You are on page 1of 19

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
(4)

Sistem limfatik merupakan suatu jalur tambahan tempat cairan dapat
mengalir dari ruang interstisial ke dalam darah. Hal yang terpenting, sistem
limfatik dapat mengangkut protein dan zat-zat berpartikel besar keluar dari
ruang jaringan, yang tidak dapat dipindahkan dengan proses absorpsi
langsung ke dalam kapiler darah. Pengembalian protein ke dalam darah dari
ruang interstisial ini merupakan fungsi yang penting dan tanpa adanya fungsi
tersebut, kita akan meninggal dalam waktu 24 jam.
Pembentukan cairan limfe berasal dari cairan interstisial yang mengalir
ke dalam sistem limfatik. Cairan limfe yang pertama kali mengalir dari setiap
jaringan mempunyai komposisi yang hampir sama dengan cairan interstisial.
Sistem limfatik juga merupakan salah satu jalan utama untuk obsorpsi zat
makanan dari saluran cerna terutama absorpsi lemak. Setelah menyantap
makanan berlemak cairan limfe dalam duktus torasikus kadang-kadang
mengandung 1-2 % lemak.
Lingkungan di sekitar manusia mengandung berbagai jenis unsur
patogen (misalnya, bakteri, virus, fungi, protozoa, dan parasit) yang dapat
menyebabkan infeksi pad amanusia. Infeksi yang terjadi pada orang normal
umumnya singkat dan jarang meninggalkan kerusakan permanen. Hal ini
disebabkan tubuh manusia memiliki suatu ruang sistem yang disebut sistem
imun, yang melindungi tubuh.
Fungsi sistem limfatik adalan transpor cairan untuk kembali ke dalam
darah dan berperan penting dalam pertahanan tubuh dan pertahanan terhadap
penyakit. Limfe merupakan cairan jaringan berlebih (cairan interstisial dari
darah) dibawa pembuluh limfe dan kembali ke aliran darah. Sistem ini
merupakan sistem satu jalur untuk menuju jantung, tidak ada pemompaan dari
pembuluh limfe dan pembuluh darah.

2

1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana mekanisme sirkulasi limfatik dan faktor-faktor yang berperan
dalam sirkulasi limfatik?
1.3 Tujuan
Mengetahui dan memahami mekanisme sirkulais limfatik dan faktorr-faktor
yang berperan dalam sirkulais limfatik.

























3

BAB II
PEMBAHASAN

Sistem limfatik atau sistem getah bening membawa cairan dan protein yang
hilang kembali ke darah. Cairan memasuki sistem ini dengan cara berdifusi ke
dalam kapiler limfa kecil yang terjalin di antara kapiler-kapiler sistem
kardiovaskuler. Apabila sudah berada dalam sistem limfatik, cairan itu disebut
limfa (lymph) atau getah bening, komposisinya kira-kira sama dengan komposisi
cairan interstisial.

Limfa berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke
dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa
melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem
sirkulasi.
Sistem limfatik mengalirkan isinya ke dalam sistem sirkulasi di dekat
persambungan vena cava dengan atrium kanan. Pembuluh limfa, seperti vena ,
mempunyai katup yang mencegah aliran balik cairan menuju kapiler. Kontraksi
ritmik (berirama) dinding pembuluh tersebut membantu mengalirkan cairan ke
dalam kapiler limfatik. Seperti vena, pembuluh limfa juga sangat bergantung pada
pergerakan otot rangka untuk memeras cairan ke arah jantung.
(2)

4

2.1 Anatomi Pembuluh Limfe

Pembuluh limfe merupakan muara kapiler limfe, menyerupai vena kecil
dan mempunyai katup pada lumen yang mencegah cairan limfe kembali ke
jaringan. Kontraksi otot yang berdekatan juga mencegah limfe keluar dari
pembuluh.
Di sepanjang pembuluh limfa terdapat organ yang disebut nodus
(simpul) limfa (lymph node) yang menyaring limfa. Nodus limfa merupakan
akumulasi padat dari sel-sel bebas di dalam jaringan Di dalam nodus limfa
terdapat jaringan ikat yang berbentuk seperti sarang lebah denagn ruang-
ruang yang penuh dengan sel darah putih. Sel-sel darah putih tersebut
berfungsi untuk menyerang virus dan bakteri. Organ-organ limfa diantanya
kelenjar getah bening (limfonodus), tonsil, tymus, limpa ( spleen atau lien) ,
limfonodulus. System limfe terdiri dari pembuluh limfe, nodus limfatik,
organ limfatik, nodul limfatik, sel limfatik.
5


