You are on page 1of 4

Indentifikasi Senyawa Hidrokarbon dan Senyawa Organik Jenuh

dan Tidak Jenuh



Judul : Indentifikasi Senyawa Hidrokarbon dan Senyawa Organik Jenuh dan Tidak Jenuh


I. Tujuan Percobaan
Mengetahui kelarutan dari senyawa hidrokarbon alifatis dan aromatis.
Mengetahui kekhasan dari hidrokarbon Alifatik (Alkana) dan hidrokarbon Aromatik (benzena).
Menentukan sifat dari benzena jika dijadikan sebagai pelarut.
Menetukan nutrisi dari benzena.

II. Prinsip Percobaan

Hidrokarbon merupakan persenyawaan organik yang paling sederhana karena hanya terdiri dari atom
karbon dan atom hidrogen. Hidrokarbon dibagi dalam dua kelompok, yaitu: hidrokarbon alifatik dan
hidrokarbon aromatik. Yang termasuk hidrokarbon aromatik ialah benzena.Benzena ditemukan pertama
kali oleh Paraday pada tahun 1825 berupa cairan dari gas pembakaran dan senyawa ini mempunyai
rumus perbandingan C-H dari berat molekul dapat diketahui rumus molekulnya adalah C6H6.

Teori Dasar
Hidrokarbon merupakan persenyawaan organic yang paling sederhana yang hanya terdiri dari atom
karbon dan atom hidrogen.Meski secara biologis persenyawaan-persenyawaan hidrokarbon tidak
penting, tetapi persenyawaan-persenyawaan biologis dapat dipandang sebagai turunan dari hidrokarbon
(hidrokarbon dipandang sebagai persewaan induk). Keluarga Hidrokarbon dapat digambar dalam
diagram yang dilukiskan pada gambar berikut :
Hidrokarbon Hidrokarbon Alifatik Hidrokarbon Aromatik.
Alkana
Alkena
Alkuna
Semua persenyawaan hidrokarbon bersifat non pokar, sehingga ikatan antar molekulnya sangat lemah.
Karena itu hidrokarbon yang berat molekulnya rendah berbentuk gas. Karena sifat non polar ini,
hidrokarbon akan mudah larut dalam pelarut-pelarut berpolaritas rendah seperti karbon tetraclorida
(CCl3), chloroform (CHCl3), benzena (C6H6) dan eter (R-O-R). Selain itu hidrokarbon mempunyai
kerapatan yang lebih kecil dari air (http://labdasar.trunojoyo.ac.id/buku%20Organik.pdf)
Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen
(H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai
tersebut.Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik.
Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom
hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua atom
karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6.
Propana memiliki tiga atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2n+2).
Senyawa ini merupakan senyawakarbon paling sederhana yang terdiri dari atom karbon(C)dan
hidrogen(H).sampai saat ini terdapat lebih kurang 2 juta senyawa hidrokarbon.sifat senyawa-senyawa
hidrokarbon ditentukan oleh struktur dan jenis ikatan koevalen antar atom karbon.oleh karena itu,untuk
memudahkan mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak,para ahli melakukan
1. berdasarkan bentuk rantai karbon,hidrokarbon digolongkan menjadi tiga,yakni:
a. Hidrokarbon alifatik
Alkana
Alkena
Alkuna
b. Hidrokarbon alisiklik
c. Hidrokarbon aromatik

2. berdasarkan jenis ikatan antar atom : Hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh.
Berdasarkan ikatan yang terdapat pada rantai karbonnya, hidrokarbon dibedakan menjadi :
1) Hidrokarbon jenuh, yaitu hidrokarbon yang pada rantai karbonnya semua berikatan tunggal.
Hidrokarbon ini disebut juga sebagai alkana.
2) Hidrokarbon tak jenuh, hidrokarbon yang pada rantai karbonnya terdapat ikatan rangkap dua atau
rangkap tiga.

Hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap dua disebut alkena dan hidrokarbon yang mengandung
ikatan rangkap tiga disebut alkuna:
1. Alkana
Alkana merupakan hidrokarbon alifatik jenuh yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan
karbon-karbonnya merupakan ikatan tunggal. Alkana juga disebut parafin yang berarti mempunyai daya
ainitas kecil (sukar bereaksi).
2. Alkena
Alkena adalah senyawa hidrokarbon yang mempunyai satu ikatan rangkap dua ( C=C ) pada rantai
karbonnya. Sehingga alkena yang paling sederhana mempunyai 2 atom C. Alkena disebuut juga olefin
dari kata olefiant gas (gas yang membentuk minyak).
3. Alkuna
Alkuna adalah hidrokarbon alifatis tak jenuh yang mempunyai satu ikatan rangkap tiga ( C C ) pada
rantai karbonnya. Dibandingkan dengan alkana dan alkena yang sesuai, alkuna mempunyai lebih jumlah
atom (H) yang lebih sedikit.

