DENGAN HEMOPTISIS ET CAUSA TB PARU BTA (+) LLKB OLEH: SITA ARDILLA RINANDYTA, S. KED PEMBIMBING: Dr. NIWAN TRISTANTO, Sp. P IDENTITAS PASIEN
Nama pasien : Tn. S Umur : 41 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Ngargoyoso, Karanganyar Pekerjaan : Pedagang Status perkawinan : Menikah Agama : Islam Suku : Jawa Tanggal pemeriksaan : 28 Agustus 2014 Keluhan Utama Batuk Darah Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang dengan keluhan batuk berdarah Keluhan tersebut dirasakan pasien kurang lebih sudah 1,5 bulan dan kumat-kumatan. Menurut pasien, batuk darahnya berwarna merah segar, dan dalam sehari sebanyak kurang lebih setengah gelas belimbing. Batuknya juga berdahak warna kuning kental yang bercampur darah. Keluhan lain yang dirasakan adalah sesak saat batuk, nyeri dada, dan demam. Pasien juga mengatakan sering berkeringat saat malam hari dan mengalami penurunan berat badan. Pasien mengaku sebelumnya telah batuk berdahak sekitar 3 bulan yang memberat saat pagi dan malam hari, namun awalnya hanya diobati dengan obat yang dijual di warung, kemudian karena pasien merasa tidak ada perubahan yang bermakna, maka pasien pergi ke mantri dan diberi obat minum serta suntik. Setelah merasa keluhannya tidak juga sembuh, pasien akhirnya berobat ke dokter umum dan kemudian disarankan untuk ke BBKPM. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat penyakit serupa : disangkal Riwayat asma : disangkal Riwayat pengobatan OAT : disangkal Riwayat hipertensi : disangkal Riwayat diabetes mellitus : disangkal Riwayat penyakit paru : disangkal Riwayat penyakit jantung : disangkal Riwayat penyakit ginjal : disangkal Riwayat penyakit liver : disangkal Riwayat alergi : disangkal Riwayat trauma : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat penyakit serupa : disangkal Riwayat hipertensi : disangkal Riwayat diabetes mellitus : disangkal Riwayat asma : disangkal Riwayat penyakit TB paru : disangkal Riwayat penyakit jantung : disangkal Riwayat penyakit liver : disangkal Riwayat alergi : disangkal Riwayat Pribadi Merokok : diakui, namun sudah berhenti sejak 3 bulan yang lalu Kontak penderita TB : disangkal Konsumsi alkohol : disangkal Konsumsi jamu : disangkal Konsumsi kopi : disangkal
Riwayat Kesehatan Lingkungan Pasien tinggal di rumah bersama istri dan kedua anaknya. Rumah pasien memiliki beberapa ventilasi (jendela) dan 1 buah kamar mandi di luar rumah. Rumah pasien jauh dari pabrik maupun tempat pembuangan sampah akhir. Pada istri dan kedua anaknya tidak terdapat keluhan serupa seperti yang dialami pasien, begitu juga di lingkungan sekitar tempat tinggal pasien, tidak terdapat warga yang pernah sakit batuk lama.
