Periode penjajahan telah mewariskan kepada Indonesia suatu struktur perekonomian yang didominasi oleh perusahaan-perusahaan asing dan para pedagang Tionghoa. Perusahaan besar milik orang-orang Barat, terutama Belanda, mendominasi bidang-bidang seperti perkebunan, pertambangan, perdagangan luar negeri, industri dan perbankan. Boleh dikatakan semua perusahaan besar berada di tangan orang-orang Belanda. Diperkirakan ,pada tahun 1950 hanya 10 persen saja dari kekayaan swasta dalam sektor non-pertanian berada ditangan orang-orang Indonesia. Dalam sektor impor barang-barang konsumsi, 50 persen ditangani oleh perusahaan “ Lima Besar“ milik Belanda, sementara dalam sektor ekspor, 60 persen dikelola oleh perusahaan-perusahaan asing. Sebelum tahun 1951, mayoritas bank swasta dikuasai oleh perusahaan “ Sepuluh Besar “ milik Belanda.
Golongan Tionghoa, yang pada tahun 1950 mencakup kurang dari tiga persen penduduk Indonesia dan yang sebagian besar dari mereka dilahirkan di luar negeri atau mengindentifikasikan diri dengan masyarakat Cina di Cina daratan, menguasai sektor menengah, yang menjadi perantara antara perusahaan-perusahaan asing dengan orang-orang Indonesia. Kebijaksanaan kolonial Belanda telah memberikan kepada orang-orang Tionghoa kedudukan penting ekonomi di dalam suatu susunan piramidal yang dinamakan “struktur kasta kolonial” yang didasarkan pada suatu sistem stratifikasi sosial yang pada pokoknya bersifat rasial. Kelompok pedagang Tionghoa ini menguasai industri kecil dan menampung hasil para petani kecil dan menguasai sebagian besar lalu lintas kegiatan pedagang kecil.
Dengan demikian, maka orang-orang Indonesia yang merupakan kelompok masyarakat terbesar; berada pada papan lapisan paling bawah dalam “ masyarakat dualistis “ seperti yang telah dilukiskan oleh Boeke atau “ masyarakat pluralistis “ seperti yang telah dilukiskan oleh Furnivall. Gerakan ekonomi orang Indonesia di dalam struktur ini dibatasi hanya pada sektor pertanian substitusi dan perdagangan kecil. Sedikit sekali orang-orang Indonesia terlibat dalam kegiatan kewiraswastaan.
Periode penjajahan telah mewariskan kepada Indonesia suatu struktur perekonomian yang didominasi oleh perusahaan-perusahaan asing dan para pedagang Tionghoa. Perusahaan besar milik orang-orang Barat, terutama Belanda, mendominasi bidang-bidang seperti perkebunan, pertambangan, perdagangan luar negeri, industri dan perbankan. Boleh dikatakan semua perusahaan besar berada di tangan orang-orang Belanda. Diperkirakan ,pada tahun 1950 hanya 10 persen saja dari kekayaan swasta dalam sektor non-pertanian berada ditangan orang-orang Indonesia. Dalam sektor impor barang-barang konsumsi, 50 persen ditangani oleh perusahaan “ Lima Besar“ milik Belanda, sementara dalam sektor ekspor, 60 persen dikelola oleh perusahaan-perusahaan asing. Sebelum tahun 1951, mayoritas bank swasta dikuasai oleh perusahaan “ Sepuluh Besar “ milik Belanda.
Golongan Tionghoa, yang pada tahun 1950 mencakup kurang dari tiga persen penduduk Indonesia dan yang sebagian besar dari mereka dilahirkan di luar negeri atau mengindentifikasikan diri dengan masyarakat Cina di Cina daratan, menguasai sektor menengah, yang menjadi perantara antara perusahaan-perusahaan asing dengan orang-orang Indonesia. Kebijaksanaan kolonial Belanda telah memberikan kepada orang-orang Tionghoa kedudukan penting ekonomi di dalam suatu susunan piramidal yang dinamakan “struktur kasta kolonial” yang didasarkan pada suatu sistem stratifikasi sosial yang pada pokoknya bersifat rasial. Kelompok pedagang Tionghoa ini menguasai industri kecil dan menampung hasil para petani kecil dan menguasai sebagian besar lalu lintas kegiatan pedagang kecil.
Dengan demikian, maka orang-orang Indonesia yang merupakan kelompok masyarakat terbesar; berada pada papan lapisan paling bawah dalam “ masyarakat dualistis “ seperti yang telah dilukiskan oleh Boeke atau “ masyarakat pluralistis “ seperti yang telah dilukiskan oleh Furnivall. Gerakan ekonomi orang Indonesia di dalam struktur ini dibatasi hanya pada sektor pertanian substitusi dan perdagangan kecil. Sedikit sekali orang-orang Indonesia terlibat dalam kegiatan kewiraswastaan.
Periode penjajahan telah mewariskan kepada Indonesia suatu struktur perekonomian yang didominasi oleh perusahaan-perusahaan asing dan para pedagang Tionghoa. Perusahaan besar milik orang-orang Barat, terutama Belanda, mendominasi bidang-bidang seperti perkebunan, pertambangan, perdagangan luar negeri, industri dan perbankan. Boleh dikatakan semua perusahaan besar berada di tangan orang-orang Belanda. Diperkirakan ,pada tahun 1950 hanya 10 persen saja dari kekayaan swasta dalam sektor non-pertanian berada ditangan orang-orang Indonesia. Dalam sektor impor barang-barang konsumsi, 50 persen ditangani oleh perusahaan “ Lima Besar“ milik Belanda, sementara dalam sektor ekspor, 60 persen dikelola oleh perusahaan-perusahaan asing. Sebelum tahun 1951, mayoritas bank swasta dikuasai oleh perusahaan “ Sepuluh Besar “ milik Belanda.
Golongan Tionghoa, yang pada tahun 1950 mencakup kurang dari tiga persen penduduk Indonesia dan yang sebagian besar dari mereka dilahirkan di luar negeri atau mengindentifikasikan diri dengan masyarakat Cina di Cina daratan, menguasai sektor menengah, yang menjadi perantara antara perusahaan-perusahaan asing dengan orang-orang Indonesia. Kebijaksanaan kolonial Belanda telah memberikan kepada orang-orang Tionghoa kedudukan penting ekonomi di dalam suatu susunan piramidal yang dinamakan “struktur kasta kolonial” yang didasarkan pada suatu sistem stratifikasi sosial yang pada pokoknya bersifat rasial. Kelompok pedagang Tionghoa ini menguasai industri kecil dan menampung hasil para petani kecil dan menguasai sebagian besar lalu lintas kegiatan pedagang kecil.
