You are on page 1of 6

Malabsorbsi laktosa pada anak

J Kedokter Trisakti, September-Desember 1999-Vol.18, No.3 139


MALABSORPSI LAKTOSA PADA ANAK
Edi Setiawan Tehuteru*
* Peserta Program Pendidikan Sepesialin Anak FKUI - RSCM
ABSTRACT
Lactose malabsorption is one of the common disorder found in children. A study showed
that Indonesia is one of the Asian country in which 60% - 100% of its adults have this
disorder. A lot of techniques can be performed to diagnose lactose malabsorption. One of the
techniques called the Breath Hydrogen Test (BHT). BHT now is the most usefull methode
due to its simplicity, specificity and not invasive.The terapy of lactose malabsorption is diet.
The latest research mentioned that yoghurt can also be used to cured lactose
malabsorption.(J Kedokter Trisakti 1999; 18(3):139-144)
Key words : Malabsorption, lactose, pediatrics
PENDAHULUAN
Laktosa adalah salah satu unsur
penting sebagai sumber kalori yang
terdapat dalam susu baik itu ASI, susu
sapi murni maupun susu formula. ASI
mengandung laktosa 6,8 - 7,3 g % ( Tabel
1), susu sapi murni 4,2 - 5,0 g %
sedangkan dalam susu formula yang
banyak dijumpai di pasaran sangat
bervariasi.
(4)
Tabel 1. Komposisi ASI.
Komposisi ASI Awal Peralihan ASI Matur Berkisar antara
(Kolostrum) 6 - 10 hr
1 - 5 hr
Energi (kcal) 57,0 63,0 65,0 50,34 - 75,46
Laktosa (gr/100ml) 6,5 6,7 7,0 5,0 - 7,67
Lemak (gr/100ml) 2,9 3,6 3,8 2,3 - 4,78
Protein(gr/100ml) 1,195 0,965 1,324 0,8 - 1,5
Non protein Nitrogen - 0,023 0,042 -
Mineral (gr/100ml) 0,3 0,3 0,2 0,2 - 0,3
Ig A (mg/100ml) 335,9 - 119,6 -
Ig G (mg/100ml) 5,9 - 2,9 -
Ig M (mg/100ml) 17,1 - 2,9 -
Lisozim (mg/100ml) 14,2 - 16,4 - 24,3 - 27,5 -
Laktoferin(mg/100ml) 420 - 520 - 250 - 270 -
Sumber : Lacorence RA. Breast feeding, a guide for the medical proffesion. USA: Mosby,
1980.
C
lic
k
t
o
b
u
y
N
O
W
!
P
D
F-XChan
g
e
w
w
w
.d
o
c u-t r ac
k
.c
o
m
C
lic
k
t
o
b
u
y
N
O
W
!
P
D
F-XChan
g
e
w
w
w
.d
o
c u-t r ac
k
.c
o
m
Malabsorbsi laktosa pada anak
J Kedokter Trisakti, September-Desember 1999-Vol.18, No.3 140
Di usus halus, laktosa dihidrolisis oleh
enzim laktase yang terdapat dalambrush
border menjadi glukosa dan galaktosa
untuk selanjutnya diabsorpsi. J ika fungsi
ini terganggu maka dapat timbul kelainan
yang disebut dengan malabsorpsi laktosa.
Malabsorpsi laktosa adalah segala
sesuatu yang merujuk pada hidrolisis
laktosa yang tidak lengkap, yang diukur
dengan uji yang objektif. Hal ini tentunya
harus dibedakan dengan intoleransi
laktosa dan defisiensi laktase. Intoleransi
laktosa pada dasarnya adalah suatu
keadaan yang ditandai dengan timbulnya
berbagai macam gejala setelah meng-
konsumsi laktosa dan defisiensi laktase
sebagai keadaan berkurangnya aktivitas
laktase yang diukur pada spesimen biopsi
mukosa usus halus.
(5)
.
