You are on page 1of 82

HUBUNGAN ANTARA BEBAN DENGAN LAJU PERGERAKAN

MATERIAL CONVEYOR HORISONTAL C BERBASIS PLC


(PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLED)

SKRIPSI
Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan


Oleh
Nama : Lis Prasetyo
NIM : 5201401030
Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin S1
J urusan : Teknik Mesin



JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006
HALAMAN PENGESAHAN

ii
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian skripsi
Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada tanggal :
Panitia ujian
Ketua Sekretaris

Drs. Pramono Drs. Supraptono,
M.Pd
NIP. 131474226 NIP. 131126645
Pembimbing Anggota penguji
Pembimbing I Penguji I

Drs. Wirawan S, M.T Drs. Wirawan S, M.T
NIP. 131876223 NIP. 131876223

Pembimbing II Penguji II

Drs. Supraptono, M.Pd Drs. Supraptono, M.Pd
NIP. 131125645 NIP. 131125645
Penguji III

Drs. M Burhan RW, M.Pd
NIP. 131764025


Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik



Prof. Dr. Soesanto, M.Pd
NIP.130875753

iii
ABSTRAK


Lis Prasetyo, Hubungan Antara Beban Dengan Laju Pergerakan Material
Conveyor Horizontal C Berbasis PLC (Programmable Logic Controlled).
Skripsi. Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Sistem kendali mesin menggunakan saklar magnet (Magnetic Controller)
sudah mulai ditinggalkan, sebagian besar industri menggunakan sistem kendali
yang ringkas, mudah penggunaannya, mudah memodifikasi kerjanya dan
mempunyai keistimewaan dibandingkan dengan saklar magnet .Tahap awal
penelitian, ditemukan bahwa sebagian besar industri menerapkan sistem kontrol
menggunakan Programmable Logic Controlled (PLC) sebagai alat kontrol kerja
produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membangun
sebuah miniatur suatu mesin transfer menggunakan sistem kendali berbasis PLC
yang dapat digunakan sebagai simulasi kerja pemindahan barang di suatu industri,
selain itu juga untuk mengetahui bagaimana hubungan antara beban dengan laju
pergerakan conveyor berbasis PLC.
PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian
sederetan relay yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional (Eko
Putra, Agfianto. 2004:1). Pengguna membuat program dengan menggunakan
Ladder program atau diagram tangga yang kemudian dijalankan oleh PLC. PLC
menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada Instrument keluaran berkaitan
dengan status suatu ukuran atau besaran yang diamati. Program yang digunakan
untuk pembuatan Ladder Diagram bagi perintah PLC adalah menggunakan
Program Syswin seri 3.2. Komponen utama sebagai perintah masukan PLC
sebagai pemicu program adalah sensor LDR (Light Dependent Resistor) dan
saklar ON/OFF. Sedangkan Output yang digunakan sebagai perintah lanjutan bagi
masukan PLC adalah Relay sebagai pemicu kerja Motor AC dan Kerja Selenoid
Valve untuk menggerakkan Silinder Pneumatik yang menggunakan jenis Double
Active Cylinder (Cylinder Pneumatik Penggerak Ganda).
Setelah melaksanakan perancangan dan pembuatan alat pemindah barang
berbasis PLC, akan dilakukan penelitian tentang hubungan antara beban terhadap
laju pergerakan material conveyor tersebut. Metode yang digunakan adalah
metode Korelasi Produk Momen.
Hasil penelitian membuktikan bahwa hasil pengujian hubungan antara
beban dengan laju pergerakan material conveyor memiliki nilai Korelasi
hubungan (r) -0,95 yang berarti memiliki taraf hubungan yang tinggi dan korelasi
yang bersifat negative yaitu semakin tingi beban yang diberikan semakin lambat
laju yang terjadi. Sistem kontrol conveyor horizontal C berbasis PLC perlu
dikembangkan sehingga dapat lebih sempurna.



iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Segala tindakan hendaknya berpegang pada agama, dan janganlah bercerai
berai.
(QS.3 Ali Imran :103)
Tolong-menolonglah dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa, dan
janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa.
( QS.5 Al Maidah : 2)
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara dan bertaqwalah
kepada Allah supaya kamu mendapatkan rahmat.
( QS.49 Al Hujurat : 10)

PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Bapak dan Ibu yang selalu memberikan doanya untukku.
Mas Agus, Mas Aris, Mbak Tin, Mbak Lilis dan Lita yang selalu
memberikan semangat untuk menyelesaikan kuliah .
Widya Arini yang senantiasa mendampingi dalam susah dan senang
hidupku juga atas kasih sayangnya selama ini.




v
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT yang telah
memberikan segala rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Soesanto, M.Pd, Dekan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang.
2. Bapak Drs. Pramono, Ketua J urusan Teknik Mesin Universitas Negeri
Semarang.
3. Bapak Drs. Wirawan S, M.T, Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Supraptono, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat selesai.
5. Bapak Drs. M Burhan RW, M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan bimbingannya.
6. Keluarga besar di Semarang yang telah memberikan doa dan dukungannya
7. Teman-teman Skripsiku (Andi K, Azwar A, Hanip, Limas, dan Sulis).
8. Teman-teman seperjuangan PTM01.
9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materiil
selama penelitian ini berlangsung.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas jasa-jasa beliau yang telah
membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata
penulis berharap semoga skripsi ini memberikan tambahan ilmu bagi yang
membacanya.

Semarang, Maret 2006

Penulis


vi
DAFTAR ISI


Halaman
HALAMAN J UDUL........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
ABSTRAK .......................................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv
KATA PENGANTAR........................................................................................ v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................................... ix
DAFTAR GRAFIK............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah................................................................ 3
C. Permasalahan ......................................................................... 3
D. Penegasan Istilah...................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian................................................................... 5
G. Sistematika Skripsi................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori......................................................................... 8
B. Hipotesis................................................................................. 28

vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Proses Pembuatan Alat .......................................................... 29
B. Metode Penelitian ................................................................. 48
C. Menentukan Variabel ............................................................ 50
D. Metode Pengumpulan Data.................................................... 50
E. Metode Analisis Data............................................................. 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Penelitian...................................................................... 54
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................ 59
C. Keterbatasan Penelitian.......................................................... 60

BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................... 61
B. Saran....................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN















viii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Indicator Status Pada CPM 1A............................................................. 22
Tabel 2. Ukuran nilai r korelasi dan interpretasinya.......................................... 52
Tabel 3. Data Hasil Pengujian Alat.................................................................... 56


























ix
DAFTAR GRAFIK


Grafik Hubungan Antara Beban Terhadap Waktu Tempuh Beban.................... 57
Grafik Hubungan Antara Beban Terhadap Laju Pergerakan Conveyor ............. 58





































x
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 1 Diagram kerja tiga komponen utama sistem PLC. ............................ 10
Gambar 2. Diagram Blok Sistem PLC................................................................ 11
Gambar 3. Simbol Perangkat Masukan PLC...................................................... 12
Gambar 4. Contoh-contoh simbol perangkat keluaran....................................... 15
Gambar 5. Simbol Diagram Ladder LD dan LD NOT....................................... 17
Gambar 6. Simbol Diagram Ladder AND dan AND NOT ................................ 17
Gambar 7. Simbol Diagram Ladder OR dan OR NOT....................................... 18
Gambar 8. Simbol Diagram Ladder OUT .......................................................... 18
Gambar 9 Simbol Diagram Ladder AND LD..................................................... 19
Gambar 10. Simbol Diagram Ladder OR LD..................................................... 19
Gambar 11. Simbol Diagram Ladder TIMER dan COUNTER.......................... 20
Gambar 12. Roll Conveyor yang digunakan....................................................... 31
Gambar 13. Belt Conveyor dari atas................................................................... 32
Gambar 14. Rangka Conveyor............................................................................ 33
Gambar 15. Symbol Double Active Cylinder ...................................................... 34
Gambar 16. Selenoid Valve 5/2........................................................................... 34
Gambar 17. Rangkaian Kelengkapan PLC OMRON......................................... 38
Gambar 18. Rangkaian Penyaluran Udara Menuju Cylinder Pneumatik........... 39
Gambar 19. Tampilan awal program Syswin 3.2................................................ 40
Gambar 20. Tampilan Menu Awal Project Syswin 3.2....................................... 40
Gambar 21. Tampilan menghubungkan PLC dengan komputer ........................ 42
Gambar 22. Tampilan Menu Port Communication............................................ 42
Gambar 23. Tampilan Menu Monitoring Program Pada Saat PLC ON............. 43
Gambar 24. Tampilan Menu Monitoring Program Syswin 3.2.......................... 43
Gambar 25. Diagram Pengaturan Conveyor ....................................................... 45
Gambar 26. Barang yang dipakai ....................................................................... 49




xi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Diagram Ladder.............................................................................. 64
Lampiran 2. Kode Mnemonic.............................................................................. 66
Lampiran 3. Gambar Rangkaian I/O PLC CPM 1A............................................ 69
Lampiran 4. Gambar Rangkaian Kabel Motor AC............................................. 70
Lampiran 5. Gambar Rangkaian Kabel Alur Masukan PLC.............................. 71
Lampiran 6. Gambar Rangkaian Kabel Keluaran Pneumatik............................. 72
Lampiran 7. Gambar Rangkaian Kontruksi Conveyor........................................ 73
Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian.................................................................. 74
Lampiran 9. Surat Keterangan Permohonan Penelitian...................................... 75
Lampiran 10. Surat Keterangan Dosen Pembimbing.......................................... 76















1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknologi berkembang pesat, agar negara kita tidak tertinggal jauh
dengan negara yang lain maka sumber daya manusia Indonesia harus
ditingkatkan kemampuannya dan selalu mengikuti perkembangan teknologi dunia
sesuai dengan keahliannya masing-masing. Dengan demikian, mereka dapat
mengaplikasikan IPTEK untuk kepentingan bangsa dan negara.
Akhir-akhir ini sedang dikembangkan sistem pengendalian dan
pengontrolan berbasis Programmable Logic Controlled (PLC). Seiring dengan
lajunya perkembangan zaman yang terjadi pada saat ini, sistem kendali suatu
mesin tidak menggunakan sistem pengendali konvensional/manual dengan kata
lain menggunakan saklar magnet (Magnetic Controller), tetapi sebagian besar
industi menggunakan PLC (Programmable Logic Controlled). PLC adalah suatu
piranti yang memiliki saluran masukan (input), saluran keluaran (output). Output
yang dihasilkan ditentukan oleh status input dan program yang dimasukkan ke
dalamnya. PLC (Programmable Logic Controlled) juga merupakan alat yang
digunakan untuk menggantikan rangkaian relai yang dijumpai pada sistem kontrol
proses konvensional (Eko Putra, Agfianto. 2004:1). PLC bekerja dengan cara
mengamati masukan (melalui sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses
dan melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau
mematikan keluarannya


