You are on page 1of 104

DIKTAT UTS

SEMESTER 4 2013
Mekanika Fluida, Perpindahan Kalor,
Termodinamika, dan Matematika
Teknik Kimia/ Permodelan

JANGAN TERPAKU PADA
DIKTAT INI. Diktat ini dijawab
oleh mahasiswa. Pemikiran dosen
mungkin berbeda. Untuk pengunaan
diktat yang efektif, berkonsultasilah
dengan dosen atau asisten.

2013
STAFF IMTK AKADEMIS 2013
2

DAFTAR ISI

A. Mekanika Fluida
Soal Mekanika Fluida ...4
Ujian Akhir Semester Mekanika Fluida...15
B. Perpindahan Kalor
Soal Perpindahan Kalor ......27
C. Termodinamika
Soal Termodinamika ...63
D. Matematika Teknik/ Permodelan
UTS Matematika Teknik Kimia .99
UAS Matematika Teknik Kimia Mei 2009A 100
UAS Matematika Teknik Kimia Mei 2009B .101

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu terselesaikannya diktat ini. Semoga
diktat ini membantu pembelajaran kita dan UTS yang
akan segera berlangsung dapat dihadapi dengan baik.

3

MEKANIKA
FLUIDA









4

SOAL MEKANIKA FLUIDA
Soal I :
Kerjakan dengan metode yang benar, yaitu angka2 dihitung terakhir, setelah manipulasi
simbol-simbol. Pergunakan satuan British.
Sistem aliran yang terdiri atas pompa dan 2 tangki dihubungkan dengan pipa 3 inch #80
sepanjang 600 ft, yang memiliki gate valve (V1, V2, V3), standard elbow, Teejunction,
orifice, sudden contraction/enlargement dari/ke tangki. Efisiensi pompa 70%, SG cairan 0.8-
0.85. Kinematik viscocity (/) = 5cSt-8 cSt. Pada saat operasi normal by pass valve V2
ditutup. Kondisi operasi adalah sbb.
Tangki 1 Tangki 2
Pmax 20 psig 110 psig
Pmin 10 psig 100 psig
Level max, terhadap z=0 40 ft 170 ft
Level min, terhadap z=0 20 ft 150 ft
a) Hitung flow rate, jika diameter orifice diameter pipa
b) Hitung friction losses, kehilangan pada gate valve, elbow, orifice, sudden
contraction/enlargement di perhitungkan, namun T-junction boleh diabaikan. (gunakan
tabel 6.-3 dan kurva Fig. 6.16). Asumsikan : 1. Diameter tangki jauh lebih besar dari
diameter pipa. 2. Pada orifice juga terjadi sudden contraction/enlargement.
c) Hitung Pump Head (

) dalam feet pada sistim diatas.


d) Hitung besar dan arah gaya penahan (Support) yang bekerja pada Elbow 1 agar tidak
gerak (gunakan neraca momentum).

5

Jawab :

Diketahui :
- Pipa 3 in #80, panjang 600 ft
- Efisiensi pompa = 70 %
- Specific gravity cairan 0.8-0.85
- Kinematik viscocity (/) = 5 cSt - 8
cSt
- By pass valve V2 ditutup
- D orifice = D pipa
- D tangki >>>>D pipa
- P orifice = 10 cm HG
Keterangan tambahan :
1 cSt = 1.076 x 10
-5
ft
2
s
-1
1cmHG = 8.9587 x 10
2
lbm ft
-1
s
-2
1 psia = 4.663 x10
3
lbm ft
-1
s
-2

SG cairan = 0.825
cairan = 0.825 kg/L = 51.5 lb ft
-3
kinematik viscosity (/) = 6.5 cSt =
6.99 x 10
-5
ft
2
s
-1
a) Untuk mengetahui nilai flow rate, maka sistem yang kita tinjau adalah orificemeter,
dengan asumsi :
- Fluida adalah incompressible ( = konstan)
- Orifice dianggap ideal (C
v
= 1)
- Sistem adalah steady state (berlaku hukum kontinuitas, Q = konstan)
dengan menggunakan Hukum Bernoulli :
6







[
(


Maka diperoleh nilai flow ratenya...


V2 = Q/A2 = 4.81 ft/s
b) Friction losses pada elbow dan gate valve dicari dengan langkah - langkah :
1. cari panjang ekuivalen (x) dari elbow dan valve (tabel 6-3, Noel De Nevers)
2. cari nilai Re number, gunakan hasil perhitungan bagian a (nilai kecepatan aliran pada
pipa).
3. kemudian cari nilai (

) dari figure 6.10. nilai lihat tabel 6.2 (jenis pipa


commercial steel).


/D = 0.0006
diperoleh nilai f sekitar 0.007


F
dm
dW V
gz
P
other

= + + A )
2
(
2

0
2
) (
2
1
2
2 1 2
=

+
V V P P

2 1
2
1
2
2
1 2
2
1
) ( 2
(


=
A A
P P
V

2
4
2
V
D
x
f F
A
=

DV
R
e
=
7

x = equivalent length . D
untuk :
gate valve : x = 13 . 0.25 = 3.25 ft F = 4.21 ft
2
.s
-2
elbow : x = 30 . 0.25 = 7.5 ft F = 9.715 ft
2
.s
-2


Friction losses akibat sudden contraction/enlargement dari/ke tangki dan pada orifice
- Dari/ke tangki
pada soal dikatakan D tangki >>>> D pipa, sehingga Dpipa/Dtangki 0 , maka dari
figure 6.16 kita dapat memperoleh nilai K untuk menghiitung nilai F.


Dimana : nilai V merupakan nilai kecepatan yang terbesar dari dua kecepatan yang
terlibat. Dari figure 6.16 kita dapat nilai K enlargement = 1 dan nilai K contraction =
0.5 sehingga nilai :
( )


- Pada orifice
Pengerjaannya sama pada perhitungan dari/ke tangki, D orifice = D pipa.
figure 6.16 didapat nilai K enlargement = 0.58 dan nilai K contraction = 0.33
sehingga nilai : ( )



c) Untuk menghitung Pump Head maka sistem yang kita tinjau adalah pompa saja.
Asumsi :
- Z, v dianggap nol dan besar F diabaikan.


Yang menjadi permasalahan sekarang adalah nilai kerja pada pompa yang tidak
diketahui. Oleh karena itu untuk mendapatkan nilai

, maka kita tinjau sistem secara


F
dm
dW V
gz
P
other

= + + A )
2
(
2

8

keseluruhan (titik satu dan dua, lihat gambar). Hal ini juga dikerenakan kerja hanya
terdapat pada pompa.
Berdasarkan Hukum Bernoulli pada titik satu dan dua, maka diperoleh :


- X = Panjang total pipa
- Untuk nilai P dan Z pilih salah satu dari keadaan max atau min.
- nilai P pada masing-masing titik merupakan jumlah dari tekanan tangki.
- Dengan menyelesaikan persamaan diatas maka akan kita peroleh nilai Pump head.
F pipa = 2.f.X.v
2
/D = 777.37 ft
2.
s
-2

( )
(


d) Berdasarkan neraca momentum :
Asumsi elbow adalah jenis 90
o
standard elbow
()


kita bagi bagi bersadarkan komponen arah x dan y.

) (

) ()

) (








2
a,o
dW
P V
gz
dm 2
| |
= A + + +
|

\ .
F
9

arah gaya diilustrasikan pada gambar dibawah :
Gaya yang bekerja pada elbow oleh fluida.

Maka gaya supportnya harus berlawanan arah dengan gaya diatas


Soal II :
Suatu dekanter kontinu di rancang untuk memisahkan minyak dari campuran minyak-air
dengan kapasitas 1000 barrel oil per day. Diasumsikan waktu pemisahan air mengikuti rumus
empisis.



oil
= 1,5 cp

oil
= 54 lb / ft
3
a. Hitung ukuran bejana, jika isi cairan minyak-air di dalam tangki 90 % dan panjang
tangki = 5x diameter
b. Hitung tinggi limpahan, jika letak interface minyak-air ada
1
/
3
tinggi permukaan
minyak dan komposisi campuran adalah 70 % minyak.
Jawab :
Asumsi:
Panjang dekanter 5x diameter sesuai kenyataan
Diketahui : feed = 1000 barrel/day
10

oil = 54 lb / ft
3
water = 62,43 lb / ft
3

oil
= 1,5 cp




Ditanya : jika volume minyak 90 % maka tentukan ukuran tangki !!
Untuk minyak 70 % dan interface
1
/
3
dari permukaan maka tentukan tinggi
limpahan !!
Jawab :
a.
()


Q = 1000 barrel/day = 29,167 gal/min
V = 29,167 gal/min . 66,6 min = 1942,522 gal
90 % tangki = V = 1942,522 gal
V tangki = 2158,36 gal = 288,5308 ft
3


D =

= 4,2 ft L = 5D = 20,94 ft
b. Jika diameter tangki 4,2 ft maka tinggi permukaan minyak-oil adalah 90 % Diameter
yaitu 3,77 ft, maka
Z = 3,77 ft Z
1
=
1
/
3
Z = 1,26 ft
Zn=


z + (


) z
1
= 3,43 ft
Jadi, ukuran pompa dengan diameter 4,2 ft dan panjang 21 ft memiliki tinggi limpahan
3,43 ft.

Soal III :
Air dipompa melalui pipa 2 inch dengan laju alir 100 gallon/min. Panjang pipa dan
equivalent lenght dari seluruh fittings adalah 2500 ft. (lihat gambar)
a. Hitung perbedaan tekanan discharge dan suction pompa
b. Jika kehilangan energi pada pompa, motor dan kopling 30 %. Hitung watt yang
dibutuhkan pompa
c. Hitung berapa persen kehilangan pada sudden contaction / expansion dengan asumsi
D tangki >> D pipa
Jawab :
11

Diketahui : Laju alir = 100 gal/min
Beda tinggi = 20 ft
Diameter = 2 inch
Total pipa = 2500 ft
Ditanyakan: Beda discharge and suction !
Daya pompa jika efisiensi 70% atau heat loss 30% !
Berapa % kehilangan pada sudden enlargement atau conctraction !!
Jawab:


Maka daya yang dibutuhkan untuk heat loss 30% adalah 11016,33 watt.
Kehilangan friksi sudden enlargement dan sudden contraction :

( )


Jadi perbedaan discharge dan suction 13162,91 ft
2
/ s
2

Besar daya yang dibutuhkan 7,711 kWatt
Persen enlargement pada sudden enlargement dan sudden contraction 0,41 %.

12


Soal IV:
a) Pada Gb.1, jika orang seberat 100 kg, berapa psi tekanan pada pressure gauge
b) Pada Gb.2, berapa ketinggian air didalam gelas, jika tekanan uap air pada suhu 30, 40, 70,
80, 90 masing2 adalah 0,66 psi, 1,07 psi, 4,54 psi, 7,18 psi, 10,07 psi.

Jawab :
a) P = F.A = m.g.A
Asumsi : g = 9,8 m/s
2
dan A = A m
2
P = 980 A N/m
2
b)




sehingga untuk masing-masing nilai suhu dapat dicari
untuk 30




untuk 40




untuk 70




untuk 80




untuk 90





Soal V:
Untuk sistim sederhana seperti pada Gb.3, diameter pipa 3 inch 40. Equivalent lenght of
fitting 100 meter. Debit air 100 Lt/menit. Panjang total pipa 50 meter.
a) Berapa psi tekanan yang harus dibangkitkan oleh pompa
b) jika efisiensi pompa 70 %, berapa kilowatt power yang dibutuhkan
13


JAWABAN:
Untuk sistem secara keseluruhan
Hukum bernauli yang telah disederhanakan menjadi:

A


Dimana
c = 0,0018
c/D = 0,0006
V = Q/A
Dengan Q = 100 lt/menit = 0,1 m
3
/menit
A = (t/4).(3,068 in
2
) = (t/4).(0,00197) m
2

V = .....m/menit = .....m/sekon


Dari nilai reynold number dan c/D didapat nilai f
Nilai Ax = Panjang total pipa + equivalent lenght of fitting = 150 m
Az = 20 m AP = 30 psi = ...N/m
2
Dengan data tersebut nilai dW/dm dapat dicari


a) Untuk tekanan yang harus dibangkitkan oleh pompa, yaitu
Sistem yang dilihat adalah pompa
Persamaan bernoully menjadi
A


14

b) Power yang dibutuhkan jika efisiensi 70 % adalah


Dimana m = Q. sehingga
Po yang dibutuhkan



Soal VI :
Pada Gb.4, diketahui tekanan pada pipa 40 psi, Luas area pipa 1 in
2
. Laju alir adalah 200 ft/s.
a) Hitung gaya yang bekerja pada baut flange joint
b) Bagaimana gaya tersebut ditransmisikan oleh fluida ke pipa

Jawab :
a) Gaya yang bekerja pada baut flange joint
Fx = P.A = (P atm + Pg) .A = P atm.A + Pg.A
F baut = -Fx - F atm = - (Pg . A + P atm . A) (-P atm . A)
F baut = 40 psi. 1 in
2
= 40 lbf
b) Jawab sendiri

Soal VII :
Saudara diminta untuk mendesain rotameter yang akan mengukur debit air untuk range 0
sampai 100 Lt/menit. Floater dar besi (SG = 7,8) berbentuk bola dengan diameter 20 mm.
Tinggi rotameter adalah 10 cm. Dapatkan dimensi dari tapered tube yang dipergunakan
Jawab sendiri..

15

UAS MEKANIKA FLUIDA

1. Diketahui suatu nosel yang ditunjukkan di gambar di bawah ini dilalui udara (k=1,4)dari
reservoir dengan tekanan 100 psia ke atmosfir (tekanan 14,7 psia). Nol
0
F = 460
0
R.

Ditanya :
No 1.1. Berapa Mach number di mulut nosel?
No 1.2. Berapa tekanan di mulut nosel (p
c
) (dalam psia)?
No 1.3. Berapa velocity di mulut nosel (Vc) (dalam ft/detik)?
No 1.4. Berapa luas penampang mulut nosel (Ac) (dalam in
2
)?
JAWABAN:
Jawab sendiri ya

2. Helikopter mempunyai 3 baling-baling yang berotasi 200 rpm. Masing-masing baling-
baling dianggap pelat tipis empat persegi panjang dan mempunyai panjang 12 ft dan lebar
1,5 ft. Setiap baling-baling dianggap pelat datar. Satu lb
f
= 32,2 lb
m
.ft/det
2
. Pada kondisi
standard (60
0
F dan 1 atm), udara = 0,07677 lb
m
/ft
3
, v udara = 1,61.10
-4
ft
2
/det, udara
= 0,0183 cp. Satu cp = 6,72 lb
m
/(ft.det) = 2,09.10
-5
lb
f
.det/ft
2
.
Ditanya (3 pertanyaan):
No 2.1. Gambarkan secara skematis suatu luasan diferensial pada permukaan baling-
baling dan jaraknya dari pusat baling-baling, yang akan dipakai utnuk perhitungan
pernyataan-pernyataan berikut.
No 2.2. Formulasikan tegangan gesek (
o
) di luasan diferensial
No 2.3. Berapa total torsi yang dibutuhkan untuk mengatasi friksi pada baling-baling
(dalam lb
f.
ft)?


16


Jawab :
2.1. Gambar plat tipis
= 200 rpm

2.2. Tegangan geser (
o
) di luasan diferensial


o
=


Gaya di keseluruhan permukaan plat:
F = C
f
x x V
2
x A
df = C
f
x x V
2
x dA

( )

( )

( )

( )

) ( )


17

*

2.3. Total torsi
dF = 0,062 x r
3/2
x

dA
F =


= 0,076

r
5/2


= 15,164

x 32,2



= 488,2808 lb
f
Total torsi = 3


= 3


= 3 x 488,2808 x r


= 3 x 488,2808 x 12
= 17578,1088 lb
f
ft

3. Tes filtrasi di laboratorium menggunakan plate and frame press pada slurry CaCO
3

(filtrasi berlangsung dari 2 sisi). Luas penampang filter = 0,283 ft
2
dan ketebalannya =
1,18 inch. Semua tes dilakukan pada temperature 66
0
F dengan konsenrasi slurry = 0,0723
fraksi berat CaCO
3
. Densitas cake = 100 lb/ft
3
, padatan CaCO3 =183 lb/ft
3
, air = 62,4
lb/ft
3
, v air = 1,08.10
-5
ft
2
/det, air = 1 cp. P konstan = 40 psi. Satu Darcy =
(1 cm/det).Cp/(atm/cm) = 0,99.10
-8
cm
2
= 1,06.10
-11
ft
2
. Satu ft
3
= 28,316 liter. Data hasil
tes sbb:

18

Volume filtrat, liter Waktu, detik
0,2 1,8
0,4 4,2
0,6 7,5
0,8 11,2
1,0 15,4
1,2 20,5
1,4 26,7
1,6 33,4
1,8 41,0
2,0 48,8
2,2 57,7
2,4 67,2
2,6 77,3
2,8 88,7

Ditanya (4 pertanyaan)
No 3.1. Buatlah tabulasi dan plotting t/V (dalam detik/ft
3
) vs V (dalam ft
3
) di kertas
grafik untuk bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut
No 3.2. Berapa porositas cake?
No 3.3. Berapa tahanan medium filter?
No 3.4. Berapa permeabilitas cake (dalam darcy)?
Jawab:
Kerjain sendiri aja..

