You are on page 1of 5

ANOREKSIA NERVOSA

H. Hanum Nasution
DEFINISI
Anoreksia nervosa merupakan salah satu sindrom yang amat khas mengenai gangguan
somatik yang penyebabnya berasal dari faktor psikis. Anoreksia nervosa adalah gangguan
perilaku yang berkaitan dengan penolakan makan, la dapat merupakan penyerta gangguan
neurotik atau psikotik ataupun sebagai sindrom tersendiri yang disebut dengan istilah anoreksia
idiopatik atau anoreksia esensial.
Istilah anoreksia sebenarnya belum memuaskan banyak penulis, karena ia berarti
"kurangnya nafsu makan". Dalam kepustakaan ditemui banyak istilah untuk menyatakan
anoreksia ini, seperti pubertal emaciation untuk gangguan yang timbul pada usia remaja.
Dewasa ini pengertian anoreksia nervosa lebih banyak diartikan sebagai peristiwa
penolakan makan seseorang, yang biasanya oleh gadis remaja, karena ia takut menjadi gemuk
atau oleh karena sebab histerik lainnya.
Dalam gangguan psikosomatik, yang akan banyak dibahas dalam tulisan berikut adalah
anoreksia nervosa sebagai sindrom tersendiri.
SEJARAH PERKEMBANGAN
Perjalanan sejarah konsep penyakit ini dapat dibagi atas empat tahap. Tahap pertama orang
menghubungkan penyakit ini dengan berbagai proses sugestif. Pada tahap kedua gejala dan
patogenesis sindrom ini sudah lebih jelas didefinisikan Pada tahap ketiga, yaitu pada tahun !",
#immonds menemukan apa yang disebutnya hypophyseal kakeksia, sedangkan pada tahap
keempat dimulailah penjelasannya melalui teori psikoanalttik dan penyelidikan$penyelidikan
fenomenologi.
Tulisan pertama mengenai anoreksia nervosa dipublikasikan pada abad %&I oleh Porta,
dokter dari 'apoli yang berjudul Reflections of the prominent phylosopher St'mone Porta of
Naples on the case of the young daughter delta magna who lived two years without eating
or drinking.
Pada tahun !(! )i*hard +orton menjelaskan mengenai atrofi atau konsumsi dalam
keadaan tegang, hilangnya jaringan tubuh yang terjadi tanpa demam, sering batuk, dan selalu
disertai hilangnya nafsu makan dan gangguan mengenai saluran *erna, berupa dispepsia.
Tahun (,, -ase.ue di kota Paris mempublikasikan suatu studi mendasar mengenai
anoreksia histerika. Dia menyatakan bahwa gangguan ini terjadi oleh karena adanya suatu
keadaan kejiwaan tertentu atau suatu emosi tersembunyi yang dideritanya. Pada tahun yang
sama seorang Inggris, /illiam 0ull, mengemukakan suatu sindrom1 dispepsia histerik yang
diyakininya disebabkan oleh gangguan fungsi saraf vagus pada *abang gaster pada pasien
yang mempunyai predisposisi histerik. 2emudian ia menggunakan istilah anoreksia nervosa untuk
gangguan ini, suatu istilah yang tetap dipergunakan sampai saat ini.
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
+engenai patogenesis anoreksia nervosa ini mun*ul berbagai pendapat, ada yang
berorientasi pada pendekatan se*ara somatik, sedangkan lainnya pada pendekatan se*ara
psikis. Pendekatan somatik berpendapat bahwa sikap patologis mengenai penolakan makan ini
merupakan sesuatu yang terjadi oleh krisis endokrin pada masa pubertas.
+enurut 3elloni pasien anoreksia mempunyai konstitusi kejiwaan yang merintangi adaptasi
yang *epat serta efisien dan menghasilkan sikap bertahan terhadap berbagai sensasi tubuhnya,
dan mereka terutama sulit bertoleransi.