Dengan demikian, maka orang-orang Indonesia yang merupakan kelompok masyarakat terbesar; berada pada papan lapisan paling bawah dalam “ masyarakat dualistis “ seperti yang telah dilukiskan oleh Boeke atau “ masyarakat pluralistis “ seperti yang telah dilukiskan oleh Furnivall. Gerakan ekonomi orang Indonesia di dalam struktur ini dibatasi hanya pada sektor pertanian substitusi dan perdagangan kecil. Sedikit sekali orang-orang Indonesia terlibat dalam kegiatan kewiraswastaan.
Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya. Soekarno, 17 Agustus 1945 Satu Tahun Ketentuan ( 1957 !e"olusi #ndonesia adalah !e"olusi !akyat, yang bertu$uan menu$u %asyarakat Adil dan %akmur Tahun Kemenangan (195& !akyat sekarang lebih sadar siapa la'an, tidak lagi tak terang siapa yang setia dan siapa penghianat(.siapa pemimpin se$ati, dan siapa pemimpin anteknya asing(..siapa pemimpin pengabdi !akyat dan siapa pemimpin gadungan (. Penemuan Kembali Revolusi Kita (1959 )iga *erangka !e"olusi (1 +embentukan ,egara *esatuan !epublik #ndonesia (- +embentukan %asyarakat Adil dan %akmur (. +embentukan satu persahabatan baik antara !epublik #ndonesia dan semua negara didunia, terutama sekali dengan negara Asia-A/rika, atas 1 dasar hormat-menghormati satu sama lain, dan atas dasar beker$a sama membentuk yaitu 0unia 1aru yang bersih dari imperialisme dan kolonialisme . 2ima +ersoalan-+ersoalan +okok #ndonesia (1 0asar3tu$uan dan ke'a$iban-ke'a$iban !e"olusi #ndonesia (- *ekuatan-kekuatan sosial !e"olusi #ndonesia (. Si/at !e"olusi #ndonesia (4 Hari depan !e"olusi #ndonesia (5 %usuh-musuh !e"olusi #ndonesia Laksana Malaekat Yang Menyerbu Dari Langit !alannya Revolusi *ita ( 4arek - 1956 1ersatunya ,asionalisme, Agama dan *omunisme ( ,asakom %utlak dilaksanakan 2and-!e/orm sebagai bagian mutlak !e"olusi #ndonesia 7 %utlak dibasmi segala phobi-phobian terutama *omunis- phobi7 perlu dikon/rontasi segenap kekuatan nasional terhadap kekuatan- kekuatan imperialis-kolonialis dan keharusan di$alankan re"olusi dari atas dan dari ba'ah Revolusi " Sosialisme #ndonesia " Pim$inan Nasional (!esopim - 1951 +er$uangan harus disertai )ritunggal !e"olusi, ideologi nasional progresi/ dan pimpinan nasional Tahun Kemenangan ( )akem -- 195- %emperhebat peker$aan 8ront ,asional serta menumpas rongrongan re"olusi dari dalam - !e"olusi #ndonesia mengalami satu 9 sel/ propelling /ro'th 9 : satu yaitu mau atas dasar kema$uan, mekar atas dasar kemekaran %enta Suara Revolusi #ndonesia (;esuri : 195. !e"olusi #ndonesia harus disertai dengan kon/rontasi terus-menerus dan adanya disiplin yang hidup serta diperlukan puluhan ribu kader di segala lapangan 0eklarasi <konomi ( 0ekon harus dilaksanakan dan tidak boleh disele'engkan karena 0ekon adalah %anipolnya ekonomi Abad kita ini abad ,e/o Tahun &ivere Pericoloso ( )a"ip - 1954 !e"olusi #ndonesia harus mengambil sikap tepat terhadap la'an dan ka'an !e"olusi #ndonesia harus di$alankan dari atas dan dari ba'ah 0estruksi dan kontruksi harus di$alankan sekaligus dalam !e"olusi )ahap pertama harus dirampungkan dulu kemudian tahap kedua , Setia kepada +rogram !e"olusi sendiri yaitu %anipol %empunyai sokoguru, punya pimpinan yang tepat dan kader-kader yang tepat 0i/ormulasikan )risakti 9 berkedaulatan dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan 'a$ailah (intang)(intang Di Langit ()ahun 1erdikari - 1955 +an=a A>imat !e"olusi ,asakom, +an=asila, %anipol-?sdek, )risakti dan 1erdikari . +eriode pen$a$ahan telah me'ariskan kepada #ndonesia suatu struktur perekonomian yang didominasi oleh perusahaan-perusahaan asing dan para pedagang )ionghoa. +erusahaan besar milik orang-orang 1arat, terutama 1elanda, mendominasi bidang-bidang seperti perkebunan, pertambangan, perdagangan luar negeri, industri dan perbankan. 1oleh dikatakan semua perusahaan besar berada di tangan orang-orang 1elanda. 0iperkirakan ,pada tahun 1956 hanya 16 persen sa$a dari kekayaan s'asta dalam sektor non- pertanian berada ditangan orang-orang #ndonesia. 0alam sektor impor barang-barang konsumsi, 56 persen ditangani oleh perusahaan 9 2ima 1esar9 milik 1elanda, sementara dalam sektor ekspor, 56 persen dikelola oleh perusahaan-perusahaan asing. Sebelum tahun 1951, mayoritas bank s'asta dikuasai oleh perusahaan 9 Sepuluh 1esar 9 milik 1elanda. ;olongan )ionghoa, yang pada tahun 1956 men=akup kurang dari tiga persen penduduk #ndonesia dan yang sebagian besar dari mereka dilahirkan di luar negeri atau mengindenti/ikasikan diri dengan masyarakat @ina di @ina daratan, menguasai sektor menengah, yang men$adi perantara antara perusahaan-perusahaan asing dengan orang-orang #ndonesia. *ebi$aksanaan kolonial 1elanda telah memberikan kepada orang-orang )ionghoa kedudukan penting ekonomi di dalam suatu susunan piramidal yang dinamakan 9struktur kasta kolonialA yang didasarkan pada suatu sistem strati/ikasi sosial yang pada pokoknya bersi/at rasial. *elompok pedagang )ionghoa ini menguasai industri ke=il dan menampung hasil para petani ke=il dan menguasai sebagian besar lalu lintas kegiatan pedagang ke=il. 0engan demikian, maka orang-orang #ndonesia yang merupakan kelompok masyarakat terbesar7 berada pada papan lapisan paling ba'ah dalam 9 4 masyarakat dualistis 9 seperti yang telah dilukiskan oleh 1oeke atau 9 masyarakat pluralistis 9 seperti yang telah dilukiskan oleh 8urni"all. ;erakan ekonomi orang #ndonesia di dalam struktur ini dibatasi hanya pada sektor pertanian substitusi dan perdagangan ke=il. Sedikit sekali orang-orang #ndonesia terlibat dalam kegiatan ke'iras'astaan. 