4. Kompresor tiga tahap digunakan untuk mengkompresi 180 standar ft3/min metana dari 14
ke 900 lbf/in
2
abs. Kompresor dirancang secara adiabatik dengan minimal kebutuhan
listrik. Temperatur masuk ke masing-masing kompresor 80
0
F. Untuk cakupan temperatur
di kompresor, Cp metana = 9,3 Btu/(lbmol.
0
F) dan k metana = 1,31. Satu lbmol = 378,7
standar ft
3
. Satu Btu/lbmol = 2,3247 Joule/mol.

19

Ditanya (4 pertanyaan)
No 4.1. Berapa rasio tekanan luar terhadap tekanan masuk di masing-masing kompresor?
No 4.2.Berapa brake kW masing-masing kompresor kalau efisiensi mekanis = 80% (dalam
Kw)?
No 4.3. Berapa temperatur metana keluar dari masing-masing kompresor (dalam 0F)?
No 4.4. Berapa beban panas di masing-masing intercooler (antar kompresor) (dalam
Btu/jam)?
Konstanta gas = 1,987 Btu/lbmol.
0
R) = 1,987 kal/(mol.K)

Jawab :
Diketahui:
Kompresor 3 tahap
Q = 180 ft3/min metana = 0,475 lbmol/min = 7,605 lb/min = 3,449,55 gr/min
P1 = 14 psia
P4 = 900 psia
T in = 80
0
F
Cp metana = 9,3 BTU/(lbmol.
0
F)
k metana = 1,31
M metana = 16 lb/lbmol = 16 gr/mol
Jawab:
Untuk soal ini sketsa gambarnya adalah seperti ini:

4.1 Rasio tekanan luar terhadap tekanan masuk di masing-masing kompresor:
Total power yang dibutuhkan akan minimum jika ratio tekanan di setiap stage sama:
(


Dengan demikian, rasio antara


20

Jika kita ingin menghitung tekanan masuk, maupun keluar pada masing-masing
kompresor, maka kita akan memperoleh:



4.2. Brake kW masing-masing kompresor kalau efisiensi mekanis = 80%


[(

]
Persamaan diatas adalah persamaan utnuk kerja pompa secara adiabatis. Karena rasio
kompresor (nilai P in / P out) sama dan temperatur fluida masuk fluida ke setiap
kompresor adalah sama, maka kerja dari ketiga pompa adalah sama.

(


*


Brake = 19,055 Kw
Jadi brake atau kerja sesungguhnya dari masing-masing komresor tersebut adalah sebesar
19,055 kw.a
4.3 Temperatur metana keluar dari masing-masing kompresor


4.4 Beban panas di masing-masing intercooler (antar kompresor)


()




21

5. Udara mengalir secara steady state dan secara isentropik dalam nosel konvergen divergen
sebagai berikut

Pada throat (kerongkongan), udara pada tekanan 140 kPa (abs) dan temperatur 60. Luas
penampang throat = 0,05 m2. Pada posisi 1 bagian divergen, tekanan= 70 kPa (abs).
Cp/Cv = 1,4; R=287 J/(kg.K); densitas udara = 1,4 kg/m3. Titik 0 diangap posisi reservoir.
Tentukan:
a. Po (kPa)
b. To ()
c. Mach number di titik 1 (Ma
1
)
d. T
1
()
e. V
1
(m/detik)
f. A
1
(m
2
)
Jawab:
Diketahui: steady state, isentropic
P
th
= 140 kPa
T
th
= 60 = 333 K
A
th
= 0,05 m
2
= 1,4 kg/m
3
P1 = 70 kPa
K = Cp/Cv = 1,4
R = 287 J/kg.K
Jawab:
a. Po=...?
P1<P
th
chocked flow Ma
th
= 1
Hubungan antara tekanan dengan suhu pada aliran gas satu dimensi adalah


Karena nilai To tidak diketahui, Nilai To/Tth diperoleh dengan persamaan, yaitu

*
Nilai To/T
th
, kemudian dimasukkan dalam persamaan dan diperoleh Po, yaitu

()


22

()


b. To = ...?
Dengan menggunakan nilai To/T
th
, nilai To dapat diketahui, yaitu sebagai berikut
To = 1,2 T
th
= 399,6 K
c. Ma
1
= ...?
Dengan menggunakan persamaan, yaitu


Nilai Ma
1
dapat dicari, yaitu sebagai berikut

) ( )
T
1
= ...?
Nilai T1 dapat ditentukan pula dengan persamaan, yaitu sebagai berikut


d. V
1
= ...?
Dengan mengasumsikan udara yang mengalir merupakan gas ideal, besar kecepatan
suara dalam udara ditentukan dengan persamaan, yaitu
(


Dimana M udara=29. Besarnya c kemudian digunakan untuk menentukan kecepatan
aliran udara dengan persamaan
V
1
= c Ma
1
Sehingga kecepatan aliran adalah sebagai berikut



23


e. A
1
=...?
Dengan menggunakan bilangan Mach dan nilai k, besarnya luas penampang A
1
dapat
ditentukan dengan persamaan, yaitu sebagai berikut

* (

()

)(

()



6. Udara pada kondisi 25, 1 atm mengalir melalui pelat dengan kecepatan free-stream
(V) = 3m/detik. Profil kecepatan pada pelat memenuhi persamaan V/V = 3/2
3
,
dimana = y/ dan = tebal boundary layer, pada sembarang x dari ujung depan pelat.
Untuk udara, v = 1,5x 10
-5
m
2
/detik; = 1,23 kg/m
3
. Tentukan pada x = 1 meter
a. Re
x

b. (dalam m)
c.
w
(dalam Newton/m
2
)
Jawab:
Diketahui:
T= 25
P = 1 atm
V
= y/
= tebal boundary layer
V= 1,5 x 10
-5
m
2
/s

Jawab:
V/V = 1,5 0,5
3
x = 1 m
= 1,23 kg/m
3
a. Re
x
=...?


b. =...?
Tebal boundary layer dapat ditentukan dengan persamaan
24

(



c.


Shear stress ditentukan dengan persamaan, yaitu


Nilai V=V(1,5 0,5
3
) dan kemudian disubstitusi dalam persamaan dan
diperoleh

( )

)
Pada dinding, y=0 sehingga diperoleh



7. Sebuah pompa yang dites di lab utnuk menyedot air. Kavitas terjadi ketika jumlah head
tekanan statik dan kecepatan pada inlet pompa = 3,5 m pada tekanan atmosfir 150 mm Hg
dan tekanan uap 1,8 kPa. Jika diameter dalam pipa 2 inch dan panjang pipa 10 m
digunakan dari reservoir air ke inlet pompa dan densitas air = 9,98 kg/m
3
; densitas air
raksa 13600 kg/m
3
; viskositas = 1,1 x 10
-3
kg/(m.detik) dan g = 9,81 m/detik
2
, tentukan
kavitas terjadi
a. Kecepatan air pada inlet pompa (V
1
) dalam m/detik
b. Friction loss head (h
f1
) dalam m pada pipa
c. Posisi pompa di atas reservoir air (z
1
) dalam m
d. Sebutkan minimum 3 cara untuk bisa menaikkan posisi pompa tanpa terjadi kavitas
Jawab :
Diketahui :

25

Po = 750 mm Hg = 100 kPa
P
0
= 1,8 kPa
D = 2 = 0,0508 m
L = 10 m
Head inlet = 3,5 m

w
= 998 kg/m
3

Hg
= 13600 kg/m
3
= 1,1 x 10
-3
kg/m.s
g = 9,81 m/s
2



26

PERPINDAHAN


27

SOAL Perpindahan Kalor
Soal:
Suatu unit pendingin menggunakan Heat Exchanger (HE) yang sederhana. Pada unit ini panas
berpindah dari aliran panas ke aliran dingin melalui dinding pipa. Sayangnya unit pendingin
ini tidak lagi mendinginkan aliran cairan panas sampai suhu yang diinginkan agar dapat
diproses di tahap berikutnya.






a. Menurut anda, apa sesungguhnya yang salah dari sistem yang ada?
b. Jika anda diberikan instruksi untuk merancang dan memasang unit pendingin baru
yang lebih besar sebagai salah satu alternatif penyelesaian masalah, bagaimana
tanggapan anda?
c. Langkah apa yang anda ambil sebagai seorang engineer desain proses, untuk
menyelesaikan masalah di atas?
d. Bagaimana anda mengetahui suatu unit pendingin masih beroperasi atau tidak?
Jawab:
Suatu unit HE





a. Pada kasus tersebut terjadi penurunan efektivitas HE. Jika diasumsikan aliran fluida panas
dan fluida dingin steady, maka faktor utama yang memungkinkan terjadinya penurunan
efektivitas HE ini adalah adanya Fouling Factor.
Fouling Factor yang mungkin teriadi adalah :
l) pengendapan di sekitar dinding pipa akibat partikel pengotor dalam aliran fluida
2) korosi permukaan pipa oleh aliran fluida sehingga permukaan pipa menjadi kasar
3) stagnasi aliran fluida panas pada daerah sudut pipa lingkaran pada gambar.

28

Fouling Factor ini merryebabkan aliran kalor dari fluida panas ke fluida dingin terhambat
(lebih lambat) sehingga suhu aliran keluaran cairan hangat tidak lagi dapat mencapai suhu
keluaran yang diinginkan.
b. Oleh karena masalah yang ferjadi adalah penurunan efektivitas kinerja HE, maka saya
kurang sepakat dengan instruki penggantian unit HE dengan yang lebih besar karena
bukan merupakan solusi yang efektif, efisien, dan ekonomis
c. Menurut saya, akan lebih baik jika dilaksanakan solusi sbb:
1) Membersihkan pipa dari segala endapan
2) Melapisi permukaan pipa yang dialiri fluida dengan bahan anti korosi
3) Membalikkan arah aliran fluida dingin sehingga akan didapatkan HE counter current
dimana suhu keluaran fluida panas yang didapatkan dapat lebih rendah dari suhu
masukan fluida dingin. Dengan kata lain, Th
1
pada HE counter current < Th
1
pada HE
co-current. Dampak lainnya adalah efisiensi penggunaan feed fluida dingin sehingga
lebih efisien dan ekonomis
d. Suatu unit HE dapat dikatakan masih memiliki kinerja yang baik jika memenuhi
karakteristik sbb :
l) Fouling factor (Fk) kecil
2) Efektivitas (e) besar
3) NTU besar

Soal:
Sebanyak 32.000 lb/hr minyak ringan pada suhu 340
0
F digunakan untuk memanaskan nafta
dari suhu 200
0
F -230
0
F, sehingga suhunya menjadi 240
0
F. Diketahui Uo = 69,3 Btu/jamft
2 0
F,
diameter pipa = 0,75 in (BWG 16), panjang pipa 18 ft. Letak pipa square pitch dengan ID
shell = 15,25 in, P
T
= 1 in, dan jarak antar baffle 3,5 in. Aliran pipa 4 pass dalam shell 2 pass.
Sifat-sifat fluida diasumsikan konstan sbb:
Zat Cair k, Btu/jam.ft.
0
F , c.p. Cp, Btu/lb.
0
F
Minyak Ringan 0,073 1,50 0,58
Nafta 0,079 0,54 0,56
a. Hitunglah jumlah pipa(N
1
)
b. Apakah fungsi dari baffle pada proses tersebut, dan apa pula pengaruh dari jumlah
pass/lintasan dalam shell dan tube?
Jawab:

29

a. Diketahui:
Fluida panas (minyak ringan)
Tube
Fluida dingin (nafta)
Shell
Laju alir massa m
h
=32000 lb/hr
Suhu masukan Th
1
=340
0
F Tc
1
=200
0
F
Suhu keluaran Th
2
=240
0
F Tc
2
=230
0
F
OD 0.75 inch
ID 0.62 inch * 15.25 inch
P
T
1 inch
Pass 4 2
L 18 ft
B 3.5 inch
U
D
69.3 Btu/hr.ft
2
.
0
F
* Tabel 10 hal.843 buku Kern

Basis 1 jam
Asumsi: aliran counter current






q= m
h
. c
h
. T
h
= m
c
. c
c
. T
c
= 32000 lb/hr. 0,58 Btu/lb.
0
F . 100
0
F=1856 kBtu

( ) ( )


( ) ( )




( )
( )

( )
( )


( )
( )

( )
( )

(gambar 10-9. Hal. 493 Holman)

( )



30

( )



b. Pada HE, baffle befungsi untuk menahan strell dari guncangan akibat turbulensi aliran
fluida,Dengan adanya buffle, jarak antar shell dapat dipertahankan dan shell tidak mudah
rusak akibat kekuatan aliran fluida pada tube, Peningkatan nilai jumlah lintasan/pass
akan memunculkan suatu variable koreksi (F) sehingga nilai LMTD akan mengalami
penurunan. Nilai F didapatkan melalui parameter Pdan R (gambar 10-9 buku Holman)

Soal:
Suatu reaktor pengolah limbah berbentuk bola awalnya disimpan di dalam tanah, k tanah 1,42
BTU/j.ft.
0
F. Suhu permukaan luar reactor 900
0
F dan suhu udara luar 80
0
F. Diameter luar
reactor 8 ft sedangkan jarak antara sumbu bola dan permukaan tanah 10 ft.
a. Menurut anda alas an apakah yang mendasari penyimpanan reactor di dalam tanah?
b. Bila reactor di atas keudian tidak dipendam lagi di dalam tanah melainkan diletakkan
di udara terbuka (suhu tetap 80
0
F) tanpa diisolasi, hitunglah panas yang hilang seara
konveksi bebas.
Jawab:
a. Diketahui bahwa k tanah= 1.42 Btu/hr.ft.
0
F dan k udara=0.0223 Btu/hr.ft.
0
F
Oleh karena itu, menurut saya reaktor tersebut dipendam di dalam tanah untuk
mempercepat proses perpindahan kalor secara konduksi. Hal ini bertujuan untuk
mempercepat pelepasan kalor dari permukaan reaktor agar suhu reactor turun dan reaksi
berlangsung pada suhu yang tidak terlalu tinggi sehingga mengurangi resiko ledakan
reactor dan bahaya lainnya.
b. Diketahui: -Tw=900
0
F= 755.22 K
-T= 80
0
F = 299.67 K
-D=8 ft








31

Evaluasi suhu film


Daftar A-5 hal 589 buku Holman, untuk T= 527.445 K , didapatkan:



v=41,435 x 10
-6
m
3
/s
k=0.04215 W/m
0
C
Pr=0.68

) (

) ( ) (

()

()

( )

[ (


*]

( )


Soal:
Dua plat memiliki temperature 1200
0
F dan 800
0
F dengan emisivitas masing-masing 0,8 dan
0,6.
a. Hitunglah dan jelaskan besarnya rugi kalor yang terjadi antara kedua plat tersebut
b. Dapatkah anda menjelaskan mekanisme fisis dari perpindahan kalor yang terjadi pada
dua plat tersebut dan beberapa factor yang mempengaruhi proses perpindahan
kalornya.
c. Bagaimana pengaruh dari sifat bahan dan susunan geometri benda terhadap
perpindahan kalor di atas?
Jawab:
Diketahui: -T1=1200
0
F=922 K
-T2=800
0
F=700 K
-1=0.8

32

-2=0.6
-=5.669 x 10
-8
W/m
2
.K
4
( yang paling sering digunakan untuk soal plat)
a. Asumsi untuk bidang sejajar tak berhingga:
F12=F21=1 dan A1=A2 karena sangat luas





Karena luasan plat tidak diketahui secara pasti dan dianggap tak berhingga, maka rugi
kalor yang terjadi dinyatakan untuk tiap satuan luas.

)
(

()

()


b. Kalor yang dimiliki oleh plat I akan terpancar dari seluruh permukaannya dan terjadi
perpindahan kalor secara radiasi menuju permukaan plat 2. Oleh karena luasan plat yang
saling berhadapan (platl dan plat 2) dianggap tak berhingga, maka diasumsikan seluruh
kalor yang dilepaskan oleh permukaan plat I akan mencapai permukaan plat 2 (F12 = 1).
Mekanisme yang sama juga terjadi pada perpindahan kalor dari plat 2 ke plat 1 (F21=1).
Peristiwa perpindahan kalor secara radiasi ini sangat dipengaruhi oleh beberapa fakfor,
antara lain:
- jenis bahan (sifat-wama-struktur,penrlukaan bahan) mempengaruhi nilai emisivitas
- temperatur bahan
- luas dan bentuk bahan
- faktor bentuk antar bahan (susunan geometri)

c. Sifat bahan akan mempengaruhi banyaknya (%) kalor yang dapat diradiasikan
(emisivitas) oleh bahan tersebut. Sementara susunan geometri akan mempengaruhi
cepatnya dan banyaknya jumlah kalor radiasi yang dapat diterima atau sampai ke
permukaan bahan lainnya.

Soal:
Bagaimana anda menjelaskan hal-hal berikut berkaitan dengan sistem refrigerasi kompresi
uap dengan fluida air:

33

a. Mekanisme proses dan jenis perpindahan kalor yang terlibat di dalamnya.
b. Efek peningkatan laju alir air di kondenser pada sistem refrigerasi tersebut
c. Efek pemilihan jenis alat penukar kalor pada kondenser/evaporator seperti dibawah ini,
terhadap sistem refrigerasi di atas.





