You are on page 1of 27

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sering kita mendengar, melihat dan membaca di berbagai media
elektronik tentang objek wisata. Objek wisata tersebut menawarkan keindahan
dan kenyamanan, berwisata juga pengetahuan bagi pengunjung. Akan tetapi
kita tidak pernah menyadari bahwa sebenarnya dalam obyek wisata tersebut
banyak sekali unsur-unsur yang mengandung ilmu eksak, salah satunya
adalah ilmu Fisika.
Dunia fantasi atau biasa disingkat Dufan merupakan salah satu taman
hiburan yang berada di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara
yang dibuka sejak 29 Agustus 1985. Dari masa ke masa Dufan terus
menambahkan variasi wahana bermainnya untuk menarik pengunjung agar
tidak bosan.
Dufan atau Dunia Fantasi Jakarta yang selama ini dikenal sebagai
tempat berlibur dan hiburan, ternyata menyimpan rahasia dunia sanis. Maka
edutainment Fisika, program untuk mempermudah siswa SD hingga SMA
memahami Fisika, hasil kerja LIPI, UI, Depdiknas dan Edutainment Fisika
Dufan diluncurkan di Dufan pada tanggal 24 Agustus.
Tayangan edutainment Fisika telah dirancang pada 4 wahana, yakni
Tornado, Halilintar, Kora-Kora dan Anting-Anting. Program ini tampaknya
merupakan kelanjutan dan realisasi dari tujuan Dufan Science Festival (Dusef)
yang telah diselenggarakan pada bulan Juni Agustus 2001 lalu.
Jika kita perhatikan, sejumlah wahana permainan di Dufan memang
dapat menjadi sarana menarik untuk mengungkapkan konsep Fisika dan
matematika. Salah satu contohnya adalah wahana kora-kora yang merupakan
aplikasi energi kinetik dan energi potensial. Kora-kora adalah perahu ayn
bergaya Korea yang bergerak maju mundur dan berayun-ayun tinggi serta
menimbulkan sensasi yang mendebarkan. Konsep wahana hampir sama
seperti menaiki ayunan. Hanya saja ayunan kora-kora ini bisa mencapai sudut
2

simpangan lebih dari sembilan puluh derajat (90
o
) yang semakin lama
semakin tingi. Sensasinya akan terasa lebih dahsyat jika duduk di kursi paling
belakang karena sudut kemiringannya paling tinggi.
Dari pengalaman penulis ketika melakukan pengamatan, maka penulis
tertarik untuk mengangkat judul Penerapan Konsep-Konsep Fisika pada
Wahana Perahu Kora-Kora di Dufan.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maslaah di atas, rumusan msalah yang
penulis paparkan adalah Konsep-Konsep Fisika Apa Sajakah yang
Terdapat pada Wahana Perahu Kora-Kora.

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan adalah untuk :
Mengetahui konsep-konsep Fisika dalam Wahana Kora-Kora.

1.4 Manfaat
Manfaat karya tulis ini adalah :
1. Sebagai salah satu bahan pengayaan pembelajaran Fisika di sekolah ;
2. Menambah wawasan tentang penerapan konsep Fisika dalam permainan
Kora-Kora.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konsep Fisika
Konsep adalah ide abstrak yang digunakan untuk mengklasifikasikan
objek-objek yang dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata.
Sedangkan Fisika adalah ilmu tentang zat dan energi seperti panas, cahaya
dan bunyi (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Jadi konsep Fisika adalah ide
abstrak yang digunakan untuk mengklasifikasikan objek-objek tentang zat dan
energi seprti panas, cahaya dan bunyi dan dinyatakan dengan suatu istilah
atau rangkaian kata.

