You are on page 1of 21

84

BAB III
KERAGKA KOSEP, HIPOTESIS DA DEFIISI OPERASIOAL
Bab ini menguraikan tentang kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian dan
definisi operasional. Kerangka konsep merupakan kerangka yang menghubungkan
beberapa konsep yang akan diteliti, digunakan sebagai kerangka berfikir dalam
penelitian dan merupakan pengembangan dari beberapa teori yang telah dibahas
(Notoatmodjo, 2002). Kerangka konsep juga merupakan justifikasi ilmiah terhadap
penelitian yang dilakukan dan memberi landasan terhadap topik yang dipilih dalam
penelitian (Hidayat, 2007). Sedangkan hipotesis adalah pernyataan atau jawaban
sementara tentang hubungan yang diharapkan antara variabel penelitian yang dapat
diuji secara empirik (Notoatmodjo, 2002). Sementara itu Dempsey & Dempsey
(1996) mengatakan hipotesis sebagai suatu pernyataan sederhana mengenai perkiraan
hubungan antara variabel-variabel yang sedang diteliti. Sedangkan definisi
operasional adalah penjelasan tentang batasan atau ruang lingkup variabel penelitian
sehingga memudahkan pengukuran dan pengamatan serta pengembangan
instrumen/alat ukur (Notoatmodjo, 2002), dan memberikan deskripsi lengkap
mengenai metode dengan konsep yang akan diteliti (Dempsey & Dempsey, 1996).
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan penelusuran kepustakaan, diperoleh gambaran bahwa faktor yang
berhubungan dengan pemberian asuhan spiritual oleh perawat dalam praktik
profesionanya diantaranya adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama
bekerja, kecukupan waktu; persepsi spiritualitas dan asuhan spiritual (Boutell &
84
Faktor-Faktor, Rohman, FIK UI, 2009
85
Bozett, 1987; Doyle, 1992; Narayanasamy, 1993; Piles, 1990; Sodestrom &
Martinson, 1987; Soeken & Carson, 1986; Sumner, 1998; Taylor & Amenta,
1994; Treloar, 2002; Vance, 2001). Oleh karenanya variabel yang diukur dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemberian asuhan spiritual oleh
perawat.
2. Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan,
lama bekerja; kecukupan waktu; dan persepsi spiritualitas dan asuhan
spiritual.
Hubungan kedua variabel ini bersifat satu arah, dimana variabel independent
memberi kontribusi pada variabel dependent. Pemberian asuhan spiritual
merupakan praktik dan prosedur yang dilakukan oleh perawat untuk memenuhi
kebutuhan spiritual guna menopang kesehatan dan kesejahteraan klien yang dapat
ditentukan oleh usia, jenis kelamin, pendidikan, lama bekerja; kecukupan waktu;
dan persepsi spiritualitas dan asuhan spiritual. Hubungan antara kedua variabel
tersebut terlihat pada skema 3.1.
Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Faktor-Faktor, Rohman, FIK UI, 2009
86
B. Hipotesis
1. Hipotesis Mayor
Ada hubungan antara usia, jenis kelamin, pendidikan, lama bekerja,
kecukupan waktu, persepsi tentang spiritualitas dan asuhan spiritual dengan
pemberian asuhan spiritual oleh perawat.
2. Hipotesis Minor
a. Ada hubungan antara usia dengan pemberian asuhan spiritual oleh
perawat.
b. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan pemberian asuhan spiritual
oleh perawat.
c. Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemberian asuhan
spiritual oleh perawat.
d. Ada hubungan antara lama bekerja dengan pemberian asuhan spiritual
oleh perawat.
e. Ada hubungan antara kecukupan waktu dengan pemberian asuhan
spiritual oleh perawat.
f. Ada hubungan antara persepsi tentang spiritualitas dan asuhan spiritual
dengan pemberian asuhan spiritual oleh perawat.

C. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan batasan ruang lingkup suatu variabel yang
diamati atau di ukur. Definisi operasional ini berguna untuk mengarahkan kepada
pengukuran dan pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta
Faktor-Faktor, Rohman, FIK UI, 2009
87
pengembangan instrumen. Peneliti perlu membuat definisi operasional karena
sangat penting untuk mengumpulkan informasi. Selain itu melalui definisi
operasional, variabel-variabel yang berbeda akan sangat mudah dioperasionalkan
atau diukur (Polit, Beck dan Hungler, 2001; Portney & Watkins, 200). Definisi
operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini dijelaskan dalam tabel 3.1.
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Definisi
Operasional
Alat/Cara
Ukur
Hasil Ukur Skala
Ukur
Variabel Independent
1 Usia Umur yang telah
dilalui responden
sejak lahir hingga
ulang tahun terakhir.
Menggunakan
kuesioner
1. < 31 th

2. 31 th
Ordinal
2 Jenis
kelamin
Sifat atau keadaan
yang membedakan
responden ke dalam
dua jenis, yaitu laki-
laki dan perempuan.
Menggunakan
kuesioner
1 = Perempuan

2 = Laki-lakii

Nominal
3 Pendidik-
an
Jenjang pendidikan
formal keperawatan
yang telah selesai
ditempuh responden.
Menggunakan
kuesioner
1 = SPK/DIII
2 = S1

Ordinal
4 Lama
bekerja
Lama atau masa
bekerja (pengalaman
kerja) responden di
ruang rawat/bangsal.
Menggunakan
kuesioner
1. < 9 th
2. 9 th

Ordinal
5 Kecukup-
an waktu
Pengakuan perawat
tentang ketersediaan
waktu yang
diperlukannya untuk
melakukan asuhan
spiritual kepada
kliennya.
Menggunakan
kuesioner
1= Tidak
cukup waktu
2 = Cukup
waktu
Nominal
6 Persepsi Interpretasi atau
pandangan
responden tentang
spiritualitas dan
asuhan spiritul.
Menggunakan
modifikasi
kuesioner
SSCRS
(McSherry) dg
12 item
1= Persepsi
tidak jelas
(< 49,0)
2 = Persepsi
jelas
( 49,0)

Nominal

Faktor-Faktor, Rohman, FIK UI, 2009
88
Lanjutan
No Variabel Definisi
Operasional
Alat/Cara
Ukur
Hasil Ukur Skala
Ukur
Variabel dependent
7 Pemberian
asuhan
spiritual
oleh
perawat
Pengakuan perawat
tentang pemberian
asuhan yang
dilakukannya untuk
memenuhi
kebutuhan spiritual
guna menopang
kesehatan dan
kesejahteraan klien,
melalui pengkajian,
penentuan diagnosa
keperawatan,
intervensi hingga
pedokumentasian
asuhan spiritual.
Menggunakan
kuesioner
1 =
Diberikan
dengan
kurang baik
(< 31)

2 =
Diberikan
dengan
cukup baik
( 31)

Ordinal













Faktor-Faktor, Rohman, FIK UI, 2009
89
BAB IV
METODOLOGI PEELITIA
Bab ini menguraikan tentang metode penelitian atau cara yang akan digunakan dalam
penelitian berupa langkah-langkah teknis dan operasional pada penelitian yang akan
dilaksanakan. Metode penelitian tersebut meliputi desain penelitian, populasi dan
sampel, tempat dan waktu penelitian, etika penelitian, alat pengumpulan data, uji
validitas dan reliabilitas instrumen, pengumpulan data, dan analisa data.
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif analitik dengan
pendekatan potong lintang (cross sectional) yaitu penelitian yang bertujuan
mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan dalam suatu komunitas
(exploratory study) dan selanjutnya menjelaskan suatu keadaan tersebut melalui
pengumpulan atau pengukuran variabel korelasi yang terjadi pada obyek
penelitian secara simultan dan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo,
2002), atau variabel bebas dan variabel tergantung dinilai secara simultan pada
satu saat (Sastroasmoro & Ismail, 2002, p. 98). Penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian
asuhan spiritual dan kemudian menganalisis hubungan faktor-faktor tersebut
terhadap pemberian asuhan spiritual oleh perawat.

