komponen penyusun tablet Alasan pembuatan tablet Pengaruh fisiologis tubuh dalam merancang formula tablet Kegunaan penyalutan dalam pembuatan tablet Tablet berasal dari kata tabuletta yang berarti lempeng pipih atau papan tipis. Beberapa farmakope menyebutnya dengan comprimere / dicetak bersama
Tablet adalah sediaan obat padat takaran tunggal. Sediaan ini dicetak dari serbuk kering, kristal atau granulat.
Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa cetak, berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan.
KELOMPOK RESORPSI, KERJA LOKAL JENIS TABLET Tablet Peroral Saluran Pencernaan makanan Tablet (umum) Tablet Kunyah Tablet berlapis banyak Tablet Bersalut Tablet efervesen Tablet penukar ion Tablet bersalut tipis Kerja Dihambat Tablet Depo Tablet berlapis banyak Tablet bersalut tahan asam KELOMPOK RESORPSI, KERJA LOKAL JENIS TABLET Tablet Oral Rongga Mulut dan ruang rahang
Dibawah lidah Pada kantong pipi
Tablet hisap
Tablet sublingual Tablet bukal Tablet Parenteral Pembuluh darah, otot, jaringan dibawah kulit Tablet injeksi Tablet implantasi Tablet untuk penggunaan luar Permukaan tubuh dan rongga pada tubuh Tablet mata, tablet vaginal, tablet dental APA YANG MENDASARI MUNCULNYA VARIASI BENTUK SEDIAAN TABLET? Sifat fisikokimia zat aktif (larut air/tidak, tahan pemanasan, stabil pada pH asam atau basa Keadaan fisiologis dan patologis Obat yang diberikan per oral biasanya langsung ditelan berada di mulut sangat singkat, kecuali : Tablet hisap : memerlukan air liur untuk mempermudah pelepasan zat Tablet sublingual : terlalu banyak air liur, dapat mengganggu absorbsi obat akan tertelan Dimulai dari belakang rongga mulut lambung Berupa saluran sempit panjang 25 cm, 3 cm Obat yang ditelan, berjalan karena peristaltik, gaya gravitasi bukan merupakan peran utama tidak mempengaruhi pemberian obat pada posisi berbaring Dalam waktu 2-10 detik, obat sudah mencapai lambung tanpa terjadi absorbsi Organ berupa kantung dengan panjang 25 cm dalam keadaan kosong 10 cm, volume 1- 1.5 liter Bagian yang paling berperan pada absorbsi adalah kelenjar mukosa tebal 3 cm, menyerupai sarang lebah, terdiri dari 4 jejunum dan ileum, mempunyai panjang 6 m, terbentuk dari 14-15 lipatan yang dipenuhi villi-villi menambah luas permukaan absorbsi Sel Utama (chief cell) : penghasil pepsin Sel Parietal : penghasil H + dan Cl -
Sel Epitel melapisi mukosa : penghasil mukus sangat kental Sel Mukosa Bening : penghasil mukus yang larut
Makanan di dalam usus akan memperlama obat berada di tempat tersebut sehingga absorbsi berlangsung sempurna Memformulasi zat yang diabsorbsi di usus bagian atas dengan penyalut tahan asam kesulitan karena umumnya jenis sel penghasil getah yaitu :
Keasaman (pH) mempengaruhi pelarutan zat zat asam lemah akan menurun di lambung khasiat berkurang perbedaan pH lambung karena keadaan patalogik akan mempengaruhi pelepasan dan absorbsi zat tertentu dari bentuk sediaan Hasil penelitian menunjukkan perubahan pH pada :
Subjek pH Rata-rata Normal 1.9 Tukak Usus 1.7 Tukak Lambung 4.1 Gastritis 5.0 Volume Cairan Lambung Viskositas isi lambung yang tinggi mengurangi disintegrasi, disolusi dan kecepatan masa hancuran melewati pylorus mempengaruhi kecepatan absorbsi
Tegangan Permukaan Cairan lambung mempunyai : 38-47 dyne/cm (cukup rendah) kemampuan untuk membasahi dan zat dapat segera menuju duodenum Gerakan Lambung dan Waktu Transit a) Gerakan lambung terjadi secara peristaltik, merupakan gelombang kontraksi dari fundus bagian tengah menuju pylorus b) Gerakan lambung tidak terjadi pengadukan; adanya pengadukan mempercepat pelarutan adanya makanan akan memperlambat pelepasan, pelarutan dan absorbsi obat menurunkan khasiat sediaan obat c) Pembukaan dan penutupan pylorus merupakan fungsi pH cairan duodenum
pH netral pylorus terbuka pH normal (4-6) pylorus menutup kembali Peristaltik juga mempengaruhi pylorus terbuka d) Waktu tinggal diperlama oleh : volume isi lambung konsistensi isi lambung keasaman (pH) bahan berlemak, asam lemah, gula larutan hipertonis emosi menyebabkan pylorus menutup posisi tidur pada posisi kanan e) Pengosongan Lambung dipercepat oleh : kebasaan gas CO 2 meningkatkan kontraksi tablet effervescen segera menuju duodenum posisi tidur pada posisi kiri keadaan berjalan Merupakan kelanjutan dari lambung Terdiri dari 3 bagian, yaitu : duodenum : relatif pendek (usus 2 jari) jejunum : - bagian atas mempunyai fungsi pencernaan karena peranan enzim - bagian bawah illeum : mempunyai fungsi penyerapan karena permukaannya yang luas Peningkatan Luas luas Permukaan (cm 2 ) 1 3300
