You are on page 1of 19

Makalah Hukum Pidana Internasional

Aspek Hukum Pidana Internasional dalam Perang


Saudara di Syria
Oleh :
ROSALIA AGUSTI SH!LLA H!"RASMARA
IM : ##$#$##%&%$#%'
PROGRAM PAS(A SAR)AA MAGIST!R ILMU HU*UM
UI+!RSITAS "IPO!GORO
S!MARAG
%$#,
1
-A- I
P!"AHULUA
Pergolakan politik di Suriah telah berlangsung kurang lebih dua tahun serta
menimbulkan berbagai macam konflik dan perang saudara diantara sesama warga Suriah, dan
diantara pihak oposisi Suriah dengan pihak militer dan pemerintah di bawah pimpinan
Presiden Bashar Al-Assad. Serangkaian tindakan kekerasan fisik maupun mental juga terjadi
di Suriah dalam kurun waktu satu tahun belakangan ini, mulai dari pembunuhan,
pengeboman, penculikan, penembakan, pemerkosaan, penyiksaan dan lain sebagainya.
Namun di tengah-tengah situasi sosial-politik yang terus memburuk di Suriah, Presiden
Bashar Al-Assad ternyata masih dapat mempertahankan reim kekuasaannya karena
dukungan dari pihak militer dan aparat birokrasi pemerintah yang masih loyal dan cukup
kuat.
Sedikitnya !."#$ orang tewas dalam perang saudara di Suriah semenjak awal bulan
suci %amadan yang dimulai pada #" &uli !"#$. 'emikian keterangan pegiat hak asasi
manusia kepada media, (amis, !) &uli !"#*.
#
&umlah tersebut meliputi #.*!* korban tewas
dari pihak pendukung reim Suriah dan sisanya adalah para pejuang anti-reim, jelas +he
Syrian ,bser-atory for .uman %ights /S,.%0 kepada Agence France-Presse /AFP0.
'irektur S,.%, %ami Abdel %ahman, mengatakan jumlah korban tewas meningkat tajam
pada empat hari sebelumnya. 'ia mengatakan, 1(edua kubu menyembunyikan jumlah
korban sebenarnya. Sesungguhnya jumlah korban lebih dari data yang ada.1
!
S,.%,
organisasi berbasis di 2nggris, mengatakan sebanyak $*3 tentara tewas di bulan %amadan.
Sedangkan 45 orang dari anggota paramiliter pemerintah Pasukan Pertahanan Nasional
1
http://www.tempo.co/read/news/2013/07/26/115500045/Sejak-Awal-Ramadan-2000-
Orang-Tewas-di-Suriah
2
http://internasional.kompas.com/read/2013/07/23/2225536/Sejumlah.Korban.Perang.
Suriah.Dirawat.di.Isrel
2
dilaporkan tewas. Sementara itu, )$) warga sipil yang bergabung dengan pemberontak tewas
selama bulan suci %amadan. Sebanyak *" di antaranya adalah tentara yang membelot dari
Angakatan Bersenjata Suriah. Adapun !$# lainnya adalah warga asing serta pejuang yang tak
dikenali. 'ari keseluruhan, jumlah korban meliputi 4*5 orang sipil, berikut #") anak-anak
dan 55 perempuan yang hampir seluruhnya tewas akibat tembakan militer. 6enurut catatan
S,.%, lebih dari #"" ribu orang telah kehilangan nyawa sejak konflik Suriah guna
menumbangkan Presiden Bashar al-Assad yang dimulai pada 6aret !"##.
*
Sehubungan dengan uraian di atas, dimana kaidah-kaidah hukum pidana internasional
diatur baik materiil maupun formil dan bagaimana penerapannya serta proses dan instrument
penegakan hukumnya berkaitan dengan kejahatankejahatan yang sifatnya lintas territorial
baik transnasional maupun internasional.