Teori psikoanalisis menerangkan bahwa anoreksia nervosa adalah pernyataan terhenti atau
mundurnya perkembangan kepribadian seseorang pada fase oral. 2eadaan ini dapat disertai
oleh gejala$gejala lain, dan hal ini ada hubungannya dengan kegagalan integrasi sensasi tubuh
yang normal sebagai akibat trauma psikis pada masa kanak$kanak.
Pada anoreksia nervosa yang terpenting bukanlah keadaan hilangnya rasa lapar, tetapi
adalah dorongan. spontan untuk menurunkan berat badan dan kehendak paksa untuk menjadi
kurus. Anoreksia nervosa dapat dipandang sebagai reaksi pertahanan terhadap super ego, yang
dapat menyebabkan perasaan tak berdaya pada tuntutan kenyataan.
GAMBARAN KLINIS
2arakteristik gambaran klinis anoreksia nervosa adalah sitofobia, turunnya berat badan, dan
amenorea. 2etiga gejala utama ini akan disertai pula oleh gejala$gejala lainnya seperti gangguan
endokrin sebagai akibat gangguan gi4inya.
#e*ara somatik gangguan ini dapat pula berupa tubuh menjadi kurus 5emasiasi6, amenorea,
dan gangguan pen*ernaan. 0angguan emasiasi tahap pertama biasanya menurunkan berat
badan sampai 78$"89. :masiasi pada gadis remaja yang disertai amenorea, menurut beberapa
penulis disebabkan oleh berkurangnya kalori dalam makanan sehari$hari dan bukan oleh karena
insufisiensi kelenjar pituitarinya. 0ejala lain adalah rambut kering, kuku menjadi rapuh, tidak
tahan terhadap udara dingin, badan mungkin bertamban lemah, tetapi kadang$kadang masih
tetap kuat. 0angguan saluran *erna terlihat pada adanya lidah yang kotor, perasaan pahit di
mulut, selalu adanya hipoasiditas, menurunnya motilitas, perut gembung, konstipasi dan lain$lain.
Denyut nadi lambat serta tekanan darah menurun. Terlihat adanya halitosis 5keadaan bau
pernafasan yang ofensif6.
Pasien memperlihatkan pula basal metabolic rate yang rendah. 2urva gula darah menjadi
abnormal, yaitu jadi mendatar tetapi bukan seperti kurva pada pasien diabetes melitus. Dalam
urin terlihat menurunnya steroid yang dapat pula disertai hipokalemia dan hiponatremia, yang
selalu disebabkan oleh penggunaan laksansia yang tidak wajar oleh pasien anoreksia nervosa.
+uka pasien mempunyai ekspresi wajah dengan pandangan yang agak kosong, walaupun bila
ditanya ia dapat menjawab la near. Pertanyaan mengenai keadaan emosinya, akan dijawabnya
se*ara berdalih. la biasanya seorang gadis remaja yang belum berumah tangga, seorang yang
mempunyai ke*erdasan *ukup sampai tinggi, berkelakuan baik, dengan moral yang tinggi,
sangat berperasaan, sangat patuh dan hampir tidak mempunyai waktu untuk berpa*aran. la
amat berprestasi, giat dalam pekerjaannya dan aktif dalam organisasi yang dimasukinya.
2e*emasannya terhadap peran seksnya sangat menonjol. +enguruskan badan adalah usaha
yang dianggap penting agar penampilan menarik dan biasanya seorang pasien anoreksia nervosa
sebelumnya adalah seorang gadis berperawakan gemuk. Pasien bersifat hiperaktif, tegang, selalu
mau sempurna, terburu$buru, ambisius, pekerja keras, sangat sensitif, kurang per*aya diri, keras
kepala, tak ada perhatian pada pria. 0ejala kejiwaan lainnya pada pasien anoreksia nervosa
adalah depresi, perasaan serba kurang, merasa gagal dan selalu berahasia.
