You are on page 1of 13

1

PROTOKOL PENELITIAN

A. Latar Belakang
Selama berolahraga berat, jumlah energi yang diperlukan untuk menjalankan
ventilasi paru dapat meningkat 25 kali lipat. Namun, karena pengeluaran energi
total oleh tubuh meningkat sampai 15 kali lipat selama berolahraga berat, energi
yang digunakan untuk melakukan ventilasi tetap hanya sekitar 5% dari
pengeluaran energi total. Olahraga juga dapat meningkatkan jumlah oksigen yang
dapat dihirup setiap kali bernapas dan kapasitas difusi oksigen yang
memungkinkan tersedianya oksigen selama aktivitas (Guyton dan Hall, 2011).
Beberapa tahun terakhir ini, air beroksigen dalam kemasan semakin banyak
dijumpai di pasar bebas. Iklan-iklan yang mengemukakan kelebihan produk ini
pun terus membanjiri masyarakat di berbagai media massa. Para konsumen
percaya bahwa dengan mengkonsumsi minuman beroksigen ini, akan
meningkatkan kapasitas oksigen di dalam darah dan memperkuat daya tahan
tubuh, meskipun hal ini belum terbukti (Handajani et al., 2009).
Penelitian oleh Marieb dan Hoehn (2008) melaporkan bahwa penggunaan
oksigen dalam latihan fisik tidak akan mempengaruhi keadan tubuh yang sedang
kekurangan oksigen, seperti contohnya para atlet yang menggunakan oksigen
murni untuk mempercepat proses pemulihan akibat kekurangan, karena
menurutnya setelah beraktivitas fisik, yang kekurangan oksigen adalah jaringan
jaringan otot, bukan paru, sehingga oksigen yang ia hirup dianggap tidak
bermanfat karena tidak mencapai otot. Berbeda dengan apa yang disampaikan
oleh White (2013), yang melaporkan bahwa penggunaan oksigen saat sedang
latihan dan setelah latihan sangat membantu kondisi tubuh yang sedang
kekurangan oksigen.
Matondang (2008) dalam penelitiannya mengenai pengaruh minuman
beroksigen terhadap fungsi paru dan VO
2
max
pada anak Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dengan menggunakan treadmill test menyimpulkan bahwa tidak
ada perbedaan antara mengonsumsi air beroksigen dengan air minum biasa saat
latihan fisik terhadap perubahan FEV1, FVC, frekuensi napas, dan nilai VO
2
max
.
2


Sementara Rosa (2008) dalam penelitiannya yang menggunakan tes ergometer
sepeda pada subjek berusia 19-21 tahun menyatakan adanya perbedaan antara
mengkonsumsi minuman beroksigen dengan minuman air biasa saat latihan fisik
terhadap perubahan VO
2
max. Namun dikarenakan nilai perbedaan yang terlalu
kecil maka dianggap tidak terlalu bermakna.
Nilai konsumsi oksigen maksimal dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia,
komposisi tubuh dan jenis latihan (Boone, 2013). Oleh karena itu, peneliti merasa
perlu dilakukan penelitian dengan jenis latihan fisik yang berbeda dari penelitian
sebelumnya dengan rentang usia 18-21 untuk mengetahui nilai dari konsumsi
oksigen maksimal dan fungsi paru.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
pertanyaan sebagai berikut.
Apakah ada perbedaan pengaruh antara pemberian air minum
beroksigen dibanding air minum biasa terhadap perubahan FEV1, FVC,
VO
2
max dan frekuensi napas pada laki laki berusia 18 - 21 tahun yang
melakukan latihan fisik.

C. Hipotesis
H
o
: Tidak terdapat pengaruh pemberian air minum beroksigen terhadap
nilai FEV1, FVC, VO
2
max dan frekuensi nafas setelah aktivitas
fisik.
H
1
: Terdapat pengaruh pemberian air minum beroksigen terhadap nilai
FEV1, FVC, VO
2
max dan frekuensi nafas setelah aktivitas fisik.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui perbedaan
pengaruh pemberian air minum beroksigen dibandingkan dengan air
3

minum biasa terhadap perubahan FEV1, FVC, VO
2
max dan
frekuensi napas pada laki-laki berusia 18-21 tahun setelah
melakukan latihan fisik.

b. Tujuan Khusus
i. Mengetahui perbedaan rata-rata nilai FEV1 sesudah melakukan
latihan fisik antara kelompok peminum air beroksigen dengan
peminum air biasa.
ii. Mengetahui perbedaan rata-rata nilai FVC sesudah melakukan
latihan fisik antara kelompok peminum air beroksigen dengan
peminum air biasa.
iii. Mengetahui perbedaan rata-rata nilai VO
2
max sesudah melakukan
latihan fisik antara kelompok peminum air beroksigen dengan
peminum air biasa
iv. Mengetahui perbedaan rata-rata nilai frekuensi napas sesudah
melakukan latihan fisik antara kelompok peminum air beroksigen
dengan peminum air biasa.

