You are on page 1of 20

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM

ISOLASI PIPERIN DARI Piperis nigri ATAU Piperis albi FRUCTUS DAN
I DENTI FI KASI DENGAN KROMATOGRAFI LAPI S TI PI S






Disusun Oleh :
1. Puput
2. Dilla Wendistia (G1F012014)
3. Pramita Putri Mega Rizky (G1F012016)
4. Rizky Tris Irianto (G1F012018)
5. Novianti Dian Lestari (G1F012020)


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU ILMU KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI
PURWOKERTO
2014
ISOLASI PIPERIN DARI Piperis nigri ATAU Piperis albi FRUCTUS DAN
I DENTI FI KASI DENGAN KROMATOGRAFI LAPI S TI PI S

I. Tujuan
Memahami prinsi dan melakukan isolasi dengan piperin dari Piperis nigri
atau Piperis albi Fructus beserta analisis kualitatif hasil isolasi dengan metode
kromatografi lapis tipis.

II. Pendahuluan
Lada termasuk tumbuhan semak dan sering kali memanjat dengan akar
akar pelekat. Dari perlakuan terhadap buah lada dapat diperoleh piperin (1-
pipenipiperidin) C17H19O3N merupaka alkaloid dengan inti piperidin. Piperin
berbentuk kristal berwarna kuning. Piperin dapat mengalami fotoisomerasi oleh
sinar membentuk isome isochansin (trans-cis), isopiperin (cis-trans), chansin (cis-
cis) dan piperin (trans-trans) (Anwar,1994).
Lada mengandung minyak atsiri, pinena, kariofilena, lionena, filandrena
alkaloid, pipererina, kavisina, piperitina, piperidina, zat pahit dan minyak lemak.
Rasa pedas disebabka oleh resin yang disebut kansin. Kandungan piperine dapat
merangsang cairan lambung dan air ludah. Kandungan piperin yang menyebabkan
rasa pedas serta bau merica hitam. Konsentrasi piperin dalam merica hitam sekitar
5-9%. Piperin juga digunakan untuk menghangatkan, melancarkan peredaran
darah dan sebagai insektisida (septiatin,2008).
Metode yang digunakan untuk mengisolasi piperin dari Pipiris nigris atau
Piperis albi yaitu dengan metode soxhletasi yang merupakan metode pemisahan
satu atau beberapa bahan dari suatu padatan menggunakan bantuan pelarut.
Pemisahan terjadi atas dasae perbedaan kelarutan dari komponen komponen
campuran tersebut. Pemilihan cairan pelarut yang digunakan didasarkan pada
beberapa faktor, yaitu selektivitas kelarutan, kemampuan tidak saling campur,
reaktivitas, titik didih, dan kriteria lainnya (Bernaconi, 1995).
Kromatografi lapis tipis merupaka bentuk kromatografi planar. Pada
kromatografi lapis tipis, fase diamnya berupa lapisan yang seragam pada
permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, pelat alumunium, atau
pelat plastik. Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut pengembang akan bergerak
sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan secara menaik
(ascending), atau karena pengaruh gravitasi pada pengembangan secara menurun
(descending) (Gandjar,2007).

III. Alat dan Bahan
Alat alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalahseperangkat alat
penyari (Soxhlet dengan volume ekstraktor 100 ml), heating mantle, glass wool,
kertas saring, batang pengaduk, cawan porselen, corong, penangas air, oven,
almari pendingin, mikroskop, eksikator yang dilengkapi kapur tohor, chamber
KLT, pipa kapiler, lidi, lampu UV
254 nm
dan UV
366 nm
.
Bahan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah silikagel GF
254
,
kloroform, etil asetat, isolat piperin, serbuk buah Piper nigrum atau Piper album,
etanol 96%, KOH etanolik.
IV. Cara kerja
1. Pembentukan kristal piperin












- Dimasukkan ke dalam alat penyari sokhlet yang berisi etanol
96% sebanyak 300 ml
- Tambahkan batu didih, lalu pasang bola pada alat sokhlet,
nyalakan heating mantle
- Penyarian dilakukan selama 2 jam dengan kecepatan 6-8
sirkulasi/jam
- Ditimbang sebanyak 50 gram
- Dibungkus dengan kertas saring dan dijahit disekeliling kertas
saring, panjang benang dilebihkan 20 cm
- Pasang labu alas bulat pada heating mantle dan alat sokhlet
dipasangkan diatasnya