#e*ara psikodinamik seorang pasien anoreksia nervosa adalah seorang gadis yang sejak
kanak$kanak mempunyai hubungan yang amat ambivalen terhadap ibunya. #ikap si anak yang
menolak makan, berarti suatu pernyataan tidak senang pada orang tuanya 5ibunya6. ;al ini erat
hubungannya dengan dorongan fase oralnya. #eorang gadis yang sedang konflik dengan orang
tua, biasanya merajuk dengan tidak mau makan. Pemberian makanan dari orang tua terhadap
anaknya biasanya merupakan simbol kasih sayang. Pada pasien anoreksia nervosa, sejak masa
anak ia mengembangkan rasa permusuhan terhadap ibunya. 3iasanya ia mempunyai seorang
ayah dengan siapa ia membentuk suatu hubungan yang tak sehat. Dengan ayahnya ia akan
mengadakan identifikasi serta seolah$olah ia ingin menggantikan kedudukan ibunya. <rang
tuanya biasanya mempunyai emosi yang tidak stabil, dan selalu ditemukan faktor endogen 5dalam
keluarga ada yang menderita neurosis dan psikosis6. Ibunya biasanya melarang anaknya ke luar
rumah. Anak$anak biasanya tak dapat bergaul, kesunyian dan selalu hidup terasing dan
berfantasi. 3iasanya orang tuanya adalah orang yang gemar makan dan sangat memperhatikan
masalah masakan, kalori, dan mengawasi makanan anaknya se*ara ketat. +enjelang remaja
anak$anak ini biasanya montok, *erdas, energetik dan disiplin. Perubahan$perubahan yang
menjurus kepada anoreksia nervosa terjadi pada masa remaja. la mulai mudah tersinggung,
menjauhkan diri, berselisih pendapat dengan orang tua, terutama dengan ibunya. 'amun ia tetap
bebas di rumahnya dan men*ari "perlindungan dalam rumah sendiri. #elalu terpikir olehnya akan
menjadi bertambah gemuk dan hal ini membuat ia mulai berdiet. /alaupun mula$mula nafsu
makannya masih ada, tetapi akhirnya ia mulai menolak makan. Dengan berat badan yang
berkurang ia tetap sibuk dengan berma*am$ma*am aktivitas. #ehingga ia sebagai seorang murid
selalu menjadi juara dan murid teladan di sekolahnya. Penolakan makan biasanya dengan *ara
membuangnya atau menyembunyikannya ataupun se*ara memuntahkannya dengan sengaja,
yaitu dengan *ara mengorek kerongkongannya dengan jari setelah makan. 'asihat$nasihat untuk
memperbaiki keadaan ini selalu didengarnya seakan$akan diturutinya, tetapi ternyata hal ini tak
pernah dilaksanakannya. la akan berbohong dan se*ara *erdik ia akan mengelabui orang di
sekitarnya. la aktif bergerak, berpakaian tebal agar terlihat gemuk, berhias agar tidak terlihat
pu*at. /alaupun dirinya sudah sedemikian kurusnya, ia selalu mengatakan dirinya terlalu
gemuk. Pasien anoreksia nervosa dalam bentuk yang pasif masih berupa menolak makan atau
hanya makan sedikit saja, tetapi dalam bentuk yang aktif, mereka sampai menggunakan obat
pen*ahar dan *ara$*ara lain agar muntah. =ara ini mula$mula hanya dapat dilakukan se*ara
paksa, tetapi pada akhirnya dapat terjadi dengan sendirinya. #emua *ara$*ara yang dapat
mempengaruhi pengurangan makan akan dilaksanakan oleh pasien anoreksia nervosa.
DIAGNOSIS BANDING
/alaupun diagnosis anoreksia nervosa pada saat ini dapat ditegakkan setelah melalui
sejumlah pemeriksaan klinis dan berbagai bentuk pengobatan yang diberikan, tetapi pemberian
terapi dipandang dari segi efektivitasnya belum memuaskan.
Pada tahap pertama dalam menghadapi penyakit ini kita harus yakin bahwa tidak ada
sesuatu penyebab organik. #elanjutnya harus pula kita pikirkan adanya penyakit kronik, seperti
tuberkulosis paru, tumor ganas, hipertiroidisme, enteritis kronik, dan diabetes juvenil yang
mungkin menjadi penyebab keluhan anoreksia nervosa.