5 Sesudah 1elanda mengakui kedaulatan !epublik #ndonesia, hampir setiap pemerintahan #ndonesia dalam periode pembenahan di tahun 1956-an melan=arkan upaya yang serupa dan paling utama yakni upaya untuk mengubah perekonomian kolonial men$adi perekonomian nasional. Hal itu tidak mengherankan, karena di negara-negara yang baru bebas dari kekuasaan kolonial umumnya mempunyai suatu dorongan yang kuat untuk memperbesar peranan ekonomi 'arganya, yakni penduduk pribumi dalam pemilikan dan penguasaan ases produkti/ di luar pertanian subsistensi. 0i samping itu hasrat untuk meningkatkan berbagai keuntungan dan prestise yang mereka peroleh dari kegiatan- kegiatan ekonomi. Akan tetapi, dalam melaksanakan konsep nasionalitas ini, orang-orang #ndonesia dihadapkan pada dua masalah, terutama dalam /ase a'al kemerdekaan negeri itu B +ertama, $umlah orang #ndonesia yang sudah terlatih dan berpengalaman terlalu sedikit untuk dapat melakukan tugas meren=anakan dan melaksanakan kebi$aksanaan guna mendorong perkembangan suatu kelas pengusaha golongan pribumi dan untuk memper=epat perbaikan ekonomi mereka. *edua, perusahaan-perusahaan milik asing dan orang )ionghoa mendominasi sektor-sektor ekonomi modern, sedangkan orang #ndonesia tidak memiliki modal dan ketrampilan ber'iras'asta yang diperlukan untuk dapat bersaing se=ara ekonomis dengan mereka. Cleh sebab itu hanya sedikit kebi$aksanaan yang berhasil menimbulkan perubahan-perubahaan besar dalam struktur perekonomian, sementara tidak ada pelaksanaan yang tegas dan konsisten untuk mendorong tumbuhnya suatu kelas pengusaha yang kuat dan e/ekti/ guna menggantikan pengusaha- pengusaha asing dan pedagang )ionghoa. 5 Rencana *rgensi Pembangunan *abinet %ohammad ,atsir merumuskan suatu program ekonomi !en=ana ?rgensi +erekonomian (!?+. !?+ dimaksudkan sebagai suatu bagian integral dari kebi$aksanaan umum di bidang ekonomi, yang dimaksudkan untuk membimbing berbagai kegiatan pemerintah dalam sektor industri dan sektor pertanian serta memungkinkan pemerintah menga'asi pembentukan perusahaan-perusahaan baru. *ebi$aksanaan itu bertu$uan untuk mengkonlidasikan usaha-usaha industrialisasi dengan $alan mengaitkan kegiatan industri besar dengan industri-industri ke=il terutama di daerah pedesaan. 1ahkan dalam $angka pan$ang, ren=ana itu merupakan suatu usaha ber=orak nasionalistis, yakni untuk mengurangi ketergantungan bangsa kepada kepentingan ekonomi asing. !en=ana ?rgensi +erekonomian menentukan bah'a pemerintah akan menguasai 9industri-industri "ital 9 yang baru, termasuk pabrik-pabrik untuk keperluan pertahanan, industri kimia dasar, pabrik semen, instalasi pembangkit tenaga, instalasi irigasi dan perusahaan angkutan. 1erdasarkan ren=ana ini, pemerintah akan menyediakan modal sekurang-kurangnya 56 persen dan akan memegang dua pertiga dari saham-saham istime'a serta suara mayoritas di dalam de'an direksi. !en=ana itu $uga akan memberikan dukungan kepada industri ke=il di daerah pedesaan, seperti pengolahan kulit, pembuatan payung, batu bata dan keramik. #ndustri ukuran menengah dan besar akan didirikan dan dibagikan dalam proyek $angka pendek dan proyek $angka pan$ang. +royek $angka pendek men=akup per=etakan, pengolahan karet, pabrik genteng dan se$umlah pabrik lainnya. +royek $angka pan$ang 7 men=akup pabrik kaustik soda, pabrik pupuk, pabrik alumunium, pabrik kertas, pabrik-pabrik pintal dan ra$ut serta beberapa proyek lain. !en=ana ?rgensi +embangunan, yang sering disebut !en=ana Soemitro, $uga mengi>inkan modal asing untuk memainkan peranan yang lebih akti/ 9 dalam industri-industri yang tidak penting 9. 0alam bidang ini, di mana ada kemungkinan bagi s'asta #ndonesia untuk memainkan peranan yang penting, mungkin bisa dibentuk perusahaan =ampuran antara kepentingan #ndonesia dan kepentingan asing dengan syarat bah'a orang-orang #ndonesia memiliki bagian terbesar dari sahamnnya : termasuk saham istime'a : dan merupakan mayoritas dalam de'an direksi, sementara pemerintah akan memberikan bantuan keuangan 9 untuk men$embatani setiap kesen$angan yang mungkin ada 9. Anggaran dasar perusahaan harus memuat ketentuan mengenai pemindahan saham se=ara berangsur-angsur dari tangan asing ke tangan orang-orang #ndonesia dan keharusan tenaga asing untuk melatih tenaga-tenaga #ndonesia. Apabila s'asta #ndonesia tidak menaruh minat untuk menanamkan modal mereka modal asing dapat ditanamkan dalam kerangka ren=ana ekonomi umum, akan tetapi perusahaan-perusahaan yang bersangkutan harus se=ara bertahap mengalihkan saham-sahamnya kepada orang-orang #ndonesia dan mempersiapkan orang-orang #ndonesia untuk mengambil alih /ungsi-/ungsi sta/. +ada a'alnya, ren=ana itu hanya diran=ang untuk $angka 'aktu tiga tahun ( 1951 : 195., tetapi kemudian diperpan$ang men$adi lima tahun sampai dengan 1955. Selain dilatarbelakangi paradigma pembangunan 'aktu itu, yakni perlunya di=iptakan 9 sistem perekonomian nasional 9 . Soemitro $uga & dipengaruhi oleh se$umlah pandangan yang menyatakan bah'a ekonomi negara-negara pas=akolonial sulit berkembang karena terbelenggu oleh produksi bahan-bahan industri negara ma$u. )eori-teori pembangunan 'aktu itu mendalilkan bah'a pembangunan perekonomian negara-negara terbelakang hanya dapat berhasil $ika dilakukan pengembangan industri se=ara besar-besaran (big push. Hanya dengan =ara demikian dapat di=iptakan eternal economies berbagai $enis industri seiring dengan pembangunan prasarana oleh pemerintah. 