Limfe nodes ini berperan untuk menyaring kelenjar getah bening
sebelum dapat dikembalikan ke sistem peredaran darah. Meskipun node dapat
menambah atau mengurangi ukuran sepanjang hidup, setiap node yang telah
rusak atau hancur, tidak beregenerasi. Pembuluh limfatik aferen membawa
unfiltered getah bening ke node. Produk-produk limbah sini, dan beberapa
cairan, yang disaring. Di bagian lain dari node, limfosit, yang khusus sel
darah putih, membunuh patogen yang mungkin ada. Hal ini menyebabkan
pembengkakan umumnya dikenal sebagai pembengkakan kelenjar bengkak.
Tonsil merupakan kelompok sel limfatik dan matrix extra seluler yang
dibungkus oleh capsul jaringan pemyambung, tapi tidak lengkap.Terdiri atas
bagian tengah (germinal center) dan Crypti. Tonsil ditemukan dipharyngeal
yaitu :
tonsil pharyngeal (adenoid), dibagian posterior naso pharynx
tonsil palatina, posteo lateral cavum oral
tonsil lingualis, sepanjang 1/3 posterior lidah
Nodus limfaticus terdapat di sepanjang jalur pembuluh limfe berupa
benda oval atau bulat yang kecil. Ditemukan berkelompok yang menerima
limfe dari bagian tubuh. Fungsi utama nodus limfaticus untuk menyaring
antigen dari limfe dan menginisiasi respon imun. Timus terletak di
mediastinum anterior berupa 2 lobus.
6

Limpa terletak di Quadran atas kiri abdomen, di inferior diaphragma
yang memanjang dari iga 9 11, terletak dilateralis ginjal dan posterolateral
gaster. Fungsi limfa yaitu:
Menginisiasi respon imun bila ada antigen didalam darah
Reservoir eritrosit dan platelet
Memfagosit eritrosit dan platelet yang defectiv
Phagosit bacteri dan benda asing lainnya
(2)

Pembuluh limfe di bagi menjadi 3, yaitu:
1. Kapiler getah bening
(2)
Merupakan pembuluh Limfe yang terkecil, membentuk anyaman
yang luas & berakhir buntu. Berfungsi: menampung cairan Limfe yang
berasal dari masing-masing kapiler .
2. Pembuluh getah bening yg lebih besar
(2)
Kapiler-kapiler getah bening bergabung dengan pembuluh getah
bening yang lebih besar .Terdiri dari saluran yang dindingnya lebih tebal
memiliki katub.
Dalam perjalanan pembuluh getah bening yang besar, pembuluh
getah bening ini mencurahkan isinya ke dalam kelenjar getah bening
(Lymph Nodes).
3. Pembuluh Limfe besar
Merupakan gabungan dari pembuluh limfe, membentuk 2 pembuluh
limfe utama:
a. Ductus Lymphaticus Dexter (Pembuluh Limfe Kanan)
yaitu menerima cairan limfe dari bagian kanan atas tubuh
(2)
.
Pembuluh limfe ini mengangkut limfe yang berasal dari kepala, dada
sebelah kanan, dan lengan kanan. Pembuluh limfe kanan bermuara
pada pembuluh balik di bawah vena subclavia dextra (vena yang
melewati tulang selangka sebelah kanan).
b. Ductus Thoracicus (Pembuluh Limfe Dada)
Menerima cairan limfe dari bagian tubuh kiri & kanan saluran
pencernaan makanan
(2)
. Pembuluh ini mengangkut limfe yang berasal
7

dari bagian tubuh lain dan bermuara ke pembuluh balik di bawah vena
subclavia sinestra (vena yang melewati tulang selangka kiri).
Pembuluh limfe dada juga merupakan tempat bermuaranya pembuluh
kil atau pembuluh lemak, yaitu pembuluh yang mengumpulkan asam
lemak yang diserap dari usus. Lemak inilah yang menyebabkan cairan
limfe berwarna kuning keputih-putihan.