2.2 Konsep-Konsep Fisika pada Wahana Kora-Kora
Wahana perahu ayun Kora-kora adalah tongkang bergaya Korea yang
bergerak maju mundur dan berayun-ayun tinggi serta menimbulkan sensasi
yang mendebarkan. Wahana Kora-Kora adalah salah satu dari sekian banyak
wahana di Dufan yang menggunakan konsep Fisika dalam penerapannya pada
prinsipnya gerakan wahana Kora-Kora adalah gerakan berayun pendulum.
Karena teori yang mendasari permainan Kora-Kora adalah teori Pendulum,
maka besaran-besaran Fisika yang terlibat adalah :
a) Massa (m)
b) Gaya Gravitasi (g)
c) Gerak harmonis sederhana (GHs)
d) Simpangan Sudut ()
e) Periode (T)
f) Frekuensi (f)
g) Amplitudo (A)
h) Gaya penukik pada ayunan bandul Matematis
i) Energi Potensial (Ep)
j) Energi Kinetik (Ek)

4

a) Massa
Massa adalah kandungan materi dari suatu benda yang nilainya
selalu tetap. Satuan massa adalah kilogram (kg) dan merupakan salah satu
besaran vektor. Kebanyakan orang sulit untuk membedakan antara massa
dan berat. Massa dan berat memiliki perbedaan. Salah satunya adalah
seperti yang disebutkan sebelumnya. Massa adalah kandungan materi dari
suatu benda yang nilainya selalu tetap, sedangkan berat adalah gaya yang
bekerja pada benda dan nilainya dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut :
w = m . g atau m =


w = berat
m = berat (N)
m = massa (kg)
b) Gaya Gravitasi
Dalam penelitiannya, Newton menyimpulkan bahwa gaya gravitasi
atau gaya tarik menarik, antara dua benda dipengaruhi jarak kedua benda
tersebut. Sehingga gaya gravitasi bumi berkurang sebanding dengan
kuadrat jaraknya. Bumi hukum gravitasi Newton adalah setiap partikel di
alam semesta ini akan mengalami gaya tarik satu dengan yang lain. Besar
gaya tarik menarik ini berbanding lurus dengan massa masing-masing
benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya.
Secara sistematis, hukum gravitasi Newton dapat dirumuskan
sebagai berikut :
F = - G .


Keterangan :
F = gaya tarik menarik antara kedua benda (N)
m
1
= massa benda 1 (kg)
m
2
= massa benda 2 (kg)
r = jarak kedua benda (m)
G = tetapan gravitasi (6.672 x 10-11 N.m
2
/kg
2
)
5

Gaya gravitasi merupakan besaran vektor. Apabila suatu benda
mengalami gaya gravitasi dari dua atau lebih benda sumber gravitasi,
maka teknik mencari resultannya menggunakan teknik pencarian resultan
vektor. Dalam bentuk vektor gaya gravitasi dirumuskan :
F = - G .


Keterangan :
= vektor satuan jarak kedua benda ditinjau dari benda penyebab gaya,
atau vektor satuan arah radial (m).
Benda percepatan gravitasi yang dialami semua benda di permukaan
planet adalah sama. Jika selembar kertas jatuh ke tanah lebih lambat dari
sebuah kelereng, bukan disebabkan karena percepatan gravitasi di tempat
tersebut berbeda untuk benda yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh
adanya hambatan udara yang menahan laju kerta tersebut.
c) Gerak Harmonik Sederhana (GHS)
Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui
suatu titik keseimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam
setiap sekon selalu konstan. Gerak harmonik sederhana dapat dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu :
1) Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Linier, misalnya penghisap dalam
silinder gas, gerak osilasi air raksa / air dalam pipa U, gerak horizontal
/ vertikal dari pegas dan sebagainya.
2) Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Ayunan, misalnya gerak bandul /
bandul fisis, osilasi ayunan forsi dan sebagainya.
Beberapa contoh Gerak Harmonik Sederhana (GHS) :
Gerak harmonik pada bandul

Gerak harmonik pada bandul
6

Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya,
maka benda akan diam di titik keseimbangan B. jika beban ditarik ke
titik A dan dilepaskan, maka beban kana bertarak ke B, C, lalai
kembali lagi ke A. gerakan beban akan terjadi berulang secara
periodik dengan kata lain beban ayunan di atas melakukan gerak
harmonik sederhana.
Gerak harmonik pada pegas
Semua pegas memiliki panjang alami. Ketika sebuah benda
dihubungkan ke ujung sebuah pegas, maka pegas akan merenggang
(bertambah panjang) sejauh Y, pegas akan mencapai titik
kesetimbangan jika tidak diberikan gaya luar (ditarik atau digoyang).
Secara matematis, persamaan gerak harmonis sederhana dapat ditulis
sebagai berikut :
Y = A
sin
t + o
Keterangan :
Y = simpangan
A = simpangan maksimum (amplitudo)
t = waktu
=
Dari persamaan gerak harmonik sederhana, jika dihubungkan
dengan kecepatan menjadi :
V =

