Poerwadi,dr, Sp.B, Sp.BA SMF / Bagian Ilmu Bedah RSU Dr. Sotomo / FK Unair. S U R A B A Y A PENDAHULUAN : Bayi merupakan insan paling lemah, karena bayi yang baru dilahirkan mangalami stres yang ukup berat yaitu stres persalinan, memerlukan adaptasi dari kehidupan intra uteri ke kehidupan dunia luar, dengan organ! organ yang belum mature . Bila bayi tersebut menderita kelainan kongenital , terlebih bila kelainan tadi mengganggu "ungsi organ, kelainan ini akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup bayi tersebut, terlebih bila kelainan tersebut memerlukan tindakan pembedahan, maka bisa dimengerti resiko yang akan diderita oleh bayi . Sehingga harus kita sadari bersama bah#a bayi yang mangalami kelainan kongenital dan menimbulkan gangguan "ungsi bila diperlukan tindakan pembedahan hendaknya dibedakan apakah pembedahan tersebut harus segera untuk menyelamatkan nya#a bayi $ ito %, ataukah pembedahan tersebut masih bisa menunggu kondisi optimal $ urgent % atau bahkan pembedahan tersebut dapat direnanakan dan menunggu sampai kondisi baik $ elekti" %. &embedahan yang si"atnya ito hendaknya dipegang prinsip LAKUKAN TINDAKAN BEDAH YANG PALING KECIL / SEDERHANA TETAPI SUDAH BISA MENYELAMATKAN NYAWA BAYI , sedangkan pembedahan definitifnya menunggu sampai keadaan bayi optimal. &embedahan yang urgent dilakukan setelah dilakukan optimalisasi kondisi bayi, sedangkan pembedahan yang terenana $ elekti" % dilakukan dipilih saat yang paling tepat dengan resiko terkeil untuk pembedahannya. 'nak merupakan pertumbuhan lan(ut dari bayi, bila ada kelainan kongenital biasanya kelainan tersebut merupakan kelainan se(ak bayi dan tidak lagi menganam nya#a. 'nak masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik "isik dan psikologis sehingga pembedahan pada anak sangat berbeda dengan pembedahan pada orang de#asa baik tehnik pembedahan, saat pembedahan dan lain! lainnya. KASUS KASUS BEDAH KONGENITAL PADA BAYI : Kelainan Kongenital / Mal"ormasi yang paling sering ter(adi adalah ) *. Kelainan!kelainan akibat gangguan pertumbuhan system sara" $ neural tube de"et %. +. Kelainan!kelainan gastro intestinal. ,. Kelainan!kelainan ma-illo"aial. .. Do#n syndrome /. Kelainan!kelainan e-tremitas 0. Kelainan (antung ba#aan 1. Kelainan!kelainan urogenital *. K23'I4'4 'KIB'5 6'466U'4 &2R5UMBU7'4 S8S52M S'R'F ) Kelaianan pertubuhan system sara" yang sering di(umpai adalah unenephalus, spinabi"ida, enephaloele, dimana angka ke(adiannya terus menurun dalam *9 tahun terakhir ini hingga sampai saat tersisa satu dari setiap *999 kelahiran. +. K23'I4'4 6'S5R: I452S5I4'3 D'4 62425: URI4'R8) Kelainan ini yang paling sering menimbulkan gangguan "ungsi organ sehingga tidak (arang memerlukan koreksi dengan segera. Kelainan!kelainan tersebut yang sering di(umpai adalah ) ! Mal"ormasi anorektal ! 'tresia esophagus ! :m"alokel dan gastroshisis ! 7ernia Di"ragmatika ! :bstruksi duodenum ! &enyakit 7irshsprung ! 'tresia usus halus ! 7ipospadia ! 2ktopia buli ! Katup pada urethra ! 