2.2 Saluran Limfe Tubuh
Hampir seluruh jaringan tubuh mempunyai saluran limfe khusus yang
mengalirkan kelebihan cairan secara langsung dari ruang interstisial.
Beberapa pengecualian antara lain bagian permukaan kulit, sistem saraf pusat,
endomisium otot, dan tulang. Namun, bahkan jaringan-jaringan tersebut
mempunyai pembuluh interstisial kecil yang disebut saluran pralimfatik yang
dapat dialiri oleh cairan interstisial; pada akhirnya cairan ini mengalir ke
dalam pembuluh limfe atau, pada otak, mengalir ke dalam cairan
serebrospinal dan kemudian langsung kembali ke dalam darah.
8

Pada dasarnya, seluruh pembuluh limfe dari bagian bawah tubuh pada
akhirnya akan bermuara ke duktus torasikus, yang selanjutnya bermuara ke
dalam sistem darah vena pada pertemuan antara vena jugularis interna kiri
dan vena subclavia kiri.
Cairan limfe dari sisi kiri kepala, lengan kiri, dan sebagian toraks juga
memasuki duktus torasikus sebelum bermuara ke dalam vena.
Cairan limfe dari sisi kanan leher dan kepala, lengan kanan, dan bagian
kanan toraks memasuki duktus torasikus kanan (jauh lebih kecil daripada
duktus torasikus), yang akan bermuara ke dalam sistem darah vena pada
pertemuan antara vena subclavia kanan dan vena jugularis interna.
(3)
Vasa lymphatica
(5)
Vasa lymphatica berawal sebagai ujung-ujung saluran buntu yang
membentuk formasi menjari, dengan dinding kapiler yang tipis dalam
jaringan ikat. Mereka membentuk formasi jaringan kapiler tiga dimensi yang
mengalir menuju vasa lymphatica yang mengkoleksi limfe yang lebih besar
dan lebih tebal dindingnya, kemudian ductus dan truncus lymphaticus.
Akhirnya limfe dari truncus dan ductus lymphaticus ditumpahkan ke vena
cava cranialis di thoracic inlet.
Lymph capillaries, vasa lymphatica, lymph node, vasa lymphatic,
cisterna Chyli, thoracic duct
Urutan pembuluh yang dilalui oleh cairan limfe, mulai dari kapiler limfe
sampai ductus thoracicus.

Ilustrasi saluran limfe (limphatica) yang berawal sebagai ujung buntu dengan
9

epitel yang saling overlapping dan bentukan katur di sepanjang pembuluh tersebut
yang mencegah kembalinya aliran limfe.

2.3 Kapiler Limfe Terminal Dan Permeabilitasnya
(3)
Sebagian besar cairan yang merembes dari ujung arterial kapiler darah,
mengalir di antara sel-sel dan akhirnya direabsorpsi kembali ke dalam ujung
vena dari kapiler darah; tetapi rata-rata, sekitar 1/10 dari cairan tersebut
malah memasuki kapiler limfe dan kembali ke darah melalui sistem limfatik
dan bukan melalui kapiler vena. Jumlah total cairan limfe yang kembali ini
normalnya hanya 2 sampe 3 liter per hari.
Cairan yang kembali ke sirkulasi melalui sistem limfatik sangat penting
karena zat-zat dengan berat molekul tinggi, seperti protein, tidak dapat
diabsorpsi dengan cara lain, meskipun protein tersebut dapat memasuki
kapiler limfe hampir tanpa hambatan. Penyebab hal tersebut ialah adanya
struktur khusus pada kapiler limfe.
Sel-sel endotel kapiler limfe yang dilekatkan oleh filamen penambat ke
jaringan ikat sekitarnya. Pada pertautan antar sel-sel endotel yang berdekatan,
tepi dari sebuah sel endotel menutupi tepi sel yang berdekatan sedemikian
rupa sehingga tepi yang menutupi tersebut bebas menutup ke dalam, yang
10

