You are on page 1of 22

Okular

Toxoplasmosis
Oleh:
Reizika Prima Putri, S.Ked (110.2006.214)
Risnawati, S.Ked (110.2006.281)
Anggun Rizki Nurhani, S.Ked (110.2008.030)

Pembimbing:

dr. H. Bambang Rianto, Sp.M



Okular Toxoplasmosis
Epidemiologi
Toksoplasma Kongenital
Infeksi terjadi in utero. Sepertiga bayi yang
lahir dari ibu yang terjangkit toksoplasmosis
sewaktu hamil- terurtama selama trimester
ketiga.

Toksoplasma didapat
Toksoplasmosis ini mengenai orang dewasa
muda. Penyakit ini endemik di Amerika Serikat
Anamnesis
Faktor resiko terjadinya toksoplasmosis (Sidarta Ilyas, dkk,
2002):
imunodefisiensi ( misalnya AIDS ), pasien dengan
imunosupresi misalnya pada pasien post transplantasi
organ atau dengan penyakit keganasan.
Kontak dengan kucing
Riwayat memakan daging mentah atau setengah matang
Anamnesis
Gejala yang sering dikeluhkan adalah :
Penurunan tajam penglihatan.
Adanya Floaters ( keluhan seperti benda mengambang)
Fotopsia
Biasanya tidak ditemukan rasa sakit
Temuan Klinis
Toksoplasmosis pada manusia secara umum
dikelompokkan menjadi :
Didapat
Kongenital
Toksoplasmosis pada immunocomprimised.
Okular : Retinokoroiditis, toxoplasma papilitis.

Pemeriksaan Fisik
Gejala objektif, yaitu didapatkan berdasarkan
pemeriksaan yang dilakukan adalah :
Mata tampak tenang. Pada anak-anak sering
ditemukannya strabismu. Ini terjadi bila lesi
toksoplasmosis kongenital terletak di daerah
makula.

Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan oftalmoskop :
Retinitis atau Retinokoroiditis yang nekrotik. Lesi berupa
fokus putih kekuningan yang soliter atau multipel, yang
terutama terletak di polus posterior, tetapi dapat juga di
bagian perifer retina.
Papilitis atau edema papil
Kelainan vitreus atau vitritis.

Pada vitritis yang ringan akan tampak sel-sel. Serng sekali vitritis
begitu berat, sehingga visualisasi fundus okuli terganggu.
Uveitis anterior atau iridosiklitis dan skleritis.
Gejala ini dapat mengikuti kelainan pada segmen posterior mata
yang mengalami serangan berulang yang berat.


Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan manifestasi klinis yang
tampak dilihat dengan funduskopi dan hasil pemeriksaan
pada pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan Penunjang
Sabin dye test
Immunofluorescent
Teknik hemaglutinasi
Enzym-Linked immmunosorbent Assay ( ELISA )

Pencegahan
Tidak mengkonsumsi daging mentah, telur mentah,
sayuran yang belum dicuci dan susu yang belum
dimasak.
Memasak dan membekukan daging, mencuci buah-
buahan dan sayuran, mencuci tangan, menghindari
pemakaian air yang terkontaminasi.
Menjaga makanan agar tidak terkontaminasi dengan
binatang rumah atau serangga.
Wanita hamil trimester pertama sebaiknya diperiksa
secara berkala.
Penatalaksanaan
Tujuan terapi
Untuk menurunkan durasi dan keparahan
inflamasi akut
Untuk mengurangi resiko kebutaan primer
dengan mengurangi ukuran sikatrik retinokoroid
Untuk menurunkan resiko kekambuhan.
Penatalaksanaan
Indikasi
Pasien dengan karakteristik sebagai berikut harus diberi pengobatan
yang tepat:
Keterlibatan nervus opticus
Lesi dalam arcade temporal atau mengancam pembuluh arcade
Lesi besar dengan perdarahan subretinal dan / atau ablasio retina
serosa
Peradangan vitreous hebat
Kerugian lebih dari dua baris dalam ketajaman visual
inflamasi retinochoroidal persisten lebih dari satu bulan
Toksoplasma retinochoroiditis pada tahun pertama kehidupan
Bayi yang baru lahir didiagnosis dengan kongenital
toksoplasmosis dengan ada atau tidaknya lesi okuler
Setiap lesi pada penderita immunocompromised.
Medikamentosa
Terapi Klasik :
1. pyrimethamine (dosis inisiasi 75-100 mg untuk dua hari dan diikuti
25-50 mg pada hari selanjutnya serta 5 mg asam folinic setiap hari
selama empat sampai enam minggu),
2. sulfadiazine (dosis inisial 2-4 g selama 24 jam dilanjutkan dengan
500mg 1 g setiap 6 jam) dan
3. prednison oral (1 mg/kg/hari diberikan pada hari ketiga dan dosis
diturunkan selama dua sampai enam minggu.
Terapi Quadruple (terapi klasik ditambah clindamysin), serta
penggunaan tunggal atau kombinasi clindamysin, trimetoprim /
sulfametoksazol, spiramycine, minocycline, azitromisin, atovakuon
dan klaritromisin.