Menurut J ohnson dkk.
(9)
Indonesia
merupakan salah satu negara di Asia yang
60 - 100 % masyarakatnya yang dewasa
mengalami malabsorpsi laktosa.
Bahkan ada yang lebih spesifik lagi
mengatakan bahwa insidens kelainan ini
di Indonesia adalah 70 %.
(5)
PATOFISIOLOGI
Dikenal tiga macam bentuk karbo-
hidrat, yaitu monosakarida (glukosa,
fruktosa, dan galaktosa), disakarida
(laktosa, sukrosa, dan maltosa) dan
polisakarida (pati, glikogen, selulosa).
Melalui berbagai reaksi kimia dan
enzimatik di saluran pencernaan, kar-
bohidrat yang kompleks dihidrolisis
menjadi struktur yang mudah diabsorpsi.
Disakarida, dalam hal ini laktosa, oleh
enzim laktase dihidrolisis menjadi glukosa
dan galaktosa yang selanjutnya akan
diabsorpsi secara cepat ke dalam
pembuluh darah porta.
Enzim laktase adalah enzim yang
terdapat dalam usus halus, tepatnya di
brush border dari vili usus. Aktivitas enzim
ini maksimal terjadi di proksimal hingga
pertengahan yeyunum. Pada bayi yang
sehat, laktosa dihidrolisis dan diabsorpsi
seluruhnya di usus halus sehingga tidak
ada laktosa yang mencapai usus besar.
Bila seorang anak mengkonsumsi laktosa
yang berlebihan atau enzim laktase tidak
dijumpai / berkurang, maka laktosa dapat
tidak seluruhnya dihidrolisis dan di-
absorpsi. Hal ini menyebabkan osmo-
laritas di dalam lumen usus meningkat
yang berakibat air tertarik ke dalam lumen
dan merangsang meningkatnya peristaltik.
Melalui mekanisme di atas, laktosa
yang tidak dihidrolisis dan diabsorpsi akan
mencapai usus besar. Laktosa akan
difermentasi oleh bakteri di usus besar
dan hasilnya berupa asam lemak rantai
pendek, pH yang rendah, dan gas yang
mana salah satunya adalah hidrogen.
Lebih kurang 14 - 21 % gas hidrogen
tersebut akan dieksresi melalui udara
nafas, sedangkan sisanya dieksresi
melalui rektum. Berdasarkan patofisiologi
di atas, diciptakan berbagai pemeriksaan-
pemeriksaan untuk menentukan apakah
seseorang mengalami malabsorpsi laktosa
atau tidak.
(3,5,6,8)
KLASIFIKASI DEFISIENSI LAKTASE
J ika membaca tulisan-tulisanyang
ada, tiap Penulis mencoba untuk membuat
klasifikasi defisiensi laktase menurut
interpretasinya terhadap masalah ini.
(4,5,8)
.
Namun jika dicermati, masing-masing
klasifikasi tersebut semuanya me-
ngandung unsur yang sama.
Klasifikasi yang akan dibahas pada
referat ini adalah klasifikasi yang membagi
defisiensi laktase atas primer dan
sekunder. Defisiensi laktase primer dibagi
lagi atas defisiensi laktase developmental,
kongenital dan genetik. Defisiensi laktase
sekunder adalah defisiensi laktase yang
disebabkan akibat rusaknya mukosa usus
halus.
Defisiensi laktase bentuk develop-
mental terjadi tergantung dari usia gestasi.
Aktivitas laktase meningkat pada trimester
ketiga kehamilan untuk mencapai
puncaknya pada saat lahir. Penurunan
aktivitas laktase sebanding dengan
penurunan kemampuan menghidrolisis
laktosa. Ini dapat terlihat pada bayi
C
lic
k
t
o
b
u
y
N
O
W
!
P
D
F-XChan
g
e
w
w
w
.d
o
c u-t r ac
k
.c
o
m
C
lic
k
t
o
b
u
y
N
O
W
!