membentuk suatu katup kecil yang membuka ke bagian dalam kapiler limfe.
Cairan interstisial, bersama dengan partikel tersuspensinya, dapat mendorong
katup unutk membuka dan mengalir langsung ke dalam kapiler limfe. Tetapi
cairan ini sulit untuk meningggalkan kapiler begitu sudah masuk karena
setiap aliran balik akan menutup katup. Jadi, sistem limfatik mempunyai
katup di bagian paling ujung dari kapiler limfatik terminal dan mempunyai
katup di sepanjang pembuluh limfe berukuran lebih besar sampai pada titik
tempat sistem tersebut bermuara ke dalam sirkulasi darah.
2.4 Pompa Kapiler Limfe
(3)
Kapiler limfe terminal juga memompa cairan limfe, selain pemompaan
limfe oleh pembuluh limfe besar. Dinding kapiler limfe melekat erat pada sel-
sel jaringan sekitarnya melalui filamen-filamen penambatnya. Oleh karena
itu, setiap kali kelebihan cairan memasuki jaringan dan menyebabkan cairan
membengkak, filamen penambat akan menarik kapiler limfe, dan cairan akan
mengalir ke dalam kapiler limfe terminal melallui pertautan di antara sel-sel
endotel. Kemudian, ketika jaringan tertekan, tekanan di dalam kapiler
meningkat dan menyebabkan tepi-tepi sel endotel yang tumpang tindih
menutup seperti katup. Oleh karena itu, tekanan akan mendorong cairan limfe
masuk ke dalam saluran limfe pengumpul dan bukan bergerak mundur
melalui pertautan sel.
Sel-sel endotel kapiler limfe juga mengandung beberapa filamen
aktomiosin yang bersifat kontraktil. Oleh karena itu, sebagian kecil dari
pemompaan limfe dapat disebabkan oleh kontraksi sel endotel kapiler lmfe
selainkontraksi otot saluran limfe yang berukuran lebih besar.
2.5 Pompa Limfe Meningkatkan Aliran Cairan Limfe
(3)
Katup-katup terdapat di seluruh saluran limfe; katup-katup yang khas
yang terdapat di saluran limfe pengumpul tempat bermuaranya kaliper-kapiler
limfe.
Ketika saluran limfe pengumpul atau pembuluh limfe yang berukuran
lebih besar diregangkan oleh cairan, otot polos pada dinding pembuluh
tersebut akan berkontraksi secara otomatis. Selanjutnya, setiap segmen
11

pembuluh limfe di antara katup akan berfungsi sebagai suatu pompa otomatis
tersendiri. Yaitu, pengisian suatu segmen akan menyebabkan kontraksi
segmen tersebut, dan cairan akan dipompa melalui katup berikutnya ke
segmen pembuluh limfe berikkutnya. Hal tersebut akan mengisi segmen
berikutnya, dan beberapa detik kemuudian, segmen tersebut juga
berkontraksi, proses ini berlanjut terus di sepanjang pembuluh limfe sampai
cairan limfe tersebut bermuara ke dalam sirkulasi darah. Pada pembuluh limfe
yang sangat besar seperti duktus torasikus, pompa limfe ini dapat
menghasilkan tekanan sebsar 50 sampai100 mmHg.
2.6 Faktor Pendorong Gerak Cairan Limfe
(2)
Cairan limfe adalah cairan mirip plasma dengan kadar protein lebih
rendah. Kelenjar limfe menambahkan limfosit, sehingga dalam saluran limfe
jumlah selnya besar.
Faktor pendorong gerak cairan limfe:
Pembuluh limfa mirip vena, punya katup yang bergantung pada
pergerakan otot rangka untuk memecah cairan ke arah jantung.
Perlawanan pertama yang dilakukan tubuh adalah dengan
respon immun non spesifik : sel makrofag dan cairan limfa.
Sehingga cairan limfatik mengalir melalui sistem limfatik yang
berfungsi juga dalam sirkulasi sistem immun seluler.
Karena fungsi dari sistem saluran limfe juga untuk
mengembalikan cairan dan protein dari jaringan kembali ke
darah melalui sistem limfatik, maka faktor pendorong gerak
cairan limfe juga dikarenakan adanya cairan yang keluar dari
kapiler darah
Kedudukan system limfatik pada peredaran darah dapat digambarkan
seperti gambar di bawah ini:
12