B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran
penelitian. Populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian
89
Faktor-Faktor, Rohman, FIK UI, 2009
90
berupa manusia, hewan, tumbuhan, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini
dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin, 2005; Danim, 2002).
Bila dilihat dari segi penentuan sumber datanya, maka populasi dapat
dibedakan menjadi populasi terbatas dan populasi tidak terhingga. Populasi
terbatas adalah populasi yang memiliki sumber data yang jelas batas-batasnya
secara kuantitatif. Sedangkan populasi tak terhingga adalah populasi yang
memiliki sumber data yang tidak dapat ditentukan batas-batasnya secara
kuantitatif (Bunign, 2005). Semantara itu, jika dilihat dari segi
kekompleksitasan objek populasi, maka populasi dpat dibedakan menjadi
populasi homogen dan populasi heterogen. Populasi homogen, yaitu
keseluruhan individu yang menjadi anggota populasi yang memiliki sifat-sifat
yang relatif sama satu dengan yang lainnya, sedangkan populasi heterogen,
yaitu keseluruhan individu anggota populasi yang relatif memiliki sifat-sifat
individual, dimana sifat tersebut membedakan individu anggota populasi
yang satu dengan yang lainnya.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat yang bekerja di
ruang/bangsal rawat inap dewasa di RS. Islam Jakarta. Menurut data dari
Manajer Rawat Inap RS. Islam Jakarta yang meliputi Paviliun Matahari Dua,
Marwah Bawah, Marwah Atas, Multazam Bawah, Multazam Atas, Arafah
Bawah, dan Arafah Atas berjumlah 174 orang.

2. Sampel
Sampel adalah subunit populasi survei atau populasi survei itu sendiri, yang
oleh peneliti dipandang mewakili populasi terget (Danim, 2002, p. 119).
Danim juga mengatakan adakalanya peneliti menentukan seluruh populasi
Faktor-Faktor, Rohman, FIK UI, 2009
91
(total populasi) menjadi sampel penelitian. Pada penentuan sampel dengan
total populasi seperti itu adalah dimaksudkan untuk melakukan studi terhadap
populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi berjumlah 174
orang, dengan kriteria inklusinya meliputi:
a. Perawat yang bertugas di ruang rawat inap dewasa, tanpa memperhatikan
status kepegawaian (pegawai tetap ataupun tenaga kontrak).
b. Tidak sedang menjalankan cuti (tahunan, hamil maupun cuti besar).
c. Bersedia menjadi responden.
Dari 174 responden terdapat sebanyak 111 perawat (64%) berpartisipasi
dalam penelitian ini, dan selebihnya 63 orang (36%) tidak dapat berpartisipasi
dikarenakan cuti, pindah tugas ke ruang lain dan sebab lainnya.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RS. Islam Jakarta Cempaka Putih, dengan
pertimbangan bahwa: (1) lokasi penelitian memberikan kemudahan bagi
peneliti baik berupa kemudahan adminstratif maupun teknis; (2) mudah
dijangkau oleh peneliti, karena berada satu lokasi dengan tempat bekerja
peneliti; dan (3) dilokasi ini juga belum pernah ada penelitian terkait dengan
faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian asuhan spiritual.
2. Waktu Penelitian
Penelitian diawali dengan penyusunan proposal hingga presentasi hasil
penelitian (sidang tesis), yaitu sejak minggu pertama Februari 2009 sampai
minggu kedua Juli 2009 (jadual penelitian terlampir dalam lampiran 1).
Faktor-Faktor, Rohman, FIK UI, 2009
92
D. Etika Penelitian

Etika penelitian merupakan pedoman bagi peneliti dalam upaya mengumpulkan
informasi atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Dalam melakukan
penelitian ini peneliti akan melakukan beberapa tahapan untuk: (1) mendapatkan
persetujuan dari pembimbing riset; (2) mendapatkan ijin dari Dekan FIK UI
dengan dikeluarkannya permohonan ijin penelitian kepada lahan penelitian; (3)
mendapatkan ijin pelaksanaan dari direktur/pejabat terkait di RS. Islam Jakarta.
Penelitian yang akan dilakukan ini, akan sangat memperhatikan dan
mempertimbangkan prinsip-prinsip etika dalam penelitian, meliputi:

1. Scientific misconduct

Peneliti tidak akan melakukan penipuan dalam melakukan proyek
penelitiannya. Peneliti harus melakukan tahap demi tahap dari sebuah proses
penelitian. Pada bagian ini termasuk juga research fraud yaitu pemalsuan
data hasil penelitian, dan plagiarism yaitu mencontek hasil penelitian orang
lain yang kemudian diakui sebagai hasil penelitian sendiri.