(sin A sin t)
Kecepatan maksimum diperoleh jika nilai dikuadratkan, sehingga :
Y
2
= A
2
sin
2
t, maka
Y
2
= A
2
(1 Cos
2
t)
Y
2
= A
2
A
2
Cos
2
t
Dari persamaan

= A
cos
W t, dikalikan sehingga didapatkan :
V
2
= (A
2
Y
2
)
Keterangan :
V = kecepatan benda pada simpangan tertentu
= kecepatan sudut
A = amplitudo
7

Y = simpangan
Dari persamaan kecepatan, maka percepatan :
a =


a = A
2
sin t
percepatan maksimum jika atau = 90
o
yaitu =
a maks = d A
2
sin


a maks = d A
2
Keterangan :
A maks = percepatan maksimal
A = amplitudo
= kecepatan sudut
= kecepatan sudut
Hubungan gerak harmonik sederhana (GHS) dan gerak melingkar
beraturan (GMB)

Gerak Melingkar
Gerak melingkar beraturan dapat dipandang sebagai gerakan dua
gerak harmonik sederhana yang saling tegak lurus, memiliki
Amplitudo (A) dan frekuensi yang sama namun memiliki beda fase
relatif atau kita dapat memandang gerak harmonik sederhana sebagai
suatu komponen gerak melingkar beraturan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada suatu garis lurus, progeksi
sebuah benda yang melakukan gerak melingkar beraturan merupakan
gerak harmonik sederhana. Frekuensi dan periode gerak melingkar
beraturan sama dengan frekuensi dan periode gerak harmonik
sederhana yang diproyeksikan.
8

Misalnya sebuah benda bergerak dengan laju tetap (V) pada
sebuah lingkaran yang memiliki jari-jari A. benda melakukan gerak
melingkar beraturan, sehingga kecepatan sudutnya bernilai konstan.
Hubungan antara kecepatan linier dengan kecepatan sudut dalam
gerak melingkar beraturan dinyatakan dengan persamaan :
=


Karena jari-jari (r) pada gerak melingkar beraturan di atas adalah
A, maka persamaan ini diubah menjadi :
=


d) Simpangan Sudut ()
Simpangan sudut adalah perbandingan antara jarak linier X dengan
jari-jari lingkaran (r), dan dinyatakan dengan persamaan :
=



Keterangan :
x : jarak linier
v : kecepatan linier
t : waktu tempuh (x = vt adalah persamaan gerak lurus alis gerak
linier)
V pada persamaan diganti dengan V pada persamaan ( ) dan jari-jari r
diganti dengan A
=


Dengan demikian, simpangan sudut benda relatif terhadap sumbu X
dinyatakan dengan persamaan :
= t +



9

Posisi benda pada sumbu X dinyatakan dengan persamaan :
X = A Cos (t +
o
)
Persamaan posisi benda pada sumbu Y =
Y = A Sin (t +
o
)
Keterangan :
A = amplitudo
= kecepatan sudut

o
=

simpangan sudut pada sumbu t = 0
e) Periode (T)
Pada benda yang bergerak harmonis sederhana pada wahana Kora-
Kora, memiliki periode. Periode ayunan adalah waktu yang diperlukan
benda untuk melakukan suatu gerakan. Benda dikatakan melakukan suatu
getaran jika benda bergerak dari titik dimana benda tersebut memiliki
gerak dan kembali lagi ke titik tersebut. Satuan periode adalah sekon atau
detik. Secara matematis, persamaan periode dapat ditulis :
T =


Keterangan :
T = periode (s)
f = frekuensi (Hz)
f) Frekuensi (f)
Frekuensi adalah banyaknya getaran yang dilakukan oleh benda
selama satu detik, yang dimaksudkan dengan getaran disini adalah getaran
lengkap. Satuan frekuensi adalah Hanz.
Hubungan antara periode dan frekuensi.
Frekuensi adalah banyaknya getaran yang terjadi selama satu detik.
dengan demikian, selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu
getaran adalah :