III. Alat dan Bahan
1. Alat
Tabung reaksi
Labu erlenmeyer
Pipet tetes
Gelas ukur
Pipet gondok

2.Bahan
HNO3 pekat 3 mL
Benzena (C6H6) 1 mL
Etanol 1 mL
Aquades 1 mL
Kristl iodium 1 gram
H2SO4 pekat 1 mL
Parafin 1 mL
Minyak kelapa 1 mL

IV. Prosedur Percobaan

Hidrokarbon Alifatis (Alkana)
1. Masukan 1 mL asam sulfat pekat kedalam tabung reaksi
2. Tambahkan 1 mL alkana (paraffin cair)
3. Kocok hingga berubah warna dan amati

Hidrokarbon Aromatis Benzena (C6H6)
1. Sediakan 2 buah tabung reaksi dan masing-masing tabung diisi dengan 1 mL aquades
2.Tambahkan 1mL etanol pada tiap-tiap tabung kemudian tetesi dengan benzena pada masing-masing
tabung sebanyak 1 mL secara perlahan-lahan
3.Amati perubahan yang terjadi
Sifat benzena sebagai pelarut
1.Sediakan 6 buah tabung reaksi.
2. Tiga tabung masing-masing disi dengan 1 mL aquades dan tiga tabung yang lain, yaitu tabung 4,5,
dan 6 masing-masing diisi dengan 1 mL benzena.
3. Pada tabung 1,2, dan 3 yang berisi aquades tambahkan paraffin pada tabung 1, 1mL minyak kelapa
pada tabung 2 dan 1 gram kristal iodium pada tabung 3.
4. Ulangi perlakuan diataas terhadap tabung reaksi 4,5, dan 6 yang berisi benzena
5. Amati perubahan yang terjadi.
Nutrisi benzena
1.Sediakan 1 tabung reaksi kemudian isi dengan 1 mL asam sulfat pekat.
2. Tambahkan dengan 3 mL asam nitrat pekat secara perlahan-lahan. (lakukan diruang asam)
3. Tetesi dengan 1 mL benzena.
4. Amati perubahan yang terjadi.
5. Tuangkan 25 mL aquades secara perlahan-lahan. (lakukan diruang asam)
6. Amati perubahan yang terjadi.

V. Hasil Pengamatan
Setelah melaksanakan percobaaan diperoleh data sebagai berikut :
Sampel Penambahan pereaksi Pengamatan Gambar pengamatan
Hidrokarbon Alifatis Parafin cair 1ml H2SO4 +1ml parafin cair Parafin tidak larut dalam H2SO4,
membentuk 2 lapisan pada larutan tersebut dengan lapisan parafin diatas H2SO4 dibawah serta
berwarna kekuningan
Hidrokarbon Aromatis (benzena) Benzena 1ml aquades +1ml etanol + 1ml benzena kedalam tabung
dengan perlahan Terdapat 3 lapisan, benzena yang tidak larut membentuk lapisan kedua dengan cincin
berbentuk awan putih
Sifat benzena sebagai pelarut Aquades
Benzena Tabung 1 : 1ml aquades +1ml parafin cair
Tabung 2 : 1ml aquades + 1ml minyak kelapa
Tabung 3 : 1ml aquades + 1 gr kristal iodium
Tabung 4 : 1ml benzena + 1ml parafin
Tabung 5 : 1ml benzena +1ml minyak kelapa
Tabung 6 : 1ml benzene + 1gr kristal iodium Parafin tidak larut dalam air, membentuk 2 lapisan
dengan air dibawah
Minyak tidak larut dalam air, membentuk 2 lapisan dengan minyak dilapisan atas
Larutan kelewat jenuh sehingga kristal iodium tidak terlarut semua dan membentuk endapan berwarna
coklat
Parafin tidak larut dalam benzena sehingga membentuk 2 lapisan dengan parafin dibawah dan terdapat
cincin berwarna seperti pelangi
Minyak kelapa tidak larut dalam benzena dan membentuk seperti pelangi minyak berada dibawah.
Kristal iodium tidak larut sempurna, membentuk endapan dalam larutan berwarna ungu gelap