Terkait dengan aspek etik ini, maka setiap data yang didapatkan, dikutip, dan
dipaparkan dalam proposal tesis ini, peneliti senantiasa menyertakan sumber
datanya, baik berupa nama pengarang ataupun nama lembaga yang menjadi
sumber dari data tersebut. Selain itu, nama pengarang atau nama lembaga
yang menjadi sumber data juga di cantumkan dalam daftar pustaka dengan
memperhatikan teknik penulisan rujukan sesuai ketentuan.

Faktor-Faktor, Rohman, FIK UI, 2009
93
2. Informed consent
Merupakan kesediaan yang disadari oleh subyek penelitian untuk diteliti yang
bertujuan untuk memberikan perlindungan terhadap subyek penelitian dan
pertanggungjawaban peneliti terhadap subyek penelitian. Untuk itu, peneliti
telah menyiapkan lembar penjelasan penelitian dan lembar persetujuan yang
akan diberikan kepada subyek penelitian.
Penjelasan diberikan kepada subyek penelitian agar memahami judul
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan dampak yang mungkin
terjadi dari kegiatan penelitian ini, baik selama pengumpulan data maupun
sesudahnya. Jika subyek bersedia turut serta dalam penelitian ini, maka
kepadanya diberikan lembar persetujuan dan dimintai untuk
menandatanganinya. Namun, apabila subyek penelitian menolak
perpartisipasi dalam penelitian ini, maka peneliti tidak akan memaksa dan
tetap menghargai dan menghormati haknya.
3. Anonimity dan Confidentiality
Prinsip anonimity akan dilakukan peneliti dengan tidak mencantumkan nama
subyek penelitian dalam kuesioner. Untuk menghindari kesalahan dalam
pengambilan data maka digunakan kode responden. Sedangkan terkait prinsip
confidentiality, peneliti akan menjamin kerahasiaan atas semua informasi
yang telah diberikan subyek penelitian agar tidak diketahui orang lain. Untuk
itu, semua data yang diberikan oleh subyek penelitian akan disimpan sebagai
dokumen penelitian dan hanya digunakan untuk kepentingan pendidikan.

Faktor-Faktor, Rohman, FIK UI, 2009
94
4. Peneliti harus berani mengungkapkan kebenaran yang didukung
pertanggungjawaban secara ilmiah.
Peneliti akan secara jujur mengungkapkan temuan dari hasil penelitian ini
secara benar, baik itu berupa hal yang dipandang positif maupun negatif oleh
berbagai pihak yang terkait dalam kegiatan penelitian ini. Pengungkapan
kebenaran akan dilakukan dengan cara yang santun dan dukungan
pertanggungjawaban secara ilmiah.


E. Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Adapun variabel
independent yang diteliti dan diungkap melalui kuesioner meliputi usia, jenis
kelamin, pendidikan, lama bekerja, kecukupan waktu dan persepsi. Pemilihan
variabel independent ini diantara beberapa variabel independent lainnya
didasarkan pada variabel lain (seperti, faham materialis, bingung peran/tugas
profesional, kurangnya perhatian dan kenyamanan spiritualitas diri,
kesejahteraan/kesehatan spiritual diri, pemeliharaan spiritualitas diri, kesadaran
akan spiritulitas perawat, pengetahuan spiritual dan asuhan spiritual, keyakinan
spiritualitas sebagai hal yang pribadi [private], takut menginvasi privasi klien,
kurangnya rasa percaya diri, perbedaan dalam spiritualitas perawat-klien)
sesungguhnya merupakan bagian dari persepsi.

