You are on page 1of 15

Etika Mahasiswa Dalam Kehidupan Sehari-hari

Senin, 06 Februari 2012 admin



A. Etika Mahasiswa di Lingkungan Kampus

Kampus merupakan pusat kegiatan utama mahasiswa yakni tempat untuk menimba ilmu
pengetahuan, wawasan serta pengalaman. Etika sangat diperlukan oleh mahasiswa dalam
kehidupan sehari-hari di kampus. Adapun beberapa etika yang perlu diperhatikan oleh
mahasiswa di lungkungan kampus diantaranya :
Menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah yakni nilai-nilai dalam menuntut dan menimba
ilmu pengetahuan yang dilakukan dikampus dengan cara belajar dengan sungguh-
sungguh.
Mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan kampus mulai dari
peraturan berbusana, misalnya di UIN Suska kuliah harus menggunakan celana dasar
dan menggunakan baju kemeja bagi mahasiswa dan menggunakan rok, kemeja dan
jilbab bagi mahasiswi serta menaati peraturan peraturan lainnya.
Menghormati dan menghargai dosen selaku orang yang mengarahkan dan memberi
ilmu pengetahuan kepada mahasiswa
Memberi contoh yang baik dalam berperilaku kepada adik tingkat, teman setingkat
dan kakak tingkat.
Saling menghormati dan menghargai terhadap sesama mahasiswa.
Berperilaku dan bertutur kata yang sopan, baik di dalam kelas dan di luar kelas yang
mencerminkan perilaku sebagai mahasiswa dan dijiwai oleh nilai-nilai agama.
Tidak berperilaku asusila atau tidak bermoral.
Bersedia menerima sanksi yang ditetapkan atas pelanggaran terhadap peraturan yang
berlaku sebagai bagian dari pendidikan disiplin.


B. Etika Mahasiswa di Luar Kampus

Mahasiswa tidak selamanya berada di lingkungan kampus. Etika dalam kehidupan sehari hari
di lingkungan luar kampus misalnya di lingkungan masyarakat tempat tinggal/kos juga sangat
diperlukan. Adapun beberapa etika yang baik yang seharusnya diterapkan mahasiswa dalam
kehidupan sehari-hari di luar lingkungan kampus adalah diantaranya :

Menjadi contoh yang baik di lingkungan dimana mahasiswa tersebut berada.
Berperilaku dan bertutur kata yang baik yang mencerminkan sebagai mahasiswa yang
merupakan kaum intelektual.
Berupaya mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dipelajarinya
di masyarakat sebagai wujud pengabdian.
Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di luar kampus.
Bermasyarakat, yakni dekat dengan masyarakat sekitar lingkungan tempat tinggal.
Mengikuti segala bentuk aksi sosial masyarakat seperti gotong royong dll


C. Etika Mahasiswa Dalam Pergaulan

Etika pergaulan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan kampus maupun luar
kampus sangat diperlukan. Sebagai mahasiswa, kita harus bisa memilah baik buruknya
pergaulan dalam kehidupan sehari-hari. Pergaulan merupakan salah satu faktor utama
pendukung baik atau buruknya etika seseorang. Mahasiswa hendaknya dijadikan sebagai
contoh dalam pergaulan baik di lingkungan kampus, maupun masyarakat. Adapun yang perlu
diperhatikan dalam pergaulan dalam kehidupan sehari-hari baik itu dilingkungan kampus
maupun luar kampus antara lain :

Bersikap sopan dan ramah kepada siapa saja, baik kepada dosen, masyarakat, teman
kampus, senior, ataupun adik tingkat.
Memberi perhatian kepada orang lain.
Berusaha selalu menjaga perasaan orang lain.
Bersikap ingin membantu sesama teman maupun masyarakat di lingkungan tempat
tinggal kita.
Memiliki rasa toleransi yang tinggi.
Dapat menguasai diri, mengendalikan emosi dalam situasi apapun.


D. Etika Mahasiswa Dalam Berbusana

Busana sangat mencerminkan sikap dan tingkah laku baik buruknya seseorang. Etika dalam
berbusana sangat penting dan vital bagi mahasiswa baik di lingkungan kampus maupun luar
kampus. Terlebih lagi sebagai mahasiswa UIN Suska, kita harus bisa menerapkan budaya
berbusana islami baik itu dikampus ataupun diluar kampus.

Mahasiswa juga hendaknya menjadi contoh dari segi busana kepada masyarakat, dengan
membiasakan menggunakan pakaian bernuansa islami. Banyak kita lihat sekarang mahasiswa
UIN Suska terutama yang perempuan memakai jilbab hanya waktu ke kampus untuk
memenuhi formalitas saja, itu merupakan etika yang tidak baik dan seharusnya tidak
dijadikan contoh bagi kita.