0alam gagasan Soemitro itu sektor s'asta menduduki peran penting dan pemerintah sendiri mengambil peran sebagai penggerak utama. 0engan demikian, strategi pembangunan yang sesuai dengan /alsa/ah, arah, tu$uan, dan paradigma pembangunan periode 1956-1959 adalah mendorong perkembangan ekonomi, politik, dan sosial yang dapat men=iptakan struktur perekonomian dan kelembagaan sosial-ekonomi-politik yang kuat seerta dapat menun$ang ter=apainya peningkatan kese$ahteraan rakyat. Sementara itu, berbagai kebi$akan pembangunan yang ditemuh antara lain, pertama, untuk men=iptakan hubungan industrial yang serasi antara pengusaha- peker$a maka kebi$akan pengupahan dan tingkat upah peker$a harus disesuaikan dengan perkembangan biaya kebutuhan hidup. *edua, menyesuaikan kebi$akan peri>inan perusahaan industri agar sesuai dengan kepentingan bangsa melalui +eraturan +emerintah ,omor 1 )ahun 1957 tentang +enyaluran +erusahaan-+erusahaan. 1erdasarkan ++ tersebut dikeluarkan delapan belas Surat *eputusan %enteri +erindustrian yang menun$uk delapan belas =abang usaha yang dapat senantiasa memperoleh syarat-syarat yang dianggap perlu bagi perusahaan bersangkutan, antara lain, usaha bioskop, perbankan, kon/eksi, perakitan sepeda dan lain-lain. 9 +rogram pembangunan yang diperlihatkan dalam *abinet %uhammad ,atsir ( 7 September 1956 : - %aret 1951 menun$ukkan bah'a kabinet ini tampak mempunyai "isi dan misi pembangunan $angka menengah dan pan$ang, khususnya upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemenuhan kebutuhan permahan rakyat, penyerasian hubungan ker$a sama antara pengusaha dan karya'an serta pengembangan ekonomi rakyat. *emudian disusul dengan kabinet Soekiman (-7 April 1951 : -5 8ebruari 195-, *abinet Dilopo (. April 195- : .6 4uli 195., *abinet Ali Sastroamid$o$o # (1 Agustus 195. : 1- Agustus 1955, *abinet 1urhanuddin Harahap ( 1- Agustus 1955 : -4 %aret 1955 dan Ali Sastroamid$o$o kembali ditun$uk sebagai perdana menteri ( -4 %aret 1955 : 9 April 1957 . *abinetAli Sastroamid$o$o ## men$alankan program-program pokok, antara lain, %emulai pembangunan se=ara teratur dan menurut ren=ana ber$angka 'aktu tertentu (lima tahun 7 me'u$udkan pergantian ekonomi kolonial men$adi ekonomi nasional 7 menyehatkan keuangan negara sehingga ter=apai perimbangan anggaran belan$a7 mema$ukan industri nasional 7 meningkatkan kehidupan petani serta meningkatkan in/rastruktur, terutama untuk daerah yang menghasil produksi banyak. Rencana Pembangunan Lima Tahun *emudian diba'ah *abinet Ali Sastroamid$o$o ## disetu$ui !en=ana 2ima )ahun. 1erbeda dengan !?+ yang si/atnya lebih umum, ren=ana itu se=ara keseluruhan bersi/at eksplisit, teknis dan terin=i dan bahkan men=akup prioritas-prioritas proyek yang paling rendah. Selain itu terdapat penekanan, 16 yang tidak terdapat dalam !en=ana ?rgensi +embangunan, pada perlunya suatu sistem peren=anaan yang terpusat dan perlunya penerintah memainkan peranan yang lebih besar dalam melaksananakannya. )ekanan yang kedua itu menga=u kepada pembentukan perusahaan-perusahaan negara dalam konteks #ndonesia, menun$ukkan perlunya diambil langkah-langkah untuk men=iptakan suatu golongan 'iras'asta pribumi dan untuk men=iptakan suatu kekuatan yang e/ekti/ guna mengimbangi para pengusaha )ionghoa dan modal yang didominasi oleh orang asing. %engikuti strategi ekonomi yang dikenal dengan big push, 1adan +eran=ang ,asional menyarankan agar negara maupun sistem-sistem pasar dianggap sama pentingnya. )u$uan utama dari !en=ana 2ima )ahun itu adalah untuk mendoromg industri dasar, perusahan-perusahan pelayanan umum dan $asa dalam sektor publik, yang kesemuanya dharapkan akan merangsang penanaman modal dalam sektor s'asta. +enanaman modal yang diharapkan akan dilakukan dalam kedua sektor selama periode lima tahun diperkirakan sekitar !p -.566 $uta per tahun, di samping !p 1.5666 $uta dalam bentuk penanaman modal pedesaan melalui berbagai $enis proyek. !en=ana itu, yang tidak memperhitungkan in/lasi, $uga akan memperkirakan berapa uang yang akan tersedia bagi pengeluaran pemerintah tanpa harus mengalami de/isit. )iap kementerian akan meran=ang berbagai proyek pembangunan, yang kemudian akan disusun dalam urutan menurut prioritas-prioritas yang akan ditetapkan oleh 1+, untuk membuahkan hasil yang sebesar-besarnya dan se=epat-=epatnya. +endek kata, seluruh program tergantung pada la$u in/lasi dan kepada terus berlangsungnya trend-trend produksi yang meningkat pada tahun-tahun sebelumnya, karena perkiraan pengeluaran pemerintah didasarkan pada tahun-tahun sebelumnya. 