You are on page 1of 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut
(solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah
maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut
larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut.
Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya disebut
miscible.
Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun
campuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat. Kelarutan bervariasi dari
selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti perak klorida dalam air. Istilah
"tak larut" (insoluble) sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya
hanya ada sangat sedikit kasus yang benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa
kondisi, titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang
disebut lewat jenuh (supersaturated) yang metastabil.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan :
1. Temperatur
Pengaruh temperatur tergantung dari panas pelarutan. Bila panas pelarutan (H) negatif,
maka daya larut turun dengan turunnya temperatur. Bila panas pelarutan (H) positif, maka daya
larut naik dengan naiknya temperatur.
2. Jenis zat terlarut dan pelarut
Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip, umumnya dapat saling bercampur baik, sedang
yang tidak biasanya sukar bercampur.
3. Tekanan
Tekanan tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat padat dan zat cair, tetapi
berpengaruh pada daya larut gas.
Daya larut suatu zat dalam zat lain dipengaruhi oleh :
1. Jenis pelarut dan zat terlarut.
Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip, umumnya dapat saling bercampur baik sedang
yang tidak biasanya sukar bercampur. Air dan alkohol bercampur sempurna (completely
misible), air dan eter bercampur sebagian (partially miscible),sedang air dan minyak sama sekali
tidak bercampur (completely immiscible).
2. Temperatur.
- Zat padat dalam cairan.
Kebanyakan zat padat menjadi lebih banyak larut ke dalam suatu cairan, bila temperatur
dinaikkan, misalnya kaliumnitrat (KNO3) dalam air, namun terdapat beberapa zat padat yang
kelarutannya menurun bila temperatur dinaikkan misalnya pembentukan larutan air dari
seriumsulfat (Ce2(SO4)3).
- Gas dalam cairan
Kelarutan suatu gas dalam suatu cairan biasanya menurun dengan naiknya temperatur.
3. Tekanan
Tekanan tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat pada zat cair, tetapi berpengaruh pada
daya larut gas.
Jenis-jenis larutan yang penting ada 4 yaitu :
1. Larutan gas dalam gas
Gas dengan gas selalu bercampur sempurna membentuk larutan. Sifat-sifat larutan adalah
aditif, asal tekanan total tidak terlalu besar.
2. Larutan gas dalam cair
Tergantung pada jenis gas, jenis pelarut, tekanan dan temperatur. Daya larut N2, H2, O2
dan He dalam air, sangat kecil. Sedangkan HCl dan NH3 sangat besar. Hal ini disebabkan karena
gas yang pertama tidak bereaksi dengan air, sedangkan gas yang kedua bereaksi sehingga
membentuk asam klorida dan ammonium hidroksida. Jenis pelarut juga berpengaruh, misalnya
N2, O2, dan CO2 lebih mudah larut dalam alkohol daripada dalam air, sedangkan NH3 dan H2S
lebih mudah larut dalam air daripada alkohol.
3. Larutan cairan dalam cairan
Bila dua cairan dicampur, zat ini dapat bercampur sempurna, bercampur sebagian, atau
tidak sama sekali bercampur. Daya larut cairan dalam cairan tergantung dari jenis cairan dan
temperatur.
Contoh :
a. Zat-zat yang mirip daya larutnya besar.
Benzena-Toluena
Air-Alkohol
Air-Metil
b. Zat-zat yang berbeda tidak dapat bercampur
Air-Nitro Benzena
Air-Kloro Benzena
4. Larutan zat padat dalam cairan
Daya larut zat padat dalam cairan tergantung jenis zat terlarut, jenis pelarut, temperatur,
dan sedikit tekanan. Batas daya larutnya adalah konsentrasi larutan jenuh. Konsentrasi larutan
jenuh untuk bermacam-macam zat dalam air sangat berbeda, tergantung jenis zatnya. Umumnya
daya larut zat-zat organik dalam air lebih besar daripada dalam pelarut-pelarut organik.
Umumnya daya larut bertambah dengan naiknya temperatur karena kebanyakan zat mempunyai
panas pelarutan positif.
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian bila
temperaturnya di bawah temperatur kritis. Jika mencapai temperatur kritis, maka larutan tersebut
dapat bercampur sempurna (homogen) dan jika temperaturnya telah melewati temperatur kritis
maka sistem larutan tersebut akan kembali dalam kondisi bercampur sebagian lagi. Salah satu
contoh dari temperatur timbal balik adalah kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva
parabola yang berdasarkan pada bertambahnya % fenol dalam setiap perubahan temperatur baik
di bawah temperatur kritis. Jika temperatur dari dalam kelarutan fenol aquadest dinaikkan di atas
50C maka komposisi larutan dari sistem larutan tersebut akan berubah. Kandungan fenol dalam
air untuk lapisan atas akan bertambah (lebih dari 11,8 %) dan kandungan fenol dari lapisan
bawah akan berkurang (kurang dari 62,6 %). Pada saat suhu kelarutan mencapai 66C maka
komposisi sistem larutan tersebut menjadi seimbang dan keduanya dapat dicampur dengan
sempurna.
Temperatur kritis adalah kenaikan temperatur tertentu dimana akan diperoleh komposisi
larutan yang berada dalam kesetimbangan.
Ada dua macam larutan, yaitu :
1. Larutan homogen, yaitu apabila dua macam zat dapat membentuk suatu larutan yang
susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan,
bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Atau larutan dapat dikatakan dapat bercampur secara
seragam (miscible).
2. Larutan heterogen, yaitu apabila dua macam zat yang bercampur masih terdapat
permukaan-permukaan tertentu yang dapat terdeteksi antara bagian- bagian atau fase-fase yang
terpisah.
Larutan heterogen dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Insoluble, yaitu jika kelarutannya sangat sedikit, yaitu kurang dari 0,1 gram zat terlarut dalam
1000 gram pelarut. Misalnya, kaca dalam air.
b.Immisable,yaitu jika kedua zat tersebut tidak dapat larut antara zat satu ke dalam zat yang lain.
Misalnya, minyak dalam air.
Kelarutan adalah banyaknya zat yang melarut dalam suatu kuantitas tertentu pelarut untuk
menghasilkan larutan jenuh (gram zat terlarut/100 cm3 pelarut).
(http://www.scribd.com/doc/23305819/Praktikum-Kimia-Fisika-Kelarutan-Sebagai-Fungsi-
Suhu)
Apabila suatu zat kita larutkan ke dalam suatu pelarut, ternyata ada yang mudah
larut(kelarutannya besar), ada yang sukar larut (kelarutannya kecil), dan ada yang tidak
larut(kelarutannya dianggap nol). Sebenarnya, tidak ada zat yang tidak larut dalam pelarut.
Misalnya, dalam pelarut air semua zat (termasuk logam) dapat larut, hanya saja kelarutannya
sangat kecil. Jika suatu zat terlarut dalam pelarut sangat sedikit, misalnya kurang dan 0,1 gram
zat terlarut dalam 1.000 gram pelarut, maka zat tersebut kita katakan tidak larut (insoluble).Di
sini, kita akan membicarakan zat padat yang sedikit kelarutannya dalam air.

You might also like