Serbuk lada
bungkus
Sari yang didapat
Peralatan
- Pisahkan sari dari bagian yang tidak terlarut denganpenyarian
menggunakan kertas saring
- Sisihkan sari jernih sebanyak 3 ml dalam flakon
- ditutup
Sari sisa












2. Identifikasi KLT














- Diuapkan diatas penangas air hingga kental
- Ditambah KOH-etanolik 10% sebanyak 10 ml, diaduk hingga
terbentuk endapan
- Dipisahkan dari sari yang tidak larut melalui glass wool
- Didiamkan dalam lemari es hingga praktikum selanjutnya
(2minggu) atau sampai pembentukan kristal optimum
- Dipisahkan
- Dicuci dengan etanol 96% (dingin)
- Dimasukkan kedalam oven selama 40 menit pada suhu 40
o
C
- Disimpan dalam eksikataor yang dilengkapi kapur tohor
Lempeng KLT
Eluen
- Dimasukkan kedalam chamber
- Lakukan penjenuhan eluen dalam chamber
Sari
- Totolkan beberapa kali pada lempeng KLT hingga nodanya
cukup tebal
- Dimasukkan kedalam chamber yang sudah jenuh dengan fase
gerak
- Ditutup
- Tunggu hingga fase gerak mencapai batas pengembang pada
lempeng silika gel GF
254

- Diangkat dan diangin-anginkan
Bercak pada lempeng KLT
- Diamati dibawah sinar UV
254
nm dan UV
366
nm
- Beri tanda pada noda yang muncul
- Diaktifkan dalam oven selama 10 menit pada suhu 50
o
C
Sari sisa
Sari jernih
Kristal yang timbul
Hasil / Kristal





Pembahasan
Monografi
Percobaan II
Identifikasi piperin dengan kromatografi lapis tipis
1. Silika gel


Gel silika adalah butiran seperti kaca dengan bentuk yang sangat berpori,
silika dibuat secara sintetis dari natrium silikat. Walaupun namanya, gel silika
padat. Gel silika adalah mineral alami yang dimurnikan dan diolah menjadi salah
satu bentuk butiran atau manik-manik. Sebagai pengering, ia memiliki ukuran pori
rata-rata 2,4 nanometer dan memiliki afinitas yang kuat untuk molekul air. Silika
gel merupakan suatu bentuk dari silika yang dihasilkan melalui penggumpalan sol
natrium silikat (NaSiO2). Sol mirip agar agar ini dapat didehidrasi sehingga
berubah menjadi padatan atau butiran mirip kaca yang bersifat tidak elastis. Sifat
ini menjadikan silika gel dimanfaatkan sebagai zat penyerap, pengering dan
penopang katalis. Garam garam kobalt dapat diabsorpsi oleh gel ini.Silica gel
mencegah terbentuknya kelembapan yang berlebihan sebelum terjadi.
Para pabrikan mengetahui hal ini, karena itu mereka selalu memakai silica
gel dalam setiap pengiriman barang-barang mereka yang disimpan dalam kotak.
Ditentukan spot yang diduga
piperin
- Diukur letah noda dari garis start
- Hitung nilai Rf
Nilai Rf
Silica gel merupakan produk yang aman digunakan untuk menjaga kelembapan
makanan, obat-obatan, bahan sensitif, elektronik dan film sekalipun. Produk anti
lembap ini menyerap lembap tanpa mengubah kondisi zatnya. Walaupun
dipegang, butiran-butiran silica gel ini tetap kering. Silica gel penyerap
kandungan air bisa diaktifkan sesuai kebutuhan. Unit ini mempunyai indikator
khusus yang akan berubah dari warna biru ke merah muda kalau produk mulai
mengalami kejenuhan kelembapan. Saat itulah alat ini aktif. Setelah udara
mengalami kejenuhan/kelembapan, dia bisa diaktifkan kembali lewat oven. Sejak
Perang Dunia II, silica gel sudah menjadi pilihan yang terpercaya oleh pemerintah
dan pelaku industri. Silica gel sering ditemukan dalam kotak paket dan
pengiriman film, kamera, teropong, alat-alat komputer, sepatu kulit, pakaian,
makanan, obat-obatan, dan peralatan peralatan lainnya. Silica gel adalah
substansi-substansi yang digunakan untuk menyerap kelembapan dan cairan
partikel dari ruang yang berudara/bersuhu.
Silica gel juga membantu menahan kerusakan pada barang-barang yang
mau disimpan. Silica gel yang siap untuk digunakan berwarna biru. Ketika silica
gel telah menyerap banyak kelembapan, ia akan berubah warnanya menjadi
pink(merah muda). Ketika ia berubah menjadi warna pink(merah muda), ia tidak
bisa lagi menyerap kelembapan. Ia harus meregenerasi. Hal ini dapat dilakukan
dengan menghangatkannya di dalam mesin oven. Panasnya mengeluarkan
kelembapan, lalu ia akan berubah warnanya menjadi biru dan kembali bisa
digunakan.
2. Diklormetan