7idrone"rosis ,. K23'I4'4!K23'I4'4 M';I33:F'<I'3) Kelaianan yang tersering adalah bibir sumbing, elah langit!langit atau kombinasi keduanya, kelainan ini (arang menganam nya#a. .. D:=4 S84DR:M2 ) Bayi dengan Do#n syndrome harus sangat diurigai adanya mal"ormasi dari saluran erna yang tidak (arang harus segera dilakukan pembedahan saat masih bayi. Semua kasus kasus bedah kongenital tersebut dimulai se(ak bayi, tulisan ini akan membatasi kelainan kongenital yang menganam nya#a dan memerlukan tindakan kepera#atan khusus untuk menyokong tindakan bedah emergeny dalam penyelamatannya. PROSES FISIOLOGI PADA BAYI &roses "isisologi bayi berbeda dangan "isiologi orang de#asa, hala! hal tersebut meliputi ) ADAPTASI Bayi lahir akan mengalami proses adaptasi dari kehidupan didalam rahim ibu ke kehidupan dunia luar, adaptasi tersebut meliputi ) *. Adaptai yte! pe"nafaan ) bayi dalam rahim ibu tidak berna"as dan akan mendapatkan oksigen mele#ati aliran darah plasenta, dalam proses persalinan, rongga dada dari bayi akan tertekan oleh (alan lahir sehingga akan mengempis, akibatnya airan amion akan tertekan keluar mele#ati saluran na"as,hidung dan mulut sebanyak ,9 . Setelah kepala bayi dan dada keluar dari (alan lahir ibu maka rongga dada karena elastisitasnya akan mengembang kembali sehingga ter(adi tekanan negati" pada paru!paru $ al"eoli dan bronkus % sehingga mengalirlah udara pertama kedalam paru!paru $ proses inspirasi pertama kali %. Selain hal tersebut diatas ada rangsangan!rangsangan lain yaitu berupa rangsangan!rangsangan sensoris, perubahan suhu, rangsangan nyeri yang ikut membantu merangsang proses inspirasi. Selan(utnya paru akan menyesuaikan perkembangannya sesuai dengan terbukanya al>eoli! al>eoli yang dulunya kempis. 7al!hal yang harus diingat pada "ase!"ase ini adalah al>eoli masih belum mengembang seluruhnya sehingga sangat rentan terhadap tekanan positi", maka apabila kita akan memberikan perna"asan bantuan harus sangat hati!hati karena tekanana yang terlalu besar bisa menimbulkan trauma yang disebut barotrauma. +. Adaptai Site! i"#$%ai. 'daptasi system sirkulasi dimulai se(ak tali pusat dipotong maka akan ter(adi perubahan system sirkulasi dari sirkulasi "etal ke sirkulasi neonatal. Saat ini bayi sudah berna"as spontann sehingga tekanan dalam atrium kanan akan turun, darah sistemik akan masuk kedalam atrium kanan, ke >entrikel kanan seterusnya mengakibatkan tahanan dalam paru!paru menurun. 'kibat proses inspirasi maka darah akan mengisi kepembuluh darah kapiler disekitar al>eoli paru, akibatnya tekanan didalam paru akan meningkat, hal ini akan menimbulkan alairan darah ke atrium kiri, selan(utnya ke >entrikel kiri dan seterusnya. Saat ini ter(adi perbedaan tekanan atrium kiri dan atrium kanan yang akan menutup "oramen o>ale. Dutus arteriosus Botali akan menutup oleh karena kontraksi dari otot!otot spiral didalamnya yang terangsang oleh adanya tekanan :+ yang meningkat dan tekanan <:+ yang menurun serta &7 yang meningkat dalam darah, proses ini berlangsung selama */ (am setelah kelahiran, tetapi dutus tersebut akan betul!betul menutup seara anatomi pada minggu ke II sampai ke III. 'pabila selama proses!proses tersebut diatas ter(adi gangguan maka bisa mengakibatkan gangguan dari anatomi (antung. ,. &'%$!e Da"a( ) ?olume darah dari bayi tergantung umur kehamilan dan dera(at dari trans"usi mele#ati plasentanya. Bayi normal, aterm mempunyai >olume darah sebanyak @/ per kilogram berat badan, >olume ini akan lebih tinggi pada bayi preterm >olumenya bisa sampai *99 per kilogram berat badan. &edoman ini perlu diketahui untuk menentiukan saat atau indikasi melakukan trans"usi darah pada bayi yaitu apabila kehilangan >olume darahnya melebihi +9A dari >olume darah normal )* K'nt"'% S$($ T$+$(* &erubahan temperatur dari dalam rahim ibu kedunia luar sangat berpengaruh pada kelan(utan hidup bayi, hal ini sering dilupakan dalam praktek sehari!hari pera#atan bayi. 