You are on page 1of 49

PEMBIMBING : dr. Dharmawan, Sp.

B
PENYUSUN : Kathleen Valentina (2008.04.0.0022)

Nama :Ny.HS
Umur : 56 tahun 9 bulan 1 hari
Jenis kelamin :perempuan
Alamat :Simpang Darmo Permai
Selatan
Pendidikan :SMA
Pekerjaan :Ibu rumah tangga
Kawin :kawin
Agama :islam
Pemeriksaan :27 Juni 2014

Keluhan utama
Nyeri, panas dan gatal pada kedua telapak
tangan kanan dan kiri sejak 2 bulan yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh gatal, panas dan nyeri
kedua tangan sejak 2 bulan yang lalu. Pasien
mengaku sering mencuci piring dan baju
dengan menggunakan sabun colek tanpa
menggunakan sarung tangan pelindung.
Keluhan dirasakan semakin lama semakin
berat, dan menjadi lebih berat pada saat
pasien terkena air atau sabun. Pasien tidak
pernah merasakan keluhan seperti ini ketika
ia mengenakan accesories di tangan berupa
jam, gelang, dan lainnya
Pasien tidak memiliki binatang peliharaan di
rumah dan pasien juga menyangkal adanya
kontak dengan binatang. Pasien mengatakan
ia mandi 2x sehari, selalu mencuci tangan
setelah melakukan aktivitas yang membuat
tangannya kotor.Pasien juga tidak sedang
mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka
waktu yang lama dan jamu-jamuan
Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya pasien pernah seperti ini sebanyak
sebanyak 2 kali pada tahun 2012 dan 2013 ,
pasien berobat ke poli kulit RSAL dan sembuh,
namun kumat lagi setelah pasien kembali sering
mencuci tanpa sarung tangan pelindung.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang menderita
penyakit kulit / gatal-gatal.
Riwayat Alergi
Disangkal
Riwayat pengobatan jangka panjang
Disangkal
Keadaan umum:
Kesadaran :compos mentis
Kesan sakit :sakit ringan
Pernapasan :22x/menit
Tekanan darah :110/80 MmHg
Nadi :80x/menit
Suhu :36.2
o
c
Status gizi :baik
TB :160 cm
BB :65 kg
Kepala
Bentuk dan ukuran simetris
Konjungtiva anemis-/-
Sklera ikterik -/-
Thoraks
Bentuk dan pergerakan simetris
Pulmo: VBS ka=ki, rh-/-, wh -/-
Cor: BJM reguler, murmur -
Abdomen
perut datar,soepel,BU +, tymphani, NT-,NL-,
Hepar dan lien TTM
Ekstremitas
Akral hangat, CRT<2

Distribusi : Regional
Lokasi : kedua telapak tangan dan
jari tangan
Lesi
a) Jumlah : Multiple
b) Sifat : kering
c) Permukaan : kasar
d) Ukuran : 10 x 10 cm
e) Batas : tegas
f) Lain-lain : -
Efloresensi :Skuama, erosi, fissura
Pada pemeriksaan dengan
menggunakan KOH 10% dari bahan pemeriksaan
apusan kerokan kulit pada punggung tangan
kanan didapatkan hasil negatif
Pasien seorang wanita berumur 56
tahun datang dengan keluhan tangan terasa
gatal, panas dan perih pada kedua telapak
tangan dan jari-jari tangan sejak 2 bulan yang
lalu
Pada anamnesis dan pemeriksaan lebih
lanjut didapatkan: skuama, erosi dan fissura yang
terasa pruritus +, panas +, perih +, kontak
dengan bahan iritan +,. Hygiene tangan baik.
Kontak dengan binatang dan tanaman -
, kontak dengan accesories di tangan
Rpd:DM-, Rpk:-, R.alergi:-, Usaha berobat +
Pada pemeriksaan fisik dan status generalis
dalam batas normal
Status lokalis didapatkan distribusi regional
pada palmar manus dextra dan sinistra didapatkan
erosi dan fissure disertai dengan skuama , yang
berukuran kurang lebih 10 x 10 cm. Lesi bersifat
multiple, kering, dan berbatas tegas. Efloresensi :
skuama, erosi, fissure
Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan.
Dermatitis Kontak Iritan
Dermatitis Kontak Alergi
Dermatitis Kontak Iritan

