You are on page 1of 9

P

a
g
e


1

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT, karena atas
rahmat dan karunia-Nya penulis telah menyelesaikan makalah yang membahas
tentang PROSES PENYULINGAN AIR LAUT. Sholawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya,
sahabat-sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya dan semoga mendapat
safaatnya.
Makalah ini merupakan hasil studi pustaka dengan materi tentang
destilasi . Pembahasan di dalamnya didapatkan dari buku pelajaran, browsing
internet.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan walaupun sudah diusahakan semaksimal mungkin. Oleh karena itu,
kepada pembaca penulis harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,
sehingga penulis dapat lebih maksimal dalam menyusun makalah.
Akhirnya, penulis ucapkan terima kasih, teriring doa Jazakumullohu
Khoiron Katsiiro kepada semua pihak atas dukungan dan bantuannya sehingga
penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Semoga Alloh SWT membalas
kebaikannya. Amin ..

Garut, Oktober 2012


Penyusun


P
a
g
e


2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
I.1. Latar Belakang Masalah ............................................................
I.2. Tujuan penulisan....................................................
I.3. Ruang Lingkup Penulisan ..........................................................
I.4. Metode Penulisan .....................................................................
3
3
3
3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3
1. Sejarah Destilasi .
2. Cara kerja proses destilasi air laut...
3. Alat-alat..
4. Keuntungan. ..
5. Hambatan..
4
5
6
6
6

BAB III PENUTUP

8








P
a
g
e


3

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Air minum sangat dibutuhkan untuk menunjang kelangsungan hidup bagi setiap
individu. Manusia mampu bertahan hidup tanpa makan dalam beberapa minggu,
namun tanpa air manusia akan mati dalam beberapa hari saja. Sebagian besar
masyarakat perkotaan di Indonesia telah mengkonsumsi air sehat walaupun belum
tentu layak minum. Air layak minum memerlukan persyaratan tertentu khusus.
Kita ketahui, sumber air berasal air tanah, mata air, air sungai, danau dan air laut.
Untuk lebih mudahnya ditinjau dari kandungan air didalamnya maka air laut amat
sedikit digunakan untuk diolah menjadi air layak pakai dan layak minum. Hal ini
disebabkan karena air laut memiliki kandungan lebih komplek khususnya garam
yang memerlukan peralatan khusus untuk memisahkannya. Disamping itu
kandungan garam (NaCl) cukup banyak didalam air laut jika dibandingkan dengan
air yang berasal dari sumber lainnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis akan membahas tentang destilasi air
laut.

B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui tentang bagaimana proses
destilasi. Terutama tentang destilasi air laut.

C. RUANG LINGKUP PENULISAN
Makalah ini menyajikan materi antara lain:
a) Sejarah Destilasi
b) Cara kerjadan alat-alat proses destilasi
c) Keuntungan & Hambatan proses destilasi

P
a
g
e


4

BAB II
PEMBAHASAN
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan.
[1]
Zat yang memiliki titik didih
lebih rendah akan menguap lebih dulu.
[1]

Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa.
[2]
Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen
akan menguap pada titik didihnya.
[2]
Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum
Raoult dan Hukum Dalton.
[2]

Apabila kita ingin mendapatkan air murni dari air tidak murni, misalnya dari air
laut, maka kita bisa memperolehnya dengan melakukan proses penyulingan
(distilasi). Penyulingan merupakan suatu proses untuk mendapatkan zat cair murni
dari zat cair tidak murni. Prinsip kerja dari penyulingan adalah memanfaatkan
perbedaan titik didih zat cair.

air tidak murni dimasukkan ke dalam labu tahan panas, kemudian labu dipanaskan
hingga air dalam labu mendidih dan menguap. Uap air yang terbentuk kemudian
dialirkan melalui pipa. Di dalam pipa dipasang kondensor (pendingin) yang berisi air
mengalir dengan arah aliran yang berlawanan dengan arah aliran uap air.
Akibatnya, uap air murni yang mengalami kontak dengan air dingin mengalami
pengembunan dan terbentuk titik-titik air murni yang semakin lama semakin
banyak. Air murni tersebut kemudian ditampung dalam gelas atau tabung.


