Virus merupakan penyebab terbanyak keratokonjungtivitis pada semua
umur. Dilaporkan semua jenis virus dapat mengakibatkan kertokonjuntivitis, tetapi yang paling banyak adalah adenovirus. Virus lainya seperti herpes simplek, herpes zoster, dan enterovirus. Keratokonjungtivitis virus biasanya ringan dan self-limited tetapi lebih lama daripada keratokonjungtivitis bakteri, selama 2-4 minggu. Keratokonjungtivis virus ditandai dengan adanya folikel dan limfadenopati preaurikular. Keratokonjungtivitis adenovirus adalah keratokonjungtivis viral terbanyak. embagian serotype adenovirus termasuk keratokonjungtivis epidemika dan demam faringokonjungtiva. !ransmisi terjadi melalui droplet, muntah dan kolam renang. Demam faringokonjuntiva berjalan akut memberikan gejala, konjungtivitis folikuler mengenai satu atau dua mata dengan sekret berair sedikit, terdapat pseudomembran, pembesaran limfadenopati preaurikuler yang tidak nyeri tekan, kelopak bengkak, kelilipan, demam, faringitis, terutama mengenai remaja, dan bersifat epidemik. Keratokonjungtivitis epidemika, umumnya bilateral, pembesaran limfadenopati preaurikuler yang nyeri tekan, mata berair berat, folikel dan perdarahan subkonjungtiva dalam 24 jam, dan terdapat pseudomembran. "dem palpebra, kemosis, dan hiperemi konjungtiva menandai fase akut. Keratokonjungtivitis herpes simplek sering terjadi pada anak-anak dengan tanda folikel pada konjungtiva. #nfeksi biasanya disebabkan oleh virus herpes simplek tipe $, tetapi virus herpes simplek tipe 2 dapat terjadi terutama neonatus. %ekurensi infeksi terjadi pada usia de&asa dengan keterlibatan kornea. ada konjungtivitis herpetik vesikel pada kornea yang dapat meluas membentuk gambaran dendrit. erjalanan penyakit biasanya akut dengan folikel yang besar disertai terbentuknya jaringan parut yang besar pada kornea. Keratokonjungtivitis herpes zoster dapat mengenai semua umur dan umumnya pada usia lebih dari '( tahun. )erpes vari*ela zoster dapat mengenai konjungtiva pada infeksi pertama atau pada infeksi sekunder. #nfeksi dapat terjadi melalui kontak dengan lesi atau droplet. Vesikel pada kulit sesuai dengan dermatom nervus trigeminus. Diagnosis ditegakkan dengan ditemukanya sel raksasa pada pe&arnaan giemsa, kultur virus, dan sel inklusi intranukler. Keratokonjungtivitis hemoragik epidemik akut yang ditandai ptekia yang berlanjut mejadi perdarahan subkonjungtiva. Khas inkubasi penyakit yang pendek +,-4, jam- dan berlangsung singkat +'-. hari-. enyakit ini pertama kali ditemukan di /hana 0frika pada tahun $121 yang menjadi pandemik. Keratokonjungtivitis viral mempunyai gejala limpadenopati preaurikuler, folikel pada konjungtiva, infiltrat, sekret serous mukous, dan tanda-tanda konjungtivitis dan keratitis. Diagnosis Banding Keratokonjungtivits Virus Penyakit Virus Kotoran Lesi Kulit Lesi kornea Perdarahan Subkonjungti va Sitologi Demam Faringokonjunti va Adenovirus serotype 3 dan 7 Serous mukous, Pseudomembra n dem ke!opak Keratitis epite!, in"!trat kornea # $im%osit Keratokonjungti vitis epidemik Adenovirus serotype & dan '( Serous mukous, Pseudomembra n dem ke!opak Keratitis epite!, kekeru)an subepite! *+ , - $im%osit ke.ua!i !eukosit P/0 1erpes Virus )erpes simp!ek dan virus )erpes 2oster Serous mukous Vesike! Keratitis pungtata, dendrit pada beberapa kasus sete!a) 7 )ari 3 $im%osit 1emoragik akut nterovirus serotype 7+ Serous mukous # Keratitis epite! kransien - $im%osit engobatan pada keratokonjungtivitis viral hanya suportif karena dapat sembuh sendiri dalam 3 minggu +self limited disease- jika daya tahan tubuh kuat. Diberikan kompres, astrigen, lubrikasi, pada kasus yang berat dapat diberikan antibiotik dengan steroid lokal. engobatan biasanya simtomatik dan antibiotik untuk men*egah infeksi sekunder. ada keratokonjungtivitis herpes simplek dan herpes zoster, serta keratitis superfisial kontraindikasi untuk diberikan steroid lokal maupun sistemik. engobatan untuk keratokonjungtivitis herpes simplek dan herpes zoster dengan asiklovir 4(( mg4hari selama ' hari, dan dapat diberikan analgetik untuk menghilangkan rasa nyeri.