Skin patch test

Umum
Menjelaskan penyakit dan pengobatan
Menghentikan atau mencegah kontak dengan
cairan detergen atau menyuruh memakai sarung
tangan plastik saat mencuci
Tidak menggaruk lesi




Khusus
Topikal : Inerson oint 15 gr, 2x1 pada lesi
Sistemik : Methylprednisolone 4 mg tab 3x4
Secara umum baik, namun memiliki angka
rekurensi yang tinggi
Adalah suatu proses inflamasi non-imunologik
lokal pada kulit jika berkontak dengan zat yang
bersifat iritan
Secara umum Dermatitis kontak iritan (DKI)
terbagi menjadi 2 macam yaitu
DKI akut
DKI kronis/kumulatif
Pada DKI akut kerusakan kulit oleh bahan iritan
terjadi hanya dalam 1x pajanan, cthnya:asam
pekat,basa pekat, cairan pelarut kuat, zat
oksidator dan reduktor kuat
Luas kelainan umumnya sebatas daerah yang
terkena, berbatas tegas
Pada DKI kumulatif kerusakan terjadi setelah
beberapa kali pajanan pada lokasi kulit yang sama,
cthnya terhadap zat-zat iritan lemah seperti air
detergen, minyak, pelumas
Penyebab DKI kumulatif biasanya Multifaktorial
Pekerjaan yang berisiko untuk menimbulkan DKI
kumulatif antara lain
Tukang cuci
Pembersih lantai
Montir
Kuli bangunan
Berkebun
Penata rambut
DKI dapat diderita semua orang dari berbagai
golongan umur, ras, jenis kelamin
DKI terutama berhubungan dengan pekerjaan
namun angka tepatnya sulit untuk diketahui
karena berbagai faktor
Penyebab nya ini adalah bahan iritan
misalnya pelarut, detergen, minyak pelumas,
asam,alkali
Kelainan dari faktor etiologi ini juga
ditentukan dari ukuran molekul, daya larut,
konsentrasi, serta suhu bahan iritan, lama
kontak, suhu dan kelembapan lingkungan
Faktor invidu seperti faktor genetik,
perbedaan ketebalan kulit dan lokasi kulit
menyebabkan perbedaan permiabilitas, usia,
ras, jenis kelamin, riwayat atopi
2 cara
1. Mekanisme kerusakan fungsi sawar kulit yang
diperankan oleh stratum korneum dan
2. pelepasan mediator akibat kerusakan
keratinosit
Fungsi st.korneum antara lain sebagai lapisan
pelindung yang mecegah pelepasan cairan
berlebih dari kulit, fungsi integritas kulit
bergantung pada kadar kelembapan
st.korneum
Kerusakan akibat pajanan bahan iritan dimulai
dengan kerusakan lap.lipid dan Natural Moisturizing
factor (NMF) kekeringan kulit (desikasi)kulit
kehilangan fungsi proteksi nya
Hal diatas akan menyebabkan pajanan langsung
terhadap sel kulit yang viable terhadap zat
iritanzat iritan bisa langsung membran lipid
keratinositberdifusimerusak lisosom,
Mitokhondria atau inti selmemicu aktivasi enzim
fosfolipase
Aktivasi enzim fosfolipase o/ kerusakan keratinosit
memicu pelepasan Acid arachidonic (AA), diacylgliseride
(DAG), inositides(IP3), palted activated factor (PAF)