P
D
F-XChan
g
e
w
w
w
.d
o
c u-t r ac
k
.c
o
m
Malabsorbsi laktosa pada anak
J Kedokter Trisakti, September-Desember 1999-Vol.18, No.3 141
prematur yang lahir sebelum usia gestasi
36 minggu
Defisiensi laktase kongenital jarang
(7)
ditemukan dan ditandai dengan tidak
dijumpai atau berkurangnya enzim
laktase. Sebelum susu bebas laktosa
ditemukan, kondisi ini potensial untuk
menyebabkan kematian.
Defisiensi laktase genetik terjadi pada
kondisi dimana kadar laktase menurun
dan terus berlanjut hingga dewasa. Pada
anak hingga umur 3 - 5 tahun, laktosa
biasanya masih dapat dicerna dengan
baik karena usus halus mensintesis
laktase dalam jumlah yang cukup. Namun
pada usia-usia berikutnya, dapat terjadi
penurunan akibat sintesis laktase yang
cenderung berkurang sesuai dengan
bertambahnya umur.
(5)
Hal ini dapat terlihat pada penelitian
yang dilakukan oleh Hegar dkk.
(5)
Pertama dilakukan penelitian terhadap
anak-anak umur antara 3 - 5 tahun di
sebuah taman kanak-kanak di J akarta.
Didapatkan hasil, yaitu 23 % anak
mengalami defisiensi laktase. Penelitian
berikutnya dilakukan terhadap 137 anak di
sebuah Sekolah Dasar, juga di J akarta,
umur antara 6 - 12 tahun. Hasilnya adalah
seperti yang tertera pada tabel 2.
(8)
Tabel 2.
Prevalensi malabsorpsi laktosa pada anak umur 6 - 12 tahun.
Umur (tahun) Prevalensi (%)
6 - 7 57,9
8 - 9 58,9
10 - 12 57,1
Walaupun hasil dari ketiga kelompok umur
ini tidak jauh berbeda, namun sudah dapat
menggambarkan ke-cenderungan
meningkatnya malabsorpsi laktosa sesuai
dengan bertambahnya umur jika diban-
dingkan dengan penelitian pertama.
Di dunia ini dikatakan hanya
masyarakat Skandinavia dan ras
kaukasoid saja yang secara kontinyu
memproduksi enzim laktase hingga umur
dewasa. Selebihnya akan mengalami
malabsorpsi laktosa
(6)
.
Defisiensi laktase sekunder biasanya
timbul setelah terjadi kerusakan pada
saluran pencernaan yang menyebabkan
ratanya vili atau hancurnya epitel usus.
Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi akut
atau kronik, radiasi, obat-obatan atau
toksin. Penyakit-penyakit yang dapat
menyebabkan hancurnya epitel usus
antara lain adalah infeksi saluran pen-
cernaan, bakteri tumbuh lampau,
inflammatory bowel disease, giardiasis,
celiac disease atau enteropati protein susu
sapi.
(4)
Beberapa tahun terakhir ini, pernah
dilakukan penelitian mengenai dampak
infeksi oleh Human Immunodeficiency
Virus (HIV) terhadap kemampuan usus
halus untuk mengabsorpsi laktosa.
Penelitian dilakukan terhadap 40 pasien
pengidap virus HIV dan 44 orang
sukarelawan yang sehat. Terhadap
mereka dilakukan pemeriksaan Hydrogen
Breath Test.
Pada penelitian ini didapatkan bahwa
prevalensi malabsorpsi laktosa pada
kelompok pasien yang mengidap virus HIV
(70 %) berbeda bermakna dibanding
kontrol (34 %). Pada kelompok pasien
yang mengidap virus HIV, semakin berat
tahapan penyakitnya semakin tinggi pula
tingkat malabsorpsi laktosa yang dialami,
dibanding pasien yang tahapan
penyakitnya masih awal. Lebih lanjut,
tingkat intoleransi laktosa juga sangat
bermakna pada pasien-pasien yang me-
C
lic
k
t
o
b
u
y
N
O
W
!
