You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Definisi Pengkondisian Udara
Sistem pengkondisian udara adalah suatu proses mendinginkan atau
memanaskan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang
sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan dari suatu ruangan tertentu.
Pengkondisian udara secara lengkap meliputi pemanasan (heating),
pendinginan (cooling), pengaturan kelembaban (humidifying dan dehumidifying),
dan pertukaran udara (ventilating). Sedangkan pengkondisian udara skala kecil
umumnya dilakukan tanpa mengikutsertakan pengaturan kelembaban.
Pengkondisian udara saat ini telah menjadi standard bangunan, public ataupun
privat dalam berbagai skala, diberbagai penjuru dunia. Untuk daerah yang
mengalami empat musim, terjadi perubahan fungsi pengkondisian udara dari
pemanasan (heating) pada saat musim dingin dan menjadi pendinginan (cooling)
pada saat musim panas. Sedangkan pada daerah khatulistiwa seperti Indonesia,
pada umumnya fungsi pengkondisian udara adalah pada mode pendinginan saja.
Mesin pengkondisian udara yang bekerja sebagai pendingin biasanya disebut
sebagai AC (Air Conditioning), sedangkan pada saat bekerja sebagai pemanas
disebut sebagai pompa kalor (heat pump).
Sistem tata udara pada umumnya dibagi menjadi tiga, di antaranya:
1. Sistem tata udara untuk kenyamanan
Mengkondisikan udara dari ruangan untuk memberikan kenyamanan bagi
orang yang melakukan kegiatan.
2. Sistem tata udara untuk industri
Mengkondisikan udara dari ruangan karena diperlukan oleh proses bahan,
peralatan dan barang yang ada di dalamnya.
3. Sistem tata udara untuk penggunaan khusus
Mengkondisikan udara dari ruangan karena diperlukan untuk kondisi khusus,
seperti ruang bedah, ruang optik, ruang ICU, ruang bersih, ruang komputer dan
lain - lain.
Sasaran dari pengkondisian udara adalah agar temperatur, kelembaban,
kebersihan dan distribusi udara dalam ruangan dapat dipertahankan pada
tingkat keadaan yang diinginkan. Untuk mencapai hal tersebut, dapat dirancang
dan digunakan beberapa macam sistem pendinginan, pemanasan, dan ventilasi
yang sesuai.

Untuk mengkondisikan udara gedung-gedung besar AC biasa mungkin
sudah tidak efisien lagi. Dapat dibayangkan jika menggunakan AC biasa sangat
banyak refrigerant yang harus digunakan. Begitu pula dengan kerja
kompresornya. Oleh karena itu sering kali sistem yang digunakan adalah sistem
Chiller.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Siklus Refrigerasi
Siklus refrigerasi adalah siklus kerja yang mentransfer kalor dari media
bertemperatur rendah ke media bertemperatur tinggi dengan menggunakan kerja dari
luar sistem. Secara prinsip merupakan kebalikan dari siklus mesin kalor (heat engine).
Dilihat dari tujuannya maka alat dengan siklus refrigerasi dibagi menjadi dua yaitu
refrigerator yang berfungsi untuk mendinginkan media dan heat pump yang berfungsi
untuk memanaskan media. Ilustrasi tentang refrigerator dan heat pump dapat dilihat
pada gambar di bawah.



Siklus refrigerasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut,
1. Siklus kompresi uap (vapor compression refrigeration cycle) dimana refrigeran
mengalami proses penguapan dan kondensasi, dan dikompresi dalam fasa uap.
2. Siklus gas (gas refrigeration cycle), dimana refrigeran tetap dalam kondisi gas.
3. Siklus bertingkat (cascade refrigeration cycle), dimana merupakan gabungan lebih
dari satu siklus refrigerasi.
4. Siklus absorpsi (absorption refrigeration cylce), dimana refrigeran dilarutkan dalam
sebuah cairan sebelum dikompresi.
5. Siklus termoelektrik (thermoelectric refrigeration cycle), dimana proses refrigerasi
dihasilkan dari mengalirkan arus listrik melalui 2 buah material yang berbeda.
6. Kinerja suatu refrigerator dan heat pump dinilai dari besarnya koefisien kinerja
(coefficient of performance COP) yang didefinisikan sebagai berikut,
net,in
H
HP
net,in
L
R
kerja input
pemanasan efek
dibutuhkan yang kerja
uan output tuj
COP
kerja input
n pendingina efek
dibutuhkan yang kerja
uan output tuj
COP
W
Q
W
Q
= = =
= = =