Diklorometana (DCM)atau metilena klorida adalah senyawa
organik dengan rumus kimia CH
2
Cl
2
. Senyawa ini merupakan senyawa tak
berwarna beraroma manis yang banyak digunakan sebagai pelarut.
Diklorometana tidak larut sempurna dengan air, tapi dapat larut dengan
pelarut organik lainnya.
3. Etil asetat


Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus CH
3
CH
2
OC(O)CH
3
/
CH
3
COOC
2
H
5
.Senyawa ini merupakan ester dari etanol dan asam asetat. Senyawa
ini berwujud cairan,tak berwarna tetapi memiliki aroma yang khas. Etil asetat
merupakan pelarut polar menengah yang mudah menguap, tidak beracun dan
tidak higrokopis. Etil asetat dapat melarutkan air hingga 30% dan larut dalam air
hingga kelarutan 8% pada suhu kamar. Kelarutannya meningkat pada suhu yang
lebih tinggi, namun senyawa ini tidak stabil dalam air mengandung basa atau
asam. Etil asetat dapat dihirdolisis pada keadaan asam atau basa yang
menghasilkan asam asetat dan etanol kembali.
Sifat fisika dan kimia etil asetat dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Sifat Fisika Sifat Kimia
Berbau Khas Rumus molekul
Titik didih : 77,1
0
C Mudah menguap
Densitas : 0,89 gr/cm
3
Tidak Beracun
Berat Molekul : 88,12 gr/mol Tidak Higroskopis
Tidak berwarna
4. Asam sulfat
Asam sulfat, H
2
SO
4
, merupakan asam mineral (anorganik)
yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat
mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama
industri kimia. Produksi dunia asam sulfat pada tahun 2001 adalah 165
juta ton, dengan nilai perdagangan seharga US$8 juta. Kegunaan
utamanya termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan
air limbah dan pengilangan minyak.
Asam sulfat


Asam sulfat mempunyai rumus kimia H
2
SO
4
, merupakan asam mineral
(anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam
sulfat mempunyai banyak kegunaan, termasuk dalam kebanyakan reaksi kimia.
Kegunaan utama termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan
air limbah dan pengilangan minyak. Reaksi hidrasi (pelarutan dalam air) dari
asam sulfat adalah reaksi eksoterm yang kuat. Jika air ditambah kepada asam
sulfat pekat, terjadi pendidihan. Senantiasa tambah asam kepada air dan bukan
sebaliknya. Sebagian dari masalah ini disebabkan perbedaan isipadu kedua cairan.
Air kurang padu dibanding asam sulfat dan cenderung untuk terapung di atas
asam. Reaksi tersebut membentuk ion hidronium: H
2
SO
4
+ H
2
O H
3
O
+
+
HSO
4
-
. Disebabkan asam sulfat bersifat mengeringkan, asam sulfat merupakan
agen pengering yang baik, dan digunakan dalam pengolahan kebanyakan buah-
buahan kering. Apabila gas SO
3
pekat ditambah kepada asam sulfat, ia
membentuk H
2
S
2
O
7
. Ini dikenali sebagai asam sulfat fuming atau oleum atau,
jarang-jarang sekali, asam Nordhausen. Di atmosfer, zat ini termasuk salah satu
bahan kimia yang menyebabkan hujan asam.
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan., 2000, Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Frans A. Rumate. A.Ilham Makhmud. 2007. Peraturan Perundang-undangan Bidang
Farmasi dan Kesehatan. Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin. Makassar.
Heinrich,Michael,etc. 2009. Farmakognosi dan Fitoterapi. EGC. Jakarta
Tim Penyusun Materia Medika Indonesia. 1995. Materia Medika Indonesia Edisi VI.
Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Percobaan 1
Isolasi Piperin dari piperis nigri atau piperis albi fructus
Monografi bahan:
1. Piper nigrum (Lada Hitam)