Anoreksia nervosa sebagai sindrom tersendiri hendaknya dibedakan dengan yang
simtomatik, yaitu sebagai penyerta gangguan neurotik dan psikotik. Demikian pula harus
dibedakan antara anoreksia reaktif yang penyebabnya trauma emosional dan emasiasi
5pengurusan6 yang disebabkan gangguan fungsi mekanik saluran *erna yang akan
menyebabkan kehilangan berat badan oleh spasme esofagus, disfagia fungsional, muntah yang
kronik dan sebagainya.
Penyakit #immond merupakan salah satu diagnosis banding anoreksia nervosa. Dahulu
penyakit ini *ukup membingungkan para klinisi, tetapi dewasa ini telah dapat dibedakan melalui
hal$hal berikut>>
. Penyakit #immond biasanya didapat pada umur dewasa, umumnya pada wanita yang telah
mempunyai anak, sedangkan anoreksia nervosa umur mulai timbulnya penyakit pada masa
pra atau pas*apubertas remaja.
7. Tanda$tanda ketuaan merupakan gambaran karakteristik pada penyakit #immond, seperti
kulit kering dan berkerut. gigi yang rontok, rambut$rambut kepala rontok dan berubah warna
keabu$abuan, ekspresi wajah yang suram tak bersemangat, sedangkan pada anoreksia
nervosa kerontokan rambut dan gigi jarang dijumpai dan wajah masih terlihat ber*ahaya.
?. Amenorea timbul pada tahap dini pada penyakit #immond dan disertai atrofi alat$alat genital,
sedangkan pada anoreksia nervosa tidak terjadi keadaan atrofi tersebut dan amenoreanya
terjadi pada tahap akhir keadaan.
". 0angguan lambung pada penyakit #immond berupa diare, sedangkan pada anoreksia nervosa
terjadi gangguan lambung pada tahap dini yang bersifat lebih berat dari penyakit #immond
dan disertai konstipasi.
@. :masiasi 5pengurusan6 pada penyakit #immond tidak perlu disertai karena kurang makan.
Pada tahap pertama, makan pasien masih tetap biasa, atau berkurang sedikit, sedangkan
pada anoreksia nervosa berkurangnya berat badan berkaitan langsung dengan berkurangnya
jumlah makanan yang dimakan.
A. #ikap mental dan perilaku psikomotorik kedua jenis penyakit ini merupakan kriteria yang amat
penting dalam membedakannya. Pada penyakit #immond dijumpai sikap mental yang pasif,
sedangkan pada anoreksia nervosa dijumpai alam pikiran yang *epat, dan begitu pula
tindakan$tindakannya, kadang$kadang malah *enderung menjadi eforik.
,. Terapi dengan ekstrak pituitari memperlihatkan efektivitas yang bagus pada penyakit
#immond, tetapi tidak mempunyai respons pada anoreksia nervosa.
Pada keadaan yang ringan kedua penyakit ini amat sulit untuk dibedakan. Perlu diingat
bahwa kelenjar pituitari akibat anoreksia nervosa, dapat menjadi rusak se*ara sekunder. Pada
pasien gangguan psikosomatik anoreksia nervosa 5menurunnya nafsu makan6 merupakan
sindrom tersendiri, yang disebabkan oleh adanya anksietas, depresi ataupun gejala penyerta dari
penyakit$penyakit organik kronik yang telah dideritanya. Adakalanya pasien takut makan, karena
adanya perasaan tidak enak 5penuh6 di ulu hati, kembung, mual atau muntah setelah makan.
#ebagian pasien takut makan, karena mengikuti diet yang begitu ketat dan disiplin, yang
akhirnya membuat pasien menjadi bosan dan menyebabkan berkurang nafsu makannya. ;al ini
akan menyebabkan keadaan gi4i pasien menjadi terganggu. Pengamatan pada @@ pasien baru
gangguan psikosomatik yang datang berobat ke Divisi Psikosomatik 3agian Penyakit Dalam B2$
C#C +edan, terdapat "8 orang 5?8,,@96 yang mengalami anoreksia nervosa yaitu nafsu makan
yang menurun atau tidak ada napsu makan sama sekali.