7ksistensi perjanjian internasional dalam kehidupan dan pergaulan internasional
kemudian menjadi sangat penting artinya. Bahkan tidak ada satu Negara yang tidak
mempunyai perjanjian dengan Negara lain, dan tidak ada satu Negara yang tidak diatur oleh
perjanjian internasional dalam kehidupan dan pergaulan internasionalnya
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai
berikut 8
#. Apa dan -agaimana Hukum Pidana Internasional itu/
%. -agaimana aspek hukum pidana Internasional dalam Perang Saudara di
Syria/
-A- II
3
http://www.tempo.co/read/news/2013/05/27/115483492/Rezim-Suriah-Bersedia-
Hadiri-Pertemuan-Jenewa
3
P!M-AHASA
A. Hukum Pidana Internasional : Pengertian0 Asas dan Implementasinya
Berdasarkan doktrin tentang sejarah perkembangan hukum pidana internasional
diketahui bahwa titik tonggak lahirnya hukum pidana internasional adalah semenjak
Perjanjian 9estphalia tahun #4$3
$
, dimana melalui perjanjian tersebut mulai diakuinya
negara-negara kewilayahan, dan diakuinya prinsip-prinsip kemerdekaan, kedaulatan,
kesamaan derajat negara-negara serta hak menentukan nasib sendiri dari negara-negara, yang
kemudian berkembang menjadi hak-hak dan kewajiban asasi negara-negara sehingga
pelanggaran oleh suatu negara atas hak-hak asasi negara lainnya adalah merupakan tindakan
criminal. Seperti sudah diuraikan sebelumnya, bahwasanya hukum pidana internasional
timbul dari pertemuan antara aspek-aspek criminal dari hukum internasional dan aspek-aspek
internasional dari hukum pidana nasional, artinya karakteristik hukum pidana internasional
adalah :khas;,
)
dimana substansi memiliki : kepribadian ganda : /double personality0,
sehingga penegakan hukumnyapun unik yakni antara hukum pidana nasional dan hukum
internasional di dalam masyarakat internasional modern dewasa ini. (aidah-kaidah hukum
pidana internasional tidak nampak terkodifikasi. <ntuk mengetahui letak kaidah-kaidah
hukum pidana internasional materiil maka harus melihat kepada sumbernya. 6erujuk kepada
sumber hukum formil, yakni Pasal *3 ayat /#0 Statuta 6ahkamah 2nternasional yang
menjelaskan bahwa : 6ahkamah yang tugasnya memberi keputusan sesuai dengan .ukum
2nternasional bagi perkaraperkara yang diajukan kepadanya, 6ahkamah harus
menggunakan 8
4
4
Sam Suhaedi Admawirya, Sejarah Hukum Internasional, Binacipta, Bandung, 1969.
5
Romli Atmasasmita, Pengantar Hukum Pidana Internasional, Refka Aditama, Bandung,
2000, hlm. 4
6
Romli Atmasasmita, ibid, hlm. 1-2
4
#. Perjanjian-perjanjian internasional, baik yang bersifat umum maupun khusus, yang
memuat ketentuan- ketentuan hukum yang diakui secara tegas oleh Negara-negara
yang bersengketa
!. (ebiasaan-kebiasaan internasional., sebagai bukti dari adanya suatu kebiasaan umum
yang telah diterima sebagai hukum.
*. Prinsip-prinsip hukum umum yang diakui oleh bangsa-bangsa yang beradab
$. (eputusan-keputusan pengadilan, ajaran-ajaran para sarjana yang paling terkemuka
dari berbagai Negara sebagai sumber tambahan untuk menetapkan kaedah-kaedah
hukum.
6enurut sumber yang ke tiga /*0, maka asas-asas dalam hukum pidana nasional /seperti
8 asas territorial, asas nasionalitas pasif dan aktif, asas uni-ersal 0= adalah merupakan asas-
asas yang dianut oleh seluruh atau bagian terbesar dari hukum pidana negara-negara lain di
dunia, ,leh karenanya asas-asas tersebut merupakan asas hukum / pidana internasional 0
yang berlaku umum.
6emperhatikan kaidah-kaidah diatas, dapatlah dikatakan bahwa tujuan pengaturan
hukum pidana internasional pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan tujuan yang hendak
dicapai oleh pengaturan hukum pidana melalui kaidah-kaidah hukum pidana nasional= yaitu
berkaitan dengan masalah-masalah yang menyangkut kepentingan keamanan, ketertiban, dan
kedamaian masyarakat internasional dan umat manusia pada khususnya. (aidah-kaidah yang
menyangkut masalah keadilan, keamanan dan atau ketertiban, serta kedamaian umum
masyarakat internasional ini adalah merupakan public internasional yang bersifat jus-cogens.