1 second =

second
10

Selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran adalah
periode. Dengan demikian, secara matematis, hubungan antara periode
dan frekuensi adalah sebagai berikut :


f =


g) Amplitudo (A)
Pada wahana Kora-Kora, selain periode dan frekuensi terdapat juga
amplitudo. Amplitudo adalah perpindahan maksimal dari titik
kesetimbangan.
h) Gaya pemulih pada ayunan bandul matematis

Ayunan Gandul Matematis
Ayunan matematis merupakan suatu partikel massa yang tergantung
pada suatu titik tetap pada seutas tali, dimana massa tali dapat diabaikan
dan tali tidak dapat ditambah panjang. dari gambar tersebut, terdapat
sebuah gerak bermassa tergantung pada seutas kawat halus sepanjang dan
massanya dapat diabaikan. Apabila gandul itu bergerak vertikal dengan
membentuk sudut, gaya pemulih bandul tersebut adalah :
m . g Sin
Secara matematis dapat dituliskan
F = m . g Sin
Oleh karena Sin =

maka F = - m y


11

i) Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang berkaitan dengan kedudukan
benda terhadap titik acuan. Jenis-jenis energi potensial antara lain sebagai
berikut :
1. Energi Potensial Gravitasi
Energi potensial gravitasi adalah energi potensial suatu benda yang
disebabkan oleh kedudukan benda terhadap gravitasi bumi :
2. Energi Potensial Gravitasi Newton
Energi potensial gravitasi Newton adalah energi potensial antara dua
benda angkasa. Energi ini dirumuskan sebagai berikut :
Ep = - G



Keterangan :
Ep = Energi potensial gravitasi Newton (Joule)
M = Massa planet (kg)
m = Massa benda (kg)
r = jarak benda di pusat planet (m)
G = tetapan gravitasi Universal (6.673 x 10-
11
N.m
2
/kg
2
)
3. Energi Potensial Pegas
Dari persamaan sebelumnya, diketahui bahwa hubungan antara
pertumbuhan panjangnya dengan gaya pegas adalah sebagai berikut :
F = -k . x
Energi potensial pegas dapat ditentukan dengan menggunakan gaya
pegas dan pertambahan panjang pegas, sehingga menjadi :
Ep = luas segitiga
Ep = . X
A
. F
A

Ep = . X
A
. K . X
A

Ep = . k . X
A
2

Secara umum, energi potensial pegas dapat dirumuskan :
12

Ep = . k . x
2

Keterangan :
Ep = energi potensial pegas (joule)
K = konstanta pegas (N/m)
X = pertambahan panjang (m)
F = gaya pegas (N)
Contoh penerapan energi pegas yaitu pada anak panah yang
dilepaskan. Contoh lainnya adalah pada mobil permainan yang akan
bergerak maju setelah kita bri gaya dorong ke belakang.
j) Energi Kinetik
Kata kinetik berasal dari bahasa Yunani, yaitu Kinetikus yang
artinya gerak. Ketika benda bergerak, benda pasit memiliki kecepatan.
Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa energi kinetik adalah
energi yang menyimpulkan bahwa energi kinetik adalah energi yang
mempunyai suatu benda yang sedang bergerak. Secara khusus, energi
kinetik adalah energi yang dipunyai suatu benda bermassa yang selalu
bergerak dengan kelajuan (v).
Secara matematis, persamaan energi kinetik dapat ditulis sebagai
berikut :
Ek = m . v
2

Keterangan :
Ek = energi kinetik
m = massa
v = kecepatan

2.3 Penerapan konsep Fisika pada wahana perahu Kora-Kora
Prinsip wahana ini hampir sama seperti menaiki ayunan. Hanya saja,
ayunan Kora-kora ini bisa mencapai sudut simpangan lebih dari sembilan
puluh derajat (90
o
). Pada prinsipnya gerakan wahana Kora-kora adalah gerak
berayun Pendulum.
13