'daptasi terhadap perubahan temperatur ini masih rendah pada bayi yang baru lahir terlebih untuk bayi!bayi yang lahir premature, sehingga apabila pera#atannya kurang baik, bayi akan mudah (atuh dalam keadaaan hipotermi dengan segala akibatnya. Rendahnya proses adaptasi pada bayi dikarenakan permukaan tubuh bayi relati" lebih luas serta adangan lemak ba#ah kulitnya masih sedikit sehingga bayi akan lebih mudah kehilangan panas mele#ati proses e>aporasi, radiasi, maupun konduksi. Mekanisme utama dari bayi untuk mempertahankan suhu tubuhnya adalah seara kimia#i yaitu apabila udara disekitarnya dingin maka tubuh akan memproduksi panas dengan ara meningkatkan produksi noradrenalin oleh sara" simpatis yang akan meningkatkan sirkulasi darah dan respirasi untuk meningkatkan metabolisme tubuh. Metabolisme tubuh ini utamanya diambil dari adangan lemak ba#ah kulit. Bayi dengan adangan lemak ba#ah kulit yang masih minimal, (uga respon simpatisnya yang masih belum sempurna, maka kemampuan metabolisme untuk memproduksi panas tubuh masih minimum, sehingga bayi sangat beresiko untuk (atuh pada hipotermi. :leh karena itu dalam pera#atan bayi baru lahir harus dalam keadaan hangat. Kriteria bayi dikatakan hipotermi apabila temperatur sentralnya kurang dari ,0B<. 'kibat hipotermi akan ter(adi hambatan pada system perna"asan, gangguan susunan sara" pusat, gangguan kardio>askuler yang kesemuanya akan mengakibatkan gangguan metabolisme tubuh. ,* Meta+'%i!e T$+$( - /.*. 7ipoglykemia. Bayi normal kadar glukosa darahnya adalah /9 C 09 mg/dl sedangkan bayi dengan berat badan blahir rendah kadar glukosa darahnya hanya .9 mg/dl. 7ypoglykemia te(adi bila kadar gula darahnya kurang dari ,9 mg/dl pada bayi aterm dan kurang dari +9 mg/dl pada bayi preterm, hal ini berlangsung sampai bayi umur , hari yang disebut sebagai keadaan transien hipoglykemia. 7ari ke I? dan seterusnya kadar glukosa darah akan men(adi .9 mg/dl. 7ipoglykemia sering kali tidak menun(ukkan ge(ala klinis, kita harus #aspada apabila mendapatkan bayi yang gemetar, sesak napas, sianosis, apatis, hipotonia, hipotermia sampai ke(ang! ke(ang, bayi dengan keadaan tersebut merupakan indikasi untuk diperiksa kadar gula darahnya. 7ypoglyemia potensial ter(adi pada bayi!bayi dalam keadaan sakit, mengalami kelainan ongenital sehingga kita harus lebih #aspada pada bayi!bayi tersebut. /.+. Keseimbangan asam basa Monitoring keseimbangan asam basa (uga sangat penting pada bayi khususnya pada bayi!bayi dengan kelainan ba#aan yang potensial bisa ter(adi gangguan asam dan basa. /.,. 7ypoalsemia Kadar kalsium darah normal pada bayi adalah *,D mmol/lt., hypoalsemia dapat ter(adi pada .9 (am pertama pada bayi yang sakit. /... 7yperbilirubinia. 7yperbilirubin yang tidak terikat pada bayi baru lahir bisa menapai *+9 E mol/lt masih dianggap "isiologis sampai bayi berusia , C . hari, kadar bilirubuin ini akan berangsur!angsur turun dan hilang sampai bayi umur *9 hari. Dengan kadar normalnya *1 E mol/lt. Keadaan patologis bila didapatkan peningkatan kadar bilirubin tersebut ter(adi epat yaitu pada ,0 (am pertama dari kelahiran hal ini biasanya diakibatkan oleh karena produksi bilirubin yang meningkat akibat adanaya proses himolisis darah yang berlebihan. .* Sti!