11 Adanya pergolakan politik pada tahun 1957 mendorong in/lasi. +engusiran terhadap, hampir semua perusahaan 1elanda pada akhir tahun 1957 telah menimbulkan gangguan-gangguan yang besar di bidang penamaman modal, produksi dan distribusi. Seluruh ren=ana men$adi berantakan dan kehilangan dampaknya terhadap pembangunan ekonomi beren=ana atau terhadap per=epatan la$u pembentukan modal. !en=ana ?rgensi +embangunan (1951 : 1955 dan !en=ana +embangunan 2ima )ahun (1955 : 1956 dilaksanakan melalui berbagai kebi$akan. Se=ara keseluruhan, kedua ren=ana pembangunan yang dibuat pada periode 1956 : 1959 kurang berhasil men=apai sasaran. !en=ana ?saha +embangunan gagal karena mengabaikan pentingnya pengembangan dan penguatan entrepreneur se$ati golongan 9pribumiA. Salah satu akibat dari kegagalan itu perekonomian #ndonesia =enderung terdorong pada kegiatan perusahaan- perusahaan negara daripada perusahaan s'asta 9pribumi 9. Sementara !en=ana +embangunan 2ima )ahun 1955-1956 kurang men=apai sasaran karena ada beberapa /aktor yang memengaruhi pelaksanaan ren=ana ini di antaranya tingkat kemampuan administrasi nrgara yang masih rendah serta belum dapat dihapuskannya 1- Rencana Pembangunan Nasional Semesta *etidakberhasilan pembangunan diba'ah demokrasi parlementer memba'a ke situasi genting. +ada akhir tahun 1956-an, suhu politik dalam kian memanas. )untutan masyarakat untuk kembali ke ?ndang-?ndang 0asar 1945 terus menggelora. Dalaupun telah bersidang selama dua tahun, *onsituante gagal mengemban tugas dalam menyusun konsitusi baru serta tidak mampu menampung aspirasi masyarakat untuk kembali ke ??0 1945. +erkembangan terus mendorong +residen Soekarno mengeluarkan dekrit tentang berlakunya kembali ?ndang-?ndang 0asar 1945 pada 5 4uli 1959. 0alam pidato 9 +enemuan *embali !e"olusi *ita 9 yang diu=apkan pada peringatan hari *emerdekaan 17 Agustus 1959, +residen Soekarno menguraikan se$umlah hal penting yang kemudian dinamakan 9 %ani/esto +olitik !epublik #ndonesia E (%anipol : ?S0<*. 0alam kesempatan itu +residen Soekarno menyeruhkan dibangkitnya kembali semangat re"olusi, keadilan sosial dan perlengkapan lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi negara demi re"olusi berkesinambungan. %anipol ?S0<* kemudian dikukuhkan %a$elis +ermusya'aratan !akyat Sementara (%+!S sebagai ;aris 1esar Haluan ,egara dalam *etetapan %+!S !# ,omor 13%+!S31956. 0engan ditetapkannya %anipol-?S0<* sebagai ;aris-;aris 1esar Haluan ,egara berarti !en=ama +embangunan 2ima )ahun (!+2) 1955 : 1956 yang disusun dan dilaksanakan era sebelumnya harus diganti dengan ren=ana pembangunan baru yang mampu mengakomodasi perkembangan mutakir dengan beberapa syarat antara lain, tersebar di seluruh 'ilayah !epublik 1. #ndonesia (nasional, men=akup seluruh dimensi kehidupan masyarakat ( semesta, dan dilakukan bertahap melalui serangkaian pembangunan $angka pan$ang (beren=ana. 1erdasarkan kriteria itu, disusun ren=ana pembangunan $angka pan$ang pertama yakni ;aris-;aris 1esar +ola (!en=ana +embangunan ,asional Semesta 1eren=ana )ahap +ertama 1951 : 1959 (!+,S1-1 1951-1959 Arah pembangunan nasional sebagaimana ter=antum dalam !+,S1 1951 : 1959 adalah untuk membentuk masyarakat adil dan makmur berdasarkan +an=asila, ?ndang-?ndang 0asar 1945, dan +roklamasi 17 Agustus 1945, yang diberlakukannya lagi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ps=a-diterbitkannya 0ekrit 5 4uli 1956. 0alam rumusan tersebut, =ita-=ita me'u$udkan masyarakat adil dan makmur sesuai dengan +an=asila disebut $uga masyarakat sosialisme atau masyarakat sosialis #ndonesia. %asyarakat adil dan makmur sebagai per'u$udan sosialisme #ndonesia itu bersendi pokok pada *eadilan, *erakyatan dan *ese$ahteraan. *etiga unsur ini (keadilan, kerakyatan, dan kese$ahteraan terkandung dalam asas-asas kekeluargaan dan gotong royong yang merupakan =iri pokok kepribadian #ndonesia seperti dirumuskan dalam +an=asila. 14 )u$uan pembangunan sebagaimana ter=antum dalam !+,S1 1951 : 1959 adalah melatakkan dasar-dasar pembangunan rohaniah dan $asmaniah yang sehat dan kuat serta pembangunan tata perekonomian nasional yang sanggup berdiri sendiri dan tidak tergantung kepada pasang- surutnya pasar dunia, menegakkan kembali kepribadian dan kebudayaan #ndonesia yang berdasarkan semangat demokrasi terpimpin, ekonomi terpimpin dan gotong royong serta mengutamakan kesadaran hidup bersaha$a dan ke$u$uran. Sedangkan tu$uan 9Sosialisme #ndonesia9 adalah untuk mengakhiri dan melenyapkan segala penderitaan rakyat lahir dan batin serta memberikan nikmat rohaniah dan $uga badaniah kepada masyarakat #ndonesia dengan men=iptakan satu masyarakat #ndonesia yang adil-makmur material dalam 'adah ,egara *esatuan !epublik #ndonesia. 15 *ebi$akan pembangunan sebagaimana ter=antum dalam !en=ana +embangunan ,asional Semesta 1eren=ana )ahapan +ertama terbagi enam bidang, yakni mental3agama3kerohanian3penelitian7 kese$ahteraan pemerintahan dan keamanan3pertahanan7 produksi7 distribusi dan perhubungan. ?ntuk me'u$udkan enam kebi$akan tersebut, dibangun dua kelompok proyek 7 yakni +royek A dan +royek 1. +royek A ber$umlah ..5 proyek dibagi men$adi delapan bidang (1 %ental dan !ohani7 (- +enelitian 7 (. *ese$ahteraan 7 (4 +emerintahan dan *eamanan3+ertahanan7 (5 +embangunan *husus 7 (5 +roduksi7 (7 0istribusi dan +erhubungan7 serta (& *euangan dan +embiayaan. 