Data Urutan pengukuran dari rangkaian mesin conveyor dengan pemindah barang mengggunakan pneumatik adalah sebagai berikut: sebelum dilakukan strat awal terhadap kerja conveyor, barang yang dijadikan sebagai objek penelitian diletakkan pada posisi yang diinginkan, posisi awal barang sangat menentukan waktu yang ditempuh barang tersebut dalam rangkaian conveyor pemindah barang ini. Pada titik mula barang diletakkan stopwatch sebagai pengukur waktu jalannya barang, stopwatch ini aktif bersamaan dengan langkah maju dari pneumatik 2 sesaat setelah sensor 2 aktif.Conveyor C bergerak dan berhenti pada sensor 3.Kemudian dilakukan percobaan untuk barang yang memiliki beban yang berbeda, untuk tiap variasi bebannya dilakukan 3 kali percobaan. Data waktu yang terkumpul sebanyak 3 kali dari masing-masing percobaan tersebut diambil rata- ratanya. Percobaan yang dilakukan menggunakan 7 macam variasi beban. Berdasarkan data yang ada (lihat lampiran 9) kemudian dimasukkan ke dalam tabel yang digunakan untuk menghitung koefisien korelasi dan menentukan diagram hubungan antara beban dengan waktu serta diagram hubungan antara beban dengan laju.
2 Tabel 3. Data Hasil Pengujian Alat.
Beban (Kg) Jarak Tempuh (m) Waktu Tempuh (dt) Rata - Rata Waktu Tempuh (dt) Laju (m/dt) XY X 2 Y 2
Berdasarkan dari tabel yang didapatkan dari hasil pengujian terhadap kerja conveyor berbasis PLC dengan pemindah barang menggunakan Pneumatik, maka dapat dilihat bahwa semakin beban yang diberikan pada conveyor ditambahkan maka waktu yang ditempuh akan semakin lama, hasil pengujian yang dilakukan pada setiap bebannya menunjukkan bahwa rata-rata waktu yang ditempuh akan semakin lama. Pada beban awal 1 kg didapatkan rata-rata waktu tempuh yang lebih lama dibandingkan dengan beban 2 kg, sedangkan pada beban
3 selanjutnya rata-rata waktu yang ditempuh semakin naik. Pada beban 2 kg diperoleh waktu yang tercepat dibandingkan dengan beban yang lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari grafik berikut ini: 9.33 9.27 9.38 9.41 9.46 9.52 9.56 9.10 9.15 9.20 9.25 9.30 9.35 9.40 9.45 9.50 9.55 9.60 1 2 3 4 5 6 7 BEBAN (kg) W A K T U
( d t )
Gambar Grafik Hubungan Antara Beban dengan Waktu
Data hasil hubungan antara penambahan beban terhadap laju pergerakan conveyor dapat dilihat dari tabel yang ada di atas, dari data yang ada dapat kita lihat bahwa laju pergerakan conveyor akan semakin menurun. Laju yang dihasilkan diperoleh dari perkalian antara jarak yang ditempuh benda (meter) dengan waktu yang ditempuh (detik), sehingga diperoleh laju pergerakan conveyor yang memiliki satuan m/s (meter/detik). Pada beban 2 kg diperoleh laju pergerakan yang paling tinggi bila dibandingkan dengan beban yang lain. Laju puncak didapat tidak pada beban yang terendah yaitu pada beban 1 kg, tapi pada beban 2 kg, dalam hal ini laju yang terjadi dimungkinkan dipengaruhi oleh faktor lain selain penambahan beban. Dalam penulisan ini dibatasi pada hubungan antara
4 penambahan beban terhadap laju pergerakan conveyor, sehingga faktor-faktor lain yang berpengaruh tidak akan dibahas. Untuk memperjelas hubungan antara penambahan beban terhadap laju conveyor dapat dilihat pada grafik berikut ini: 0.152 0.153 0.151 0.151 0.150 0.149 0.149 0.146 0.147 0.148 0.149 0.150 0.151 0.152 0.153 0.154 1 2 3 4 5 6 7 BEBAN (kg) L A J U
( m / d t )
Gambar Grafik Hubungan Antara Beban dengan Laju
2. Koefisien Korelasi (r xy ) Korelasi yang digunakan pada penelitian ini adalah korelasi product momen yaitu korelasi untuk menentukan dua gejala yang timbul. Dalam penelitian ini dua gejala itu adalah Beban (X) dan Laju (Y). Rumus Koefisien Korelasi : r xy = { }{ }
2 2 2 2 ) ( ) ( X N ) )( ( Y Y N X Y X XY N
Hasil dari hasil penelitian dimasukkan dalam rumus diatas adalah : r xy = { }{ }
B. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil hubungan antara beban dengan waktu menunjukkan hasil yang sebanding yang artinya semakin berat beban yang digunakan maka akan semakin bertambah pula waktu yang ditempuh. Kecuali pada beban 1 Kg (percobaan pertama), dikarenakan pada beban 1 Kg terdapat faktor-faktor dari luar yang mempengaruhi penambahan waktu yang berakibat pada laju yang kecil. Pada beban kedua (2 Kg) sampai seterusnya waktu yang dihasilkan tetap. Faktor yang mempengaruhi beban pertama adalah karena bebarapa hal diantaranya, (1) Kurangnya gesekan antara bandrefiil dengan roll, dikarenakan beban 1 Kg merupakan kotak kosong, (2) Pada beban 1 Kg hampir sama dengan konveyor yang berjalan tanpa beban atau tidak diberi beban sehingga tekanan pada bandrefiil kurang. Dari hasil koefisien korelasi ditas menunjukkan bahwa hasilnya 0,95. Angka 0,95 artinya bahwa hubungan antara beban dengan laju menunjukkan angka 0,95, sedangkan tanda minus ( - ) hanya menunjukkan bahwa antara beban dengan laju berbanding terbalik. Semakin beban bertambah maka akan semakin turun laju atau jika beban (X) naik maka laju (Y) turun. Angka r xy 2 =0,91 artinya bahwa 91% laju conveyor dipengaruhi oleh beban sedangkan 9% lainya dipengaruhi oleh faktor luar seperti faktor gesekan
6 antara roll dengan bandrefiil dan tekanan antara beban dengan bandrefiil itu sendiri. Disamping itu juga faktor peletakan pertama beban pada saat start.