$%ai Sen'"i Stimulasi sensoris ini dikatakan sangat berperan dalam membantu proses pertumbuhan bayi serta "ungsionalisasi organ!organ tubuhnya serta dalam upaya adaptasi dengan lingkungannya. Stimulasi sensorik ini bisa oleh karena sinar lampu, musik, sentuhan! sentuhan halus dan kasih sayang, tetapi harus diingat apabila sentuhan sensoris tadi melebihi nilai batas yang bisa diterima oleh bayi, (ustru bisa menimbulkan "rustasi dan kegelisahan sampai kepanikan bayi. 1. Cai"an dan E%e#t"'%it. Setelah lahir bayi akan kehilangan airan mele#ati proses e>aporasi dari permukaan tubuhnya dan perna"asan $ insensible #ater loss %, serta kehilangan airan mele#ati kening dan "ees. Insensible #ater loss pada bayi aterm menapai * /Kg BB/(am sedangkan pada bayi preterm bisa sampai , /Kg BB/(am. Keadaan ini akan meningkat pada bayi yang dilakukan "ototerapi, bayi yang "ebris, bayi dengan sesak napas atau udara sekitar yang panas. <airan tubuh pada bayi relati" lebih banyak dibandingakan dengan orang de#asa khsusunya airan ekstra selulernya bisa menapai ,/ C .9A dari berat badannya, dibandingkan dengan bayi usia * tahun airan ekstra selulernya tinggal +9A sa(a. Bayi dengan kelainan ba#aan bedah pasti ter(adi penyimpangan atau gangguan dari keseimbangan airan dan elektrolit tsb, keadaan ini harus segera ditangani pada penatalaksanaan umum pertama. PENATALAKSANAAN &enatalaksanaan kasus bedah kongenital pada bayi dan anak dapat dibagi men(adi ) '. &enatalaksanaan Umum B. &enatalaksanaan 5ransportasi <. &enatalaksanaan Khusus A. PENATALAKSANAAN UMUM : &enatalaksanana umum seperti halnya penatalaksanaan pada bayi lainnya yang harus diperhatikan adalah ) *. Bayi merupakan insan yang sangat lemah dan masih memerlukan adaptasi dengan sekitarnya. +. Bayi yang baru lahir organ!organ tubuhnya masih belum matur demikian (uga kekebalan tubuhnya masih lemah. ,. Bayi ukuran tubuhnya masih keil dan berubah!ubah sesuai dengan peningkatan umur, serhingga diperlukan "asilitas dengan ukuran yang berbeda!beda disesuaikan dengan umur bayi dan anak tersebut. .. Bayi sangat rentan dengan perubahan temperatur disekitarnya. /. &ola penyakit pada bayi dan anak sangat berbeda dengan pola penyakit orang de#asa, dimana pada bayi kelainan yang paling sering adalah kelainan akibat aat kongenital. 0. &ola penanganan / operasi pada bayi dan anak sangat berbeda dengan orang de#asa karena anatominya masih mengalami pertumbuhan dan perubahan sesuai dengan umur, sehingga apabila akan melakukan pembedahan pada bayi dan anak harus diperhatikan betul "ator!"oktor tersebut diatas. Bayi yang baru lahir kedunia kondisinya sangat berbeda!beda hal ini dipengaruhi oleh umur kehamilan dan berat badan #aktu lahir, berdasarkan ini bayi dapat dibagi men(adi ) *. Bayi lahir dengan berat badan sesuai dengan umur kehamilan, bayi ini disebut 'pprotriate =eight "or 6estational 'ge $ ' 6 ' %. +. Small "or 6estational 'ge $ S 6 ' %. ,. 3arge "or 6estational 'ge $ 3 6 ' %. Selain riteria!kriteria tersebut diatas bayi yang baru lahir sering (uga diistilahkan hanya berdasarkan umur kehamilan sa(a ) *. Bayi preterm, bila lahir umur kehamilan kurang ,1 minggu +. Bayi term $ aterm % bila lahir umur kehamilan umur ,1 C .+ minggu ,. Bayi posterm bila lahir umur kehamilannya lebih .+ minggu. Bayi!bayi dengan S6' / &reterm atau 36' / &osterm mempunyai resiko morbiditas dan mortalitas lebih tinggi dibandingkan dengan bayi!bayi aterm / '6', terlebih bila bayi tersebut mengalami sakit atau ada kelainan kongenital yang mengganggu "isiologis tubuhnya. 