P
a
g
e


5

I. SEJARAH DESTILASI
Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama
masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya
permintaan akan spritus.
[3]
Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan
rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil
menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4.
[3]

Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli-ahli kimia Islam pada
masa kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh Al-Razi pada pemisahan alkohol
menjadi senyawa yang relatif murni melalui alat alembik, bahkan desain ini
menjadi semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan distilasi skala mikro,
The Hickman Stillhead dapat terwujud.
[3]
Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyan (721-
815) yang lebih dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan tentang uap anggur yang
dapat terbakar.
[3]
Ia juga telah menemukan banyak peralatan dan proses kimia
yang bahkan masih banyak dipakai sampai saat kini.
[3]
Kemudian teknik
penyulingan diuraikan dengan jelas oleh Al-Kindi (801-873).
[3]

Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah pemisahan minyak
mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk
transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dll
[1]
. Udara didistilasi menjadi
komponen-komponen seperti oksigen untuk penggunaan medis dan helium untuk
pengisi balon.
[4]
Distilasi juga telah digunakan sejak lama untuk pemekatan alkohol
dengan penerapan panas terhadap larutan hasil fermentasi untuk menghasilkan
minuman suling.




P
a
g
e


6

II. Cara Kerja Proses Destilasi Air Laut
proses destilasi atau proses
penyulingan. Air laut dengan
kandungan berbagai zat
dipisahkan dengan cara
pemanasan sehingga unsur
air akan menguap.
Selanjutnya uap air ini didinginkan menjadi titik air yang selanjutnya dapat
ditampung menjadi sekumpulan air bersih layak pakai dan minum. Komponen lain
seperti logam atau garam yang ada dalam air laut akan tertinggal dengan
sendirinya berdasarkan kaedah gravitasi .
Proses distilasi air laut untuk menghasilkan air layak pakai dan layak minum
sangat sederhana. Air laut dipanasi dalam ruangan sehingga menghasilkan uap air.
Kemudian uap air dikondensasi sehingga menjadi butiran air yang menempel
dinding dan dikumpulkan. Air yng dihasilkan sudah layak pakai. Untuk menjadikan
air layak minum dengan teknologi penyinaran ultra violet yang dilakukan secara
intermitten dapat membunuh kuman yang ada dalam air sehingga produk air
menjadi sehat dan layak minum.
Sinar surya yang digunakan untuk pemenasan dalam proses distilasi ini tidak
dilakukan secara langsung tetapi melalui Photo Voltage (PV) dirubah menjadi
energi listrik yang kemudian melalui inverter energi ini digunakan sebagai pemanas
coil air yang akan diuapkan. Pada sore dan malam hari energi listrik untuk
pemanas coil diganti dengan sinar infra red sehingga proses ini terus berjalan
hingga keesokan paginya matahari menyinari bumi kembali dan PV dapat
memanfaatkannya. Melalui teknologi ultra violet yang juga diperoleh dari sinar
matahari air di sterilisasi dengan sinar ini sehingga layak minum.


P
a
g
e


7


III. ALAT-ALAT:
Berikut adalah susunan rangkaian alat distilasi
sederhana:
1. wadah air
2. labu distilasi
3. sambungan
4. termometer
5. kondensor
6. aliran masuk air dingin
7. aliran keluar air dingin
8. labu distilat
9. lubang udara
10. tempat keluarnya distilat
13. penangas
14. air penangas
15. larutan zat
16. wadah labu distilat
IV. Keuntungan dan Hambatan
Penggunaan cara destilasi ini cukup sederhana dan bisa dengan
menggunakan alat yang sederhana dan mudah didapat.
Namun demikian proses ini memerlukan bahan bakar yang cukup banyak
sehingga belum seimbang antara pengeluaraan bahan bakar dengan output
yang dihasilkan. Berbagai penelitian terhadap kemungkinan pemanfaatan air
laut untuk dijadikan air layak pakai dan minum telah dilakukan dengan
berbagai jenis dan tipe peralatan pendukungnya termasuk didalamnya

P
a
g
e


8

tentang penggunaan bahan bakar untuk proses yang dilakukan. Penggunaan
bahan bakar minyak atau fosil untuk masa yang akan datang haruslah
dipertimbangkan secara baik, karena semakin lama semakin mahal dan
persediaan bahan bakar ini semakin menipis. Sehingga penggunaan sinar
matahari atau juga lazim disebut sinar surya dapat digunakan mengganti
energi fosil ini.






















P
a
g
e


9


BAB III
PENUTUP
Demikian makalah ini saya susun. Saya menyadari tentunya makalah ini jauh dari
sempurna, maka dari itu mohon saran dan kritik yang dapat membangun dari
pembaca. Akhirnya saya mengucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila dalam
penulisan terdapat kalimat-kalimat yang kurang dapat dipahami agar menjadi
maklum. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya pribadi
dan bagi pembaca pada umumnya.

You might also like