2
Sistem PLC ini mempunyai keistimewaan pada penggunaannya di
dalam rangkaian kerja dari conveyor, diantaranya (1) Wiring relatif sedikit, (2)
Spare part mudah, (3) Maintenance relative mudah, (4) Pelacakan kesalahan
sistem lebih sederhana, (5) Konsumsi daya relatif rendah, (6) Dokumentasi
gambar sistem lebih sederhana dan mudah dimengerti, dan (7) Modifikasi sistem
lebih sederhana.
Sedangkan dalam sistem kendali konvensional atau dengan
menggunakan saklar magnet (Magnetic Controller) mempunyai karakteristik yang
lain yaitu (1) Wiring relatif komplek, (2) Spare part relatif sulit, (3) Maintenance
membutuhkan waktu yang lama, (4) Pelacakan kesalahan sistem sangat komplek,
(5) Konsumsi daya relatif tinggi, (6) Dokumentasi gambar lebih banyak, dan (7)
Modifikasi sistem sangat sederhana.
Berdasarkan keistimewaan penggunaan pengendali berbasis PLC di
atas maka penulis akan mengangkat suatu pola penggunaan PLC sebagai
pengendali dalam proses perpindahan barang dengan menggunakan conveyor
dengan sistem pengendali berbasis PLC. Dengan judul yang ada penulis akan
membuat sebuah miniatur sistem pengendali PLC pada mesin conveyor yang
digunakan untuk memindahkan beban yang ada dari satu tempat ke tempat lain
dengan conveyor yang menggunakan penggerak motor AC. PLC (Programmable
Logic Controlled) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan
rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional
(Eko Putra, Agfianto. 2004:1). PLC bekerja dengan cara mengamati masukan
(melalui sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan


3
tindakan sesuai yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan
keluarannya

B. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas dari pokok permasalahan yang akan dibahas dalam
pembuatan skripsi ini, maka perlu adanya pembatasan masalah:
1. Pembuatan satu program perangkat lunak (software) yang nantinya sebagai
perintah di dalam PLC pada khususnya untuk pengendalian pendistribusian
hasil produksi dengan memanfaatkan kerja conveyor.
2. Pembebanan pada mesin conveyor dengan pengendali PLC untuk mengetahui
pengaruh variasi pembebanan terhadap kecepatan gerak motor penggerak
sistem conveyor.
3. Untuk mengetahui pengaruh pembebanan pada conveyor terhadap laju putaran
conveyor yang menggunakan penggerak motor AC pada penggerak conveyor
C yang menggunakan PLC.

C. Permasalahan
Untuk mengimbangi dan mengikuti persaingan industri yang semakin
ketat dan meningkat, efisiensi produksi sangat dan dianggap sebagai kunci sukses
dalam efisiensi dalam dunia industri. Masalah sistem pengendali dan pengontrolan
sangatlah berperan penting di dalamnya, maka dibutuhkan efisiensi dari sistem
pengendali tersebut.


4
Permasalahan yang akan diangkat dalam pembuatan skripsi ini adalah
sebagai berikut :
1. Adakah hubungan pembebanan pada mesin conveyor yang menggunakan
pengendali berbasis sitem PLC dengan laju mesin conveyor dengan penggerak
motor AC.
2. Apakah mesin conveyor berbasis sistem pengendali PLC dapat memindahkan
beban yang ada ke tempat lain.

D. Penegasan Istilah
Untuk menghindari salah penafsiran tentang judul skripsi ini,
diperlukan penegasan istilah, yaitu sebagai berikut:
1. Hubungan : Keterkaitan antara hal yang satu dengan hal yang lain.
2. Beban : berarti muatan/benda (KBBI Edisi Kedua,1995:103), sedangkan
dalam pandangan keteknikan berarti muatan atau benda yang mempengaruhi
hal lain dalam sistem.
3. Pergerakan Material : perpindahan benda (beban) yang dipakai dari tempat
yang satu ke tempat yang dituju.
4. Conveyor Horisontal Berbasis PLC : Alat untuk memindahkan barang yang
terletak pada garis atau bidang yang sejajar dengan horizon atau garis yang
mendatar yang melakukan operasi dengan piranti elektronik yang dirancang
untuk beroperasi secara digital dengan menggunakan memori sebagai
penyimpan intruksi-intruksi internal untuk menjalankan fungsi-fungsi logika



5
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui adanya hubungan pembebanan pada mesin conveyor yang
menggunakan pengendali berbasis sitem PLC dengan laju mesin conveyor
dengan penggerak motor AC.
2. Untuk mengetahui mesin conveyor berbasis sistem pengendali PLC dapat
memindahkan beban yang ada ke tempat yang lain.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut,
diantaranya adalah (1) Memberikan alternatif setingkat lebih maju dari sebuah
sistem pengendalian dengan menggunakan sistem pengendali berbasis PLC
terhadap sistem pengendalian konvensional yang masih menggunakan Magnetic
Controller. (2) Kontribusi terhadap mahasiswa, adanya motivasi yang lebih baik
untuk menyelesaikan skripsi sehingga diperoleh pemahaman yang tinggi terhadap
penelitian (skripsi) serta masa studi yang tepat waktu. (3) Bagi dunia industri
merupakan sumbangan ide khususnya pada proses sistem pengendalian agar
efisiensi dan optimalisasi hasil produksi yang menjadi tujuan dari produksi dapat
terpenuhi. (4) Bagi pembaca diharapkan dapat dipakai menjadi referensi untuk
disiplin ilmu yang ditekuni atau dipelajari. (5) Bagi dunia pendidikan merupakan
salah satu aplikasi sistem pengendalian suatu mesin sehingga menjadi bahan
praktikan dan mudah dipahami sekaligus dapat dipraktikkan oleh khalayak ramai.



6
G. Sistematika Skripsi
Untuk memperjelas dalam penyusunan skripsi ini maka diperlukan
sistematika yang jelas. Adapun sistematika yang digunakan adalah :
Bab I Pendahuluan, dalam bab ini berisi alasan pemilihan judul
Hubungan Antara Beban Dengan Laju Pergerakan Material Conveyor Horisontal
C Berbasis PLC (Programmable Logic Controlled), Pembatasan masalah,
Permasalahan, Penegasan istilah, Tujuan Penelitian, Manfaat penelitian, dan
Sistematika skripsi.
Bab II Landasan Teori Dan Hipotesis, dalam bab ini berisi teori-teori
yang erat dengan permasalahan yang selanjutnya dijadikan sebagai acuan dalam
pembahasan masalah. Serta berisi rancangan pembuatan conveyor berbasis PLC
dengan pemindah barang menggunakan pneumatik. Selain itu bab ini juga berisi
tentang hipotesis dari penelitian yang akan dikerjakan.
Bab III Metode Penelitian, bab ini berisi metode yang digunakan
dalam penelitian. Secara garis besar metode penelitian ini menjelaskan tentang
teknik penentuan sample, metode pengumpulan data dan langkah-langkah metode
analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan, dalam bab ini berisi
penyajian data dan analisis data dengan menggunakan metode yang digunakan
sebagai analisis.




7
Bab V Kesimpulan Dan Saran, bab ini berisi ungkapan kembali pokok
persoalan beserta hasilnya secara singkat serta berisi keinginan penulisan
menyampaikan suatu gagasan yang belum tercapai dalam tujuan penelitian demi
perbaikan.
Dan bagian terakhir berisi daftar pustaka dan lampiran.


















1
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori
1. PLC (Programmable Logic Controlled)
Mengingat suatu industri akan membutuhkan hasil produksi
semaksimal mungkin, sehingga untuk memenuhinya diperlukan peralatan kendali
yang menunjang proses produksi maupun pendistribusiannya.
PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan
rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional
(Eko Putra, Agfianto. 2004:1). PLC bekerja dengan cara mengamati masukan
(melalui sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan
tindakan sesuai yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan
keluarannya (logic, 0 atau 1, hidup atau mati). Pengguna membuat program
(dengan menggunakan ladder program atau diagram tangga) yang kemudian
dijalankan oleh PLC yang bersangkutan.
PLC menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada instrument
keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran yang diamati. PLC
adalah suatu piranti yang memiliki saluran masukan (input), saluran keluaran
(output). Output yang dihasilkan ditentukan oleh status input dan program yang
dimasukkan ke dalamnya. Input dapat berupa relai, limit switch, photo switch
maupun proximity switch. Input dimasukkan kedalam program PLC kemudian
akan menghasilkan output berupa relai-relai maupun kontaktor.


2
Akan tetapi bukan berarti banyak relai dalam ukuran yang sangat kecil.
Di dalam PLC berisi rangkaian elektronika digital yang dapat difungsikan seperti
Normally Open (NO) dan bentuk kontak Normally Close (NC) relai.
Bedanya dengan relai yaitu nomor kontak relai (NC atau NO) pada
PLC dapat digunakan berkali-kali untuk semua instruksi dasar selain instruksi
output. J adi dengan kata lain, bahwa dalam suatu pemrograman PLC tidak
diijinkan menggunakan output dengan nomor kontak yang sama.
a. Keistimewaan PLC
Keistimewaan PLC dibandingkan dengan sistem kendali konvensional
menggunakan Magnetic Contractor (MC) ada beberapa yang bisa dijadikan acuan
dalam pemilihan system kendali dalam rangkaian kerja.
Sistem PLC mempunyai keistimewaan pada penggunaannya di dalam
rangkaian kerja dari conveyor, diantaranya (1) Wiring relatif sedikit, (2) Spare
part mudah, (3) Maintenance relative mudah, (4) Pelacakan kesalahan sistem
lebih sederhana, (5) Konsumsi daya relatif rendah, (6) Dokumentasi gambar
sistem lebih sederhana dan mudah dimengerti, dan (7) Modifikasi sistem lebih
sederhana.
Sedangkan dalam sistem kendali konvensional mempunyai
karakteristik yang lain yaitu (1) Wiring relatif komplek, (2) Spare part relatif sulit,
(3) Maintenance membutuhkan waktu yang lama, (4) Pelacakan kesalahan sistem
sangat komplek, (5) Konsumsi daya relatif tinggi, (6) Dokumentasi gambar lebih
banyak, (7) Modifikasi sistem lebih sederhana.