'ngka morbiditas dan mortalitas tersebut akan meningkat lagi apabila bayi tersebut memerlukan tindakan bedah didalam penanganannya, oleh karena itu diperlukan peran akti" dan pro"essional dari tenaga! tenaga medis maupun paramedis yang menangani bayi tersebut. &enatalaksanaan Umum tersebut meliputi usaha!usaha untuk mempertahankan kondisi bayi tetap optimal, atau memperbaiki kondisi bayi dari keadaan kurang optimal men(adi optimal dan stabil, untuk selan(utnya apabila sudah ukup kuat untuk menerima beban pembedahan, barulah tindakan bedah dilaksanakan. Usaha!usaha tersebut meliputi ) *. Falan na"as ) Falan na"as harus dipertahankan tetap bebas dari air liur yang banyak $ atresia esophagus %, muntahan $ obstruksi usus %, bila perlu dan ada indikasi dapat dilakukan atau memasang (alan na"as de"initi>e. &embebasan (alan na"as disini, dilakukan penghisapan air liur, muntahan, sampai (alan na"as betul!betul bebas barulah kemudian diberikan bantuan oksigen bisa dengan masker atau kap kepala. +. ?entilasi. ?entilasi harus betul!betul dia#asi supaya proses respirasi bisa ber(alan lebih baik, pada keadaan!keadaan tertentu bisa dilakukan bantuan >entilasi, dengan atatan hati!hati (angan sampai ter(adi barotrauma. Monitoring terhadap >entilasi dilakukan dengan melakukan pemasangan pulse o-ymeter dan seara periodi dilakukan analisa gas darah. ,. Sirkulasi. Sirkulasi pada bayi dan anak masih sangat labil khususnya apabila bayi tersebut mengalami kelainan bedah ongenital. &ada kondisi ini pemberian airan intra >ena sudah merupakan indikasi mutlak untuk mempertahankan sirkulasi dan per"usi (aringan. 6angguan sirkulasi pada bayi dan anak ditandai a#al dengan denyut nadi yang meningkat, sedangkan tekanan darahnya relati" tetap. 5ekanan darah akan turun apabila dera(at dehidrasinya sudah melebihi ./A dari >olume darahnya. Monitoring terhadap "ungsi sirkulasi ini dipakai 2K6, denyut (antung dan produksi urine. .. 3ingkungan. 3ingkungan untuk bayi yang sakit harus diperhatikan temperatur, kelembaban, kebisingan dan bahkan sinar yang masuk. Usahakan bayi dira#at dalam inkubator yang dapat mengontrol hal!hal tersebut diatas serta bisa melakukan monitoring terhadap "ungsi! "ungsi >italnya. /. &roduksi Urine. &roduksi urine pada bayi normal adalah + /Kg BB/(am, harus dipertahankan dan dimonitoring untuk semua bayi. &roduksi urine ini dapat menerninkan keadaan umum / per"usi bayi tersebut. Monitoring produksi urine mutlak harus diker(akan pada pera#atan bayi C bayi yang sakit. 0. &ipa lambung . &ipa lambung dipasang pada bayi! bayi dengan gangguan pada system gastro intestinal, dengan tu(uan selain menegah aspirasi (uga untuk dekompresi dari saluran ernanya, oleh karena itu pada bayi ini haruslah dipasng pipa lambung dengan ukuran besar yang bisa masuk, bila tidak bisa masuk le#at nasogastrik, dapat dipasang le#at orogastrik. &erhatikan "iksasinya, (angan sampai menghalangi (alan na"as, serta (angan menimbulkan tekanan! tekanan pada (aringan sekitarnya $ hidung, bibir % yang dapat berakibat nekrosis (aringan. B. PENATALAKSANAAN TRANSPORTASI : Bayi yang telah dilakukan stabilisasi dan optimalisasi pada #aktu penatalaksanaan umum selan(utnya akan dilakukan proses transportasi. &roses ini harus selalu diusahakan supaya kondisi bayi tetap stabil selama proses transport tersebut. 5ransportasi ini dapat intra Rumah Sakit atau antar Rumah Sakit yaitu ke pusat pelayanan Bedah 'nak. &enatalaksanaan transportasi ini memerlukan keahlian dan "asilitas yang khusus untuk men(aga kondisi optimal, melakukan monitoring serta melakukan tindakan apabila selama proses transport ter(adi gangguan "ungsi >italnya. Selama proses transportasi tersebut yang harus selalu dimonitor adalah ) *. Falan 4a"as, harus selalu ter(aga dan dimonitor tentang kelanarannya, kemungkinan tersumbatnya (alan na"as pada bayi yang muntah, apabila