4umlah total in"estasi yang dibutuhkan untu +royek A selama delapan tahun sebesar !p -46 miliar atau rata-rata !p .6 miliar per tahun (1. persen dari pendapatan nasional. #n"estasi tersebut diren=anakan akan digali dari (a hasil pendapatan perusahaan-perusahaan negara sebesar 55 miliar rupiah, pin$aman luar negeri maksimal .6 persen ( sekitar &6 miliar rupiah, dan +royek 1 minimal sebesar 166 miliar rupiah. +royek 1 adalah upaya khusus yang bukan hanya diharapkan dapat memperluas pembangunan, tetapi $uga mampu menghasilkan se$umlah dana untuk pembangunan proyek A, seperti peningkatan produkti"itas dan e/isiensi pengelolaan negara, hasil sanering, simpanan masyarakat, pen$ualan saham, pen$ualan barang modal3barang konsumsi, serta bantuan teknik dan bantuan program. Setelah 0e'an +eran=ang ,asional (0epernas tuntas menyusun !+,S1 1951 : 1959 pada 1956, ren=ana pembangunan nasional semesta ini kemudian dikukuhkan %+!S melalui )A+ ,o ##.%+!S31956. !+,S1 dibadi dalam delapan buah buah buku terdiri dari 17 $ilid dengan seluruh 15 uraian disusun sepan$ang 1945 paragra/ sesuai dengan angka-angka +roklamasi 17 Agustus 1945. ?ntuk melaksanakan !+,S1, +residen Soekarno melakukan regrouping kabinet men$adi *abinet *er$a ## (17 8ebruari 1956 : 5 %aret 195- dan kemudian *abinet *er$a ### (5 %aret 195- : 1. ,o"ember 195. Setelah le'at dua tahun dalam pelaksanaan +embangunan Semesta, pemerintah tidak melihat adanya kema$uan. +ada bulan %aret 195., +residen Soekarno dalam amanat kepresidenannya men=anangkan suatu kebi$akan ekonomi, yang dikenal sebagai 0eklarasi <konoimi (0ekon. 0ekon sesungguhnya dimaksudkan untuk menguraikan metode yang hendak digunakan untuk melaksanakan !en=ana 0elapan )ahun. %enurut 0ekon, pertumbuhan ekonomi akan ter$adi dalam dua tahap. )ahap pertama, adalah periode penataan ekonomi yang si/atnya nasional dan demokratis serta bersih dari sisa-sisa peninggalan imperialisme dan /eodalisme. )ahap kedua adalah tahap pembangunan ekonomi sosialis #ndonesia. Sampai tingkat tertentu, 0ekon men=erminkan maksud pemerintah untuk mengadakan perubahan yang radikal dalam kebi$aksanaan ekonominya. 0ekon mengandung himbauan agar kepemimpinan ekonomi yang baru, memberi bimbingan posti/ paling tidak untuk empat bidang, yakni B penentuan la$u pertumbuhan ekonomi, peningkatan la$u penanaman modal dalam negeri dan asing, pembukan hubungan ekonomi internasional dan penentuan kegiatan ekonomi sektor s'asta, koperasi dan negara. +eran positi/ 'iras'astaan ditekankan oleh 0ekon, khususnya di bidang produk komoditi kebutuhan pokok (sandang-pangan. ?ntuk tu$uan itu, pemerintah mendorong pembentukan 1adan %usya'arah ?saha ,asional ( 1amunas 17 Akan tetapi, selain membayangkan perubahan-perubahan yang si/atnya ekonomis semata-mata, 0ekon terutama menekan keyakinan Soekarno bah'a =ita-=ita ekonomi sosialis #ndoneisa hanya akan ter=apai setelah imperialisme dan /eodalisme dapat dihan=urkan se=ara total di luar negeri maupun di #ndonesia sendiri. ?ntuk mendukung politik luar negeri #ndonesia perlu militer yang kuat, yang selan$utnya akan menyerap sebagian besar anggaran belan$a nasional. Akibatnya lan$u in/lasi meningkat dengan ta$am pada pertengahan pertama pada tahun 195.. %a$elis +ermusya'aratan !akyat Sementara kemudian mengadakan Sidang ?mum *edua di 1andung pada 15 : -- %ei 195.. Sidang ?mum tersebut menghasilkan dua ketetapan, yaitu *etetapan %+!S ,omor ###3%+!S3195. tentang +engangkatan +emimpin 1esar !e"olusi 1ung *arno men$adi +residen !epublik #ndonesia Seumur Hidup dan *etetapan %+!S ,omor #@3F+!S3195. tentang +edoman-+edoman +elaksanaan ;aris-;aris 1esar Haluan ,egara dan Haluan +embangunan yang diamanatkan kepada +residen Soekarno. 1erdasartkan *etetapan tersebut, +residen Soekarno kemudian menerbitkan +enetapan +residen ,omor 1- )ahun 195. tertanggal -4 0esember 195. yang antara lain berisi pengintegrasian 0e'an +eran=ang ,asional ke dalam *abinet *er$a dan dibentuknya sebuah lembaga yang dinamakan 1adan +eren=anaan +embangunan ,asional (1appenas. +ada -7 Agustus 1954, +residen Soekarno membentuk melantik menteri- menteri *abinet 0'ikora menggantikan *abinet *er$a #G Selain untuk memper=epat pelaksanaan !+,S1 1951 : 1959, *abinet 0'ikora dimaksudkan untuk memprioritaskan pelaksanaan program 0'ikora yang 1& saat itu sedang menghangat. *abinet 0'ikora # (-7 Agusrus 1954 : -1 8ebruari 1955 mempunyai 77 menteri. Ada 94 menteri dalam *abinet 0'ikora ## ( -4 8ebruari 1955 : -7 %aret 1955. +ada *abinet 0'ikora ### ( -7 %aret 1955 : -5 4uli 1955, ada 5- menteri. Se$alan dengan perubahan landasan paradigma penyelenggaraan negara dan pembangunan, sistem dan proses peren=anaan periode 1959 : 1955 $uga mengalami perubahan mendasar. +anduan pokok peren=anaan pembangunan periode itu adalah %anipolH?S0<*, sedangkan lembaga yang bertanggung$a'ab menyusun peren=anaan pembangunan adalah 0epernas31apenas. !en=ana pembangunan era 1959 : 1955 merupakan pen$abaran ;1H, yang disahkan %+!S pada 1956. Hasil pen$abaran tersebut berupa !en=ana +embangunan ,asional Semesta 0elapan )ahun (!