Etiket sebagai Mahasiswa
Mahasiswa dalam menjalani karirnya sebagai mahasiswa, perlu memahami etiket sebagai
mahasiswa. Etiket ini menjadi aturan yang mengatur hubungan mahasiswa dalam kelompok manusia
yang berada dalam pergaulan yang beradab.
1. Etiket di Kampus
a. Dengan sesama teman
- hargai mereka, seperti anda menghargai diri sendiri (agar mereka juga
menhargai anda)
- saling sapa ketika bertemu
- saling membantu ketika diperlukan
b. Dengan Karyawan/Dosen
Lakukan:
- panggil mereka dengan sebutan Bapak, Ibu
- sapa ketika bertemu (cukup dengan kata sapaan)
Hindari:
- menyebut diri aku
- mengirim pesan tertulis dengan bahasa alay
c. Lingkungan Kampus
- Jaga kebersihan, kerapihan, dan keindahan kampus
- gunakan pakaian (termasuk alas kaki) rapi ala mahasiswa
2. Etiket di Tempat Umum
Berikut ini adalah beberapa tips bagaimana sebaiknya kita berlaku ketika berada di tempat umum:
a. Sikap duduk
Sikap duduk mempengaruhi penilaian orang lain terhadap kita, juga berpengaruh terhadap kesehatan
diri sendiri.
Lakukan:
Duduk tegak, miring atau segaris dengan kedua kaki merapat
Letakkan tas di samping kiri kursi atau di belakang sandaran kursi
b. Menggunakan ponsel
Ponsel sudah merupakan benda wajib yang selalu bersama kita. Berikut hal-hal yang perlu
diketahui agar berponsel mengasyikkan dan tidak mengundang masalah.
Lakukan:
Terapkan sopan santun sepertin menggunakan telapon biasa
Gunakan seperlunya, untuk hal-hal penting saja
Gunakan sms bila pembicaraan tidak indin didengar orang lain, atau untuk memperkenalkan siapa
anda sebelum menelepon
Menyingkir dari ruangan bila ada panggilan ketika berada pada acara formal
Hindari:
Mengobrol atau bergosip, apalagi dengan suara keras
Menghidupkan ponsel pada acara formal
Pinjam ponsel orang lain
c. Berdiri dan berjalan
Cara berdiri dan berjalan kita berpengaruh pada kesehatan dan menunjang keberhasilan kita dalam
berkomunikasi dengan orang lain.
Lakukan:
Berdiri dengan posisi tegak
Tarik bahu agar tidak menutup
Kembangkan dada dan bagian perut tertari ke dalam
Atur posisi kaki yang nyaman untuk menopang tubuh (untuk wanita: kaki merapat, tumit rapat, kedua
telapak kaki sebelah depat terbuka, membentuk segitiga, pria: usahakan lebar kedua kaki tidak
melebihi bahu)
Ayunkan kaki dengan wajar, tidak terlalu lebar atau terlalu sempit
Arahkan pandangan mata ke depan
Hindari:
Berjalan cepat ketika bersama orang lain
Menyeret langkah atau berjingkat-jingkat
Bolak-balik menunduk
d. Berpeluk cium saat berjabat tangan
Peluk cium saat berjabat tangan pertanda kedekatan hubungan. Namun tidak semua orang terbiasa
dengan hal itu.
Lakukan:
Sebelum melakukan, perhatikan bahasa tubuhnya, jika canggung jangan lakukan peluk cium
Inisiatif peluk cium lebih baik dari yang lebih tua/senior
Hindari:
Langsung menghapus noda lipstik yang ditinggalkan (seandainya ada)
Menunjukkan air muka bingung, panika ketika dipelukcium
e. Bersikap di depan umum
Berjalan di trotoar
- berjalan di sisi kiri
- kalau mau mendahului orang di depan, bergerak dari sisi
kanannya
- pria berjalan di sisi yang melindungi wanita
Saat menyeberang, pria membuka jalan/melindungi wanita
Saat naik turun tangga
- pria naik lebih dulu atau sejajar dengan wanita
- pria turun di belakang atau sejajar dengan wanita
Menggunakan lift
- tunggu di samping, beri jalan bagi yang akan keluar
- saat masuk maupun keluar lift, wanita terlebih dulu
- bergerak merapat ke dinding atau ke belakang saat memasuki
lift
- bila anda berdiri dekat tombol, tanya tujuan penumpang lain dan
bantu tekan tombol lantai yang mereka tuju
- mendekat ke pintu jika hampir sampai lantai yang dituju
Berkendaraan di jalan raya
- jangan buang sampah sembarangan
- patuhi rambu lalu lintas
- berhenti di belakang lampu lalu lintas saat menyala merah
7. Etiket seorang Sarjana
Setelah kita menyelesaikan studi, tentunya kita akan menjadi seorang profesional. Entah
menjadi pengusaha atau pegawai. Mengikuti uraian Uno (2005), berikut ini adalah etiket di dunia
kerja, lebih khusus ketika kita menjadi pengawa.
1. Melamar Pekerjaan
Lakukan:
Promosikan diri dengan jujur
Paparkan kemampuan dan prestasi anda
Cantumkan dalam CV: data pribadi, pendidikan formal dan non-formal,
pengalaman berorganisasi dan hobi
Bentuk surat lamaran dan CV yang menarik perhatian
Hindari:
Salah ketik/eja, nama orang/alamat
Berbohong atas data/informasi yang disampaikan
2. Menghadapi Wawancara
Datang sebelum waktu yang ditentukan, agar bisa menenangkan diri, merapikan penampilan, dan
melakukan persiapan lainnya
Pastikan anda rapi, bersih, dan segar
Berpakaian dan memakai asesori yang simpel
Masuk ruangan dengan tenang dan wajar. Sikap wajar adalah kunci sukses memenangkan hati
pewawancara
Tersenyum dengan ramah dan sopan
Ucapkan salam dan jangan duduk sebelum dipersilakan
Tunjukkan rasa percaya diri melalui bahasa tubuh (kontak mata, ekspresi, gerakan tangan, posisi
duduk tegak, cara berjalan)
Bertanya, jika ada pertanyaan yang anda tidak mengerti agar jawaban yang anda berikan tepat
Selesai wawancara ucapkan terima kasih dan katakan bahwa anda menunggu jawaban mereka
3. Menjadi Karyawan Baru
Ikuti peraturan dan kebiasaan yang berlaku
Bekerja dengan sungguh-sungguh
Sesuaikan penampilan dengan keadaan sekitar
Jalin pertemanan
4. Membina Hubungan dengan Rekan Kerja
Junjung tatakrama
Berteman dengan banyak orang, pria maupun wanita
Sampaikan pandangan atau kritik terhadap pekerjaan rekan anda secara obyektif
Boleh memberi nasehat atas curahan teman, tapi anda tidak harus memecahkan masalahnya
Hormati beda pendapat