Sedangkan untuk prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah hukum pidana internasional yang
termasuk hukum pidana internasional yang berdimensi transnasional>internasional, sifat jus-
cogens ? nya tidak begitu besar. Adapun mengenai hukum acara pidana internasional yang
akan menggandeng hukum pidana internasional yang memiliki kepribadian :khas; itu /
5
double personality 0, maka hukum acara pidana internasional-pun bersumber dari hukum
internasional dan hukum nasional berbagai Negara. .ukum acara pidana internasional ini
:menentukan cara bagaimana hukum pidana internasional dapat dipertahankan, dan pada
intinya terdiri atas perjanjian-perjanjian antar Negara mengenai kerjasama dalam bidang
peradilan dan administrati-e tentang peradilan pidana / penyidikan penuntutan, pemeriksaan,
dan penghukuman peleku 0 dan penyerahan tersangka serta pelaksanaan hukuman di luar
negeri:
@
.
Sehubungan dengan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah hukum pidana internasional
yang tidak terkodifikasi, dan karena tidak ada Negara di atas Negara yang dapat memaksa
suatu Negara untuk tunduk pada hukum /pidana0 internasional, maka perlu diperhatikan asas-
asas yang berlaku dalam hukum pidana internasional yang memberikan roh/energi bagi
penerapan dan atau pelaksanaan hukum pidana internasional.
.ukum pidana internasional sesuai dengan karakteristiknya yang :khas;, mengenal
beberapa asas, baik yang bersumber dari hukum internasional maupun yang bersumber dari
hukum nasional. 7ksistensi asas hukum hukum ini menjadi penting adanya, karena jika kita
sampai pada pembicaraan tentang asas hukum berarti membicarakan unsure yang penting dan
pokok dari peraturan hukum. Berbicara mengenai asas hukum sebagai : roh> jantungnya :
peraturan hukum Artinya bahwa asas hukum ini sebagai suatu sarana yang membuat hukum
itu hidup, tumbuh, dan berkembang./ sebagai ratio etis/nilai-nilai dan tuntunan-tuntunan
etis 0. 'engan perkataan lain, tidak ada hukum yang bisa dipahami tanpa mengetahui asas-
asas hukum yang ada di dalamnya.
Sesuai dengan karakteristiknya, asas hukum pidana internasional ada yang bersumber
dari hukum internasional dan ada yang bersumber dari hukum /pidana0 nasional. Asas pacta
7
Soedjono Dirdjosiswojo, Pengantar Hukum Pidana Internasional, Diktat Kuliah, 1995,
hlm 3 dan 24.
6
sunt servada
8
merupakan asas umum yang bersumber dari hukum internasional hal mana
karena sumber dari hukum pidana internasional sendiri salah satunya adalah perjanjian
internasional dimana Negara yang menandatangani dan atau meratifikasi perjajian
internasional akan terikat oleh perjanjian tersebut. Sedangkan yang bersifat khusus yang
bersumber dari hukum internasional adalah
5
8 au dedere au punere /terhadap pelaku tindak
pidana internasional dapat dipidana oleh Negara tempat locus delicti terjadi dalam batas
territorial Negara tersebut atau diserahkan>diekstradisi kepada Negara peminta yang memiliki
yurisdiksi untuk mengadili pelaku tersebut 0, dan asas au dedere au judicare /setiap Negara
berkewajiban untuk menuntut dan mengadili pelaku tindak pidana internasional dan
berkewajiban untuk melakukan kerjasama dengan Negara lain di dalam menangkap,
menahan, dan menuntut, serta mengadili pelaku tindak pidana internasional 0. Selain itu asas-
asas di atas, asas-asas hukum pidana internasional yang bersumber dari hukum pidana
nasional, ialah 8 asas legalitas,asas territorial, asas nasionalitas pasif dan aktif, asas uni-ersal,
dan asas nonretroaktif, serta asas neb is in idem.
7ksistensi asas-asas tersebut sangat berguna untuk menyelesaikan persoalan lintas
territorial sehubungan dengan pertautan yurisdiksi dari Negara-negara yang terkait= misalnya
dalam kasus .asan +iro yang sudah menjadi warganegara Swedia dan menimbulkan
kekacauan di Negara 2ndonesia, atau kasus ,ki seorang 9N2 yang melakukan tindak pidana
pembunuhan di Amerika Serikat dimana korbannya adalah 9N2 dan warga Negara Amerika
Serikat, yang kemudian setelah itu ,ki melarikan diri ke 2ndonesia. 'alam kedua kasus
tersebut telah terjadi pertautan yurisdiksi antara hukum pidana 2ndonesia dan hukum pidana
Negara Amerika Serikat, dan agar tidak terjadi konflik yurisdiksi maka harus ditetapkan
hukum pidana mana yang akan digunakan untuk mengadili pelaku berdasarkan asas-asas
hukum pidana internasional sebagaimana sudah diuraikan diatas .