Jawab:
a. Siklus refrigerasi kompresi uap ideal diaplikasikan pada refrigerator, AC, dan heat pump.







Sesuai gambar di atas, siklus ini terdiri dari 4 proses, yaitu:
1-2 kompresi isentropic (dalam compressor) terhadap refrigerant sehingga suhunya
naik mencapai suhu tinggi T
H.
2-3 pembuangan kalor sejumlah Q
H
(dalam condenser) secara isothermal dari
refrigerant ke daerah(lingkungan) bersuhu tinggi T
H
dalam condenser sehingga
refrigerant berubah dari saturated vapor menjadi saturated liquid.
3-4 throttling/pencekikkan pada sebuah alat ekspansi sehingga terjadi ekspansi
isentropic terhadap refrigerant yag menyebabkan penurunan temperature hingga
T
L

4-1 penyerapan kalor sejumlah Q
L
dari daerah (lingkungan) bersuhu rendah T
L

dengan evaporator, sehingga suhu refrigerant(air) naik.
Pada siklus refrigerasi kompresi-uap ideal, refrigerant memasuki kompresor pada
keadaan 1 berupa saturated vapor dan dikompresi secara isentropic hingga mencapai
tekanan seperti di kondensor dan suhunya naik hingga di atas suhu lingkungannya.
Selanjutnya refrigerant masuk ke condenser berupa superheated vapor pada keadaan 2

34

dan keluar condenser berupa saturated liquid pada keadaan 3, dimana suhu refrigerant
tetap diatas suhu lingkungannya.
Refrigerant pada keadaan 3 ini kemudian di-throttle / dicekik dengan melewatkannya
dalam valve ekpansi dan tube kapilar hingga mencapai tekanan seperti di vaporator.
Proses ini menyebabkan 'penurunan temperatur refrigerant hingga di bawah suhu daerah
ter-refrigerasi (daerah bertemperatur terendah pada proses ini).
Akhirnya refrigerant memasuki evaporator pada keadaan 4 berupa campuran
saturated berkualitas rendah (liquid > vapor) dan kemudian dievaporasikan seluruhnya
dengan menyerap kalor dari daerah ter-refrigerasi. Refrigerant selanjutnya meninggalkan
evaporator berupa saturated vapor dan masuk ke kompresor lagi untuk siklus berikutnya.
Pada diagram T
-S
, daerah di bawah kurua menunjukkan besarnya kalor yang
ditransfer selama proses. Daerah dibawah kurva proses 4-1 menggambarkan penyerapan
kalor pada evaporator dan daerah di bawah kurva proses 2-3 menggambarkan kalor yang
dilepas di condenser.
b. Secara umum, peningkatan laju alir air sebagai refrigerant berarti memperbanyak jumlah
media pengangkut kalor. Artinya untuk mencapai suhu ruangan yangdiinginkan, akan
makin banyak kalor yang dapat diserap di evaporator dan akan makin banyak pula kalor
yang dapat dilepaskan/dibuang di condenser. Namun demikian,perlu diperhatikan pula
bahwa ,makin banyaknya jumlah refrigerant akan menambahkan energy yang dibutuhkan
dan memperberat kerja compressor untuk menekan refrigerant hingga mencapar suhu yang
diinginkan. Oleh karena itu, tidak dapat dikatakan secara langsung bahwa penambahan laju
alir refrigerant akan meningkatkan kinerja dan efisiensi siklus refrigerator. Melainkan
harus melalui perhitungan neraca energi secara menyeluruh.
c. Proses tukar kalor yang terjadi pada condenser dan evaporator sangatlah dipengaruhi oleh
bidang sentuh atau luas permukaan penukar kalor. Jika dibandingkan mekanisme aliran
seperti pada gambar sebelah kanan dan kiri, maka HE dengan aliran seperti pada gambar
sebelah kanan akan memiliki luas permukaan penukar kalor yang lebih besar, turbulensi
aliran lebih besar sehingga distribusi kalor lebih merata dan proses perpindahan kalor
dapat tebih optimal. Kesimpulannya, jika pada system refrigerasi diaplikasikan HE dengan
aliran seperti pada gambar sebelah kanan maka kalor yang dipindahkan (pada condenser /
evaporator) dapat lebih banyak sehingga kinerja dan efisiensi siklus refrigerasi akan
meningkat.



35

Soal:
Suatu. evaporator digunakan untuk mengkonsentrasikan 4.536 kg/j laruan NaOH 20% di
dalam air, yang masuk pada suhu 600
0
C untuk menghasilkan produk yang mengandung 50%
zat padat. Tekanan steam jenuh yang digunakan adalah 172,4 kPa dan tekanan di bagian uap
evapotator adalah 11,7 kPa. Koefisien transfer panas overall adalah 1.560W/m
2
K.
a. Hitunglah steam economy!
b. Jika tekanan steam ditingkatkan, menurut anda apa pengaruhnya terhadap proses evaporasi
di atas?
Jawab:
Diketahui: -F=4536 kg/j -T
F
= 60
0
C
-X
F
=0.2 -X
L
=0.5
-U=1560 W/m
2
K
-P
steam
=172.4 kPa
-P
vapor
=117 kPa (bukan 11,7 kPa karena tidak mungkin T uap out<T feed)
Basis= 1 jam dan asumsi A= 1 m
2

Neraca Massa
F=V+L 4536 kg=V+L
X
F
.F=X
V
.V+X
L
.L (0.2)4536 kg=(0.5)L
L=1814.4 kg & V=2721.6 kg
Sat. Steam pada P
steam
=172.4 kPaT
S
=115.58
0
C dan =2214.393 kj/kg
Sat. steam pada P=117 kPaTi=104.06
0
C.

Neraca kalor
q=A.U.T=S.
1m
2
(1560 W/m
2
C)(104.6-60)C= S(2214.393 kj/kg)
S=0.03104 kg/s= 111.742 kg/j





b. Jika tekanan steam ditingkatkan maka steam yang pada kondisi saturated akan memiliki
temperatur yang lebih tinggi. Akibatnya, makin banyak kalor yang dapat dilepaskan oleh
steam ke fluida. Hal ini memungkinkan penggunaan steam yang lebih sedikit, namun jika
mass flow steam dibuat tetap maka mass flow fluida (feed) dapat ditingkatkan. Secara

36

umum, peningkatan tekanan steam akan meningkatkan efisiensi proses evaporasi. Namun,
tetap saja kan ada kondisi batas operasi yang diperkenankan.

Soal:
Sebuah tangki berbentuk silinder dengan diameter 80 cm dan tinggi 2,0 m berisi air (Cp =
4,191 kJ/kg.
0
C) pada suhu 80
0
C. Tangki tersebut berada dalam keadaan 90% penuh, dan akan
diisolasi agar suhu air tidak turun lebih dari 2
0
C per jam. Tersedia 2 (dua) jenis material
isolator yang berbeda yairu papan gabus (k = 0,043 W/m.
0
C) dan wol gelas (k = 0,038
W/m.
0
C), yang dapat digunakan secara terpisah atau bersamaan. Untuk diperhatikan, harga
isolator dari bahan wol gelas adalah 2 x harga isolatordari papan gabus.
a. Bagaimana anda merancang sistem isolasi yang akan digunakan agar proses pendinginan
air di dalam tangki berlangsung seperti yang diharapkan?
b. Asumsi apa saja yang anda gunakan dalam perancangan tersebut?
c. Menurut anda faktor-faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam merancang suatu
insulasi?
Jawab:
Diketahui:
- Diameter tangki=80 cm=0.8m
- Tinggi tangki=2m
- Suhu=80
0
C
- Cp air=4.191 kJ/kg
0
C
- Tangki 90% keadaan penuh
- Isolator dapat digunakan terpisah atau
bersamaan
- Isolator:
o Papan gabus k= 0.043 W/m
0
C
o Wol gelas k=0.038 W/m
0
C
- Harga isolator wol gelas 2X harga wol
gabus.
a. Agar suhu air turun tidak lebih dari 2
o
C per jam, desain yang diharapkan adalah desain
efektif yang mampu menahan kalor yang terlepas dan harganya pun ekonomis. Asumsi:
- Isolator berbentuk silinder, mengikuti bentuk tangki
- Suhu lingkungan 25
0
C (h=3 W/m
2
dari Holmann)
- Konduksi yang berlangsung adalah konduksi tunak
- Ketebalan tangki diabaikan




37







Bandingkan pemakaian isolator gabus dan wol gelas
- Ditinjau dari tebal kritis
Tebal kritis : Tebal optimum isolasi yang dibutuhkan untuk mencegah rugi kalor yang
besar.


- Ditinjau dari banyaknya rugi kalor (q)
Dengan ketebalan isolasi yang sama (mis: tebal=0.05 m)
Untuk gabus

(

)
(

( )
(


Untuk wol gelas

(

)
(

( )
(


Untuk gabungan wol gelas+gabus
Misalnya: isolasi A=wol gelas, isolasi B=gabus
R1=r tangki
R2=r1+isolasi wol gelas
R3=r2+isolasi gabus
Untuk gabungan, rumusnya:

(

)
((

))

((

))

)
((

))

((

))



38

Untuk kombinasi, harganya adalah 1/2kali harga gabus + 1/2kali harga wol gelas,
sehingga totalnya 1,5 kali harga isolasi gabus (dari perhitungan awal). Dari
perbandingan di atas, dapat dilihat bahwa penggunaan gabus lebih efektif karena
perbedaan antara gabus dengan wol kaca, baik dari tebal yang dibutuhkan maupun
rugi kalor yang terbuang dari tangki tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan
harganya yang perbedaannya 2x lipat. Untuk yang kombinasi pun, harga 1,5 kali tidak
menjamin terdapatnya perbedaan rugi kalor sebanyak 1,5 kali, sehingga tidak efisien.
b. Ketebalan tangki diabaikan asumsi apa yang anda gunakan dalam perancangan tersebut?
- Isolator berbentuk silinder, mengikuti bentuk tangki
- Suhu lingkungan 25'C
- Konduksi yang berlangsung adalah konduksi tunak


c. Menurut anda faktor-faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam merancang suatu
insulasi?
- Lokasi (lingkungan) tempat yang
akan dipasangi isolasi
- Bahan isolasi
- Bentuk isolasi
- Harga
- Konduktivitas dari isolator
- Tebal isolator

Soal:
Sebuah plat kaca berukuran (100x5x3) mm yang akan digunakan dalam penelitian
mikrobiologi, sedang dalam proses sterilisasi. Proses ini penting untuk dilakukan agar selama
penelitian berlangsung peralatan yang digunakan tidak terkontarninasi oleh mikroba lain yang
tidak diharapkan. Mikroba kontaminan umumnya akan mati pada suhu di atas 100
0
C.
Sterilisasi dilakukan di dalam sebuah oven. Setelah 12 detik dipanaskan di dalam oven
dengan suhu 120
O
C, pasokan listrik tiba-tiba terputus.
a) Menurut anda jika plat kaca tadi digunakan dalam penelirian, apa yang akan terjadi?
b) Gambarkan grafik distribusi suhu sebagai fungsi waktu pada pusat plat kaca selama proses
sterilisasi di dalam oven.
Jawab:
a. Tujuan dari soal adalah untuk mengetahui apakah dengan pemanasan 120
o
C selama 12
detik, plat sudah mengalami sterilisasi yang memenuhi syarat, yaitu di atas l00
o
C. Oleh

39

karena itu kita asumsikan keadaan awal adalah keadaan di mana plat belum dimasukkan
ke dalam oven, yaitu suhu ruang.
Diketahui:
T lingkungan= 120
o
C
=12 detik
=3,4. 10
-7
m
2
/s (properti kaca dari Daftar A-3 buku Holman)
k=0.78 W/m
o
C (properti kaca dari Daftar A-3 buku Holman)

Asumsi:
Karena tebal plat kaca kecil dibandingkan dengan panjangnya, maka plat dianggap sebagai
benda tak berhingga.







h=500 W/m
2 0
C dari Holman
Ti=T awal=25
0
C
2L=1.5 mm L= 1.5 x10
-3
m


To=T pusat geometri (pusat geometri=1.5 x10
-3
m)

Hitung angka Biotnya:

()

Karena angka Biot lebih dari 0,1 maka penyelesaian dilakukan dengan menggunakan
bagan Heissler. Dengan demikian dapat ditentukan suhu di pusat geometri pada waktu itu
dengan angka Fourier (grafik 4-7 di buku Holman) adalah



40

Didapat dari grafik 4.7

() ()()
Dari grafik 4.10 dengan x/L=1,5.10
-3
/1,5.10
-3
=1
Didapat

() ()()
Sehingga T=-18.259+120=101.741
o
C
Pada detik ke 12, suhu di pusat benda telah mencapai 101,741
0
C berarti sudah melewati
100
o
C sehingga aman dan cukup steril untuk digunakan dalam penelitian.

Soal:
Sebuah pipa uap berdiameter 15 cm pada suhu 150
o
C dibenamkan di dalam tanah di dekat
pipa berukuran 5 cm yang berisi air dingin pada suhu 5
0
C. Jarak antara sumbu kedua pipa
adalah 15 cm dan konduktivitas termal tanah pada lokasi ini dapat dianggap 0,7 W/m
o
C.
a. Dapatkah anda menjelaskan asumsi-asumsi dan persamaan apakah yang akan anda
gunakan, jika anda ingin menghitung besarnya rugi kalor yang timbul dari pipa uap per
satuan panjang.
b. Berapakah besanya kalor yang dilepaskan tersebut?
c. Apakah ada pengaruhnya jarak antara kedua pipa terhadap besarnya jumlah kalor yang
dilepas oleh pipa uap tersebut?
d. Dengan memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan lingkungan, dapatkah anda
menentukan pada kedalaman berapa pipa tersebut sebaiknya ditanam di dalam tanah?

Jawab:
Diketahui:
Pipa uap: d=15 cm, r1=7,5 cm pipa air dingin: d=5 cm, r2= 2,5 cm
T
pu
=150
0
C
T
pd
=5
0
C
Jarak kedua pipa=15 cm
K=0,7 W/m
0
C
Sistem pada soal tersebut adalah


41

T= (15O- 5)
0
C = 145
0
C
a) Asumsi yang digunakan dalam perhitungan
adalah tidak ada perpindahan kalor dalam bentuk
lain.
- Sistem terdiri dari 2 pipa silinder dengan
medium penghantar kalomya adalah tanah.
- Kedua pipa diasumsikan adalah pipa tipis
terongga (tidak ada ketebalan dinding pipa).
- Hanya terjadi proses konduksi antara kedua pipa tersebut.
- Sistem berada dalam kondisi isothermal di dalam medium tak terhingga.
- Karena panjang pipa ( l ) tidak diketahui, maka rugi kalor akan dihitung dalam satuan
Wm atau jumlah kalor yang hilang per satuan panjang (Q/l).
- Terjadi perpindahan kalor konduksi dari pipa uap ke pipa air dingin.
- Sistem dua dimensi, dimana hanya terlibat dua batas suhu.
- Tidak ada kalor yang terlepas keluar sistem.

b) Persamaan yang digunakan untuk menghitung rugi kalor adalah persamaan :

dengan S : faktor bentuk konduksi dalam sistem tersebut, maka S didefinisikan:

*

S merupakan faktor bentuk konduksi antara 2 silinder isothermal di dalam medium tak
terhingga dengan cos h
-1
x=ln(x

). Maka

)

Maka,



42

c) Ada pengaruhnya. Hal ini disebabkan jarak antara kedua pipa mempengaruhi nilai faktor
bentuk konduksi (S) sebagaimana diperlihatkan persamaan :

*

Dimana P merupakan jarak antara kedua pipa. Semakin besar jarak, maka nilai S akan
semakin kecil dan aliran kalor akan semakin kecil. Namun, semakin kecil jarak, maka
aliran kalor akan semakin besar.

d) Pipa tersebut dapat dipendam di dalam tanah dengan kedalaman tertentu. Kedalamannya
dapat ditentukan dari persamaan tebal kritis isolasi. Dalam hal ini yang menjadi sumber
kalor adalah pipa uap, media penghantar kalor adalah tanah (K = 0,7 W/m
0
C) dan udara
luar dengan h = 3 W/m
0
C (Buku PK JP Holman halaman 33). Maka nilai kritis isolasi:


Dalam konsep tebal kritis isolasi, jika kari-jari isolari kurang dari tebal kritis, maka
penambahan ketebalan akan meningkatkan perpindahan kalor. Sedangkan jika jari-jari
isolasi lebih besar dari nilai tebal kritis, maka penambahan ketebalan akan mengurangi
perpindahan kalor. Maka ketebalan / kedalaman pipa tidak boleh kurang dari 0,23 m
Semakin dalam (lebih dari 0,23 m) akan lebih baik.