Contoh Pelanggaran etika profesi
1. Kasus KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono yang diduga menyuap pajak.
September tahun 2001, KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono harus menanggung malu. Kantor
akuntan publik ternama ini terbukti menyogok aparat pajak di Indonesia sebesar US$ 75 ribu.
Sebagai siasat, diterbitkan faktur palsu untuk biaya jasa profesional KPMG yang harus dibayar
kliennya PT Easman Christensen, anak perusahaan Baker Hughes Inc. yang tercatat di bursa New
York.
Berkat aksi sogok ini, kewajiban pajak Easman memang susut drastis. Dari semula US$ 3,2 juta
menjadi hanya US$ 270 ribu. Namun, Penasihat Anti Suap Baker rupanya was-was dengan polah
anak perusahaannya. Maka, ketimbang menanggung risiko lebih besar, Baker melaporkan secara
suka rela kasus ini dan memecat eksekutifnya.
Badan pengawas pasar modal AS, Securities & Exchange Commission, menjeratnya dengan Foreign
Corrupt Practices Act, undang-undang anti korupsi buat perusahaan Amerika di luar negeri.
Akibatnya, hampir saja Baker dan KPMG terseret ke pengadilan distrik Texas. Namun, karena Baker
mohon ampun, kasus ini akhirnya diselesaikan di luar pengadilan. KPMG pun terselamatan.
Analisa : pada kasus ini KPMG melanggar prinsip intergitas dimana dia menyuap aparat pajak hanya
untuk kepentingan kliennya, hal ini dapat dikatakan tidak jujur karena KPMG melakukan kecurangan
dalam melaksanakan tugasnya sebagai akuntan publik sehingga KPMG juga melanggar prinsip
objektif
Sumber : http://keluarmaenmaen.blogspot.com/2010/11/beberapa-contoh-kasus-pelanggaran-
etika.html
1. Manipulasi Laporan Keuangan PT KAI
Transparansi serta kejujuran dalam pengelolaan lembaga yang merupakan salah satu derivasi
amanah reformasi ternyata belum sepenuhnya dilaksanakan oleh salah satu badan usaha milik
negara, yakni PT Kereta Api Indonesia. Dalam laporan kinerja keuangan tahunan yang diterbitkannya
pada tahun 2005, ia mengumumkan bahwa keuntungan sebesar Rp. 6,90 milyar telah diraihnya.
Padahal, apabila dicermati, sebenarnya ia harus dinyatakan menderita kerugian sebesar Rp. 63
milyar.
Kerugian ini terjadi karena PT Kereta Api Indonesia telah tiga tahun tidak dapat menagih pajak pihak
ketiga. Tetapi, dalam laporan keuangan itu, pajak pihak ketiga dinyatakan sebagai pendapatan.
Padahal, berdasarkan standar akuntansi keuangan, ia tidak dapat dikelompokkan dalam bentuk
pendapatan atau asset. Dengan demikian, kekeliruan dalam pencatatan transaksi atau perubahan
keuangan telah terjadi di sini.
Di lain pihak, PT Kereta Api Indonesia memandang bahwa kekeliruan pencatatan tersebut hanya
terjadi karena perbedaan persepsi mengenai pencatatan piutang yang tidak tertagih. Terdapat pihak
yang menilai bahwa piutang pada pihak ketiga yang tidak tertagih itu bukan pendapatan. Sehingga,
sebagai konsekuensinya PT Kereta Api Indonesia seharusnya mengakui menderita kerugian sebesar
Rp. 63 milyar. Sebaliknya, ada pula pihak lain yang berpendapat bahwa piutang yang tidak tertagih
tetap dapat dimasukkan sebagai pendapatan PT Kereta Api Indonesia sehingga keuntungan sebesar
Rp. 6,90 milyar dapat diraih pada tahun tersebut. Diduga, manipulasi laporan keuangan PT Kereta
Api Indonesia telah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Sehingga, akumulasi permasalahan terjadi
disini.
Analisa : PT Kereta Api Indonesia tidak boleh mengabaikan dimensi organisasional penyusunan
laporan keuangan dan proses audit. Setiap bagian lembaga yang ada di dalamnya hendaknya diberi
pemahaman masalah esensial akuntansi dan keuangan yang ada agar tidak terjadi kesalahan dalam
menangani akuntansi serta keuangan secara khusus. Upaya ini penting untuk dilakukan guna
membangun kesepahaman (understanding) diantara seluruh unsur lembaga. Selanjutnya, soliditas
kelembagaan diharapkan tercipta sehingga mempermudah penerapan sistem pengendalian
manajemen di dalamnya.
Sumber : http://mulydelavega.blogspot.com/2009/06/pentingnya-laporan-kinerja-keuangan.html