8
ibid
9
ibid
7
%omli Atmasasmita menerangkan, bahwa hukum pidana internasional sebagai disiplin hukum
memiliki dan telah memenuhi empat /$0 unsure sebagai berikut 8
#"
#. asas hukum pidana internasional
!. kaidah-kaidah hukum pidana internasional
*. proses instrumen penegakan hukum pidana internasional
$. objek hukum pidana internasional
Bertitik tolak dari kriteria di atas, maka yang menjadi objek dari hukum pidana
internasional adalah kejahatan internasional itu sendiri / international crime 0. Suatu
perbuatan dikatakan sebagai kejahatan internasional, jika memenuhi kriteria>unsur-unsur
sebagai berikut 8
##
#. <nsur internasional, termasuk ke dalam unsur ini adalah 8
a. Ancaman secara langsung atas perdamaian dan keamanan di dunia / direct
threat to orld peace and security 0
b. Ancaman secara tidak langsung atas perdamaian dan keamanan di dunia
/indirect threat to the !orld Peace and "ecurity#$
c. 6enggoyahkan perasaan kemanusiaan / shocking to the conscience of
humanity 0
!. <nsur transnasional, termasuk ke dalam unsur ini adalah 8
a. +indakan yang memiliki dampak terhadap lebih dari satu Negara /conduct
affecting more than one state 0
b. +indakan yang melibatkan atau memberikan dampak terhadap warganegara dari
lebih satu Negara 0 conduct including or affecting citi%ens of more than one state
10
Romli Atmasasmita, ibid
11
Ibid, hlm. 46-47
8
c. Sarana dan prasarana serta metoda-metoda yang dipergunakan melampaui batas-
batas territorial suatu Negara / means and methods transcend national
boundaries 0.
*. <nsur necessity / unsure kebutuhan 0, termasuk ke dalam unsur ini adalah 8
:kebutuhan akan kerjasama antar Negara-negara untuk melakukan penanggulangan /
cooperation of state necessary to enforce 0. 6emperhatikan jenis-jenis kejahatan
internasional yang ada / a.l 8aggression& ar crimes& genocide& crimes against
humanity& piracy& drug offences& apartheid& unlaful use of eapens& dll 0, maka jika
dilihat dari perkembangannya dapat dibedakan ke dalam 8
a. +indak pidana internasional yang berasal dari kebiasaan yang berkembang di
dalam praktik hukum inteernasional.
b. +indak pidana internasional yang berasal dari kon-ensi-kon-ensi internasional
c. +indak pidana internasional yang lahir dari sejarah perkembangan kon-ensi
mengenai hak asasi manusia.
+erkait dengan enforcement-nya terhadap kejahatan internasional sangat ditentukan
oleh le-elnya. Apabila kejahatan internasional itu bersifat kejahatan yang mengancam dan
merusak tatanan kehidupan masyarakat internasional, atau merupakan musuh umat manusia
/hostis humani generis 0 maka enforcement-nya harus oleh le-el internasional yaitu melalui
direct enforcement di mahkamah pidana internasional>2AA /international 'riminal 'ourt ? di
'en .aag0. 2ndonesia memang tidak meratifikasinya melainkan mengadopsinya ke dalam
<ndang <ndang No. !4 +ahun !""" tentang Pengadilan .ak Asasi 6anusia. Adapun
kejahatan-kejahatan yang menjadi yurisdiksi 2AA ini adalah 8 agresi, kejahatan perang,
genosida, dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Beberapa kasus dimaksud yang telah
diselesaikan oleh 6ahkamah Pidana 2nternasional>2AA-ad hoc adalah peradilan terhadap para
penjahat P' 22 yaitu 8 (he )uremberg (rial /tahun #5$40, (he (okyo (rial /tahun #5$30, (he
9
*nternational 'riminal& (ribunal for (he Former +ugoslavia /2A+B ? #55*0, (he
*nternational 'riminal (ribunal For ,anda /2A+% ? #55$0. 'isini berlaku yurisdiksi
uni-ersal
#!
dimana suatu negara memiliki yurisdksi atas pelaku suatu kejahatan dimanapun
dan kapanpun kejahatan itu dilakukan, siapapun pelakunya atau siapapun yang menjadi
korbannya. Akan tetapi keberadaan 2AA ini tidak menggantikan peradilan nasional negara-
negara melainkan melengkapi karena dibatasi oleh asas komplementaritas. Seperti dalam
kasus holocoust, dimana Nai pada masa P' 22 telah melakukan kejahatan genosida terhadap
orang-orang Bahudi>2srael. Salah seorang pelakunya adalah Adolf 7ichman yang melarikan
diri ke Argentina yang kemudian di tangkap dan diadili di 2srael pada tahun #54#.