Kerajaan: Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : P. nigrum

Deskripsi Tanaman
Perawakan : semak, memanjat, 5 - 15 m.
Batang : bulat, beralur, berakar melekat, gundul.
Daun : tunggal, bertangkai, duduk berseling, bentuk bulat terbalik, melebar
bulat memanjang, pangkal membulat - tumpul - pasak, ujung
meruncing, gundul, permukaan atas hijau tua mengkilat, bawah
berlilin dengan bintik kelenjar rapat 8 - 20 cm x 5 - 15 cm, tangkai 0,7 - 8
cm.
Bunga : majemuk bulir (untai), bunga banci, bulir menggantung, tangkai 1 -
3,5 cm, ruas 3,5 - 22 cm, ada rambut di pangkal bakal buah, kadang gundul.
Daun Pelindung: bulat memanjang, gundul, adnate melebar, 4-5 mm x 1 mm,
benangsari 2, tangkai tebal, tua 1 mm, kepala putik 2-5 umumnya 3 - 4.
Buah : bebas, bentuk bola atau elip langsing, hijau - merah - hitam.
Biji : panjang kurang lebih 4 mm.
Kandungan Kimia : Minyak atsiri 1-2,5%, Asam butirat Asam 3-Metil Butirat,
Asam heksanoat,Asam2-Me-pentanoat,Asam benzoat, Asam
Fenil Asetat,Asam sinamat, Asam piperonat,Me-heptanoat Me-
oktanoat,2 undekanoat Piperonal, m-Measetofenon n-
Butirofenon, N-Nonan p-Me-asetofenon, N-Tridekan,
Piperidin,Tinalool Nerolido,Formalpiperidin, Alkaloid 2-5%. Terdiri dari
trans-Piperin 90-95% (beras pedas), kandungan lainnya adalah Kavisin Piperidin
Piperettin Piperanin (0,1%) Piperylin Piperaestin A Piperolein A Piperolein B.
Asam lemak 7% Amilum 30-40% Lignan b-metil proline ,Piperin berasa pedas,
rasa pedas ini masih dapat terasa hingga pada pengenceran 1:200.000. Kavisin
merupakan kandungan yang bertanggung jawab terhadap rasa pedas, dia
merupakan isomer basa dari piperin, C17H19NO3, berupa kristal kuning dengan
jarak lebur antara 129-130OC. Sementara piperin sedikit larut dalam air, larut
dalam 15 bagian alkohol atau 36 eter. Bila dikecap mula-mula tidak berasa, lama-
lama terasa tajam menggigit. Apabila Piperin dihidrolisis akan terurai menjadi
Piperidin dan asam piperat. Piperidin adalah cairan mudah menguap, larut dalam
alkohol atau air, ia merupakan Heksahidropiridin, C5H11N.
Lada atau merica (Piper nigrum L.) adalah rempah-rempah berwujud
bijian yang dihasilkan oleh tumbuhan dengan nama sama. Lada sangat penting
dalam komponen masakan dunia dan dikenal luas sebagai komoditi perdagangan
penting di Dunia Lama.
Dosis
- Sebagai oleoresin sebesar 0,015 g hingga 0,06g
- Sebagai serbuk sebesar 0,3 hingga 1,3 gram.
Kegunaan di Masyarakat
Selain digunakan sebagai pelengkap bum-bu dapur, juga sering dipakai untuk obat
tradisional, penguat lambung (stomachicum), dan merangsang keluarnya angin
perut (carminativa), tekanan darah tinggi, sesak nafas dan merangsang keluarnya
keringat.
Referensi:
1. Chang H.M., HW. Yeung, W.W. Tso, A. Koo, 1985, Advanced in Chinese
Medicinal Materials Research : Crude Drugs Acting on Drug Metabolizing
Enzyme Activity., World Scientific., Singapore., P.125-146.
2. Duke, J.A., 1985, CRC-Handbook of Medicinal Herbs., CRC-Press Inc.,
Boca Raton., P.382-383.