2. Kasus Mulyana W Kusuma.
Kasus ini terjadi sekitar tahun 2004. Mulyana W Kusuma sebagai seorang anggota KPU diduga
menyuap anggota BPK yang saat itu akan melakukan audit keuangan berkaitan dengan pengadaan
logistic pemilu. Logistic untuk pemilu yang dimaksud yaitu kotak suara, surat suara, amplop suara,
tinta, dan teknologi informasi. Setelah dilakukan pemeriksaan, badan dan BPK meminta dilakukan
penyempurnaan laporan. Setelah dilakukan penyempurnaan laporan, BPK sepakat bahwa laporan
tersebut lebih baik daripada sebelumnya, kecuali untuk teknologi informasi. Untuk itu, maka
disepakati bahwa laporan akan diperiksa kembali satu bulan setelahnya.
Setelah lewat satu bulan, ternyata laporan tersebut belum selesai dan disepakati pemberian waktu
tambahan. Di saat inilah terdengar kabar penangkapan Mulyana W Kusuma. Mulyana ditangkap
karena dituduh hendak melakukan penyuapan kepada anggota tim auditor BPK, yakni Salman
Khairiansyah. Dalam penangkapan tersebut, tim intelijen KPK bekerja sama dengan auditor
BPK. Menurut versi Khairiansyah ia bekerja sama dengan KPK memerangkap upaya penyuapan oleh
saudara Mulyana dengan menggunakan alat perekam gambar pada dua kali pertemuan mereka.
Penangkapan ini menimbulkan pro dan kontra. Salah satu pihak berpendapat auditor yang
bersangkutan, yakni Salman telah berjasa mengungkap kasus ini, sedangkan pihak lain berpendapat
bahwa Salman tidak seharusnya melakukan perbuatan tersebut karena hal tersebut telah melanggar
kode etik akuntan.
Analisa : Hal yang dilakukan oleh Khairiansyah tidak dibenarkan karena melanggar kode etik
akuntan. Seorang auditor telah melanggar prinsip objektivitas karena telah memihak kepada salah
satu pihak dengan berpendapat adanya kecurangan. Lalu auditor juga melanggar prinsip kompetensi
dan kehati-hatian profesional karena auditor tidak mampu mempertahankan pengetahuan dan
keterampilan profesional dalam melakukan audit keuangan terkait dengan pengadaan logistic
pemilu.
Sumber : http://keluarmaenmaen.blogspot.com/2010/11/beberapa-contoh-kasus-pelanggaran-
etika.html
3. Malinda Palsukan Tanda Tangan Nasabah
JAKARTA, KOMPAS.com - Terdakwa kasus pembobolan dana Citibank, Malinda Dee binti
Siswowiratmo (49), diketahui memindahkan dana beberapa nasabahnya dengan cara memalsukan
tanda tangan mereka di formulir transfer.
Hal ini terungkap dalam dakwaan yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum di sidang perdananya, di
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2011). "Sebagian tanda tangan yang ada di blangko
formulir transfer tersebut adalah tandatangan nasabah," ujar Jaksa Penuntut Umum, Tatang
Sutarna.
Malinda antara lain memalsukan tanda tangan Rohli bin Pateni. Pemalsuan tanda tangan dilakukan
sebanyak enam kali dalam formulir transfer Citibank bernomor AM 93712 dengan nilai transaksi
transfer sebesar 150.000 dollar AS pada 31 Agustus 2010. Pemalsuan juga dilakukan pada formulir
bernomor AN 106244 yang dikirim ke PT Eksklusif Jaya Perkasa senilai Rp 99 juta. Dalam transaksi ini,
Malinda menulis kolom pesan, "Pembayaran Bapak Rohli untuk interior".
Pemalsuan lainnya pada formulir bernomor AN 86515 pada 23 Desember 2010 dengan nama
penerima PT Abadi Agung Utama. "Penerima Bank Artha Graha sebesar Rp 50 juta dan kolom pesan
ditulis DP untuk pembelian unit 3 lantai 33 combine unit," baca jaksa.