Beberapa variabel independent yang termasuk kedalam persepsi berupa pikiran
antara lain faham materialis, kurangnya perhatian spiritualitas diri, kesadaran
akan spiritulitas perawat, keyakinan spiritualitas sebagai hal yang pribadi
[private], pengetahuan spiritual dan asuhan spiritual, dan perbedaan dalam
Faktor-Faktor, Rohman, FIK UI, 2009
95
spiritualitas perawat-klien. Sementara itu variabel independent yang termasuk
kedalam persepsi berupa perasaan meliputi bingung peran/tugas profesional,
kenyamanan spiritualitas diri, takut menginvasi privasi klien, dan kurangnya rasa
percaya diri.

Alat atau instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian
ini adalah kuesioner. Kuesioner berupa daftar pernyataan dan atau pertanyaan
yang disusun sedemikian rupa sehingga responden diberi kemudahan dalam
mengisinya dengan memberikan tanda silang (X) atau tanda contreng () pada
pilihan jawaban yang tersedia, dan menuliskan jawaban singkat.

Bentuk pernyataan dan/atau pertanyaan dalam kuesioner yang digunakan untuk
mengungkap variabel persepsi adalah pertanyaan/pernyataan tertutup dengan 5
skala Likert, yang dimulai dari: sangat tidak setuju (STS = 1), tidak setuju (TS =
2), ragu (R = 3), setuju (S = 4) dan sangat setuju (SS = 5). Sedangkan untuk
mengungkap variabel kecukupan waktu dan pemberian asuhan spiritual,
menggunakan 5 skala Likert yang terdiri atas: selalu (5), sering (4) kadang-
kadang (3), jarang (2), dan tidak pernah (1)

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesoner dengan 4 bagian, yaitu:

1. Demografi Responden

Pada bagian ini berisi empat buah pertanyaan meliputi umur, jenis kelamin,
pendidikan formal keperawatan terakhir, dan lama bekerja (masa kerja) yang
tergabung dalam point A tentang data demografi (pertanyaan 1, 2, 3 dan 4).
Faktor-Faktor, Rohman, FIK UI, 2009
96
2. Persepsi Tentang Spiritualitas dan Asuhan Spiritual
Untuk mendapatkan informasi mengenai persepsi tentang spiritualitas dan
asuhan spiritual dari persepektif perawat digunakan instrumen Spirituality
and Spiritual Care Rating Scale (SSCRS) yang dikemukakan McSherry
(2000), yang terdiri atas 17 pernyataan. Setelah melalui modifikasi,
didapatkan 12 pernyataan (mulai dari pernyataan nomor 1 sampai dengan
nomor 12 seperti pada poin B). Hasil pengukuran terhadap persepsi tentang
spiritualitas dan asuhan spiritual ini selanjutnya dilakukan analisis untuk
mengetahui mean, standar deviasi, min-mak. Persepsi ini dikategorikan
menjadi 2 (dua) kategori yaitu persepsi tidak baik (tidak jelas) bila jumlah
skor jawaban di bawah median (< 49,00) dan persepsi baik (persepsi jelas)
bila jumlah skor jawaban sama dengan atau di atas median ( 49,00).

3. Kecukupan Waktu
Untuk mendapatkan data tentang kecukupan waktu, diungkap dengan
menggunkan tiga pertanyaan, seperti pada poin C, yaitu pertanyaan nomor 1
dengan opsi jawaban ya yang berarti cukup waktu, dan tidak yang berarti
tidak cukup waktu. Pertanyaan 2 merupakan pertanyaan untuk mengungkap
apa saja yang dilakukan jika responden menjawab ya atau cukup waktu;
sedangkan pertanyaan 3 adalah untuk mengungkap alasan yang menyebaban
responden tida cukup waktu untuk mekakukan asuhan spiritual. Hasil
pengukuran terhadap kecukupan waktu ini selanjutnya dilakukan analisis
untuk mengetahui proporsi yang dikategorikan menjadi dua yaitu tidak cukup
waktu dan cukup waktu.
Faktor-Faktor, Rohman, FIK UI, 2009
97
4. Pemberian Asuhan Spiritual
Pemberian asuhan spiritual merupakan praktik dan prosedur yang dilakukan
oleh perawat untuk memenuhi kebutuhan spiritual guna menopang kesehatan
dan kesejahteraan klien. Aspek yang diukur dari pemberian asuhan spiritual
oleh perawat meliputi melakukan pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi dan pendokumentasian. Untuk mendapatkan informasi ini
diungkap pada poin D, dikembangkan dengan 9 pernyataan, yaitu pernyataan
nomor 1 sampai dengan 9.