Harga COP
R
dan COP
HP
umumnya lebih besar dari satu dimana COP
HP
= COP
R
+ 1
untuk suatu rentang tekanan kerja yang sama.

1.1 Siklus Refrigerasi Kompresi Uap I deal

Gambar di bawah-kiri menunjukkan siklus refrigerasi kompresi uap ideal secara
skematis. Di sini refrigeran dalam kondisi uap jenuh masuk ke kompresor dan keluar
sebagai uap panas lanjut. Refrigeran kemudian masuk ke kondenser untuk melepas
kalor sehingga terjadi kondensasi sampai ke kondisi cairan jenuh. Keluar kondenser
refrigeran masuk ke katup ekspansi untuk menjalani proses pencekikan (throttling)
sehingga mengalami penurunan tekanan dan berubah menjadi campuran jenuh. Proses
terakhir ini bisa juga diganti dengan sebuah turbin isentropis untuk menaikkan kapasitas
pendinginan dan menurunkan kerja input (dengan kompensasi kompleksnya sistem).
Selanjutnya refrigeran masuk ke evaporator untuk menyerap kalor sehingga terjadi
proses evaporasi dan siap untuk dilakukan langkah kompresi berikutnya.


Siklus refrigerasi kompresi uap ideal dapat digambarkan dalam diagram T-s seperti
gambar di atas-kanan. Proses-proses yang terjadi adalah,
1-2 : Kompresi isentropis dalam kompresor
2-3 : Pembuangan kalor secara isobaris dalam kondenser
3-4 : Throttling dalam katup ekspansi atau tabung kapiler
4-1 : Penyerapan kalor secara isobaris dalam evaporator

Persamaan energi untuk komponen-komponen refrigerator bisa dituliskan sebagai
berikut:
i e
h h w q =
dimana diasumsikan perubahan energi kinetik dan potensial bisa diabaikan.

Dari notasi-notasi pada gambar di atas maka COPs dapat dituliskan sebagai
berikut:
1 2
3 2
net,in
H
HP
1 2
4 1
net,in
L
R
COP
COP
h h
h h
w
q
h h
h h
w
q

= =

= =

di mana
1
@p g 1
h h = dan
3
@p f 3
h h = .

2.2 Prinsip Dasar Pendingin Udara
Pada dasarnya prinsip kerja pendingin air atau air-cooled chiller sama seperti
sistem pendingin yang lain seperti AC dimana terdiri dari beberapa komponen utama
yaitu evaporator, kondensor, kompresor serta alat ekspansi. Pada evaporator dan
kondensor terjadi pertukaran kalor. Pada air-cooled chiller terdapat air sebagai
refrigeran sekunder untuk mengambil kalor dari bahan yang sedang didinginkan ke
evaporator. Air ini akan mengalami perubahan suhu bila menyerap kalor dan
membebaskannya di evaporator.

