You are on page 1of 9

PROFIL USAHA

I. IDENTITAS PERUSAHAAN :
A. Nama Perusahaan : Pabrik tahu sumber rezeki
B. Jenis Perusahaan : Home Industri
C. Alamat & No.Telp / Fax :
D. Nama Penanggung Jawab : Bp. Dian Syahputra, M.Ag
E. Tahun Mulai Beroperasi : 2010
F. No./Izin Perusahaan/ UUG :
G. Data Karyawan :
1. Jumlah & Tenaga Kerja : Laki-laki Wanita Jumlah
a) Bagian Produksi : 13
b) Bagian Administrasi : - 1
2. Pengaturan Waktu Kerja :
a) Waktu Kerja : 8 jam/hari
b) Sistem Shift : Tidak Ada
3. Kehadiran Kerja : 14 orang / bulan
a) Absen Sakit rata-rata : - orang/bulan
b) Absensi Izin rata-rata : 1 orang/bulan
c) Absensi Sebab lain rata-rata / alpha : -
II. PROSES PRODUKSI :
A. Bahan Baku & Penunjang
1. Bahan Baku : Kacang Kedelai
2. Bahan Penunjang : Air dan batu tahu
3. Proses Produksi : Kacang dicuci dan direndam selama 8
jam-ditiriskan dicampur dengan air hangat dan ditumbuk dimasak
sampai mengental - disaring menjadi ampas tahu diendapkan
dengan batu tahu atau asam cuka dicetak jadilah tahu.
4. Hasil Produk Utama : Tahu
5. Produk Tambahan : Ampas tahu untuk pakan ternak.
B. BUANGAN INDUSTRI / LIMBAH INDUSTRI :
1. Jenis limbah yang dihasilkan : Cair
2. Volume limbah yang dibuang : Padat : 3 kg/hari
Cair : 15liter/hari
3. Kualitas Limbah secara visual : Padat : mudah membusuk
Cair : jernih tidak berbau

4. Pembuangan : Padat : daur ulang
Cair : kali
Gas : Dust colector /
cerobong asap dengan
tinggi 5 m.

LAPORAN USAHA
A. Pendahuluan
Tahu dan tempe merupakan makanan yang digemari masyarakat, baik
masyarakat kalangan bawah hingga atas. Keberadaannya sudah lama diakui
sebagai makanan yang sehat, bergizi dan harganya murah. Hampir ditiap kota di
Indonesia dijumpai industri tahu dan tempe. umumnya industri tahu dan tempe
termasuk ke dalam industri kecil yang dikelola oleh rakyat dan beberapa di
antaranya masuk dalam wadah Koperasi Pengusaha Tahu dan Tempe (KOPTI).
Proses pembuatan tahu dan tempe masih sangat tradisional dan banyak
memakai tenaga manusia. Bahan baku utama yang digunakan adalah kedelai
(Glycine spp). Konsumsi kedelai Indonesia pada Tahun 1995 telah mencapai
2.287.317 Ton (Sri Utami, 1997). Sarwono (1989) menyatakan bahwa lebih dari
separuh konsumsi kedelai Indonesia dipergunakan untuk diolah menjadi tempe
dan tahu. Shurtleff dan Aoyagi (1979) memperkirakan jumlah pengusaha tahu di
Indonesia sekitar 10.000 buah, yang sebagian besar masih berskala rumah tangga,
dan terutama terpusat di Pulau Jawa, sebagai bandingan di Jepang sekitar 38 000
buah, di Korea 1 470 buah, Taiwan 2 500 buah dan Cina 158 000 buah.
Air banyak digunakan sebagai bahan pencuci dan merebus kedelai untuk
proses produksinya. Akibat dari besarnya pemakaian air pada proses pembuatan
tahu dan tempe, limbah yang dihasilkan juga cukup besar. Sebagai contoh limbah
industri tahu tempe di Semanan, Jakarta Barat kandungan BOD 5 mencapai 1 324
mg/l, COD 6698 mg/l, NH 4 84,4 mg/l, nitrat 1,76 mg/l dan nitrit 0,17 mg/l
(Prakarindo Buana, 1996). Jika ditinjau dari Kep-03/MENKLH/11/1991 tentang
baku mutu limbah cair, maka industri tahu dan tempe memerlukan pengolahan
limbah.
Pada saat ini sebagian besar industri tahu tempe masih merupakan industri
kecil skala rumah tangga yang tidak dilengkapi dengan unit pengolah air limbah,
sedangkan industri tahu dan tempe yang dikelola koperasi beberapa diantaranya
telah memiliki unit pengolah limbah. Unit pengolah limbah yang ada umumnya
menggunakan sistem anaerobik dengan efisiensi pengolahan 60-90%. Dengan
sistem pengolah limbah yang ada, maka limbah yang dibuang ke peraian kadar zat
organiknya (BOD) masih terlampau tinggi yakni sekitar 400 1 400 mg/l. Untuk
itu perlu dilakukan proses pengolahan lanjut agar kandungan zat organik di dalan
air limbah memenuhi standar air buangan yang boleh dibuang ke saluran umum.