3 10000
30 100000
600 2000000
Silinder biasa kerkring villi Mikro Villi 4 cm 280 cm Getah saluran cerna yang mempengaruhi absorbsi adalah garam empedu : Mempunyai afinitas rangkap terhadap senyawa hidrofil dan lipofil menurunkan tegangan permukaan cairan sekitarnya dan membentuk emulsi dari bahan berlemak meningkat absorbsi zat larut lemek seperti vitamin A, D, E dan K, griseofolvin dll Membentuk kompleks dengan senyawa tertentu meningkatkan absorbsi pH usus halus duodenum : 5-6 jejunum : 6-7 illeum : 7-8
Adanya perbedaan pH sepanjang usus halus merupakan pertimbangan untuk memilih pH media pelarut pada uji pelarutan sediaan padat oral dengan dengan pelepasan diperlama 2-3 cm tergantung jenisnya, panjang seluruhnya 5-9 cm, berkurang oleh gerakan regangan otot peritoneum Pelarutan penyalut terjadi pada pH alakali Waktu transit : Duodenum : 5-15 menit Jejunum : 2-3.5 menit Illeum : 3-9 menit
Menyebabkan bahan-bahan seperti ribovlafin, griseofolvin, zat besi, tetra siklin dan penisilin akan melewati daerah absorbsi optimumnya khasiat menurun Fungsi penyerapan terhadap air pH berkisar antara 7.5-8 Di bagian Caecum terhadap flora normal dan mikroba, kesetimbangan dapat terganggu dengan adanya obat seperti antibiotik menghasilkan senyawa yang dapat menginakfasi obat, misal penisilinase Waktu tansit 6-9 jam pH waktu Rata2 tinggal
6.7 2-10 tergantung konsistensi
Puasa:1-2 10-60 menit
Ada makanan: 3 1-8 jam 4-6 5-15 menit 6-7 2-3.5 jam 7-8 3-6 jam 7-8 bisa mencapai 18 jam ileum jejunum duodenum ZAT AKTIF ZAT TAMBAHAN Bahan pengisi Bahan pengikat Bahan pelincir Bahan pengatur aliran Bahan pelicin Bahan pemisah hasil cetakan Bahan penghancur Untuk obat dalam jumlah yang sangat kecil, contoh alkaloida, hormon, vitamin) Bertujuan untuk menjamin tablet memiliki ukuran atau massa yang dibutuhkan (0,1-0,8 g) Bersifat netral dan dapat dicerna oleh tubuh Contoh: pati/ amilum (pati kentang, gandum, dan jagung), laktosa, dan campuran keduanya
Bertujuan untuk memberikan kekompakkan dan daya tahn tablet Ditambahkan pada saat granulasi Contoh: gula dan jenis pati, gelatin, turunan selulosa, gom arab, dan tragakan. Gom arab dan tragakan biasa menjadi komponen tablet hisap dan sublingual. Bahan pengatur aliran memeperbaiki daya luncur masa atau granulat yang ditabletasi dan menjamin bahwa tablet mudah mengalir ke dalam ruang cetak. Contoh: talk Karena dapat berfungsi sebagai bahan pengatur aliran, bahna pelicin dan bahan pemisah hasil cetakan. Untuk memudahkan pengeluaran tablet keluar ruang cetak melalui pengurangan gesekan antara dinding dalam lubang ruang cetak dengan permukaan sisi tablet. Contoh yang umum digunakan kalsium dan magnesium stearat, talk Berfunsi untuk menghindarkan lengketnya masa tablet pada stempel dan pada dinding dalam ruang cetak Sebelum ditambahkan zat tambahan ini perlu dianalisa dulu apakah masa cetak terlalu lengket akibat kelebihan jumlah air yang ditambahkan Contoh talk, kalsium dan magnesium stearat, parafin, setil alkohol
Mempercepat hancurnya tablet di dalam air atau cairan lambung Bahan penghancur umumnya bekerja dengan cara: Zat-zat yang meningkatkan kapilaritas, mengabsorpsi lembab dan membengkak. Senyawa yang pada saat kontak dengan lembab mampu membentuk gelombang gas Zat-zat yang dapat meningkatkan daya pembasahan tablet CETAK LANGSUNG GRANULASI Granulasi basah Granulasi kering
Adalah pencetakan bahan obat atau campuran bahan obat-obatan pembantu berbentuk serbuk tanpa proses pengolahan awal TABLET PENGHANCURAN Mikro Granuler Koloida Makro Granuler Penghancuran ke dua PELARUTAN A. Pembahasan permukaan tablet Tegangan antar permukaan tablet/cairan Kehidrofilan senyawa
Karakter penglarutan zat aktif
Bahan pembasah
Daerah mikro pH yang sesuai untuk pelarutan ZAT AKTIF TERLARUT Dalam cairan saluran cerna Karakter penyerapan zat aktif
Pelepasan sebelum daerah optimal ZAT AKTIF TERSERAP PENYERAPAN B. Perembesan cairan ke dalam tablet Diameter pori (gaya kempa, penyebaran granulometrik sifat dan konsentrasi bahan penghancur (kelarutan, kekentalan larutan). C. Penghancur struktur Sifat ikatan antar partikel yang terjadi selama pegempaan. Kemampuan mengembangkan bahan penghancur Kekentalan cairan penghancur.