Soal:
Sepotong bahan keramik yang cukup tebal berada pada suhu seragam 30
0
C. Untuk menguji
ketahanan bahan tersebut, ,diberikan fluks kalor permukaan tetap sebesar 650 W/m
2o
C.
a. Gambarkan grafik distribusi suhu sebagai fungsi waktu pada kedalaman 1 cm.
b. Apakah anda menganggap benda keramik tersebut sebagai benda padat semi tak
berhingga untuk menyelesaikan soal di atas? Bilamana suatu benda dikatakan sebngai
benda padat semi tak berhingga?
c. Jika pengujian selanjutnya dilakukan dengan tiba-tiba menaikkan suhu permukaannya
menjadi 2 kali lipat semula, bagaimana grafik distribusi suhu pada kedalaman 1 cm?
d. Berikan analisis anda pada kedua grafik yang telah anda peroleh sebelumnya.
Jawab:
Diketahui Ti=30
0
C; q
0
/A=650 W/m
2 0
C; x=1 cm

43

Keramik( Buku PK JP Holman halaman 166):
K=3W/m
o
C =1600kg/m
3
c=0.8 kJ/kg
0
C

)
Untuk fluks kalor tetap digunakan persamaan

( (

*
Semua nilai yang diketahui dimasukkan

(
(

* ( (

*

a. Persamaan di atas kemudian digunakan sebagai persamaan penentu distribusi suhu
terhadap waktu. Pada suhu awal 30
o
C dan beberapa variasi waktu diperoleh data berikut
ini.


(

)
(

* (

*
T
5 2.2361 0.09908467 1.4606 0.961134 30.0149
25 5.0000 1.22059498 0.6532 0.644391 30.4500
50 7.0711 2.13659197 0.4619 0.486373 31.0236
75 8.6603 2.80960689 0.3771 0.406199 31.5228
100 10.0000 3.36166239 0.3266 0.355834 31.9658
125 11.1803 3.83948171 0.2921 0.320481 32.3670
150 12.2474 4.26617724 0.2667 0.293919 32.7361

Berdasarkan data yang ada diperoleh distribusi suhu pada x = 1 selama waktu , yaitu T=
0,0189 + 30,012.

44



b. Keramik tersebut dianggap sebagai benda padat semi tak berhingga karena tidak ada
ukuran yang jelas diberikan di soal, sehingga asumsi yang paling tepat digunakan adalah
menganggap benda tersebut sebagai semi-infinite solid. Selain itu, dimensi yang diketahui
hanya ketebalan saja dan dimensi lain tidak diketahui sehingga dapat dianggap tak
berhingga dan digolongkan menjadi semiinfinite solid.
c. Jika suhu permukaan dinaikkan menjadi 2x lipat, maka Ti = 2 x 30 = 60
o
C. Dengan
menggunakan suhu awal tersebut diperoleh data-data sebagai berikut.


(

)
(

* (

*
T
5 2.2361 0.09908467 1.4606 0.961134 60.0149
25 5.0000 1.22059498 0.6532 0.644391 60.4500
50 7.0711 2.13659197 0.4619 0.486373 61.0236
75 8.6603 2.80960689 0.3771 0.406199 61.5228
100 10.0000 3.36166239 0.3266 0.355834 61.9658
125 11.1803 3.83948171 0.2921 0.320481 62.3670
150 12.2474 4.26617724 0.2667 0.293919 62.7361

y = 0.0189x + 60.012
59.5
60.0
60.5
61.0
61.5
62.0
62.5
63.0
0 20 40 60 80 100 120 140 160

45



d. Berdasarkan dua grafik tersebut perubahan distribusi suhu tidak dipengaruhi oleh
suhu awal benda. Perubahan tersebut hanya dipengaruhi oleh waktu, jenis bahan dan fluks
kalor. Hal ini dilihat dari gradient kedua garis tersebut yang bernilai sama walaupun Ti
berbeda.
Soal:
Ilustruasi: beberapa benda dengan material berbeda baru saja mengalami proses pemanasan
dan akan didinginkan dengan cara mencelupkan bendatersebut kedalam cairan bersuhu
rendah. Distribusi suhu dari tiap benda, dapat dilihat pada gambar berikut:









a. Apa yang dapat anda jelaskan mengenai distribusi suhu masing-masing di atas terkait
dengan kondisi dan karakteristik dari tiap benda tersebut?
b. Jika anda diminta menentukan suhu di garis pusat dari benda-benda di atas, metode
penyelesaian mana yang anda anggap paling tepat? Apa pertimbangan anda?

y = 0.0189x + 60.012
59.5
60.0
60.5
61.0
61.5
62.0
62.5
63.0
0 20 40 60 80 100 120 140 160

46

Jawab:
a. Pada gambar disoal terdapat distribusi suhu dari masing-masing benda
- Gambar paling kiri (Bi << 0.1)
Terlihat bahwa distribusi suhu dalam benda sangat merata. Hal ini menunjukkan
bahwa nilai konduktivitas termal benda cukup besar sehingga distribusi suhu akan
merata. Distribusi suhu yang merata ini juga dapat dilihat dari keterangan di gambar
yang menyatakan T T(t) . Suhu hanya merupakan fungsi waktu saja bukan fungsi
jarak. Pada sistem ini, tahanan konduksi diabaikan hanya tahanan konveksi yang
diperhitungkan.
- Gambar tengah (Bi 0.1)
Material benda ini memiliki distribusi suhu yang menyerupai kurva parabolik.
Distribusi suhu merupakan fungsi dari jarak dan waktu, sehingga tidak bisa dianggap
suhu benda seragam. Tahanan konduksi dan tahanan konveksi harus diperhitungkan,
tidak boleh diabaikan.


- Gambar paling kanan (Bi >> 0.1)
Hampir sama dengan penjelasan benda dengan Bi 0,1 . Pada benda ini, distribusi
suhu merupakan fungsi jarak dan waktu. Yang membedakan benda ini dengan benda
Bi 0,1 adalah pada benda ini tahanan konduksi sangat berpengaruh pada distribusi
suhu.

Jika ketiga benda tersebut diurutkan berdasarkan nilai konduktivitas termalnya, maka
urutannya adalah:
k
Bi>>0.1
<k
Bi0.1
<k
Bi<<0.1

Sebenarnya angka Biot merupakan fungsi dari k dan h :


Pada penjelasan diatas, yang diperhatikan hanya nilai k, karena diasumsikan benda
dicelupkan pada cairan yang sama, sehingga nilai h akan konstan.

b. Untuk benda dengan Bi << 0.1 , lebih mudah menggunakan analisa kapasitas kalor
tergabung. Karena kondisi yang dimiliki benda memenuhi persyaratan dan analisa ini
cukup sederhana tetapi akurat. Untuk benda dengan Bi 0.1 dan Bi >> 0.1 , tidak bisa

47

menggunakan analisa kapasitas kalor tergabung, karena T T(x,t). Harus menggunakan
bagan Hessler, jika tidak mau membaca bagan Hessler maka dapat menggunakan analisa
matematis bagan Hessler.

Soal:
Dinding sebuah tanur terdiri dari 3 lapisan, seperti terlihat bada Gambar 2 di bawah ini:







Lapisan pertama merupakan refractory (suhu maksimum 1400C), lapisan kedua adalah
insulasi (suhu maksimum 1093
o
C), sedang lapisan terakhir terbuat dari baja dengan ketebalan
6.35 mm (k= 45 W/mK). Asumsikan tiap lapisan berada dalam kondisi kontak termal yang
sangat baik. Suhu pada bagian dalam refractory adalah 1370
o
C, sementara suhu di luar
lapisan baja 37.8
o
C. Jika rugi kalor dari dinding tanur tersebut sebesar 15800 W/m
2
, tentukan
ketebalan dari refractory dan lapisan insulasi yang memberikan ketebalan minimum untuk
dinding tanur. Berikan pula asumsi anda untuk penyelesaian ini.
Diketahui nilai k dalam W/mK:
Layer k pada 37.8C k pada 1093C
Refractory 3.12 6.23
Insulasi 1.56 3.12

Jawab:
Diketahui:







48

dimisalkan ketebalan Refractory adalah a mm dan tebal insulasi adalah b mm. Nilai k
refractory pada suhu 1370C didapat dari hasil ekstrapolasi. Analogi jaringan termal nya
adalah sbb:


()

()

Substitusi pers (2) ke pers (1)


()

Untuk mendapatkan nilai a atau b maka setidaknya T
1
atau T
2
harus diketahui. Asumsi T
1
=
1093C=1365 K (suhu maksimum insulasi), maka laju konduksi pada refractory adalah :







49

Substitusi nilai a ke persamaan (3)

()


Jadi ketebalan dinding refractory adalah 2.32 cm, tebal dinding insulasi adalah 15.5 cm dan
tebal dinding steel adalah 0.635 cm. Yang menjadi pembatas agar dinding tanur memiliki
tebal minimal yaitu persamaan :


Syarat ini yang harus dipenuhi untuk mendapat tebal minimal. Untuk menentukan nilai a dan
b maka harus ditinjau aliran konduksi pada refractory atau insulasi. Disini diperlukan asumsi
suhu batas antar dinding. Dipilih suhu T
1
= 1093 C, karena ini merupakan suhu maksimum
yang dapat ditahan oleh insulasi, pada keadaan ini beban insulasi adalah beban maksimum.
Sehingga tebal yang dihasilkan adalah tebal minimal yang diperlukan untuk menahan aliran
kalor. Jika tebal dinding kurang dari tebal minimal ini maka insulasi tidak dapat menahan
beban maksimal.

Soal:
Seorang anak sedang bermain di halaman dan secara tidak sengaja keleregnya terjatuh di
dalam tungku yang bersuhu 200
o
C. Diameter kelereng adalah 15 mm. setelah beberapa
waktu, kelereng itu akhirnya berhasil dikeluarkannya dan ditaruh di udara kamar yang
suhunya 20
0
C. Dapatkah anda memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan anak
tersebut untuk menunggu, hingga akhirnya ia dapat memainkan kelerengnya kembali?
Metode dan asumsi apa yang anda perlukan untuk menghitung waktu tersebut?
Jawab:
Diketahui:
T inisial = 200C
D = 15.10
-3
m r = 7.5x10
-3
m
T

= 20C
h = 14 W/m
2
C
Asumsi :
- Suhu aman kelereng untuk dimainkan adalah 25C
- Kelereng terbuat dari gelas (kaca) dengan k= 0.78W/m.C [daftar A-3 buku Holman]


50

Cek angka Biot
Jika Bi << 0.1 maka pakai analisa kapasitas kalor tergabung tetapijika Bi > 0.1 pakai bagan
Hessler.

()(


Bi > 0.1 , maka pakai bagan Hessler

Data tambahan:
kaca
=3.4x10
-7
m
2
/s

)

Dengan menggunakan gambar 4.9 pada halaman 134 diperoleh :



Jadi waktu yang diperlukan untuk kelereng mencapai suhu 25C adalah 25.19 menit.Metode
yang digunakan adalah Bagan Hessler.
Asumsi yang dipakai :
- Suhu aman kelereng untuk dimainkan adalah 25C
- Kelereng terbuat dari gelas (kaca) dengan k= O.78 W/m.C [daftar A-3 buku Holman]

Soal:
Jika diketahui suhu radiasi efektif langit adalah sebesar -70C, diasumsikan tidak ada angin,
serta koefisien perpindahan kalor dari udara ke embun yang mengumpul di rumput
28W/m
2
.C.
a. Perkirakan suhu minimum agar tidak terjadi embun beku. Abaikan penguapan embun,
dan anggaplah rumput terisolasi terhadap tanah dari aspek konduksi. Anda dapat
mengasumsikan emisivitas air=1.
b. Jika Anda tidak dapat mengabaikan pengaruh konduksi, menurut Anda bagaimana akibat
efek konduksi ini terhadap hasil perhitungan di point (a).



51

Jawab:
a. Penggambaran dari soal adalah sbb :







Perpindahan kalor yang mungkin adalah :
1. Antara embun dengan tanah : konduksi
2. Antara embun dengan udara sekitar : konveksi
3. Antara udara sekitar dengan langit : radiasi gas
4. Antara embun dengan langit : radiasi

Di soal disebutkan bahwa konduksi dapat diabaikan. Dan untuk perpindahan kalor antara
udara sekitar dengan langit juga diabaikan, karena perpindahan kalor bersifat radiasi gas
(lebih kompleks) dan data tidak tersedia. Perpindahan kalor yang diperhitungkan adalah
antara embun dengan udara sekitar (konveksi) dan antara embun dengan langit (radiasi).
Azas Black :
Q
lepas
= Q
terima

Saat perpindahan konveksi antara embun dan udara" embun menerima kalor (T
udara
>
T
embun
)-Sedangkan saat perpindahan radiasi antara langit dengan embun, embun melepas
kalor (T
embun
> T
langit
). Sehingga azas black akan menjadi:

(

)

(

) (

)
()(

)(

) (

)
(


Jadi suhu udara minimal agar tidak terbentuk embun beku adalah 7.78C.
b. Jika konduksi diperhitungkan maka persamaan Azas Black yang berubah. Terdapat dua
kondisi yaitu jika suhu tanah > suhu embun, atau suhu tanah < suhu embun.

52

- Jika suhu tanah > suhu embun, maka embun akan menerima kalor dari tanah.
Persamaan azas black nya akan menjadi:
(

)

(

)


Dan akan didapat suhu udara yang lebih rendah dibandingkan pada point (a).

- Jika suhu tanah < suhu embun, maka embun akan melepas kalor dari tanah.
Persamaan azas black nya akan menjadi :
(

)

(

)


Dan akan didapat suhu udara yang lebih tinggi dibandingkan pada point (a).

Soal:
A single effect evaporator is used to concentrate 7 kg/s of solution from l0 to 50%o of solid.
Steam available at 205 kN/m
2
and evaporation takes place at 13.5 kN/m
2
. If over all heat
transfer coefficient is 3 kW/m
2
.K , calculate :
a) The amount of water to be evaporated
b) The heating surface required and the amount of steam used if the feed to the evaporator is
at294 K and the condensate leaves the heating space at 352.7 K
Specific heat of 10% solution : 3.76 kJ/kg.K
Specific heatof 50% solution: 3.14 kJ/kg.K
Jawab:
Basis: 1 s
Neraca masssa overall:
A = B + C
7 = B + C
Neraca massa padatan:
0.1 A = 0.5 B
0.1 (7) = 0.5 B
B = 1.4 Kg
C = 7 - B
C = 7 - 1.4 = 5.6 Kg
Jadi jumlah air yang diuapkan adalah 5.6 Kg.


53

b. Asumsi yang digunakan :
- Steam pemanas yang digunakan berada dalam keadaan saturated steam, jadi yang
diperhitungkan dalam neraca entalpi steam hanya kalor laten saja.
- Condensate yang keluar berada dalam saturated water, jadi suhu kondensate akan sama
dengan suhu larutan mendidih.
Neraca Entalpi larutan :
Di soal diberikan data Cp saat 10% dan 50%, hal ini berarti kalor pengenceran larutan tidak
dapat diabaikan. Neraca entalpi larutan akan menjadi:
(




Untuk menguapkan air untuk memekatkan dan menaikkan suhu
m
f
: massa feed
m : massa produk
H
v
: entalpi penguapan saat titik didih larutan [325.7 K]
H
f
: entalpi larutan dengan konsentrasi 10%
H : entalpi larutan dengan konsentrasi 50%

Dari steam table diperoleh saat saturated vapor @ 352.7K, entalpi penguapannya adalah 2311
kJ/kg.
(


( )() ()() ()()

Neraca Entalpi steam pemanas :


Dari steam table, saat 13.5 kN/m
2
didapatkan kalor laten sebesar 2380.8 kJ/kg

Jika diasumsikan tidak ada kalor yang hilang, maka q
larutan
akan sama dengan q
steam


Nilai surface Area dicari dari persamaan:

54


(

)


Nilai T steam didapat dari steam table, diawal digunakan asumsi bahwa steam yang
digunakan berada dalam kondisi saturated. Dan disoal diketahui tekanan steam adalah 13.5
kPa, sehingga Tsteam dapat dicari di steam table, didapat Tsteam = 50.8C = 323.8 K

()

( )



Soal:
Sebuah bola berdiameter 2,5 cm berada pada suhu 38C, akan dibenamkan ke dalam suatn
wadah yang berisi air dengan suhunya 15C.
a. Bagaimana anda menjelaskan pengaruh dimensi dan ukuran wadah tersebut terhadap
mekanisme perpindahan kalor yang terjadi pada sistem di atas?
b. Jika wadah yang digunakan adalah suatu bejana yang berukuran 8x7x6 cm
3
, bagaimana
anda menentukan laju perpindahan kalornya?
c. Apa yang menjadi pertimbangan anda dalam menentukan persamaan empiris yang akan
digunakan untuk menyelesaikan problem di atas?
Jawab:
Diketahui:
D bola = 2.5 cm
T
w
= 38C = 311K
T

= 15C = 288K
Ukuran wadah= (8x7x6) cm
Asumsi:
- Perpindahan kalor secara radiasi diabaikan
- Wadah tertutup rapat
- Distribusi suhu antarabola dengan air dalam wadah seragam



55

a. soal teori, bisa dijawab sendiri
b.