Secara umum prinsip kerjanya adalah sebagai berikut. Refrigeran didalam
kompresor dikompresikan kemudian dialirkan ke kondensor. Refrigeran yang mengalir
ke kondensor mempunyai tekanan dan temperatur yang tinggi. Di kondensor refrigerant
didinginkan oleh udara luar disekitar kondensor sehingga terjadi perubahan fase dari
uap menjadi cair. Kemudian refrigeran mengalir menuju pipa kapiler dan terjadi
penurunan tekanan. Setelah keluar dari pipa kapiler, refrigerant masuk ke dalam
evaporator. Di dalam evaporator refrigeran mulai menguap, hal ini disebabkan karena
terjadi penurunan tekanan yang mengakibatkan titik didih refrigeran menjadi lebih
rendah sehingga refrigeran menguap. Dalam evaporator terjadi perubahan fase
refrigeran dari cair menjadi uap. Pada evaporator ini terjadi perpindahan kalor yang
bersuhu rendah, dimana air didinginkan oleh refrigeran. Kemudian refrigeran dalam
bentuk uap tersebut dialirkan ke kompresor kembali.

Di dalam evaporator, air sebagai bahan pendingin sekunder yang telah
didinginkan sampai temperatur tertentu kemudian dialirkan oleh sebuah pompa menuju
koil-koil pendingin dalam ruangan. Air ini akan bersirkulasi terus menerus selama
sistem pendingin bekerja.

1 2 Merupakan proses kompresi adiabatik dan reversibel, dari uap jenuh menuju ke
tekanan kondensor.
2 3 Merupakan proses pelepasan kalor reversible pada tekanan konstan,
menyebabkan penurunan panas lanjut (desuperheating) dan pengembunan refrigerasi.
3 4 Merupakan proses ekspansi unreversibel pada entalpi konstan, dari fase cair
jenuh menuju tekanan evaporasi.
4 1 Merupakan proses penambahan kalor reversible pada tekanan konstan yang
menyebabkan terjadinya penguapan menuju uap jenuh.

Daur Kompresi Uap Aktual

Daur kompresi uap yang sebenarnya (aktual) berbeda dari siklus standard
(teoritis). Perbedaan ini muncul karena asumsi asumsi yang ditetapkan dalam siklus
standar. Pada siklus aktual terjadi superheat atau pemanasan lanjut uap refrigeran yang
meninggalkan evaporator sebelum masuk ke kondensor. Pemanasan lanjut ini terjadi
akibat tipe peralatan ekspansi yang digunakan atau dapat juga karena penyerapan panas
dijalur masuk (suction line) antara evaporator dan kompresor. Pemanasan lanjut yang
terjadi pada evaporator juga merupakan sesuatu yang menguntungkan karena peristiwa
ini dapat mencegah refrigeran yang masih dalam fase cair memasuki
kompresor. Begitu juga dengan refrigeran cair mengalami subcooling pendinginan
lanjut atau bawah dingin sebelum masuk katup ekspansi atau pipa kapiler. Pendinginan
lanjut yang terjadi pada kondensor merupakan peristiwa yang normal dan
menguntungkan karena dengan adanya proses ini maka refrigeran yang memasuki
katup ekspansi seluruhnya dalam keadaan cair, sehingga menjamin efektifitas alat ini.

Perbedaan yang penting antara daur nyata (aktual) dan standar terletak pada
penurunan tekanan didalam kondensor dan evaporator. Daur standar dianggap tidak
mengalami penurunan tekanan pada kondensor dan evaporator, tetapi pada daur nyata
terjadi penurunan tekanan karena adanya gesekan antara refrigeran dengan dinding pipa.
Akibat dari penurunan tekanan ini, kompresi pada titik 1 dan 2 memerlukan lebih
banyak kerja dibandingkan dengan daur standar.