+,S1 1951 : 1959. !+,S1 1951 : 1959 merupakan !en=ana 4angka +an$ang )ahap +ertama dari berbagai rangkaian ren=ana $angka pan$ang. 0alam $angka 'aktu delapan tahun, ada ren=ana yang ber$alan tiga, empat, dan lima tahun serta proyek-proyek yang sudah dapat berkembang atas dasar self generating tanpa memerlukan lagi in"estasi yang besar. *arena itu, !en=ana +embangunan 4angka +an$ang )ahap +ertama ini dibagi men$adi dua !en=ana 4angka %enengah, yaitu Anak )ahapan *esatu (19 51-1954 dan Anak )ahapan *edua (1954 : 1959. +ada )ahapan *esatu diusahakan terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat seperti sandang, pangan, dan perumahan. Sementara pada Anak )ahapan *edua mulai dibangun proyek- proyek industri, termasuk industri berat. Struktur !+,S1 dibagi dalam beberapa bidang. 0i setiap bidang ada kebi$akan yang men=antumkan 19 program atau pola proyek. +ola proyek terdiri atas dua golongan, yaitu +royek ;olongan A dan +royek ;olongan 1. ?ntuk memperbesar in"estasi, =ara yang ditempuh adalah dengan meningkatkan peman/aatan dan pengolahan kekayaan alam melalui pengembangan +royek 1, yaitu proyek-proyek khusus yang diharapkan dapat menghasilkan dana (peningkatan e/isiensi perusahaan negara untuk membiayai +royek A dan sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi. )ermasuk dalam +royek 1 adalah, (1 minyak bumi, yakni hasil pengolaan dan modal ker$a yang masuk ke dalam negeri7 (- kayu7 (. perikanan laut 7 (4 kopra 7 (5 karet7 (5 tumah 7 (7 alumunium dan (& turisme. +royek 1 diharapkan menigkatkan pendapatan nasional sebesar 5,75 I. 0engan adanya +royek A dan +royek 1, pendapatan nasional akan naik sekitar 16 persen per tahun (4,..I dari +royek A ditambah 5,75 I dari +royek 1. 1ila $umlah penduduk bertambah -,. I per tahun maka kese$ahteraan masyarakat #ndonesia akan naik sebesar 7,7 I persen per tahun. *enaikan ini tentu sangat berarti dan hampir sama dengan tingkat kese$ahteraan rakyat di negara lain yang $uga sedang membangun, terutama negara-negara sosialis. Sebagaimana diketahui, enam kebi$akan !+,S1 di$abarkan dalam delapan program dan .-5 proyek yang di=obalaksanakan selama delapan tahun ( 1951 : 1959. ,amun, karena pada akhir September 1955 ter$adi sebuah peristi'a yang kelam, program dan proyek-proyek dimaksudkan tidak dapat direalisasikan sesuai dengan ran=angan semula. Se=ara keseluruhan !+,S1 hanya berlangsung selama empat tahun (1951 : 1955, khususnya pada Anak )ahapan *esatu (1951 : 1954. -6 !en=ana 0elapan )ahun dan 0ekon mengalami kegagalan. 0i dalam pidato %+!Snya pada 11 April 1955, Soekarno siap mengakui kegagalan !en=ana itu karena dua alasan. +ertama, para mana$er militer yang sudah disebutkan yang diserahi tugas melaksanakan ren=ana itu merusak hampir se=ara sistimatis. Hubungan kompleks di antara para mana$er militer dan per'ira menengah, yang pertama mernyuap yang kedua sebagai balasan untuk dukungan politis. +enyebab kedua terletak pada kegagalan mengekang in/lasi yang bersi/at spriral, yang in/lasi ini disebabkan oleh pengeluaran militer yang berlebihan-terutama berkaitan dengan kebi$akan kon/rontasi dengan %alaysia : dan pelaksanaan 0ekon yang setengah hati.
Sebaliknya 0ekon tidak berhasil sebagian karena ia bergantung kepada bantuan asing di dalam kredit untuk mengimpor barang-barang konsumsi dan penerapan proyek-proyek peningkatan produksi. Amerika Serikat adalah pemberi bantuan yang paling penting. *etika men$adi $elas bah'a #ndonesia melan=arkan kon/rontasi, AS menarik bantuannya. Sekarang semuanya men$adi terlalu $elas bah'a berbagai adiministrator sipil dan komandan militer yang bertugas dalam pelaksanaan Sosialisme Indonesia, hanya berpura-pura sa$a patuh kepada Soekarno ketika mengumumkan pengabdian mereka kepada proses sosialisasi. %engantisipasi dengan tepat bah'a sosiliasi proses produksi #ndonesia bagaimanapun akan gagal, AS telah menun$ukkan kesediaan untuk mendukung 0ekon yang 9anti-imperialisme9 hanya untuk men=egah Soekarno berpaling ke ?ni So"iet sekali lagi. Akan tetapi, kebi$akan kon/rontasi terhadap %alaysia yang tidak diharapkan tidak sesuai dengan -1 ran=angan Asia )enggara-nya. Cleh karena itu AS menarik bantuannya dari #ndonesia. +emerintah #ndonesia terpaksa tergopoh-gopoh men=ari dukungan /inansial lainnya untuk memulai 0ekon. +ada tanggal -5 %ei 195., dikeluarkan 14 peraturan pelaksanaan 0ekon. Akan tetapi bertentangan dengan maksud-maksud yang diakui 0ekon, peraturan-peraturan ini segera mengakibatkan naiknya harga, dengan demikian mengganggu kehidupan rakyat banyak. Subsidi pemerintah di beberapa 'ilayah kehidupan dihapus. Crang kereta api naik hingga .66 persen. Cngkos bus naik dua kali lipat dan pesa'at naik hingga 566 persen. 