Pada awalnya Kora-Kora diayunkan ke atas yang dibantu oleh putaran
ban yang bergesekan dengan alas perahu. Kecepatan putaran ban dikontrol
secara elektronik. Kemudian perahu dibebaskan meluncur turun yang
diakibatkan oleh gaya gravitasi. Tinggi simpangan Kora-kora bisa diatur
dengan pengaturan putaran ban. Gerakan naik dan turun perahu ini berulang
selama dua hingga empat menit. Untuk wahana Kora-kora, simpangan
maksimum dibatasi sekitar sudut 90
o
.
Meskipun Kora-Kora tidak melintasi satu lingkaran penuh, tetapi
penumpang seolah-olah mengalami gerak satu lingkaran penuh. Hal itu
dikarenakan Kora-Kora berayun maju mundur pada linatasan melengkung
setengah lingkaran. Gerakan ayunan ini menimbulkan sensasi perasaan yang
diakibatkan harga g rendah atau ketinggian maksimum dan harga g tinggi atau
ketinggian minimum kepada penumpang.
Karena teori yang mendasari permainan Kora-Kora adalah teori
Pendulum, maka dapat dijelaskan cara kerjanya yaitu : benda yang bermasa
(m) yang berada pada ujung seutas tali atau suatu batang yang digantung.
Masa yang tergantung ini kemudian diberi simpangan sudut sebebsar theta ()
dan dilepaskan. Akibatnya benda tersebut berayun bolak-balik atau Osilasi di
bawah pengaruh gaya gravitasi. Osilasi adalah gerak dari suatu titik dan
kembali ke titik awal pada porosnya. Dan waktu yang diperlukan untuk satu
gerak Osilasi lengkap disebut satu perioda (T). Perioda (T) ditentukan melalui
persamaan :

T = 2 (



T = Periode Osilasi
L = Panjang tali penggantung
g = percepatan gravitasi ~9,8 m/s2


14

Sewaktu perahu berayun pada kedudukan tertinggi, energi potensialnya
maksimal dan energi kinetiknya adalah nol. Sedangkan, pada waktu bergerak
turun, energi potensialnya berkurang dan energi kinetiknya semakin
membesar akibat adanya perubahan kecepatan dan ketinggian.
Lalu apa yang kita rasakan saat menaiki Kora-kora? Saat naik atau
mengayun ke belakang penumpang akan merasakan keadaan tanpa bobot
sewaktu berada di ujung ketinggiannya. Keadaan tanpa bobot yang dialami
penumpang bukan disebabkan karena berkurangnya gaya gravitasi bumi,
tetapi akibat gaya pada kursi atau pada objek eksternal lainnya yang
mendorong berat penumpang. Gaya-gaya dari objek eksternal ini akan
menetralkan gaya gravitasi atau gaya ke bawah.
Pada ujung ketinggian perahu, penumpang akan merasakan sensasi yang
berbeda dari kondisi normal dan seolah-olah akan jatuh atau terhempas dari
kursinya.
Lalu, efek psikologis apa yang dirasakan oleh penumpang Kora-kora?
Efek psikologis pada penumpang Kora-kora ditimbulkan karena posisi
ketinggian dan kecepatan ayunannya. Hal ini menyebabkan penumpang yang
duduk di bagian ujung perahu akan merasakan seolah-olah badannya tertarik
ke bawah lebih kuat dibandingkan penumpang yang duduk di bagian tengah
perahu.
Sementara itu, efek fisiologis yang timbul disebabkan oleh perubahan
percepatan yang dialami oleh badan penumpang.
Dalam kondisi normal, badan kita mengalami percepatan sebesar 1 g,
yakni satu kali percepatan gravitasi. Pada saat Kora-kora meluncur turun,
badan kita mengalami percepatan lebih dari 1 gram.



15

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya dapat penulis
simpulkan bahwa Kora-Kora adalah salah satu dari sekian banyak wanaha di
Dufan yang menggunakan konsep-konsep Fisika dalam penerapannya.
Konsep-konsep tersebut diantaranya gaya gravitasi, periode, energi kinetik,
energi potensial, teori pendulum dan lain-lainnya. Wahana Kora-Kora
dijadikan sebagai laboratorium pembelajaran yang jauh lebih menarik. Jadi
secara tidak langsung dengan wahana Kora-Kora kita dapat bermain sambil
belajar.

