You are on page 1of 29

Case Report

morbus hansen

ahmad suheil p. , s.ked
haryani dwita, s.ked


Preceptor
dr. M. Syafei Hamzah, SpKK

SMF KULIT DAN KELAMIN
RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
Juni 2013
Identitas Pasien
Nama : An. A
Umur : 9 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Teluk Betung
Suku bangsa : Jawa
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Status : Belum menikah

Anamnesis


Keluhan utama : Bercak kemerahan
yang terasa baal

Keluhan tambahan : -

Riwayat Penyakit

Pasien datang ke poliklinik RSUD Abdul muluk
dengan keluhan muncul bercak berwarna
kemerahan pada pipi kanan, lipat lengan kiri,
telinga kanan,pergelangan tangan kanan, Paha
kanan dan paha kiri sejak 2 bulan yang lalu.
Pada awalnya bercak kemerahan terasa nyeri
dan mengalami penebalan dibandingkan kulit
sekitar yaitu pada bagian pipi kanan, lipat
lengan kiri, pergelangan tangan kanan,paha
kanan dan paha kiri. Dalam 1 bulan terakhir os
mengaku bercak kemerahan tersebut terasa
baal. Bercak kemerahan lama kelamaan
mengalami pengelupasan atau mengering dan
sebagian kulit menjadi berwarna lebih gelap
dibandingkan kulit sekitar. Os sering berusaha
mengelupaskan bagian bercak yang telah
mengering tersebut.


Keluhan demam disangkal pasien,
keluhan alis mata dan bulu mata rontok
disangkal, keluhan sandal terlepas sendiri
saat berjalan disangkal, kesulitan berjalan
atau menggenggam disangkal.
Riwayat kontak dengan pasien lepra : (+)
yaitu ibu pasien
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang
serupa sebelumnya.
Riwayat alergi (-)

Riwayat Penyakit keluarga :
Ibu pasien seorang penderita lepra sekitar 4
tahun
yang lalu dan telah mendapatkan pengobatan
lepra selama 9 bulan dan terakhir minum obat
2 bulan yang lalu.

Pengobatan yang pernah di dapat :
Mulai pengobatan sekitar 1,5 bulan yang lalu, os
mengaku diberi obat minum sebanyak 5 butir.

Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Status gizi : Cukup
Tanda vital
Tekanan darah : Tidak dilakukan
Nadi : 90 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,8
0
C
Thoraks : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
KGB : Tidak ada pembesaran
Status Dermatologis
Lokasi :
Regio buccalis dextra , auricula dextra,
wrist joint
dextra, antebrachii sinistra, regio genu
sinistra

Inspeksi :
Tampak plak eritem multiple berukuran
plakat dengan skuama dan krusta di
beberapa tempat dengan batas tegas
Tampak makula eritem soliter berukuran
plakat ekskoriasi pada beberapa tempat
dan berbatas tegas.

Pemeriksaan :
Pemeriksaan anastesi terhadap rasa nyeri pada
tempat lesi (+) dari pada kulit normal.
Pemeriksaan anastesi terhadap rasa raba pada
tempat lesi (+) dari pada kulit normal
N.Auricularis magnus tidak mengalami
pembesaran.
N. Ulnaris sinistra tidak mengalami
pembesaran, anastesi pada ujung jari anterior
kelingking dan jari manis (-), clawing kelingking
dan jari manis (-).
N. medianus anastesi pada ujung jari anterior
ibu jari, telunjuk,jari tengah (-), mampu
adduksi ibu jari (+), clawing ibu jari, telunjuk
dan jari tengah (-), kontraktur (-)
N. radialis : anastesi dorsum manus , ujung
proksimal jari telunjuk (-), wrist drop (-),
mampu ekstensi jari- jari atau pergelangan
tangan.
N. Poplitea lateralis : anatesri tungkai
bawah, bagian lateral dan dorsum pedis (-
), foot drop (-

Resume
Pasien anak, An. A, 9 tahun, pelajar. Pasien
datang ke poliklinik RSUD Abdul muluk dengan
keluhan muncul bercak berwarna kemerahan
pada pipi kanan, lipat lengan kiri, telinga
kanan,pergelangan tangan kanan, dan paha kiri
sejak 2 bulan yang lalu. Pada awalnya bercak
kemerahan terasa nyeri dan mengalami
penebalan dibandingkan kulit sekitar yaitu pada
bagian pipi kanan, lipat lengan kiri, pergelangan
tangan kanan,paha kanan dan paha kiri. Dalam
1 bulan terakhir os mengaku bercak kemerahan
tersebut terasa baal. Bercak kemerahan lama
kelamaan mengalami pengelupasan atau
mengering dan sebagian kulit menjadi berwarna
lebih gelap dibandingkan kulit sekitar. Os sering
berusaha mengelupaskan bagian bercak yang
telah mengering tersebut.