Pernyataan yang dikembangkan berbentuk pernyataan positif (favorable)
dengan 5 skala Likert, yang dimulai dari: selalu (5), sering (4) kadang-kadang
(3), jarang (2), dan tidak pernah (1). Hasil pengukuran terhadap pemberian
asuhan spiritual ini selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui mean,
standar deviasi, min-mak, dan akan dikategorikan menjadi 2 (dua) kategori
yaitu diberikan dengan kurang baik bila jumlah skor jawaban di bawah
median (< 31,00) dan diberikan dengan cukup baik bila jumlah skor jawaban
sama dengan atau di atas median ( 31,00)

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Kualitas data ditentukan oleh tingkat validitas dan reliabilitas alat ukur. Validitas
adalah kesahihan, yaitu seberapa mampu alat ukur mampu mengukur apa yang
akan diukur, sedangkan reliabilitas adalah keandalan dan ketepatan pengukuran.
Suatu pengukuran dikatakan handal apabila mampu memberikan nilai yang sama
atau hampir sama bila pemeriksaan dilakukan berulang-ulang.

Faktor-Faktor, Rohman, FIK UI, 2009
98
Uji validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan terhadap 30 responden diluar
sampel, yaitu di RS. Islam Jakarta Pondok Kopi, yang memiliki karakteristik
sama dengan populasi yang diteliti. Dari hasil uji validitas dan reliabilitas
didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Validitas dan reliabilitas instrumen persepsi tentang spiritualitas dan
asuhan spiritual (SSCRS).
Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan melalui membandingkan
nilai r tabel dengan nilai r hitung. Adapun untuk menentukan nilai r tabel
digunakan bantuan tabel r dengan menggunakan df= n-2, yaitu 30-2 = 28.
Pada tingkat kemaknaan 5%, didapatkan angka r tabel = 0,361.
Semantara itu untuk menentukan nilai r hasil digunakan nilai yang tercantum
pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Masing-masing pernyataan
dibandingkan antara nilai r tabel dengan nilai r hasil, dengan ketentuan bahwa
bila r hasil lebih besar dari r tabel (r hasil > r tabel), maka pernyataan tersebut
adalah valid. Sebaliknya bila r hasil lebih kecil dari r tabel (r hasil < r tabel),
maka pernyataan tersebut adalah tidak valid.
Berdasarkan ketentuan tersebut, dalam uji pertama terdapat beberapa
pernyataan yang nilai r hasil-nya masih lebih kecil dari nilai r tabel, yaitu
untuk pernyataan 1, 6, 7 dan 10. Artinya pernyataan-pernyataan tersebut tidak
valid, dan oleh karenanya pernyataan tersebut di keluarkan/dibuang.
Sementara itu untuk pernyataan yang lainnya (yaitu pernyataan 2, 3, 4, 5, 8,
Faktor-Faktor, Rohman, FIK UI, 2009
99
9, 11, 12, 13, 14, 15, dan 16) didapatkan r hasil yang lebih besar dari r tabel,
sehingga dinyatakan valid
Setelah beberapa pernyataan yang tidak valid (yaitu pernyataan 1, 6, 7 dan
10) dikeluarkan, kemudian dilakukan analisis kembali terhadap pernyataan-
pernyataan yang lainnya (yaitu pernyataan 2, 3, 4, 5, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15,
dan 16), dengan hasil semua pernyataan memperlihatkan nilai r hasil telah
lebih besar dari nilai r tabel, yang berarti untuk pernyataan 2, 3, 4, 5, 8, 9, 11,
12, 13, 14, 15, dan 16 dinyatakan telah valid.
Setelah semua pernyataan dinyatakan valid, analisis dilanjutkan dengan uji
reliabiltas. Untuk mengetahui reliabilitas caranya adalah dengan
membandingkan nilai r tabel dengan nilai r hasil. Dalam uji reliabilitas
sebagai nilai r hasil adalah alpha dengan ketentuan bila r alpha lebih besar
dari r tabel (r alpha > r tabel), maka pernyataan tersebut reliabel.
Dari hasil uji yang telah dilakukan, didapatkan nilai r alpha= 0,926, dan
dengan berpedoman pada ketentuan diatas, dimana r alpha lebih besar dari r
tabel (0,926 > 0,361), maka seluruh pernyataan tersebut (12 pernyataan,
meliputi pernyataan 2, 3, 4, 5, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, dan 16) dinyatakan
reliabel.
2. Validitas dan reliabilitas instrumen pemberian asuhan spiritual.
Pada kolom Corrected Item-Total Correlation ada satu pernyataan yang
nilai r hasilnya lebih kecil dari nilai r tabel (0,361) yaitu pernyataan nomor 8,
yang berarti pernyataan tersebut tidak valid, dan oleh karenanya pernyataan
Faktor-Faktor, Rohman, FIK UI, 2009
100
tersebut dikeluarkan/dibuang. Selanjutnya setelah pernyataan yang tidak valid
dibuang kemudian dilakukan analisis kedua terhadap pernyataan nomor 1, 2,
3, 4, 5, 6, 7, 9, dan 10, dan didapatkan nilai r hasil lebih besar dari nilai r tabel
(0,361) yang berarti semua pernyataan (yaitu pernyataan nomor 1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 9, dan 10) telah valid, dan oleh karenanya instrumen ini selanjutnya
digunakan untuk penelitian ini.
Setelah semua pernyataan telah dinyatakan valid, analisis dilanjutkan dengan
uji reliabiltas. Dari hasil uji yang telah dilakukan, didapatkan nilai r alpha =
0,901 atau lebih besar dari r tabel (0,901 > 0,361), maka seluruh pernyataan
tersebut (9 pernyataan) dinyatakan reliabel.