C. Keterbatasan Penelitian Penelitian tidak terlepas dari keterbatasan. Keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya, (1) Tegangan listrik di laboratorium penelitian tidak stabil, (2) Proses pembuatan sensor yag membutuhkan waktu lama,dan (3) Kendala biaya.
1 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dari pengujian dan evaluasi data serta pembahasan pada hubungan antara laju dengan beban material conveyor hiorisontal C maka dapat diambil simpulan sebagai berikut : 1. Ada hubungan antara laju dengan pergerakan beban pada conveyor, semakin berat beban maka semakin lama waktu tempuh yang dibutuhkan., dengan bertambahnya waktu tempuh akan menurunkan laju dari pergerakan conveyor karena waktu berbanding terbalik dengan laju, dengan demikian kecuali beban 1 Kg, semakin berat beban (beban naik) maka semakin turun laju dari conveyor. 2. Mesin conveyor berbasis sistem pengendali PLC dapat memindahkan beban dari tempat yang satu ke tempat yang lain. B. Saran Saran yang dapat diberikan sehubungan dengan penelitian tentang hubungan antara beban dengan laju pergerakan material konveyor ini adalah : 1. Prototipe ini perlu adanya penyempurnaan alat agar bisa lebih presisi. Bila diperlukan bisa diajukan pada lombalomba karya ilmiah tingkat Perguruan Tinggi seIndonesia. 2. Perlu adanya penelitian lanjut dengan aplikasiaplikasi yang lebih modern seperti dengan penambahan komponen yang lebih rumit konstruksinya, misalnya pada sensor dan beban yang lebih bervariasi.
2 Lampiran 2. Kode Mnemonic
SYSTEM PENGENDALIAN CONVEYOR BERBASIS PLC OMRON TYPE CPM-1A DENGAN PEMINDAH BARANG MENGGUNAKAN PNEUMATIK Alamat Ladder Code Operand Value (###) 0000 0001 0002 0003 0004 0005 0006 0007 0008 0009 0010 0011 0012 0013 0014 0015 0016 0017 0018 0019 0020 0021 0022 0023 0024 LD OR AND OUT LD TIM LD TIM AND NOT TIM OUT LD TIM TIM LD TIM AND NOT TIM OUT LD TIM TIM LD OR AND NOT TIM OUT LD OR AND OUT LD 000.00 015.08 015.05 010.00 015.00 000 000 001 010.01 010.01 001 001 002 010.02 001 002 000.01 015.00 002 015.00 010.01 015.10 015.05 010.03 000.02
0023
0025
0025
3 0025 0026 0027 0028 0029 0030 0031 0032 0033 0034 0035 0036 0037 0038 0039 0040 0041 0042 0043 0044 0045 0046 0047 0048 0049 0050 0051 0052 0053 0054 0055 OR AND NOT TIM OUT LD TIM LD TIM AND NOT TIM OUT LD TIM TIM LD TIM AND NOT TIM OUT LD TIM TIM LD OR AND AND NOT OUT LD OR AND NOT OUT LD OR AND NOT TIM OUT LD OR AND NOT TIM 015.01 005 015.01 015.01 003 003 004 010.04 003 004 004 005 010.05 003 005 010.04 015.11 015.05 000.03 010.06 000.04 015.05 000.05 015.05 010.00 015.08 000 015.08 010.03 015.10 003
0023
0023
0030
4
0056 0057 0058 0059 0060 0061 OUT LD OR AND NOT OUT END (01) 015.10 010.06 015.11 000.03 015.11
5 Lampiran 3. Gambar Rangkaian I/O PLC CPM 1A
6 Lampiran 4. Gambar Rangkaian Kabel Motor AC
7 Lampiran 5. Gambar Rangkaian Kabel Alur Masukan PLC
8 Lampiran 6. Gambar Rangkaian Kabel Keluaran Pneumatik