2.3 Refrigeran
Dalam sistem refrigerasi, refrigeran yang ideal minimal mengikuti sifat- sifat :
1. Tekanan Penguapan positif
Tekanan penguapan positif mencegah kemungkinan terjadinya kebocoran udara
kedalam sistim selama selama operasi.
2. Tekanan pembekuan yang cukup rendah.
3. Suhu pembekuan harus cukup rendah, agar pemadatan refrigerant tidak terjadi
selama operasi normal.
4. Daya larut minyak pelumas
Minyak yang digunakan sebagai pelumas dalam refrigerator, terutama pada sistim,
harus mudah larut, karena bersentuhan langsung dengan refrigeran.
5. Refrigeran yang murah.
6. Tidak mudah terbakar.
Uap refrigeran tidak boleh terbakar atau mengakibatkan kebakaran pada setiap
konsentrasi dengan udara.
7. Mempunyai tekanan kondensasi yang tidak terlalu tinggi, karena dengan tekanan
kondensasi yang tinggi memerlukan kompresor yang besar dan kuat, juga pipa-pipa
harus kuat dan kemungkinan terjadinya kebocoran sangat besar.
8. Kekuatan dielektrik yang tinggi.
Sifat ini penting untuk kompresor hermetik, karena uap refrigeran berhubungan
langsung dengan motor.
9. Mempunyai struktur kimia yang stabil, tidak boleh terurai setiap kali dimampatkan,
diembunkan, dan diuapkan.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Chiller
F u n g s i C h i l l e r d a l a m s i s t e m t a t a u d a r a
a d a l a h m e n d i n g i n k a n m e d i a a i r , d i m a n a
a i r di si nggungkan pada bagi an evaporat or chi l l er. Air kemudi an
di al i rkan ke AHU (Ai r Handli ngUni t ) unt uk di ambil dingi nnya dan
di hembuskan ke ruangan. Pada Chi ll er terdapat beberapa paramet er yang
menunj ukkan unj uk kerj anya, ant ara l ai n; suhu ai r masuk (i nl et ) ke
evaporat or dan suhu ai r kel uar (outlet ) dari evaporator, t ekanan
di scharge, sert a t ekanan sucti on. Dengan pembacaan suhu i nl et dan
out l et maka dapat ket ahui kapasi tas at au kemampuan chil l er
unt uk mendinginkan air. Pembacaan tekanan discharge dan tekanan suction untuk
mengetahui konsumsi refrigerator pada chi ll er t ersebut dan juga unt uk
menget ahui apabi l a t erj adi kekurangan at au kel ebi han t ekanan akibat
adanya anomali tertentu.

1. CHILLER (unit pendingin). Chiller adalah mesin refrigerasi yang berfungsi untuk
mendinginkan air pada sisi evaporatornya. Air dingin yang dihasilkan selanjutnya
didistribusikan ke mesin penukar kalor ( FCU/Fan Coil Unit ). Jenis chiller didasarkan
pada jenis kompressornya:
a . R e c i p r o c a t i n g
b . S c r e w
c . C e n t r i f u g a l
Jenis chiller didasarkan pada jenis cara pendinginan kondensornya :
a. Air Cooled Chiller, yaitu chiller yang menggunakan udara sebagai media pendingin
kondensernya.

Contoh gambar Air cooled Chiller :



b. Water Cooled chiller, yaitu chiller yang menggunakan air sebagai media pendingin
kondensernya

Contoh gambar Water cooled Chiller :




Prinsip kerja dari mesin Water chiller ini adalah mendinginkan suatu media yang
menghasilkan panas dengan cara di al i ri ai r yang di ngi n, sehi ngga mel al ui
ai r i ni panas bi sa di redam sesuai dengan kemampuan mesin & temperature
yang diharapkan.
Air dingin dari mesin Water chiller ini di pompa menuju media yang di dinginkan,
seperti Matras Me s i n mo u l d i n g , Tr a n s f o r ma t o r , S CR Ti g We l d i n g
Dl l . s e t e l a h me l e wa t i Me d i a ya n g d i kehendaki, ai r kembali
menuju ke bak pendingi nan unt uk di di ngi nkan ol eh evaporat or. Set el ah
didinginkan dalam bak oleh evaporator, air kembali di pompa menuju media yang
dikehendaki, begitulah singkat proses dari kerja water chiller ini.
Wat er chil l er mul ai dengan cai ran di j alankan mel alui kompresor, yang
menyebabkan cai ran u n t u k b e p e r g i a n b e r s a m a s i s t e m
p e r p i p a a n d a n m e n y e r a p p a n a s d a r i s u m b e r
y a n g d i k e h e n d a k i . Ha l i n i k e mu d i a n p e r g i k e e v a p o r a t o r , d i
ma n a i a b e r u b a h me n j a d i g a s d a n menyebarkan panas ke atmosfer.
Kemudian berjalan melalui kondensor, yang mengubah kembali menj adi cai r dan
mengi ri mkannya kembal i ke kompresor. Perangkat met eri ng di gunakan
unt uk mengatur aliran air dan suhu kontrol. Siklus kompresi uap dapat menangani
sampai dua ratus ton cairan pada sat u wakt u, dan dapat mendingi nkan mesin
besar at au kondi sioner rumah t angga tunggal udara.