9alaupun 2AA bersifat melengkapi berdasarkan asas komplementaris akan tetapi hal
ini tidak mutlak karena apabila pengadilan nasional benar-benar un-able dan unilling untuk
melakukan penyelidikan atau penuntutan kejahatan yang terjadi maka akan diambil alih
menjadi dibawah yurisdiksi 2AA /mengesampingkan asas ne bis in idem0 Cain halnya
terhadap kasus-kasus yang berdimensi transnasional seperti 8 kasus ,(2 / sebagaimana sudah
disinggung di atas 0, terorisme / Bom Bali 2, 6arriot, dll0 dimana korbannya melibatkan
9NA, penyalahgunaan narkotika, penyelundupan senjata api, dll= maka enforcement-nya
diselesaikan dalam le-el nasional>diselesaikan oleh peradilan nasional / indirect enforcement
0. (etika terjadi pertautan yurisdiksi dimana le- tempus delicti dan le- locus delicti di
2ndonesia atau sebaliknya, maka harus segera disepakati tentang peradilan negara yang
mempunyai yurisdiksi yang akan mengadili si pelaku.
'alam menghadapi kejahatan internasional maupun transnasional ini, kadang-kadang
masing-masing pihak berhadapan dengan kedaulatan negara lain yang harus saling dihormati.
<ntuk menjembatani kedaulatan masing-masing negara ini yang senantiasa menjadi
penghalang dalam hal pencegahan, pemberantasan, dan penghukuman pelaku kejahatan
12
I Wayan Parthiana , Hukum Pidana Internasional dan Ekstradisi, Yrama Widya,
Bandung, 2004 halm 15
10
internasional>transnasional dibutuhkan kerjasama antar negara / bilateral, trilateral,
multilateral0 sebagai landasan hukumnya. 'an perjanjian tentang hal ini yang paling tua
usianya adalah 7(S+%A'2S2.
Asas-asas penting yang harus diperhatikan dalam perjanjian ekstradisi adalah 8
#*
#. Asas kejaDhatan ganda atau double criminality
!. Asas kekhususan atau speciality
*. Asas tidak menyerahkan pelaku kejahatan politik atau non e-tradition of political
criminal
$. Asas tidak menyerahkan warganegara atau non e-tradition of national
). Asas non bis in idem
4. Asas kedaluwarsa
'alam praktik ekstradisi, 2ndonesia pernah mengalami hambatan-hambatan dalam
pelaksanaannya antara lain dalam kasus permintaan ekstradisi terhadap .endra %ahardja
dengan pemerintah Australia, dalam upaya pengembalian asset hasil korupsi dan tindak
pidana pencucian uang dengan Singapura, dan proses penyidikan .ambali /9N20 dengan
pemerintah +hailand dan Amerika Serikat, dalam proses penyidikan Alghoi di Eilipina.
-. *aidah Hukum Pidana Internasional dalam Perang Saudara di Syria
'ari data yang penulis temukan melalui laporan dan berita yang membahas mengenai
konflik Suriah, penulis menyimpulkan bahwa serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
pasukan keamanan Suriah sejak bulan 6aret !"## hingga setidaknya bulan 'esember !"##,
menunjukkan bahwa serangan-serangan yang secara langsung ditujukan terhadap penduduk
sipil adalah serangan-serangan yang bersifat meluas dan sistematis. +indakan-tindakan
tersebut di antaranya adalah pembunuhan, penyiksaan dan penangkapan sewenang-wenang.
Perbuatan-perbuatan itu dilakukan oleh unit-unit khusus militer dan badan-badan intelejen di
bawah kendali pimpinan>komandan masing-masing. Eakta-fakta yang terjadi di lapangan
13
ibid
11
yang bersumber dari warga sipil serta anggota militer yang membelot yang penulis rangkum
dari media on-line serta laporan Amnesty *nternasional dan laporan .uman ,ight !atch
adalah bukti empirisnya.
'alam Bab 22 laporan Amnesty 2nternasional yang berjudul :/eliberate 0illings&
secara detail menggambarkan betapa tidak berperi kemanusiaanya tindakan-tindakan dari
pasukan keamanan Suriah terhadap para warga sipil yang mereka tangkap,siksa dan bunuh.