2. Piper album ( lada putih )

Lada putih merupakan biji yang berasal dari tanaman lada sendiri, dengan
kulit berwarna lebih gelap. Hal ini biasanya diperoleh dengan proses yang dikenal
sebagai retting, di mana buah yang sudah matang direndam dalam air selama
seminggu, daging lada akan lembut dan terurai. Menggosok kemudian
menghilangkan apa yang tersisa pada buah, dan biji yang sudah telanjang segera
dikeringkan. Alternatif proses digunakan untuk mengeluarkan biji lada dari luar,
termasuk decortication, pemindahan lapisan luar dari lada hitam dari lada kecil
melalui mekanik, metode kimia atau biologis. Lada Putih atau merica putih
kadang-kadang digunakan dalam masakan seperti saos berwarna terang atau
mashed potatoes, walaupun lada hitam yang lebih sering digunakan. Lada putih
dan lada hitam memiliki rasa yang berbeda karena adanya senyawa tertentu pada
lapisan luar buahnya yang tidak ditemukan dalam biji. Selain sebagai bumbu
masakan, lada putih juga banyak digunakan sebagai obat-obatan, seperti untuk
mengobati sakit perut, kolera, kanker, malaria, dll. lada putih juga digunakan
secara topikal sebagai iritan kontra untuk nyeri. Lada putih dapat membantu
melawan kuman (mikroba) penyebab sakit perut. Lada
memiliki kandungan vitamin yang sangat tinggi, terutama vitamin K, selain
vitamin A dan C. Selain itu juga lada memiliki kandungan serat yang sangat
tinggi, rendah kolesterol, dan rendah gula. Beberapa zat lain yang terkandung
dalam lada diantaranya : choline, folic acid, niacin, Pyridoxine, Riboflavin,
Thiamin, Sodium, Potassium, Calcium, Copper, besi, magnesium, mangan,
phosfor, seng.


Efek samping yang ditimbulkan olah lada
Selain bermanfaat untuk kesehatan tubuh, dalam beberapa hal lada dapat
menimbulkan beberapa efek samping yang merugikan, seperti :
Lada putih dapat meningkatkan risiko perdarahan. Perhatian dianjurkan
pada pasien dengan gangguan perdarahan atau mereka yang memakai obat
yang dapat meningkatkan risiko perdarahan. Dosis penyesuaian mungkin
diperlukan.
Lada putih dapat menyebabkan tekanan darah
rendah. Perhatian lebih lanjut disarankan pada pasien dengan tekanan
darah rendah dan pada mereka yang memakai obat, herbal, suplemen atau
jamu yang mempengaruhi tekanan darah.
Lada putih dapat menurunkan kadar gula. Perhatian dianjurkan pada
pasien penderita diabetes atau hipoglikemia dan pada mereka yang
menggunakan obat-obatan, jamu, atau supleme yang mempengaruhi kadar
gula dalam darah.
Jika lada putih terkena mata maka ini akan menimbulkan iritasi pada mata.

Referensi : Septiatin, Eatin ,2008, Apotek Hidup dari Rempah-Rempah,
Tanaman Hias, dan Tanaman Liar, CV.YRAMA WIDYA, Bandung,
(60,61,62).