Keluhan demam disangkal pasien, keluhan alis
mata dan bulu mata rontok disangkal, keluhan
sandal terlepas sendiri saat berjalan disangkal,
kesulitan berjalan atau menggenggam
disangkal.
Riwayat kontak dengan pasien lepra : (+) yaitu
ibu pasien

Status generalis dalam batas normal. Status
dermatologis pada Regio buccalis dextra ,
auricula dextra, wrist joint dextra, antebrachii
sinistra, regio genu sinistra tampak Tampak
plak eritem multiple berukuran plakat dengan
skuama dan krusta di beberapa tempat dengan
batas tegas, tampak makula eritem soliter
berukuran plakat ekskoriasi pada beberapa
tempat dan berbatas tegas.
Diagnosa Banding
Morbus Hansen/ lepra
Psoriasis
Tinea korporis

Diagnosa


MORBUS HANSEN TIPE MULTIBASILER
Penatalaksanaan
Non medikamentosa
Menjelaskan pada pasien bahwa penyakit ini
bisa disembuhkan, tetapi pengobatan akan
berlangsung lama, antara 12-18 bulan, untuk
itu pasien harus rajin mengambil obat di
puskesmas dan tidak boleh putus obat.
Penyakit ini mengganggu saraf, sehingga
pasien akan merasakan mati rasa, oleh
karena itu disarankan agar pasien
menghindari trauma agar tidak
memungkinkan terjadinya infeksi lain

Medikamentosa
Dapsone Rifampisin Clofazimin
Dewasa
50-70 kg
100 mg
Setiap
Hari
600 mg
Sebulan
sekali di
bawah
pengawasan
50 mg
Setiap
hari
DAN 300 mg
Sebulan
sekali di
bawah
pengawasan
Anak
10-14
tahun *
50 mg
Setiap
hari
450 mg
Sebulan
sekali di
bawah
pengawasan
50 mg
Setiap
hari
DAN 150 mg
Sebulan
sekali di
bawah
pengawasan
*
Menyesuaikan dosis tepat untuk anak kurang dari
10 tahun. Misalnya, dapson 25 mg sehari,
rifampisin 300 mg diberikan sebulan sekali di
bawah pengawasan, klofazimin, 50 mg diberikan
dua kali seminggu, dan klofazimin 100 mg
diberikan sebulan sekali di bawah pengawasan


PROGNOSIS

Dubia ad bonam

Pemeriksaan Anjuran

1. Pemeriksaan bakterioskopik
2. Pemeriksaan Lepromin

Prognosis

Dubia ad bonam
PEMBAHASAN


1. Apakah diagnosis pada kasus ini sudah
tepat?
2. Apakah faktor penyebab terjadinya
morbus hansen?
3. Apakah penanganan pada kasus ini
sudah tepat?

Apakah diagnosis pada kasus ini
sudah tepat?


Penegakan diagnosis pada kasus ini
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik, Dari literature dijelaskan bahwa
diagnosis ditegakkan jika didapatkan 2 dari
3 tanda kardinal pertama atau ditemukan
BTA. Tanda kardinal morbus Hansen yaitu :
Anesthesia : pada daerah yang terkena
Pembesaran saraf : pada tempat predileksi
Lesi Kulit : Lesi tuberkuloid, pada psien
berkulit gelap, berwarna hipopigmentasi,
baik makular atau infiltrate, pada pasien
berkulit terang, warna lesi seperti tembaga
berwarna merah.
Pemeriksaan laboratorium pada lesi tipe
lepromatosa atau borderline ditemukan BTA.
Pada pasien ini kriteria tersebut terpenuhi yaitu
dari anamnesis pasien mengeluhkan bercak
merah dikulit, yang terasa baal kemudian
didukung oleh pemeriksan fisik pada inspeksi
tampak lesi dikulit berupa plak eritematous
berskuama berbatas tegas dan lesi tersebut
anesthesia (+) setelah dilakukan tes raba dan
tes tusuk. Lesi pada pasien ini lebih dari 5 buah
sehingga untuk klasifikasinya didiagnosis morbus
Hansen multibacillary, hal ini mengingat pada
pasien ini belum dilakukan pemeriksaan BTA.


Apakah faktor penyebab
terjadinya morbus hansen?

Kuman penyebab adalah Mycobacterium leprae
yang ditemukan oleh G.A.HANSEN pada
tahun 1874 di Norwegia
1
.Kuman ini bersifat
obligat intrasel, aerob, tidak dapat dibiakkan
secara in vitro , berbentuk basil Gram positif
dengan ukuran 3 -8m x 0,5m, bersifat
tahan asam dan alkohol.Kuman ini memunyai
afinitas terhadap makrofag dan sel Schwann,
replikasi yang lambat di sel Schwann
menstimulasi cell-mediated immune response
, yang menyebabkan reaksi inflamasi kronik.

Apakah penanganan pada kasus
ini sudah tepat?

Penatalaksanaan sudah baik dan sudah
mengikuti standar yang dianjurkan yaitu :
Penatalaksanaan
Non medikamentosa
Menjelaskan pada pasien bahwa penyakit ini
bisa disembuhkan, tetapi pengobatan akan
berlangsung lama, antara 12-18 bulan, untuk
itu pasien harus rajin mengambil obat di
puskesmas dan tidak boleh putus obat.
Penyakit ini mengganggu saraf, sehingga
pasien akan merasakan mati rasa, oleh
karena itu disarankan agar pasien
menghindari trauma agar tidak
memungkinkan terjadinya infeksi lain

Medikamentosa
Dapsone Rifampisin Clofazimin
Dewasa
50-70 kg
100 mg
Setiap
Hari
600 mg
Sebulan
sekali di
bawah
pengawasan
50 mg
Setiap
hari
DAN 300 mg
Sebulan
sekali di
bawah
pengawasan
Anak
10-14
tahun *
50 mg
Setiap
hari
450 mg
Sebulan
sekali di
bawah
pengawasan
50 mg
Setiap
hari
DAN 150 mg
Sebulan
sekali di
bawah
pengawasan
*
Menyesuaikan dosis tepat untuk anak kurang dari
10 tahun. Misalnya, dapson 25 mg sehari,
rifampisin 300 mg diberikan sebulan sekali di
bawah pengawasan, klofazimin, 50 mg diberikan
dua kali seminggu, dan klofazimin 100 mg
diberikan sebulan sekali di bawah pengawasan


THANK YOU

You might also like