'i kota 2dlib, setidaknya #" orang dibunuh oleh tentara keamanan Suriah pada tanggal #4
April !"## di daerah +imur-laut dari pusat kota. Semua terbunuh ketika pertempuran antara
pasukan militer dengan pasukan oposisi, tetapi mereka yang menjadi korban kesemuanya
bukan merupakan bagian dari pasukan oposisi.
#$
'i kota Sarmin, #4 orang dibunuh oleh
tentara selama penyerbuan militer di Sarmin pada tanggal !! dan !* 6aret !"#!. 'ari jumlah
tersebut, ## diantaranya adalah warga sipil yang tidak terlibat dalam konfrontasi bersenjata.
'an ditembak mati setelah mereka telah ditangkap. Beberapa orang lainnya telah dibunuh
dengan sewenang-wenang selama serangan militer sebelumnya pada tanggal !@ Eebruari. 'i
antara mereka yang tewas adalah tiga bersaudara, Bousef, Bilal dan +alal .aj .ussein.#$ 'i
SaraDeb, beberapa orang dilaporkan dibunuh oleh tentara selama penyerbuan militer di
SaraDeb antara !$ - !3 6aret !"#!. 6ereka yang terbunuh di antaranya adalah <day
6ohamed Al ,mar, seorang anak sekolah berumur #) tahun dan 6ohamed Sa.ad Barish,
berumur !# tahun seorang mahasiswa jurusan (imia <ni-ersitas Aleppo.
#)
'i +aftana8
Amnesty 2nternational menemukan bukti pembunuhan dalam skala besar oleh tentara di
+aftana pada tanggal * dan $ April !"#!. Cebih dari !" laki-laki dari anggota keluarga
Fhaal, termasuk satu orang di antaranya di bawah usia #3 tahun. 7nam belas dari mereka
dibawa dari basement, dimana mereka berlindung bersama dengan perempuan dan anak-
anak. 6enurut beberapa wanita yang hadir di waktu, #4 orang itu dibawa ke luar oleh
14
Ibid. hal 17
15
Ibid.hal 19 - 20
12
pasukan keamanan berpakaian seragam tentara dan beberapa berpakaian preman, sore hari
tanggal * April. (emudian malam itu mayat mereka ditemukan di tiga tempat terpisah dekat
ruang bawah tanah.
#4
'i .aano8 ,posisi sudah tidak melakukan perlawanan kepada tentara,
namun tentara masih tetap melakukan pelanggaran, termasuk setidaknya satu pembunuhan.
Abd al-Catif Catouf, @! tahun ayah dari ## anak, tewas ditembak di rumahnya pada tanggal )
April !"#!. 'i kawasan &ebel Al-Gawiyah8 'i Bsamas, sebuah desa kecil sebelah timur dari
2hsem, seorang wanita menceritakan bagaimana tetangganya, seorang )$ tahun ayah dari
delapan /nama korban dirahasiakan0, dibakar oleh tentara di dekat rumahnya pada tanggal @
April !"#!.
#@
'i kawasan &ebel AC-9AS+AN2 8 Pada tanggal 3 April, tentara meluncurkan
serangan besar di al-Bashiriya, sebuah desa di mana demonstrasi protes telah berlangsung
secara rutin sejak awal pemberontakan. Bersenjata kontak senjata antara tentara dan pejuang
oposisi bersenjata terjadi di perbukitan di luar desa.
Sekitar *) orang tewas di sekitar desa selama bentrokan= beberapa di antaranya diyakini
sebagai pejuang bersenjata, sementara yang lain mungkin pejuang tetapi sudah tidak
bersenjata ketika mereka dibunuh. Beberapa adalah warga sipil, termasuk sedikitnya tiga
anak, yang tidak terlibat dalam konflik dan mencoba melarikan diri ke tempat yang aman.
+iga anak laki-laki 8 &umaHa Bousef al-H2ssa 3 tahun, saudaranya 2brahim, #$ tahun, dan
sepupunya Noureddine HAli al-H 2ssa, ##tahun dan saudara yang terakhir, H2eddeen, !#, tewas
di desa Biftamoun, di mana mereka menggembalakan domba milik keluarga. Anak-anak lain
yang menggembala domba tidak jauh dan yang bersembunyi ketika tentara mendekat
menggambarkan bagaimana tentara memaksa 2eddeen serta tiga anak laki-laki dan untuk
berlutut di tanah dan menembak mati
mereka.