2. Manfaat
a. Bidang Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dari
penyelenggaran dan memicu untuk penelitian selanjutnya tentang
pengaruh pemberian air minum beroksigen terhadap perubahan
FEV1, FVC, VO
2
max, dan frekuensi napas pada laki-laki berusia
18- 21 tahun setelah melakukan latihan fisik.

b. Bidang Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
informasi serta hubungannya dengan penelitian sejenis dan dasar
teori yang telah ada tentang bidang yang diteliti.

4

c. Bidang Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber
informasi yang benar bagi masyarakat tentang manfaat
mengkonsumsi air beroksigen yang saat ini sangat mudah
ditemukan di pasaran.


























5

Faktor yang mempengaruhi
latihan Fisik
- Jenis latihan fisik
- Cairan
- IMT
- Lingkungan
Transport
Oksigen
Air beroksigen Absorbsi usus Pembuluh darah
Curah
Jantung
Tekanan
darah
Sistem
kardiovaskular
Denyut
Jantung
PH
Kebutuhan
Oksigen
Vo2 Max
Sistem Otot
Skeletal
Energi
Sistem
Respirasi
Fungsi Paru
- FVE
1

- FVC
Frekuensi Nafas
PO2 N
PCO2
E. Kerangka Teori dan Kerang Konsep
a. Kerangka Teori




























Gambar E.1 Kerangka teori penelitian
Keterangan :

: Berhubungan Langsung
: Ruang lingkup penelitian
6

b. Kerangka Konsep




Gambar E.2 Kerangka konsep penelitian


F. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental dengan metode
cross over pre and post test design yakni mengukur nilai FEV1, FVC,
VO
2
max dan frekuensi napas sesudah melakukan latihan fisik pada laki-laki
kelompok usia 18 - 21 tahun yang diberi minuman beroksigen dibandingkan
dengan yang diberi minuman air biasa.
Gambaran desain penelitian adalah :













Gambar F.1 Desain penelitian
Minuman Beroksigen
FEV1
FVC
Vo2 Max
Frekuensi nafas
Air 0
2
385
CC
Q
1b
Q
0b
Q
1a
Q
0a
Air Non O
2

385 CC

Queens
collage
Step test

Q
1
Q
0
Air Non 0
2

385 CC
Q
1d
Q
0d
Q
1c
Q
0c
Air O
2
385
CC

Queens
collage
Step test

Q
1b
Q
ob
4 hari
7

2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Fakultas Kedokteran Universitas
Tanjungpura Pontianak. Waktu pelaksanaan dari minggu pertama bulan Maret
2013 sampai minggu ke-4 bulan Juli 2013.
Penyusunan proposal penelitian dilakukan dari minggu pertama bulan Maret
hingga minggu terakhir bulan April. Pada minggu pertama dan kedua bulan Mei
akan dilakukan pengambilan data pertama yang sesuai dengan protokol penelitian
(Q
0
Q
0b
dan Q
1
Q
1b
) dan 4 hari setelah pengambilan data pertama akan
dilakukan pengambilan data kedua (Q
0b
Q
0d
dan Q
1b
Q
1d
).
Minggu ketiga bulan Mei hingga minggu ke dua bulan Juni akan digunakan
untuk pengolahan data dan analisa data yang telah didapatkan. Dari minggu ketiga
bulan Juni hingga minggu ke-4 bulan Juli akan digunakan untuk menyelesaikan
laporan penelitian.
Tabel F.1 Jadwal Penelitian


3. Populasi dan Sampel Penelitian
3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah:
Kegiatan Maret 2103 April 2013 Mei 2013 Juni 2013 Juli 2013
Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan
Proposal
+ + + + + + + +
Pengumpul
an Data
+ +
Pengolahan
Data
+ +
Analisa
Data
+ +
Pengerjaan
Laporan
+ + + + + +
8

a. Populasi target
Populasi target dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Tanjungpura.
b. Populasi terjangkau
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program
Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
angkatan 2010 - 2012.