2.7 Fungsi Sistem Limfatik
(2)
Secara garis besar, sistem limfatik mempunyai 3 fungsi, yaitu aliran
cairan interestial, mencegah infeksi, dan pengangkutan lipid.
1. Aliran cairan interstisial
Cairan interestial yang menggenangi jaringan secara terus menerus
yang diambil oleh kapiler kapiler limfatik disebut dengan Limfa. Limfa
mengalir melalui sistem pembuluh yang akhirnya kembali ke sistem
sirkulasi.
Ini dimulai pada ekstremitas dari sistem kapiler limfatik yang
dirancang untuk menyerap cairan dalam jaringan yang kemudian dibawa
melalui sistem limfatik yang bergerak dari kapiler ke limfatik (pembuluh
getah bening) dan kemudian ke kelenjar getah bening. Getah bening ini
disaring melalui benjolan dan keluar dari limfatik eferen. Dari sana getah
bening melewati batang limfatik dan akhirnya ke dalam saluran limfatik.
Pada titik ini getah bening dilewatkan kembali ke dalam aliran darah
dimana perjalanan ini dimulai lagi.
Mencegah infeksi
Sementara kapiler getah bening mengumpulkan cairan interstisial
mereka juga mengambil sesuatu hal lain seperti virus dan bakteri, ini
terbawa dalam getah bening sampai mereka mencapai kelenjar getah
13

bening yang mana dirancang untuk menghancurkan virus dan bakteri
dengan menggunakan berbagai metode.
Pertama sel makrofag menelan bakteri, ini dikenal sebagai
fagositosis. Kedua sel limfosit menghasilkan antibodi, ini dikenal sebagai
respon kekebalan tubuh. Proses ini diharapkan akan berhubungan dengan
semua infeksi yang berjalan melalui getah bening tetapi sistem limfatik
tidak meninggalkan ini di sana. Beberapa sel Limfosit akan meninggalkan
node dengan perjalanan di getah bening dan memasuki darah ketika getah
bening bergabung kembali, ini memungkinkan untuk menangani infeksi
pada jaringan lain. Ini bukan satu-satunya daerah dimana perlawanan
berlangsung, limpa juga menyaring darah dengan cara yang sama seperti
sebuah nodus yang menyaring getah bening, sel B dan sel T yang
bermigrasi dari sumsum tulang merah dan Thymus yang telah matang pada
limpa (Ada 3 jenis sel T yang menakjubkan, itu adalah memori T sel yang
dapat mengenali patogen yang telah memasuki tubuh sebelumnya. Dan
dapat menangani mereka dengan lebih cepat, sel T lainnya disebut helper
dan sitotoksik) yang melaksanakan fungsi kekebalan, sedangkan sel
makrofag limpa menghancurkan sel-sel darah patogen yang dilakukan oleh
fagositosis. Ada nodul limfatik seperti amandel yang menjaga terhadap
infeksi bakteri yang mana ini menggunakan sel limfosit. Kelenjar timus
mematangkan sel yang diproduksi di sumsum tulang merah. Setelah sel-sel
ini matang, sel sel ini kemudian bermigrasi ke jaringan limfatik seperti
amandel yang mana kemudian berkumpul pada suatu wilayah dan mulai
melawan infeksi. Sumsum tulang Merah memproduksi sel B dan sel T
yang bermigrasi ke daerah lain dari sistem getah bening untuk membantu
dalam respon kekebalan.
Pengangkutan Lipid
Jaringan kapiler dan pembuluh juga mengangkut lipid dan vitamin
yang larut lemak A, D, E dan K ke dalam darah, yang menyebabkan getah
bening berubah warna menjadi krem. Lipid dan vitamin yang diserap
dalam saluran pencernaan dari makanan dan kemudian dikumpulkan oleh
14