G. Prosedur Pengumpulan Data
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti sebelum melakukan pengumpulan data
adalah sebagai berikut:

1. Prosedur administrasi
a. Peneliti mengajukan ijin untuk melakukan penelitian kepada RS. Islam
Jakarta.
b. Peneliti melakukan sosialisasi rencana penelitian kepada manajemen
rumah sakit atau pihak yang terkait.
c. Setelah mendapatkan ijin penelitan dilakukan pemilihan data collector
yaitu mahasiswa keperawatan yang sedang melaksanakan praktik profesi,
sebanyak 5 orang.
Faktor-Faktor, Rohman, FIK UI, 2009
101
d. Setelah diperoleh data collector, mereka dilatih dan diberikan penjelesan
tentang tata cara pengisian kuesioner dan bagaimana memfasilitasi
responden.
2. Prosedur teknis
a. Peneliti dan/atau data collector mendatangi responden yang sesuai
kriteria.
b. Peneliti dan/atau data collector memperkenalkan diri dan menjelaskan
tujuan penelitian serta hak responden.
c. Peneliti dan/atau data collector meminta kesediaan perawat untuk
menjadi responden penelitian dan diminta untuk menandatangani
informed consent yang disediakan.
d. Peneliti dan/atau data collector memberikan kuesioner dan memberikan
penjelasan tambahan tentang cara pengisiannya, jika diperlukan.
e. Setelah data terkumpul dilakukan pengolahan dan analisis data.