3.2 Saran
Kora-Kora merupakan salah satu wahana yang banyak sekali
mengandung konsep-konsep Fisika dalam penerapannya. Oleh karena itu,
penulis berharap ke depannya, akan lebih banyak lagi wahana-wahana yang
menghibur dan mendidik yang di dalamnya terdapat lebih banyak lagi
penerapan konsep Fisika, sehingga siswa-siswi tidak lagi menganggap Fisika
itu sulit.

16


DAFTAR PUSTAKA

Siswanto, Sukaryadi. Kompetensi Fisika Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
-----------------. Kompetensi Fisika Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Image : http://1.bp.blogspot.com
http://sonyaregina.blogspot.com/2012/11/belajar-fisika-di-dunia-fant.html

17

LAMPIRAN-LAMPIRAN









18

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI
Nama : Ketut Ayu Yuli Astini
Tempat, Tgl Lahir : Musi Banyuasin, 7 Juli 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Status : Pelajar
Alamat : Desa Bandar Agung P.16B
Kecamatan Lalan MUBA
Nama Orang Tua : Ayah : Wayan Suanda
Ibu : Wayan Karni
Agama Orang Tua : Ayah : Hindu
Ibu : Hindu

II. PENDIDIKAN
1. SD Negeri Bandar Agung Tahun 2001 2007
2. SMP Negeri 2 Lalan Tahun 2007 2010
3. SMA Negeri 1 Lalan Tahun 2010 2013
Jurusan : IPA

19



LAPORAN KARYA TULIS

PENERAPAN KONSEP-KONSEP FISIKA PADA
WAHANA PERAHU KORA-KORA














Disusun Oleh :
Nama : KETUT AYU YULI ASTINI
NISN : 9954294017
Program : ILMU PENGETAHUAN ALAM


SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 LALAN
TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013


20


KARYA TULIS

PENERAPAN KONSEP-KONSEP FISIKA PADA
WAHANA PERAHU KORA-KORA

Untuk Memenuhi Syarat Ujian Nasional
Hasil Perjalanan Karya Wisata
Tanggal 2 6 Januari 2013
Jakarta Bogor







Oleh :
Nama : KETUT AYU YULI ASTINI
NISN : 9954294017
Program : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas : XII IPA


21

HALAMAN PENGESAHAN


Judul : Penerapan Konsep-Konsep Fisika pada Wahana
Perahu Kora-Kora
Nama : Ketut Ayu Yuli Astini
NISN : 9954294017
Program : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)


Wali Kelas
Bandar Agung, April 2013
Pembimbing



SOLIHIN, S.Pd.
NIP. 19810720 201001 1 011
SOLIHIN, S.Pd.
NIP. 19810720 201001 1 011

Mengetahui
Kepala SMA Negeri 1 Lalan



SARDI, S.Pd.M.M.
NIP. 19660610 199412 1 002


22

PERSETUJUAN KARYA TULIS


Karya tulis ini telah dipertahankan di depan sidang Panitia Karya Tulis SMA Negeri
1 Lalan pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 27 April 2013

Penguji



ROMSYAH, S.Pd.
NIP. -


Wali Kelas
Bandar Agung, April 2013
Pembimbing



SOLIHIN, S.Pd.
NIP. 19810720 201001 1 011
SOLIHIN, S.Pd.
NIP. 19810720 201001 1 011

Mengetahui
Kepala SMA Negeri 1 Lalan



SARDI, S.Pd.M.M.
NIP. 19660610 199412 1 002

23

MOTTO


Manusia tidak merencana untuk gagal, mereka gagal untuk
merancang
Manusia tanpa memiliki sebuah impian sama halnya hidup tanpa
sebuah tujuan
Orang bijak selalu melengkapi hidupnya dengan menjalin banyak
persahabatan ;
Jadikanlah ilmu berguna bagi diri sendiri dan orang lain.

24

KATA PERSEMBAHAN

Saya mengucapkan syukur tak terhingga kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
nikmat kesehatan yang telah diberikannya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini, dan hasil karya ini akan saya persembahkan kepada :
1. Kedua orang tua dan keluarga saya tercinta yang banyak memberikan motivasi
kepada saya dan mendukung saya dalam mengerjakan tugas ini ;
2. Bapak Sardi, S.Pd.M.M. selaku Kepala SMA Negeri 1 Lalan ;
3. Bapak Solihin, S.Pd. selaku wali kelas sekaligus pembimbing yang tak pernah
lelah memberikan masukan kepada saya dalam menyelesaikan karya tulis ini ;
4. Terima kasih kepada SMA Negeri 1 Lalan yang telah memberikan kesempatan
kepada saya untuk berwisata ke kota Jakarta Bogor dan mengenal jenjang
pendidikan
5. Teman-teman seperjuangan, khususnya kelas XII IPA yang memberikan
semangat, kritik d an saran dalam membantu proses karya tulis ini ;
6. Adik-adik kelas yang kami banggakan.