dirasa perlu dapat dilakukan pembebasan (alan na"as selama proses transport tersebut, oleh karena itu diperlukan "asilitas berupa alat penghisap, alat perlindungan (alan na"as, bahkan alat!alat (alan na"as de"initi>e. +. ?entilasi dan :ksigenasi harus di(aga kelanaran dan kehangatannya serta harus ada monitoring berupa pulse o-ymetri. <atatan ) hati!hati pada setiap perubahan posisi dari bayi atau anak harus dilakukan kontrol ulang posisi tube yang terpasang pada pasien! pasien dengan pemasangan endotrakheal tube. ,. Sirkulasi, dipertahankan kelanaran in"us intra >ena yang ada, (umlah tetesan, kehangatan serta produksi urine selama transportasi. .. :bat!obatan, harus tersedia obat!obatan emergeny $ephedrin, epinephrin, sul"as atropin, dopamin, dll % selama proses transportasi. /. 5hermoregulasi, diperhatikan dan di(aga bayi (angan sampai (atuh dalam kondisi hypothermia. 7al!hal tersebut diatas harus bisa dilaksanakan selama proses transportasi, untuk ini diperlukan inubator khusus untuk transport. Kondisi minimal apabila tidak mempunyai inkubatir transport bayi harus dibungkus dengan kapas, selimut, selan(utnya dilapisi bagian luarnya dengan aluminium "oil. 'mbulans untuk transportasi (uga harus diperhatikan keepatannya serta kestabilan kendaraan selama per(alanan. Keadaan!keadaan yang perlu dimonitor selama transportasi adalah "entilasi dan oksigenasi dengan memakai pulse o-ymetri, sirkulasi dengan memonitor detak (antung serta urine produksi, temperatur tubuh dan gluose darah untuk pasien!pasien dengan sakit berat. C. PENATALAKSANAAN KHUSUS Bayi!bayi dengan kelainan bedah kongenital setelah dilakukan penatalaksanaan umum dan transportasi yang baik setelah sampai dipusat pelayanan Bedah 'nak harus dilakukan e>aluasi ulang tentang keadaan umumnya serta pengka(ian tentang kelainan!kelainan yang dideritanya. 7al yang harus selalu diingat bah#a kelainan ba#aan seringkali tidak sendiri, akan disertai kelainan ba#aan yang lain. &enatalaksanaan khusus meliputi ) *. Menentukan (enis / maam kelainan ba#aan $ kongenital % +. Menentukan perlu atau tidaknya dilakukan tindakan bedah ,. Menentukan saat pembedahan .. Menentukan maam pembedahannya /. Melakukan pera#atan pasa bedah. *. Menentukan (enis / maam kelainan ba#aan) Fenis atau maam kelainan ba#aan dapat bermaam!maam mulai dari yang ringan sampai yang berat, mulai dari yang mudah dikenali sampai yang sulit dikenali. &roses diagnostik ini harus dimulai dari maam pemeriksaan yang paling tidak menyakiti pasien $ non in>asi>e %, sampai pemeriksaan in>asi>e apabila sangat terpaksa $ dilakukan setelah kondisi bayi stabil %. +. Menentukan perlu atau tidaknya dilakukan tindakan bedah Kelainan ba#aan ada yang perlu $ indikasi % bedah $ hernia inguinalis lateralis, hernia dia"ragma, atresia eso"agus, atresia ani penyakit 7irshsprung dan lain! lain %, ada yang tidak perlu dilakukan pembedahan $ hernia umbilikalis % dan bahkan ada kelainan ba#aan yang tindakan bedahnya sendiri merupakan kontra indikasi $ om"alokel besar %. ,. Menentukan saat pembedahan 'pabila kelainan ba#aan tadi memerlukan tindakan bedah, harus ditentukan kapan saat pembedahannya, apakah termasuk bedah elekti", urgent atau bahkan emergeny. Kriteria!kriteria tersebut harus diperhitungkan seara matang dan dihubungkan dengan kondisi dari bayi serta data e>ident yang ada. Bila sangat terpaksa tindakan bedah harus dilakukan seara emergeny kita harus berpedoman )G lakukanlah tindakan bedah yang paling kecil / paling ringan yang sudah bisa menolong / menyelamatkan nyawa bayiG Sedangkan rekonstruksi / tindakan bedah selan(utnya akan disesuaikan dengan kondisi optimal dari bayi. MACAM-MACAM KELAINAN KONGENITAL, JENIS OPERASI DAN SAAT OPERASI : No Macam Kelainan Bawaan Siat !perasi Macam !perasi Keterangan 9* <raniostenosis Urgent <ranioplasty ! 