#3
16
Ibid hal 21
17
Ibid hal 24
18
Ibid hal 30
13
'i Aleppo8 Angkatan bersenjata dengan sewenang-wenang melakukan serangkaian
pembunuhan dan tindakan kekerasan lainnya terhadap warga sipil yang tidak menimbulkan
ancaman bagi mereka. 'i kota kecil +ell %ifHat, di sebelah utara Aleppo, setidaknya sembilan
laki-laki dan seorang anak yang terbunuh pada tanggal 5 April !"#! selama serangan dengan
kekuatan militer skala besar selama satu hari penuh di kota itu.
#5
Serangkaian tindakan di atas adalah sebagian bukti empiris bahwa serangan yang
ditujukan langsung oleh pasukan militer Suriah terhadap warga sipil benar-benar memenuhi
unsur :meluas; baik dari segi lokasi maupun jumlah korban. Beberapa fakta yang dipaparkan
diatas memberikan kesimpulan bahwa kesemua tindakan itu adalah tergolong sebagai
(ejahatan terhadap (emanusiaan. 'alam hukum internasional (ejahatan terhadap
(emanusiaan merupakan salah satu jenis>bentuk pelanggaran .A6 berat sebagaimana diatur
dalam Pasal @ 2AA.*!.
6enurut .ukum 2nternasional .A6 berlaku baik dalam situasi damai maupun situasi
konflik sehingga secara hukum memiliki kekuatan mengikat terhadap negara termasuk
Angkatan 6iliternya. Suriah terikat secara hukum pada ketentuan hukum internasional ini,
sebab Suriah merupakan negara pihak dari beberapa kon-ensi .A6 2nternasional
diantaranya (on-ensi 2nternasional tentang hak sipil dan politik, hak ekonomi, sosial dan
budaya, the 'onvention against (orture and 1ther 'ruel& *nhuman or /egrading (reatment
or Punishment 2'A(#3 the 'onvention on the 4limination of All Forms of /iscrimination
against !omen 2'4/A!#3 the *nternational 'onvention on the 4limination of All Forms of
,acial /iscrimination 2*'4,/#3 and the 'onvention on the ,ights of the 'hild 2','# and its
1ptional Protocol on the involvement of children in armed conflict, dan bahwa Suriah
sebagai bagian dari masyarakat internasional seharusnya ikut serta dalam pengkampanyean,
perlindungan dan penegakan .A6. .al ini menurut penulis bahwa sudah seharusnya kasus-
19
Ibid hal 31
14
kasus pelanggaran .A6 berat yang dipaparkan diatas dibawa ke *nternational 'riminal
'ourt 2*''# untuk diadili sesuai ketentuan yang berlaku.
+ujuan dari pendirian 2AA adalah untuk mengadili pelaku Pelanggaran .A6 berat,
adapun jenis-jenis kejahatan yang menjadi yurisdiksi 2AA adalah8 (ejahatan Fenosida
2'rimes of 5enocide#, (ejahatan terhadap (emanusiaan 2'rimes Against .umanity#&
(ejahatan Perang 2'rimes of !ar# dan Agresi 2Agression#$ 2AA merupakan mahkamah yang
independen dan bukan merupakan badan dari PBB, meskipun dalam kondisi tertentu
memiliki hubungan peran. Atas dasar inilah pelaku pelanggaran .A6 berat dalam konflk
Suriah dapat diadili di 2AA.
Penekanan dari 2AA adalah untuk mengadili indi-idu baik sebagai bagian dari sebuah
reim maupun sebagai bagian dari gerakan pemberontakan, sehingga kegagalan masyarakat
internasional untuk mengadili pelaku Pelanggaran .A6 berat dan tidak ada lagi pelaku yang
yang tidak dihukum tidak terulang kembali. Akan tetapi dalam kasus ini, Suriah belum
meratifikasi Statuta %oma sehingga ini menjadi masalah. Akan tetapi tampaknya para
perancang Statuta %oma sudah sejak awal menyadari akan timbulnya masalah seperti ini,
sehingga secara tegas menurut pasal #* huruf b Statuta %oma telah diatur bahwa, 'ewan
(eamanan Perserikatan Bangsa-bangsa '( PBB berdasarkan kewenangannya menurut Bab
I22 Piagam PBB, berhak untuk menyerahkan kepada 6ahkamah melalui &aksa Penuntut atas
kejahatan yang terjadi di wilayah yang belum atau tidak meratifkasi Statuta.
!"