PEMERIKSAAN FISIK 28 Agustus 2014 Keadaan Umum KU : Baik
Kesadaran: Compos mentis
BB : 48 kg
Vital Sign Tekanan darah : 138/70 mmHg Nadi: 99x/menit Respiratory Rate: 24x/menit tipe thorakoabdominal Suhu: 36.3 0 C per aksiler Konjungtiva anemis (-/-) Sklera ikterik (-/-)
Deviasi trakea tidak ditemukan Pembesaran kelenjar limfe regional tidak ditemukan JVP dalam batas normal Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak, tidak terlihat massa dan tanda jejas, spder naevi (-). Palpasi : Ictus Cordis tidak teraba dan tidak kuat angkat Perkusi : Kanan Atas : SIC II parasternalis dextra Kanan Bawah : SIC IV parasternalis dextra Kiri Atas : SIC II parasternalis sinistra Kiri Bawah : SIC V linea midclavicularis sinistra Auskultasi: Bunyi jantung I dan II dalam batas normal, reguler, tidak terdapat bising. PEMERIKSAAN FISIK Inspeksi :pengembangan dada kiri dan kanan simetris, ketinggalan gerak dada tidak ditemukan, retraksi otot-otot pernapasan (-). PEMERIKSAAN FISIK Palpasi : Ketinggalan gerak
Depan Belakang - - - - - - - - - - - - Fremitus
Depan Belakang N N N N N N N N N N N N Perkusi :
Depan Belakang Sonor Sonor Sonor Sonor Sonor Sonor Sonor Sonor Sonor Sonor Sonor Sonor PEMERIKSAAN FISIK Auskultasi
Depan Belakang SDV dbn SDV dbn SDV dbn SDV dbn SDV dbn SDV dbn SDV dbn SDV dbn SDV dbn SDV dbn SDV dbn SDV dbn Suara tambahan :
Ronkhi Wheezing - + - - - - - - - - - - Inspeksi : bentuk abdomen simetris, ukuran normal, darm contour (-), darm steifung (-), sikatriks (-). Auskultasi: peristaltik usus dalam bats normal. Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba. Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen. PEMERIKSAAN FISIK Ekstremitas Clubbing finger tidak ditemukan Edema tidak ditemukan Akral hangat pada keempat anggota gerak Superior dextra et sinistra Inferior dextra et sinistra Laboratorium Hemoglobin : 11,6 g/dL Leukosit : 12.100/L Eritrosit : 4.58 /L LED : 62/114 mm/jam SGOT : 26 U/L SGPT : 30 U/L GDS : 81 mg/dL Radiologi Cor: Normal Pulmo: Corakan vaskular kasar, infiltrat di basal kiri, diafragma normal Kesan: TB paru lesi minimal aktif BTA BTA +7 ANAMNESIS Laki-laki, 41 tahun datang dengan keluhan hemoptisis 1,5 bulan Batuk dahak berwarna kuning kental bercampur darah Batuk terutama pada malam hari Sesak dan nyeri dada saat batuk Keringat dingin saat malam hari dan penurunan BB PMX FISIK TD: 138/70 mmHg Nadi: 99x/menit RR: 24x/menit Suhu: 36,3 0 C Pulmo: Inspeksi: simetris ka/ki, retraksi (-), ketinggalan gerak (-) Palpasi: fremitus (n/n) Perkusi: sonor Auskultasi: SDV (+/+), Rh (-/+), Wh (-/-) PMX. PENUNJANG WBC: 12.100 Foto Thorax: TB paru lesi minimal aktif BTA S: +7 RESUME DIAGNOSIS DAN PERENCANAAN Assesment Rencana Diagnosis Rencana Terapi Rencana Monitor Hemoptisis e/c susp. TB Paru Sudah dilakukan pemeriksaan lab, radiologis, dan BTA Asam tranexamat 3 x 1 Cefixim 2 x 1 DMP 3 x 1 R/H/Z/E 450/300/1000/1000 Kapsul sesak 3 x 1 Salbutamol 1 mg Aminophilin 75 mg Klinis Vital Sign Foto thorax BTA SPS TINJAUAN PUSTAKA HEMOPTISISS Definisi : Ekspektorasi darah / dahak yang berdarah, berasal dari saluran nafas di bawah pita suara Sebagai tanda / gejala dari penyakit yang mendasari ETIOLOGI Idiopatik Sekunder Keradangan TB Bronkiektasis Abses paru Pneumonia Bronkitis Neoplasma Karsinoma Paru Adenoma Bronkial Lain-lain Trauma dada Infark paru Mitral stenosis Hipertensi Pulmonal Mekanisme Trakeobronkitis akut/kronis mukosa kaya pembuluh darah mjd rapuh trauma ringan hemoptisis Radang Mukosa o/k emboli paru / invasi mikroorganisme pd pembuluh darah (virus, jamur) Infark Paru Kenaikan tekanan darah intraluminar Distensi pembuluh darah (Dekompensasi Cordis, Mitral Stenosis) Pecahnya Pembuluh Darah Vena / Kapiler Mekanisme o/k reaksi antibodi terhadap membran (Goodpastures Syndrome) Kelainan Membran Alveolokapiler Pecahnya pembuluh darah dinding kavitas Aneurisma Rasmussen ; pemekaran pembuluh darah berasal dari cabang bronkial Pecahnya Kavitas Tubekulosa Trauma dada jaringan paru mengalami transudasi ke alveoli hemoptisis Cedera Dada Invasi Tumor Ganas Perbedaan Batuk Darah & Muntah Darah Kriteria batuk darah: Batuk darah ringan (<25cc/24 jam). Batuk darah berat (25-250cc/ 24 jam). Batuk darah masif (batuk darah masif adalah batuk yang mengeluarkan darah sedikitnya 600 ml dalam 24 jam).