9+ 7idrose"alus Urgent Drainase ! 9, Meningokel 2lekti" 2ksisi ! 9. <hoana atresia <ito 5rakeostomi ! 9/ Sumbing 2lekti" <heiloraphy optimal 90 <elah langit!langit 2lekti" &alathoraphy */ bulan 91 'tresia eso"agus <ito &sng ppa lmb 6astrostomi Repair eso"agus 9@ Kelainan (antung ba#aan 2lekti" 5ergantung (enis 5ergantung kebi(akan 9D 7ernia dia"ragmatika Urgent Repair :ptimalisasi >entilasi *9 2>entrasio dia"ragma 2lekti" &likasi ! ** 7emangioma 2lekti" 5ergantung (enis dan tempatnya 2ksisi *+ 3ymphangioma 2lekti" 5ergantung tempat 2ksisi *, In"antile hypertropik pylorus stenosis 2lekti" &yloromiotomi ! *. :bstruksi duodenum ) a. Malrotasi b. &ankreas anulare . 'tresia duodenum d. ?ol>ulus neonatorum Urgent Urgent Urgent <ito Release 'nastomosis 'nastomosis 3aparatomi ! ! ! ! */ 'tresis biliaris Urgent &rosedur Kasai Umur kurang + bln *0 Kista oledokus Urgent 2ksisi dan RH8 ! *1 'tresia usus halus Urgent 3aparatomi ) Stoma ! anastomosis tertunda. *@ 7ernia umbilikalis Konser>ati" ! ! *D :mphalokel ) a.Utuh b.&eah 2lekti" <ito Silatplasty! ! +9 6astroshiIis <ito !Silastoplasty ! +* 7ernia Inguinalis lateral 2lekti" 7erniotomi Kesempatan I ++ 7idrokel terbuka 2lekti" 3igasi tinggi Umur * th +, Mal"ormasi 'norektal ) a. 'nus membran b. anoutan "istel . ano>estibular "istel d. Fistel tinggi e. 'tresia 'ni rendah ". 'tresia 'ni tinggi <ito Urgent 2lekti" <ito <ito <ito Insisi silang Insisi utbak Dilatasi I. <olostomy II. &S'R& III.5utup olostomy &S'R& Idm "stl tggi. ! ! anoplasty $ / bln % ! ! ! +. &enyakit 7irshsprung ) a. ultrashort/kurang* m. b. short / + m . lebih + m Konser>ati" Konser>ati" Konser>ati" =ash out =ash out =ash out ! 6agal) oprsi ! d. &an(ang 2lekti" Urgent 5erobs tarik I. <olostomy II. trobos tarik !BB J /K6 ! ! RESUME *. Bayi lahir masih sangat lemah memerlukan adaptasi, maturasi organ, tumbuh H berkembang. Bila mengalami kelainan kongenital yang dapat mengganggu hal tersebut diatas, akan beresiko tinggi terlebih bila dilakukan tindakan bedah. Diperlukan penatalaksanaan yang baik bagi bayi bayi tersebut untuk men(adikannya dalam kondisi optimal, sehingga dapat mengurangi resiko yang ter(adi. +. 5ransportasi bayi dengan kelainan kongenital harus diusahakan mempertahankan kondisi optimal yang sudah terapai, mengurangi resiko transportasi dan dapat melakukan tindakan apabila diperlukan ,. Bayi dalam kelainan kongenital harus dilakukan koreksi dengan benar untuk selan(utnya denentukan indikasi tindakan bedahnya. .. Indikasi bedahnya harus ditentukan dengan ermat untuk menentukan tindakan tersebut elekti", urgent, atau emergeny. /. 5indakan bedah emergeny harus mengingat prinsip pembedahan paling ringan yang sudah bisa menolong nya#a bayi. 0. 5ekhnik pembedahan yang diambil harus mengingat "aktor tumbuh kembang bayi dan anak. KESIMPULAN Bayi dan anak dengan kelainan bedah kongenital yang memerlukan pembedahan harus dilakukan optimalisasi, transportasi, dan persiapan prabedah yang baik. 5indakan bedah harus berdasarkan indikasi yang kuat dan tepat mengingat resiko pembedahan yang tinggi pada bayi dan anak. Diperlukan tenaga trampil yang khusus serta peralatan yang khusus dengan ukuran yang disesuaikan dengan umur dan berat badan bayi / anak.