B. Proses Pembuatan Tahu dan Tempe
Pembuatan Tahu
Tahu merupakan makanan yang terbuat dari bahan baku kedelai, dan
prosesnya masih sederhana dan terbatas pada skala rumah tangga. Suryanto (dalam
Hartaty, 1994) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan tahu adalah makanan
padat yang dicetak dari sari kedelai (Glycine spp) dengan proses pengendapan
protein pada titik isoelektriknya, tanpa atau dengan penambahan zat lain yang
diizinkan.
Pembuatan tahu pada prinsipnya dibuat dengan mengekstrak protein,
kemudian mengumpulkannya, sehingga terbentuk padatan protein. Cara
penggumpalan susu kedelai umumnya dilakukan dengan cara penambahan bahan
penggumpal berupa asam. Bahan penggumpal yang biasa digunakan adalah asam
cuka (CH3COOH), batu tahu (CaSO4nH 2O) dan larutan bibit tahu (larutan
perasan tahu yang telah diendapkan satu malam).
Secara umum tahapan proses pembuatan tahu adalah sebagai berikut :
Kedelai yang telah dipilih dibersihkan dan disortasi. Pembersihan dilakukan
dengan ditampi atau menggunakan alat pembersih.
Perendaman dalam air bersih agar kedelai dapat mengembang dan cukup
lunak untuk digiling. Lama perendaman berkisar 4 - 10 jam.
Pencucian dengan air bersih. Jumlah air yang digunakan tergantung pada
besarnya atau jumlah kedelai yang digunakan.
Penggilingan kedelai menjadi bubur kedelai dengan mesin giling. Untuk
memperlancar penggilingan perlu ditambahkan air dengan jumlah yang
sebanding dengan jumlah kedelai.
Pemasakan kedelai dilakukan di atas tungku dan dididihkan selama 5 menit.
Selama pemasakan ini dijaga agar tidak berbuih, dengan cara menambahkan
air dan diaduk.
Penyaringan bubur kedelai dilakukan dengan kain penyaring. Ampas yang
diperoleh diperas dan dibilas dengan air hangat. Jumlah ampas basah kurang
lebih 70% sampai 90% dari bobot kering kedelai.
Setelah itu dilakukan penggumpalan dengan menggunakan air asam, pada
suhu 50
o
C, kemudian didiamkan sampai terbentuk gumpalan besar.
Selanjutnya air di atas endapan dibuang dan sebagian digunakan untuk proses
penggumpalan kembali.
Langkah terakhir adalah pengepresan dan pencetakan yang dilapisi dengan
kain penyaring sampai padat. Setelah air tinggal sedikit, maka cetakan dibuka
dan diangin-anginkan.

Pembuatan Tempe
Tempe merupakan hasil fermentasi kedelai, dan secara garis besar urutan
proses pembuatan tempe adalan sebagai berikut :
Kedelai dimasak, setelah masak kedelai direndam 1 malam hingga lunak dan
terasa berlendir, kemudian kedelai dicuci hingga bersih.
Kedelai dipecah dengan mesin pemecah, hingga kedelai terbelah dua dan kulit
kedelai terpisah.
Kulit kedelai dipisahkan dengan cara hasil pemecahan kedelai dimasukkan ke
dalam air, sehingga kulit kedelai mengambang dan dapat dipisahkan.
Kedelai kupas dicuci kembali hingga bersih, kemudian peragian dengan cara
kedelai dicampurkan ragi yang telah dilarutkan dan didiamkan selama lebih
kurang 10 menit.
Kedelai yang telah mengandung ragi ditiriskan hingga hampir kering,
kemudian dibungkus dengan daun pisang. Setelah fermentasi selama 2 hari
diperoleh tempe.