3
b. Keuntungan dari PLC
Menurut Factory Automatic Omron (CPM 1 Training Manual, 1997 :
9), keuntungannya adalah sebagai berikut (1) Waktu implementasi proyek
dipersingkat, (2) Modifikasi lebih mudah tanpa biaya tambahan, (3) Biaya proyek
dapat dikalkulasi secara akurat, (4) Training penguasaan teknik lebih cepat, (5)
Perancangan dengan mudah diubah dengan software. Perubahan dan penambahan
dapat dengan mudah dilakukan dalam software, (5) Aplikasi control yang luas, (6)
Maintenance atau perawatan yang mudah, (7) Keandalan yag tinggi, (8) Perangkat
controller standar, (9) Dapat menerima kondisi lingkungan industri yang berat.
c. Sistem PLC
Sistem PLC memiliki tiga komponen utama yaitu unit prosesor, bagian
masukan/keluaran, dan perangkat pemrograman. Fungsi kerja dari ketiga
komponen tersebut digambar secara diagram pada gambar berikut



Masukan sensor


Gambar 1. Diagram kerja tiga komponen utama sistem PLC
Diagram kerja tiga komponen utama sistem PLC diatas, akan lebih
dijelaskan lebih rinci dengan gambar diagram blok sistem PLC seperti terlihat
pada gambar berikut:
Unit Prosesor Devais Pemrograman
Bagian masukan/keluaran
Keluaran
Kendali


4


PLC






Gambar 2. Diagram Blok Sistem PLC
Urutan kerja dari gambar diagram blok diatas dimulai dari perangkat
masukan yang akan memberikan sinyal pada modul masukan. Sinyal tersebut
diteruskan ke prosesor dan akan diolah sesuai dengan program dibuat. Sinyal dari
prosesor kemudian diberikan ke modul keluaran untuk mengaktifkan perangkat
keluaran.
1) Perangkat dan Modul Masukan
Perangkat masukan merupakan perangkat keras yang dapat digunakan
untuk memberikan sinyal kepada modul masukan. Sistem PLC dapat memiliki
jumlah perangkat masukan sesuai dengan sistem yang diinginkan. Fungsi dari
perangkat masukan untuk memberikan perintah khusus sesuai dengan kinerja
perangkat masukan yang digunakan, misalnya menjalankan atau menghentikan
motor. Dalam hal tersebut seperti misalnya, perangkat masukan yang digunakan
adalah push button yang bekerja secara Normally Open (NO) ataupun Normally

Prosesor
Catu Daya
Luar
Modul
Keluaran
Perangkat
Keluaran
Modul
Masukan
Perangkat
Masukan
Pengisi
P
Catu Daya
Dalam


5
Close (NC). Ada bermacam-macam perangkat masukan yang dapat digunakan
dalam pembentukan suatu sistem kendali seperti misalnya : selector switches, foot
switches, flow switches, proximity sensors dan lain-lain. Gambar 3
memperlihatkan simbol-simbol perangkat masukan yang sering digunakan pada
sistem kendali.






Gambar 3. Simbol Perangkat masukan PLC
Keterangan :
a. NO Pushbutton c. NO Flow Switch
b. NC Pushbutton d. NO Pressure Switch
Modul masukan adalah bagian dari sistem PLC yang berfungsi
memproses sinyal dari perangkat masukan yang kemudian memberikan sinyal
tersebut ke prosesor. Suatu sistem PLC dapat memiliki beberapa modul masukan.
Masing-masing modul dapat mempunyai jumlah terminal masukan tertentu, yang
berarti modul tersebut dapat melayani beberapa perangkat masukan. Pada
umumnya modul masukan ditempatkan pada sebuah rak.
2) Prosesor
a. b.
c. d.


6
Prosesor adalah bagian pemroses dari sistem PLC yang akan membuat
keputusan logika. Keputusan yang telah dibuat berdasarkan pada program yang
telah disimpankan pada memori. Prosesor adalah bagian dari Central Processing
Unit (CPU) dari PLC yang akan menerima, menganalisa, memproses dan
memberikan informasi ke modul keluaran. Di dalam CPU PLC dapat dibayangkan
seperti kumpulan dari ribuan relai. Hal tersebut bukan berarti di dalamnya
terdapat banyak relai dalam ukuran yang sangat kecil tetapi berisi rangkaian
elektronika digital yang dapat difungsikan sebagai kontak NO dan NC relai.
Memori berfungsi sebagai tempat di mana informasi tersebut
disimpan. Ada bermacam-macam jenis serpih memori dalam bentuk Integrated
Circuits (IC). Masing-masing jenis memori memiliki keuntungan dan kerugian
dan dipilih untuk spesifikasi yang terbaik sesuai dengan aplikasinya.
Salah satu jenis memori yang digunakan dalam CPU PLC adalah
Random Access Memory (RAM). Satu kerugian dari jenis memori tersebut adalah
diperlukannya catu daya untuk menjaga agar memori tetap bekerja. Pada aplikasi
PLC diperlukan catu daya cadangan yang digunakan untuk menjaga agar isi dari
memori tidak hilang apabila tiba-tiba catu daya hilang. RAM sering digunakan
untuk keperluan memori karena RAM mudah diubah dengan cepat ketika di
bandingkan dengan jenis memori yang lain. RAM disebut juga sebagai memori
baca/tulis, karena dengan RAM dapat dibaca dan ditulis data untuk disimpan di
RAM.
Read Only Memory (ROM) adalah jenis memori yang semi permanen
dan tidak dapat diubah dengan pengubah program. Memori tersebut hanya


7
digunakan untuk membaca saja dan jenis memori tersebut tidak memerlukan catu
daya cadangan karena isi memori tidak hilang meskipun catu daya terputus.
Programmable Read Only Memory (PROM) adalah jenis lain dari
memori yang bekerja hampir menyerupai ROM, dengan satu pengecualian yaitu
bisa diprogram. PROM di rancang untuk diisi dengan program yang terprogram.
Apabila data dapat diubah, maka dapat diadakan pemrograman. Pemrograman
ulang dari PROM, membutuhkan perlengkapan khusus yaitu PROM Programmer
di mana PLC sendiri tidak dapat melakukannya.
3) Perangkat dan Modul Keluaran
Perangkat keluaran adalah komponen-komponen yang memerlukan
sinyal untuk mengaktifkan komponen tersebut. Pada sistem PLC dapat
mempunyai beberapa perangkat keluaran seperti motor listrik, lampu indikator,
sirine dan lain-lain. Gambar 2.8 memperlihatkan contoh-contoh simbol dari
perangkat keluaran yang sering digunakan.



Gambar 4. Contoh-contoh simbol perangkat keluaran
Keterangan :
a. Simbol motor listrik
b. Lampu Indikator
c. Sirine/Alarm
M
a b c


8
PLC dapat memliki beberapa modul keluaran tergantung dari ukuran
yang ada dan aplikasinya pada sistem kendali. Perangkat keluaran disambungkan
ke modul keluaran dan akan aktif pada saat sinyal diterima oleh modul keluaran
dari prosesor sesuai dengan program sistem kendali yang telah diisi ke
memorinya. Catu daya yang digunakan untuk mengaktifkan perangkat keluaran
tidak langsung dari modul keluaran tetapi berasal dari catu daya luar, sehingga
modul keluaran sebagai saklar yang akan menyalurkan catu daya dari catu daya
luar ke perangkat keluaran.
4) Catu Daya
Sistem PLC memiliki dua macam catu daya dibedakan berdasarkan
fungsi dan operasinya yaitu catu daya dalam dan catu daya luar. Catu daya dalam
merupakan bagian dari unit PLC itu sendiri sedangkan catu daya luar yang
memberikan catu daya pada keseluruhan bagian dari sistem termasuk di dalamnya
untuk memberikan catu daya pada catu daya dalam dari PLC. Catu daya dalam
akan mengaktifkan proses kerja pada PLC. Besarnya tegangan catu daya yang
dipakai disesuaikan dengan karakteristik PLC. Bagian catu daya dalam pada PLC
sama dengan bagian-bagian yang lain di mana terdapat langsung pada satu unit
PLC atau terpisah dengan bagian yang lain. Catu daya dalam PLC adalah
menggunakan
5) Pengisi Program
Pemrograman PLC adalah memasukkan instruksi-instruksi dasar PLC
yang telah membentuk logika pengendalian suatu sistem kendali yang diinginkan.
Bahasa pemrograman biasanya telah disesuaikan dengan ketentuan dari pembuat


9
PLC itu sendiri. Dalam hal ini setiap pembuat PLC memberikan aturan-aturan
tertentu yang sudah disesuaikan dengan pemrograman CPU yang digunakan pada
PLC tersebut.
Program yang digunakan dalam pemrograman PLC tergantung dari
jenis atau merk PLC itu sendiri, karena PLC yang akan dijadikan sebagai bahan
penelitian menggunakan PLC merk Omron maka program yang digunakan adalah
Syswin. Sedangkan seri Syswin yang digunakan adalah Syswin 3.2.
Program yang akan dimasukkan ke dalam PLC sebagai perintah adalah
menggunakan Diagram Tangga (Ladder Diagram). Ladder logic adalah bahasa
pemrograman dengan bahasa grafik atau bahasa yang digambar secara grafik.
Pemrogram dengan mudah menggambar skematik diagram dari program pada
layar. Hal tersebut menyerupai diagram dasar yang digunakan pada logika kendali
sistem kontrol panel di mana ketentuan instruksi terdiri dari koil-koil, NO, NC
dan dalam bentuk penyimbolan. Pemrograman tersebut akan memudahkan
pemrogram dalam mentransisikan logika pengendaliannya khususnya bagi para
pemrogram yang telah memahami logika pengendalian sistem kontrol panel.
Simbol-simbol tersebut tidak dapat dipresentasikan sebagai komponen tetapi
dalam pemrogramannya simbol-simbol tersebut dipresentasikan sebagai fungsi
dari komponen sebenarnya. Instruksi-instruksi yang digunakan pada
pemrograman akan dibahas lebih lanjut pada sub bab dibawah ini.
6) Instruksi Dasar PLC dengan Menggunakan Ladder Diagram
Semua instruksi (perintah program) merupakan instruksi dasar pada
PLC. Pada akhir program harus terdapat instruksi dasar END yang oleh PLC


10
dianggap sebagai batas akhir dari program. Instruksi tersebut tidak ditampilkan
pada tombol operasional programming console, akan tetapi berupa sebuah fungsi
yaitu FUN(01).
a) LD (Load) dan LD NOT (Load not)


Gambar 5. Simbol Diagram Ladder LD dan LD NOT
Load adalah sambungan langsung dari line dengan logika
pensakelarannya seperti sakelar NO sedangkan LD NOT logika pensakelarannya
adalah seperti sakelar NC. Instruksi ini dibutuhkan jika urutan kerja pada suatu
sistem kendali hanya membutuhkan satu kondisi logic saja untuk mengeluarkan
satu keluaran
a) AND dan AND NOT

