MAKALAH AGAMA ISLAM (AL QURAN PEDOMAN HIDUP MANUSIA) MAKALAH AGAMA ISLAM (AL QURAN PEDOMAN HIDUP MANUSIA) PENDAHULUAN Al-Quran adalah kitab suci umat islam yang diturunkan oleh Allah SWT melalui Malaikat Jibril secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Quran merupakan kitab suci terakhir dan diturunkan sebagai penutup dari semua kitab-kitab yang sebelumnya. Kitab suci al-quran isinya mencakup seluruh inti wahyu yang telah diturunkan kepada para nabi dan rasul sebelumnya. Al-Quran adalah mukjizat nabi Muhammad SAW yang terbesar diantara mukjizat-mukjizat lainnya. Al-Quran merupakan petunjuk dan pedoman hidup bagi seluruh umat manusia di permukaan bumi ini. Hidup dengan petunjuk berarti hidup di bawah cahaya yang terang benderang. Ibarat lilin yang menerangi di saat gelap gulita. Alquran menerangi umat Islam di tengah-tengah kegulitaan hidup. Di saat gelap gulita, secercah cahaya begitu berguna. Hidup tanpa Al-quran berarti gelap tanpa cahaya, tanpa cahaya di saat gelap berarti tanpa panduan dan kepastian kaki melangkah. Allah Swt menggunakan permisalan matahari dan bulan sebagai petunjuk. Kebutuhan manusia terhadap pedoman hidup, ibarat butuhnya gelap pada cahaya. Pastinya sungguh amat berbahagia orang yang senantiasa mengikuti petunjuk Alquran sebagai pedoman hidup di permukaan bumi Allah ini. Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkannya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). (QS. Yunus: 5). Al-Quran diturunkan dengan menggunakan bahasa Arab, karenanya banyak orang yang tidak bisa memahami maksud Allah secara langsung dalam al-Quran tersebut, untuk mereka yang tidak paham diperintahkan supaya belajar guna mendapatkan informasi tentang apa yang ada dalam al-Quran kerena seluruh aspek kehidupan harus mengacu kepada apa yang menjadi isi dari al-Quran tersebut. Supaya semua orang termotifasi belajar membaca al-Quran dengan tidak hanya mengamalkannya, Allah menjadikan bahwa membaca apa yang tertulis dari kitab al- Quran adalah ibadah, juga sama dengan orang yang selalu melafalkan apa yang terekam di kepala mereka. Pokok permasalahan Adapun yang menjadi pokok permasalahan di makalah ini adalah: 1. Apa pengertian Al Quran sebagai pedoman hidup manusia ? 2. Mengapa Al Quran dijadikan sebagai pedoman hidup manusia ? 3. Bagaimana menjadikan Al Quran sebagai pedoman hidup dan akhlak ? Pembahasan 1. Pengertian Al Quran sebagai pedoman hidup manusia Al-Quran menurut bahasa berasal dari qaraa, yang berarti menghimpun dan menyatukan. Dalam firman Allah didalam Al Quran telah dijelaskan dalam Surat Al Qiyamah ayat 17-18: Artinya : Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Karena Al Quran telah dikumpulkan Allah menjadi satu melalui Nabi Muhammad SAW yang diberi wahyu oleh Allah dengan mengutus Malaikat Jibril untuk menuntun Nabi Muhammad SAW dalam melantunkan dan membaca Al Quran. Maka kita sebagai umat Islam yang diwajibkan membaca dan mengerti Al Quran harus senantiasa mengamalkannya sebagai wujud cinta kita kepada Allah SWT. Al Quran juga memiliki nama-nama lain yang dapat memperjelas suatu pedoman, sebagai berikut: 1. Al Huda (Petunjuk) Kitab (Al Quran) ini tidak ada keragu-raguan padanya:petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (Q.S. Al-Baqarah 2 : 2). Al Quran merupakan petunjuk bagi manusia untuk selamat di dunia dan di akhirat. 2. Al Furqon (Pembeda) Pembeda antara yang baik dan yang buruk. Sungguh nikmat jika Allah menganugerahkah kepada kita sehingga bisa membedakan antara yang baik dan buruk, halal dan haram dan sebagainya (Q.S. Al-Furqan 25:1). 3. Ar-Rahman (Rahmat) Sudah jelas bahwa Al Quran diturunkan di dunia melalui perantara agama yaitu Nabi Muhammad SAW. Karena Al Quran merupakan Rahmatan lil alamin Rahmat bagi seluruh manusia. Maka bagi manusia yang beriman manusia akan terhindar dari kebimbangan dalam hidup jika mereka ikhlas membaca dan memaknai Al Quran(Q.S. Al-Isra 17 : 82). 