Saat Tf=299.5 K

Dari table A-9 buku Holman



K = 0.02624 W/m
o
C
Pr = 0.708 Saat Tf=299.5 K
= 1.1774 kg/m
3
Dari table A-9 buku Holman

()

()

()

()()()
(


Dari buku holman persamaan empiris untuk bola
N
uf
= 2+0.5(GrPr)
0.25

N
uf
= 2+0.5(3670.96)
0.25
=5.892

()()


q = h A (T) = (12.368)(40.0125
2
)(23) = 0.559 W
c. Pertimbangan dalam menentukan persamaan empiris :
- Mendefinisikan terlebih dahulu bentuk geometri dari sistem, bentuk geometri dari
sistem, pada kasus ini yaitu bola dengan L= Ro
- Mencari tahu apakah alirannya laminer atau turbulen, menentukan GrPr-nya
- Dari buku Holman (atau sumber lain), cari persamaan yang sesuai dengan bentuk
geometri dan jenis alirannya (sesuai GrPr-nya)
- Dari sekian banyak persamaan empiris, pilih persamaan yang paling simple dan tidak
rumit untuk memudahkan perhitungan
- Dari kriteria di atas, akhirnya dipilih persamaan empiris: N
uf
=2+0.5(GrPr)
0.25


Soal:
Fluida A sebanyak 20.160 lb/jam akan didinginkan dari suhu 150F menjadi 90F dengan
menggunakan air sumur yang akan naik suhunya dari 69F menjadi 90F. Untuk keperluan

56

ini dipakai alat penukar kalor HE 1 -2 dengan lD-shell = 10,02 in yang berisi 52 buah pipa
horizontal. Panjang tiap pipa : 16 ft dengan Di= 0,62 in dan Do = 0,75 in yang disusun square
pitch dengan P
T
= 1 in dan jarak antaradua penghalang 2 in. Diketahui sifat-sifat fisik
- Fluida A : Cp = 0,757 Btu/lbF; =2,9 lb/Jft; k = 0,33 Btu/jamftF
- Air sumur : Cp=0,998 Btu/lbF; = 2,0905 lb/Jft; k=0,3355 Btu/jamftF
a. Hitunglah: (30%)
- Koefisien perpindahan kalor zat cair A di shell [Btu/jamftF]
- Koefisien perpindahan kalor menyeluruh bersih, Uc [Btu/jamft
o
F] jika diketahui
hi=800 Btu/iamft
o
F
- Koefisien perpindahan kalor menyeluruh kotor, U
D
[Btu/jamft
o
F]
b. Bagaimana pengaruh susunan (layout) pipa dalam sebuah alat penukar kalor selongsong
dan tabung terhadap laju pertukaran kalor yang terjadi?
c. Tunjukkan beberapa kelebihan alat penukar kalor jenis selongsong dan tabung jika
dibandingkan dengan jenis lain dari alat penukar kalor sederhana?
Jawab:
Diketahui:
Zat cair A mempunyai temperatur lebih tinggi sehingga digunakan sebagai hot fluid dalam
shell, sedangkan air sumur sebagai cool fluid dalam tube.
A dalam shell (A) Air sumur dalam tube (B)
W
A
=20160 lb/jam
T
1
= l50
o
F
T
2
=90
0
F
Cp a = 0,757 Btu/lb
o
F
a=2,9 lb/Jft
k
A
=0,33 Btu/jamftF
W
B
=?
T
1
= 68
o
F
T
2
=90
0
F
Cp b = 0,998 Btu/lb
o
F
b=2,0805 lb/Jft
k
B
=0,355 Btu/jamftF

HE 1-2
ID shell = 10,02 in
ID = 0,62 in
OD = 0,75 in
N = 52
L = 16ft
P
T
= 1 in
c' = Pr - OD =0,25 in
B = 2 in
Asumsi:
- HE yang digunakan bertipe 1-2 dengan jenis aliran counter flow

57

- Jenis pipa yang digunakan BWG 16 asumsi ini bebas untuk tiap orang
- Aliran tidak viskos



a) Zat cair A di dalam shell

( )



Maka dengan menggunakan persamaan dari buku Kern untuk Re 2000-1000000

()

()

()


Fluida panas (
o
F) Fluida dingin(
o
F)
(T
1
) 150
(T
2
) 90
Suhu tinggi
Suhu rendah
(t
2
) 90
(t
1
) 68
t2=60
0
F
t1=22
o
F

)


58


b. Perbedaan susunan tabung menyebabkan berbedanya nilai c dan n yang akan digunakan
untuk mencari Nusselt (Nu). Besarnya Nu mempengaruhi besar h, besar h mempengaruhi
besar q. Jadi, penyusunan tabungmempengaruhi besamya perpindahan kalor.
c. Keuntungan menggunakan HE shell & tube:
- Konstruksi dari u-tube memungkinkan perbedaan temperatur yang besar artara fluida
di sisi tabung & sisi shell dengan u-tune ekspansi dan konstruksi yang tidak
bergantung pada desian shell-nya
- HE jenis ini cocok untuk aplikasi pemanas air domestik yang besar dengan
menggunakan air boiler/steam sebagai media pemanas
Soal:
Sebuah plat vertikal yang tingginya 60 cm dan lebarnya 30 cm dijaga pada suhu tetap 95
0
C
dalam suatu ruangan di mana suhu udara 20
o
C dan tekanan 1 atm. Suhu dari dinding ruangan
adalah juga 20
o
C. Andaikan = 0,8 untuk plat, berapa rugi kalor radiasi dari plat?
Jawab:
Diketahui : Plat vertical 60cm x 80 cm
T
1
= 95C + 273 = 368K
T
6
= 20C + 273 = 293K
(

) (

)(

)

Soal:
a. Isu mengenai menyalanya bahan bakar di sebuah pompa bensin akibat ponsel yang aktif
memang sempat-merebak. Pasalnya, peristiwa kebakaran tersebut terjadi sesaat setelah
pemilik mobil menerima panggilan telpon melalui ponsel. Bagaimana tanggapan anda
mengenai hal ini? Apa yang sesungguhnya terjadi saat ponsel aktif? Menurut anda apa
kemungkinan lain penyebab kebakaran tersebut?
b. Menurut anda, faktor-faktor apa sajakah yang dapat memicu terjadinya kebakaran
/ledakan pada bahan bakar?

59

Jawab:
a. Sebenarnya radiasi yang disebabkan oleh gelombang electromagnet sangat kecil
pengaruhnya untuk memicu kebakaran karena , walaupun bensin memiliki volatilitas
yagn tinggi dan bersifat flammable namun bensin yang terbakar akibat gelombang sangat
kecil peluangnya. Saat ponsel diaktifkan menimbulkan pancaran gelombang
electromagnetic dan dapat menimbulkan radiasi panas. Sehingga memungkinkan
terjadinya kebakaran. Pada bensin yang flammable kemungkinan lain yaitu adanya listrik
statis pada area pengisian bensin seperti gesekan antara benda non-logam.

b. Faktor-faktor yang menyebabkan kebakaran:
1. Tangki terbakar
2. Radiasi panas di sekitar tangki
3. Adanya tekana tinggi pada tangki
4. Listrik statis

60


Soal:
Perpindahan kalor konduksi pada sistem berbennrk bola dengan asumsi aliran kalor satu
dimensi, dapat diselesaikan dengan persamaan berikut ini:

( )


Turunkan persamaan di atas, dari persamaan Fourier!
Jawab:
Aliran kalor dapat diasumsikan satu dimensi jika suhu merupakan fungsi jari-jari saja.
Persamaan Fourier:


Dimana:

luas permukaan bola


)* ( )
(

* ( )
(

* ( )

( )



Soal:
Pipa dengan diameter 12,5 cm paniang 6 m, dan suhu 150
0
C, berada di ddam ruangan
bersuhu 20
0
C dan tekanan 1 atm. Jika diketahui pipa dalam posisi horizontal, suhu dinding
dari ruangan 38
0
C, dan emisivitas pipa 0,7, berapakah besamya kalor total yang dilepas
permukaan pipa tersebut?
Jawab:

61

Diketahui:
D = 12.5 cm = 0.125m T
dinding ruangan
= 38C = 311K
L = 6m
pipa
= 0.7
T
pipa
= 150
0
C = 423K
T

= 20C = 293K P

= 1 atm
Asumsi:
- Kalor yang dilepaskan pipa terjadi secara radiasi(dari pipa ke dinding ruangan) dan
konveksi (dari pipa ke udara di ruangan)
- Kondisi pipa dan ruangan stabil (tidak berubah)
- Pipa terletak tepat di tengah ruangan sehingga tidak terjadi perpindahan kalor konduksi
dari pipa ke dinding
- Ruangan jauh lebih luas daripada pipa
- Fluida adalah udara kamar yang suhunya 20
0
C dengan h=3W/m
2
.
0
C
Perpindahan kalor yang terjadi adalah secara radiasi dan konveksi. Jadi, besarnya kalor total
yang dilepas permukaan pipa tersebut adalah

()()()()(

)(

( )

()()()()()





62

TERMODINAMIKA


63

SOAL TERMODINAMIKA I

1. Anda mengevaluasi suatu siklus Rankin yang diketahui kondisinya sbb: tekanan uap
masuk turbin 20 bar, suhu uap masuk turbin 500
o
C, dan tekanan uap yang keluar dari
turbin 0.1 bar. Fluida kerja keluar dari kondenser sebagai cairan jenuh pada 30
o
C.
Hitunglah laju alir massa uap dan laju alir air pendingin yang dibutuhkan di condenser,
jika air pendingin masuk pada suhu 15
o
C dan keluar pada suhu 25
o
C. Tuliskan semua
asumsi yang anda gunakan.
Pembahasan :
Diketahui : Siklus Rankin
- Turbin: P input = 20 bar = 2000kPa
T input = 500
o
C; P output = 10 kPa = 0.1 bar
- Condenser : T output = 30
o
C
- Pendingin : T input = 15
o
C; T output = 25
o
C
Ditanya : Massa uap dalam system dan massa air pendingin
Jawab :
Asumsi : W diasumsikan W = 4000 KW
Q lepas = Q terima pada condenser
Q lepas turbin = W turbin
Siklus Rankin berlangsung ideal
Gambar : Air Pendingin





Untuk siklus ideal maka turbin berlangsung isentropic. Keluaran berupa campuran air dn
uap saturate.
Langkah awal :
- Turbin (mencari laju massa uap)
Dari steam table:
2000 KPa dan 500
o
C H
1
= 3467.3 KJ/kg
Turbin
Kondenser

64

S
1
= 7,4323 KJ/kg
10 KPa dan 46
o
C H
2
liquid = 192.5 KJ/kg
H
2
uap = 2585.11 KJ/kg
S
2
liquid = 0,6514 KJ/kg
S
2
uap = 8,1481 KJ/kg

- Isentropik
S
1
M
tot
= S
2
liq.M
liq
+ S
2
uapM
uap

7,4323M
tot
= 0,6514M
liq
+ 8,1481M
uap

M
tot
= M
uap
+ M
liq
(disubstitusi)
Sehingga M
uap
= 9,473.M
liq

W turbin = Q = H turbin
W turbin bernilai (-) karena menghasilkan kerja
Untuk 1 detik maka W = 4000 KW = 4000 KJ
-4000 = H turbin
-4000 = H
2
liqM
liq
+ H
2
vapM
vap
H
1
M
tot

4000 = 3274,8M
liq
+ 882,2M
vap

Hasil substitusi persamaan diatas adalah:
M
liq
= 0,34 kg dan M
uap
3,26 kg
M
tot
= 3,0 kg

- Kondensat, Qlepas = H
Qlepas = H
Qlepas = H
1
M
tot
H
2
M
2liq
H
2vap
M
2vap

Dari stem table
Pada 30
o
C saturated liquid

= 125,7 KJ/kg
Qlepas = 125.7 x 3.6 (192.5x0.34) (2585.11x3.26)
Qlepas = -8040.36 kJ
Tanda minus artinya melepas kalor
Q
terima
= m
air
.C.T
Q
terima
= m
air
.4200.(25-15)
Q
terima
= 42m
air

m
air
= 191.44 kg

65



2. Semenjak lama fluida kerja yang digunakan pada lemari es adalah Freon-12 yang
sekarang telah ditinggalkan karena sifatnya yang merusak lapisan ozon. Berikan
penjelasan mengapa Freon-12 sesuai sebagai fluida kerja untuk lemari es dilihat dari
sudut pandang termodinamika?

3. Di beberapa negara kita jumpai lemari pendingin untuk keperluan rumah tangga dengan
fluida kerja propana bukan etana maupun metana. Apakan anda dapat menjelaskan hal
ini?

4. Kukus (steam) masuk turbin yang dioperasikan secara tunak (steady-state) ddengan laju
alir 4600 kg/jam. Daya yang dihasilkan turbin adalah 1000 kW. Kukus yang masuk ke
tutbin memiliki tekanan 60 bar, suhu 400
o
C, dan kecepatan 10 m/detik. Kukus yang
keluar dari turbin memiliki tekanan 0,1 bar, kualitas 0,9 (90%) dan kecepatan 50 m/s.
Hitunglah laju perpindahan energy (kalor) dari turbin ke lingkungan dalam kW.
Bandingkan besarnya perpindahan kalor, daya yang dihasilkan turbin, perubahan energy
kinetik dan perubahan entalpi. Apa yang anda temukan?
Pembahasan:
Turbin (steady state)
W = 1000 kW ; m = 4600 kJ/jam ; P
in
= 60bar = 6000 kPa ; T
in
= 400
o
C
V
in
= 10 m/s ; P
out
= 0.1 bar = 10kPa ; y
out
= 0.9x
out
; V
out
= 50 m/s
Ditanya: Q dan kesimpulan = ?
Jawab : Basis 1 jam
Dari steam table
600 bar dan 400
o
C

H = 3180.1 kJ/kg ; S
1
= 6.5462 kJ/kg
0.1 bar H
L
= 192.5 kJ/kg ; H
V
= 2585,1 kJ/kg
S
L
= 0.6514 kJ/kg ; S
V
= 8.1481 kJ/kg

=
L
x 0.1 +
Vx

1

= -834.26 kJ/kg H = -834.26 x 4600 = -3837596 kJ
K = m(v
2
2
-v
1
2
) = 0.5 x 4600 x (50
2
-10
2
) = 5520000 kJ

66

W = 1000 kW. 3600 s = 3600000 kJ
Q+W = H + K + P
Q = H + K + P W Q = -3837596 + 5520000 + 0 3600000
Q = -1917596 kJ

Kesimpulan: Sebagian besar energy digunakan untuk menghasilkan energy (daya turbin)
yang berasal dari energy kinetic dan sebagian kecil menyerap dari lingkungan.

5. Diantara campurran biner N
2
+ CH
4
dan CO
2
+ C
2
H
6
, mana yang kesetimbangan fasa
cair-uapnya lebih sesuai dengan Hukum Raoult (lihat diagram fasa berikut)? Jelaskanlah
mengapa demikian.

Jawab : Yang lebih sesuai hukum Raoult adalah campuran biner N
2
dan CH
4
karena
pada campuran CO
2
dan C
2
H
6
terjadi split yaitu terdapat tekanan yang sama antara vapor
dan liquid dalam campuran yang merupakan salah satu penyimpangan hukum Raoult.

6. Suatu campuran biner antara fasa cair terkompresi dialirkan ke dalam tangki
penyimpanan yang beradapada suhu 50
o
C dan tekanan (?) kPa. Kelompok perancangan
yang akan menentukan spesifikasi tangki penyimpanan tersebut telah meminta bantuan
anda untuk mengestimasi apakah campuran tersebut setelah masuk ke dalam tangki akan
berupa campuran uap jenuh dan cairan jenhu, seluruhnya cair, atau seluruhnya uap dan

67

jika berupa campuran cairan dan uap berapa fraksi masing-masing? Komponen campuran
adalah kloroform (1) dan 1,4-dioksan (2) dengan komposisi (?) molar (z
1
=z
2
=0.5).
Tekanan uap jenuh dapaat diperkirankan dari Gambar 11.9 (S&VN ed.4) atau Gambar
11.8 (S&VN ed.5). Data kesetimbangan fasa cair-uap campuran kloroform (1) ddan 1,4-
dioksan (2) yang bersifat tak-ideal dapat dikorelasikan dengan pers. Margules sbb :
ln y
1
= x
2
2[A
12
+ 2(A
21
+A
12
).x
1
] dan ln y
2
= x
1
2 [A
21
+ 2(A
12
+ A
21
).x
2
] dengan A
12
= -
0.72 dan A
21
= -1.27
Jawab : Dalam buku SVN terdapat tabel sebelum gambar. Dapat dilihat pada tekanan
75kPa maka x
1
= 0.3615 dan y
1
= 0.6184. Sehingga campuran berupa cairan dengan
fraksi 36.15% dan uap dengan fraksi 61.84%

7. Suatu tangki dengan volum 0.1 m-kubik berisi air jenuh dan uap air jenuh pada tekanan 2
bar. Jumlah air adalah 10%-volum. Jelaskanlah langkah yang harus dilakukan untuk
menentukan kalor yang harus ditambahkan sehingga tangki hanya berisi uap air jenuh
ddan cara untuk menentukan tekanan di dalam tanki pada keadaan akhir.
Pembahasan :
Diketahui :
Volume 0,1 m
3
berisi campuran air jenuh dan uap air jenuh.
P = 2 bar = 200.000 Pa = 0.2 MPa
Jumlah air adalah 10% volume = 0,1 x 0.1 = 0,01 m
3


Analisis :
Tangki tersebut berada dalam keadaan 2 fasa, yaitu air dan uap air dimana keduanya
berada dalam keadaan jenuh. Kita memilii data hanyalah tekanan. Berdasarkan data yang
ada di steam table untuk saturated water, pada tekanan 0,2 MPa, suhu saat saturated
adalah 120,23
o
C, entapli untuk evaporasinya adalah sebesar 2201,9 kJ/kg
Dengan mengalikannya dengan massa air yang ada, maka kita akan mendapatkan jumlah
kalor yang diperlukan untuk mengubah semua isi tangki menjadi uap air jenuh semua
(fasa gas). Btw, angkanya hitung sendiri yah!!!