Gambar 6. Simbol Diagram Ladder AND dan AND NOT
Apabila memasukkan logika AND maka harus ada rangkaian yang
berada di depannya, karena penyambungannya seri. Logika pensaklarannya AND
seperti sakelar NO dan AND NOT seperti sakelar NC. Instruksi tersebut
dibutuhkan jika urutan kerja pada suatu sistem kendali membutuhkan lebih dari
satu kondisi logic yang harus terpenuhi semuanya untuk memperoleh satu
keluaran.
b) OR dan OR NOT

AND
AND NOT
LD LD NOT
OR NOT
OR


11

Gambar 7. Simbol Diagram Ladder OR dan OR NOT
OR dan OR NOT dimasukkan seperti sakelar yang posisinya paralel
dengan rangkaian sebelumnya. Instruksi tersebut dibutuhkan jika sequence pada
suatu sistem kendali membutuhkan salah satu saja dari beberapa kondisi logic
yang terpasang paralel untuk mengeluarkan satu keluaran. Logika OR logika
pensakelarannya adalah seperti sakelar NO dan OR NOT logika pensakelarannya
seperti sakelar NC.
c) OUT


Gambar 8. Simbol Diagram Ladder OUT
Out digunakan sebagai keluaran dari beberapa instruksi yang terpasang
sebelumnya yang telah membentuk suatu logika pengendalian tertentu. Logika
pengendalian dari instruksi OUT sesuai dengan pemahaman pengendalian sistem
PLC yang telah dibahas diatas di mana instruksi OUT ini sebagai koil relai yang
mempunyai konak di luar perangkat lunak. Sehingga jika OUT memperoleh sinyal
dari instruksi program yang terpasang maka kontak di luar perangkat lunak akan
bekerja.
d) AND LD (AND Load)



Gambar 9. Simbol Diagram Ladder AND LD
OUT


12
Penyambungan AND LD terlihat pada gambar tersebut diatas,
dimaksudkan untuk mengeluarkan satu keluaran tertentu.
e) OR LD (OR Load)


Gambar 10. Simbol Diagram Ladder OR LD
Sistem penyambungannya seperti gambar di atas pada prisnsipnya
sama dengan AND NOT, di mana untuk memberikan keluaran sesuai dengan
instruksi yang telah terpasang pada gambar tersebut.

f) TIMER (TIM) dan COUNTER (CNT)
Timer/Counter pada PLC Omron CPM 1 berjumlah 512 buah yang
bernomor TC 000 sampai TC 127 (tergantung tipe PLC). J ika suatu nomor sudah
dipakai sebagai Timer/Counter, maka nomor tersebut tidak boleh dipakai lagi
sebagai Timer ataupun Counter yang lain.
1) Nilai Timer/Counter pada PLC bersifat countdown (menghitung mundur) dari
nilai awal yang ditetapkan oleh program. Setelah hitungan mundur tersebut
mencapai angka nol, maka kontak NO Timer/Counter akan bekerja.
2) Timer mempunyai batas antara 0000 sampai dengan 9999 dalam bentuk BCD
(Binary Code Decimal) dan dalam orde sampai 100 ms. Counter mempunyai
orde angka BCD dan mempunyai batas antara 0000 sampai dengan 9999.




13

TIMER


COUNTER


Gambar 11. Simbol Diagram Ladder TIMER dan COUNTER
d. Bagian-bagian PLC
CPU adalah otak dari PLC, merupakan tempat mengolah program
sehingga sistem control yang telah didesain akan bekerja seperti yang
diprogramkan.
1) Terminal Input Power Supplyadalah terminal untuk memberi tegangan sumber
dari CPU ke Power Supply (100 sampai 240 VAC atau VDC)
2) Terminal Ground fungsional (Fungtional earth Terminal)
Terminal Ground fungsional (Fungtional earth Terminal) adalah terminal
yang harus masuk ground jika menggunakan tegangan sumber AC
3) Terminal Output power supply
Satu buah CPM dengan tegangan sumber AC dengan dilengkapi output 24 V
DC untuk mensuplai tegangan-tegangan.
4) Terminal masukan (terminal input)
Terminal masukan (terminal input) adalah terminal yang menghubungkan
kerangkaian input.
Keterangan :

N =Nomor TIM/CNT

SV =Set Value

CP =Pulsa

R =Reset
TIM
N

SV

CNT
N

SV
CP
R


14
5) Terminal keluaran (terminal output)
Terminal keluaran (terminal output) adalah terminal yang menghubungkan
kerangkaian output
6) Indikator PC
Indikator yang menampilkan status opersi atau mode dari PC
7) Terminal Ground pengaman (protective out terminal)
Terminal Ground pengaman (protective out terminal) adalah terminal
pengaman ground untuk mengurangi resiko kejutan listrik
8) Indikator masukan
Menyala saat terminal koresponden ON.
9) Indikator keluaran
Menyala saat terminal output koresponden menyala ON.
10) Peripheral Port
Penghubung antara CPU dengan PC atau peralatan peripheral lainnya.
11) Expansion I/O
Penghubung CPU ke expansion I/O unit untuk menambah 12 input dan 8
output ekstra.








15
Tabel 1. Indikator status pada CPM 1A
INDIKATOR STATUS KETERANGAN
ON Power sedang disuplai ke Program Consule Power
(Hijau) OFF Power tidak dihubungkan ke Program Consule
ON Program Consule sedang mengoperasikan
mode RUN atau monitor
RUN
(Hijau)
OFF Program Consule ada dalam mode program
atau kesalahan total terjadi
ON Kesalahan fatal terjadi (Program Consule
berhenti operasi)
Flashing Kesalahan yang tidak fatal terjadi (Program
Consule meneruskan operasi)
ERROR/
Alarm
(Merah)
OFF Mengindikasikan operasi normal
ON Data sedang ditransfer lewat terminal
peripheral
COMM
(Orange)
OFF Data tidak ditransfer lewat terminal peripheral

e. Spesifikasi dan Karakteristik PLC
Pada pembuatan rancang bangun miniatur sistem pemindah barang
dengan menggunakan PLC ini, yang akan digunakan adalah PLC dengan
spesifikasi dan karakteristik sebagai berikut :
1) Spesifikasi
Merek : OMRON Sysmac series CPM 1A


16
Model : 20 CDR A
Tegangan Suplai : 100 - 240 V AC
Frekwensi : 50 -60 Hz
Daya : 30 VA
Arus Input : 5 mA / 12 mA
Tegangan Output : 24 V DC (RCS), 250 V AC (GEN)

2) Karakteristik
Metode kontrol : Metode penyimpan program
Bahasa pemrograman : Ladder Diagram menggunakan program
Syswin 3.2
Panjang Instruksi : 1 set setiap instruksi (1-5) word / instruksi
Kapasitas program : 2048 words
Max I/O point : 50
Output : 8 buah
Input : 12 buah
Kecepatan : 0,72 - 16,2 Ms

2. Penggerak Conveyor
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan penggerak
conveyor yang akan digunakan sebagai penggerak. Hal utama yang paling
mendasar adalah untuk mendapatkan putaran yang stabil, sehingga dapat
diketahui RPMnya. Untuk mendapatkan putaran yang sesuai dan untuk


17
menghasilkan putaran yang stabil, maka dalam penelitian ini kami menggunakan
motor AC sebagai penggerak dan Gear Reducer sebagai pengurang putaran dan
penyetabil putaran. Spesifikasi yang kami gunakan untuk motor AC adalah
memiliki daya 0,5 HP/Pk dan memiliki rasio putaran permenit yaitu 1400 rpm.
Sedangkan Gear Reducer yang kami gunakan adalah yang memiliki perbandingan
1:20, diharapkan dengan Gear Reducer ini kita akan mendapatkan putaran yaitu
sekitar 80-100 rasio putaran permenitnya.
3. Pneumatik
Istilah pneumatik berasal dari Yunani, yaitu Pneuma yang berarti
napas atau udara. Istilah pneumatik selalu berhubungan dengan teknik
penggunaan udara bertekanan, baik tekanan di atas 1 atm atau kurang dari 1 atm.
Sehingga Pneumatik dapat diartikan sebagai teknik penggerak, pengaturan,
penghubung, pengembalian dan perentang yang mengambil gaya dan
penggeraknya dari udara mampat. Udara mampat sendiri adalah atmosfer yang
diisap oleh Kompresor dan dimampatkan dari tekanan normal (0,98 bar) sampai
tekanan yang lebih tinggi (biasanya antara 4 sampai dengan 10 bar).
4. Kompresor
Kompresor berfungsi untuk menghisap udara atmosfir kemudian
dimampatkan ketabung penyimpan hingga tekanan tertentu. Sistem kontrol
pneumatik beroperasi menggunakan media udara bertekanan dengan volume dan
tekanan udara yang sesuai sistem tersebut. Dalam hal ini Kompresor disebut juga
sebagai pompa vakum.



18
5. Pengaruh Beban terhadap Laju
Dalam penelitian ini yang akan menjadi topik utama pembahasan
adalah bagaimana pengaruh Beban terhadap Laju pada miniature conveyor yang
berbasis PLC pada alat penelitian ini. Untuk menghindari salah penafsiran tentang
hal tersebut, maka diperlukan penegasan istilah sebelum masuk ke landasan teori
mengenai hal tersebut. Yaitu:
a. Beban, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti barang yang dibawa atau
muatan yang dibawa. Dalam penelitian ini beban berarti muatan yang
mempengaruhi kerja bagian lain. Satuan beban yang digunakan adalah Kg.
b. Laju, sebelum kita memahami istilah laju kita juga harus dapat membedakan
antara pengertian laju dan kecepatan, dan mengapa dalam penulisan skripsi ini
digunakan istilah laju bukan menggunakan istilah kecepatan. Istilah laju dalam
Fisika karangan Giancoli, menyatakan seberapa jauh sebuah benda berjalan
dalam suatu selang waktu tertentu, atau dapat diartikan bahwa laju rata-rata
adalah jarak yang ditempuh sepanjang lintasannya dibagi waktu yang
diperlukan untuk untuk menempuh jarak tersebut (Giancoli, 2001:25).
Berdasarkan rumus dapat ditulis demikian;
Laju rata-rata =
diperlukan yang uh waktu temp
uh jarak temp

Sedangkan kecepatan didefinisikan sebagai sebuah vektor yang berhubungan
dengan waktu yang diperlukan untuk perpindahan sesuatu (Giancoli.
2001:25). Dalam hal ini pengertian perpindahan berarti perubahan posisi
benda. Berdasarkan rumus dapat ditulis sebagai berikut;