Kriteria yang paling banyak dipakai untuk hemoptisis masif: Apabila pasien mengalami batuk darah lebih dari 600 cc / 24 jam dan dalam pengamatannya perdarahan tidak berhenti. Apabila pasien mengalami batuk darah kurang dari 600 cc / 24 jam dan tetapi lebih dari 250 cc / 24 jam dengan kadar Hb kurang dari 10 g%, sedangkan batuk darahnya masih terus berlangsung. Apabila pasien mengalami batuk darah kurang dari 600 cc / 24 jam dan tetapi lebih dari 250 cc / 24 jam dengan kadar Hb kurang dari 10 g%, tetapi selama pengamatan 48 jam yang disertai dengan perawatan konservatif batuk darah tersebut tidak berhenti.
DIAGNOSIS Anamnesis Hal-hal yang perlu ditanyakan dalam hal batuk darah adalah:
Jumlah dan warna darah yang dibatukkan. Lamanya perdarahan. Batuk yang diderita bersifat produktif atau tidak. Batuk terjadi sebelum atau sesudah perdarahan. Ada merasakan nyeri dada, nyeri substernal atau nyeri pleuritik. Riwayat penyakit paru atau jantung terdahulu.
Pemeriksaan Fisik Untuk mengetahui perkiraan penyebab. Panas merupakan tanda adanya peradangan. Auskultasi : Kemungkinan menonjolkan lokasi. Ronchi menetap, whezing lokal, kemungkinan penyumbatan oleh : Ca, bekuan darah. Friction Rub : emboli paru atau infark paru Clubbing : bronkiektasis, neoplasma
Pemeriksaan Penunjang Foto thorax PA Bronkografi Pmx sputum PENATALAKSANAAN Tujuan pokok terapi ialah: Mencegah asfiksia. Memperbaiki keadaan umum penderita. Menghentikan perdarahan. Mengobati penyebab utama perdarahan.
Terapi: Terapi Konservatif: Mencegah penyumbatan saluran nafas reflek batuk Memperbaiki keadaan umum penderita O 2 , cairan, transfusi darah, keseimbangan asam-basa Menghentikan perdarahan Mengobati penyakit yang mendasari Terapi Pembedahan: Terapi definitif Penderita batuk darah masif sumber perdarahannya telah diketahui dengan pasti, fungsi paru adekuat, dan tidak ada kontraindikasi bedah.
Terjadinya hemoptisis masif yang mengancam kehidupan pasien. Pengalaman berbagai penyelidik menunjukkan bahwa angka kematian pada perdarahan yang masif menurun dari 70% menjadi 18% dengan tindakan operasi. Etiologi dapat dihilangkan sehingga faktor penyebab terjadinya hemoptisis yang berulang dapat dicegah Pertimbangan Pembedahan KOMPLIKASI Komplikasi yg terjadi mrp kegawatan dari hemoptisis, yaitu ditentukan 3 faktor: Terjadinya asfiksia o/k terdapat bekuan darah dalam saluran pernafasan. Jumlah darah yg dikeluarkan selama terjadinya hemoptisis dapat menimbulkan renjatan hipovolemik. Aspirasi, yaitu keadaan masuknya bekuan darah maupun sisa makanan ke dalam jaringan paru yg sehat bersamaan saat inspirasi. PENYULIT Bahaya utama hemoptisis Penyumbatan sal. Nafas timbul sufokasi yg sering fatal. Penderita tdk tampak anemis tetapi sianosis sering pada batuk darah masif Darah terhisap ke bagian paru yg sehat Pneumonia aspirasi Saluran nafas tersumbat Paru bagian distal kolaps Atelektasis Perdarahan lama Anemia PROGNOSIS Pada hemoptosis idiopatik prognosisnya baik kecuali bila penderita mengalami hemoptosis yang rekuren. Pada hemoptisis sekunder ada beberapa faktor yang menentukan prognosis: Tingkatan hemoptisis: hemoptisis yang terjadi pertama kali mempunyai prognosis yang lebih baik. Macam penyakit dasar yang menyebabkan hemoptisis. Cepatnya tidaknya tindakan, misalnya bronkoskopi yang segera dilakukan untuk menghisap darah yang beku di bronkus dapat menyelamatkan penderita.