Karena tidak ditentukan cara mengukurnya, maka cara untuk mengukur tekanan tangki
pada keadaan akhir paling mudah adalah dengan menggunakan alat pengukur tekanan
seperti manometer, barometer, atau sebagainya (tinggal baca saja hasil pengukurannya).


68

8. Anda ingin membuat secangkir air the panas untuk menemani anda belajar
Ternmodinamika. Kebetulan teman anda baru saja memanskan air di dapur sehingga anda
dapat turut menggunakan air panas (asumsikan pada kondisi air mendidih). Jika volume
cangkir adalah 400 mL, bagaimana cara anda memperkirakan volum air yang perlu
ditambahkan agar air the anda bersuhu 60
o
C. Tuliskan semua asumsi yang relevan dalam
menyelesaikan permasalahan ini.
Pembahasan:
Diketahui: Volume cangkir = 400 mL
Suhu akhir yang diinginkan = 60
o
C
Asumsi :
- Proses dilakukan pada lingkungan terbuka sehingga air pada keadaan mula-mula
mengikuti suhu dan tekanan lingkungan (atmosfir / 25
o
C dan 1 atm)
- Air mendidih pada suhu 100
o
C dan masih dalam keadaan fasa cair
- Air mula-mula bersuhu 25
o
C
- Cp air adalah sebesar (tolong dicari yah) dan nilainya konstan (tidak mengikuti
perubahan suhu)
- Suhu akhir yang diinginkan adalah 60
o
C
- Volume maksimal air di dalam cangkir adalah 400 mL
- Massa jenis air adalah 1 gr/mL
- Kalor yang diberikan oleh air panas hanya diterima oleh air dingin
(perpindahan kalor terjadi secara sempurna atau tidak ada kalor yang lepas ke
lingkungan)

Untuk memperkirakan berapa air yang perlu yang ditambahkan, kita dapat menggunakan
Asas Black, yaitu kalor yang diterima = kalor yang dilepas (Q
1
= Q
2
) dimana Q =
m.Cp.T

Setelah diselesaikan, maka kita akan memperoleh jumlah air yang dibutuhkan. Tetapi
ingat yah kalo volume air maksimalnya adalah 400 mL soalnya kalo lebih airnya kan
luber :p

9. Amoniak direaksikan dengan udara kering menjadi NO dan uap air. Jumlah udara kering
yang direaksikan adalah 25% lebih banyak dari jumlah (mol) yang dibutuhkan untuk

69

konversi amoniak seluruhnya. Jika suhu gas umpan reactor adalah 85
o
C, konversi adalah
85%, dan jika tidak ada reaksi samping selain reaksi berikut:
2NH
3
(g) + 5/2O
2
(g) 2NO(g) + 3H
2
O(g)
dan reactor dioperasikan secara adiabatic, maka tentukanlah apakah suhu gas keluar
reactor lebih rendah atau lebih tinggi dari 85
o
C. Dapatkah anda menyelesaikan soal ini
tanpa melakukan perhitungan secara penuh.
Pembahasan:
Asumsi :
- Sistem tunak, tidak ada akumulasi, E = 0
- Sistem terbuka, ada aliran massa, min = mout = m
- Reaktor beroperasi secara adiabatic, Q = 0
- Tidak ada kerja pada atau dari system, W = 0
- Tidak ada perubahan fasa, K = 0 dan tidak ada perbedaan ketinggian, P = 0
- Udara campuran gas ideal terdiri dari 21% O
2
dan 79% N
2
, N
2
bersifat inert
- Suhu referensi = 25
o
C = 298 K
- Basis 1 mol NH
4

- Perbandingan komposisi udara N
2
: O
2
= 79 : 21
- Tidak ada reaksi samping
- Udara campuran gas ideal

Gambar Sistem:
T
1
= 85
o
C T
2
, Produk: NH
3

Reaktan: NH
3
O
2
, N
2

O
2
= 0,21 NO
N
2
= 0,79 H
2
O

Penyelesaian:

()


85% = 1/m . 100%
m = 1,176 mol
Reaksi: 2NH
3
(g) + 5/2O
2
(g) 2NO + 3 H
2
O(g)
Banyak udara dengan konversi 100% = 2,5/2 x 1,176 mol = 1,471 mol
Reaktor

70

Udara yang direaksikan: 125/100 x 1,471 mol = 1,835 mol

2 NH
3
(g) + 5/2 O
2
(g) 2 NO (g) + 3 H
2
O (g)
M: 1,176 1,835 --- ---
R: 1,00 1,25 1,00 1,50
S: 0,176 0,588 1,00 1,50
mol N
2
yang masuk = mol N
2
yang keluar
= 79/21 x 1,835 mol = 6,9 mol
Neraca Energi:
E = Q + W (H+K+P)
0 = 0 + 0 H + 0 + 0
Sehingga H = 0
H = Hproduk H reaktan
(


)

(


)


Hproduk:
Hf produk pada T = 298 K :
NO : H = nNO . H
f
NO = 1(90250) = 90.250 J
H
2
O : H = nH
2
O . H
f
H
2
O = 1,5 . (-241818) = -362.727 J
NH
3
: H = nNH3 . H
f
NH
3
= 0,176 . (-46110) = -8.115,36 J
Total = -280.582,36 J
Hsensibel out pada T
2
:
NH
3
: H = n. Cp dT = (0,176)(36)(T
2
298) = (6,336 T
2
1.888,128) J
NO : H = n. Cp dT = (1,00)(37)(T
2
298) = (37 T
2
11.026) J
H
2
O : H = n. Cp dT = (1,50)(40)(T
2
298) = (60 T
2
17.880) J
O
2
: H = n. Cp dT = (0,588)(30,5)(T
2
298) = (17,934 T
2
5.334,332)
J
N
2
: H = n. Cp dT = (6,9)(31,9)(T
2
298) = (220,11 T
2
65.592,78)
J
Total = (341,38 T2
101.731,24) J
H produk = Hf produk + Hf sensible
H produk = (341,38 T2 101.731,24) J + (-280.582,360 J

71

H produk = (341,38 T2 382.313,6) J
Hreaktan :
Hf pada T = 298 K :
NH
3
: H = nNH3 . H
f
NH
3
= 1,176 . (-46110) = -54.225,36 J
O
2
: H = nO
2
. H
f
O
2
= 1,835 . 0 = 0 J
N
2
: H = nN
2
. H
f
N
2
= 6,9 . 0 = 0 J
Total = -54.225,36 J
Hsensibel in pada T
1
= 358 K :
NH
3
: H = n. Cp dT = (1,176)(36)(358 298) = 2.540,16 J
O
2
: H = n. Cp dT = (1,835)(30)(358 298) = 3.303 J
N
2
: H = n. Cp dT = (6,9)(31,9)(358 298) = 13.206,6 J
Total = 19.013,76 J
Hreaktan = (-54.225,36) J + (19.013,76) J = -35.211,6 J
H = Hproduk H reaktan
Karena H = 0 ; Hproduk = Hreaktan
(341.38 T2 382.313,6) J = -35.211,6 J
385,52 T
2
= 341,102
T
2
= 900,347 K
T
2
= 627,34oC
Jadi, suhu gas yang keluar reactor adalah sebesar 627,34oC
*Data Hf diambil dari Appendix C Tabel C.4, buku Introduction to Chemical
Engineering Thermodynamics. Smith dan Van Ness




10. Jika anda mendapat tugas menjawab soal di bawah ini:
Sebuah tangki berukuran 0,085 m
3
berisi udara pada suhu 21
o
C dan tekanan 101,3 kPa.
Tangki tersebut dihubungkan dengan pipa udara bertekanan yang suhu dan tekanannya
tetap sebesar 38
o
C dan 1380 kPa, melalui sebuah kerangan (valve). Karena adanya
kebocoran pada kerangan tersebut maka udara dari pipa mengalir ke dalam tangki sampai
tekanan dalam tangki sama besar dengan tekanan dalam pipa. Jika proses berlangsung
sangat cepat tentukanlah suhu akhir udara dalam tanki.

72

Selesaikanlah masalah ini tanpa melakukan perhitungan sama sekali karena yang
diharapkan adalah kemamouan anda melakukan analisis masalah. Tuliskan urutan
pengerjaan dan persamaan yang digunakan secara berurutan dan benar.

Pembahasan:
Diketahui :

V
1
, T
1
, P
1
Tin = 38
o
C
Pin = 1380 kPa


Dimana, V
1
= Vtangki = 0,085 m
3
(berisi udara)
T
1
= Ttangki = 21
o
C
P
1
= Ptangki = 101,3 kPa
Asumsi:
o Gas ideal (R=8,314 J/mol.K)
o Cp = (7/2)R = 29,099 J/mol.K
o Cv = (5/2)R = 20,7855 J/mol.K

a) Suhu udara dalam tangki tidak berubah (T
1
= T
2
proses isothermal)
Neraca massa:
m
in
m
out
+ m
gen
= m
terakumulasi

m
m
= m
2
m
1

sebab: m
out
= 0, m
gen
= 0
neraca energy:

)

k dan p = 0, sehingga

, dimana moutout = 0 dan W = 0


Dimana, pada system isothermal berlaku T
1
= T
2
, sehingga nilai U
1
= U
2
, sehingga
persamaan menjadi:

73

(

)(

)
Berdasarkan asumsi yang diberikan, didapatkan
- Pada keadaan awal
Menggunakan persamaan gas ideal,


- Pada keadaan akhir
Berlaku keadaan isothermal,

Asumsi:
Udara yang masuk ke dalam tangki diasumsikan sebanyak V, udara yang masuk
tersebut memiliki P,T,V, dan n (mol), pada saat masuk ke dalam tangki udara tersebut
akan memiliki n(mol) dan V yang tetap, tetapi nilai T dan P udara yang masuk setelah
di dalam tangki akan berubah jika dibandingkan dengan nilai T dan P udara ketika
akan masuk ke dalam tangki, dimana T
2
= T
1
= 21
o
C (isothermis) dan P
2
= P
1
,
sehingga nilai P
2
perlu dicari terlebih dahulu


Sehingga didapatkan


Kemudian didapatkan

()

()



74

)
= 20,785 Jmol
-1
K
-1
(294 K 273 K) 29,022 Jmol
-1
K
-1
(311 K 273 K)
= 436,485 Jmol
-1
1105,762 Jmol
-1
= -669,277 Jmol
-1


Maka besarnya kalor yang dilepas dari tangki adalah:
(

)(

)
= (45,423 mol 3,527 mol)(-669,277 Jmol
-1
)
= -28040,029 Joule

b) Proses adiabatic
Karena proses yang dialami system berlangsung adiabatic, maka niali Q=0
Suatu proses dikatakan adiabatic apabila:
- Tidak ada pertukaran kalor (proses terinsulasi)
- Proses terrjadi dengan sangat cepat sehingga tidak ada waktu bagi kalor untuk
dipindahkan
Semua pekerjaan diatas adalah jika kita melakukan perhitungan keseluruhan. Penggunaan
semua persamaan diatas sangat mergantung pada asumsi yang kita ambil. Dengan
demikian, berhati-hatilah dengan asumsi yang diambil karena asumsi yang diambil akan
menentukan persamaan yang diperlukan.

11. Anda menarik vakum udara dari sebuah bejana transparan, mengalirkan air ke dalam
bejana tsb dan mengamati bahwa setelah beberapa saat suhu air tetap pada 50
o
C. Jiak
anda ingin mengetahui tekanan di dalam bejana cara apa saja yang dapat anda lakukan?
Pembahasan:
Cara untuk mengetahui tekanan di dalam bejana:
- Menggunakan instrument-instrumen pengukur tekanan seperti barometer atau
manometer
- Memperkirakan tekanan di dalam tangki dengan melihat steam table saat suhu air =
50
o
C

75

Nyatakanlah betul salahnya pernyataan-pernyataan berikut ini. Jika pernyataan tersebut
salah tuliskanlah pernyataan yang benar

12. Gas karbondioksida pada suhu 50
o
C dapat kita cairkan dengan memberikan tekanan yang
tinggi secara isothermal
Jawab: Salah
Diketahui bahwa suhu kritis karbon dioksida adalah sebesar 304,2 K, sedangkan suhu
system adalah sebesar 323 K. Ketika berada di atas suhu kritis, zat akan selalu pada
keadaan fasa gas dan tidak akan bisa kembali ke fasa cair meskipun telah didinginkan
dengan suhu dibawah suhu kritisnya.
Jadi, pada suhu tersebut, karbon dioksida tidak dapat dicairkan lagi dengan
memberikan tekanan yang tinggi secara isothermal.

13. Harga kapasitas panas pada tekanan tetap untuk suatu gas adalah 5/2R. Jika sifat gas
tersebut mengikuti sifat gas ideal maka harga kapasitas panas pada volume tetap adalah
7/2R.
Jawab: Salah
Seharusnya nilai CP = 7/2R dan CV = 5/2R

14. Pada suhu 500 K dan tekanan 1 atm, baik n-pentana maupun n-heksana masih dapat
dijumpai sebagai cairan.
Jawab: Salah
N-pentana, suhu kritis (Tc) = 469,7 K
N-heksana, suhu kritis (Tc) = 507,6 K
Sama seperti jawaban no.6. n-pentana tidak mungkin dijumpai dalam fasa cair karena
suhu system jauh di atas titik kritisnya. Berbeeda dengan n-heksana yang masih mungkin
dijumpai dalam fasa kritis karena memiliki suhu kritis yang berada di atas suhu system.

15. Prinsip 2-parameter corresponding state menyatakan bahwa untuk 2 fluida yang
mengikuti prinsip ini, sifat PVT (faktor kompresibilitas) dan sifat termodinamika (entalpi
residual) kedua fluida sama pada suhu tereduksi dan tekanan tereduksi yang sama. Prinsip
ini lebih tepat untuk diaplikasikan pada fluida (uap dan cairan) campuran oksigen-
nitrogen dibandingkan dengan campuran air-hidrokarbon.
Jawab: Salah

76

Pernyataan tsb lebih tepat digunakan pada campuran antara air dan hidrokarbon
karena molekul-molekul air dan hidrokarbon memiliki ikatan atom yang dipengaruh tidak
hanya berasal dari gaya van der Waals yang sangat kecil pengaruhnya seperti campuran
oksigen dan nitrogen.

16. Selama terjadinya perubahan metana cair menjadi uap metana pada tekanan tertentu, suhu
system dapat berubah.
Jawab: Betul

17. A piston-cylinder assembly contains 0.9 kg of air at a temperature of 300 K and a
pressure of 1 bar. The air is compressed to a state where the temperature is 470 K and the
pressure is 6 bar. During the compression, there is a heat transfer from the air to the
surroundings equal to 20 kJ. Using the ideal gas model for all, determine the work during
process in kJ.
Pembahasan :


Diketahui : m
udara
= 0.9 kg Heat transfer : 20 kJ
T
1
= 300 K P
1
= 1 bar = 100 kPa
T
2
= 470 K P
2
= 6 bar = 600 kPa
Ditanyakan : W = ?
Jawab: State 1 : P
1
= 100 kPa ; T
1
= 300 K
H
1
= 3074.5 kJ/kg
State 2 : P
2
= 600 kPa ; T
2
= 470 K
H
2
= 3395 kJ /kg
Q = 0.9 kg (3395 kJ/kg 3074.5 kJ/kg)
= 288.45 kJ
W = Q + heat transfer = 288.45 kJ + 20 kJ = 308.45 kJ

18. A feed water heater has two inlets and one exit. At inlet 1, water vapor enters at 7 bars
and 200
o
C with a mass flow rate of 40 kg/s. At inlet 2, liquid water at 7 bars and 40
o
C
enters through an area 25 cm
2
. Saturated liquid at 7 bars exits at 3 with a volumetric flow
rate of 0.06 m
3
/s. Determine the mass flow rates at inlet 2 and at exit in kg/s and the
velocity at inlet 2 in m/s.