19
Kecepatan rata-rata =
diperlukan yang uh waktu temp
n perpindaha

Untuk memperjelas pengertian tersebut dapat dilihat dari contoh berikut;
Seseorang berjalan 70 m ke Timur dan 30 m ke barat. J arak total yang
ditempuh adalah 70 +30 =100 m, tetapi besar perpindahannya hanya 40 m,
misalkan perjalanan ini memerlukan waktu 70 detik maka;
Laju rata-rata =
waktu
jarak
=
70
100
m/s =1,4 m/s
Kecepatan rata-rata =
waktu
n perpindaha
=
70
40
m/s =0,57 m/s.
Dalam penelitian ini objek yang akan dijadikan sebagai bahan analisis adalah
variasi beban yang berjenjang terhadap berapa lama conveyor itu
memindahkan barang. Berdasarkan waktu yang diperoleh dari hasil
eksperimen menggunakan mesin conveyor berbasis PLC ini, kita akan
mengetahui hubungan penambahan beban terhadap laju pergerakan mesin
conveyor berbasis PLC.
6. Kerangka Berpikir
Dalam pembuatan Conveyor ini, masing-masing sistem akan
dikendalikan oleh PLC OMRON CPM 1A. Hal ini dapat direalisasikan karena
PLC ini memilki fasilitas hardware maupun software. Dengan fasilitas tersebut,
PLC ini dapat menghasilkan keluaran arus sebesar 24 volt dan kuat arus sebesar
0,2 Ampere. Untuk dapat mengeluarkan sinyal tersebut diperlukan suatu program
yang akan menjalankan sinyal keluaran yang diinginkan. Sebuah mesin Conveyor
dapat dijalankan secara otomatis dengan menggunakan PLC CPM 1 A sesuai


20
variasi dengan mengubah arus yang terhubung pada masing-masing output.
Kombinasi arus yang terhubung ke masing-masing komponen tersebut dapat
dihasilkan oleh PLC dengan cara memberikan program sesuai pola gerakan atau
variasi waktu yang diinginkan. Karena sinyal keluaran dari PLC masih terlalu
kecil untuk dapat menggerakkan conveyor secara keseluruhan, sehingga
diperlukan suatu interface sebagai penambah tenaga keluaran PLC.
Perencanaan pembuatan program untuk menggerakkan conveyor ini
adalah kombinasi antara waktu untuk menggerakkan motor dan menghentikan
motor serta variasi waktu untuk menggerakkan silinder pneumatik untuk
melakukan pemindahan barang di dalam siklus kerja conveyor. Untuk kombinasi
kerja antara pemberhentian motor, pergerakan motor dan juga penggerak
pneumatiknya diberikan penundaan waktu atau jeda sehingga barang yang
digunakan sebagai objek dalam conveyor dalam keadaan diam dahulu sebelum
dipindahkan.
B. Hipotesis
Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian sampai terbukti data yang terkumpul (Suharsimi, Arikunto. 2002:64).
Sedangkan dalam buku Metodologi Penelitian Pendidikan karangan Yatim
Riyanto, Hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu
penelitian (Frankel dan Wallen). Dari judul penelitian yaitu Hubungan Antara
Beban Dengan Laju Pergerakan Conveyor Horisontal C Berbasis PLC
(Programmable Logic Controlled) Menggunakan Pneumatik dapat dikategorikan
bahwa hipotesis yang akan digunakan adalah menggunakan hipotesis tentang


21
hubungan yang bersifat sejajar tidak timbal balik. Berdasarkan uraian yang telah
dipaparkan pada kerangka berfikir sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini
adalah:
1. Ada pengaruh beban terhadap laju pergerakan material pada conveyor berbasis
PLC.
2. Tidak ada pengaruh penambahan beban terhadap laju pergerakan material
pada conveyor berbasis PLC.
















1
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Proses Pembuatan Alat
Dalam proses pembuatan Conveyor berbasis PLC diperlukan beberapa
alat dan bahan yang menunjang pembuatannya. Selain pembuatan perangkat keras
(hardware) yang berwujud conveyor beserta penggeraknya dan memerlukan bahan
yang cukup banyak dan juga dengan biaya yang tidak sedikit, dalam proses
pembuatannya juga diperlukan pembuatan perangkat lunak (software) yaitu
program yang dimasukkan ke dalam CPU PLC sebagai bagian pengendali
pergerakan conveyor berbasis PLC tersebut. Rincian dari proses pembuatan ini
adalah sebagai berikut:
1. Alat dan bahan
Dalam perencanaan pembuatan Conveyor berbasis PLC ini alat yang
digunakan adalah PLC CPM-1 OMRON, las listrik beserta kelengkapannya,
tachometer untuk mengukur putaran motor, kelengkapan alat reparasi berupa
obeng, kunci pas dan ring. Alat yang lain adalah mesin bubut untuk pembuatan
perlengkapan Conveyor, compressor sebagai penggerak pneumatic, stopwatch
sebagai pengukur waktu perpindahan barang, dan bor listrik
Sedangkan bahan yang dibutuhkan dalam perencanaan pembuatan conveyor
adalah kelengkapan elektronika pengerak Conveyor, berupa Resistor, Kapasitor,
Dioda, Transistor, Potensiometer, Transformator, Relai, dan MCB (Miniature
Circuit Breaker), lalu sensor untuk masukan PLC, berupa LDR (Light Dependent
Resistor), juga pneumatik (Double Active Cylinder) sebagai alat pemindah barang,


2
motor AC sebagai penggerak Conveyor, Roll Conveyor, Belt Conveyor, dan besi
yang digunakan sebagai pembuatan rangka Conveyor
2. Perencanaan Desain Perangkat Keras
Perencanaan perangkat keras ini bertujuan untuk pembuktian dan
aplikasi secara nyata dan riil dari proses sistem pengendali yang berbentuk sebuah
miniatur, sehingga dapat dipahami dengan mudah dan jelas. Adapun
perencanaannya adalah sebagai berikut:
a. Conveyor
Komponen utama dari Conveyor yang dibuat ini adalah Roll Conveyor
yang berfungsi sebagai tempat berputarnya Belt (ban berjalan), bahan terbuat dari
pipa besi ataupun bisa diganti menggunakan pipa alumunium yang memilki beban
yang lebih ringan daripada besi dengan massa yang sama. Adapun Roll yang
digunakan memiliki data teknis sebagai berikut:
1) Roll Conveyor
Panjang : 20 cm
Diameter : 4.5 cm






Gambar 12. Roll Conveyor yang digunakan


3
2) Gear (Pulley)
Adapun roda yang dipasang pada poros roll yang melewati diameter
dalam dari Bearing berfungsi untuk menghubungkan Belt ke pulley motor
penggerak yang akan memutar roll pertama, sehingga belt atau ban berjalan pada
Conveyor akan bergerak memutar.
3) Belt Conveyor
Belt Conveyor adalah sebuah sabuk yang terbuat dari ban yang
digunakan sebagai landasan barang yang akan dipindahkan menggunakan
Conveyor ini. Belt ini dihubungkan dengan roll conveyor yang telah ada, sehingga
apabila roll berputar maka belt sebagai ban penghubung juga akan bergerak sesuai
arah gerak roll conveyor. Dikarenakan kami kesulitan untuk memesan belt
conveyor ini maka kami menggunakan ban yang biasanya digunakan untuk
pemasangan slave yaitu Bandrefill. Adapun belt yang digunakan dalam
pembuatan miniature Conveyor berbasis PLC ini memiliki 3 jenis yang didasarkan
pada panjang belt tersebut yaitu panjang belt Conveyor A 160 cm, panjang belt
Conveyor B 70 cm, panjang belt Conveyor C 140 cm.
Sedangkan lebar belt adalah sama yaitu 15 cm (ukuran terbesar
Bandrefill berdasar survey yang dilakukan di pasar J ornathan Semarang). Tebal
masing-masing belt conveyor adalah 5 mm






4








Gambar 13. Belt Conveyor dari atas
4) Belt Penghubung Motor dengan Conveyor
Belt penghubung ini digunakan untuk meneruskan putaran dari motor
AC dengan Roll penggerak Conveyor, dihubungkan antara pulley pada motor
dengan pulley pada roll Conveor yang berhubungan langsung dengan motor AC.
Belt Pulley ini memiliki ketebalan 1 cm.
5) Rangka Conveyor
Merupakan dudukan atau tempat dari bearing, roll maupun ban
berjalan dan pulley yang terbuat dari besi siku. Dudukan atau tempat ini terdiri
dari 3 model yang memiliki panjang berbeda-beda,yaitu : 160 cm,140 cm dan 70
cm.
Proses dari pembuatan rangka ini dilakukan dengan menggunakan
proses pengelasan yang kemudian dilakukan proses penghalusan dan proses
pengecetan. Gambar keseluruhan dari Conveyor ini dapat dilihat pada gambar
berikut:


5





Gambar 14. Rangka Conveyor
b. Pneumatik
Silinder Hidrollik (Actuator) adalah bagian dari pneumatik yang
berbentuk silinder memanjang. Silinder yang digunakan dalam conveyor ini
berfungsi untuk memindahkan barang dari conveyor satu ke conveyor yang lain.
Sedangkan Silinder yang digunakan adalah Double Active Cylinder (Silinder
Pneumatik Penggerak Ganda) yang memiliki kerja bolak-balik. Mengapa pilihan
kami menggunakan Double Active Cylinder (Silinder Pneumatik Penggerak
Ganda) bukan Single Active Cylinder (Silinder Pneumatik Penggerak tunggal)
padahal fungsi kerjanya hanya digunakan untuk satu arah saja dikarenakan adalah
belum adanya spesifikasi yang ada untuk Single Active Cylinder (Silinder
Pneumatik Penggerak tunggal) yang memilki panjang silinder sekitar 20 cm.
Sedangkan spesifikasi yang digunakan untuk Double Active Cylinder (Silinder
Pneumatik Penggerak Ganda) ini adalah sebagai berikut: Panjang silinder adalah
20 cm, Diameter silinder yang digunakan adalah 2,5 cm, dan Tekanan kompresor
penggerak silinder adalah sekitar 6 bar.




6





Gambar 15. Symbol Double Active Cylinder
Solenoid valve berfungsi sebagai pengatur masukan udara dari
compressor menuju kebagian silinder Pneumatik sehingga dapat memberikan
tekanan pada silinder pneumatik.





Gambar 16. Selenoid Valve 5/2
Sedangkan dudukan pneumatik adalah sebagai tempat yang dibuat
untuk meletakkan pneumatik. Dudukan dibuat dengan menggunakan plat besi
Rangkaian penyalur udara tekanan dari kompresor berfungsi untuk
menghubungkan udara yang dikeluarakan oleh compressor sehingga dapat
digunakan untuk menggerakkan silinder pneumatik. Adapun alat yang digunakan
antara lain penyaring udara compressor, selang udara, napel penghubung untuk
solenoid dan silinder valve.