4. Asy-Syifa (Obat) Tidak salah lagi, Al Quran juga sebagai obat dari penyakit. Terutama penyakit-penyakit hati seperti riya(sombong), dengki, marah, menggunjing orang dll. Seseorang yang ikhlas mentadaburi, mengaplikasikan, dan mengajarkan Al Quran diberi kesembuhan terhadap berbagai penyakit dan akan mendapatkan pencerahan dengan hati yang bersih, jernih, sehat, dan tebebas dari segala penyakit (Q.S. Al-Isra 17 : 82). Al-Quran merupakan pedoman sekaligus menjadi dasar hukum bagi manusia dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad, para rasul datang untuk menyampaikan ajaran Tuhan kepada umatnya. Sebagai manusia para rasul tersebut pasti menemui ajalnya, meninggal dunia. Sepeninggal rasul, kehidupan umat manusia pasti akan kacau tanpa pegangan atau pedoman. Dengan diturunkannya kitab suci, maka umat manusia memiliki pedoman hidup walaupun nabi atau rasul telah tiada. Jadi, Dalam hal ini marilah kita meninggikan (mengagungkan) Al Quran didalam posisi sebagai pedoman hidup dalam kehidupan kita. Mulai saat ini berubahlah dan menjadi pribadi yang selalu membaca dan mengamalkan Isi Al Quran dengan memaknai secara benar. Al-Quran dijadikan pedoman didalam kehidupan manusia keseluruhan, tidak hanya kaum muslim tetapi juga mereka yang non muslim, artinya semua orang yang menjadikan al-Quran sebagai pedoman tidak akan pernah salah dalam hidupnya baik di dunia maupun di akhirat kelak. Untuk orang yang menjadikan al-Quran sebagai pedoman hidup hanya untuk kehidupan dunia semata maka orang yang demikian akan selamat dalam kehidupannya di dunia, namun untuk orang-orang muslim al- Quran tidak hanya dijadikan pedoman hidup di dunia semata tetapi juga untuk pedoman hidup di dunia untuk menuju kehidupan akhirat. 2. Mengapa Al Quran dijadikan sebagai pedoman hidup manusia Al-quran sebagai pedoman hidup manusia dan umat Islam khususnya. Tanpa pegangan atau pedoman, manusia akan kehilangan arah. Kehidupan manusia penuh dengan berbagai persoalan, dari persoalan yang paling ringan sampai yang paling berat. Pada zaman nabi semua persoalan dapat diselesaikan langsung oleh nabi. Jika ada persoalan yang rumit yang nabi sendiri mengalami kesulitan, maka Allah memberi petunjuk melalui wahyu. Setelah Rasulullah tiada, manusia perlu pedoman agar kehidupan mereka tidak kacau balau. Wahyu-wahyu Allah yang dihimpun dalam sebuah kitab yang bernama Al-Quran itu menjadi pedoman yang lengkap bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan Allah, dengan sesama manusia, dan dengan alam lingkungannya Al-Quran adalah peringatan dan petunjuk Allah kepada umat manusia. Al-Quran dijelaskan secara terperinci dan jelas oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa salam. Dengan mengikuti Al - Quran dan as-sunnah, umat manusia akan selamat dari tipudaya setan di dunia dan akhirat. Dengan mengikuti Al-Quran dan as-sunnah, semua aspek kehidupan manusia di dunia akan terbimbing dan diberkahi oleh Allah Taala. Demikian pula nasib manusia di akhirat kelak, sebagai penduduk surga atau penduduk neraka, akan ditentukan dari sikap manusia terhadap Al-Quran dan as-sunnah. Siapa beriman dan mengikuti petunjuk Al-Quran dan as-sunnah niscaya akan menjadi penduduk surga. Allah memberi kita kesempatan memilih tetapi Allah melalui al-Quran selalu mengingatkan bahwa diantara kedua tempat tersebut bahwa surga adalah sebaik-baik tempat dan neraka adalah seburuk-buruk tempat dan selanjutnya perlu juga di ketahui bahwa dalam fase memilih ini Allah selalu merekam setiap gerak-gerik yang dilakukan dengan tidak ada yang luput walaupun sekejap, sehingga sebenarnya manusia itu tahu apakah pekerjaan yang telah dilakukan selama ini lebih banyak yang baiknya atau lebih banyak yang buruknya karena al-Quran telah menentukan kategori perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk. Dan barangsiapa kafir dan membangkang dari Al-Quran dan as-sunnah niscaya akan menjadi penduduk neraka. Allah Taala berfirman: ) 38 ( ) 39 ( Kami katakan: Turunlah kalian semua dari surga! Maka jika datang kepada kalian petunjuk darik-Ku, maka barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku niscaya mereka tidak akan merasakan takut dan tidak pula mereka merasakan sedih. Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penduduk nereka, kekal mereka di dalamnya. (QS. Al-Baqarah [2]: 38- 39) 3. Bagaimana menjadikan Al Quran sebagai pedoman hidup dan akhlak Al-Quran turun berfungsi sebagai mushaddiqan (membenarkan) terhadap kitab-kitab sebelumnya dan sekaligus sebagai penyempurna baginya. Al-Quran merupakan kontinyuitas progresif bagi kitab-kitab yang hadir Sebelum Al-Quran. Al-Quran turun sebagai media komunikasi Allah kepada manusia dan sekaligus sebagai sumber nilai dan tuntunan bagi kehidupan mereka. Hal ini bisa dilihat dari tema-tema Al-Quran yang dapat dikatakan berisi tiga ajaran pokok yang merupakan pedoman bagi kehidupan manusia, yaitu : Pertama, petunjuk akidah atau tauhid (bagaimana manusia secara tepat melihat posisi antara mereka dan Tuhannya), Kedua, petunjuk mengenai syariat dan hukum serta ibadah (baik mengenai hubungan dengan Tuhan maupun sesama manusia, baik ibadah maghdah maupun ghairu maghdah), Ketiga, petunjuk mengenai akhlak (baik akhlak terhadap Allah, sesama manusia maupun dengan alam semesta). Ketiga pokok ajaran di atas dapat diwakili dengan tiga kata : Iman, Islam, dan Ihsan. Kedudukan Al-Quran sebagai media komunikasi dan petunjuk di atas, sayangnya tidak banyak dipahami secara benar oleh manusia, khususnya umat Islam sendiri. Tidak banyak umat Islam yang mampu membaca realitas yang dihadirkan Al-Quran. Hal ini dikarenakan mayoritas umat Islam hanya membaca Al-Quran secara kering dan belum mampu memahami ungkapan- ungkapan dan pesan-pesan yang ingin disampaikan Al-Quran. Dengan kata lain, ketika umat Islam berhadapan dengan Al-Quran, yang lahir hanyalah suara tanpa makna.Allah SWT memilih orang-orang tertentu dari hamba-hambaNya. Dia mengaruniai mereka potensi berupa kecerdasan dan daya pemahaman serta menjadikan mereka cinta kepada keimanan, sehingga mereka sangat mencintai kitab Allah, tekun membaca dan memahami penafsirannya. Dengan itu mereka mampu mengungkapkan hal-hal yang masih samar, menjelaskan makna-maknanya kepada manusia serta mendekatkannya kepada hati sanubari hamba-hamba-Nya. Allah SWT juga menciptakan manusia dan mengistimewakannya dari segenap makhluk-Nya yang lain dengan nikmat akal yang dengannya dia dapat mengatur, meneliti dan berpikir tentang alam semesta yang ada disekelilingnya, yang takpernah mengenal akhir dan tak pernah diketahui permulaannya. Al-Quran selalu menghargai perbuatan baik yang dilakukan oleh mereka yang meyakini kebenaran kebenaran al-Quran tersebut malahan diperintahkan untuk selalu berbuat baik, dengan janji bahwa mereka yang selalu melakukan perbuatan tidak pernah merugi di dalam kehidupan mereka sepanjang masa. Dalam hal ketidak merugian orang yang berbuat baik disamakan dengan mereka yang beriman dan mereka yang selalu saling mengingatkan untuk kebenaran dan selalu mengingatkan dalam kesabaran. PENUTUP Secara sederhana Al-Quran didefinisikan sebagai Firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad lewat perantaraan malaikat jibril, baik lafadz maupun maknanya.Al-Quran secara keseluruan diriwayatkan secara mutawatir (oleh banyak orang) dan terjaga keaslian dan keontentikannya oleh jaminan Allah sendiri (al-Hijr 15 : 9). Posisi Alquran bagi seorang muslim, di samping menjadi penawar untuk segala penyakit ruhani dan jasmani juga menebar rahmat bagi diri dan lingkungan sekitarnya. Perlu membaca, menghayati, mencerdasi dan mengamalkan segala titah Alquran sebagai pedoman hidup demi meraih sebuah kehidupan yang penuh ridha dan maghfirah Allah Swt, tanpa itu semua Alquran tidak akan menjadi pedoman apa-apa bagi para pembacanya, sebagaimana firmanNya: Dan kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS. Al-Isra: 82). Oleh karena itu, kita sebagai umat manusia seharusnya sadar akan kebenaran Al-Quran yang hakiki. Tiada hukum selengkap hukum islam yaitu Al-Quran yang bisa mengatur segala urusan manusia dunia maupun akhirat.