0i dalam /asilitas-/asilitas publik tari/nya melon$ak hingga 466 persen untuk layanan listrik dan air ledeng. Cngkos pos dan telegra/ naik hingga 466 persen. Cngkos pos dan telegra/ naik hingga 466 persen. )ampak peningkatan harga ini segera dirasakan di pasar untuk sebagian barang- barang konsumsi pokok. ;a$i dan upah $uga naik di dalam periode ini tetapi tidak =ukup untuk menge$ar harga-harga yang melon$ak. Sadar akan bahayanya potensial yang tersembunyi di dalam in/lasi seperti itu, pemerintah mengadakan suatu sistem untuk menyalurkan barang-barang konsumsi pokok kepada persnel angkatan bersen$ata dan pe$abat pemerintah, praktik yang segera diikuti perusahaan-perusahaan negara dengan produk utama yang dibagi-bagikan adalah beras, gula, $angung, dan minyak goreng sa'it. %eskipun ada sistem yang men$amin ketersediaan se$umlah barang-barang pokok melalui harga-harga yang disubsidi, kehidupan para peker$a dan /asilitasnya $auh dari memuaskan karena $umlah makanan yang di$atahkan -- tidak =ukup. Hal ini sering mengakibatkan perubahan radikal menu harian yakni bahan pokok beras yang biasa digunakan untuk diganti dengan $agung atau ubi kayu. 0alam kasus lain rakyat terpaksa mengurangi makan sekali atau bahkan dua kali sehari. *onsekuensi-konsekuensi lain dari tidak men=ukupi ga$i dari pemerintah adalah perburuan peker$aan tambahan dan sambilan, serta dorongan melakukan korupsi. 0i dalam /irma dan perusahan besar sistem penyaluran beras dan bahan pokok lainnya $uga diperkenalkan untuk men$amin kelangsungan hidup para peker$a. Seperti yang dapat diharapkan pemberian ransum di sini dilaksanakan dengan =ara yang lebih e/ekti/ dan memuaskan. ,amun demikian, sebagai penerima upah di dalam situasi in/lasi yang tersebar luas, para buruh harus menambah penghasilan di ba'ah keadaan yang sangat sukar itu. 0ilihat dari perspekti/ ini, kebi$akan <konomi )erpimpin ternyata adalah suatu kegagalan yang menyebabkan kemiskinan peker$a kasar dan $uga intelektual. +ada tahun 1954 ekonomi #ndonesia berada di tepi keruntuhan. %usuh- musuh 0emokrasi )erpimpin bersikeras bah'a keka=auan ekonomi disebabkan oleh kebodohan Soekarno, seperti *on/rontasi #ndonesia : %alaysia, +embangunan +royek %er=u Suar. Akan tetai ironisnya, $ustru re>im militer yang menggantikannya, $ustru menggunakan bangunan tersebut. Akan tetapi, musuh-musuh 0emokrasi )erpimpin sendiri mempunyai peran di dalam keruntuhan ekonomi negeri itu. Salah satunya adalah +erusahan *ian ;'an yang berbasis di )ai'an, dalam tindakan balasan atas penyitaan miliknya di #ndonesia. +erusahaan ini mulai merintangi pembelian beras #ndonesia untuk penduduk. ?ntuk itu ia membeli sebagian besar surplus panen beras di )hailand dan 1urma guna merintangi impor beras pemerintahan Soekarno. Salah satu penasehat -. terpenting *ian ;'an adalah Soemitro 0$o$ohadikusumo. *etika masa kon/rontasi, banyak orang #ndonesia yang merupakan komprador imperialisme AS dan beroperasi di Singapora pindah ke Hongkong. 0i sini mereka memaksa perusahaan-perusahan milik negara #ndonesia men$ual produk-produk pertaniannya dengan harga yang sangat rendah. 0i=ekik oleh kekuasaan ekonomi imperialisme Amerika-#nggris-4epang yang lebih unggul di Asia )imur dan Asia )enggara, pemerintah Soekarno terpaksa berpaling ke negara-negara sosialis untuk hubungan perdagangan. #ndonesia membangun hubungan yang erat dengan !epublik !akyat @ina pada 1954 bukan hanya untuk membuka /ront diplomatik tetapi $uga untuk mengembangkan perdagangan internasional. 4ohn !einhard menun$ukkan dengan sangat bagus rangkaian logis peristi'a-peristi'a yang bersi/at tak terelakan. AS menangguhkan bantuan ketika #ndonesia memulai kon/rontasi. Hal ini ter$adi pada akhir tahun 195.7 pada %aret 1954 Soekarno membuat pernyataan yang terkenal 9 go to hell 'ith your aid 9 di hadapan 0uta 1esar Ho'ard 4ones. )er$adi demontrasi-demontrasi anti-Amerika, penyerangan terhadap personel 2ayanan #n/ormasi Amerika Serikat (?S#S, penangguhan pelatihan militer di Amerika Serikat, perampasan perkebunan karet Amerika danm properti minyak, peralihan ke negara-negara sosialis untuk men=ari bantuan, dan akhirnya pengumuman +oros Anti-#mperialis 4akarta-+hnom +enh-Hanoi-+eking-+yongyang di dalam pidato Soekarno 17 Agustus 1955 yang disusul dengan rangkaian yang =epat. Soekarno menarik #ndonesia keluar dari Dorld 1ank dan mengan=am lebih $auh akan menasionalisasi properti AS $ika Amerika meneruskan 9 sikapnya yang bermusuhan 9. *udeta Cktober ter$adi kurang dari dua bulan setelah pengumuman poros itu. -4 %akalah ini dipresentasikan pada a=ara bedah buku Ekonomi Berdikari Sukarno. yang diselenggarakan oleh *omunitas 1ambu di 8reedom #nstitute pada -5 4uni -614. (ibliogra+i Al-!ahab, Amiryddin. -614. Ekonomi Berdikari Sukarno. 4akarta B *omunitas 1ambu. @ald'ell , %al=om J <rnst ?tre=ht . -611 Sejarah Alternatif Indonesia . Kogyakarta B 0$aman 1aroe. -5 0$uhartono. 1955 . Wejangan Revolusi Kara Bung Karno . 4akarta B Kayasan +enyebar +an=asila. %uhamini, Kahya A . 1996. Bisnis dan !olitik. Kebijaksanaan Ekonomi Indonesia "#$% & "#'%. 4akarta B 2+.<S. . %ustapadid$a$a A! et al (ed -61-. Bappenas dalam Sejarah !erencanaan !embangunan Indonesia "#($ & )%)$. 4akarta B 2+.<S. S$amsuddin, ,a>aruddin (ed. Soekarno. 19&&. !emikiran !olitik dan Kenataan !raktek. 4akarta !ahard$o, #mam )oto dan Herdianto D* (ed Bung Karno dan Ekonomi Berdikari . 4akarta B ;rasindo. -5