3.2 Chilled Water dan Cooling Water
3.2.1 Chilled Water

Untuk mendinginkan udara dalam gedung, chiller tidak langsung mendinginkan
udara melainkan mendinginkan fluida lain (biasanya air) terlebih dahulu. Setelah air
tersebut dingin kemudian air dialirkan melaui AHU (Air Handling Unit). Di sinilah
terjadi pendinginan udara. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 1.


Gambar 1. Skema Chiller

Chiller dapat dibuat dengan prinsip siklus refrigerasi kompresi uap atau sistem
absorbsi. Dalam tulisan ini yang dibahas adalah chiller yang menggunakan sistem
refrigerasi kompresi uap. Sistem refrigerasi yang digunakan dalam chiller tidak jauh
berbeda dengan AC biasa, namun perbedaannya adalah pertukaran kalor pada sistem
chiller tidak langsung mendinginkan udara.

Pada evaporator terjadi penarikan kalor. Heat Exchanger disini mungkin berupa
pipa yang didalamnya terdapat pipa. Di pipa yang lebih besar mengalir air sedangkan
pipa yang lebih kecil mengalir refrigeran (bagian evaporator siklus refrigerasi). Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 2.

Gambar 2. Penampang Heat Exchanger Chiller

Di Heat Exchanger tersebut terjadi pertukaran kalor antara refrigeran yang
dengan air. Kalor dari air ditarik ke refrigeran sehingga setelah melewati Heat
exchanger air menjadi lebih dingin. Air dingin ini kemudian dialirkan ke AHU (Air
Handling Unit) untuk mendinginkan udara. AHU terdiri dari Heat exchanger yang
berupa pipa dengan kisi-kisi di mana terjadi pertukaran kalor antara air dingin dengan
udara.

Air dingin yang telah melewati AHU suhunya menjadi naik karena mendapatkan
kalor dari udara. Setelah melewati AHU air akan mengalir kembali ke Chiller (Bagian
Evaporator) untuk didinginkan kembali.

3.2.2 Cooling Water

Seperti dijelaskan sebelumnya dalam chiller juga terdapat perangkat refrigerasi
yang sistemnya terdapat bagian yang menarik kalor dan membuang kalor. Dalam hal
pembuangan kalor sering kali chiller menggunakan perantara air untuk media
pembuangan kalornya. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 3.

Gambar 3. Skema Cooling water dengan Cooling Tower

Hampir sama dengan Chilled water, pertukaran kalor chiller pada kondensernya
juga melalui perantara air. Air dialirkan melalui kondenser. Kondenser ini juga
merupakan Heat exchanger berupa pipa yang didalamnya terdapat pipa. Pipa yang lebih
besar untuk aliran air dan pipa yang lebih kecil untuk aliran refrigeran. Di Heat
exchanger ini terjadi pertukaran kalor dimana kalor yang dibuang kondenser diambil
oleh air. Akibatnya air yang telah melewati kondenser akan menjadi lebih hangat.
Kemudian air ini dialirkan ke cooling tower untuk didinginkan dengan udara luar.
Setelah air ini menjadi lebih dingin, kemudian dialirkan kembali ke kondenser untuk
mengambil kalor yang dibuang kondenser.

