You are on page 1of 4

PROSES PELUNAKAN AIR SADAH MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG

Abstrak
Hard water is a water containing a relatively high level of magnesium and calsium. The threshold limit
for water hardness is suggested to be 350 ppm. Reducing the water hardness can be conducted by
several water softening methods, one of them is by ion exchange utilizing actived natural zeolite from
lampung. Activation methods that can be used are physical methods by heating in an oven or furnace
and chemical method by using NaOH, HCl, H2SO4 or NH3 solutions. In this research, achemical
activation method was used. The result showed that natural zeolit from lampung can be used in water
softening. The best activation method was by using NaOH solution to form Na2Z. the conversion of
water softening process was 76,5% i.e. reducing the initial hardness of 2118 pp, into 498 ppm.
Pendahuluan
Kesadahan air merupakan sifat alami dari air itu sendiri. Kadar kesadahan air ini berbeda-beda di masing
tempat tergantung pada kondisi tanah daerah tersebut. Kesadahan dalam air menunjukkan bahwa
terjadi kontak antara formasi geologi dengan badan air tersebut. Sampai ambang batas maksimum yang
dianjurkan yaitu 350 ppm, kesadahan air tidak menjadi masalah. Tetapi jika kadar kesadahan air
melewati batas maksimum, maka harus diturunkan yang biasa disebut dengan pelunakan air (water
softening).
Salah satu cara yang digunakan untuk melunakkan air sadah adalah dengan cara pertukaran ion (powell,
1954). Dalam penelitian ini digunakan zeolit alam lampung sebagai media pertukaran ion. Alasan
pemakaian zeolit alam lampung sebagai media pertukaran ion. Alasan pemakaian zeolit alam lampung
dalam penelitian ini adalah karena zeolit alam lampung memiliki kapasitas pertukaran kation yang tinggi
sebesar 85 mek/gram (hendri, 1992). Zeolit yang akan digunakan harus diaktivasi dahulu dengan
beberapa metode aktivasi yaitu cara fisika dengan pemanasan dalam oven atau furnace dan cara kimia
menggunakan larutan NaOH, HCl, H2SO4 atau NH3 (arifin & komarudin, 1999).
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah unutuk mengetahui kemampuan zeolit alam lampung
dalam menurunkan kadar kesadahan air.
Metode






Hasil dan pembahasan
1. Proses pembentukan Na
2
Z dari zeolit alam lampung (proses aktivasi)

Gambar 2 memperlihatkan hubungan antara waktu perendaman dengan konversi NaOH untuk
kadar NaOH awal 1N dan diperoleh hasil bahwa waktu perendaman (aktivasi) yang optimum adalah
24 jam dengan konversi yang diperoleh sebesar 85,9%.

Gambar 3 memperlihatkan hubungan antara konsentrasi NaOH awal dengan konversi NaOH untuk
waktu perendaman 24 jam dan diperoleh hasil bahwa konsentrasi NaOH awal yang optimum adalah
1 N dengan konversi yang diperoleh sebesar 85,9%.
2. Pemakaian Na
2
Z untuk air sadah (proses softening)

Dari gambar 4 diperoleh hasil bahwa Na
2
Z dapat digunakan untuk menurunkan kadar kesadahan air
untuk senyawa kalsium dengan debit air yang paling optimum adalah sebesar 1 L/menit dan
konversi pelunakan air sebesar 76,5 %

Dari gambar 5 diperoleh hasil bahwa Na
2
Z juga dapat digunakan untuk menurunkan kadar
kesadahan air untuk senyawa magnesium dengan debit air yang paling optimum adalah sebesar
1L/menit dan konversi pelunakan air sebesar 50,5 %.
3. Perbandingan pemakaian Na
2
Z dengan zeolit lain untuk pelunakan air sadah
Tabel 1. Perbandingan pemakaian Na
2
Z dengan zeolit lain untuk air sadah (digunakan larutan
MgSO
4
1 L/menit, berat zeolit 20 kg)
No Jenis zeolit [Mg
++
]sebelum [Mg
++
]sesudah Konversi, %
1 Na - Z 1240 614 50,5
2 H - Z 1240 1173 5,4
3 Z NH
3
1289 851 34
4 Surfatan 1483 1094 26,3
5 ABS 1483 997 32,8
Dari tabel 1 diperoleh hasil bahwa aktivasi yang paling baik digunakan adalah menggunakan larutan
NaOH menjadi Na
2
Z dengan konversi 50,5%.
Tabel 2. Perbandingan pemakaian Na
2
Z dengan zeolit lain untuk air sadah (digunakan larutan CaCl
2
1
L/menit, berat zeolit 20 kg)
No Jenis zeolit [Ca
++
]sebelum [Ca
++
]sesudah Konversi, %
1 Na - Z 2118 498 76,5
2 Z NH
3
1760 780 55,7
3 Surfatan 1760 720 59,1
4 ABS 1760 1360 22,7
Dari tabel 2 diperoleh hasil bahwa aktivasi yang paling baik digunakan adalah menggunakan larutan
NaOH menjadi Na
2
Z dengan konversi 76,5 %.
Konversi 76,5 % diperoleh dari kesadahan awal 2118 ppm menjadi 498 ppm. Nilai akhir yang diperoleh
masih nerada diatas ambang batas maksimum yang dianjurkan. Jika zeolit ini akan diterapkan pada air
sadah dengan kesadahan awal dibawah 2118 ppm, maka dengan 1 kolom saja mungkin masih diperoleh
hasil dibawah ambang batas maksimum. Tetapi jika kesadahan awal 2118 ppm atau lebih tinggi dari itu,
maka perlu ditambah 1 atau beberapa kolom penukar ion lagi. Jadi kolom dibuat sebagai kolom alir
bersinambung. Hal ini juga berlaku jika kita menggunakan air sdah yang sesungguhnya, karena
kemampuan zeolit juga akan turun jika digunakan pada air sadah yang sesungguhnya.
kesimpulan
Zeolit alam lampung dapat digunakan untuk menurunkan kadar kesadahn air setelah
dilakukan aktivasi sebelumnya.
Metode aktivasi yang paling baik adalah menggunakan larutan NaOH menjadi Na
2
Z.
Konversi yang diperoleh untuk menurunkan kadar kesadahan air menggunakan Na
2
Z adalah
sebesar 76,5 %
Daftar pustaka
Arifin, M. & Komaruddin. 1999. Zeolit. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral.
Bandung.
Hendri, J. 1992. Pengukuran Daya tukar Kation dan Karakterisasi Awal dari Zeolit Lampung. Buletin
Ilmian Tarumanegara. 2 : 138-147
Powell, S.T. 1954. Water conditioning For Industry. Mc.Graw Hill Book Company.Inc. New York.p.
146-192

You might also like