getah bening pada saat ini dikirimkan ke darah. Tanpa sistem limfatik kita
akan berada dalam kesulitan, memiliki masalah dengan banyak penyakit.
Jaringan tubuh akan menjadi macet dengan cairan dan sisa - sisa yang
membuat kita menjadi bengkak. Kita juga akan kehilangan vitamin yang
diperlukan.
2.8 Perbandingan Sistem Kardiovaskular dan Sistem Limfatik
Tabel 1. Perbandingan Sistem Kardiovaskular dan Sistem Limfatik
(2)
NO Sistem kardiovaskular
(Darah)
Sistem limfatik (Getah bening)
1 Darah bertanggung jawab untuk
mengumpulkan dan
mendistribusikan
oksigen, nutrisi dan hormon ke
seluruh
jaringan tubuh.
Getah bening bertanggung jawab
untuk mengumpulkan dan
mengeluarkan produkproduk sisa
tertinggal dalam jaringan.
2 Darah mengalir dalam suatu
loop terus menerus tertutup
seluruh tubuh melalui arteri,
kapiler, dan vena.
Getah bening mengalir dalam
rangkaian
terbuka dari jaringan ke pembuluh
limfatik.
Setelah di dalam kapal ini, getah
bening mengalir hanya satu arah.
3 Darah dipompa tubuh. Jantung
memompa Darah ke dalam
arteri yang membawa ke semua
dari. Vena kembali darah dari
seluruh bagian tubuh ke
jantung.
Getah tidak dipompa. Hal pasif
mengalir
dari jaringan ke kapiler getah
bening. Aliran dalam pembuluh
limfatik dibantu oleh gerakan tubuh
lainnya seperti pernapasan dan
tindakan otot di dekatnya dan
pembuluh darah.
4 Darah terdiri dari plasma cair
yang
mengangkut sel-sel darah putih
dan merah dan platelet.
Getah bening yang telah disaring
dan siap
untuk adalah cairan putih susu atau
jelas.
5 Darah terlihat dan kerusakan
pembuluh darah menyebabkan
tanda-tanda jelas seperti
perdarahan atau memar.
Getah tidak terlihat dan kerusakan
pada sistem limfatik sulit untuk
mendeteksi sampai bengkak terjadi.
6 Darah disaring oleh ginjal.
Semua darah mengalir melalui
ginjal di mana sampah produk
Limfe disaring oleh kelenjar getah
bening
di seluruh tubuh. Simpul tersebut
15

dan cairan kelebihan dihapus.
Diperlukan cairan dikembalikan
ke sirkulasi jantung.
menghapus beberapa cairan dan
puingpuing. Mereka juga
membunuh patogen dan beberapa
sel-sel kanker.
7 Pembuluh darah kerusakan atau
insufisiensi menghasilkan
pembengkakan yang berisi
cairan protein rendah.
Limfatik kapal kerusakan atau
insufisiensi
menghasilkan pembengkakan yang
berisi
cairan kaya protein.

Tabel 2. Perbedaan sistem sirkulasi imfa dan sistem sirkulasi darah
(1)

Aliran darah yang dipompa oleh jantung diedarkan di seluruh tubuh dan
dibersihkan dengan menjadi disaring oleh ginjal. Sistem limfatik tidak
memiliki pompa untuk membantu dalam alirannya, sistem ini dirancang
sedemikian rupa sehingga hanya getah bening mengalir ke atas melalui tubuh
perjalanan dari ekstremitas (kaki dan tangan) dan ke atas melalui tubuh
menuju leher. kemudian berjalan melalui tubuh, melewati getah bening
kelenjar getah bening di mana ia disaring. Pada pangkal leher, getah bening
memasuki vena subklavia dan sekali lagi menjadi plasma dalam aliran
darah.
(2)

16
















17
































18

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Systema lymphatica merupakan subsistem dari sistem sirkulasi.
Systema lymphatica memiliki tiga fungsi utama yaitu:
1. Mengumpulkan dan mengembalikan cairan interstisiil, termasuk
protein plasma ke darah, sehingga membantu mempertahankan
keseimbanngan cairan (fluid balance).
2. Mempertahankan tubuh terhadap penyakit dengan memproduksi
limfosit.
3. Menyerap lemak dari intestinum dan membawanya ke darah
(5)

Limfe berasal dari cairan dari seluruh tubuh. Hal ini memungkinkan di
dalam limfe terdapat kuman-kukman penyakit. Kuman-kuman penyakit ini
perlu difilter oleh pembuluh limfe. Proses ini dilakukan oleh kelenjar limfe.
Jadi, jika terdapat kuman pada suatu luka, maka kuman tersebut akan
dibinasakan sebelum masuk ke dalam sirkulasi darah.
(1)















19

DAFTAR PUSTAKA

1. Alfiansyah.2012.Pembuluh Limfe (Getah Bening).Akses 9 Desember
2012.<www.sentra-edukasi.com201107pembuluh-limfa-getah-
bening.html>
2. Asih, Retno dkk.2011.Sistem Limfatik.Akses 19 November 2012.<
http://khanifudin.files.wordpress.com201203makalah-sistem-limfe.pdf>
3. Guyton & Hall.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.Jakarta:EGC.
4. Syaifuddin.2011.Anatomi Fisiologi Edisi 4.Jakarta:EGC.
5. Wijayanto, Hery.2006.Materi Kuliah Anatomi II Systema Lymphatica.Akses 18
November 2012.< www.handout-SYS-LIMPHATICA.pdf>

You might also like