H. Pengolahan Data

Pengolahan dan analisa data hasil penelitian dilakukan melalui tahapan sebagai
berikut:

1. Editing
Editing dilakukan untuk memeriksa ulang kelengkapan pengisian, kesalahan
atau kemungkinan adanya jawaban yang belum diisi, kejelasan dan
kesesuaian jawaban responden dari setiap pertanyaan agar dapat diolah
dengan baik dan memudahkan peneliti dalam menganalisa data.
Faktor-Faktor, Rohman, FIK UI, 2009
102
2. Coding
Setiap data kuesioner diberi kode dengan cara memberikan kode pada kolom
yang telah disediakan untuk memudahkan dalam memasukan data.
3. Data Entry
Data dari kuesioner dimasukkan ke dalam program komputer di Labortorium
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
4. Data cleaning
Data cleaning dilakukan untuk memastikan data yang dimasukan tidak
terdapat kesalahan dengan menggunakan bantuan komputer.

I. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui frekuensi, mean, median,
standar deviasi, minimum dan maximum dari populasi, terutama untuk
variabel usia, lama bekerja, dan persepsi spiritualitas dan asuhan spiritual.
Sedangkan untuk data katagorik analisis univariat dilakukan untuk
mengatahui proporsi, terutama untuk variabel jenis kelamin, pendidikan, dan
kecukupan waktu.

2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
dua variabel, yaitu variabel terikat (dependent) dan vaiabel bebas
(independent) (Hastono, 2007). Analisis ini menggunakan uji Chi square.
Hasil perhitungan statistik dapat menunjukan ada tidaknya hubungan antara
Faktor-Faktor, Rohman, FIK UI, 2009
103
variabel bebas dengan variabel terikat yaitu dengan melihat p value. Bila dari
hasil perhitungan statistik p value <0,05, maka hasil perhitungan statistik
bermakna, yang berarti terdapat hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat. Sebaliknya bila dari hasil perhitungan statistik p value
>0,05, maka hasil perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak terdapat
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Selain itu dilakukan juga penghitungan Odds Ratio (OR) untuk melihat risiko
terjadinya outcome, sebagai pengaruh adanya variabel bebas. Perubahan satu
unit variabel bebas akan menyebabkan sebesar nilai OR pada variabel terkait.
Adapun interpretasi OR adalah:
OR = 1 berarti tidak ada hubungan
OR < 1 berarti tidak ada faktor risiko, tetapi sebagai faktor proteksi
OR > 1 berarti sebagai faktor risiko

3. Analisis Multivariat
Analisis ini diperlukan untuk melihat hubungan antara satu variabel terikat
dengan seluruh variabel bebas. Hastono (2007) menyebutkan bahwa dengan
analisis multivariat kita dapat mengetahui variabel independen mana yang
paling berpengaruh terhadap variabel dependen.

Karena variabel dependen berbentuk katagorik maka analisis multivariat yang
digunakan pada penelitian ini adalah uji regresi logistik. Uji regresi logistik
dengan menggunakan metode enter, melalui beberapa tahapan untuk
mendapatkan p value < 0,05 pada setiap variabel bebas yang berpengaruh
Faktor-Faktor, Rohman, FIK UI, 2009
104
terhadap perilaku perawat dalam pemberian asuhan spiritual. Tahapan
analisis multivariat meliputi:
a. Langkah pertama yang dilakukan adalah memasukan variabel kandidat
dalam proses analisis multivariat regresi logistik dengan cara memilih
variabel bebas yang memiliki p value < 0,25 (Lemeshow, 1990).
b. Langkah kedua melakukan analisis semua variabel bebas yang masuk
dalam pemodelan, dengan cara mengeluarkan variabel bebas yang
memiliki p value terbesar, sehingga didapatkan model awal dengan
variabel faktor penentu yang memiliki p value < 0,05.
c. Langkah ketiga, dari hasil analisis tersebut dilakukan analisis uji interaksi
diantara variabel-variabel bebas yang menjadi faktor penentu untuk
melihat ada tidaknya interaksi di antara faktor penentu tersebut yang
dapat memperkuat perilaku perawat dalam pemberian asuhan spiritual.
Hasil analisis dari uji interaksi ini akan didapatkan model akhir dari
variabel yang paling dominan menentukan perilaku perawat dalam
pemberian asuhan spiritual.








Faktor-Faktor, Rohman, FIK UI, 2009

You might also like