AAPGs(prostaglandin) dan LTs(leukotrien)
DAG akan merangsang ekspresi gensintesis prot spti
IL-1,GMCSF
IL-1 aktivasi Th untuk produksi IL-2 lalu terjadi
perangsangan autokrin
PGs dan LTs merangsang dilatasi pemb. Darah
menyebabkan trandusi komplemen dan aktivasi sistem
kinin
PGs dan LTs juga berperan dalam proses chemoairactans
bagi Neutrofil dan Limfosit serta mengaktivasi sel
MastHistamin (perubahan seluler)
Rentetan kejadian tersebut menimbulkan
peradangan klasik di tempat terjadinya kontak
dikulit berupa eritema, edema, panas, dan nyeri
Ada dua jenis bahan iritan yaitu iritan kuat dan
iritan lemah. Iritan kuat akan menyebabkan
kelainan kulit pada pajanan pertama pada hampir
semua orang,sedangkan iritan lemah akan
menimbulkan kelainan kulit setelah berulang kali
kontak, dimulai dengan kerusakan stratum korneum
oleh karena depilasi yang menyebabkan desikasi
dan kehilangan fungsi sawarnya, sehingga
mempermudah kerusakan sel di bawahnya oleh
iritan

GK baru terlihat jika kerusakan yang terjadi
melebihi ambang manifestasi tertentu
yang akan berbeda pada tiap individu
Sebelum efek inflamasi dan kulit kering
terlihat oleh mata secara histopatologi sudah
terjadi kerusakan
DKI yang disebabkan oleh zat iritan kuat
mengakibatkan keluhan yang sifatnya akut,
sedangkan zat iritan lemah bersifat chronis
Efek iritasi secara umum yang bisa diobservasi oleh
mata yang jadi GK antara lain:
Eritematosa
papul
Likenifikasi
Ekskoriasi
Skuama
Hiperkeratosis
Gatal
Panas
nyeri

Secara umum dapat dibagi menjadi 10:
- Dermatitis kontak iritan akut:
MK dapat terjadi sejak beberapa detik
setelah pajanan, panas, pedih, eritema,
vesikel atau bulla

- Dermsatitis kontak iritan kronis (DKI
kumulatif) :
Disebabkan iritan lemah (air, sabun,
detergen, dll) dengan pajanan berulang.
Gejala baru muncul beberapa minggu atau
bulan : eritema skuama, hiperkeratosis,
fissura

- Dermatitis kontak iritan lambat (delayed ICD):
Gejala tidak muncul sebelm 8-24 jam,
contohnya dermatitis akibat serangga yang
muncul pada keesokan harinya berupa eritema
dan bisa menjadi vesikel dan nekrosis

- Reaksi Traumatik
Gejala terbentuk setelah trauma akut
seperti panas atau laserasi. Pada proses
penyembuhan yang biasanya 6 minggu atau lebih
terbentuk eritema, skuama, papul, dan vesikel.

- Reaksi: Iritan
Gejala menunjukan reaksi akut
monomorfik: skuama, eritema, vesikel,
pustul, serta erosi, biasanya terdapat di
dorsum dan jari tangan , dapat sembuh dan
menimbulkan penebalan kulit
- Dermatitis Kontak Iritan Noneritematous
. Pada awal dari iritasi, terjadi tanpa
inflamasi , namun perubahan terjadi secara
histologi. Gejala umum : terbakar, gatal,
atau rasa tersengat. Dihubungkan dengan
produk dengan jumlah surfaktan yang tinggi

- Dermatitis Kontak Iritan Subyektif
Kelainan kulit tidak terlihat , gejela
berupa gatal , rasa tersengat, rasa terbakar,
beberapa menit setelah terpajan, biasanya
terjadi di daerah wajah, kepala, dan leher.
- Dermatitis Kontak Iritan Gesekan (Friction
ICD)
Akibat gesekan berulang atau
mikrotrauma. Gejala berupa eritema,
skuama, fissura dan gatal pada daerah
gesekan

- Dermatitis Kontak Iritan Akneiform
Biasanya dilihat setelah pajanan
okupasional seperti oli, metal, halogen, serta
kosmetik. Gejalanya : lesi pustuler yang
steril dan transien.