77

Pembahasan:

Diketahui :
T
1
= 200
o
C 1
flowrate = 40 kg/s P = 7 bar T
3
= Tsat ; P = 7 bar
T
2
= 40
o
C Volumetric flowrate = 0.06 m
3
/s
A = 25 cm
2

Ditanyakan : Mass flow rate inlet 2 & exit, velocity at inlet 2 = ?
Jawab: Asumsi : Steady State
Neraca Massa = m
in
-m
out
m
1
+ m
2
= m
3


Neraca energy = E
in
E
out
= 0
m
1
h
1
+ m
2
h
2
= m
3
h
3
+ Q
out

Q
out
= m
1
h
1
+ m
2
h
2
(m
1
+m
2
)h
3


State 1:P
1
= 7 bar = 700 kPa ; T
1
= 200
o
C
h
1
= 2844.2 kJ/kg ; s
1
= 6.8859 kJ/kg K
State 2;P
2
= 7 bar = 700 kPa ; T
2
= 40oC
h
2
= h40
o
C = 167.5 kJ/kg ; s
2
= s40
o
C = 0.5721 kJ/kg K
v
2
= 1.008 cm3/gram = 1.008 L/kg

State 3:P
3
= 7 bar ; saturated liquid
h
3
= 697.061 kJ/kg ; s
3
= 1.9773 kJ/kg K
v = 1.106 cm3/gram = 1.016 L/kg

Vol. flow rate : 0.06 m
3
/s = 60 L/s

m
3
= 60 L/s / 1.106 L/kg = 54.249 kg/s
m
2
= m
3
m
1
= 54.249 kg/s 40 kg/s = 14.249 kg/s
Vol. flow rate inlet 2 = m
2
x V
2
= 14.249 kg/s . 1.008 L/kg = 14.363 L/s
Velocity inlet 2 = 14.363 L/s / 25 cm
2
= 14363 cm
3
/s / 25 cm
2
= 574.52 cm/s

19. A vessel having a volume of 0.85 m
3
initially contains water as a two-phase liquid-vapor
mixture at 260
o
C & a quality of 0.7. Saturated water vapor at 260
o
C is slowly withdrawn
2

78

through a pressure regulating valve at the top of the tank as energy is transferred by heat
to maintain the pressure constant in the tank. This continues until the tank is filled with
saturated vapor at 260
o
C. Determine the amount of heat transfer in kJ.
(Nomor 19 dicoba sendiri dulu ya hehe..)

20. Steam enters an adiabatic turbine at 7 MPa, 600
o
C and 80 m/s and leaves at 50 kPa,
150
o
C, and 140 m/s. If the power output of the turbine is 6 MW, determine the mass flow
rate of steam flowing through the turbine.
Pembahasan :
Diketahui : P
1
= 7 MPa ; T
1
= 600
o
C T

600
o
C 7 MPa
Steam 6 MW
Turbine
150
o
C 50 kPa
a

P
2
= 50 kPa ; T
2
= 150oC

S
2s
= S
1

Ditanyakan : Mass flow rate through the turbine = ?
Jawab: State 1 : P
1
= 7 MPa ; T
1
= 600oC
h
1
= 3647.9 kJ/kg ; s
1
= 7.0880 kJ/kg K

State 2a: P
2a
= 50 kPa ; T
2a
= 150oC
h
2a
= 2780.1 kJ/kg

State 2s: P
2s
= 50 kPa ; s
2s
= s
1
(syarat turbin adalah isentropic)
s

= 1.0912 kJ/kg K ; s
g
= 7.5931 kJ/kg K

h
2s
= h + x
2s
.hg = 340.54 + 0.922 (2304.7) = 2465.47 kJ/kg
2 s

79

( )


The mass flow rate :
E
in
= E
out

m.h
1
=
a out
+ m.h
2a

a out = m (h
1
h
2a
)
(?) MW (1000 kJ/MW.s) = m (3647.9 2780.1) kJ/kg
m = 6.91 kg/s

21. 5. Refrigerant 12 enters a valve as saturated liquid at 7 bars and is steadily throttled to a
pressure of 1 bar. Determine the rate of entropy production per unit mass of refrigerant
flowing, in kJ/kg.K
Pembahasan :
Diketahui: P1 = 7 bars, sat liquid


P2 = 1 bar
Ditanyakan: S gen =?
Jawab: State 1: P
1
= 7 bar = 101.5 pseu ; saturated liquid
h
1
= 26.55 Btu/lbm ; s
1
= 0.552 Btu/lbm R
State 2: P
2
= 1 bar = 14.5 pseu ; h
2
= h
1

s
2
= ekstrapolasi dari data table 15 pseu (misal dapatnya b)
s
gen
= s
2
s
1
= b 0.552 Btu/lbm R =

22. Untuk siklus Rankin berikut hitunglah efisiensi siklus Rankin secara keseluruhan jika
diketahui : P1= 4 MPa, P2 = 4 MPa, P3 = 0.3 MPa, T2= 673.15 K, P4=0.02 MPa, P5 =
0.02 MPa, P6 = 4 MPa, efisiensi turbin = 80%, efisiensi pompa = 80%. Asumsikanlah :
Aliran (5) adalah air jenuh pada T dan P yang sama dengan T dan P aliran (4). Aliran (6)
adalah air terkompresi dengan tekanan 4 MPa. Aliran (7) adalah air jenuh pada tekanan
yang sama dengan tekanan aliran (3), dan aliran (1) adalah air terkompresi dengan
tekanan 4 MPa. Selisih suhu aliran (1) dan aliran (7) dibatasi 6K.




80








Jawab :
Asumsi yang digunakan :
Proses berjalan secara steady state
Untuk membantu menyelesaikan persoalan, turbin dipartisi menjadi 2 bagian karena
dalam soal terdapat 2 cabang aliran dari turbin.



Kemudian untuk mencari efisiensi rankine :

|
()
|


Basis : Feed 1 kg steam
Gambar keseluruhan proses :


Langkah 1. Mencari Q boiler
q
boiler
= h
2
h
1

Seluruh data dari steam table didapat dari Smith, Van Ness Edisi 6

81

Untuk keadaan di titik 2
P
2
= 4 MPa dari steam table didapatkan h
2
= 3215,7 kJ/kg
T
2
= 673,15 K dari steam table didapatkan S
2
= 6,7733 kJ/kgK
Untuk keadaan di titik 7
P
7
= 0,3 MPa dari steam table didapatkan T
7
= 133,53
o
C
Air Jenuh
Untuk keadaan di titik 1
Pertanyaan berikutnya adalah dari soal diketahui bahwa selisih suhu antara aliran 7 dan 1
adalah 6 K, tetapi yang mana yang lebih tinggi suhunya? Menurut kurva TS untuk siklus
Rankine suhu fluida yang masuk ke dalam boiler lebih tinggi daripada suhu fluida yang
masuk ke dalam condenser sehigga T
1
= 6 + T
7

P
1
= 4 MPa dan T
1
= 139,53 K dari steam table didapatkan h
1
= 587,115 kJ/kg
Q
boiler
= m(h
2
h
1
)
Q
boiler
= (1 kg) (3215,7 587,115) kJ/kg = 2628,585 kJ

Langkah 2. Kita meninjau turbin bagian 1
Turbin Bagian 1 (isentropik)
P
2
= 4 MPa h
2
= 3215,7 kJ/kg
T
2
= 673,15 K S
2
= 6,7733 kJ/kg
P
3
= 0,3 MPa dan S
3S
= S
2
= 6,7733 kJ/kgK dalam keadaan ini, steam berada pada
posisi mixture sehingga kita harus mencari nilai fraksi uapnya terlebih dahulu sebelum
mencari nilai h
3S


h
3S
= h
liq
+ x
3S
(h
evap
)
h
3S
= 561,38 + 0,96 (2163,271)
h
3S
= 2638,12 kJ/kg
(H
s
)
turbin1
= h
3S
h
2
(H
s
)
turbin1
= 2638,12 3215,7 = -577,57 kJ/kg
W
sturbin1
= ((H
s
)
turbin1
)
W
sturbin1
= 0,8 (-577,57kJ/kg) = - 462,06 kJ/kg

dari steam table didapatkan


82


Harga entalpi fluida yang dikeluarkan turbin bagian 1 (aliran no 3) :
h
3
= h
2
+((H
s
)
turbin1
)
h
3
= 3215,7 462,06 = 2753,984 kJ/kg

Langkah 3. Kita meninjau Feed Water Heater
Penentuan massa uap yang masuk ke dalam Feed Water Heater

Untuk keadaan di titik 1
P
5
= 0,02 MPa h
5
= 251,45 kJ/kg
Air Jenuh T
5
= 60,08
o
C
Kemudian kita mencari nilai W
s(pompa)
untuk mendapat h
6

W
s(pompa)
= v (P
6
P
5
) = 1017(4000-20)
W
s(pompa)
= 4,047 kJ/kg
h
6
= h
5
+ W
s(pompa)
= 251,45 + 4,047
h
6
= 255,497 kJ/kg
Untuk menentukan massa steam yang masuk ke dalam feed water heater diperlukan
Neraca Energi yang ada dalam Feedwater heater. Abaikan energi kinetik dan potensial,
persamaan ini akan menjadi :
Q + W
s
= E
k
+E
p
+H
Q + W
s
= 0
dari steam table didapatkan

83

(1)(587,115 255,497) + m(561,38 2753,948) = 0
m(-2192,568) = -331,618
m = 0,15 kg

Langkah 4. Kita meninjau turbin bagian 2
Aliran yang masuk ke dalam turbin bagian 2 merupakan aliran dengan massa (1-m) dan
dengan properties yang sama dengan aliran 3, karena aliran ini sama-sama berasal dari
turbin bagian 1, kemudian diketahui bahwa aliran dalam turbin adalah isentropik.

m = 0,15
1- m = 0,85
h
3
= 2751,984 kJ/kg
P
3
= 0,3 MPa
S
3
= 7,0472 kJ/kgK
T
5
= 60,08
o
C
P
5
= 0,02 MPa (mixture)
S
4S
= S
3
= 7,0472 kJ/kgK
Karena didapatkan berada pada daerah mixture maka kita mnecari fraksi uap :




h
4S
= h
liq
+ x
4S
(h
evap
)

84

h
4S
= 251,453 + 0,878 (2609,9-251,453)
h
4S
= 2322,169 kJ/kg
(H
S
)
turbin2
= h
4S
h
3
(H
S
)
turbin2
= 2322,169 2751,984 = -429,778 kJ/kg
W
strubin2
= (1-m) [ ((H
s
)
turbin1
)]
W
strubin2
= 0,85[(0,8)(-429,778kJ/kg)]= -292,249kJ

Langkah 5. Kita mencai efisiensi Siklus Rankine

|
()

()
|

|( ) |

||


Jadi, efisiensi dari siklus rankine tersebut adalah 26,87%

23. a. Menurut anda mengapa lemari pendingin lebih mudah digunakan dan dipelihara jika
tekanan fluida kerjanya lebih tinggi daripada tekanan atmosfer. Apakah freon-12
memenuhi persyaratan ini? Berikan penjelasan.
Jawab:
Dalam pemilihan refrigerant yang benar sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan
agar dapat mendapat hasil yang maksimal dari refrigerant tersebut dan dapat
mempengaruhi efisiensi dari mesin itu sendiri, sifat tersebut antara lain :
COPs yang tinggi sehingga menghemat penggunaan energi.
Sifat termodinamika dan transport kalor yang baik serta memiliki koefisien
perpindahan panas yang tinggi sehingga mengurangi biaya alat penukar panas.
Biaya pembuatan, perawatan dan pembuangan yang murah.
Mudah untuk dideteksi jika terjadi kebocoran agar dapat mengurangi resiko kecelakaan.
Tidak memiliki efek terhadap lapisan ozon.
Tidak beracun, tidak korosif, tidak mudah terbakar, dan secara kimia stabil.
Memiliki entalpi evaporasi untuk mengurangi laju aliran massa sehingga lebih hemat.
Dua parameter utama dalam penggunaan refrigerant yang harus diperhitungkan ialah
suhu dua media yakni ruangan refrigerator dan lingkungan, serta tekanan dalam siklus
refrigerasi. Untuk tekanan, saat tekanan yang terendah pada siklus, yaitu terjadi pada

85

evaporator, tekanan paling rendah ini harus lebih tinggi dari tekanan lingkungan agar
udara dari lingkungan tidak dapat masuk ke dalam sistem refrigerasi. Dengan demikian
dapat dikatakan temperatur dan tekanan penguapan serta temperatur dan tekanan
pengembunan. Oleh karena itu, lemari pendingin akan lebih mudah digunakan dan
dipelihara jika tekanan fluida kerjanya lebih tinggi daripada tekanan atmosfer.
Tekanan fluida hanya akan dipengaruhi oleh sifat termodinamika fluida tersebut. Di
mana semakin tinggi tekanan fluida maka tekanan terendah yang terjadi pada siklus
pasti akan lebih tinggi dari tekanan lingkungan karena adanya kemungkinan vakum
pada evaporator (pada tekanan rendah). Selain itu dapat mencegah turunnya efisiensi
volumetrik karena naiknya perbandingan kompresi, yang dapat disebabkan karena
berkurangnya tekanan di bagian tekanan rendah. Maka dapat disimpulkan, fluida yang
harus digunakan ialah yang memiliki tekanan evaporasi di atas tekanan lingkungannya.
Lalu untuk Freon-12, sebelumnya kita harus mengetahui sifat-sifatnya terlebih
dahulu. Sifat refrigerant tersebut (Freon-12) ialah sebagai berikut:
Chemical name Dichlorodifluoromethane
Other names
R-12
CFC-12
Freon-12
P-12
Propellant 12
Chemical formula CCl
2
F
2

Molecular mass 120.9135064 g/mol
CAS Number [75-71-8]
Density 1.49 g/cm
3
at -30
o
C
Melting point -156
o
C
Boiling point -30
o
C
SMILES ClC(F)(Cl)F
Tekanan yang terendah pada sistem kita adalah tekanan pada titik 2, atau keluaran
evaporator. Pada keluaran evaporator, fluida berada pada kondisi saturated vapor
kemudian diketahui rumus dari derajat kebebasan.
F = C P+2
F = 1 2 + 2 = 1

86

Karena derajat kebebasan pada saturated vapor adalah 1, maka dengan satu besaran
termodinamika saja, kita dapat menentukan besaran-besaran lainya. Dalam hal ini kita
dapat menggunakan suhu untuk mencari tekanan.
Dari buku karangan Smith dan Van Ness, edisi ke-4, hal 280-281, didapatkan tekanan
kerja dari fluida kerja Freon-12 pada T
c
dan T
H
adalah :
pada T
C
= -14
o
F adalah 17.54 psia
pada T
H
= 76
o
F adalah 93.09 psia
kedua tekanan kerja dari fluida lebih besar daripada tekanan atmosfer yang besarnya
14.7 psia. Maka freon-12 memenuhi persyaratan bahwa tekanan fluida kerja lebih
tinggi daripada tekanan atmosfer.

b. Di beberapa negara kita jumpai lemari pendingin untuk keperluan rumah tangga dengan
fluida kerja propana bukan etana ataupun metana. Apakah anda dapat menjelaskan hal
ini? Mungkin data ini dapat membantu anda:
Fluida Tc/K
Metana 190.6
Etana 305.4
Propana 369.8


Jawab:
Sebelum mempelajari lebih jauh mengenai sifat dari refrigerant propana, akan lebih
baik bila kita mempelajari sifat-sifat refrigerant terlebih dahulu. Sifat-sifat refrigerant
yang memenuhi syarat adalah sebagai berkut :
Konstanta dielektrika dari refrigerant yang kecil, tahanan listrik yang besar, serta tidak
menyebabkan korosi pada material isolator listrik.
Refrigerant hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan material yang dipakai.
Refrigerant tidak boleh beracun dan berbau merangsang.
Refrigerant tidak boleh mudah terbakar dan mudah meledak.
Karena melibatkan perpindahan fasa uap dan cair, maka yang perlu diperhatikan adalah
titik didihnya di mana terjadi peristiwa perubahan fasa uap-cair. Senyawa yang paling
baik digunakan adalah senyawa yang titik didihnya mendekati kondisi ruangan di mana
refrigerator bekerja. Dari data diketahui bahwa titik kritis propana > titik kritis etana >

87

titik kritis metana. Ini berarti titik didih propana > titik didih etana > titik didih metana
sebagaimana data yang kami peroleh dari buku Perrys Chemical Engineers yaitu :
Metana = - 161.4
o
C
Etana = -88.6
o
C
Propana = -42.2
o
C
Dari ketiga suhu di atas, propanalah yang suhu kerjanya mendekati suhu di mana
refrigerator bekerja yaitu di dalam lemari es (Asumsi suhu dalam lemari es berkisar
antara -10
o
C sampai 10
o
C).
Refrigerant hidrokarbon, khususnya propana memiliki kemiripan dengan refrigerant
R-134a yang biasa digunakan yaitu HFC (HydroFloroCarbon) terutama dari segi
tekanan maksimum operasi refrigerant propana yang tidak terlalu jauh berbeda
dibandingkan dengan tekanan refrigerant lama yang berklorin. Berikut ini adalah
perbandingan properti dari ketiga gas :
Tc
(K)
Pc
(bar)
Metana 190.6 45.99
Etana 305.3 48.72
Propana 369.8 42.48
Freon-
12
385.0 41.2
Jika diukur pada suhu -14
o
F yaitu suhu penguapan lemari es, dari buku Perrys
Chemical Engineers chapter 2 hal 281,233 dan 266 diperoleh informasi berikut :
h
f

(kJ/kg)
h
g

(kJ/kg)
H(kJ/kg)
Metana - - -
Etana 562.45 940.54 378.09
Propana 459.56 868.9 409.34
Nilai H d atas sama dengan nilai Q
c
sedangkan diketahui h
f
merupakan entalpi pada
saturated liquid dan h
g
merupakan entalpi pada saturated vapor. Perubahan keadaan
saturated liquid ke saturated vapor terjadi di evaporator. Perubahan energi keluar
evaporator dan masuk evaporator merupakan Q
c
. Senyawa refrigerant yang paing baik
adalah yang menghasilkan Q
c
paling besar pada suhu kerja yang sama.