Masih dengan nama dan tanda tangan palsu Rohli, Malinda mengirimkan uang senilai Rp 250 juta
dengan formulir AN 86514 ke PT Samudera Asia Nasional pada 27 Desember 2010 dan AN 61489
dengan nilai uang yang sama pada 26 Januari 2011. Demikian pula dengan pemalsuan pada formulir
AN 134280 dalam pengiriman uang kepada seseorang bernama Rocky Deany C Umbas sebanyak Rp
50 juta pada 28 Januari 2011 untuk membayar pemasangan CCTV milik Rohli.
Adapun tanda tangan palsu atas nama korban N Susetyo Sutadji dilakukan lima kali, yakni pada
formulir Citibank bernomor No AJ 79016, AM 123339, AM 123330, AM 123340, dan AN 110601.
Secara berurutan, Malinda mengirimkan dana sebesar Rp 2 miliar kepada PT Sarwahita Global
Management, Rp 361 juta ke PT Yafriro International, Rp 700 juta ke seseorang bernama Leonard
Tambunan. Dua transaksi lainnya senilai Rp 500 juta dan 150 juta dikirim ke seseorang bernama
Vigor AW Yoshuara.
"Hal ini sesuai dengan keterangan saksi Rohli bin Pateni dan N Susetyo Sutadji serta saksi Surjati T
Budiman serta sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan laboratoris Kriminalistik Bareskrim Polri,"
jelas Jaksa. Pengiriman dana dan pemalsuan tanda tangan ini sama sekali tak disadari oleh kedua
nasabah tersebut.
Analisa : Dalam kasus ini malinda melakukan banyak pemalsuan tanda tangan yang tidak diketahui
oleh nasabah itu sendiri. Dalam kasus ini prinsip-prinsip yang telah dilanggar adalah Tanggung jawab
profesi, karena ia tidak menggunakan pertimbangan professional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya. Selain itu malinda juga melanggar prinsip Integritas, karena tidak memelihara dan
meningkatkan kepercayaan nasabah.
Sumber : http://meizis.blogspot.com/2011/11/contoh-kasus-pelanggaran-etika-profesi.html
4. Kasus KAP Anderson dan Enron
Kasus KAP Anderson dan Enron terungkap saat Enron mendaftarkan kebangkrutannya ke pengadilan
pada tanggal 2 Desember 2001. Saat itu terungkap, terdapat hutang perusahaan yang tidak
dilaporkan, yang menyebabkan nilai investasi dan laba yang ditahan berkurang dalam jumlah yang
sama. Sebelum kebangkrutan Enron terungkap, KAP Anderson mempertahankan Enron sebagai klien
perusahaan dengan memanipulasi laporan keuangan dan penghancuran dokumen atas
kebangkrutan Enron, dimana sebelumnya Enron menyatakan bahwa periode pelaporan keuangan
yang bersangkutan tersebut, perusahaan mendapatkan laba bersih sebesar $ 393, padahal pada
periode tersebut perusahaan mengalami kerugian sebesar $ 644 juta yang disebabkan oleh transaksi
yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh Enron.
Analisa : Kecurangan yang dilakukan oleh Arthur Andersen telah banyak melanggar prinsip etika
profesi akuntan diantaranya yaitu melanggar prinsip integritas dan perilaku profesional. KAP Arthur
Andersen tidak dapat memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik sebagai KAP yang masuk
kategoti The Big Five dan tidak berperilaku profesional serta konsisten dengan reputasi profesi
dalam mengaudit laporan keuangan dengan melakukan penyamaran data. Selain itu Arthur Andesen
juga melanggar prinsip standar teknis karena tidak melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan
standar teknis dan standar profesional yang relevan.
Sumber : http://www.scribd.com/doc/40228705/KASUS-ENRON
http://tulisan-amalia.blogspot.com/2011/11/contoh-kasus-prinsip-etika- profesi.htm