- Dermatitis Asteatotik
Biasa sering terjadi pada pasien usia
lanjut yang sering mandi tanpa menggunakan
oelembab kulit. Gatal yang hebat, kulit
kering, dan skuama ikthiosiform merupakan
gambaran klinis dari reaksi ini

Diagnosis ditegakkan jika ada riwayat
pajanan terhadap zat iritan
Untuk membedakan dengan DKA dilakukan
patch test untuk membuktikan adanya DKA
dan menemukan alergen penyebabnya bukan
untuk diagnosis pasti DKI
Menurut Rietschel dan Flowler, kriteria
dignosis primer untuk DKI sebagai berikut:
Makula eritema, hiperkeratosis, atau fisura
predominan setelah terbentuk vesikel
Tampakan kulit berlapis, kering, atau melepuh
Bentuk sirkumskrip tajam pada kulit-
Rasa tebal di kulit yang terkena pajanan

Kultur Bakteri
Kultur bakteri dapat dilakukan pada kasus-kasus
komplikasi infeksisekunder bakteri.
Pemeriksaan KOH
Dapat dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui adanya
mikology pada infeksi jamur superficial infeksi candida,
pemeriksaan ini tergantung tempat dan morfologi dari
lesi.
Pemeriksaan IgE
Peningkatan imunoglobulin E dapat menyokong adanya
riwayat atopi

Dasar penanganan adalah dengan
menghindari pajanan terhadap zat iritan
dapat dilakukan dengan cara
Hindar kontak dengaan iriTAN
Proteksi individu (sarung tangan,krim pelindung)
Kompres dingin dengan Burrows solution
Kompres dingin dilakukan untuk mengurangi
pembentukan vesikel dan membantu mengurangi
pertumbuhan bakteri.
Kompres ini diganti setiap 2-3 jam


Glukokortikoid topikal
Efek topikal dari glukokortikoid pada penderita DKI
akut masih kontrofersi karena efek yang
ditimbulkan, namun pada penggunaan yang lama
dari korticosteroid dapat menimbulkan kerusakan
kulit pada stratum korneum.
Pada pengobatan untuk DKI akut yang berat,
mungkin dianjurkan pemberian prednison pada 2
minggu pertama, 60 mg dosis inisial, dan
ditappering 10mg.

Antibiotik dan antihistamin
Ketika pertahanan kulit rusak, hal tersebut berpotensial
untuk terjadinya infeksi sekunder oleh bakteri
Perubahan pH kulit dan mekanisme antimikroba yang
telah dimiliki kulit, mungkin memiliki peranan
yang penting dalam evolusi, persisten, dan resolusi dari
dermatitis akibat iritan, tapihal ini masih dipelajar
Sedangkan antihistamin mungkin dapatmengurangi
pruritus yang disebabkan oleh dermatitis akibat iritan.

Anastesi dan Garam Srontium
Lidokain, prokain, dan beberapa anastesi
lokal yang lain berguna untuk menurunkan
sensasi terbakar dan rasa gatal pada kulit
yang dihubungkan dengan dermatitis iritan
oleh karena penekanan nosiseptor.
Emolien
Pelembab yang digunakan 3-4 kali sehari adalah
tatalaksana yang sangat berguna. Menggunakan
emolien ketika kulit masih lembab dapat
meningkatkan efek emolien. Emolien dengan
perbandingan lipofilik banding hidrofilik yang tinggi
diduga paling efektif karena dapat menghidrasi kulit
lebih baik
Pada penatalaksanaan iritasi akut yang berat,
glukokortikoid kerja singkat seperti prednisolon,
dapat membantu mengurangi respon inflamasi
jika dikombinasikan dengan kortikosteroid
topikal dan emolien.
Tetapi, tidak boleh digunakan untuk waktu yang
lama karena efek sampingnya. Oleh karena itu,
pada penyakit kronik, imunosupresan yang lain
mungkin lebih berguna. Obat yang sering
digunakan adalah siklosporin oral
danazadtrioprim
DKIK mempunyai prognosis yang meragukan
karena sering terjadi rekurensi akibat
kesulitan menghindari faktor iritan sehari-
hari
Faktor yang memperburuk prognosis jika ada
penyakit kulit penyerta seperti dermatitis
atopi
TERIMA
KASIH

You might also like