7
c. Rangkaian pengendali
Pada rangkaian pengendali terdapat beberapa komponen yang saling
melengkapi. Diantaranya adalah Sensor Cahaya. Komponen utama dari rangkaian
sensor cahaya ini adalah LDR (Light Dependent Resistor). LDR ini memiliki
karakteristik bahwa bila ada cahaya yang jatuh padanya maka nilai tahanannya
akan berkurang dan akan naik tahanannya apabila intensitas cahayanya berkurang.
Prinsip kerja dari rangkaian LDR ini adalah LDR akan ditembak cahaya terus-
menerus oleh cahaya, apabila ada benda yang memotong cahaya tersebut maka
nilai tahanan LDR tersebut akan naik dan rangkaian bekerja untuk mengaktifkan
relai dan memberi pulsa pada counter yang ada pada CPU PLC.
Dalam prinsip kerja rangkaian yang ada, apabila nanti barang yang
akan dipindahkan dengan menggunakan conveyor ini menyentuh cahaya yang
ditembakkan secara terus-menerus pada LDR terhalang cahaya oleh barang
tersebut maka sensor cahaya yang terhubung dengan PLC tersebut akan
memberikan informasi untuk memberi perintah pada bagian lain sesuai dengan
order kerja yang ada pada CPU PLC.
Sensor cahaya ini nanti akan memiliki 2 jenis kerja yaitu memutus arus
yang menuju motor AC sehingga motor menjadi berhenti dan mengalirkan arus
menuju motor AC sehingga motor bekerja (motor hidup). Sensor ini diletakkan
pada jalur yang dilewati barang hasil produksi yang dipindahkan melalui conveyor
ini.
Komponen lainnya adalah Penggerak Motor AC. Untuk menggerakkan
roll conveyor ini diperlukan alat penggerak yang dapat menggerakkan conveyor.


8
Pada penelitian ini digunakan motor AC yang memiliki tenaga 0.5 HP. Motor ini
akan bekerja apabila mendapat perintah dari rangkaian CPU PLC untuk
melakukan kerja. Perintah yang didapat berasal dari sensor yang dipasang pada
conveyor tersebut, begitu juga untuk mematikan kerja motor juga menggunakan
sensor.
PLC (Programmablle Logic Controlled) juga terdapat dalam rangkaian
pengendali. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan
rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional.
PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui sensor-sensor terkait),
kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan,
yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (logic, 0 atau 1, hidup
atau mati). Pengguna membuat program (dengan menggunakan ladder program
atau diagram tangga) yang kemudian dijalankan oleh PLC yang bersangkutan.
Spesifikasi karakteristik PLC yang akan digunakan dalam pembuatan
conveyor ini :
a) Spesifikasi
Merek : OMRON Sysmac series CPM 1A
Model : 20 CDR A
Tegangan Suplai : 100 - 240 V AC
Frekwensi : 50 -60 Hz
Daya : 30 VA
Arus Input : 5 mA / 12 mA
Tegangan Output : 24 V DC (RCS), 250 V AC (GEN)


9
I IN NP PU UT T T TE ER RM MI IN NA AL L
O OU UT TP PU UT T T TE ER RM MI IN NA AL L
I IN NP PU UT T I IN ND DI IC CA AT TO OR R
O OU UT TP PU UT T I IN ND DI IC CA AT TO OR R
S ST TA AT TU US S I IN ND DI IC CA AT TO OR R
P PE ER RI IP PH HE ER RA AL L P PO OR RT T
b) Karakteristik
Metode kontrol : Metode penyimpan program
Bahasa pemrograman : Ladder Diagram
Panjang Instruksi : 1 set setiap instruksi (1-5) word / instruksi
Kapasitas program : 2048 words
Max I/O point : 50
Output : 8 buah
Input : 12 buah
Kecepatan : 0,72 - 16,2 Ms
Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang harus dilakukan
pada instrument keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran yang
diamati.












Gambar 17. Rangkaian Kelengkapan PLC OMRON


10
Pengendali penggerak pneumatik pada rangkaian ini digunakan untuk
mengatur kapan pneumatik akan bekerja pada rangkaian Conveyor. Pneumatik
yang digunakan dalam rangkaian ini berfungsi untuk memindahkan barang dari
Conveyor A ke Conveyor B dan dari Conveyor B ke Conveyor C.




Gambar 18. Rangkaian Penyaluran Udara Menuju Cylinder Pneumatik
Pembuatan box panel sebagai pelindung bagian pengendali berfungsi
sebagai pelindung bagian pengendali sehingga bagian pengendali ini dapat
terlindungi dari bagian-bagian lain conveyor ini.
3. Perencanaan Perangkat Lunak
Perangkat lunak ini nantinya akan digunakan untuk mengendalikan
kerja dari pergerakan conveyor yang berbasis PLC ini. Berikut ini program yang
akan digunakan dalam pembuatan dalam desain pembuatan conveyor.
a. Diagram Ladder
Diagram ini dibuat untuk rancangan atau desain system pengendalian
pada PLC yang kemudian diagram Ladder ini dibuat dalam data mnemonic untuk
ditransfer ke CPU PLC melalui Programing Consule atau melalui Kabel Data
computer.
Biasanya Ladder ini dibuat setelah dibuatnya rangkaian konvensional
dan disadur ke dalam Ladder diagram, sehingga mempermudah dalam mendesain


11
suatu rancangan pengendali. Pada system pengendali conveyor berbasis PLC,
diagram Laddernya menyusul setelah rangkaian telah terpasang semua.
b. Memasukkan Program Syswin 3.2 ke dalam PLC
1) Apabila mengaktifkan Syswin 3.2 akan memunculkan gambar program seperti
di bawah ini:








Gambar 10. Tampilan awal program Syswin 3.2
Mulailah dengan menu File New Project, sehingga akan dimunculkan
kotak dialog sebagai berikut:







Gambar 11. tampilan menu awal project Syswin 3.2


12
Lakukan seting seperti pada gambar di atas.
Mulailah melakukan penggambaran diagram Ladder, lihat Ringkasan
tombol/shortcut.
2) Setelah melakukan pembuatan program, langkah selanjutnya yang dilakukan
adalah dengan melakukan koneksi/hubungan antara PLC dengan computer,
untuk memindahkan program yang telah jadi ke dalam PLC. Alat yang
dibutuhkan untuk melakukan pemindahan program adalah: Adapter Port
Periphereal dan kabel penghubung Port RS-232 C.
3) Beberapa perintah program yang penting dan perlu dipahami pada saat PLC
dalam status terhubung dengan computer:
a) Connect
Merupakan perintah program untuk menyambungkan antara computer dengan
PLC.
b) Up load Program
Merupakan perintah untuk melihat isi program yang sudah ada dalam PLC.
c) Down Load Program
Merupakan perintah untuk mentransfer program yang telah dibuat ke dalam
PLC.
d) Mode
Dalam perintah Mode ini terdapat 3 pilihan kerja bagi PLC yaitu:
1. Monitor
Perintah untuk melihat kondisi PLC pada saat bekerja.



13
2. Run
Perintah untuk menjalankan program yang telah ditransfer ke dalam PLC
3. Stop
Perintah untuk menghentikan program yang sedang dijalankan di PLC.
4) Memasukkan Program ke dalam PLC
Mengatur komunikasi serial dengan PLC melalui menu Projects
Communications (lakukan seting seperti gambar berikut):




Gambar 12. Tampilan menghubungkan PLC dengan computer
Untuk melakukan koneksi dengan PLC gunakan Online Connect !
(tombol-tombol berikut hanya aktif jika sudah On-line)


Gambar13. Tampilan Menu Port Communication
Keterangan:
a) Communications Connect: untuk melakukan koneksi dengan PLC yang
bersangkutan;




14
b) PLC Mode: untuk memilih mode kerja dari PLC yang bersangkutan, jika
diklik akan dimunculkan pilihan:



Gambar 14. Tampilan menu monitoring program pada saat PLC ON
c) Monitoring: untuk melakukan monitoring kerja PLC melalui komputer,
contoh tampilan:






Gambar 15. Tampilan Menu monitoring Program Syswin 3.2
d) Online Edit: digunakan untuk penyuntingan ladder secara online
b. Tabel Mnemonic
Apabila pemrograman PLC yang dilakukan dengan menggunakan
Programming Consule maka diagram Laddernya harus diteerjemahkan dulu ke
dalam table mnemonic untuk transfer program dari Programming Consule ke
CPU PLC.




15
4. Kerangka Berpikir Alur Kerja Conveyor Berbasis PLC
Dalam pembuatan Conveyor ini, masing-masing sistem akan
dikendalikan oleh PLC OMRON CPM 1A. Hal ini dapat direalisasikan karena
PLC ini memilki fasilitas hardware maupun software. Dengan fasilitas tersebut,
PLC ini dapat menghasilkan keluaran arus sebesar 12 volt. Untuk dapat
mengeluarkan sinyal tersebut diperlukan suatu program yang akan menjalankan
jalannya sinyal keluaran sesuai yang diinginkan. Sebuah mesin Conveyor dapat
dijalankan secara otomatis dengan menggunakan PLC CPM 1 A sesuai variasi
dengan mengubah arus yang terhubung pada masing-masing output. Kombinasi
arus yang terhubung ke masing-masing komponen tersebut dapat dihasilkan oleh
PLC dengan cara meberikan program sesuai pola gerakan atau variasi waktu yang
diinginkan. Karena sinyal keluaran dari PLC masih terlalu kecil unutk dapat
menggerakkan conveyor secara keseluruhan, sehingga diperlukan suatu interface
sebagai penambah tenaga keluaran PLC.
Perencanaan pembuatan program untuk menggerakkan conveyor ini
adalah kombinasi antara waktu untuk menggerakkan motor dan menghentikan
motor serta variasi waktu untuk menggerakkan silinder pneumatik untuk
melakukan pemindahan barang di dalam siklus kerja conveyor. Untuk kombinasi
kerja antara pemberhentian motor, pergerakan motor dan juga penggerak
pneumatiknya diberikan penundaan waktu atau jeda sehingga barang yang
digunakan sebagai objek dalam conveyor dalam keadaan diam dahulu sebelum
dipindahkan.