3.2 Sampel dan Cara Pemilihan Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura angkatan 2010 - 2012. Pemilihan sampel dilakukan
dengan cara simple random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak yang
sederhana. Pemilihan sampel dipilih yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
penelitian ini.

4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
4.1. Kriteria inklusi
a. Laki Laki
b. Berusia 18 21 tahun
c. Tidak melakukan olahraga rutin ( kurang dari tiga kali dalam satu
minggu dengan durasi kurang dari 30 menit dalam sekali olahraga)
4.2 Kriteria eksklusi
a. Merokok dan minum alkohol
b. IMT kurang dari 19 kg/m2 atau lebih dari 25 kg/m2
c. Menolak mengikuti penelitian
d. Menderita penyakit kardiorespirasi

5. Besar Sampel
Adapun besarnya sampel ditentukan dengan rumus berikut ini :

= 2[
()
(

)
]


9

Dimana :
S = Simpang baku dari kedua kelompok = 6
Z = Tingkat kepercayaan 95% = 1,96
Z = Kekuatan uji = 80% = 0,20 = 0,842
X1 X2 = Perbedaan klinis yang diinginkan = 5,5

Perhitungan formulasi jumlah sampelnya adalah sebagai berikut:

= 2[
()

= 2[]

= 2 []

= 18,69 19

6. Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah minuman beroksigen dan air putih
biasa. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah FEV1, FVC, VO
2
max dan
Frekuensi nafas.

7. Definisi Operasional
a. Latihan fisik pada penelitian ini adalah latihan fisik dengan
menggunakan bench step (kursi pijakan) yang dilakukan dengan metode
Queens collage step test.
b. Olahraga rutin adalah melakukan aktifitas fisik dengan frekuensi tiga kali
atau lebih dalam 1 minggu dengan waktu berolahraga lebih dari atau sama
dengan tiga puluh menit. Penelitian ini jenis olahraga yang dimaksud
adalah jenis olahraga aerobik.
c. Minuman beroksigen adalah minuman yang mengandung oksigen 7- 12
kal i lebih banyak dibandingkan air biasa.
d. Air minum biasa adalah air minum yang sehari-hari dikonsumsi dengan
kandungan oksigen normal.
e. Indeks Masa Tubuh (IMT) adalah berat badan (kg) dibagi tinggi badan
10

kuadrat (m
2
).
f. Volume ekspirasi paksa dalam 1 detik (FEV1) adalah jumlah udara
dalam liter yang dapat dikeluarkan pada satu detik pertama suatu
ekspirasi paksa setelah inspirasi maksimal. Hasil didapatkan dari pengukuran
menggunakan spirometri. Skala pengukuran numerik.
g. Kapasitas vital paksa (FVC) adalah jumlah udara dalam liter yang dapat
dikeluarkan pada suatu ekspirasi paksa setelah inspirasi maksimal. Hasil
didapatkan dari pengukuran menggunakan spirometri. Skala pengukuran
numerik.
h. Volume oksigen maksimal (VO
2
max) adalah jumlah maksimal Oksigen
(O
2
) dalam mililiter yang dapat dikonsumsi orang dalam satu menit
perkilogram berat badan setelah melakukan latihan fisik. Hasil didapatkan
dengan menggunakan perhitungan VO
2
max = 111,33 - [0,42 x denyut
nadi]. Skala pengukuran numerik.
i. Frekuensi Nafas adalah memasukan dan mengeluarkan udara dari luar
kedalam tubuh atau dari dalam keluar tubuh selama semenit. Skala
pengukuran numerik
j. Bench Step adalah kursi pijakan yang digunakan untuk latihan dengan
ukuran 41,3 cm.
k. Spirometer adalah alat yang digunakan untuk uji fungsi paru terutama
untuk melihat FEV1 dan FVC.

8. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah spirometri, timbangan
berat badan, stadiometer, kursi pijakan dengan ukuran 41,3 cm, minuman
beroksigen dan air minum biasa.