25

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah Karunia-Nya, sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan
dengan baik berkat dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kash kepada berbagai pihak yang ikut terlibat dalam
penyelesaian karya tulis ini.
Karya ilmiah ini diajukan untuk memenuhi tugas mandiri terstruktur Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia di kelas XII Semester II tahun pelajaran 2012 / 2013.
Penulis memilih judul Penerapan Konsep-Konsep Fisika pada Wahana Perahu
Kora-Kora dimaksudkan untuk memberikan bacaan mengenai berbagai informasi
mengenai konsep-konsep Fisika pada wahana Kora-Kora juga mengenai kerja
wahana tersebut.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sanat penulis
harapkan. Penulis berharap agar karya ilmiah ini memberikan manfaat bagi
masyarakat secara umum dan pembaca secara khususnya.


Bandar Agung, April 2013


Penulis
26

ABSTRAK

Ketut Ayu Yuli Astini 2013
Penerapan Konsep- Konsep Fisika Pada Wahana Perahu Kora-Kora

Karya tulis ini merupakan hasil laporan dari kunjungan yang dilakukan di tempat
wisata Dufan, Ancol Jakarta Utara yang terletak di jalan Lodan Timur No. 7 taman
impian Jaya Ancol. Po box 14431 (diantara hotel Raddin dan Marina Ancol) Jakarta
utara. Adapun isi dari karya tulis ini yaitu membahas tentang objek Wisata Wahana
Kora-Kora yang selama ini tanpa kita sadari banyak sekali mengandung konsep-
konsep fisika dalam penerapannya.
Kora-Kora adalah tongkang bergaya Korea yang bergerak maju mundur dan
berayun tinggi serta menimbulkan sensasi yang mendebarkan. Teori yang
mendasari wahana tersebut adalah teori pendulum. Maka konsep-konsep fisika yang
termasuk di dalamnya yaitu : massa, gaya gravitasi, gerak harmonik sederhana,
simpangan sudut, periode, frekuensi, amplitudo, gaya penukuk pada ayunan bandul
matematis, energi potensial dan energi kinetik. Selain konsep-konsep fisika terdapat
juga efek psikologis dan efek fisiologis terhadap penumpangnya. Efek
psikologisnya yaitu pada saat posisi ketinggian dan kecepatannya maksimal,
menumpang yang berada di bagian ujung akan merasakan seolah-olah badannya
tertarik ke bawah lebih kuat di banding penumpang yang duduk di bagian tengah
perahu. Adapun efek fisiologisnya yaitu badan penumpang akan mengalami
percepatan sebesar 1 gram pada kecepatan normal dan akan mengalami percepatan
lebih dari 1 gram pada saat meluncur.
27

DAFTAR ISI

Hal.
Halaman Judul ................................................................................................ i
Lembar Pengesahan ........................................................................................ ii
Lembar Pengesahan Karya Tulis .................................................................... iii
Motto .............................................................................................................. iv
Kata Persembahan ........................................................................................... v
Kata Pengantar ................................................................................................ vi
Abstrak ............................................................................................................ vii
Daftar Isi ......................................................................................................... viii
Bab I Pendahuluan ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 2
Bab II Pembahasan ................................................................................... 3
2.1. Pengertian Konsep Fisika ...................................................... 3
2.2. Wahana Kora-Kora Dan Konsep Fisika ................................ 3
2.3. Penerapan Konsep Fisika Pada Wahana
Perahu Kora-Kora ................................................................. 12
Bab III Kesimpulan ..................................................................................... 15
3.1. Kesimpulan ........................................................................... 15
3.2 Saran ..................................................................................... 15
Daftar Pustaka ................................................................................................. 16
Lampiran-Lampiran ........................................................................................ 17
Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................... 18

You might also like