16
S ensor 1
S ensor 2
S ensor 3
S ensor 4
T ombol P ause
T ombol R eset
Motor 1 0
INP U T O UT P UT
P L C
0
1
T IME R
Motor 1
berhenti
2
T IME R
P neumatik 1
maju
P neumatik 1
mundur
3
Motor 2
4 T IME R
Motor 2
berhenti
T IME R
Motor 3
P neumatik 2
maju
P neumatik 2
mundur
5
6
Motor 3
berhenti
1
2
3
4
5
7













Gambar 19. Diagram Pengaturan Convenyor

5. Langkah Kerja Conveyor Berbasis PLC
a. Benda yang dijadikan sebagai beban, pertama-tama bekerja menyentuh sensor
pertama yang diletakkan diujung conveyor A, benda yang mengenai sensor
tersebut akan memberikan input masukan ke PLC untuk mengerakkan motor
penggerak conveyor A.
b. Kemudian benda berjalan menuju kearah sensor barang 2 yang diletakkan
masih pada jalur conveyor A. Sensor bekerja apabila benda mengenai sensor


17
tersebut, kerja yang terjadi pada sensor 2 ini akan mengaktifkan empat macam
keluaran PLC.
1) Mengaktifkan timer untuk menonaktifkan kerja motor 1, motor 1 akan
mati karena timer yang ada pada prosesor PLC bekerja berdasar dari
masukan yang diterima oleh PLC. Waktu motor mati di set menjadi 2
detik.
2) Mengaktifkan timer untuk menggerakkan katup maju selonoid sehingga
silinder Pneumatik akan maju ke depan untuk mendorong benda berpindah
tempat ke conveyor B. Keluaran PLC yang digunakan terletak pada output
no 1.
3) Karena menggunakan Double Active Cylinder yang membutuhkan
pergerakan maju dan mundur maka pneumatik yang sudah maju diberikan
masukan untuk solenoid membuka katup buang pneumatik sehingga
silinder akan bergerak menutup balik. Keluaran PLC yang digunakan
terletak pada output no 2.
4) Mengaktifkan kerja motor pada conveyor B sehingga motor bergerak
terlebih dahulu sebelum pneumatik bekerja maju dan mundur untuk
memindahkan barang.
c. Setelah barang berpindah dari conveyor A ke conveyor B, barang yang ada
tersebut juga akan mengaktifkan sensor ketiga yang terletak di conveyor B.
Sensor tersebut juga akan mengaktifkan 4 keluaran PLC yang ada dalam
keluaran no 4, 5 dan 6. dan satu keluaran yang ada dalam timer dalam PLC.


18
1) Mengaktifkan timer untuk menonaktifkan kerja motor 2, motor 2 akan
mati karena timer yang ada pada prosessor PLC bekerja berdasar dari
masukan yang diterima oleh PLC. Waktu motor mati di set menjadi 2
detik.
2) Mengaktifkan timer untuk menggerakkan katup maju selonoid sehingga
silinder Pneumatik akan maju ke depan untuk mendorong benda berpindah
tempat ke conveyor C. Keluaran PLC yang digunakan terletak pada output
4.
3) Karena menggunakan Double Active Cylinder yang membutuhkan
pergerakan maju dan mundur maka pneumatik yang sudah maju diberikan
masukan untuk solenoid membuka katup buang pneumatik sehingga
silinder akan bergerak menutup balik. Keluaran PLC yang digunakan
terletak pada output no 5.
4) Mengaktifkan kerja motor pada conveyor C sehingga motor bergerak
terlebih dahulu sebelum pneumatik bekerja maju dan mundur untuk
memindahkan barang.
d. Kemudian barang tersebut akan mengaktifkan sensor 4 yang terletak pada
bagian akhir conveyor C. Sensor ini akan menonaktifkan kerja motor yang
menggerakkan conveyor C.
e. Dari semua penundaan waktu yang terjadi pada saat sensor barang bekerja
adalah dengan menggunakan PLC. Penundaan dan program yang ada dalam
CPU PLC ini dibuat dengan menggunakan diagram Ladder.


19
f. Ladder Diagram yang digunakan sebagai masukan perintah PLC dimasukkan
ke dalam memori PLC dengan mengunakan program Syswin 3.2. (Ladder
Diagram terlampir).
B. METODE PENELITIAN
1. Material Spesimen
Penggunaan material spesimen dalam penelitian ini menggunakan
beban yang mempunyai titik berat ditengah dan tidak terpusat pada titik atas
ataupun bawah. Balok dari kayu dipilih sebagai beban yang akan digunakan
dikarenakan titik beratnya terletak ditengah, sehingga diharapkan saaat didorong
oleh pneumatik barang akan berpindah dengan posisi yang sama. Besar barang
yang dipakai tergantung dari berat beban yang dipakai.





Gambar 20. Barang yang dipakai.

2. Alur Penelitian
Alur penelitian intinya sama dengan gambar flowchart. Awal mula
sistem pada conveyor horisontal A dinyalakan lewat pemrograman PLC yang
telah dibuat melalui Diagram Ladder. Saat tombol start dipencet sistem conveyor
dalam keadaan stand by. Beban diletakkan pada sensor 1 yang kemudian akan


20
menggerakkan motor pada conveyor B. Mulailah penghitungan waktu setelah
motor menggerakkan conveyor.
Beban mengenai sensor 2, sensor akan mengirim pesan untuk
menghentikan motor sesaat setelah mengenai sensor 2 tepat didepan pneumatik.
Disitulah akhir dari penghitungan waktu yang dimulai dari barang terkena sensor
1 yang menggerakkan motor.

3. Waktu dan Tempat penelitian
Penelitian akan dilakukan pada J anuari-Februari 2006 di
Laboratorium Pneumatik E9 Lt.2 Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang.

C. Menentukan Variabel
Variabel merupakan objek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian penelitian (Suharsimi Arikunto. 1998:98). Variabel adalah suatu besaran
utama yang merupakan faktor yang tidak tetap atau gejala-gejala yang dapat
berubah-ubah yang terdapat dalam permasalahan yang hendak dicari jawabannya.
Dalam penelitian mengenai pengaruh beban terhadap laju pergerakan conveyor
ini, varibel yang dijadikan sebagai objek penelitian dibedakan berdasar pada
fungsinya dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pengaruh penambahan beban
terhadap conveyor berbasis PLC dengan pemindah barang menggunakan
pneumatic.


21
2. Variabel Terikat atau Tak Bebas
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu laju pergerakan conveyor berbasis
PLC dengan pemindah brang menggunakan pneumatic.
3. Variabel Kontrol
Variable control dalam penelitian ini adalah putaran motor penggerak oleh
CPU PLC dan masukan untuk PLC berupa sensor yang ada.
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam rangka memperoleh data yang diperlukan, maka metode yang
dipergunakan adalah dengan metode eksperimen yang dilakukan pada miniature
conveyor berbasis PLC dengan pemindah barang menggunakan pneumatik. Data
yang dikumpulkan sebagai bahan analisis adalah jarak perpindahan barang dan
waktu yang diperlukan selama barang/beban berpindah.
E. Metode Analisis Data
Dalam penelitian mengenai Hubungan Antara Beban Dengan Laju
Pergerakan Material Conveyor Horisontal C Berbasis PLC (Programmable Logic
Controlled), adalah suatu penelitian yang mencari ada tidaknya hubungan antara
penambahan beban terhadap laju pergerakan conveyor jadi analisis data yang
digunakan adalah menggunakan penelitian korelasi. Penelitian korelasi bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya hubungan, dan apabila ada, berapa eratnya
hubungan serta berarti atau tidak hubungan tersebut (Suharsimi
Arikunto:1998:;251). Sedangkan dalam pengolahan datanya menggunakan rumus
Product Moment. Penggunaan analisis data menggunakan product moment


22
digunakan untuk mengetahui seberapa jauh hubungan antara pembebanan dengan
laju pergerakan conveyor.
Untuk mengetahui seberapa hubungan antara variabel yang dicari,
analisis yang digunakan adalah menggunakan rumus Product Moment
Simpangan,rumusnya :
r
xy
=
( )( )
( ) { } ( ) { }
2
2
2
2




Y Y N X X N
Y X XY N

Di mana : r
xy
= koefisien korelasi antara variabel x (beban) dan variabel y
(laju pergerakan)
Analisis data merupakan cara mengolah data untuk mengetahui hasil
akhir penelitian. Penelitian ini mengunakan analisis deskriptif yaitu mengamati
langsung hasil eksperimen kemudian menyimpulkan dan menentukan hasil
penelitian.
Tabel 2. Ukuran nilai r korelasi dan interpretasinya.
Nilai r Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,000
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi
Cukup
Agak rendah
Rendah
Sangat rendah
(tak berkorelasi)
(Sutrisno Hadi, 2001:275)



23
1. Teknik Penyajian Data
Untuk mencapai tujuan penelitian sesuai dengan yang diharapkan
dalam penyusunan skripsi ini dan untuk diperoleh suatu kesimpulan maka data
yang telah terkumpul akan dianalisis dengan analisis sebagai berikut:
a. Memeriksa dan meneliti data-data yang telah terkumpul untuk menjamin
apakah data tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
b. Mengkategorikan data-data yang sesuai dengan kriteria serta hal-hal yang
diperlukan dalam suatu pendataan. Penyajian data penelitian ini dipergunakan
metode deskriptif kualitatif yaitu dengan menggambarkan kenyataan yang
terjadi bersifat umum dan kemungkinan masalah yang dihadapi serta
solusinya.
2. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian disajikan berdasarkan analisis. Secara
umum analisis data yang digunakan adalah secara kualitatif yaitu analisis yang
tidak didasarkan pada perhitungan statistik yang berbentuk kuantitatif (jumlah)
akan tetapi dalam bentuk pernyataan dan uraian yang selanjutnya akan disusun
secara sistematis dalam bentuk skripsi.










1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian
Penelitian ini menghasilkan data-data yang berupa angka dalam tabel,
grafik, serta hasil dari koefisien korelasi, juga ada foto kegiatan penelitian
1. Pengujian Data
Urutan pengukuran dari rangkaian mesin conveyor dengan pemindah
barang mengggunakan pneumatik adalah sebagai berikut: sebelum dilakukan strat
awal terhadap kerja conveyor, barang yang dijadikan sebagai objek penelitian
diletakkan pada posisi yang diinginkan, posisi awal barang sangat menentukan
waktu yang ditempuh barang tersebut dalam rangkaian conveyor pemindah barang
ini. Pada titik mula barang diletakkan stopwatch sebagai pengukur waktu jalannya
barang, stopwatch ini aktif bersamaan dengan langkah maju dari pneumatik 2
sesaat setelah sensor 2 aktif.Conveyor C bergerak dan berhenti pada sensor
3.Kemudian dilakukan percobaan untuk barang yang memiliki beban yang
berbeda, untuk tiap variasi bebannya dilakukan 3 kali percobaan. Data waktu yang
terkumpul sebanyak 3 kali dari masing-masing percobaan tersebut diambil rata-
ratanya. Percobaan yang dilakukan menggunakan 7 macam variasi beban.
Berdasarkan data yang ada (lihat lampiran 9) kemudian dimasukkan ke
dalam tabel yang digunakan untuk menghitung koefisien korelasi dan menentukan
diagram hubungan antara beban dengan waktu serta diagram hubungan antara
beban dengan laju.