Nutrisi benzena HNO3 pekat 1ml H2SO4 pekat + 3ml HNO3 pekat (secara perlahan) + 1ml C6H6 + 5 ml
aquades secara perlahan Pada saat penambahan H2SO4 + HNO3 +C6H6 terbentuk 3 lapisan tak
tercampur dengan benzena pada lapisan atas, HNO3 pada lapisan ke-2, dan H2SO4 pada lapsan ke-
3dan ketika ditambahkan aquades ke 3 lapisan tidak tercampur itu menjadi larutan tidak sempurna

VII. Pembahasan
Pada hasil pengamatan diketahui bahwa paraffin tidak larut dalam H2SO4, membentuk 2 lapisan pada
larutan tersebut dengan lapisan paraffin diatas dan H2SO4 dibawah serta berwarna kekuningan. Hal ini
menunjukan bahwa alkana dengan ikatan tunggal bereaksi dengan asam sulfat dalam jumlah sedikit atau
terjadi reaksi pengsulfonatan.Uji ini menghasilkan larutan bening yang terpisah berdasarkan tingkat
kekeruhannya.
Untuk mengetahui sifat benzena sebagai pelarut pada hasil pengamatan diketahui jika terdapat 3 lapisan,
benzena yang tidak larut membentuk lapisan kedua dengan cincin berwarna putih dan berbentuk awan.
Paraffin tidak larut dalam air membentuk 2 lapisan air dibawah, minyak tidak larut dalam air membentuk 2
lapisan minyak diatas, larutan kelewat jenuh sehingga iodium terlarut semua membentuk seperti endapan
berwarna coklat. Hal ini disebabkan karena paraffin dan minyak tidak sesuai dengan tegangan
permukaan antara air dan lemak.
Air dan kristal iodium larutan ini kelewat jenuh sehingga kristal iodium tidak terlarut semua. Paraffin tidak
larut dengan benzena hal ini disebabkan karena paraffin yang tidak terhidrogenasi.Minyak kelapa
tercampur lambat dengan benzena disebabkan minyak kelapa terhidrogenasi sebagian.
Pada nitrasi benzena saat H2SO4 + HNO3 + C6H6 tidak tercampur, tapi ketika ditambahkan aquades
menjadi larutan yang terlarut sempurna, hal ini terjadi karena benzena menjalani nitrasi dengan HNO3
pekat dan H2SO4.Sebagai kualitas dengan nitrasi aromatik yang berupa reaksi 2 tahap, yaitu tahap
cepat dan tahap lambat.

Persamaan Reaksi :
1. Hidrokarbon alifatis
H2SO4 + 2C25H52 22C25H26 + H27 (SO4) 13,5
2. Hidrokarbon aromatis benzena
H2O + CH3CH2OH CH3CH3 + H2 + O2
CH3CH3 + C6H6 CH3CH3 + C6H6
3. Sifat benzena sebagai pelarut
H2O + C25H52 C25H52 + H2O
H2O + minyak H2O + minyak
2 H2O(l) + 2I2(s) 4HI(aq) + O2(g)
C6H6 + C25H52 C6H6 + C25H52
C6H6 + minyak C6H6 + minyak
C6H6 + I2 C6H4I2 + H2
4. Nutrisi benzena
H2SO4 + HNO3 H2 (NO3)2 + H2 (SO)4
H2SO4 + HNO3 + C6H6 H2SO4 + HNO3 + C6H6
H2SO4 + HNO3 + C6H6 + H2O H2SO4 + HNO3 + C6H6 + H2O
VIII. Kesimpulan
Alkana tergolong zat yang sukar bereaksi sehingga disebut parafin yang artinya afinitas kecil
Sifat Benzena yang tidak larut membentuk lapisan ke dua dengan cincin berbentuk awan berwarna
putih.
Benjena sebagai pelarut hanya dapat melarutan senyawa-senyawa polar
Nitrasi Benzene diketahui jika Benzene, as.Sulfat dan as.Nitrat yang masing-masing tidak saling
melarutkan, dapat larut pada pelarut polar (air).




IX. Daftar Pustaka
Fessenden Ralp J & Fessenden Joan S. 1982. Kimia Organik : Edisi Ketiga. Jakarta. Erlangga
http://blog.unnes.ac.id/iw4n/2009/10/09/materi-hidrokarbon/ diakses pada tanggal 29 Februari 2012
http://migasnet02wulan8011.blogspot.com/2010/01/sifat-sifat-hidrokarbon
http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrokarbon.diakses pada tanggal 29 Februari 2012
http://labdasar.trunojoyo.ac.id/buku%20Organik.pdf. Akses tanggal 29 Februari 2012
Indra Mulyani.Blogspot.com.akses : senin, 09 Mei 2011 di 07:20

You might also like