Namun penyerahan ini hanya dapat dilakukan apabila '( PBB terlebih dahulu
bersidang untuk membahas masalah yang terjadi dalam wilayah Negara-negara yang tidak
menjadi peserta statuta, yang menurut '( PBB merupakan ancaman atas keamanan dan
perdamaian dunia. Selanjutnya diakhiri dengan pengambilan keputusan yang dituangkan
dalam sebuah resolusi untuk menyerahkan kasus tersebut kepada jaksa penuntut untuk
ditindak lanjuti sesuai dengan ketentuan statuta.*) 6enurut penulis pasal #* huruf b 2AA
20
Lihat pasal 13 huruf b ICC
15
merupakan landasan yuridis yang kuat dan legal untuk melegitimasi '( PBB dalam
mengambil kebijakan untuk menyerahkan kasus pelanggaran .A6 berat dalam konflik
Suriah ke 2AA. Adapun landasan yuridis lain adalah bahwa Suriah merupakan Negara Pihak
/State Party0 dari beberapa kon-ensi .A6 internasional berdasarkan asas hukum Pacta Sun
Ser-anda. Sehingga dengan demikian, maka secara teoritis terjadinya impunitas bagi pelaku
pelanggaran .A6 berat tidak ada lagi.
Penulis sepenuhnya percaya dan yakin bahwa inilah cara yang paling baik yang dapat
ditempuh untuk mengadili para Penjahat (emanusiaan dalam konflik Suriah, seperti halnya
kebijakan yang diambil pada tanggal *# 6aret !"") '( PBB mengeluarkan %esolusi Nomor
#)5* untuk menyerahkan situasi di kota 'arfur, Sudan, kepada jaksa penuntut 2AA. Sehingga
pada tanggal 4 &uni !"") jaksa penuntut 2AA Cuis 6oreno ,campo secara resmi membuka
penyelidikan atas kejahatan-kejahatanyang terjadi di 'arfur. Setelah melalui serangkaan
koordinasi dengan '(
PBB akhirnya pada tanggal !@ Eebruari !""@ jaksa penuntut 2AA menyerahkan
kepada (amar Pra Peradilan 2Pre (rial 'hamber# 2 yang dipimpin ole majelis hakim8 Akua
(uenyehia, Anta <caka dan Syl-ia Steiner. Surat panggilan terhadap Ahmad .arun /mantan
6enteri 'alam Negeri Sudan0 dan Ali 6uhammad Ali Abdal-%ahman/pemimpin milisi yang
juga dikenal dengan nama Ali (ushyab0, untuk menghadiri pemerikaan awal di 2AA. Pada
tanggal ! 6ei !""@ majelis hakim P+A 2 mengeluarkan surat perintah penangkapan atas
Ahmad .arun dan Ali (ushyab. Selanjutnya &aksa Cuis 6oreno ,campo pada tanggal #$
&uli !""3 meminta kepada P+A 2 untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk
,mar .assan Ahmad Al-Bashir.
16
-A- III
*!SIMPULA
7fektifitas pelaksanaan hukum pidana internasional dalam masyarakat internasional
sangat ditentukan oleh banyak sedikitnya negara-negara yang meratifikasi perjanjian
internasional sebagai sumber hukum pidana internasional. 'alam konflik Suriah telah terjadi
(ejahatan terhadap (emanusiaan /Arimes Against .umanity0 sebagaimana diatur dalam
pasal @ 2AA oleh karena itu, para pelaku (ejahatan terhadap (emanusiaan dalam konflik
Suriah, wajib diadili berdasrkan ketentuan hukum internasional yang dalam hal ini adalah
2AA.
17
"A1TAR PUSTA*A
BUKU :
2 9ayan Parthiana , .ukum Pidana *nternasional dan 4kstradisi, Brama 9idya, Bandung,
!""$
%omli Atmasasmita, Pengantar .ukum Pidana *nternasional, %efika Aditama, Bandung,
!""".
Sam Suhaedi Admawirya, "ejarah .ukum *nternasional, Binacipta, Bandung, #545.
Soedjono 'irdjosiswojo, Pengantar .ukum Pidana *nternasional, 'iktat (uliah, #55).
2!- :
http8>>www.tempo.co>read>news>!"#*>"@>!4>##))"""$)>Sejak-Awal-%amadan-!"""-,rang-
+ewas-di-Suriah
http8>>internasional.kompas.com>read>!"#*>"@>!*>!!!))*4>Sejumlah.(orban.Perang.Suriah.
'irawat.di.2srel
18
http8>>www.tempo.co>read>news>!"#*>")>!@>##)$3*$5!>%eim-Suriah-Bersedia-.adiri-
Pertemuan-&enewa
19

You might also like