88

Karena koefisien performansi adalah Q
c
/W, maka untuk nilai yang sama, energi
W yang dibutuhkan oleh lemari es dengan refrigerant propana lebih kecil daripada
energi yang dibutuhkan oleh lemari es dengan refrigerant etana.

24. Data kesetimbangan fasa uap-cair dari campuran biner metanol (komponen 1) dan metil
etil keton (komponen 2) pada 64.3
o
C dapat dikorelasikan oleh persamaan Wilson dengan
parameter-parameter berikut :

12
= 1.0818;
21
= 0.3778
Dengan menggunakan persamaan Antoine untuk menghitung tekanan uap fluida murni,
hitunglah
(a) P dan {x} pada 64.3
o
C dan y
1
=0.842
(b) Tentukan apabila campuran ini memiliki azeotrop pada 64.3
o
C
Petunjuk : Syarat terbentuknya azeotrope adalah
(


di mana
12
= (y
1
/x
1
)/(y
2
/x
2
). Pada campuran azeotrop (
12
=1),
12
(x
1
) adalah fungsi
kontinyu yang berubah tandanya pada komposisi azeotrop.
Jawab :
a) mencari P dan {x} pada 64.3
o
C dan y
1
=0.842
Asumsi: Gas non-ideal.
Cara yang digunakan adalah menggunakan metode grafik, tetapi sebelumnya kita harus
membuat grafiknya terlebih dahulu dengan beberapa langkah sebagai berikut :
Langkah 1. Mencari nilai ln
1
dan ln
2

Nilai ln
1
dan ln
2
dapat dicari dengan menggunakan persamaan Wilson. Persamaan
Wilso didapatkan dari Diktat Termodinamika Bapak Kamarza dan Ibu Wulan.

*

Langkah 2. Mencari nilai tekanan jenuh menggunakan Persamaan Antoine



89

Di mana nilai A, B, dan C tiap komponen juga didapatkan dari Diktat Termodinamika
Bapak Kamarza dan Ibu Wulan
Komponen A
i
B
i
C
i

1 7.87863 1474.110 230.0
2 6.97421 1209.600 216.0
Di mana P dalam mmHg dan T dalam
o
C.

Langkah 3. Mencari nilai tekanan total dan y
1

Kemudian, hubungan persamaan Raoult digunakan untuk mencari tekanan total dengan
menggunakan komponen fraksi uap cair saja.


Karena tidak diketahui di soal bahwa gasnya idela maka saya menggunakan hukum Raoult
untuk gas non ideal


Sehingga, dalam kasus ini tekanan total dapat dicari dengan


Selain mencari hubungan antara x
1
dan tekanan total (P), nilai fraksi mol uap (y
i
) juga
dapat dicari dengan hubungan di atas, yaitu :


Berikut besaran-besaran yang dicari oleh korelasi-korelasi di atas:
x
1
x
2
ln gamma
1
ln gamma
2
P Y
1

0 1 0.54357368 0 14.27962 0
0.1 0.9 0.473241349 0.003764625 15.73052968 0.178909864
0.2 0.8 0.40370005 0.01611962 16.88984818 0.310871193
0.3 0.7 0.335413931 0.038994087 17.79115449 0.413463398
0.4 0.6 0.269010622 0.074907045 18.46441227 0.497056615
0.5 0.5 0.205355482 0.127217951 18.93463478 0.568524717
0.6 0.4 0.145670089 0.200519954 19.21882924 0.633198044
0.7 0.3 0.091729139 0.301282394 19.31879154 0.696317113
0.8 0.2 0.046203708 0.438951886 19.20306892 0.764956762
0.9 0.1 0.013295809 0.627952294 18.75760811 0.852493103

90

1 0 1.11022E-16 0.891590324 17.63281 0.994328754
Dari data di atas, diplot grafik P vs x dan P vs y.



Kemudian dari grafik, didapatkan nilai x dan P ketika y
1
=0.842, yaitu :
x
1
0.9; x
2
=1- x
1
0.1
P= 18.8 mmHg


91

b) Menentukan apabila campuran ini memiliki azeotrop pada 64.3
o
C
Langkah 1. Membuktikan apakah sistem kesetimbangan cair-uap ini mengalami
kondisi azeotrop atau tidak berdasarkan syarat pada soal.
Dalam hal ini saya akan melibatkan volatitilitas relative ()



Pada saat azeotrop y
1
= x
1
, y
2
=x
2
, dan
12
=1. Secara umum, berdasarkan persamaan


Maka,


Kemudian berdasarkan Buku Smith Van Ness halaman 353 persamaan korelasi untuk
koefisien aktifitas menunjukkan bahwa ketika x
1
=0,
2
=1,
1
=exp(A); dan ketika x
1
=1,

2
=exp(A),
1
=1; maka dalam batasan itu, persamaan menjadi
(

()

()

Nilai

dan

yang didapatkan dari soal (a) pada suhu yang sama. Sehingga nilai
batas
12
adalah :
(

()

()


Dari soal diketahui bahwa syarat azeotrop adalah :
(


Sehingga nilai batas di atas memenuhi syarat azeotrop.
Selanjutnya tekanan azeotrop dapat dicari dari perpotongan garis di mana y
1
= x
1
dan
ketika
dp/dy = dp/dx = 0. Dari grafik, didapatkan komponen pada azeotrop :
x
1
= y
1
=0.69
p
Az
=19.3 mmHg


92

25. Campuran mengandung spesies sbb : 15% mol N
2
, 60% mol H
2
O, dan 25% mol C
2
H
4
.
Campuran dijaga pada tekanan konstan 527
o
K dan tekanan konstan 264.2 atm. Asumsikan
reaksi kimia yang signifikan hanya :

()

()

()

Gunakanlah hanya energi bebas Gibbs dan entalpi pembentukan keadaan standar dan data
kritis untuk senyawa H
2
O
(g)
, C
2
H
4(g)
, C
2
H
5
OH
(g)
dan grafik koefisien fugasitas.
a) Tentukanlah extent of reaction () pada kesetimbangan
b) Apakah efek penambahan diluent (gas inert) menggeser kesetimbangan reaksi pada
arah yang sama dengan penurunan tekanan sistem?
c) Apakah reaksi katalisis ini lebih baik dilakukan pada suhu di bawah 527
o
K?

Pembahasan :
Diketahui : N
2
=15%
H
2
O = 60%
C
2
H
4
= 25%
T = 527 K
P = 264,2 atm
Jawab :
Asumsi : mol umpan = 1mol

()

()

()

0,6 0,25
- -
0,6- 0,25-
a) Langkah 1. Mencari nilai mol total (tanpa N
2
)
n
t
= 0,6 + 0,25 + = 0,85

Langkah 2. Mencari persamaan k2

)(


(


) (


)

( )
( )( )



Langkah 3. Mencari G
o

93

Nilai dari G
o
masing-masing senyawa didapat dari tabel C4 Smith Van Ness Edisi 6.
G
o
= G
o
C
2
H
5
OH G
o
C
2
H
4
G
o
H
2
O
= -168,49 68,46 + 228,572
= -8,378 J/mol

Langkah 4. Memasukkan nilai G
o
ke dalam persamaan k = exp (G/(RT))
k = exp (G/(RT))
(

()()
*
k = 29,366

Langkah 5. Mencari nilai H
298
(nilainya didapatkan dari tabel C4 Smith Van Ness
Edisi 6)
H
298
= H C
2
H
5
OH H C
2
H
4
H H
2
O
= -235100 52510 (-241818)
= -45792

Langkah 6. Mencari nilai k2
(

* (


Langkah 7. Mencari nilai












94




Dengan menggunakan software Microsoft Math di atas dapat disimpulkan ada dua solusi
yakni :

1
= 0,600007830025 0,6

2
= 0,2499938828229 0,25
Nilai yang diperbolehkan adalah 0,25 mol karena jumlah mol awal.

b) Dalam penentuan arah reaksi di nomor b kita akan coba mencari nilai dari reaksi
setelah ditambahkan diluent. Langkah penentuan sama dengan nomor a, hanya saja
untuk mencari mol total ditambahkan mol N
2
.
Langkah 1. Mencari nilai mol total
N
2
= 0,15
n
t
= 0,15 + 0,6 + 0,25 + = 1-

Langkah 2. Mencari persamaan k2

)(


(


) (


)

( )
( )( )



Langkah 3. Mencari G
o

G
o
didapat dari tabel C4:
=G C
2
H
5
OH G C
2
H
4
G H
2
O
= -168,49 68,46 + 228,572
= -8,378 J/mol

Langkah 4. Memasukkan nilai G
o
ke dalam persamaan k=exp (G/(RT))
k=exp (G/(RT))
k = exp (

()()
)
k = 29,366


95

Langkah 5. Mencari nilai H
298
(nilainya didapatkan dari tabel C4 Smith Van Ness
Edisi 6)
H
298
= H C
2
H
5
OH H C
2
H
4
H H
2
O
= -235100 52510 (-241818)
= -45792

Langkah 6. Mencari nilai k2
(

* (



Langkah 7. Mencari nilai












Dengan menggunakan software Microsoft Math tersebut didapatkan hasil :

1
= 0,600007830025 0,6

2
= 0,2499938828229 0,25
Nilai yang diperbolehkan adalah 0,25 mol karena jumlah mol awal
Nilai yang didapatkan sangat mendekati nilai sehingga penambahan diluent hampir
tidak berpengaruh terhadap reaksi dan kesetimbangan reaksi akan bergeser ke kanan.
Sedangkan menurut hukum Le Chatellier, penurunan tekanan akan membuat
kesetimbangan reaksi bergeser ke arah yang memiliki jumlah mol lebih besar (bergeser ke

96

kiri dalam persamaan reaksi di soal), sehingga dapat disimpulkan penambahan diluent
tidak akan memberi efek sama dengan penurunan tekanan sistem.

c) Untuk mengetahui efek dari penurunan temperatur maka kita harus mencari H pada
saat suhu 57 K. Untuk mencari nilai Cp data-datanya dapat diambil di tabel C1 Smith, Van
Ness Edisi 6.
Cp C
2
H
5
OH = [A + BT + CT
2
+ DT
-2
] x R
= [3,518 + 20,001 x 10
-3
(527) + (-6,002 x 10
-6
) (527)
2
] x R
= 12,39 x 8,314
= 103,01 J/mol K
Cp C
2
H
4
= [A + BT + CT
2
+ DT
-2
] x R
= [1,424 + (14,394 x 10
-3
)(527) + (-4,392 x 10
-6
)(527)
2
] xR
= 7,79 x 8,314
= 64,766 J/mol K
Cp H
2
O = [A + BT + CT
2
+ DT
-2
] x R
= [3,47 + (1,45x10
-3
)(527) + (0,121)(527)
-2
] x R
= 4,234 x 8,314
= 35,2 J/mol K
H keseluruhan pada saat 527 K = dari C
2
H
5
OH dikurangi (C
2
H
4
+ H
2
O)
C
2
H
5
OH = (103,01)(527-298) = 23589,29
C
2
H
4
= (64,766)(527-298) = 14831,414
H
2
O = (35,2)(527-298) = 8060,8
Jadi, H keseluruhan = 23589,29 14831,414 8060,8 = +697,076 J/mol

Karena Hnya positif maka reaksi tersebut adalah reaksi endoterm, dan sesuai asas Le
Chatellier :
- Pada reaksi endoterm, apabila suhunya diturunkan maka reaksi akan bergerak ke
arah reaktan
- Pada rekasi endoterm, apabila suhunya dinaikkan reaksi akan bergerak ke arah
produk.
Maka reaksi tersebut tidak bagus karena reaksi akan bergerak ke reaktan (suhu diturunkan/
berada di bawah 527 K) dan tidak menghasilkan produk, sedangkan syarat dari suatu
reaksi terbilang bagus adalah apabila kesetimbangan bergeser ke kanan (ke arah produk).

97



98



MATEMATIKA
TEKNIK /
PERMODELAN

99

UJIAN TENGAH SEMESTER
MATEMATIKA TEKNIK KIMIA
Departemen Teknik Kimia FTUI
Hari/ Tanggal : Rabu, 1 April 2009
Durasi : 90 menit
Sifat ujian: catatan terbuka, kalkulator, tanpa laptop
1. Persamaan diferensial biasa linear orde dua berikut harus diselesaikan dengan
menggunakan teknik numeris


Kondisi batas pada t = 0 adalah
| dan



a. Ubah PDB di atas menjadi seperangkat PDB linear orde satu! Ubah pula kondisi
awalnya sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem PDB orde satu
tersebut!
b. Hitung solusinya dengan menggunakan Metode Runge-Kutta orde dua berikut dengan
integrasi pada t = 0; 0,25; 0,5; 0,75 dan 1!
y
n+1
= y
n
+

(k
1
+ k
2
)
k
1
= hf(x
n
, y
n
)
k
2
= hf(x
n
+h

, y
n
+k
1
)
2. Tetesan cair zat B dengan jari-jari R mula-mula bebas dari zat A. Pada t = 0 tetesan B
tersebut dikelilingi gas A. Kemudian, zat A berdifusi ke dalam B, dan bereaksi dengan B
melalui reaksi kimia ireversibel membentuk zat AB,
A+BAB
Laju reaksi dinyatakan oleh
r = kc
A

Untuk mengetahui laju absorpsi zat A ke dalam cairan B selama periode keadaan tidak-
tunak Anda harus mengembangkan model absorpsi tersebut.
a. Kembangkanlah model absorpsi tersebut dengan asumsi bahwa fluks konveksi jauh
lebih kecil dibandingkan fluks molekular sehigga diabaikan!
b. Modelkan pula kondisi batasnya!

2
2
0
0

100

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2008-2009
MATEMATIKA TEKNIK KIMIA
Hari/ Tanggal : Rabu, 27Mei 2009
Durasi : 90 menit
Sifat ujian: Buku Terbuka
Kelompok Soal : A

1. Jika metode Newton-Raphson digunakan untuk penyelesaian suatu persamaan non-linier
tunggal (PANLT) maka formula rekursifnya dapat dituliskan sebagai berikut :
x
n+1
= x
n




Jika formula analog di atas akan digunakan untuk sistem persamaan aljabar non-linier
(SPANL), bagaimana saudara harus membuat formulasi persamaan skalar di atas menjadi
persamaan matriks?
2. Reaktor unggun tetap dapat dimodelkan oleh persamaan berikut
D




u
0


- (1- )
p
kC=0
dengan kondisi batas
z = 0; u
0
C
0
= u
0
C - D


z = L;


di mana
D = koefisien dispersi
= porositas unggun
C = konsentrasi spesi di sepanjang arah aksial reaktor
C
0
= konsentrasi spesi masuk ke dalam reaktor
k = koefisien reaksi

p
= densitas partikel
u
0
= kecepatan supervisial
z = posisi aksial
L = panjang reaktor
Ubahlah persamaan diferensial di atas beserta kondisi batasnya menjadi seperangkat
persamaan aljabar dengan menggunakan finite difference method! Gunakan representasi
bentuk derivat yang mengandung titik palsu baik di titik domain awal maupun akhir, dan
jumlah titik grid 5.
(x
n
)
(x
n
)
2
2
z=0
z=0

101

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2008-2009
MATEMATIKA TEKNIK KIMIA
Hari/ Tanggal : Rabu, 27Mei 2009
Durasi : 90 menit
Sifat ujian: Buku Terbuka
Kelompok Soal : B
1. Jika saudara menggunakan atau mengaplikasikan metode Newton-Raphson untuk
menyelesaikan suatu sistem persamaan aljabar non-linier (SPANL), dengan formula
rekursif yang dapat dituliskan sbb:
[ F(x
n
)]. [x
n
] = - [F(x
n
)]
Maka, jelaskan arti dari semua variabel yang digunakan pada persamaan patris di atas,
termasuk juga SPAL (sistem persamaan aljabar linier) yang mungkin terbentuk!
2. Proses perpindahan massa di dalam kolom gelembung untuk fasa gas dapat dimodelkan
dengan menggunakan persamaan berikut
(1- ) D
e



- u
0L

+ k
c
a(C
*
- C) = 0
dengan kondisi batas :
pada x = 0
u
0L
C
0
= - (1- ) D
e


+ u
0L
C(0)
dan pada x = L


di mana :
D
e
=koefisien dispersi
= fraksi volume fasa gas
C = konsentrasi spesi di fasa gas
C
*
= konsentrasi spesi di fasa cair dalam kesetimbangan dengan fasa gas (konstan)
k
c
= koefisien perpindahan massa di antarfasa gas-cair
a = luas antarfasa gas-cair
u
0L
= kecepatan supervisial
x = posisi aksial
L = panjang kolom
Ubahlah persamaan diferensial di atas beserta kondisi batasnya menjadi seperangkat
persamaan aljabar dengan menggunakan finite difference method! Gunakan representasi
bentuk derivat yang mengandung titik palsu, baik di titik domain awal maupun akhir, dan
jumlah titik grid 5.
^
2
2
x =0

102




103









104

You might also like