Jadi di dalam sistem Chiller yang dijelaskan diatas dapat dijadikan satu kesatuan sistem
yang terdiri dari tiga buah siklus, yaitu: siklus refrigerasi (Chiller), Siklus Chilled
Water, dan siklus Cooling Water. Untuk menjelaskan hal ini dapat dilihat gambar 4.

Gambar 4. Skema Chiller, Chilled Water dan Cooling Water












3.2.3 Contoh Soal
Refrigerator menggunakan refrigeran R-12 dan beroperasi dengan siklus kompresi
uap ideal antara 0,14 dan 0,8MPa. Apabila laju massa refrigeran 0,05kg/s, tentukan (a)
laju kalor dari ruangan yang didinginkan dan kerja kompresor, (b) laju kalor yang
dibuang ke lingkungan, (c) COP
Solusi
Dari tabel Refrigeran-12 (Tabel A-11~A13)
Kondisi 1 (uap jenuh) :

= =
= =
=
kJ/kg 7102 , 0
kJ/kg 87 , 177
MPa 14 , 0
MPa 14 , 0 @ 1
MPa 14 , 0 @ 1
1
g
g
s s
h h
p
Kondisi 2 (uap panas lanjut) :
kJ/kg 65 , 208
MPa 8 , 0
2
1 2
2
=
)
`

=
=
h
s s
p

Kondisi 3 (cairan jenuh) :
kJ/kg 3 , 67 MPa 8 , 0
MPa 8 , 0 @ 3 3
= = =
f
h h p
Kondisi 4 (campuran jenuh) :
kJ/kg 3 , 67
3 4
= ~ h h
(a) Laju kalor yang diserap dari media yang didinginkan:
kW 53 , 5 ) 3 , 67 87 , 117 ( 05 , 0
) (
4 1 L
= =
= h h m Q


Kerja kompresor:
kW 54 , 1 ) 87 , 177 65 , 208 ( 05 , 0
) (
1 2 in
= =
= h h m W


(b) Kalor yang dibuang ke lingkungan:
kW 07 , 7 ) 3 , 67 65 , 208 ( 05 , 0
) (
3 2 H
= =
= h h m Q


(c) Coefficient of Performance:
59 , 3
53 , 1
53 , 5
COP
net,in
L
R
= = =
w
q



BAB 1V
KESIMPULAN

1. Chiller adalah alat refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan suatu
bangunan, biasanya bangunan yang besar , seperti mall, hotel, rumah sakit dll.
Chiller dan AC (air conditioner) berbeda, meskipun memiliki fungsi yang sama
sebagai pendingin ruangan. Perbedaannya terletak pada media yang didinginkan,
AC akan langsung mendinginkan udara didalam ruangan yang akan
dikehendaki. Sedangkan chiller mendinginkan air, yang kemudian air dingin ini
digunakan untuk mendinginkan ruangan.

2. Berdasarkan jenisnya, chiller dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

A.Chiller berpendingin udara (Air-cooled)
b. Chiller berpendingin air (water-cooled).

3. Perbedaan mendasar dari keduanya terletak pada media pendingin yang
digunakan untuk mendinginkan condenser. Pada air-cooled chiller media
pendingin berupa udara langsung yang dibantu dengan induced draft fan atau
hisap penghisap. Sedangkan pada water-cooled chiller media pendingin
condenser berupa air yang disirkulasikan menuju tower pendingin (cooling
tower).
Untuk beban pendinginanyang lebih besar, seperti gedung bertingkat, pemakaian
water-cooled chiller lebih disarankan. Sedangkan untuk beban yang lebih kecil,
air-cooled dapat digunakan. Tetapi semua terkandung kondisi lapangan, water-
cooled chiller selain membutuhkan banyak pompa dan ssuplai air yang cukup,
juga membutuhkan ruang yang lebih luas untuk membangun tower pendingin.

You might also like