3. Etanol 96%

Rumus: C2H6O
Kepadatan: 789,00 kg/m
Titik didih: 78,37 C
Titik lebur: -114 C
Massa molar: 46,06844 g/mol
Tekanan uap: 5,95 kPa
Klasifikasi: Alkohol
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau
alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak
berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau
alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak
berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada
minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat
rekreasi yang paling tua.
Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia
C
2
H
5
OH dan rumus empiris C
2
H
6
O. Ia merupakan isomer konstitusional dari
dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan
singkatan dari gugus etil (C
2
H
5
). Fermentasi gula menjadi etanol merupakan salah
satu reaksi organik paling awal yang pernah dilakukan manusia. Efek dari
konsumsi etanol yang memabukkan juga telah diketahui sejak dulu. Pada zaman
modern, etanol yang ditujukan untuk kegunaan industri dihasilkan dari produk
sampingan pengilangan minyak bumi. Etanol banyak digunakan sebagai pelarut
berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan
manusia. Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan, dan obat-
obatan. Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang penting sekaligus sebagai stok
umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah lama
digunakan sebagai bahan bakar. Etanol termasuk dalam alkohol primer, yang
berarti bahwa karbon yang berikatan dengan gugus hidroksil paling tidak
memiliki dua hidrogen atom yang terikat dengannya juga. Reaksi kimia yang
dijalankan oleh etanol kebanyakan berkutat pada gugus hidroksilnya.
Referensi :
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 7, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta
Anonim, 2005, Ekstraksi, Isolasi dan Identifikasi, Departemen Farmakognosi,
Fakultas Farmasi, UMS, Surakarta.
4. KOH-etanolik 10% atau Natrium Hidroksida (Naoh)
Natrium hidroksida mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari
100,3% alkali jumlah, dihitung sebagai NaOH, mangandung Na
2
CO
3
tidak lebih
dari 3%. Pemerian : Putih atau praktis putih, masa melebur, berbentuk pellet,
serpihan atau batang atau bentuk lain. Keras, rapuh dan menjukkan pecahan
hablur. Bila dibiarkan diudara, akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab.
Kelarutan mudah larut dalam air dan dalam etanol (anonim,1995).
Fungsinya dalam percobaan ini yaitu sebagai larutan standar untuk
mentritrasi asam cuka (titran). Sifat fisikanya : memiliki rumus molekul (NaOH),
densitas dan fase : 2,100 g/cm dalam bentuk cairan, memiliki titik lebur 318 C
dan titik didih 1390 C, berupa cairan higroskopis tidak berwarna (Mulyono,
2006).
Sifat kimia dari NaOH yaitu : sangat mudah menyerap gas CO2, senyawa
ini sangat mudah larut dalam air. NaOH merupakan larutan basa kuat, bersifat
sangat korosif terhadap jaringan organik, tidak berbau (Mulyono, 2006).
Referensi :
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta.
Mulyono. 2006. Kamus Kimia Edisi Pertama. Bumi Aksara. Jakarta.








Jenis Ekstraksi
Ekstraksi secara dingin
a. Metode maserasi
Prinsip Maserasi ialah penyarian zat aktif yang dilakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari
yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung
dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati
dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel.
Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan
diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah ( proses
difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam
sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan
penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh
dipisahkan dan filtratnya dipekatkan (Anonim,2008).
Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana.
Sedang kerugiannya antara lain waktu yang diperlukan untuk
mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari yang
digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-
bahan yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan
lilin (Alam, 2007). Metode maserasi dapat dilakukan dengan
modifikasi sebagai berikut :
Modifikasi maserasi melingkar
Modifikasi maserasi digesti
Modifikasi Maserasi Melingkar Bertingkat
Modifikasi remaserasi
Modifikasi dengan mesin pengaduk
Metode Soxhletasi

b. Metode Perkolasi

Prinsip Perkolasi ialah penyarian zat aktif yang dilakukan
dengan cara serbuk simplisia dimaserasi selama 3 jam,
kemudian simplisia dipindahkan ke dalam bejana silinder yang
bagian bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari dialirkan
dari atas ke bawah melalui simplisia tersebut, cairan penyari
akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui
sampai keadan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena
gravitasi, kohesi, dan berat cairan di atas dikurangi gaya kapiler
yang menahan gerakan ke bawah. Perkolat yang diperoleh
dikumpulkan, lalu dipekatkan (anonim, 2008).
Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari
melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi.Keuntungan
metode ini adalah tidak memerlukan langkah tambahan yaitu
sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak. Kerugiannya
adalah kontak antara sampel padat tidak merata atau terbatas
dibandingkan dengan metode refluks, dan pelarut menjadi
dingin selama proses perkolasi sehingga tidak melarutkan
komponen secara efisien. Metode perkolasi biasa digunakan
untuk mengekstraksi bahan yang kandungan minyaknya lebih
mudah terekstraksi. Sementara metode imersi lebih cocok
digunakan untuk mengekstraksi minyak yang berdifusi lambat
(Alam,2007).