P
D
F-XChan
g
e
w
w
w
.d
o
c u-t r ac
k
.c
o
m
C
lic
k
t
o
b
u
y
N
O
W
!
P
D
F-XChan
g
e
w
w
w
.d
o
c u-t r ac
k
.c
o
m
Malabsorbsi laktosa pada anak
J Kedokter Trisakti, September-Desember 1999-Vol.18, No.3 142
nunjukkan gejala gangguan pen-cernaan
dibanding dengan pasien lainnya yang
tidak menunjukkan gejala dan kontrol.
Pada akhir dari penelitian ini dikatakan
bahwa selain virus HIV itu sendiri, masih
mungkin ada faktor-faktor lainnya yang
dapat menyebabkan defisiensi laktase.
(2)
Gejala Klinis
Pada intoleransi laktosa dapat
dijumpai gejala klinis berupa diare yang
sangat frekuen, cair, bulky, dan berbau
asam, meteorismus, flatulens dan kolik
abdomen. Akibat gejala tersebut, per-
tumbuhan anak akan terlambat bahkan
tidak jarang dapat terjadi malnutrisi.
(1,4,9,12)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Pemeriksaan pH tinja
Tinja pada keadaan normal
memiliki pH 7-8. Pada keadaan
malabsorpsi laktosa, akibat fermentasi
laktosa oleh bakteri di usus besar
yang membentuk asam lemak
rantai pendek, pH tinja menjadi
rendah yaitu kurang dari 6.
2. Penentuan kadar gula dalam tinja
dengan tablet Clinitest (Modifikasi
Kerry dan Anderson, 1964) Prinsip
kerja : Berdasarkan terjadinya reduksi
ion cupri (CuSO
4
). Cara kerja :
- Tinja cair ditampung dengan
plastik.
- Masukkan tinja cair tersebut
dalam tabung Ames sebanyak 5
tetes.
- Tambahkan dalam tabung tersebut
10 tetes air.
- Masukkan 1 tablet Clinitest ke
dalam tabung yang berisi larutan
tersebut.
- Perubahan warna yang terjadi
kemudian dibandingkan dengan
warna standar yang tersedia.
Hasil :
- Dinyatakan dengan (0%),
Trace(0,25%),+(0,5%), ++(0,75%),
+++(1%), ++++(2%).
- Dicurigai adanya malabsorpsi
aktosa bila didapatkan lebih
dari 0,5% bahan pereduksi
(++- ++++).
3. Lactose Tolerance test
Merupakan salah satu uji untuk
mengukur kemampuan usus untuk
mengabsorpsi laktosa.
Cara :
- Pasien dipuasakan semalam.
- Sebelum pemeriksaan, dilakukan
pemeriksaan gula darah.
- Berikan minum laktosa sebanyak 2 gr
kgBB.
- Gula darah diperiksa tiap setengah
jam selama 2 jam.
Hasil :
Malabsorpsi laktosa ditunjukkan
dengan kurve yang mendatar.
4. Barium Lactose Meal
Cara :
- Pasien dipuasakan semalam.
- Berikan larutan barium-laktosa
(50ml barium sulfat dan laktosa
2,2 g / kgBB) diikuti pengambilan
foto esofagus, gaster dan usus
halus.
- Pasien kemudian ditidurkan pada
sisi kanan selama 1 jam dan
dilakukan foto polos abdomen
dalam posisi supinasi.
Hasil :
Dinyatakan malabsorpsi laktosa
bila tampak dilatasi usus halus,
pengenceran barium dan kenaikan
kecepatan waktu singgah.
5. Breath Hydrogen Test
Alat :
Lactometer ( alat yang digunakan di
Sub Bagian Gastroenterologi Ilmu
Kesehatan Anak FKUI - RSCM)
Substrat :
Laktosa (2 gram / kgBB - maksimal 50
gram dalam larutan 20 % atau 10 %
C
lic
k
t
o
b
u
y
N
O
W
!