Pada wanita hamil
Trimester pertama : Spiramycine dan sulfadiazine
Trimester kedua : Spiramycine, sulfadiazine, pyrimethamine dan
asam folat.
Trimester ketiga : Spiramycine, pyrimethamine dan asam folat.
Pada bayi dengan kongenital toksoplasmosis okular
Kombinasi pyrimethamine, sulfadiazine dan asam folinic pada
tahun pertama kelahiran.
Pada pasien immunocompromised
Pyrimethamine dihindari atau digunakan dalam dosis rendah pada
pengobatan pasien dengan HIV / AIDS yang menerima terapi
antiretroviral (ART). Terapi dalam dosis rendah pyrimethamine
dikombinasikan dengan sulfadiazine atau clindamysin atau
trimetoprim / sulfametoksazol.
Terapi Bedah
Dapat dilakukan fotokoagulasi atau
cryoterapi.
Pars plana vitrectomy dapat diindikasikan
pada ablasio retina sekunder dari traksi
vitreous atau apabila ada kekeruhan pada
badan kaca.
Dianjurkan dilakukan rawat bersama dengan
spesialis penyakit dalam
Komplikasi
Hampir 25% kehilangan penglihatan akibat dari :
Umum
Kerusakan langsung makula
Kerusakan sekunder nervus opticus karena lesi juxtapapillary

Tidak umum
Penyumbatan pembuluh darah besar oleh fokus inflamasi
Neovaskularisasi khoroid
Ablasio retina serosa
Ablasio retina retina sekunder untuk mengatasi kekeruhan vitreus
yang parah
Makula edema

Prognosis
Pasien dengan immunocompromised memiliki prognosis
yang bervariasi, tergantung respon mereka terhadap
terapi.
Prognosis fungsional dari toxoplasmosis ini bergantung
dari lokasi infiltrate-nya dan yang paling menetukan
adalah fovea dan diskus optic
DAFTAR PUSTAKA
Gandahusada S, Pribadi W, dan Herry H 2006. Toxoplasmosis Gondii dalam Parasitologi Kedokteran.
Balai Penerbit FKUI, Jakarta, hal. 153-157.

Heimann H, Kellner U, dan Foerster M 2006. Toxoplasmosis Ocular dalam Atlas of Fundus Angiography.
Thieme, USA, hal. 140.

Ilyas S, dkk 2002.Ilmu Penyakit Mata, Sagung Seto, Jakarta, hal 165, 232.

Kanski JJ dan Bowling B 2011. Toxoplasmosis Ocular dalam Clinical Ophtalmology - A systemic
Approach. Elsevier, London, hal. 1705-1708, 1711

Sachat AP, Murphy RB, dan Patz A 1989. Toksoplasmosis Okular dalam Medical Retina. Vol 2. C.V.
Mosby Company, Toronto, hal 564-569.

Soheilian M, Ramezani A, dan Soheilian R 2011. How to Diagnose and Treat Ocular Toxoplasmosis,
(Online), (http://www.revoptht.com/content/d.retinal, diakses tanggal 21 Juli 2011).

Voghan DG, Asbury T, dan Eva PR 2000. Toksoplasmosis dalam Oftalmologi Umum. Cetakan pertama.
Widya Medika, Jakarta, hal 335.

Wu L 2011. Ophtalmologic Manifestations of Toxoplasmosis, (Online),
(http://emedicine.medscape.com/article, diakses tanggal 22 Juli 2012)

You might also like