Ekstraksi secara panas

a. Metode refluks
Prinsip Refluks ialah penarikan komponen kimia yang
dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu alas
bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-
uap cairan penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi
molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali
menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang
berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung
secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna,
penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam.
Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan
(Anonim,2008).
Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk
mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar
dan tahan pemanasan langsung. Kerugiannya adalah
membutuhkan volume total pelarut yang besar dan sejumlah
manipulasi dari operator (Alam 2007).

b. Metode destilasi uap
Prinsip Destilasi Uap Air ialah penyarian minyak menguap
dengan cara simplisia dan air ditempatkan dalam labu berbeda.
Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke dalam
labu sampel sambil mengekstraksi minyak menguap yang
terdapat dalam simplisia, uap air dan minyak menguap yang
telah terekstraksi menuju kondensor dan akan terkondensasi,
lalu akan melewati pipa alonga, campuran air dan minyak
menguap akan masuk ke dalam corong pisah, dan akan memisah
antara air dan minyak atsiri (Anonim, 2008).
Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi
minyak-minyak menguap (esensial) dari sampel tanaman.
Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk menyari simplisia
yang mengandung minyak menguap atau mengandung
komponen kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada
tekanan udara normal (Alam, 2007).

c. Ekstraksi Soxhlet









Prinsip Soxhletasi ialah penarikan komponen kimia yang dilakukan
dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong yang
telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari
dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan
dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul
cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di
dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan
sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui
pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai
bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak tampak noda jika di KLT,
atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh
dikumpulkan dan dipekatkan (Anonim, 2008).
Keuntungan metode ini adalah :
Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak
dan tidak tahan terhadap pemanasan secara langsung.
Digunakan pelarut yang lebih sedikit
Pemanasannya dapat diatur
Kerugian dari metode ini :
Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada
wadah di sebelah bawah terus-menerus dipanaskan
sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian oleh panas.
Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan
melampaui kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga
dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan volume
pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya.
Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok
untuk menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu
tinggi, seperti metanol atau air, karena seluruh alat yang
berada di bawah komdensor perlu berada pada temperatur
ini untuk pergerakan uap pelarut yang efektif.
Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau
campuran azeotropik dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi
dengan campuran pelarut, misalnya heksan : diklormetan = 1 : 1,
atau pelarut yang diasamkan atau dibasakan, karena uapnya
akan mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut cair di
dalam wadah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah:
Tipe persiapan sampel
Waktu ekstraksi
Kuantitas pelarut
Suhu pelarut
Tipe pelarut

d. Ekstraksi rotavor
Prinsip Rotavapor
Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan
pemanasan yang dipercepat oleh putaran dari labu alas bulat,
cairan penyari dapat menguap 5-10 C di bawah titik didih
pelarutnya disebabkan oleh karena adanya penurunan tekanan.
Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan penyari akan
menguap naik ke kondensor dan mengalami kondensasi menjadi
molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung dalam
labu alas bulat penampung.
Ekstraksi Cair-Cair
Prinsip Ekstraksi Cair-Cair ialah pemisahan komponen kimia di
antara 2 fase pelarut yang tidak saling bercampur di mana sebagian
komponen larut pada fase pertama dan sebagian larut pada fase
kedua, lalu kedua fase yang mengandung zat terdispersi dikocok,
lalu didiamkan sampai terjadi pemisahan sempurna dan terbentuk
dua lapisan fase cair, dan komponen kimia akan terpisah ke dalam
kedua fase tersebut sesuai dengan tingkat kepolarannya dengan
perbandingan konsentrasi yang tetap.

Anonim. 2008. Ekstraksi
(http://medicafarma.blogspot.com/2008/11/ekstraksi.html)
diakses pada tanggal 9 Juni 2013.
Alam, Gemini dan Abdul Rahim. 2007. Penuntun Praktikum Fitokimia.
UIN Alauddin: Makassar.
Apakah fungsi penambahan KOH-etanolik dalam percobaan ini?
Jawab: Penambahan KOH etanolik digunakan untuk memisahkan piperin
dan resin.

You might also like