C. Cara Pemasaran
Dalam memasarkan produknya, Bpk. Dian Syahputra, M.Ag memasarkan
dalam pasar tahu lokal dan pasar Bengkulu pemasaran tahu Bpk. Dian Syahputra,
M.Ag dijual di pasar

D. Modal
Modal awal yang dikeluarkan ibu Subiyati untuk usaha tahu serasi sebanyak
30 juta. Itu semua digunakan mulai dari pembelian peralatan, pembelian bahan
baku, proses perizinan, biaya pemasaran, pengemasan, dan biaya tenaga produksi.
a) Pengeluaran
Dibutuhkan 20kg kedelai, @ Rp. 6000: Rp.6000 x 20 = Rp. 120000
Karyawan berjumlah 6 @ Rp 30.000 per hari: Rp.30.000 X 6 = Rp. 180000
Paking per hari Rp. 3000
2 kg garam untuk 20 kg kedelai, @ Rp 500: Rp. 500 x 2 = Rp 1000
Penyusutan alat per hari = Rp. 3000
Kayu Bakar 1 ikat untuk 1 hari = Rp. 6000 + Rp. 313000


b) Pemasukan
20 kg Kedelai menjadi 50 bungkus, 1 bungkus Rp. 7.500 Rp. 7.500 x 50 = Rp.
375.000
c) Keuntungan
Total produksitotal kebutuhan = Rp.375.000Rp.313.000= Rp. 62.000
Keuntungan untuk tiap produksi 20 kg kedelai pada hari biasa adalah Rp. 62.000,
sedangkan untuk hari libur dapat mencapai ton kedelai.
Jadi, ton kedelai = 500kg : 20kg
= 25 x Rp.62.000
= Rp. 1.550.000 untuk hari libur

E. Manajemen Karyawan
Hubungan Bpk. Dian Syahputra, M.Ag dengan karyawannya bersifat
kekeluargaan. Hal itu ditunjukan dengan dianggapnya semua karyawan sebagai
keluarga. Karena sebagian besar karyawanya adalah tetangganya sendiri.

F. Bayaran/Upah
Mengenai hubungannya dengan pemberian upah terhadap karyawannya, Bpk.
Dian Syahputra, M.Ag memberikan upah melihat pada banyak pesanan dan lama
kerjanyaa. Untuk hari biasa hanya diberikan 15-17 rb dan jika pada hari libur dan
pesanan banyak mereka dapat diberi upah sebanyak 30 rb. Dan untuk tenaga
pengolah tahu diberi upah 2 juta perbulan
G. Tunjangan
Tunjangan yang diberikan untuk karyawannya dapat diberikan dalam bentuk
motivasi diri dan bingkisan. Biasanya tunjangan diberikan jika waktu akan libur hari
Raya, jika ada hajatan di rumah karyawannya dan jika ada musibah.

H. Manajemen Keuangan
Modal awal yang dikeluarkan Bpk. Dian Syahputra, M.Ag untuk berusaha
tahu sebanyak 30 juta. Itu semua digunakan mulai dari pembelian peralatan,
pembelian bahan baku, proses perizinan, biaya pemasaran, pengemasan, dan biaya
tenaga produksi.
Hubungan Bpk. Dian Syahputra, M.Ag dengan karyawannya, bersifat
kekeluargaan. Hal itu ditunjukan dengan di anggapnya semua karyawan ibu sebagai
keluarga sendiri. Karena sebagian besar karyawanya adalah tetangganya sendiri dan
sudah mengenal dekat.
Bpk. Dian Syahputra, M.Ag mempunyai usaha home industri yang
menghasilkan berbagai jenis makanan seperti tahu dan susu kedelai. Dalam usahanya
ini Bpk. Dian Syahputra, M.Ag membutuhkan modal sebesar Rp.313.000,00. Dari
modal tersebut Bpk. Dian Syahputra, M.Ag berhasil mendapat keuntungan sebesar
Rp.62.000,00 sedangkan untuk hari libur beliau dapat mencapai keuntungan sebesar
Rp. 1.550.000,00.

You might also like