TERAPI
3anyak penulis menganjurkan berbagai terapi untuk anoreksia nervosa. Tetapi anoreksia
nervosa tetap merupakan permasalahan yang meminta banyak kesabaran dan perhatian.
#e*ara umum, terapi pokoknya adalah psikoterapi ditambah dengan terapi simtomatik untuk
gangguan sekunder yang timbul serta pemberian diet yang tertentu. Terapi hormonal kadang$
kadang juga dibutuhkan.
Psikoterapi yang diberikan jarang diperlukan psikoterapi mayor, lebih tepat diberikan
psikoterapi minor se*ara tetap dan teratur. +emang ada yang berpendapat bahwa psikoterapi
suportif yang sederhana tidak akan memperbaiki kepribadian pasien anoreksia nervosa yang
berada dalam kondisi yang serius. +ereka beranggapan lebih tepat menggunakan psikoterapi
intensif dengan waktu konsultasi tiga kali seminggu. Pada pertemuan pertama kali untuk
psikoterapi, ditemui kesulitan$kesulitan berupa sikap pasien yang pasif, dan tidak mau per*aya.
+enurut Breud keadaan ini disebabkan sikap menolak karena frigiditas emosional. Pada setiap
pertemuan konsultasi prosedur terapi hendaknya bersifat luwes, disesuaikan dengan kapasitas
intelektual pasien, pola kepribadiannya serta rasa takutnya terhadap masa lampau. Para terapis
harus benar$benar terlatih, khususnya mengenai kelembutan, keramah$tamahan dan kehangatan
dalam menghadapi pasien. Dianjurkan untuk tidak menimbang pasien selama masa pengobatan
untuk menghindarkan mekanisme pertahanan pasien terhadap usaha menambah berat badan
pasien.
Pemberian ekstrak pituitari tidak pernah lagi dipergunakan, begitu pula pemberian insulin
dalam dosis ke*il karena insulin dapat menyebabkan hipoglikemia. <bat anabolik dapat diberikan
pada pasien yang sangat membutuhkan makanan. Pada keadaan darurat obat$obat kortikosteroid
dapat diberikan dan sebaiknya pasien juga diberi infus *airan yang mengandung kalori ataupun
infus plasma dengan sangat hati$hati.
Pada pasien yang hiperaktif dan agak gelisah dapat diberikan klorproma4in. Pemberian
makanan pada pasien adalah berupa makanan dengan tinggi kalori dan tinggi protein 5T2TP6 dan
diatur sesuai dengan selera pasien.
Daftar Pustaa
1. =e*il and -oeb. TeDtbook of +edi*ine. AE edition. Philadelphia> /3 #aunders =oy1 !!7.
2. 0oldman ;;. )eview of 0eneral Psy*hiatry. I&th ad. C#A> Prenti*e ;all International In*1
!!@.
3. ;ill <. +odern Trends in Psy*hosomati* +edi*ine. -ondon> 3utter /orth and =oy1 !,A.
4. 2applan ;I, #addo*k 3F. 0rebb FA. #ypnopsis of Psy*hiatry 3ehavioral #*ien*e
=heni*al Psy*hiatry .&II th ed. 3altimore. C#A> /illiam and /ilkins. =oy1 !!@.
5. 'asution ;;. 3eberapa formula mengenai pendekatan Psikosomatik serta integrasinya.
B2$C#C, +edan !,A.
6. Plo44a 3-, Poldinger /. Psy*hosomati* Disorders in 0eneral Pra*ti*e. 3asle #wit4erland>
B, ;offmann$-a )o*heG*o. -td1 !,".
7. /eiss :. :nglish <#. Psy*hosomati* +edi*ine. -ondon > /3 #aundeHrs =oy1 !,@.
8. Iul Iskandar, ) 2usumanto #etyonegoro. Psikiatri biologi, vol. II. Iayasan Dharma
0rahan. Fakarta, !(@.

You might also like