2
Tabel 3. Data Hasil Pengujian Alat.

Beban
(Kg)
Jarak
Tempuh
(m)
Waktu
Tempuh
(dt)
Rata - Rata
Waktu
Tempuh (dt)
Laju
(m/dt) XY X
2
Y
2

(X) (Y)
9.33
9.32
1
9.34
9.33 0.152 0.152 1 0.023
9.28
9.25
2
9.28
9.27 0.153 0.306 4 0.023
9.36
9.40
3
9.38
9.38 0.151 0.454 9 0.023
9.41
9.42
4
9.40
9.41 0.151 0.604 16 0.023
9.45
9.46
5
9.48
9.46 0.150 0.750 25 0.023
9.55
9.50
6
9.50
9.52 0.149 0.895 36 0.022
9.58
9.60
7
1.42
9.50
9.56 0.149 1.040 49 0.022
X

t Y XY X
2
Y
2

28

65.930 1.055 4.202 140 0.159


Berdasarkan dari tabel yang didapatkan dari hasil pengujian terhadap
kerja conveyor berbasis PLC dengan pemindah barang menggunakan Pneumatik,
maka dapat dilihat bahwa semakin beban yang diberikan pada conveyor
ditambahkan maka waktu yang ditempuh akan semakin lama, hasil pengujian
yang dilakukan pada setiap bebannya menunjukkan bahwa rata-rata waktu yang
ditempuh akan semakin lama. Pada beban awal 1 kg didapatkan rata-rata waktu
tempuh yang lebih lama dibandingkan dengan beban 2 kg, sedangkan pada beban


3
selanjutnya rata-rata waktu yang ditempuh semakin naik. Pada beban 2 kg
diperoleh waktu yang tercepat dibandingkan dengan beban yang lainnya. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dari grafik berikut ini:
9.33
9.27
9.38
9.41
9.46
9.52
9.56
9.10
9.15
9.20
9.25
9.30
9.35
9.40
9.45
9.50
9.55
9.60
1 2 3 4 5 6 7
BEBAN (kg)
W
A
K
T
U

(
d
t
)

Gambar Grafik Hubungan Antara Beban dengan Waktu

Data hasil hubungan antara penambahan beban terhadap laju pergerakan
conveyor dapat dilihat dari tabel yang ada di atas, dari data yang ada dapat kita
lihat bahwa laju pergerakan conveyor akan semakin menurun. Laju yang
dihasilkan diperoleh dari perkalian antara jarak yang ditempuh benda (meter)
dengan waktu yang ditempuh (detik), sehingga diperoleh laju pergerakan
conveyor yang memiliki satuan m/s (meter/detik). Pada beban 2 kg diperoleh laju
pergerakan yang paling tinggi bila dibandingkan dengan beban yang lain. Laju
puncak didapat tidak pada beban yang terendah yaitu pada beban 1 kg, tapi pada
beban 2 kg, dalam hal ini laju yang terjadi dimungkinkan dipengaruhi oleh faktor
lain selain penambahan beban. Dalam penulisan ini dibatasi pada hubungan antara


4
penambahan beban terhadap laju pergerakan conveyor, sehingga faktor-faktor lain
yang berpengaruh tidak akan dibahas. Untuk memperjelas hubungan antara
penambahan beban terhadap laju conveyor dapat dilihat pada grafik berikut ini:
0.152
0.153
0.151
0.151
0.150
0.149
0.149
0.146
0.147
0.148
0.149
0.150
0.151
0.152
0.153
0.154
1 2 3 4 5 6 7
BEBAN (kg)
L
A
J
U

(
m
/
d
t
)

Gambar Grafik Hubungan Antara Beban dengan Laju

2. Koefisien Korelasi (r
xy
)
Korelasi yang digunakan pada penelitian ini adalah korelasi product
momen yaitu korelasi untuk menentukan dua gejala yang timbul. Dalam penelitian
ini dua gejala itu adalah Beban (X) dan Laju (Y).
Rumus Koefisien Korelasi :
r
xy
=
{ }{ }




2 2 2 2
) ( ) ( X N
) )( (
Y Y N X
Y X XY N

Hasil dari hasil penelitian dimasukkan dalam rumus diatas adalah :
r
xy
=
{ }{ }




2 2 2 2
) ( ) ( X N
) )( (
Y Y N X
Y X XY N



5
r
xy
=
{ } { }
2 2
) 055 , 1 ( ) 159 , 0 7 ( ) 28 ( ) 140 7 (
) 055 , 1 28 ( ) 202 , 4 7 (


x x x
x x

r
xy
=- 0,95
r
xy
2
=0,91

B. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil hubungan antara beban dengan waktu menunjukkan hasil yang
sebanding yang artinya semakin berat beban yang digunakan maka akan semakin
bertambah pula waktu yang ditempuh. Kecuali pada beban 1 Kg (percobaan
pertama), dikarenakan pada beban 1 Kg terdapat faktor-faktor dari luar yang
mempengaruhi penambahan waktu yang berakibat pada laju yang kecil. Pada
beban kedua (2 Kg) sampai seterusnya waktu yang dihasilkan tetap.
Faktor yang mempengaruhi beban pertama adalah karena bebarapa hal
diantaranya, (1) Kurangnya gesekan antara bandrefiil dengan roll, dikarenakan
beban 1 Kg merupakan kotak kosong, (2) Pada beban 1 Kg hampir sama dengan
konveyor yang berjalan tanpa beban atau tidak diberi beban sehingga tekanan
pada bandrefiil kurang.
Dari hasil koefisien korelasi ditas menunjukkan bahwa hasilnya 0,95.
Angka 0,95 artinya bahwa hubungan antara beban dengan laju menunjukkan
angka 0,95, sedangkan tanda minus ( - ) hanya menunjukkan bahwa antara beban
dengan laju berbanding terbalik. Semakin beban bertambah maka akan semakin
turun laju atau jika beban (X) naik maka laju (Y) turun.
Angka r
xy
2
=0,91 artinya bahwa 91% laju conveyor dipengaruhi oleh
beban sedangkan 9% lainya dipengaruhi oleh faktor luar seperti faktor gesekan


6
antara roll dengan bandrefiil dan tekanan antara beban dengan bandrefiil itu
sendiri. Disamping itu juga faktor peletakan pertama beban pada saat start.

C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian tidak terlepas dari keterbatasan. Keterbatasan dalam penelitian ini
diantaranya, (1) Tegangan listrik di laboratorium penelitian tidak stabil, (2)
Proses pembuatan sensor yag membutuhkan waktu lama,dan (3) Kendala biaya.















1
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari pengujian dan evaluasi data serta
pembahasan pada hubungan antara laju dengan beban material conveyor
hiorisontal C maka dapat diambil simpulan sebagai berikut :
1. Ada hubungan antara laju dengan pergerakan beban pada conveyor, semakin
berat beban maka semakin lama waktu tempuh yang dibutuhkan., dengan
bertambahnya waktu tempuh akan menurunkan laju dari pergerakan conveyor
karena waktu berbanding terbalik dengan laju, dengan demikian kecuali beban
1 Kg, semakin berat beban (beban naik) maka semakin turun laju dari
conveyor.
2. Mesin conveyor berbasis sistem pengendali PLC dapat memindahkan beban
dari tempat yang satu ke tempat yang lain.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan sehubungan dengan penelitian tentang
hubungan antara beban dengan laju pergerakan material konveyor ini adalah :
1. Prototipe ini perlu adanya penyempurnaan alat agar bisa lebih presisi. Bila
diperlukan bisa diajukan pada lombalomba karya ilmiah tingkat Perguruan
Tinggi seIndonesia.
2. Perlu adanya penelitian lanjut dengan aplikasiaplikasi yang lebih modern
seperti dengan penambahan komponen yang lebih rumit konstruksinya,
misalnya pada sensor dan beban yang lebih bervariasi.


2
Lampiran 2. Kode Mnemonic

SYSTEM PENGENDALIAN CONVEYOR BERBASIS PLC OMRON
TYPE CPM-1A DENGAN PEMINDAH BARANG MENGGUNAKAN
PNEUMATIK
Alamat Ladder Code Operand Value (###)
0000
0001
0002
0003
0004
0005
0006
0007
0008
0009
0010
0011
0012
0013
0014
0015
0016
0017
0018
0019
0020
0021
0022
0023
0024
LD
OR
AND
OUT
LD
TIM
LD TIM
AND NOT TIM
OUT
LD TIM
TIM
LD TIM
AND NOT TIM
OUT
LD TIM
TIM
LD
OR
AND NOT TIM
OUT
LD
OR
AND
OUT
LD
000.00
015.08
015.05
010.00
015.00
000
000
001
010.01
010.01
001
001
002
010.02
001
002
000.01
015.00
002
015.00
010.01
015.10
015.05
010.03
000.02





0023




0025




0025











3
0025
0026
0027
0028
0029
0030
0031
0032
0033
0034
0035
0036
0037
0038
0039
0040
0041
0042
0043
0044
0045
0046
0047
0048
0049
0050
0051
0052
0053
0054
0055
OR
AND NOT TIM
OUT
LD
TIM
LD TIM
AND NOT TIM
OUT
LD TIM
TIM
LD TIM
AND NOT TIM
OUT
LD TIM
TIM
LD
OR
AND
AND NOT
OUT
LD
OR
AND NOT
OUT
LD
OR
AND NOT TIM
OUT
LD
OR
AND NOT TIM
015.01
005
015.01
015.01
003
003
004
010.04
003
004
004
005
010.05
003
005
010.04
015.11
015.05
000.03
010.06
000.04
015.05
000.05
015.05
010.00
015.08
000
015.08
010.03
015.10
003




0023




0023




0030


4































0056
0057
0058
0059
0060
0061
OUT
LD
OR
AND NOT
OUT
END (01)
015.10
010.06
015.11
000.03
015.11



5
Lampiran 3. Gambar Rangkaian I/O PLC CPM 1A



6
Lampiran 4. Gambar Rangkaian Kabel Motor AC








7
Lampiran 5. Gambar Rangkaian Kabel Alur Masukan PLC








8
Lampiran 6. Gambar Rangkaian Kabel Keluaran Pneumatik








9
Lampiran 7.



Gambar Rangkaian Kontruksi Conveyor



10

Kontruksi Conveyor Pemindah Barang berbasis PLC


Bagian Pengendali Conveyor Berbasis PLC



11

Pneumatic Sebagai Pemindah Barang

Motor Penggerak Dan Sensor Sebagai Masukan PLC





12
Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian

Bahan Yang Digunakan Sebagai Objek Penelitian

Alat Pengukur Waktu Perpindahan Barang


13

Pengukuran Laju Pergerakan Material

Mengamati J alannya Pemindahan Barang





14
LAMPIRAN













RANGKAIAN SENSOR LDR

You might also like