Berikut ini contoh beberapa pelanggaran etika yang saya temui sendiri dalam beberapa hari ini:

Minggu(6-10-13), Ada suatu kelompok (saya termasuk didalamnya) dimana dituntut suatu
kerjasama dan support yang baik satu sama lain untuk kelompok tersebut dapat menyelesaikan
pekerjaan dan mencapai tujuannya. Tapi sangat disayangkan ada beberapa orang dari kelompok
tersebut yang tidak memahami makna dari kerjasama. Sebut saja si A, pada awalnya si A dalam
kelompok ini tidak melakukan hal yang menghambat kerja kami, tapi beberapa saat kemudian si
A mulai menyebabkan beberapa masalah yang berdampak pada kinerja kelompok kami, seperti
datang dan pergi seenaknya meninggalkan anggota kelompok yang lain, mengganggu anggota
lain sehingga menghambat pekerjaannya dan membuang/ menyia-nyiakan sumber daya yang ada.
Si A pun ditegur, tapi si A diam saja dan tak menanggapinya. Akibat hal tersebut anggota yang
lain si B mulai menyalahkan 1 sama lain, si C pun mulai risih dengan si B. Dan akhirnya kami
gagal menyelesaikan tugas pada hari itu juga.

Senin(7-10-13), Saat sedang di kampus J4 Gunadarma ada seseorang sebut saja si "A". Di sebuah
ruang kelas si A ini mengambil sebuah tabloid (tabloid yang diterbitkan Gunadarma seminggu
sekali) dan membacanya. Selang satu menit setelah dilihat-lihat dia membuang begitu saja tabloid
tersebut ke lantai. Tak lama kemudian diambil lagi, diambillah satu lembar dan dijadikan alas
untuk kakinya (memang pada saat itu si A tidak mengenakan alas kaki), dan sisanya dibuang lagi
kelantai.

Selasa(8-10-13), Pelanggaran ini saya lihat saat perjalanan pulang menuju rumah, dimana harus
melewati beberapa lampu merah untuk sampai tujuan. Sebut saja sekarang ini si PM, di lampu
merah pertama yang saya lewati si PM ini sepertinya kurang sabaran, dia menerobos lampu
merah yang padahal kurang sekitar 10 detik lagi gilirannya lewat. Di lampu merah berikutnya si
PM2 di saat lampu masih merah, si PM2 ini memutar arah motornya, untung saja kendaraan dari
arah berlawanan sedang tidak ramai saat itu.

Rabu(9-10-13), Dimalah hari yang dingin, saya sedang asik santai-santai ngumpul bareng temen-
temen perumahan, ngobrol-ngobrol seperti biasa. Tak lama kemudian datanglah teman kami satu
orang lagi, akhirnya dia ikut nimbrung, *set set set* eh dia mengeluarkan dan menyalakan
sepuntung rokok, udah gitu kadang" asapnya disemburin kesebelahnya, nah yg kena sembur
nepok tangan yg ngerokok sampe rokoknya jatoh, diinjak deh rokok tersebut sampai mati
(sekalian buang sampah sembarangan), si perokok bilang "wah sisa Rp400 tuh rokok gw".
Hahaha.

Kamis(10-10-13), Saat sedang disuruh membeli sesuatu oleh orang tua ke warung deket rumah,
kebetulan warung tersebut sedang ramai pembeli. Nah, mau tidak mau saya antre karena
penjualnya sedang melayani seorang Ibu-ibu. Sedang asik-asiknya mengantre (seperti biasa) ada
seorang Bapak-bapak datang, ia langsung menuju ke kasir meminta rokok sebungkus. Setelah
dibayar langsung pergi deh Bapak-bapak itu. Dan kejadian ini sering terjadi sebelum-sebelumnya.

TIGA CONTOH KASUS MNENGENAI PELANGGARAN KODE ETIK
JURNALISTIK


PELANGGARAN KODE ETIK JURNALISTIK


KASUS PERTAMA

Kasus Kekeliruan Berita Di News Online

Dewan Pers mengesahkan kode etik jurnalistik online pada 3 Februari 2012. Nama
resminya adalah Pedoman Pemberitaan Media Siber (PPMS) (Asep Syamsul
M.Romli, JURNALISTIK ONLINE: 2012). Pengesahan dilakukan oleh Ketua Dewan Pers,
Bagir Manan dan 31 perusahaan berita, 11 organisasi dan tokoh pers menandatangani
PPMS yang disusun Dewan Pers.
PPMS mengacu pada UUPers no. 40 tahun 1999, dan Kode Etik Jurnalistik (2006) dan Kode
Etik WartawanIndonesia (KEWI).