P
D
F-XChan
g
e
w
w
w
.d
o
c u-t r ac
k
.c
o
m
C
lic
k
t
o
b
u
y
N
O
W
!
P
D
F-XChan
g
e
w
w
w
.d
o
c u-t r ac
k
.c
o
m
Malabsorbsi laktosa pada anak
J Kedokter Trisakti, September-Desember 1999-Vol.18, No.3 143
bagi bayi berumur kurang dari 6
bulan)
Cara :
- Pasien dipuasakan (bayi minimal 4
jam dan anak yang lebih besar 6 - 8
jam).
- Sebelum substrat diminumkan,
kadar gas hidrogen nafas diukur
terlebih dahulu dengan cara me-
ngumpulkan udara ekspirasi.
- Pasien diminta untuk menarik nafas
lebih kurang 5 detik dan selanjutnya
diminta untuk mengeluarkan nafas
secara perlahan - lahan melalui
mouth piece atau bagi anak yang
lebih kecil menggunakan sungkup
selama 20 - 30 detik.
- Selanjutnya substrat diminumkan
dan kadar gas hidrogen nafas diukur
setiap 30 menit selama 3 jam.
Hasil
- Peningkatan gas hidrogen nafas di
atas 20 ppm sebelum 2 jam setelah
pemberian larutan laktosa
menunjukkan kemungkinan adanya
malabsorpsi laktosa.
J ika peningkatan terjadi dalam
waktu 30 menit pertama setelah
pemberian larutan laktosa, perlu
dipertimbangkan akan adanya bakteri
tumbuh lampau. Untuk
membuktikannya dapat digunakan
glukosa.
6. Biopsi mukosa usus halus
Biopsi usus halus sangat penting
dan merupakan baku emas untuk
mendiagnosis berbagai macam
penyakit yang menyerang
mukosa usus halus. Biopsi
biasanya dilakukan bersamaan
dengan dilakukannya pemeriksaan
endoskopi untuk selanjutnya
dilakukan peme-riksaan sitologi di
bagian patologi Anatomi
(5-7,13)
.
TATALAKSANA
Pada bayi dan anak-anak, susu
tentunya harus diganti dengan susu yang
kandungan laktosanya rendah atau sama
sekali tidak mengandung laktosa
(tergantung tingkat defisiensi laktase yang
terjadi). Pada anak yang lebih besar juga
disarankan untuk tidak mengkonsumsi
makanan yang mengandung laktosa
seperti es krim, keju, kue-kue dan yogurt
(5,12)
.
Mengenai yogurt, ada penelitian yang
menyimpulkan bahwa makanan ini justru
baik dan dapat dikonsumsi oleh mereka
yang mengalami malabsorpsi laktosa.
Penelitian ini dilakukan terhadap 14 anak
umur antara 4 hingga 16 tahun di Johns
Hopkins Childrens Center dan mereka
terbukti positif mengalami malabsorpsi
laktosa.
Setelah dipuasakan, kepada anak-
anak ini diberikan susu atau yogurt setiap
hari selama 5 hari. Hasilnya, ternyata
gejala-gejala yang biasanya timbul pada
mereka yang mengalami malabsorpsi
laktosa, berkurang secara bermakna. Hal
ini dapat terjadi, diduga karena kalori dan
komposisi yogurt yang sedemikian rupa
sehingga menyebabkan yogurt lambat
meninggalkan lambung, yang berarti juga
memperlambat laktosa mencapai usus
besar. Semakin lambat laktosa mencapai
usus besar, semakin berkurang pula
gejala malabsorpsi laktosa yang timbul.
11
KESIMPULAN
Malabsorpsi laktosa adalah salah satu
kelainan yang banyak dijumpai pada anak-
anak. Hal ini harus mendapat perhatian
khusus mengingat kelainan ini bila tidak
ditangani dengan baik akan menyebabkan
gangguan pada pertumbuhan dan per-
kembangan anak di masa mendatang.