9. Cara Kerja
a. Subyek yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa laki-
laki Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
11

Tanjungpura Angkatan 2010-2012 kelompok umur 18-21 tahun yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
b. Data dasar subyek meliputi berat badan, tinggi badan, dan usia dicatat
dalam satu lembaran isian (lampiran). Berat badan (BB) diukur dengan
menggunakan timbangan merek One Med model manual dengan akurasi
0,1 kg. Berat badan diukur dengan berpakaian training tanpa
menggunakan alas kaki. Tinggi badan (TB) diukur dengan stadiometer
yang diletakkan pada dinding secara vertikal dengan akurasi 0,1 cm.
Subjek berdiri tegak rapat ke dinding tanpa memakai alas kaki dengan
tumit pada posisi bidang vertikal yang sama. Kedua lengan dalam posisi
relaks disamping dan wajah mengarah ke depan.
c. Kemudian secara acak sederhana, subyek yang berjumlah 38 orang,
dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu 19 orang kelompok kontrol
(minum air biasa, merk Aqua) dan 19 orang kelompok perlakuan
(minum air beroksigen, merk Super0
2
).
d. Kemudian dilakukan pengukuran kapasitas vital paru sebelum latihan
fisik. Subyek diminta melakukan inspirasi maksimal dilanjutkan dengan
ekspirasi maskimal melalui pipa penghembus yang dihubungkan dengan
spirometer sebanyak tiga kali. Nilai FEV1 dan FVC tertinggi yang
diperoleh dicatat di lembar pengamatan. Frekuensi napas dihitung
selama 60 detik, dan dicatat hasilnya di lembar penelitian.
e. Lima belas menit sebelum latihan fisik subyek pada kelompok kontrol
diberi 385 ml air putih, dan subyek pada kelompok perlakuan diberi
minuman beroksigen sebanyak 385 ml.
f. Subjek diminta melakukan latihan fisik. Latihan fisik memakai alat bench
step ( kursi pijakan) dengan menggunakan protokol Queens Collage step
test yaitu :
1. Subjek naik turun di atas kursi pijakan setinggi 41,3 cm dengan
frekuensi 24 kali permenit yang dihitung menggunakan metronome.
2. Latihan dilakukan selama 3 menit.
12

3. Setelah latihan selesai, subjek diminta untuk tetap berdiri sambil
dilakukan pemeriksaan nadi. Hasil pemeriksaan nadi digunakan untuk
perhitungan nilai VO
2
max.
g. Kemudian dilakukan pengukuran kapasitas vital paru setelah latihan fisik.
Subyek diminta melakukan inspirasi maksimal dilanjutkan dengan
ekspirasi maksimal melalui pipa penghembus yang dihubungkan dengan
spirometer sebanyak tiga kali. Nilai FEV1 dan FVC tertinggi yang
diperoleh dicatat di lembar pengamatan. Frekuensi napas dihitung
selama 60 detik, dan dicatat hasilnya di lembar penelitian.
h. 4 hari kemudian penelitian dilakukan kembali dengan protokol yang sama
dengan perlakuan yang disilang.

10. Pengolahan dan Analisa Data
Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data kuantitatif, yakni hasil
data yang diperoleh dari pengukuran. Data diolah dengan menggunakan
Statistical Products and Solution Service (SPSS) for WINDOWS 19.0. Analisis
data untuk mengetahui perbedaan karakteristik usia, berat badan, tinggi badan
dan IMT dengan uji T dependen. Perbedaan rerata FEV1, FVC VO
2
max dan
frekuensi napas sesudah latihan fisik pada kelompok minuman beroksigen dan
plasebo dengan uji T independen. Uji dinyatakan bermakna bila p < 0.05 pada
tingkat kepercayaan 95% (Sastroasmoro, 2011).

11. Etika Penelitian
Seluruh data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang didapatkan
dari hasil pengukuran, dalam penelitian ini, semua data yang telah diambil dan
digunakan oleh peneliti akan dijaga kerahasiaannya.
Penelitian ini akan dikaji oleh tim etik Fakultas Kedokteran Universitas
Tanjungpura.



13

G. Personalia Penelitian
a. Peneliti Utama
Nama : Indra Wijaya
NIM : I11108038
Program Studi/Fakultas : Pendidikan Dokter / Kedokteran
Universitas : Tanjung Pura

b. Pembimbing 1
Nama : dr. H. Abdul Salam, Sp.P
NIP : 19590814 198512 1 001
Bidang Ilmu : Spesialis Paru
Program Studi/Fakultas : Pendidikan Dokter / Kedokteran
Universitas : Tanjung Pura

c. Pembimbing 2
Nama : Agustina Arundina T.T., S.Gz., M.PH
NIP : 19820803 200912 2 003
Bidang Ilmu : Gizi
Program Studi/Fakultas : Pendidikan Dokter / Kedokteran
Universitas : Tanjung Pura

You might also like