Pada dasarnya PPMS ini sama saja dengan KEJ/KEWI tidak boleh memuat informasi
bohong, fintah sadis dan cabul; tidak memuat isi yang mengandung prasangka, dan
kebencian yang terkait dengan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), serta
menagnjurkan tindakan kekerasan; tidak memuat isi diskriminatif atas dasar perbedaan
jenis kelamin dan bahasa, serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit,
cacat jiwa, atau cacat jasmani. Diungkap juga mengenai koreksi, hak jawab atau ralat.
Contoh pelanggaran :
Salah satu contoh kasus kekeliruan berita di news online adalah kasus Imanda Amalia yang
dikabarkan sebagai WNI yang tewas saat kerusuhan di Mesir bulan Februari 2011 lalu.
Berita ini diperoleh dari sebuah posting di akun facebook milik Science of Universe.

Imanda dikabarkan berada di Mesir sebagai relawan United Nations Relief and Works
Agency (UNRWA). Meski belum ada kejelasan data dari Kedutaan Besar maupun dari
Kementerian Luar Negeri, namun beberapa news online seperti detik.com dan tribunnews
telah memberitakan hal tersebut di running news mereka, bahkan sampai diikuti oleh
beberapa stasiun televisi swasta sehingga hampir seluruh masyarakat percaya akan hal itu.

Namun rupaya berita tersebut hanyalah isu belaka, pada akhirnya Kemenlu RI memastikan
bahwa tidak ada WNI yang tewas di Mesir. Meskipun demikian, kekeliruan berita dalam
news online adalah sering dianggap sebagai hal wajar karena memang para wartawan
media online harus bersaing untuk mendapatkan berita tercepat dan karena pemuatan
berita tersebut bersifat running news, sehingga berita yang salah dapat diperbaiki dalam
berita terbaru yang dimuat. Inilah rupanya yang membuat masyarakat jarang sekali protes
bila ada kekeliruan berita di news online.

Pelanggaran etika jurnalistik dalam media online, seperti yang terjadi dalam kasus di atas
memang rawan terjadi. Contoh pelanggaran etika jurnalistik pada kasus di atas ialah
penggunaan media sosial sebagai sumber berita tanpa adanya verifikasi terlebih dahulu.
Selain itu, dalam media online juga rawan terjadi pelanggaran hak cipta dengan mengambil
gambar dan mengutip tanpa mencantumkan sumber, dan plagiarisme.

Hal ini jelas merupakan pelanggaran bagi kode etik jurnalistik (KEJ) yang dalam pasal-
pasalnya menyebutkan bahwa wartawan Indonesia menghasilkan berita yang akurat,
menghasilkan berita faktual dan jelas sumbernya, pengambilan gambar, foto, suara
dilengkapi sumber, tidak melakukan plagiat, dan selalu menguji informasi.


KASUS KEDUA

Saham PT Krakatau Steel; Dewan Pers: Ada Pelanggaran Kode Etik

Dewan Pers menilai, terjadi pelanggaran kode etik dalam kasus dugaan permintaan hak
istimewa untuk membeli saham penawaran umum perdana PT Krakatau Steel oleh
wartawan. Pelanggaran itu berupa penyalahgunaan profesi serta pemanfaatan jaringan
yang dimiliki sejumlah wartawan peliput di Bursa Efek Indonesia.

Tindakan itu menimbulkan konflik kepentingan karena sebagai wartawan yang meliput
kegiatan di Bursa Efek Indonesia juga berusaha terlibat dalam proses jual beli saham untuk
kepentingan pribadi. Ini bertentangan dengan Pasal 6 Kode Etik Jurnalistik, ujar Ketua
Komisi Pengaduan Masyarakat dan Penegakan Etika Pers Dewan Pers Agus Sudibyo di
Jakarta, Rabu (1/12).

Pasal 6 Kode Etik Jurnalistik menyebutkan bahwa wartawan Indonesia tidak
menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap. Dalam situs Dewan Pers, tafsiran
terhadap pasal ini, (a) menyalahgunakan profesi adalah segala tindakan yang mengambil
keuntungan pribadi atas informasi yang diperoleh saat bertugas sebelum informasi
tersebut menjadi pengetahuan umum; (b) suap adalah segala pemberian dalam bentuk
uang, benda, atau fasilitas dari pihak lain yang memengaruhi independensi.

Agus menyatakan, Dewan Pers menghargai sikap profesional dan niat baik detik.com,
Kompas, MetroTV, dan Seputar Indonesia dalam proses penyelesaian kasus ini. Dewan Pers
mengimbau segenap pers Indonesia menegakkan kode etik jurnalistik dan profesionalisme
media.
Harian Kompas pun menghormati putusan Dewan Pers yang menyatakan seorang
wartawan Kompas berinisial RN terbukti melanggar kode etik jurnalistik. Pada hari yang
sama, harian Kompas telah menindaklanjuti putusan Dewan Pers itu dengan
memberhentikan wartawannya itu sebagai wartawan Kompas.