Pemeriksaan BHT secara spesifik
mampu menunjukkan adanya malabsorbsi
laktosa. Pada bayi dan anak-anak yang
menderita malabsorbsi laktosa, susu yang
digunakan harus mengandung laktosa
yang rendah. Yoghurt ternyata juga dapat
C
lic
k
t
o
b
u
y
N
O
W
!
P
D
F-XChan
g
e
w
w
w
.d
o
c u-t r ac
k
.c
o
m
C
lic
k
t
o
b
u
y
N
O
W
!
P
D
F-XChan
g
e
w
w
w
.d
o
c u-t r ac
k
.c
o
m
Malabsorbsi laktosa pada anak
J Kedokter Trisakti, September-Desember 1999-Vol.18, No.3 144
bermanfaat mengatasi malabsorbsi
laktosa pada anak usia 4 16 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
1. American Academy of Pediatrics
Committee on Nutrition. 1990.
Practical significance of lactose
intolerance in children: Supplemen
(RE9197). Pediatrics 86: 643 4.
2. Corazza,G.R., Ginaldi, L., Furia, N.,
Marani-Toro, G., Di Giammartino,
D., Qualglino, D. 1997. The impact of
HIV Infection on lactose absorptive
capacity. J ournal of Infection ; 35: 31
5.
3. Guyton, A.C. 1991. Human physiology
and mechanisms of disease; edisi
ke-3. Philadelphia: WB Saunders
Company, : 599-600.
4. Hassan, R., Napitupulu, P.M. 1985.
Buku Kuliah 1 Ilmu kesehatan Anak.
J akarta: Trimahendri, 295 301.
5 Hegar, B., Buller, H.A. 1995. Breath
hydrogen test in lactosemalabsorption.
Paediatric Indonesia ; 35:161-71.
6. Hegar, B. 1998. Uji hidrogen napas
satu cara diagnostika gangguan
saluran cerna. Majalah Kesehatan
Masyarakat Indonesia . 5: 278 80.
7. Hegar, B., Yati, N.P., Sayoeti, Y.,
Dwipurwantoro, P.G., Firmansyah, A.
1999. Aktivitas enzim laktase pada
murid sekolah dasar. Dalam:
Firmansyah A, editor. Abstrak
KONIKA XI. J akarta, 4 7 J uli .
8. Hug., G. 1987. Defects in metabolism
of carbohydrates. Dalam: Nelson WE,
editor, edisi ke-13. Nelson textbook of
pediatrics. Philadelphia: WB Saunders
Company. 306.
9. J ohnson, et al. 1974. More about l
lactose intolerance (serial online) 10
screen. Available from: URL:
http://www.geocities.com.
10. Lacorence, R.A. 1980. Breast feeding,
a guide for the medical
proffesion.USA: Mosby.
11. Lee. Lactose intolerance (serial online)
1993;6 screen. Available from: URL:
http//healthcastle.com/herb_lact.shtml.
12. North East Valley-Division of General
Practice-Victoria. 1996 Sugar
Malabsorption in children (serial
online) I (1) 11 screen. Available
from: URL: http://www.nevdgp.org.au.
13. Soenarto, Y., Suharyono. 1988.
Pemeriksaan-pemeriksaan sindrom
malabsorpsi. Dalam: Suharyono,
Boediarso A, Halimun EM, editor.
Gastroenterologi anak praktis.
J akarta: BP-FKUI. 325-43.
C
lic
k
t
o
b
u
y
N
O
W
!
P
D
F-XChan
g
e
w
w
w
.d
o
c u-t r ac
k
.c
o
m
C
lic
k
t
o
b
u
y
N
O
W
!
P
D
F-XChan
g
e
w
w
w
.d
o
c u-t r ac
k
.c
o
m

You might also like