Manajemen harian Kompas pun memberhentikan yang bersangkutan sebagai wartawan
Kompas. Pemberhentian berlaku sejak diterbitkannya Keputusan Dewan Pers, kata
Redaktur Pelaksana Harian Kompas Budiman Tanuredjo.
Dalam keputusannya, Dewan Pers sejauh ini belum menemukan bukti kuat adanya praktik
pemerasan, yang dilakukan wartawan, terkait dengan kasus pemberitaan penawaran umum
perdana saham PT Krakatau Steel. Keputusan ini dibuat Dewan Pers setelah melakukan
pemeriksaan silang dan klarifikasi dengan pihak-pihak terkait.


KASUS KETIGA

Wartawan Kecipratan APBD Provinsi

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) kali ini juga membidik media. Wartawan
peliput kegiatan Humas Pemerintah Provinsi juga kecipratan anggaran daerah. Biro Humas
dan Protokol Pemprov Sulawesi Selatan mengusulkan anggaran untuk jasa peliputan
kegiatan Pemprov Sulawesi Selatan yang cukup besar. Dalam Rencana Kerja Anggaran
(RKA) 2010 disebutkan adanya belanja upah atau jasa pihak ketiga sebesar Rp 675 juta.
Dalam rinciannya, anggaran itu ditujukan ke beberapa media tertentu. Anggaran terbesar
dialokasikan untuk jasa atau upah peliput dan publikasi. Angkanya mencapai Rp 240 juta
selama 12 bulan. Tidak jelas kepada siapa dana itu akan diberikan. Dalam draft APBD,
mereka hanya mencantum demikian.
Selain itu, ada pula anggaran khusus untuk jasa liputan TVRI Sulawesi Selatan sebesar Rp
120 juta, jasa/upah petugas TVRI Sulawesi Selatan Rp 90 juta, jasa liputan Fajar Tv Rp 60
juta, serta jasa publikasi dan dokumentasi dalam rangka 17 Agustus yang mencapai Rp 45
juta untuk tiga stasiun lokal.
"Anggaran ini patut dipertanyakan sebab tidak ada dasarnya. Saya kira bukan zamannya
lagi wartawan diberi upah saat meliput suatu peristiwa. Saya yakin wartawan tidak akan
menerima yang seperti itu," kata anggota Komisi A, Andi Mariattang. Melihat perkembangan
media saat ini, tambah Mariattang yang juga mantan wartawan, tidak ada lagi wartawan
digaji oleh pemerintah. Mereka meliput berdasarkan penugasan kantor dari media masing-
masing.
Gaji khusus untuk wartawan juga ada pada nomenklatur lain, yaitu tersosialisasinya
rencana kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkup Pemprov Sulawesi Selatan.
Total anggarannya mencapai Rp 34,6 juta. Anggaran tersebut ditujukan kepada lima media,
yaitu Harian Fajar Rp 7,2 juta, Tribun Timur Rp 7,2 juta, Berita Kota Rp 6,7 juta,
Ujungpandang Ekspres Rp 6,7 juta, dan Seputar Indonesia Rp 6,7 juta.
Kepala Biro Humas dan Protokol Agus Sumantri yang dikonfirmasi soal ini mengatakan,
alokasi anggaran tersebut, bukan untuk mengupah atau menggaji wartawan peliput
kegiatan pemerintah provinsi atau dinas terkait. Tetapi, dipakai apabila ada agenda acara
pemerintah provinsi untuk keluar daerah. "Tentu ada makan minumnya serta biaya
penginapan (hotel) dalam perjalanan peliputan. Tapi kalau semisal dibayar oleh kabupaten
yang melakukan acara, maka dana tersebut tidak digunakan," jelas Agus kepada Tempo
Sabtu kemarin. Untuk anggaran sebesar Rp 240 juta, itu katanya untuk biaya jasa kemitraan
dengan beberapa media.


KESIMPULAN DARI TIGA KASUS DIATAS

Pemberitaan yang tidak berimbang dan melanggar kode etik jurnalistik cenderung menyudutkan
seseorang sehingga menimbulkan persepsi negatif di masyarakat Indonesia, padahal apa pun itu
kadang tidak seburuk pemberitaan di media. Permasalahan tesebut tentunya tidak boleh terus
dibiarkan karena akan berdampak buruk terhadap citra orang lain. Oleh sebab itu, Dewan pers
Indonesia sebagai lembaga independen yang berfungsi untuk mengawasi pelaksanaan kode etik
jurnalistik diharapkan dapat mengusut kasus pelanggaran kode etik jurnalistik tersebut sampai
tuntas sesuai dengan prosedur yang berlaku serta memberikan rekomendasi kepada perusahaan
pers yang bersangkutan agar melakukan koreksi atau ralat atas informasi yang telah disebarkan dan
juga menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.


inilah salah satu gambaran pers.

You might also like